Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/279660394
CITATIONS READS
0 1,492
3 authors, including:
Gunawan Prayitno
Brawijaya University
13 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Gunawan Prayitno on 17 February 2016.
ABSTRAK
Karakter dari suatu suku dapat dilihat dari tradisi dan budaya yang terbentuk dalam suatu permukiman
dan masih menjaga local wisdom mereka, hal ini dapat terlihat dari permukiman tradisional Suku Sasak di
Dusun Limbungan Kabupaten Lombok Timur, yang menjaga rumah adat mereka dari segala perubahan. Tujuan
dari studi adalah mengidentifikasi karakteristik non fisik sosial budaya masyarakat Dusun Limbungan, dan
mengidentifikasi karakteristik fisik pola tata ruang permukiman yang terbentuk, menganalisis pola tata ruang
permukiman tradisional yang terbentuk akibat pengaruh fisik dan non fisiknya, dan kearifan lokalnya, serta
menentukan arahan pelestarian bagi permukiman tradisional Limbungan. Metode yang digunakan adalah
deskriptif-evaluatif. Hasil studi menunjukkan bahwa konsep keruangan makro yang terbentuk dari tatanan fisik
lingkungan hunian memperlihatkan adanya pembagian ruang permukiman berdasarkan guna lahan, yaitu
tempat hunian di bagian tengah, dan lahan pertanian di bagian luar area permukiman. Dari hasil struktur
ruang permukiman tradisional Suku Sasak Limbungan terbentuk berdasarkan konsep filosofi, yaitu konsep arah
sinar matahari, konsep terhadap gunung rinjani, konsep pembangunan rumah dan elemennya secara berderet
dan tanah berundak-undak, dan konsep bentuk rumah yang seragam terdiri dari rumah yang berjajar (suteran).
Penempatan elemen rumah (bale) berupa panteq memiliki posisi saling berhadapan dengan bale. Pola
pengembangan tata ruang masyarakat Sasak di Dusun Limbungan berorientasi pada nilai kosmologi
berdasarkan sistem kepercayaan dan tradisi-tradisi masyarakat yang berbasis budaya sehingga menghasilkan
ruang-ruang khusus.
Kata kunci: Pola tata ruang, Permukiman tradisioal Sasak Limbungan, Sosial budaya, Pelestarian
ABSTRACT
The characteristics of an ethnic group are able to be seen from the tradition and the culture that are
formed in a settlement and still guard local their domestic tourists, this can be seen from the traditional
settlement of the Sasak Ethnic Group in the Village Limbungan the Lombok Regency East, that is on duty at their
traditional house from all the changes. The aim of the research is identify non physical the culture social
characteristics of the Limbungan Village community, and identify the physical characteristics of the pattern of
the layout of the settlement that is formed, as well as analyses the pattern of the layout of the traditional
settlement that is formed resulting from the influence of the culture social system his community's, and his local
wisdom, as well as determine the conservation directive for the traditional Limbungan settlement. The method
used in this study is descriptive-evaluative. All data was collected through field observation, questionaire and in-
depth interview. The study showed that the spatial concept formed by physical characters of the settlement,
indicates a division of land us; housing area is located in the middle of settlement, and farming area is located
outside of the housing area. From outcome of study the structure traditional settlement space of the Sasak
Limbungan Ethnic Group is formed be based on the concept of philosophy, the concept of the direction of the
sun rays, the concept against the mountain rinjani, the concept of the development of the house and his element
in a lined-up manner and the land berundak-undak, and the concept of the form of the house that the uniform
consists of the lined-up house (suteran). The allocation of the element of the house (bale) take the form of panteq
have the position face each other with bale. The pattern of the development of the layout of the Sasak community
in the Limbungan Village is oriented in the value of cosmology am based on the belief system and the
community's based traditions the culture so as to produce special spaces.
Keyword: The housing pattern of the layout, The traditional Sasak Limbungan settlement, Social the culture,
Conservation
Limbungan Barat sebanyak 71 unit rumah asli. Kajian elemen pembentuk kawasan
Sampel masyarakat didapatkan dari perhitungan pedesaan meliputi:
rumus Slovin sebanyak 82 sampel. 1) Perairan;
1. Tahap pertama: mengidentifikasi 2) Hutan;
karakteristik sosial budaya masyarakat 3) Permukiman;
Dusun Limbungan. 4) Pertanian;
a. Tinjauan sejarah dan perkembangan 5) Infrastruktur; dan
Dusun Limbungan dan budaya 6) Tanah kosong.
bermukim masyarakat Suku Sasak b. Analisis ruang budaya dilakukan untuk
Limbungan yang meliputi sejarah mengidentifikasi keberadaan hirarki
munculnya dusun dan permukiman ruang dan sifat penggunaan ruang yang
tradisional. ada di Dusun Limbungan. Pendekatan
b. Analisis sosial budaya yang dilakukan adalah secara
(Koentjaraningrat, 1982) eksploratif, dengan melihat fungsi dan
1) Sistem kelembagaan; kepentingan ruang permukiman dari
2) Sistem hasil analisis kehidupan budaya dan
kemasyarakatan/kekerabatan; religi dan kegiatan masyarakat sehari-
3) Kehidupan ekonomi; dan hari.
4) Kehidupan budaya dan religi c. Analisis pola tata ruang tempat tinggal.
Hasil interpretasi sejarah dan pengaruhnya Pada tahap ini, analisis dilakukan
terhadap karakteristik sosial budaya dengan mengidentifikasi tiga variabel,
masyarakat Dusun Limbungan, dijadikan yaitu di antaranya:
dasar untuk mendukung kajian untuk 1) Fisik bangunan dan pekarangan;
analisis karakteristik pola tata ruang 2) Struktur tata ruang tempat tinggal;
permukiman tradisional. dan
2. Tahap kedua: mengidentifikasi pola tata 3) Pola tata bangunan.
ruang permukiman Dusun Limbungan dan 3. Tahap ketiga: menentukan arahan
menganalisis kesesuaiannya dengan konsep pelestarian secara fisik dan non fisik
pola tata ruang tradisional Suku Sasak. berdasarkan analisis pola permukiman
a. Analisis tata guna lahan dilakukan untuk sebelumnya dengan kondisi bangunan
melihat elemen apa saja yang eksisisting yang ada.
membentuk ruang permukiman,
pengaruhnya terhadap pemanfaatan HASIL DAN PEMBAHASAN
guna lahan, dan peletakan elemen A. Karakteristik Sosial Budaya
berdasarkan konsep yang dikenal dalam
pola tata ruang tradisional Suku Sasak. 1. Sistem Kelembagaan
Selanjutnya, untuk melihat keterkaitan Memiliki dua sistem pemerintahan, yaitu
antar elemen-elemen pembentuk pemerintahan formal dan pemerintahan
kawasan pedesaan, dilakukan analisis tradisional, atas beberapa kanoman
dengan teknik super impose guna lahan. (pemerintahan kecil), yaitu pimpinan para
Kliang atau kepala dusun
Ngurisan
Keterenagan:
1 = Rumah inti
2 = Halaman rumah
3 = Masjid
2) Upacara perkawinan
Tahap kegiatan berupa: Midang,
Memaling, Sejati, Selabar, Bait Wali, Bait Janji,
Sorong Serah Aji Krama,Nyongkolan.
Bretes
Melahirkan
lu
r Makam leluhur
Ja
a n
d ur
Batu Maliq 5
u
ay luh Kali
6
B ek le
r m
lu ka 2
Ja ma
k e Putra Amaq Nasiadi
an
es pemandi
Jalur pros
6 Masjid
Kali
7 4
2
an
r
Putra Amaq Min
ja
be
ur
Jal
Putra Amaq Amir
7.
4
LEGENDA
2) Upacara perkawinan
1
an
in
aw
5
rk
pe
ra
ca
pa
2
ru
1
lu
6
Ja
LEGENDA
Rumah Ketua
4 Jalan Utama
Adat Laki-laki
Jalan
Lingkungan Rumah Laki-laki
Rumah
Rumah Perempuan
Tradisional
Rumah Ketua
Jalur Nyongkol Adat Perempuan
Rumah Kyai Masjid/Musholla
Jalur
pema 5
an
kama
emakam
n
Sawah
Jalur p
5
ka
du
ah
2 r um
ke
yat
ela
1 rm
lu
Ja
LEGENDA
4
Jalan Utama MAKAM
4) Upacara bertani
- Acara Mundak
ke
m
- Menggala
ak
am
- Penanaman padi
lel
uh
- Panen
ur
Sawah
Ja
lur
up
caa
ra
Be
rt
an
i
Jalur upacara Bertani
LEGENDA
Rumah permanen
Sawah
5) Upacara keagamaan
2
1 2
bi
3 lid
Na
au
M
n
aa
ray
r pe
2 2 Ja
lu
2
LEGENDA
1 Jalan Utama Ruang yang
terbentuk karena
Jalan kegiatan
Lingkungan penduduk
Persil Rumah mengikuti
Tradisional peringatan Maulid
Masjid/Musholla Nabi Muhammad
SAW
Rumah Kyai 0
Keterangan:
A = Bale
B = Panteq (Lumbung dan Berugaq)
Ruang Sacred
(Permukiman Adat)
ur
m
Ti
ng
an Ruang Budaya
bu
m
Li
Ruang Makro
Limb
unga
n Ba
rat (permukiman,
lahan pertanian)
5. Struktur Ruang Berdasarkan Ritual masyarakat Sasak bahwa yang muda juga harus
Pemakaian ruang pada upacara ritual melindungi yang tua, dan jika ada musuh
masing-masing upacara menggunakan ruang menyerang maka kaum yang mudalah yang
permukiman adat secara mikro serta makam terlebih dahulu harus menyerang
leluhur secara makro.
b. Terhadap gunung rinjani
Masyarakat Suku Sasak Limbungan
6. Struktur Ruang Permukiman
meyakini Gunung Rinjani sebagai sumber
a. Konsep filosofis
kekuatan supranatural di Lombok dan tempat
1) Konsep arah sinar matahari
bermukimnya Dewi Anjani yang dihormati oleh
Suku Sasak. Semakin tinggi suatu tempat dan
semakin mendekati gunung rinjani maka sifat
kesakralannya semakin tinggi, Dalam struktur
pembangunan rumah, maka sang orang tua selalu
bertempat tinggal di tempat yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tempat tinggal anak-
anaknya. Begitu pun juga untuk anak yang tertua,
maka peletakan posisi rumahnya berada pada
bagian yang paling tinggi jika dibandingkan
Gambar 7. Pola Arah Hadap timur dengan adik-adiknya. Nilai filosofis yang
terkandung di dalamnya bahwa orang tua harus
Semua permukiman adat di Dusun menurunkan/memberikan panutan dengan sifat-
Limbungan menghadap ke arah timur(sinar sifat leluhur pada anaknya.
matahari) menunjukkan pembentukan karakter
100 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
8. Pola tata ruang tempat tinggal disebut panteq. Penempatan elemen rumah
a. Bale Adat Sasak berupa panteq memiliki posisi saling berhadapan
Semua bale adat Sasak Limbungan dengan bale, dan masing-masing bale memiliki
menghadap ke arah timur, dan setiap rumah satu panteq.
memiliki elemen berupa Lumbung yang juga
Ciri khas Bale Sasak yang terdapat di (hubungan antar sesama manusia) yaitu
Dusun Limbungan dalam bentuk arsitektur: terdapatnya Bale sebagai bangunan utama
a) Bale menghadap arah timur/terbitnya sinar yaitu rumah tinggal yang berjejer dan
matahari, berfungsi sebagai faktor keamanan. didepannya terdapat Panteq yang salah
b) Rumah yang dibangun seragam baik dari satunya terdiri dari Berugaq memiliki fungsi
bentuk dan bahannya yang mencerminkan sebagai ruang publik (untuk menerima tamu,
kekompakan penduduknya, yang masih untuk bersantai, tempat tidur anak laki-laki
memegang teguh adat dan budayanya serta (berugaq) yang menerapkan konsep
menjaga tradisi gotong royong penduduknya bertetangga, dan silaturahim.
dalam melakukan pelaksanaan setiap
upacara. b. Rumah permanen
c) Dibangun diatas pondasi dan undak-undak Rumah permanen (Bale Batu) yang
yaitu untuk menghindari banjir tahunan dan terdapat di Dusun Limbungan mengalami
menghangatkan ruangan pada waktu cuaca perkembangan setelah tahun 1990-an.
dingin
d) Bale sasak mengandung konsep Islami yang
menerapkan konsep Habluminanas
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010 101
PELESTARIAN POLA PERMUKIMAN TRADISIONAL SUKU SASAK DUSUN LIMBUNGAN KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
1) Bale Sasak
Bale Sasak ini memiliki denah berbentuk
segi empat, yang terbagi menjadi dua ruang yaitu
ruang sengko (ruang bawah) yang berfungsi
sebagai ruang tamu (sesangkok), dan dalem bale
(ruang atas) yang terdiri dari kamar tidur, dan
dapur, antara ruang sengko dan dalam bale
dibatasi oleh undak-undak (anak tangga).
102 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
Rina Sabrina, Antariksa, Gunawan Prayitno
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010 103
Gambar 19 Masjid di Limbungan
6) Halaman
Berfungsi sebagai ruang sirkulasi lalu lintas
penduduk, halaman depan sebagai tempat
kegiatan budaya seperti acara pernikahan,
khitanan, kematian, dan lain-lain. Halaman
samping dan belakang berfungsi sebagai kebun
kecil yang ditanami tanaman berupa sayur-sayur,
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
penduduk.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010 104
Rina Sabrina, Antariksa, Gunawan Prayitno
7) Pagar
8) Bong
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010 105
PELESTARIAN POLA PERMUKIMAN TRADISIONAL SUKU SASAK DUSUN LIMBUNGAN KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
senioritas dalam tingkatan usia. Orang yang lebih dan yang lebih muda berada di tempat yang lebih
tua membangun rumahnya pada tempat tertinggi rendah.
Distribusi ruang antara secret dan profane, berugaq selain untuk menyambut tamu,
yang ditunjukkan oleh pentingnya nilai lumbung pertemuan antar warga juga acara ritual
yang dapat disetarakan dengan kehidupan, juga digunakan di berugaq.
Gambar 27 Ekisting Kedudukan Antar Elemen Bangunan Suku Sasak di Dusun Limbungan
106 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
Rina Sabrina, Antariksa, Gunawan Prayitno
1) Makam rujuq yang berfungsi sebagai tempat dan keagamaan seperti hari besar Idul Fitri,
pertapaan, pencarian benda pusaka, dan dan Idul adha; dan
mendalami ilmu-ilmu mistik; 3) Makam gunung dan samak borok berfungsi
2) Makan batu maliq dan pepadang berfungsi sebagai permohonan untuk menyembuhkan
sebagai tempat masyarakat memohon doa penyakit.
setiap melakukan upacara budaya seperti
pernikahan, kelahiran, tolak bala, minta hujan,
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010 107
PELESTARIAN POLA PERMUKIMAN TRADISIONAL SUKU SASAK DUSUN LIMBUNGAN KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
SARAN
Studi lanjutan dapat membahas aspek
spasial pada permukiman tradisional Sasak
Limbungan, aspek ekonomi masyarakat maupun
aspek sosial budaya dalam permukiman
tradisional Sasak Limbungan yang tidak lepas
dari tuntutan perkembangan zaman, dan
melanjutkan Permukiman tradisional Limbungan
sebagai daya tarik wisata budaya Suku Sasak
yang masih asli.
Pemerintah harus ikut campur tangan dalam
arahan pelestarian permukiman dengan cara
memberi bantuan dana, promosi, dan
memberikan penyuluhan kepada warga mengenai
pentingnya pelestarian pada rumah tradisional
Limbungan, karena jika pemerintah tidak
memberikan bantuan dan dukungan
dikhawatirkan masyarakat akan lebih tertarik
untuk tinggal di rumah permanen.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 1982. Sejarah Teori
Antropologi I. Jakarta: UI Press.
Oswald, F. & Baccini, P. 2003. Netzstadt
Einfhrung in das Stadtentwerfen. Berlin:
Birkhuser-Verlag fr architektur.
Tanudirjo,A. 2003.Warisan Budaya Untuk
Semua Arah Kebijakan Pengelolaan
Warisan Budaya Indonesia di Masa
Mendatang. Makalah Kongres Kebudayaan
V. Bukit Tinggi, 2002.
Widayati, N. 2002. Permukiman Pengusaha
Batik Di Laweyan Surakarta. Jakarta:
Program Pascasarjana Fakultas Sastra
Universitas Indonesia.
108 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010