Você está na página 1de 4

Adab Pergaulan Laki-Laki Dan Wanita Dalam Islam

Tuntunan Agama Islam - Sekarang kita coba membahas tentang pergaulan laki-laki dan
wanita dalam Islam. Pada zaman Raslullh saw. kaum wanita biasa menghadiri shalat
berjama'ah di masjid bersama kaum pria. Kaum wanita juga ikut menghadiri shalat Hari-Raya di
lapangan dan bersama-sama mengumandangkan takbir. Bahkan mereka (kaum wanita) diikut-
sertakan dalam perang oleh Raslullh saw. terutama untuk merawat orang-orang yang terluka
dsb. Hal itu bisa dijumpai dalam kitab-kitab shahh, seperti: Shahh Al-Bukhr, Muslim dll
Begitu-pula dalam hal menuntut ilmu, kaum wanita tidak mau ketinggalan dari kaum pria
sehingga mereka membuat waktu khusus bagi Raslullh saw. untuk mengajar dalam majelis
mereka sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imm Al-Bukhr pada Bab 'Ilmu dalam kitab
"Shahhnya". Namun Islm tetap memberikan beberapa batasan dalam pergaulan antara laki-laki
dan perempuan.
Dr. Ysuf Al-Qardhw (hafizhahullh) memberikan 6 (enam) patokan hukum dalam
pergaulan antara laki-laki dan perempuan, yaitu:
1. Menahan pandangan dari kedua-belah pihak. Artinya, tidak boleh melihat 'aurat, tidak
boleh memandang dengan syahwat, tidak lama-lama memandang tanpa keperluan,
sebagaimana firman Allh :


...........

Artinya :
"Katakanlah kepada orang-orang mumin laki-laki; hendaklah mereka menahan
pandangan mata mereka dan memelihara kemaluannya..........". (Surah An-Nr (24):30)

Dan firman Allh:

..........



Artinya :
"Dan katakanlah kepada para mu'mint perempuan, agar mereka -- juga -- menahan
pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka.......".(Surah An-Nr
(24):31)

2. Pihak wanita harus mengenakan pakaian yang sopan yang dituntun syara', yang menutup
seluruh tubuh selain muka dan telapak tangan, jangan tipis dan jangan dengan potongan
yang menampakkan bentuk tubuh. Allh berfirman :

......


Artinya :
"...dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak
daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya...". (Surah
An-Nr (24):31)
Diriwayatkan dari beberapa shahabat bahwa perhiasan yang biasa tampak ialah muka dan
tangan. Allh berfirman mengenai sebab diperintahkan-Nya berlaku sopan :

.........
Artinya :
".......Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu...". (Surah Al-Ahzb (33):59)

Dengan pakaian tersebut, dapat dibedakan antara wanita baik-baik dengan wanita
nakal. Terhadap wanita yang baik-baik, tidak ada laki-laki yang suka mengganggunya,
sebab pakaian dan kesopanannya mengharuskan setiap orang yang melihatnya untuk
menghormatinya.

3. Mematuhi adab-adab wanita muslimah dalam segala hal, terutama dalam pergaulannya
dengan laki-laki :
a. Dalam perkataan, harus menghindari perkataan yang merayu dan membangkitkan
rangsangan. Allh berfirman :

Artinya :
".........Maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik".
(Surah Al-Ahzb (33):32)

b. Dalam berjalan, jangan memancing pandangan orang. Firman Allh:

..........

Artinya :
".....Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan...". (Surah An-Nr (24):31)

c. Dalam gerak, jangan berjingkrak atau berlenggang-lenggok, seperti yang disebutkan


dalam hadits :

Artinya :
"(Yaitu) wanita-wanita yang menyimpang dari ketaatan dan menjadikan hati laki-
laki cenderung kepada kerusakan (kema'shiatan)". (H.R. Ahmad dan Muslim)
Jangan sampai ber-tabaruj (menampakkan 'aurat) sebagaimana yang dilakukan
wanita-wanita jahiliyyah tempo dulu ataupun jahiliyyah modern.

4. Menjauhkan diri dari bau-bauan yang harum dan warna-warna perhiasan yang seharusnya
dipakai di rumah, bukan di jalan dan di pertemuan-pertemuan dengan kaum laki-laki.

5. Jangan berdua-duaan (laki-laki dan wanita) tanpa disertai mahram. Banyak hadits shahh
yang melarang hal ini seraya mengatakan, "Karena yang ketiga adalah syaithn".
Jangan berduaan sekali pun dengan kerabat suami atau isteri. Sehubungan dengan ini,
terdapat hadits yang berbunyi:

: ,
:,


Artinya :
"Janganlah kalian masuk ke tempat wanita". Mereka (shahabat) bertanya: "Bagaimana
dengan ipar wanita?". Beliau menjawab: "Ipar wanita itu membahayakan".
(H.R. Al-Bukhr)

Maksudnya, berduaan dengan kerabat suami atau isteri dapat menyebabkan


kebinasaan, karena bisa jadi mereka duduk berlama-lama hingga menimbulkan fitnah.

6. Pertemuan itu sebatas keperluan yang dikehendaki untuk bekerja sama, tidak berlebih-
lebihan yang dapat mengeluarkan wanita dari naluri kewanitaannya, menimbulkan fitnah,
atau melalaikannya dari kewajiban sucinya mengurus rumah tangga dan mendidik anak-
anak. (Lihat Fatwa-Fatwa Kontemporer jilid II hal. 393 - 395)

Demikianlah 6 (enam) patokan dalam pergaulan antara kaum laki-laki dengan kaum
wanita dalam Islm, yang Insya-Allh bila dipatuhi akan mendatangkan manfaat yang besar.
(Wallhu A'lam)

Você também pode gostar