Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
Diesel Engine Repair
Hak cipta dilindungi undang-undang. Reproduksi setiap bagian buku ini tanpa izin dari pemilik hak
cipta adalah melanggar hukum. Permintaan izin atau informasi lebih lanjut harus ditujukan kepada
Manager, Asia Pacific Learning, Australia.
Material subyek ini diterbitkan oleh Caterpillar of Australia Pty Ltd dengan pemahaman bahwa:
1. Caterpillar of Australia Pty, Ltd, para pejabat, penulis, atau pihak-pihak lain yang terlibat
dalam persiapan publikasi ini tidak memiliki tanggung jawab kontraktual, tidak langsung, atau
bentuk tanggung jawab lain terhadap pihak mana pun (pembeli dari terbitan ini atau bukan)
dalam hal penerbitan atau konsekuensi yang ditimbulkan atas penggunaannya, termasuk
semua penghapusan seluruh atau bagian apa pun dari isi terbitan ini yang dibuat oleh siapa
pun yang dipercayakan.
2. Caterpillar of Australia Pty, Ltd tidak bertanggung jawab terhadap setiap orang atas apa pun
dan konsekuensi dari apa pun yang sudah dilakukan atau akan dilakukan oleh seseorang
yang mengandalkan, baik seluruh maupun sebagian, pada seluruh atau salah satu bagian
dari isi bahan subyek ini.
Penghargaan
Ucapan terima kasih khusus kepada Keluarga Caterpillar atas kontribusi mereka dalam meninjau
kurikulum untuk program ini, khususnya:
Insinyur dan instruktur Caterpillar
Insinyur dan instruktur dealer
Institusi Caterpillar
APLTCL046
PENDAHULUAN MODUL
Judul Modul
Perbaikan Engine Diesel
Uraian Modul
Modul ini mencakup pengetahuan dan keterampilan mengenai Perbaikan Engine Diesel. Setelah
menyelesaikan modul ini dengan memuaskan maka para siswa akan mampu dengan cakap
melakukan servis dan memperbaiki Engine Diesel.
Prasyarat
Modul berikut ini harus diselesaikan sebelum penyampaian modul ini:
APLBUS006 - Kesehatan & Keselamatan Kerja
APLTCL001 - Air Induction & Exhaust System
APLTCL006 - Measuring Tools
APLTCL007 - Workshop Tools
APLTCL008 - Diesel Fuel System (NSFS & MUI)
APLTCL010 - Bearing dan Seal
APLTCL035 - Diesel Engine Fundamental
Metoda Penilaian
Ruang Kelas dan Bengkel
Untuk dapat menyelesaikan modul ini dengan memuaskan, para siswa harus memperlihatkan
kecakapan di dalam semua hasil pembelajaran. Sebagai konsekuensi, kegiatan dan penilaian akan
mengukur semua persyaratan modul yang diperlukan.
Untuk modul ini, para siswa harus berpartisipasi di ruang kelas dan dalam kegiatan praktek di bengkel
serta dengan memuaskan menyelesaikan hal-hal berikut ini:
Buku Kerja Kegiatan
Penilaian Pengetahuan
Kegiatan Praktek
APLTCL046
Tempat Kerja
Untuk memperlihatkan kecakapan dalam modul ini para siswa diwajibkan untuk dengan memuaskan
menyelesaikan Penilaian di Tempat Kerja.
APLTCL046
Kriteria Penilaian
APLTCL046
Kriteria Penilaian
2.2.2.1 Engine
2.2.6.1 Radiator
2.2.6.2 Heater
2.2.6.3 Turbocharger
2.2.6.4 Saluran bahan bakar
2.2.6.5 Selang transmisi (jika diperlukan)
2.2.7 Melepaskan gauge
2.2.8 Tutup semua lubang/ujung tube
2.2.9 Pemilihan dan pemasangan peralatan pengangkat
2.2.9.1 Penggunaan titik-titik pengangkat yang benar
(jika dilengkapi)
2.2.9.2 Pusat gravitas (keseimbangan)
2.2.9.3 Penggunaan teknik pengangkatan yang benar
APLTCL046
- Rintangan
Kriteria Penilaian
3.1.6 Melepaskan:
3.1.6.2 Turbocharger
3.1.6.3 Exhaust manifold
3.1.6.4 Coolant pump
3.1.6.5 Fuel injection pump
3.1.6.6 Valve cover
3.1.6.7 Rocker Arms dan Shaft
3.1.6.8 Cylinder head
- Valve
- Injector
Kriteria Penilaian
APLTCL046
4.7.1 Goresan
4.7.2 Karat
4.7.3 Material kasar di dalam cairan pendingin
4.7.4 Retakan
4.7.5 Kavitasi
4.7.6 Sisik (scale)
4.7.7 Penggosokan (fretting)
4.7.8 Patahan vertikal
4.7.9 Perubahan warna
Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian
APLTCL046
Kriteria Penilaian
7.2.1 Rancangan
7.2.2 Kegagalan
7.2.3 Kegagalan piston ring
7.2.4 Cooling jet
7.2.5 Pemeriksaan dan servis
7.2.6 Merangkai trunk type piston ke connecting rod
7.2.7 Merangkai cross head piston ke connecting rod
7.2.8 Rancangan piston ring
Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian
APLTCL046
APLTCL046
Hasil Pembelajaran 10: Menjelaskan prosedur pemeriksaan dari flywheel housing, flywheel,
timing cover dan crankshaft pulley.
Kriteria Penilaian
Hasil Pembelajaran 11: Melakukan tugas perbaikan pada sebuah engine diesel
Prasyarat:
Semua siswa wajib menyelesaikan penilaian pengetahuan sebelum
mencoba hasil pembelajaran ini.
Kriteria Penilaian
APLTCL046
APLTCL046
DAFTAR ISI
APLTCL046
TOPIK 1
DEFINISI
Engine rebuild/overhaul merupakan suatu prosedur terorganisir yang dilakukan untuk
mengembalikan performa engine ke nilai spesifikasi dan memberikan usia kedua dengan merekondisi
komponen yang dilakukan mengacu pada instruksi Reusability Guideline Caterpillar.
Disamping penggantian part-part yang telah disebutkan sebelumnya, hal lainnya yang dilakukan
sewaktu melakukan overhaul adalah :
1. Pemeriksaan yang menyeluruh atas part-part yang lainnya.
2. Penggantian seal, gasket dan lain sebagainya
3. Pembersihan saluran-saluran di engine block.
Interval overhaul yang terdapat pada Maintenance Schedule merupakan interval yang
direkomendasikan Caterpillar. Interval ditunjukkan dengan total fuel consumption dan Service Hour.
Interval ini merupakan nilai rata-rata dan beberapa engine mungkin akan mencapai masa overhaul
lebih cepat dan yang lainnya dapat juga lebih panjang.
Pengukuran yang nyata untuk menentukan masa overhaul engine adalah dengan mengukur output
tenaga, kompresi, konsumsi fuel dan oil. Jika engine masih memenuhi standar performa setelah
melakukan pemeriksaan parameter di atas, maka engine tidak perlu untuk dioverhaul meskipun
interval jam overhaulnya sudah tercapai.
Service hour
Service hours merupakan nilai rata-rata yang diambil dengan asumsi load factor engine yang sesuai
dengan aplikasinya. Hour yang tertera akan terlalu tinggi jika engine dioperasikan dengan beban yang
terlalu tinggi dan terlalu rendah jika engine dibebani terlalu ringan. Pengurangan jam operasi engine
pada kondisi full load tentunya menurunkan rata-rata kebutuhan power yang dihasilkan engine.
Penurunan rata-rata power yang dihasilkan akan meningkatkan umur engine dan interval overhaul
dan begitu juga sebaliknya.
Table 1
F/R = H
"R" adalah rate fuel consumption dalam liters per jam atau gallon per jam.
APLTCL046
Tabel 1 merupakan rumus yang dipergunakan untuk menentukan interval overhaul dalam service
hours.
Gunakan catatan konsumsi fuel aktual, jika memungkinkan. Jika tidak tersedia, gunakan prosedur
berikut untuk memperkirakan konsumsi fuel :
Table 2
Top End
1,000,000 L
Overhaul
2,000,000 L (528,340 US gal) (264,170 US
gal)
Second
Top End
4,000,000 L (1,056,680 US n/a n/a n/a
Overhaul
gal)
Major
3,000,000 L
Overhaul 6,000,000 L (1,585,020 US 4,000,000 L (1,056,680 US gal)
(792,510 US
gal)
gal)
(1)
Fuel consumption berdasarkan load factor sekitar 60 percent.
(2)
Fuel consumption berdasarkan load factor sekitar 80 percent.
(3)
Fuel consumption berdasarkan load factor sekitar 40 percent.
Oil Consumption
Oil Consumption dapat juga dipergunakan sebagai indicator untuk menentukan engine harus
dioverhaul. Konsumsi oil proporsional dengan persentase load engine. Ketika persentase load engine
meningkat, jumlah oil yang dikonsumsi per jam juga meningkat. Oil consumption rate (brake specific
oil consumption) diukur dalam gram per kW/h (lb per bhp). Brake specific oil consumption (BSOC)
tergantung pada load engine. Pada saat engine oil consumption meningkat tiga kali nilai
konsumsi oil yang normal yang diakibatkan oleh normal wear, maka engine harus dijadwalkan
untuk di-overhaul disamping dapat juga diindikasikan oleh meningkatnya blowby dan sedikit
peningkatan konsumsi fuel.
Mengacu ke LEKQ4028 untuk nilai BSOC yang direkomendasikan.
APLTCL046
Faktor lainnya
Factor lainnya yang harus menjadi pertimbangan untuk menentukan kapan waktu melakukan overhaul
disamping factor ekonomis lainnya adalah :
Seberapa konsisten dilakukannya preventive maintenance.
Kualitas fuel
Kondisi operasi
Hasil SOS
Meningkatnya kebisingan engine dan vibrasi.
Apabila overhaul tidak dilakukan, resiko keausan piston, kerusakan rod, ke-fatigue-an bearing atau
kemungkinan terjadinya kerusakan yang lebih parah akan meningkat.
Severe operation dapat mempercepat keausan komponen. Engine yang selalu beroperasi pada
severe condition akan memerlukan perawatan berkala yang lebih sering.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan (environmental factor) yang dikategorikan dapat menyebabkan engine beroperasi
pada severe operation adalah :
2. Kebersihan
Jika peralatan tidak dibersihkan secara berkala, beroperasi pada lingkungan yang kotor dan
berdebu dapat merusak komponen. Meningkatnya lumpur, kotoran dan debu yang menyelimuti
komponen, dapat menyebabkan proses maintenance lebih sulit dilakukan dan kotoran yang
menumpuk tersebut dapat mengandung bahan yang menimbulkan karat dan merusak komponen.
APLTCL046
JENIS-JENIS OVERHAUL
Overhaul yang dilakukan pada engine terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan jenis engine, jenis
kerusakan dan rekomendasi operation & maintenance manual (OMM).
Terdapat dua jenis top overhaul yang dilakukan pada engine, namun tidak berlaku pada semua
engine, untuk menentukan hal ini, mengacu pada rekomendasi Operation & Maintenance Manual.
Pekerjaan yang umum dilakukan selama proses top end overhaul adalah pada komponen-komponen
berikut :
Unit Injector
Pemeriksaan dan penggantian unit injectors perlu dilakukan untuk memastikan performa engine
kembali ke nilai spesifikasi setelah proses overhaul dilaksanakan.
Keausan unit injector dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
Kualitas fuel
Kualitas penyeringan (filtration) fuel
APLTCL046
Keausan unit injector dapat mengakibatkan meningkatnya dengan cepat tingkat emisi exhaust atau
penurunan performa engine. Misfire pada single cylinder tidak termasuk pada kategori normal wear.
Kondisi ini dapat diperbaiki dengan melakukan penggantian unit injector yang rusak.
Hal-hal berikut ini dapat menyebabkan unit injectors harus lebih sering diperiksa :
Menggunakan fuel yang tidak direkomendasikan oleh spesifikasi fuel yang terdapat pada
Operation and Maintenance Manual.
Temperature udara sekitar yang ekstim sehinggan mengurangi kemampuan fuel untuk
menghasilkan pelumasan.
Filter yang sering sekali mengalami penyumbatan.
Kurangnya perawatan terhadap fuel tank atau tempat penyimpanan fuel sehingga memungkinkan
banyaknya air, endapan dan lain sebagainya.
Kurangnya perawatan fuel filter
Catatan : Sekitar 1 L (1 qt) oil akan tetap berada pada housing setelah oil dibuang dari oil pan . Oil ini
akan terbuang dari housing ketika cover pada oil gallery dibuka. Ikuti prosedur pembersihan oil
suction screen.
Secara keseluruhan, proses pekerjaan yang dilakukan pada komponen-komponen tertera pada table
3 berikut :
Tabel 3
Service Top End Overhaul (First Interval) Top End Overhaul (Second Interval)
Clean
Inspect Aftercooler core
Pressure test
(3)
- Connecting rod bearings
(3)
Inspect - Cylinder liners
(3)
- Piston crowns and skirts
(3)
- Piston pins
APLTCL046
Tabel 3
Inspect
Rocker arms
Rebuild
- Prelube pump
- Camshaft lifters
Spacer plates
Rebuild
- Turbochargers
Replace
Overhaul (Major)
Caterpillar merekomendasikan jadwal major overhaul untuk meminimalkan downtime. Perlunya
dilakukan major overhaul seperti telah dibahas sebelumnya ditentukan oleh beberapa factor yaitu :
Peningkatan oil consumption
Peningkatan crankcase blowby
APLTCL046
Peningkatan keausan metal pada oil pelumas menunjukkan bahwa bearing dan permukaan yang aus
perlu dilakukan perbaikan. Peningkatan tingkat kebisingan dan getaran mengindikasikan komponen
yang berputar memerlukan perbaikan.
Catatan:
Jika memungkinkan lakukan oil analysis (SOS) untuk mengindikasikan peningkatan keausan
metal pada oil pelumas. Cylinder liner dapat mengalami keausan sehingga dapat
mengakibatkan polishing pada bore dan peningkatan oil pelumas yang tercampur dengan
logam akibat keausan.
Catatan :
Perlengkapan yang digerakkan dapat juga membutuhkan perbaikan ketika dilakukan major
overhaul engine, mengacu pada literature yang disediakan OEM perlengkapan yang
digerakkan.
Major overhaul mencakup pekerjaan yang dilakukan ketika top end overhaul namun memerlukan part
dan biaya pekerjaan yang lebih besar karena pada pekerjaan ini, seluruh komponen engine engine
dibongkar.
Ketika major overhaul, seluruh bearing, seal, gasket, dan komponen yang mengalami keausan
dibongkar. Komponen kemudian dibersihkan dan diinspeksi. Jika perlu, komponen diganti. Crankshaft
diukur tingkat keausannya dan mungkin saja memerlukan regrinding, namun alternatif lainnya dapat
berupa menggantinya dengan part baru atau part reman.
Pemeriksaan (Inspect)
Pemeriksaan komponen dilakukan mengacu pada instruksi publikasi reusability Caterpillar. Mengacu
pada Guidelines for Reusable Parts and Salvage Operations, SEBF8029, "Index of Publications on
Reusability or Salvage of Used Parts". Panduan ini dibuat untuk membantu dealer Caterpillar dan
Customer mengurangi biaya penggantian komponen. Komponen yang baru tidak diperlukan jika part
yang ada masih dapat dipergunakan, dapat direkondisi atau diperbaiki. Jika petunjuk mengenai
komponen tidak terdapat pada reusability guidelines, mengacu pada module "Specifications" pada
Service Manual,.
Rebuild
Komponen dapat direkondisi supaya memenuhi standard untuk dipergunakan kembali mengacu pada
reusability guideline.
Penggantian (Replace)
Usia pakai dari komponen sudah habis dan komponen dapat mengalami kerusakan sebelum interval
overhaul selanjutnya. Komponen harus diganti dengan komponen yang baru yang sesuai dengan
spesifikasi. Komponen pengganti dapat berupa komponen baru, CAT remanufactured part, rebuilt
part, atau part bekas (used part). Sejumlah komponen yang aus dapat juga diganti dengan part
exchange.
APLTCL046
Tabel 4 berikut merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan pada komponen-komponen engine
selama melakukan major overhaul.
Tabel 4
Clean /Inspect/
Aftercooler core Camshaft thrust washers
Test
Camshafts Crankshaft
Crankshaft vibration
Inspect /Replace Engine mounts
damper
Driven equipment
Inspect Engine wiring harness
(alignment)
Inspect
Rocker arms Camshaft bearings
/Rebuild
Piston rings
Apabila hasil dari rangkaian proses di atas mengharuskan engine untuk di overhaul, maka tahapan
selanjutnya yang harus dilakukan adalah :
Informasi yang diperlukan sewaktu melakukan review history engine dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti :
APLTCL046
1. Sebagai fakta sewaktu menginventarisir semua komponen engine yang dikirim ke dealer dan
yang tertinggal di customer.
2. Sebagai fakta untuk menjelaskan komponen yang tidak tersedia (hilang) pada engine atau kondisi
aktual komponen engine (apabila ada yang mengalami kerusakan).
3. Bahan acuan dalam membuat part list untuk keperluan pengorderan part.
4. Sebagai kelengkapan dokumen overhaul dan warranty.
5. Sebagai referensi dalam melakukan assembly dan dengan adanya foto ini, proses assembly
dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Proses ini sangat penting diperhatikan, karena jika tidak akan menghambat proses assembly dan
finishing.
APLTCL046
TOPIK 2
Engine Safety
1. Sebelum membersihkan dengan steam cleaning pada engine dan area sekelilingnya, lakukan
pemeriksan visual terhadap kondisi engine dan komponennya berkenaan dengan adanya
kebocorankebocoran oil, fuel dan coolant. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
tindakan-tindakan apa saja yang nantinya akan kita lakukan pada tiap komponen.
2. Amankan atau lepaskan semua Hydraulic Equipment yang dapat mengganggu pekerjaan
pelepasan engine. Lepaskan semua komponen kelistrikan electrical (termasuk baterai), dan
pasang tanda pada kabel untuk mempercepat proses pemasangan ulang.
3. Buang cairan pelumas, Fuel and Coolant. Bleeding ( bebaskan ) udara jika Air System digunakan
pada Vehicle atau Engine tersebut.
APLTCL046
NOTE:
Jangan men-drain Cooling System saat engine dalam kondisi panas karena dapat merusak
engine dan menyebabkan cidera pada manusia.
4. Lindungi tiap komponen kelistrikan yang tidak dilepas agar tidak kontak langsung dengan
semprotan steam cleaning.
5. Bersihkan menggunakan steam cleaning terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran yang
melekat, grease dan oli, sehingga dapat memudahkan dalam proses pemeriksaan visual dan
mempercepat proses pembongkaran.
6. Bersihkan area di sekitar engine sehingga peralatan pengangkat tidak terhalangi saat engine
hendak dipindahkan dari kedudukannya.
7. Lepaskan hose radiator dan hose power steering (jika dilengkapi). Lepaskan fuel, oil and coolant
gauge, jika digunakan.
8. Lepaskan coolant, oil dan fuel filter dari tempatnya. Lepaskan tube atau hose dari turbocharger.
Lepaskan air cleaner, pipa exhaust dan transmisi (jika diperlukan).
9. Tutup semua ujung hose dan lube untuk mencegah masuknya material asing kedalam sistem.
10. Pasanglah eyebolt atau lifting bracket pada titik angkat yang tepat untuk memastikan
pengangkatan pada titik keseimbangan yang aman.
11. Jika memungkinkan, gunakan adjustable lifting beam dengan adjustable pull point. Jika
menggunakan rantai atau kabel, maka harus tersusun secara parallel dan setegaklurus mungkin
terhadap objek yang akan diangkat (Gambar 2). Pastikan eyebolt atau baut bracket masuk
dengan kedalaman minimal 11/2 kali diameternya agar terjadi perpindahan berat yang sesuai
pada thread.
12. Setelah memposisikan hoist (atau alat angkat yang lain) dengan benar dan tidak kendur, lepaskan
bautbaut engine mounting. Mulailah mengangkat engine. Periksa apakah beban seimbang dan
periksa kembali apakah ada halangan lain yang dapat mengganggu selama proses
pengangkatan.
Perhatian:
Jauhilah beban dan miringkan beban pada batas ketinggian tertentu untuk memutar engine
dengan bebas. Gunakanlah tali untuk memandu engine selama proses pengangkatan.
Turunkan engine beberapa inchi dari lantai, kemudian pandu engine ke area kerja.
APLTCL046
Sebelum meletakkan engine ke engine stand, kemungkinan perlu untuk melepaskan komponen dan
parts seperti mounting bracket, clamp, belt dsb. Lakukan ini secara sistematik. Identifikasi komponen
komponen mounting berdasarkan tempat di mana komponen tersebut dilepaskan. Tempatkan
komponen dan parts dalam satu kesatuan di dalam rack atau tray. Lepaskan exhaust dan intake
manifold turbocharger, water pump, water manifold and thermostat housing, oil cooler dan semua
sambungannya. Jika posisi fuel injection pump sedemikian rupa sehingga dapat rusak selama proses
pengerjaan engine, maka sebaiknya dilepaskan juga.
Setelah tiap-tiap komponen dilepaskan, lakukan pemeriksaan visual terhadap terjadinya distortion
pada flange dan bracket, flange pecah atau patah, serta thread yang mengalami perubahan warna
(discoloration) dan rusak. Periksa gasket dan seal untuk menentukan apakah telah terjadi kebocoran
udara, oli, coolant atau fuel. Bautlah mounting adapter sesuai dengan yang direkomendasikan secara
aman pada engine dan posisikan engine pada stand sebelum melepaskan hoist atau alat pengangkat.
APLTCL046
APLTCL046
TOPIK 3
Prosedur Disassembly
PENDAHULUAN
Karena banyak sekali macam rancangan engine, maka hanya memungkinkan untuk
merekomendasikan prosedur dasar disassembly. Diantaranya adalah :
1. Selalu gunakan hand dan power tool yang sesuai. Jangan gunakan punch dan hammer dimana
seharusnya menggunakan puller.
2. Ketika mengangkat komponen yang berat, pastikan hoist memeilki kapasitas angkat yang tepat
dan beban dalam keadaan aman. Ketika membongkar, berhati-hatilah, jangan menjatuhkan
komponen.
3. Simpan sub-komponen secara terpisah dan dalam satu kesatuan.
4. Identifikasi semua komponen yang dilepaskan dan tandai posisi dan lokasi asalnya pada engine
sehingga dapat diganti dengan cepat setelah pemeriksaan dan/atau diagnosa.
5. Akan sangat menghemat waktu yang cukup banyak jika tiap komponen atau part diperiksa selama
proses disassembly dan membuat daftar part yang perlu diganti.
Intake Manifold
Intake manifold dibautkan pada Cylinder Head dan saling menghubungkan dengan intake port pada
baris Cylinder.
Normalnya terbuat dari camputan besi atau aluminium tuang (cast) dan dirancang untuk membantu
pengumpulan (aid scavenging) udara. Mounting flange diratakan untuk menyekat (dengan sebuah
gasket) inlet port ke cylinder head dan membentuk penyekat bagi komponenkomponen yang
terhubung dengannya.
Inlet manifold belt harus dilepas secara berurutan berdasarkan spesifikasi pabrik untuk menghindari
terjadinya ketidakrataan (warpage).
Turbocharger
APLTCL046
Untuk melepas turbocharger, lepaskan sambungan oil inlet dan outlet hose terlebih dahulu, baru
kemudian Turbocharger. Tutup bagian turbocharger yang terbuka agar terhindar dari kontaminasi.
Exhaust Manifold
Exhaust manifold terbuat dari campuran besi tuang (cast) sehingga akan tahan terhadap perubahan
temperature yang tinggi tanpa retak atau distorsi. Exhaust manifold dirancang untuk membantu
pengumpulan dan dapat dibuat dalam satu kesatuan unit maupun dalam bagian-bagian, atau dapat
juga dirancang sebagai pulse manifold. Lepaskan lock, nut atau baut secara berurutan dari exhaust
manifold dan kemudian lepaskan exhaust manifold dari cylinder head.
Water Pump
Lepaskan hubungan coolant hose, transfer tube dan coolant bypass tube yang dibutuhkan. Lepaskan
bautbaut pengikat pompa dan angkat pompa dari engine.
Lepaskan fuel line mulai dari secondary filter sampai ke injection pump dan tutupi bagian terbukanya.
Lepaskan baut pengikat, angkat injection pump dari engine dan simpan di tempat yang aman.
Ketika engine menggunakan overhead camshaft, lepaskan camshaft assembly atau lever assembly.
(Gambar 4).
APLTCL046
Catatan :
Sangat perlu untuk mengendorkan tekanan pada rocker arm shaft adanya gaya dorong ke
atas dari spring valve. Hex bolt and nut harus dilonggarkan satu persatu dan sedikit demi
sedikit.
Jika special hollow hex bolt digunakan untuk melewatkan oli dari cylinder block ke cylinder head yang
bertujuan untuk melumasi rocker arm assembly, pastikan untuk menandai lokasinya. Jika
menggunakan valve bridge (crosshead), lepaskan komponen tersebut sebelum melepas pushrod dan
follower dan tempatkan komponenkomponen tersebut secara berurutan sesuai dengan urutan
pelepasannya.
Cylinder Head
Kehatihatian sangat diperlukan ketika melepas bolt atau nut cylinder head dan gunakan kebalikan
urutan pengencangan untuk menghindari terjadinya distorsi pada cylinder head.
CATATAN:
Jangan pernah melepas cylinder head saat masih dalam keadaan panas, karena akan
menyebabkan distorsi (warped).
Jika cylinder head sangat berat, gunakan hoist untuk mengangkatnya dari Cylinder Block. Pastikan
sekat di antara cylinder block dan cylinder head telah terlepas sebelum mengangkat cylinder head.
Jika cylinder head melekat dengan kuat, jangan mencongkel dengan chisel atau screwdriver di antara
permukaan cylinder head dan block untuk melepasnya, karena dapat mengakibatkan kerusakan pada
kedua permukaan. Ketuk cylinder head dengan ringan menggunakan hammer perunggu, timah atau
sot hgammer tipe lainnya atau gunakan balok kayu untuk melepaskan ikatannya.
Periksa combustion chamber dengan teliti segera setelah terbuka. Pemeriksaan yang teliti biasanya
dapat menguak penyebab terjadinya pemakaian oli yang tinggi (high oil consumption), overfuel,
kebocoran air, atau overheating. Kerusakan pada piston, cylinder sleeve dan cylinder block juga akan
terlihat.
APLTCL046
CATATAN:
Ketika melepas cylinder head, hati-hati agar tidak merusaknya, permukaan cylinder block
atau thread di sekitarnya. Jika menggunakan stud, hati-hati agar tidak bengkok. Setelah
melepas, tempatkan cylinder head pada holding fixture atau tempatkan di meja kerja pada
bagian cylinder head yang rata.
Gunakan tool valve spring compressor (Gambar 6), untuk melepas valve keeper, valve spring cap dan
rotator. Selama proses pelepasan tempatkan tiap valve pada holding fixture dengan urutan yang
tepat.
Lepaskan bolt atau nut dari stud penahan injector dan kemudian lepaskan injector dengan hati-hati.
Saat dilepas, injector harus ditempatkan dan ditandai secara berurut dan tempatkan pada tempat
aman, sehingga tidak terjadi kerusakan. Jika injector sangkut pada head, gunakan dua buah prybar
(Injector bar) untuk melepasnya, atau gunakan tool yang dirancang untuk tujuan ini. Cengkram erat
injector body dan keluarkan dengan rata sehingga injector keluar sejajar dengan bore. Jika injector
melekat dengan sangat kuat karena adanya karbon atau timbulnya karat antara injector dan sleeve
atau bore, gunakan penetrating oil pada stud dan body untuk mempermudah pelepasan.
APLTCL046
Untuk melepas flywheel (Gambar 7), bengkokkan lock plate untuk membebaskan hex bolt flywheel
(jika terpasang). Pasang lift head kemudian lepaskan hex bolt flywheel. Jika diperlukan gunakan dua
buah hex screw yang berulir sepanjang batangnya yang berfungsi sebagai jack screw untuk menarik
flywheel dari crankshaft. Gunakan sling dan angkat flywheel housing dari cylinder block.
Beberapa pulley crankshaft dan vibration damper dibaut bersama, press fitted dan dipasang dengan
key (keyed) ke crankshaft; beberapa yang lain dipasang dengan key secara terpisah dan ditekan ke
crankshaft; lainnya dibaut dan dihubungkan dengan dowell pada hub, yang dipasang dengan key dan
ditekan ke crankshaft.
Tanpa menghiraukan susunan pulley crankshaft dan vibration damper, selalu gunakan puller seperti
ditunjukkan pada Gambar 8 untuk pelepasan. Jangan pernah menggunakan hammer untuk melepas
vibration damper dari crankshaft. Pelepasan yang tidak tepat akan merusak vibration damper, karena
bagian ini dibuat dengan tingkat presisi yang tinggi.
Sudah menjadi tindakan umum mengganti viscous vibration damper saat major everhaul engine.
Setelah melepas hex bolt dari front mounting bracket, lepas dan buanglah synthetic liner, serta
simpan mounting bracket dan cap sebagai satu kesatuan.
APLTCL046
Oil Cooler
Periksalah berat oil cooler sebelum melepasnya. Peralatan pengangkat mungkin diperlukan untuk
menahan oil cooler sambil melepaskan baut-bautnya.
CATATAN:
Beberapa oil pump mempunyai dowel dan sims di antara permukaan mounting yang
berfungsi untuk menyetel backlash drive gear. Berhatihatilah saat melepas pompa dari
tempat dudukannya.
Timing gear cover dapat dilepas dengan mudah pada small engine. Namum, jika timing gear`berada
pada bagian belakang engine dan engine-nya besar, maka prosedur di bawah ini harus diikuti :
Posisi camshaft pada cylinder block ditahan oleh thrust bearing, thrust plate atau thrust washer yang
APLTCL046
diletakkan pada gear camshaft dan shoulder journal pertama. Beberapa engine dirancang dengan
spring loaded plunger untuk menahan camshaft pada tempatnya. Yang lainnya memiliki dua thrust
washer untuk menahan posisi camshaft. Dalam hal ini, satu washer diletakkan di permukaan rear
thrust dan yang lainnya di antara bearing dan camshaft gear. Pada rancanagan camshaft terdahulu,
camshaft ditahan oleh gear camshaft.
Pada umumnya camshaft dan gear dapat dilepas sebagai satu kesatuan setelah thrust plate
dilepaskan (Gambar 9). Jika dianggap perlu untuk melepas camshaft timing gear, gunakan puller yang
sesuai. Hati-hati saat melepas idler accessory drive gear.
Untuk melepas trunk type piston dari connecting rod, pertama tahan connecting rod pada sebuah vice
yang dilengkapi dengan pelindung. Gunakan piston ring tool (Gambar 10) untuk melepas ring piston.
Jangan patahkan ring piston untuk melepasnya, karena dapat merusak piston ring groove atau ring
land. Lepaskan dua buah snap ring dan keluarkan piston pin dari piston.
Untuk melepas connecting rod dari crosshead piston, kepit connecting rod pada sebuah vice yang
APLTCL046
dilengkapi dengan pelindung. Gunakan small punch untuk melepas piston pin retainer dengan cara
mencungkilnya. Kendurkan dua bolt yang mengikat connecting rod ke piston pin dan kemudian
lepaskan connecting rod assembly dari vice. Letakkan piston pada meja kerja dengan posisi crown
berada di bagian bawah. Lepaskan kedua bolt dan spacer, dan connecting rod. Dorong keluar piston
pin dan angkat skirt, seal ring, dan half bearing dari piston crown.
APLTCL046
1. Jangan gunakan punch dan hammer atau prybar untuk melepas cylinder liner, karena dapat
merusak cylinder block maupun liner itu sendiri. Gunakan puller dan clamp yang tepat (Gambar
12).
2. Gunakan slide hammer untuk melepas liner, masukkan puller ke dalam liner dengan cara
memutarnya, dengan demikan clamp akan tersangkut pada ujung bawah cylinder liner.
3. Setelah clamp tersangkut pada ujung bawah cylinder liner, tahan puller rod dan posisikan sharp
blow pada permukaan cylinder block sebagai tumpuan.
4. Jika block terbuat dari aluminium, rendam cylinder block di air yang sudah dipanaskan hingga
0 0
180 F (82 C) atau semprot dengan dengan air panas yang bertekanan dalam rentang waktu
tertentu hingga cylinder bore memuai, dengan demikian dibutuhkan tenaga yang lebih sedikit
untuk menarik liner keluar cylinder block.
CATATAN :
Untuk alasan dimana hanya perlu mengganti cylinder liner tetapi crankshaft tetap di
tempatnya, crankshaft dan bagian dalamnya harus dilindungi dari contaminant dan coolant.
Membersihkan Komponen
Beberapa komponen dapat diperiksa terhadap adanya keausan yang berlebihan maupun sebab-
sebab kerusakan sebelum dicuci. Sementara komponen yang lain harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum diperiksa. Prosedur pencucian secara umum adalah sebagai berikut:
1. Lepaskan semua seal, gasket dan plug dari komponenkomonen yang dibongkar.
2. Bersihkan dengan steam dan keringkan komponen dengan udara yang bertekanan. Komponen-
komponen seperti oil pan, cylinder block, cylinder head, oil cooler, after cooler, valve cover dan
rocker arm assembly harus dibersihkan secepatnya setelah dibongkar untuk mencegah
bertambahnya debu yang melekat, dan material asing yang mengeras di permukaannya.
3. Gunakan glass bead cleaner untuk komponen seperti valve, piston, cylinder head, water pump
housing, impeller, dsb. Tekanan operasinya sebaiknya tidak lebih dari 90 psi ( 620,5 kPa ).
4. Jangan membersihkan komponen dengan bead blast lebih lama dari seharusnya. Khususnya
untuk komponen yang terbuat dari bahan yang lunak. Pastikan untuk menghilangkan glass bead
yang masih menempel pada komponen dengan mencucinya dengan solvent kemudian
mengeringkannya dengan udara bertekanan.
5. Akan lebih baik jika semua komponen yang lain dibersihkan di dalam hot tank sebagai satu unit,
atau jika dibongkar, diletakkan dalam keranjang kawat.
6. Pastikan semua saluran coolant dan oil galeri telah dibersihkan dan coolent jacket bebas untuk di
ukur.
CATATAN:
Jangan pernah membersihkan logam lunak seperti aluminium di dalam hot tank yang
mengandung cairan kimia.
Periksa rekomendasi pabrik, seperti seperti berapa banyak konsentrasi larutan yang
o o o
digunakan, dsb. Kebanyakan larutan harus dipanaskan hingga 180-200 F (82 -93 C).
APLTCL046
APLTCL046
TOPIK 4
Cylinder Block
PENDAHULUAN
Cylinder block dibagi menjadi 2 kategori cylinder block dengan replaceable cylinder liner dan tanpa
replaceable cylinder liner (Gambar 13). Engine dengan replaceable cylinder liner biasa disebut
dengan sleeved engine, baik wet sleeve maupun dry sleeve. Engine tanpa replaceable cylinder liner
disebut parent bore engine. Keduanya memiliki keuntungan masing-masing dan umum digunakan di
seluruh dunia.
1. Engine dengan replaceable cylinder liner mudah dilakukan direkondisi in frame, yang merupakan
suatu pertimbangan yang sangat penting pada aplikasi marine.
2. Pabrik pembuat engine dapat memproduksi cylinder liner yang tidak mudah aus dan dengan
perlakuan panas yang sesuai.
1. Parent bore engine biasanya lebih murah karena membutuhkan lebih sedikit pengerjaan machine
saat diproduksi.
2. Pada beberapa hal, parent bore block dapat lebih kuat dan lebih ringan bila dibandingkan dengan
sleeved engine dengan displacement yang sama.
3. Parent bore engine lebih sedikit kemungkinan untuk menghasilkan kebocoran coolant, dimana
coolant bocor masuk ke dalam crankcase .
APLTCL046
Setelah cylinder block dibersihkan dengan benar dan dikeringkan dengan udara bertekanan, cylinder
block harus diletakkan pada permukaan yang rata untuk pemeriksaan. Pemeriksaan yang teliti dapat
mengungkap apakah block tersebut dapat diperbaiki dan digunakan kembali ataukah tidak.
Pastikan semua solvent atau larutan hot tank telah dibersihkan. Periksa apakah ada susunan yang
tidak sesuai pada jacket water atau saluran dan rongga yang mengecil akibatkarat. Periksa pula akan
adanya lubang air yang terkikis atau berlubang-lubang (pitted), karena dapat menyebabkan kegagalan
penyekatan dari gasket atau o-ring. Jika memungkinkan, lakukan counter-boring dan masukkan liner
untuk memperbaiki lubang coolant. Periksa adanya retakan, rembesan dan kebocoran. Gunakan dye
penetrant pada area yang dicurigai terjadi cacat, gunakan pada permukaan yang telah dikeringkan.
Cacat dapat diketahui dari penampakan garis tegas atau berbintik-bintik dari dye penetrant di
permukaan. Cacat juga dapat dideteksi dengan melakukan pressure-test pada cylinder block.
Sebuah cylinder block dapat mengalami keretakan di antara cilinder bore, jacket water dan crankcase,
jacket water dan saluran oli, jacket water dan air box dan masih banyak lagi. Keretakan dapat terjadi
akibat overheating karena kurangnya coolant dan/atau oli, akibat tidak berfungsinya pompa coolant,
fan, atau shutter, akibat gesekan ekstrim antar satu komponen atau lebihi yang bergerak di dalam
engine, akibat torque cylinder head yang tidak memadai, akibat vibrasi, atau akibat kerusakan casting
internal atau external akibat kesalahan mekanis dari satu komponen atau lebih.
Kebanyakan pabrik merekomendasikan untuk melakukan pressure test pada cylinder block sebelum
melakukan servis lebih lanjut.
Jika cylinder block memerlukan pressure test, pasang plug coolant, coring, drill ke block. Sekat semua
bukaan coolant dengan plate, gasket dan o-ring. Jika engine menggunakan wet type liner, masukkan
juga cilinder liner-nya.
Isi coolant jacket dengan larutan antifreeze. Bukan hanya karena tegangan permukaannya lebih
rendah dibandingkan air, sehingga lebih mudah menembus retakan kecil, tetapi warnanya juga akan
membantu menemukan loksai retakan. Berikan tekanan pada saluran coolant hingga sekitar 80 psi
(551.6 kPa) dan jaga tekanannya selama sekitar 2 jam.
Metode lain (yang sebenarnya cara paling efektif dalam menemukan retakan cylinder block) adalah
menggunakan tangki air panas. Persiapan yang sama seperti yang telah disebutkan, tetap dibutuhkan
dengan pengecualian tidak menggunakan antifreeze, tetapi udara bertekanan.
Setelah memberikan tekanan ke coolant jacket hingga kira-kira 80 psi (551.6 kPa), benamkan cylinder
o o
block ke dalam larutan yang sudah dipanaskan hingga kira-kira 180 F (82 C). Setelah cylinder block
mencapai suhu yang sama dengan suhu larutan, periksa kembali tekanan udara pada saluran
coolant. Perhatikan, apakah terdapat gelembung-gelembung yang mengindikasikan adanya
kebocoran.
CATATAN:
Pastikan bahwa gelembunggelembung tersebut tidak disebabkan oleh buruknya cylinder
seal, sealing plate, o-ring atau plug.
Periksa semua kerataan permukaan dengan menggunakan straightedge. Periksa apakah ada bagian
yang meninggi pada lubang stud atau baut. Jika diperlukan, perbaiki permukaannya sesuai prosedur
yang direkomendsikan pabrik.
Periksa semua lubang baut dan, jika diperlukan, perbaiki thread yang rusak. Jika tidak
memungkinkan, gunakan drill dan tap pada lubang untuk memasukkan helical thread insert.
APLTCL046
Periksa kerataan permukaan atas cylinder block dengan menggunakan straightedge, melintang dan
membujur. Bandingkan hasilnya dengan spesifikasi yang ada di dalam service manual. Jika hasil
pengukuran melebihi spesifikasi, perbaiki kembali permukaannya; jika tidak, akan sangat sukar untuk
menjaga tekanan coolant dan penyekatan oli. Periksa semua stud terhadap kerusakan dan ganti jika
perlu.
Jika diperlukan untuk meratakan permukaan atas cylinder block, jangan meratakan block hingga
tingginya kurang dari spesifikasi pabrik.
Periksa cylinder block bore, permukaan atau komponen mounting, dan sleeve counterbore terhadap
karat dan erosi. Jangan gunakan cylinder block jika area-area tersebut tidak dapat dibersihkan,
diratakan, atau di resleeve.
Engine yang menggunakan dry type cylinder sleeve bergantung pada baiknya permukaan yang
bersinggungan antara sleeve dengan cylinder bore karena mempengaruhi proses perpindahan panas
secara konduksi. Clearance yang berlebihan atau distorsi cylinder bore dapat menghambat
perpindahan panas. Karenanya, sebelum mengukur out-of-round atau taper dari cylinder block bore,
bersihkan bore menggunakan adjustable rigid hone berukuran 120-grit stone.
Meng-honing bore harus dilakukan dengan menggunakan adjustable rigid hone seperti pada Gambar
14, karena hone seperti itu tidak akan mengikuti ketidakteraturan bore sebagaimana spring loaded
deglazer hone.
Sebuah bor listrik berukuran atau -inch akan memberikan kecepatan dan torque yang tepat untuk
menggerakkan hone. Gunakan 120-grit stone kering atau basah. Pasang honing mast sehingga pusat
hone akan berada di pusat cylinder bore dan posisi spring tension hone sekitar Inch (12.7 mm) dari
permukaan atas cylinder block. Atur stone sehingga terletak dengan rapat pada bagian yang
berukuran paling kecil. Ini akan menghasilkan honing yang bagus dan mencegah hone untuk
berfluktuasi.
APLTCL046
Hidupkan mesin bor. Ketidakrataan akan terasa dengan semakin besarnya pergesekan pada stone.
Gerakkan bor naik turun dengan stroke yang pendek dikonsentrasikan pada tempat dengan noda
paling banyak terlebih dahulu. Atur ulang hone seperlunya untuk memastikan kontak yang bagus
antara stone dengan bagian yang hendak di-hone. Jika menggunakan dry stone, bersihkan stone
secara teratur dengan sikat kawat untuk mencegah penimbunan hasil kikisan pada stone.
Jika gesekan honing sudah rata, hone beberapa kali lagi sepanjang bore.
CATATAN:
Jangan biarkan stone menonjol keluar lebih dari 1 Inch (25.4 mm ) di atas atau bawah
cylinder bore. Jangan mengeluarkan hone dari cylinder bore ketika masih berputar.
Sangat penting untuk terus menerus mengukur dan memeriksa bore dan membersihkan stone jika
menginginkan bore yang sempurna. Bore yang sempurna berarti bahwa dimensi total area berada
dalam batas toleransi minimum. Diameter area yang tidak di-hone tidak boleh lebih dari 1 Inch.
Setelahdi-hone, block atau cylinder harus harus dicuci dengan air sabun yang panas, karena solvent
tidak selalu bisa mengilangkan serpihan yang menempel akibat proses.
CATATAN:
Prosedur honing yang sama juga bisa digunakan pada cylinder block jika cylinder merupakan
bagian dari cyliner block dan piston oversize akan digunakan.
CATATAN:
Jika meng-honing wet sleeve, akan lebih baik jika dilakukan di block. Menjepitnya di vice saat
meng-honing akan menyebabkan bore menjadi out-of-round.
APLTCL046
Untuk mendapatkan diameter cylinder bore, ukurlah dengan inside micrometer atau telescopic gauge
(Gambar 15). Pada saat menggunakan telescopic gauge, atur (menggunakan outside micrometer),
pada diameter maksimum cylinder bore.
Biasanya tidak satupun pengukuran menghasilkan pengukuran yang tepat karena titik pengukuran
tool sulit untuk lurus dengan cylinder sleeve. Sebuah cylinder gauge atau out-of-round gauge, dengan
dial indicator yang dikalibrasi hingga seperseribu inchi (seperseratus milimeter), lebih cocok
digunakan untuk mengukur cylinder bore. Untuk mengatur dial indicator ataupun tool ke nol,
tempatkan gauge ke sebuah master ring, atau di antara anvil dari sebuah outside micrometer (yang
disetel ke spesifikasi keausan maksimum), dan atur dial indicator ke nol. Masukkan tool ke dalam
cylinder bore dan catat hasil pengukurannya. Jika pointer bergerak ke kiri dari tanda garis nol, maka
diameter cylinder bore melebihi batas maximum keausan. Jika pointer bergerak ke arah kanan dari
tanda garis nol, maka diameter kurang dari batas yang diijinkan. Ulangi pengukuran pada tiap titik
yang disarankan di service manual.
Jika cylinder bore tidak memenuhi spesifikasi atau tidak cukup bersih setelah di-honing, dimensi bore
harus ditambah agar muat dengan cylinder sleeve oversize. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan
cylinder honing machine dengan tingkat ketelitian tinggi atau dengan portable boring bar.
Cylinder boring merupakan pekerjaan khusus dan membutuhkan seorang yang spesialis di bidang ini.
Kebanyakan agen perbaikan memberikan tugas ini ke bengkel bubut khusus.
Jika engine block telah dikembalikan dari bengkel khusus ini, selalu pastikan bahwa tandatanda
bekas tool atau groove pada bore telah dihilangkan.
CATATAN:
Ingatlah bahwa boring dan honing dapat menyebabkan panas. Karena itu, biarkanlah block
mengalami pendinginan sebelum mengukur cylinder bore.
Ada beberapa metode untuk mengukur atau memeriksa tonjolan liner. Salah satunya adalah dengan
mengukur lebar flange cylinder liner dan kedalaman counterbore pada empat, atau lebih, lokasi yang
berbeda menggunakan depth micrometer (Gambar 16) atau dial bore.
APLTCL046
Kurangi kedalaman counterbore dari lebar flange cylinder sleeve. Hasilnya adalah besarnya tonjolan
pada liner. Harap diingat, bagaimanapun juga, pengukuran counterbore tidak boleh menyimpang dari
spesifikasi di service manual.
Metode yang lain adalah dengan memasukkan cylinder liner ke cylinder bore tanpa shim atau seal
ring. Kepit sleeve sampai rapat benar pada tempatnya. Gunakan dial tool khusus dan kepitkan pada
bagian atas cylinder ataupun spacer plate, kemudian nol-kan dial. Kemudian, letakkan dial stem pada
flange sleeve. Dial akan langsung menunjukan nilai tonjolan (protrusion) sleeve. Ukur setidaknya di
empat tempat yang berbeda
Jika tonjolan di luar spesifikasi, pilihlah shim dengan ketebalan yang tepat untuk mendapatkan
tonjolan sesuai spesifikasi dan tempatkan pada counterbore. Tandai tiap liner untuk mengenali pada
posisi mana bore tersebut harus kembali dipasang.
Jika pemberian shim tidak memperbaiki tonjolan cylinde liner, jika counterbor mengalami distorsi, atau
jika tonjolan cylinder liner di antara liner yang berdekatan melebihi spesifikasi, counterbore harus
diperbaiki secara machining. Pastikan liner tidak bersinggungan dengan bagian bawah cylinder block
bore. Jika bersinggungan, counterbore harus di-machining atau pasangkan liner baru.
Tool counterbore harus selalu digunakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan pabrik pembuatnya.
Walaupun prosedur berikut berada dalam rekomendasi tersebut, tetpai sering diabaikan oleh tekhnisi:
1. Pastikan bahwa bagian bawah dan atas cylinder bore bebas dari karbon, scale atau karat.
Kesalahan untuk pembersihan yang memadai dapat menyebabkan penyimpangan pemasangan
tool sehingga menyebabkan pemotongan seat yang salah.
2. Pastikan posisi adapter plate. Kesalahan penempatan adapter plate dapat menyebabkan
kesalahan seat dan/atau memperbesar diameter.
3. Setel cutting tool terhadap shoulder. Kesalahan penyetelan diameter dapat menyebabkan
diameter oversize atau step shoulder di counterbore.
4. Gunakan bit yang tajam. Bit yang kendor atau tidak ditajamkan dengan tepat dapat menyebabkan
pemotongan yang salah.
5. Jangan melebihi cutting rate lebih dari 0,001 Inch (0,025 mm) setiap revolusinya. Hal tersebut
dapat menyebabkan pemotongan yang salah.
6. Ukurlah kedalaman secara berkala. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan counterbore
dipotong terlalu dalam. Jika ini terjadi maka hal ini tidak dapat ditoleransi.
7. Bersihkan cylinder block secara keseluruhan. Pembersihan yang sembrono setelah dilakukannya
machining dapat menghancurkan engine di kemudian hari.
8. Pada engine yang menggunakan wet type liner, periksa kerusakan ataupun karat pada cylinder
liner bore bagian bawah dan ukur diameter bore dan kelurusan. Jika bagian bawah liner bore di
luar spesifikasi, kemungkinan cylinder block sudah pernah diperbaiki dengan proses machining
pada bore dan dipasangkan salvage liner.
Periksa adanya keausan, torehan (nick), kerak yang tajam (burr) pada permukaan persentuhan
(mating surface) setiap cap, penyangga main bearing bagian atas, dan permukaan bearing.
Pastikan penomoran cap (atau penandaan lain) yang benar dan berada pada posisi yang tepat dan
terpasang tanpa celah. Jika tidak terdapat celah, maka cap tidak akan bergetar. Hasil proses
machining yang dilakukan pada cap harus bersentuhan penuh permukaan block ketika dilakukan
pemasangan, jika tidak, main bearing cap akan mengalami penyimpangan pada saat pengencangan
dilakukan.
APLTCL046
Pasang cap dan kencangkan hex bolt atau nut sesuai dengan spesifikasi torque. Ukur bore main
bearing secara horizontal, vertikal dan diagonal dengan inside micrometer atau dengan dial gauge
yang telah dinolkan dengan benar pada sebuah outside micrometer atau ring gauge (Gambar 17).
Jika bore main bearing sesuai spesifikasi, periksa kelurusannya. Ketidaklurusan bisa dikarenakan
akibat overheating, over speed, vibration, crankshaft yang patah atauketegangan yang berlebihan
lainnya. Kelurusan main bearing dapat diperiksa dengan master bar atau boring tool. Jika master bar
menunjukkan kurang 0,005 inch (0,127 mm) dari bore main bearing, lepaskan bearing cap, pasang
alignment shaft pada permukaan atas bearing support yang bersih dan dilumasi, kemudian pasang
cap dan kencangkan sesuai dengan spesifikasi torquenya. Metode yang paling umum diikuti adalah
memasang crankshaft baru atau yang telah di-undersize, menggunakan bearing baru dengan ukuran
yang tepat. Beri pelumasan secukupnya dan pastikan bearing cap di-torque sesuai spesifikasi.
Kelurusan main bearing telah tepat jika crankshaft dapat berputar dengan bebas jika diputar dengan
tangan.
Jika bore main bearing tidak lurus, rusak, menyimpang, atau mempunyai dimensi yang terlalu besar,
cylinder block tidak boleh digunakan. Jika memungkinkan untuk diperbaiki block dengan mengganti
main bearing cap, bore main bearing harus diservis untuk mendapatkan kelurusannya.
Bearing (bushing) camshaft tersedia dalam ukuran standar dan undersize 0,0010 in (0,25 mm). Lokasi
camshaft bergantung pada rancangan engine. Bisa di crankcase, di bagian atas cylinder block, atau
jika menggunakan overhead camshaft, ada pada housing khusus.
Clearence rata-rata antara camshaft journal dan bearing adalah 0,002 in. (0,050 mm). Jika clearance
0,008 in. (0,203 mm), maka perlu untuk diganti. in The average clearance between the camshaft
journals and bearings is 0.002 in. (0.050 mm). Untuk mendapatkan nilai clearance adalah dengan
melepas camshaft, ukurlah diameter masing-masing bearing dan bandingkan dengan data spesifikasi
(Gambar 18). Kemudian ukur masing-masing journal camshaft dan kurangkan dengan hasil
pengukuran bearing, hasilnya adalah nilai clearance.
Untuk memasang bearing camshaft gunakan tool yang sama yang digunakan untuk melepasnya.
Periksa bore camshaft secara visual, terutama terhadap nicks atau burrs yang dapat merusak bearing
selama pemasangan, dan hilangkan cacat yang ada. Letakkan bearing pada cylinder block pada
posisi sebagaimana akan dipasangkan. Bearing camshaft tidak semuanya mempunyai lebar maupun
lubang suplai oli yang sama walapun terletak di lokasi yang dapat disamakan..
Untuk memastikan kelurusan lubang yang tepat, tandai lubang oli di cylinder block. Lumasi bore dan
permukaan luar bearing, tariklah garis pada sleeve atau washer untuk menandai lubang oli, kemudian
APLTCL046
pasanglah. Ketika menarik bearing ke bore camshaft, pastikan bearing tidak terputar dari posisi
semula. Hati-hati agar jangan sampai bearing menutupi lubang oli. Jika terdapat tool yang berbeda
untuk melepas dan memasang bearing, pastikan menggunakan tool yang menarik bearing masuk
dan keluar bore untuk mencegah kerusakan pada bearing atau bore.
Akan lebih baik jika memeriksa dimensi bearing yang baru terpasang dengan inside micrometer atau
telescopic gauge terhadap kemungkinan out-of-round. Prosedur pelepasan dan pemasangan
overhead camshaft adalah sama dengan bearing camshaft biasa.
CYLINDER LINER
Memeriksa dan Mengukur Cylinder Liner
Jika cylinder liner memenuhi spesifikasi yang ada pada service manual, maka cylinder liner dapat
diservis tanpa harus melepasnya. Bagaimanapun juga, pemeriksaan luar cylinder liner atau cylinder
block tidak akan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi penyekatan bagian
bawah dan atas cylinder liner maupun block, karenanya cylinder liner harus dilepas. Setelah dilepas,
periksa water jacket, counterbore dan bagian bawah cylinder bore.
Jika kondisi mengharuskan liner tetap di posisinya, periksa liner dan block terhadap adanya retak,
tergores, keausan yang berlebihan, dan tanda-tanda panas secara vertikal dan horizontal. Ukur
tonjolan liner dan diameter dalamnya.
APLTCL046
APLTCL046
Cylinder liner yang ditunjukkan pada Tabel 1 adalah kondisi yang biasa terjadi pada cylinder liner.
Ilustrasi di atas dibagi dalam 2 group: Group 1 adalah kerusakan yang disebabkan oleh part yang
tidak diservis sesuai spesifikasi atau dipasangkan atau ditangani secara ceroboh. Group 2 adalah
kerusakan yang diakibatkan ketidakseimbangan kondisi antara coolant dengan suhu, oleh bahan
kimia atau mineral pada coolant, atau perawatan coolant system yang tidak tepat.
Sebelum meng-honing atau deglazing cylinder liner, cuci liner di air dan detergent menggunakan sikat
bulu. Cuci secara menyeluruh atau cuci dengan dengan steam cleaner dan kemudian keringkan
dengan udara bertekanan. Jika tidak akan segera di-honing, lumasi liner dengan oil engine.
Selanjutnya, letakkan liner pada holding fixture atau pada cylinder block. Jangan menjepitnya dengan
vice untuk kondisi apapun. Liner harus ditempatkan hanya pada flange-nya untuk mencegah distorsi.
Setelah liner melewati pemeriksaan yang benar, liner harus diukur out-of-round dan kelancipan
(taper)-nya menggunakan bore gauge atau inside micrometer. Batas rata-rata yang diijinkan untuk
out-of-round dan taper untuk liner dengan diameter 4 sampai 6 inch (101,6 sampai 152,4 mm ) adalah
sekitar 0,002 (0,050 mm).
APLTCL046
Cylinder liner harus diukur dalam dua arah untuk mengetahui adanya keausan, pertama, (Lihat
o
gambar 28) sejajar dengan crankshaft, dan kedua, pada sudut 90 dari crankshaft pada A dan B.
Pengukuran harus dilakukan tepat di bawah posisi top ring saat TDC dan juga pada beberapa lokasi
sepanjang piston travel (D, E, F dan G).
Pola keausan normal akan menunjukkan keausan maksimum pada top ring travel (Gambar 28).
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan mungkin akan perlu untuk mengganti, meng-hone, atau
men-deglaze cylinder liner ke spesifikasi. (Honing kemungkikan akan memperbesar bore melebihi
spesifikasi). Batas keausan rata-rata sekitar 0.008 inchi (0.2 mm) untuk cylinder bore berukuran 4
sampai 6 inchi (101,6 sampai 152,4 mm). Kebanyakan pabrik tidak menyediakan piston berukuran
oversize; karenanya, jika liner bore melebihi spesifikasi, liner harus diganti.
Jika cylinder liner dapat digunakan kembali, maka area permukaan glaze piston ring travel harus
disempunakan (refinish) kembali. Deglazing dinding (peng-glass bead-an) akan memperpendek usia
pemakaian. Dengan meng-honing bore, bintik-bintik pada permukaan bore liner akan dapat
dihilangkan, liner menjadi bundar dan tidak meruncing. Pada saat yang sama, permukaan dikasarkan
kembali ke kondisi yang tepat. Jika permukaan terlalu kesat, keausan ring akan terlalu besar dan ring
piston atau piston land akan gampang mengalami kerusakan. Jika permukaan terlalu halus atau jika
o o
cross pattern tidak antara 25 sampai 35 (Gambar 28), piston ring tidak akan duduk selama 200
sampai 300 jam operasi pertama. Periode break-in yang dipanjangkan ini akan menyebabkan
konsumsi oli terlalu tinggi, kekurangan power dan kesulitan dalam starting dan dapat mencegah ring
untuk dapat benar-benar duduk.
Pilihan apakah cylinder liner harus di-hone atau di-deglaze akan tergantung pada variasi hasil
pengukuran bore sleeve. Jika variasi out-of-round dan taper lebih besar dari 0,001 inchi (0,025 mm),
tetapi masih dalam spesifikasi, maka gunakan rigid adjustable hone untuk merekondisi bore cylinder
liner. Untuk hasil pengukuran yang lebih kecil dari 0,001 inchi (0,025 mm) maka deglazing akan cukup
APLTCL046
merekondisi liner.
Untuk meng-hone atau deglaze ctlinder liner, gunakanlah bor listrik dengan drive atau , dengan
tenaga dan kecepatan yang tepat (+ 500 rpm). Pilih deglazing stone dengan ukuran grit 180 sampai
220. Honing stone ini memberikan hasil akhir sekitar 25 gm (1/25.000.000 m). Lapisi permukaan
dengan boning atau oli engine. Masukkan deglazer dan aturlah kekuatan springnya sehingga stone
akan menekan permukaan bore dengan tekanan yang rendah sampai menengah.
Hidupkan electrical drill dan rasakan adanya daerah yang banyak berbintik-bintik (high spot) yang
menyebabkan stone agak tersangkut. Deglaze high spot terlebih dahulu. Hati-hati agar jangan sampai
stone menonjol keluar di bagian bawah dan atas permukaan cylinder liner bore lebih dari 1 inchi (25,4
mm). Gerakkan drill dengan kecepatan 30 stroke per menit pada seluruh permukaan bore untuk
mendapatkan cross pattern yang diinginkan.
Setelah sekitar 15 stroke, hentikan drill dan keluarkan deglazer sambil menahan stone tetap tertekan.
Periksalah bagian dengan bintik-bintik yang sedikit (low spot) dan cross pattern yang dihasilkan.
Ukurlah out-of-round dan taper. Ulangi prosedurnya sampai low spot dapat dihilangkan dan
crosshatch pattern-nya terbentuk. Sekarang pabrik merekomendasikan penggunaan 180 grit flex
hone. Prosedur dan hasil yang didapatkan flex hone adalah sama halnya dengan penggunaan
deglazer.
Prosedur deglazing cylinder block tanpa sleeve adalah sama halnya dengan prosedur di atas. Namun,
jika cylinder bore melebihi spesifikasi dan piston oversize hendak digunakan, maka bore harus di
potong (machining) dan di-hone, atau di-hone langsung sesuai spesifikasi dimensi oversize.
Setelah dinding cylinder d-hone, glass bead-lah area flange liner dan ring seal. Bersihkan dengan kain
bahan yang bersifat abrasive dari dinding liner dan kemudian bersihkan permukaan dengan campuran
detergent dan air panas (Jangan gunakan solvent karena tidak bisa menghilangkan partikel abrasive).
Keringkan dinding cylinder dengan udara bertekanan dan lapisi dengan oli engine, kemudian, usap
dengan paper towel. Ulangilah berulang kali sampai tidak ada lagi kotoran pada paper towel,
kemudian cucil liner dengan air sabun yang panas. Dianjurkan juga untuk membersihkan cylinder
sleeve yang baru untuk memastikan tidak adanya partikel yang bersifat abrasive.
Namun, jika pitting-nya sedikit, pasang bagian permukaan yang pitting ke arah depan engine.
Pastikan counterbore dan bagian bawah cylinder bore bersih. Saat memasukkan cylinder liner
pastikan setiap cylinder liner dipasangkan pada posisi bore awalnya. Liner harus pas masuk pada
tempatnya tanpa dipaksa dan bisa diputar dengan tangan. Liner yang dipaksakan masuk tidak akan
bisa berputar dengan bebas, karenanya perlu untuk dibersihkan kembali ataupun perlu pelurusan
kembali counterbore ke bagian bawah cylinder bore.
Untuk memasang seal ring cylinder liner, tempatkan liner pada meja kerja yang bersih dan pasang
seal ring pada groove cylinder liner atau pasang seal ring di bagian bawah cylinder bore. Seal tidak
boleh terpuntir selama proses pemasangan karena dapat menyebabkan kebocoran. Untuk mencegah
terpuntirnya seal, selipkan jari ataupun pencil dibawah seal kemudian putarlah dua atau tiga kali
mengitari sleeve. Tariklah pencil dan biarkan seal ring menempati groove tanpa harus melintir.
APLTCL046
Beberapa pabrik menggunakan tiga jenis seat ring. Sebagai contoh pada top groove mereka
menggunakan o-ring broad neoprene, pada center groove digunakan o-ring bunan, dan pada lower
groove menggunakan o-ring silicone. Sangat penting untuk mengikuti petunjuk dari pabrik berkaitan
dengan posisi dan pelumasnya (Gambar 29). Jika tidak terdapat instruksi penggunaan pelumas jenis
tertentu, gunakan sabun cair atau petroleum jelly pada bagian bawah cylinder bore dan seal ring.
Dengan sangat hati-hati pasang cylinder liner melalui bagian atas cylinder bore. Tekan dengan pelan
cylinder liner ke posisinya. (Sebagian pabrik menganjurkan menggunakan tool pelindung seal untuk
memastikan seal ring tidak terpotong pada tepi tajam bore saat pemasangan). Setelah cylinder liner
terpasang, lakukan liner projection dan periksa ketegaklurusan counterbore dengan centerline.
Kebanyakan dry liner tidak mempunyai flange counterbore, karena dry liner adalah jenis liner yang
sangat pas (press-fit) pada cylinder bore. Bore di-hone sekitar 0,003 inchi (0,076 mm) lebih kecil dari
diameter luar liner. Liner dimasukkan ke dalam dry ice atau alcohol selama 25 menit dan kemudian
ditekan posisinya. Ketika suhu liner sudah kembali stabil, liner bore harus di ukur dan jika perlu di-
hone ke ukuran diameter yang sesuai spesifikasi.
APLTCL046
APLTCL046
TOPIK 5
CAMSHAFT
Keausan pada journal camshaft dan lobe camshaft akan minimal jika engine selalu beroperasi dengan
menggunakan oli yang bersih dan dilakukan perawatan berkala. Pemeriksaan dan pengukuran adalah
suatu hal yang penting ketika men-service camshaft.
Ketika men-service camshaft yang mempunyai oil gallery, pertama buka plug ujungnya dan bersihkan
gallery dengan menggunakan udara bertekanan. Periksa kondisi permukaan journal dan cam lobe
terhadap adanya kekasaran dan goresan. Periksalah permukaan thrust dan kerusakan thread pada
keyway. Jika journal, camlobe atau keyway rusak, maka camshaft harus diganti, dipotong ataupun
direkondisi melalui pengelasan.
Gambar 30.
Jika thread keyway, journal dan cam lobe dalam kondisi yang baik, letakkan camshaft pada v-block
dan gunakan dial indicator untuk mengukur runout (Gambar 30). Runout pada center bearing tidak
boleh melebihi 0,002 inchi (0,050 mm).
Ukur bearing journal camshaft; rata-rata keausan maksimum adalah 0,004 inchi (0,101 mm). Jika hasil
dari pengukuran melebihi spesifikasi pabrik, normalnya camshaft harus diganti. Namun, beberapa
pabrik merekomendasikan menggerinda bearing journal dengan menggunakan mesin gerinda
crankshaft yang kecil, dan memasang bearing untuk camshaft undersize.
APLTCL046
Ukurlah lobe intake dan exhaust (Gambar 31) dengan menggunakan micrometer pada titik A-C dan
B-D, kemudian A-C dengan B-D. Hasil yang didapat adalah lobe lift. Beberapa pabrik menentukan
keausan maksimum, sementara pabrik yang lain tidak.
Periksalah keausan pada plate washer thrust bearing. Gantilah jika area keausannya kasar atau jika
keausan melebihi spesifikasi.
Memasang Camshaft
Gear dan Camshaft
Sebelum memasang gear camshaft, periksalah keausan, bintik-bintik dan goresan atau kerusakan
gigi-giginya. Jika bore membesar sehingga press fit 0,002 inchi (0,050 mm) tidak memungkinkan lagi,
atau jika keyway rusak, gear harus diganti. Beberapa pabrik merekomendasikan untuk
o o
memanaskannya sampai dengan suhu 400 F (204 C), sementara yang lain merekomendasikan untuk
menekannya masuk dalam keadaan dingin. Mengacu pada service manual dari pabrik untuk prosedur
yang direkomendasikan.
Periksalah clearance antara thrust face camshaft (atau bearing) dan thrust plate (atau camshaft gear).
Clearance rata-rata harus sekitar 0,004 inchi (0,101 mm). Dianjurkan juga untuk memeriksa ulang
clearance antara camshaft journal dan bearing setelah itu.
Setelah melumasi bearing camshaft dan journal, masukkan camshaft dengan hati-hati. Jangan
sampai menggores ataupun terbentur bearing; gunakan pilot support untuk mencegah kerusakan
pada bearing. Sebelum gear camshaft bertautan dengan gear crankshaft atau idler, aturlah thrust
plate atau washer dan timing mark pada gear yang akan saling beratutan. Dorong camshaft ke
tempatnya, dan periksa kembali timing mark atau gear yang saling bertautan apakah sudah terpasang
dengan benar.
Beberapa engine besar seperti Caterpillar 3600 Series menggunakan segmented camshaft, yang
dipasangkan melalui sisi cylinder block (Gambar 32).
Pemeriksaan terakhir adalah backlash gear. Menggunakan dial indicator dan dudukannya (Gambar
33), pastikan dial stem terpasang tegak lurus pada helical tooth sebelum menolkan dial.
Backlash rata-rata sekitar 0,002 hingga 0,006 inchi (0,050 hingga 0,152 mm). Jika backlash melebihi
spesifikasi, maka gear harus diganti. Pada saat yang bersamaan periksa pula end play-nya.
CATATAN:
Jika sebuah expansion atau cup plug digunakan, pasangkan di bagian belakang camshaft
yang terbuka.
Pada beberapa keadaan sangat diperlukan memeriksa keausan dan lift camshaft untuk mengetahui
permasalahan pada engine berkaitan dengan gerak valve atau berkurangya kompresi. Untuk
memeriksa lobe lift, pasang dial indicator (Gambar 34). Putarlah crankshaft sampai jarum dial tidak
bergerak. Pada titik ini cam follower berada pada cam base circle. Nolkan dial indicator kemudian
putar crankshaft clockwise sampai jarum dial indicator berhenti bergerak (atau tepat akan bergerak
pada arah yang berlawanan). Pada titik ini, saat cam follower berada pada cam nose, baca valve lift
pada dial indicator. Catat dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik. Ulangilah prosedur ini untuk
valve-valve lainnya.
Untuk memeriksa keausan camshaft dan bearing, lepaskan komponen atau part apapun yang
menghalangi untuk mencungkil camshaft. Pasang dial indicator, baik secara langsung atau tidak,
pada bagian atas camshaft. Nolkan dial dan cungkil camshaft ke atas. Nilai pergerakan maksimum
dari jarum dial adalah total keausan journal dan bearing.
Banyak engine, karena locasi camshaft-nya, membutuhkan satu atau dua idler gear antara timing
gear camshaft dan crankshaft. Idler gear mempunyai jumlah gigi ganjil untuk mencegah bertautnya
gear yang sejenis pada setiap perputaran. Hasilnya, umur pakai gigi bertambah dan gear noise dapat
dikurangi. Kebanyakan engine memerlukan drive gear tambahan untuk menggerakkan fuel injection
pump, compressor, atau blower. Idler atau auxiliary gear berputar pada bushing atau bearing pada
dummy shaft atau hub dan menggunakan pelumasan bertekanan.
Setelah semua part dibersihkan dan dikeringkan dengan udara bertekanan, periksalah keausan atau
groove yang terjadi pada dummy shaft. Ukur juga diameter shaft dan bandingkan dengan spesifikasi.
Ukur bushing dan periksa adanya groove dan pit. Engine yang mempunyai dummy shaft dengan
bushing, bore idler atau auxiliary juga merupakan permukaan bearing. Periksa gear teeth dari adanya
scoring, pitting dan chipping. Untuk mengganti bushing, gunakanlah bushing installer dengan ukuran
yang tepat dan sangga gear dengan tepat sebelum mengeluarkan bushing yang lama dan
memasukkan bushing yang baru. Pastikan bahwa lubang oli segaris lubang suplai.
Jika menggunakan tapered roller bearings dan bearing perlu diganti, letakkan gear tegak lurus pada
press bed untuk memastikan gear disangga dengan baik. Tandai bearing dan cone-nya; sehingga jika
dapat digunakan kembali, dapat dirangkai kembali sebagai satu kesatuan. Selalu periksa bearing cup
dan cone dengan teliti. Jika aus secara tidak merata, bearing akan goyah. Periksa juga adanya pitting,
scoring dan flat spot pada bearing dan cup.
Tapered roller bearing memerlukan pengukuran preload atau end play (tergantung aplikasinya) agar
bearing life time lebih lama dan memberikan penyanggaan yang kuat pada bearing yang berputar.
Untuk memeriksa preload, letakkan shaft idle gear pada sebuah penjepit. Pasang kawat kecil ke
sepotong batang las pendek dan letakkan batang tersebut di antara gigi-gigi gear, lantas lilitkan kawat
kecil gear beberapa kali. Pasang spring scale , yang dikalibrasi dalam pound (kilogram), ke ujung
kawat yang satunya). Tariklah spring scale secara perlahan. Idler gear harus berputar bebas dan
menghasilkan pembacaan yang seimbang. Preload dinyatakan benar jika tarikan yang diberikan
menghasilkan pembacaan skala yang seimbang dan tidak melebihi spesifikasi pabrik.
APLTCL046
CRANKSHAFT
Persiapan Pemeriksaan
Untuk mengetahui apakah crankshaft dapat digunakan kembali atau harus dipotong, harus dilakukan
sebuah persiapan pemeriksaan. Periksa secara visual journal dan sisi samping akan adanya tanda
chatter, polesan akibat bearing, material asing yang tertekan, journal yang tergores, perubahan warna
dan/atau perpindahan material logam.
Journal yang mengalami overheat menunjukkan warna kebiru-biruan. Periksa keretakan pada lubang
oli dan fillet. Periksa keausan dan karat pada thrust face dan kerusakan atau kekendoran
counterweight dan keyway; dan periksa pulley dan permukaan oil seal akan adanya indikasi keausan
yang berlebihan. Jika permukaan seal tidak dapat diperbaiki hanya dengan mem-polish dengan kain
amplas (emery cloth), mungkin perlu untuk menggunakan wear sleeve untuk memperbaiki crankshaft.
Jika pemeriksaan visual menunjukkan crankshaft dapat direkondisi, lepas semua plug dan letakkan
crankshaft pada caustic bath, vapour degreaser, atau steam cleaner solvent untuk membersihkannya.
Setelah pembersihan bagian luar, gunakanlah sikat kawat untuk membersihkan jalur oli. Bersihkan
kembali crankshaft dan keringkan dengan udara bertekanan.
Setelah crankshaft dibersihkan, crankshaft harus diperiksa ulang terhadap adanya retak yang
kemungkinan tidak terlihat sebelumnya. Beberapa metode dapat digunakan:
Dye penetrant
Medan magnet dan partikel besi
Magnetic field fluorescent
Sinar X.
Metode magnetic field fluorescent adalah yang paling umum digunakan karena lebih murah juga
dapat mendeteksi keretakan halus. Metode lainnya (kecuali sinar X) tidak dapat diandalkan.
Gambar 35.
Jika menggunakan metode magnetic field fluorescent untuk memeriksa cacat pada crankshaft,
pertama semprotkan shaft dengan larutan khusus yang berisi partikel magnetic flourecent. Larutan ini
akan bersinar di bawah black light (tidak terlihat, sinar ultraviolet). Geser electric magnetic ring secara
perlahan di atas crankshaft dengan cahaya yang mengarah pada crankshaft. Partikel magnetis akan
tertarik ke tepi setiap retakan akibat gaya magnet. Retak atau cacat akan terlihat di bawah black light
sebagai garis putih, sementara bagian yang tidak mengalami kerusakan akan terllihat dengan warna
biru gelap (Gambar 35).
APLTCL046
Crankshaft jarang mengalami kerusakan (patah atau retak) jika dipasangkan dengan benar dan
dioperasikan dalam kondisi normal; tetapi jika terjadi kerusakan, maka penyebabnya harus kita
ketahui secepatnya dan lakukan pengukuran dengan benar. Beberapa kondisi yang dapat
menyebabkan crankshaft rusak, patah, atau retak, adalah :
Pengukuran pertama dilakukan dengan memposisikan piston mendekati TDC, kemudian putarlah
o
crankshaft secara perlahan lebih kurang 300 dan lakukan pengukuran ke dua. Perbedaan antara
kedua hasil pembacaan tidak boleh lebih dari 0,001 inchi (0,03 mm). Pengukuran harus dilakukan
pada saat engine dalam kondisi panas dan diulang kembali pada saat engine kondisi dingin.
APLTCL046
Mengukur Crankshaft
Ukurlah setiap journal bearing dengan micrometer, (Gambar 37). Mulailah dengan mengukur main
journal dan catat pengukuran out-of-round untuk tiap-tiap main journal.
Ukur tiap journal sampai didapatkan diameter terkecil. Lakukan dua pengukuran pada lokasi terkecil
dari journal, satu di kanan dan satu di kiri, catat hasil pengukurannya.
o
Lakukan pengukuran terpisah 90 dari pengukuran pertama dan catat (Gambar 38). Perbedaan di
antara kedua pengukuran akan menunjukkan roundness dan taper pada journal.
Ketika mengukur connecting rod journal, keausan, out-of-round, dan mungkin juga taper-nya akan
APLTCL046
lebih besar dari main journal. Ini terjadi karena journal connecting rod mempunyai tekanan pelumasan
dan jumlah oli yang lebih kecil, akibat gaya yang lebih besar yang didapatnya.
Untuk mengukur runout crankshaft, sangga crankshaft di main journal depan dan belakangnya
dengan V block yang telah dilumasi atau di titik sumbunya pada sebuah mesin bubut atau alat
pemotong crankshaft. Untuk model yang besar, mungkin akan perlu untuk menyangga crankshaft
pada journal tengahnya untuk mencegah kelengkungan.
Letakkan dial indicator pada main journal tengah dahulu. Nol-kan dial, perlahan-lahan putar crankshaft
dan catat pembacaan dial. Pastikan dial berada pada permukaan yang halus dan base dial indicator
berada pada tempat yang aman dan tidak dapat digerakkan. Nilai pembacaan rata-rata runout yang
diijinkan sekitar 0,0025 inchi (0,0635 mm).
Sebagai contoh, satu journal terbaca +0,001 inchi (0,025 mm) dan journal sebelahnya terbaca -0,002
inchi (-0,050 mm). Dalam hal ini, runout crankshaft adalah 0,003 inchi (0,076 mm). Jika runout
melebihi spesifikasi maka shaft harus diluruskan.
CATATAN:
Pengukuran roundness harus dijadikan pertimbangan ketika mengukur runout.
Jika semua journal memenuhi spesifikasi dan dalam kondisi bisa diservis dan runout masih dalam
batas spesifikasi, maka crankshaft harus dipolish dan diperiksa ulang untuk memasikan semua
goresan halus, water marks, noda bearing, karat, dan material yang melekat telah dihilangkan. Jika
satu journal melebihi batas spesifikasi roundness, taper maupun diameter, crankshaft harus dipotong.
Crankshaft juga harus dipotong: jika permukaan journal beralur dalam atau keausan yang dalam
melebihi 0,0002 inchi (0,005 mm), jika tampak goresan melintang melebihi setengan panjang journal,
jika pada journal terdapat tanda berkarat, water mark, chatter atau heat mark, jika journal berlubang-
lubang, atau jika thrust face tergores atau rusak. Namun, terkadang shaft tidak perlu untuk dipotong
dan harus diganti atau dilas karena berkurangnya diameter jornal atau karena permukaan shaft yang
dikeraskan sudah hilang.
Polishing Crankshaft
Sekalipun journal memenuhi batas toleransi untuk roundness dan taper dan permukaan menunjukkan
nilai minimum kekasaran, groove, atau scoring (kurang dari 0,0005 inchi (0,0127 mm)) crankshaft
tetap harus dipolish sebelum dipasang.
Untuk mem-polish crankshaft, letakkan pada mesin bubut dan putarlah shaft kira-kira 100 rpm.
Balutlah dengan wet-and-dry 600-grit kain ampleas di sekeliling journal. Berikan tekanan sedang
dengan gerakan menggosok. Setelah mem-polish shaft, bersihkan permukaan shaft dan jalur oli
secara keseluruhan, untuk menghilangkan sisa bahan yang bersifat abrasif.
Menggerinda Crankshaft
Menggerinda crankshaft merupakan bidang khusus yang memerlukan peralatan grinding yang presisi
dan operator khusus. Tidak semua bengkel servis mempunyai peralatan tersebut mengingat hanya
sedikit sekali pekerjaan untuk menggerinda crankshaft maupun camshaft. Akan lebih murah jika
mengirim crankshaft atau camshaft ke bengkel khusus yang mempunyai peralatan ini dan operator
yang memenuhi syarat.
Memilih Bearing
Kebanyakan pabrik pembuat menyediakan bearing pengganti dengan ukuran undersize 0,002, 0,010,
0,020, dan 0,030 inchi. (0,050, 0,254, 0,508, dan 0,762 mm) untuk tujuan pelayanan. Penggunaa
bearing standard atau bearinig undersize 0,002 inchi (0,50 mm) bergantung pada tingkat keausan
APLTCL046
journal. Clearence rata-rata main bearing adalah 0,004 inchi (0,101 mm) untuk journal 3 inchi (76,2
mm) dan sekitar 0,006 inchi (0,152 mm) untuk journal di atas 3 inchi. Jika clearance minimum tidak
didapatkan, crankshaft bearing dapat sangkut dan merusak bearing dan shaft.
Untuk memasang sleeve, pertamatama adalah panaskan sleeve di dalam oven, atau menggunakan
o o
heating torch (bukan cutting torch) hingga sekitar 400 F (205 C). Kemudian pasangkan sleeve ke
tempatnya. Suhu dapat diperiksa dengan heat stick, yang tersedia di kebanyakan toko peneyedia alat
las. Jika service manual tidak merekomendasikan pemanasan sleeve, gunakan tool yang tepat untuk
memasangnya.
Memasang Crankshaft
Kapanpun shaft baru atau yang telah dipotong akan dipasang, bearings baru dan thrust washer harus
digunakan.
Ukuran bearing harus tepat dengan ukuran main bearing dan connecting rod bearing, dan dengan
ukuran thrust washers yang menempel pada crankshaft. Cara paling akurat untuk mengukur ukuran
bearing atau mengetahui keausan bearing adalah dengan mengukur tiap shell menggunakan
micrometer, (Gambar 40), dan membandingkan hasil pembacaan dengan spesifikasi pabrik.
Periksa semua plug pada crankshaft apakah terpasang dengan benar dan di-torque sesuai
spesifikasi.
Untuk memasang gear crankshaft, lapisi shaft pada lokasi gear dengan high pressure lubricant.
o o
Pasang key gear dan panaskan gear crankshaft sampai sekitar 400 F (205 C). Posisikan gear keyway
pada key. Dengan menggunakan driver yang tepat, pasang secepat mungkin ketika memasukkan
gear ke dalam shaft untuk mencegah penyempitan (seizure) gear karena mengalami pendinginan.
Untuk memasang main bearing, lepaskan main bearing caps dan letakkan bearing, secara berurutan,
pada permukaan block yang bersih. Periksa kembali permukaan cap bearing dan penyangga bearing
bagian atas akan adanya nicks dan burrs. 50% kerusakan bearinig disebabkan pemasangan yang
salah atau pemasangan yang ceroboh.
APLTCL046
Ambil bearing shells yang baru dari kotaknya satu per satu dan, sebelum memasangnya, pastikan
bagian belakang bearing shell sepenuhnya bebas dari kotoran, partikel pasir halus, dan oli.
Pasangkan bearing shell bagian atas (dengan lubang oli dan groove) pada penyangga bearing bagian
atas. Pasangkan bearing shell bagian bawah (tanpa lubang oli atau groove) pada bearing cap dan,
dengan urutan yang sama, pasang bearing shells yang tersisa. Pastikan jika bearing shells duduk
tepat pada tempatnya dan shell lock tang berada pada grrove di cap dan penyangga bearing bnagian
atas. Dan juga, saat menggunakan thrust main bearing shells khusus, pastikan bahwa thrust main
bearing shells berada pada tempatnya dengan posisi yang tepat.
CATATAN:
Pastikan semua lubang oli terpasang dengan tepat karena semua lubang oli tidak di bor pada
sudut yang sama. Jangan gunakan pelumas apapun di antara bearing shell dan penyangga
bearing.
Jika permukaan thrust pernah diratakan, akan terdapat tanda pada cranksahft, dan oversize thrust
rings yang sesuai dengan tanda oversize harus dipasangkan. Pasang upper half thrust ring crankshaft
dan kemudian pasang lower half pada cap. Sisi ber-groove thrust washer crankshaft harus
menghadap permukaan thrust dari crankshaft untuk memastikan mendapatkan pelumasan yang
cukup (Gambar 41).
Bersihkan dan lumasi main journal crankshaft, permukaan bearing, dan thrust washers, termasuk
bearing di cap, dengan pelumas yang direkomendasikan oleh pabrik. (Beberapa pabrik pembuat
merekomendasikan grease khusus sementara yang lain merekomendasikan engine oil).
Angkat crankshaft ke tempatnya, sejajarkan timing mark, dan turunkan ke dalam main bearing.
Kemudian pasang bearing cap sesuai dengan posisinya. Lumasi theread semua hex atau stud bolt,
jika direkomendasikan. Kencangkan bolt dengan benar dan pada saat yang bersamaan periksa dan
lihat apakah crankshaft berputar bebas ataukah tidak.
APLTCL046
CATATAN:
Kebanyakan pabri merekomendasikan tiga tahap prosedur torque, seperti ditunjukkan pada
Table 6.
Dimulai dari baut centre cap, putar tiap baut dengan kekencangan yang seragam sesuai spesifikasi
torque yang pertama. Setelah baut centre/cap, kencangkan hex bolt dari main bearing cap di
sebelahnya ke arah kanan. Selanjutnya, kencangkan baut main bearing cap kearah kiri. Lanjutkan
urutan ini hingga semua baut mendapatkan kekencangan yang seragam sesuai dengan spesifikasi.
CATATAN:
Terus periksa putaran crankshaft. Pada saat yang besamaan, torque hex bolt sesuai
spesifikasi torque yang kedua, dan pada akhirnya pada final torque yang direkomendasikan.
Beberapa pabrik merekomendasikan metode torque turn untuk mengancangkan cap bolt. Metode ini
memberikan torque tambahan pada baut atau stud setelah final torque. Ketika menggunakan metode
torque turn, langkah pertama adalah dengan mengencangkan cap bolt atau nut sesuai dengan torque
yang direkomendasikan, baik secara berurutan ataupun tidak. Dengan menggunakan marker, tandai
setiap baut dan nut guna mengetahui posisinya pada main bearing cap.
Berikan putaran tambahan pada tiap nut atau bolt sesuai yang dianjurkan di dalam service manual.
Hal ini akan menarik baut dan memberikan tegangan tambahan, menahan bearing cap pada
tempatnya dengan tepat (Gambar 42). Metode apapun yang digunakan, jika cap main bearing dan
bearing shell dipasang dengan benar dan crankshaft bore, runout, end play dan clearance bearing
sesuai dengan spesifikasi, crankshaft akan berputar secara bebas.
APLTCL046
CATATAN:
Beberapa pabrik mempunyai, sebagai tambahan, baut pengencang (tie bolt) sisi main
bearing. Baut ini mengikat crankcase ke main bearing, yang memberikan cylinder block
tambahan kekuatan. Tie bolt ini juga harus di-torque dengan urutan yang benar dan tiga
langkah.
Clearance bearing dapat diukur menggunakan sebuah plastic strip atau kawat timah yang di produksi
untuk tujuan ini. Metode apapun yang akan digunakan, lepaskan cap main bearing atau connecting
rod dan bersihkan pelumas dari bearing shell dan journal.
Setelah itu letakkan kawat timah atau plastic strip melintang pada permukaan bearing, pasang cap,
nut atau bolt kemudian torque sesuai spesifikasinya. Pada saat pemasangan, kawat timah atau plastic
strip akan tergencet (flatten) sesuai ketebalan bearing clearance antara bearing shell dan journal. Jika
menggunakan kawat timah, lepaskan bearing, lepaskan timahnya dengan hati-hati, dan ukur
ketebalannya menggunakan micrometer.
Jika menggunakan plastic strip, plastic strip ini tidak perlu dilepaskan. Gunakan strip's original
envelope untuk mengukur lebar pada titik terlebar material plastik (Gambar 43). Setelah mendapatkan
clearance bearing, lumasi kembali bearing shell dan journal dan torque baut atau nut sesuai dengan
metode dan spesifiksasinya.
End play crankshaft dapat diperiksa dengan feeler gauge atau dengan dial indicator. End play rata-
rata sekitar 0,010 inchi (0,25 mm).
Untuk memeriksa end play, tekan crankshaft dengan soft face hammer atau prybar pada salah satu
sisi permukaan thrust. Masukkan feeler gauge dengan bermacam ketebalan di antara permukaan
thrust crankshaft dan thrust washer sampai salah satu ukuran ketebalan dapat masuk dengan pas.
Jika menggunakan dial indicator, tekan crankshaft ke satu sisi, atur posisi dial indicator dan nol-kan
dial. Dengan prybar, tekan crankshaft ke arah yang berlawanan untuk mendapatkan pembacaan end
play.
APLTCL046
Terkadang main bearing diganti tanpa melepas engine. Pada kondisi seperti ini, ikuti prosedur seperti
di bawah ini:
1. Bersihkan engine dengan steam secara menyeluruh.
2. Ikuti semua peraturan keselamatan dengan memperhatikan aksesoris peralatan hydraulic.
3. Usahakan tidak ada gangguan di tempat kerja.
4. Keluarkan oil dari crankcase, kemudian lepas oil filter, oil pan, oil pump, dan juga oil tubing, jika
digunakan.
5. Agar crankshaft dapat berputar secara bebas, lepas injector dari engine (atau gunakan
compression release jika tersedia). Tutuplah semua fuel line.
6. Lepas satu cap main bearing secara bergantian dan periksa bearing journal. Ukur keausan
bearing dengan micrometer. Jika menggunakan plastic strip atau kawat timah, berikan sedikit
gaya tekan ke atas, menggunakan dongkrak, pada crankshaft agar shaft tetap bersentuhan
dengan bearing shell bagian atas. Hal ini memastikan pengukuran yang tepat, mengingat berat
crankshaft tidak bertumpu pada material pengukur ketika cap main bearing di-torque. Untuk
mengukur out-of-round journal main bearing, lakukan pengukuran lain setelah crankshaft diputar
o
90 .
7. Evaluasi semua hasil pengukuran, kondisi permukaan journal, dan kondisi bearing shell untuk
mengetahui apakah perlu memasang standard shell yang baru, atau perlu untuk memotong
crankshaft.
8. Lepas bearing shell bagian bawah dari bearing cap dan periksa cap akan adanya nick dan burr.
Lepas bearing shell bagian atas dengan cara memutar crankshaft ke posisi di mana dapat
dimasukkan alat pelepas khusus atau cotter pin (dengan ujung sudah dipipihkan) ke dalam lubang
oli (Gambar 44). Putar sesuai arah crankshaft sehingga dapat membuat shell berputar keluar dari
bore. Pastikan bahwa insert tidak menyentuh bore.
CATATAN:
Jangan memasang bearing yang baru dan lama, atau bearing standar dan yang undersize.
Hal ini akan menyebabkan crankshaft tidak disangga dengan rata, dan pada akhirnya akan
menyebabkan kerusakan pada crankshaft.
9. Pemasangan main bearing dengan crankshaft yang masih terpasang memerlukan perhatian
yang sama, jika tidak lebih, dibandingkan jika crankshaft dilepas. Lebih lanjut lagi, sangat sulit
untuk melihat kotoran atau serat kain di bore bearing bagian atas. Hal ini harus benar-benar
diperiksa secara teliti sebelum memutar bearing shell bagian atas yang telah dilumasi
mengelilingi journal crankshaft sampai berada pada tempatnya. Ingat pula, bahwa bearing
bagian atas harus dipasang dengan arah yang berlawanan dengan arah ketika melepasnya,
sampai dengan tang yang ada pada bearing shell menempati slot penyangga bearing. Lumasi
APLTCL046
bearing shell di cap main bearing dan tempatkan di penyangga bearing bagian atas. Pasang bolt
atau nut dan kencangkan sesuai torque.
10. Prosedur pemasangan thrust washer pada crankshaft yang masih di tempatnya sama dengan
jika crankshaft dilepaskan.
CATATAN :
Periksa end play.
11. Selalu periksa kondisi operasi dari lubrication pump dan pressure relief valve sebelum
memasang kembali.
12. Proses pemasangan selengkapnya semudah prosedur pelepasannya hanya saja dengan cara
kebalikannya.
13. Isilah crankcase dengan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi pabrik, dan ganti oil filters.
Jalankan engine hingga mencapai suhu kerja, periksa kembali level oli, dan periksa kebocoran
oli.
Engine Counterbalancer
Beberapa engine dilengkapi dengan inertial balancer untuk melawan secondary forces yang
ditimbulkan piston saat akselerasi dan deselerasi (Gambar 45). Engine counter balancer (balance
shaft) tidak perlu dibingungkan seperti halnya torsional damper yang dipasangkan di bagian depan
crankshaft untuk mengurangi torsional stress pada crankshaft dan tidak untuk mengurangi
secondary inertial force.
Walaupun dua set pistons pada engine in-line dengan empat, atau enam cylinder adalah sama
beratnya dan berputar pada arah yang berlawanan, vertical inertial forces yang dihasilkan tidak
sepenuhnya dinetralisir oleh piston lainnya. Karena secondary forces, yang cenderung membatasi
kehalusan (smoothness) engine, besarnya dua kali lipat dari kecepatan engine, vertical forces ini
dapat dihilangkan dengan memutar dua counterweight dengan dua kali kecepatan crankshaft.
Saat secondary force menurun, ini dikarenakan counterweights melawan dengan gaya yang sama
besar.
Ketika secondary forces dihilangkan (posisi piston), gaya counterweight juga hilang dan hanya
terdapat keseimbangan alami yang ada pada engine.
APLTCL046
TOPIC 6
Friction Bearing
FRICTION BEARING
Tipe-Tipe Bearing
Bearings dapat dibagi dalam dua type utama: friction bearings dan antifriction bearings. Kedua jenis
ini digunakan pada engine diesel (Gambar 46).
Gesekan (friction) didefinisikan sebagai hambatan pergerakan yang terjadi di antara dua permukaan
yang saling bersentuhan. Gesekan diklasifikasikan dalam tiga jenis: sliding friction, rolling friction, dan
fluid friction.
Friction bearings dapat dijumpai di engine atau pada komponennya. Digunakan untuk menyangga
crankshaft, connecting rod, camshaft engine, camshaft fuel injection pump, rocker arms, dan pada
beberapa aplikasi juga pada shaft rocker arm, idler gears atau pulleys, shaft turbocharger, shaft rotor
alternator, shaft armature starter, dan gear oil pump.
Penggunaan anti friction bearings adalah terbatas. Artinya, hanya bisa ditemui pada aplikasi tertentu,
seperti pada coolant fan dan belt tightener, coolant pump, fuel injection pump, governor, flywheel pilot
bearing, dan alternator.
APLTCL046
Konstruksi bearing terdiri dari lapisan baja untuk kekuatan belakang bearing. Sebuah pelapis yang
lebih lembut dilapiskan pada lapisan baja ini. Logam yang lebih lembut ini diperlukan untuk
meningkatkan penyesuaian (conformability) dan pelekatan (embedability) bearing (Gambar 47).
1. Steel back dengan bronze inner layer, dan dengan lead based, tin based, atau indium overlay.
2. Steel back dan multiple copper lead inner layers dan thin lead tin overlay.
3. Steel back dengan sintered copper nickel inner layer dan lead alloy overlay.
4. Steel back dengan sintered copper alloy inner layer, barrier plate, lead alloy overplate, dan overlay
tin over the entire bearing.
5. Steel back dengan cast copper alloy inner layer, barrier plate, lead alloy overplate, dengan lead
alloy overlay over the entire bearing.
6. Steel back with an aluminium alloy lining, lead alloy overplate, dan tin overlay over the entire
bearing.
7. Steel back with a solid aluminium alloy dan a flash tin plate over the entire bearing.
CATATAN:
Kebanyakan bearing menggunakan lapisan tipis tembaga atau nikel sebagai pengikat
(bonding agent) antara lapisan luar dan lapisan dalam.
APLTCL046
Metode yang paling umum untuk menempatkan bushing pada posisinya adalah dengan menekannya
ke dalam bore penyangganya. Sebuah locating lug (Gambar 48) atau dowel digunakan untuk
menahan half bearing pada tempatnya selama pemasangan. Lug terpasang dengan erat pada slot
penyangga dan dengan demikian memastikan kelurusan yang tepat dan mencegah half bearing dari
pergerakan. Half bearing dibuat lebar, dan sedikit lebih besar dari bore bearing. Hal ini untuk
memastikan bearing secara presisi menempati tempatnya dan bersentuhan penuh dengan
permukaan bore ketika cap screw connecting rod atau main bearing di-torque. Lebar bearing lebih
besar dibandingkan dengan bore sekitar 0,005 dan 0,030 inchi (0,125 dan 0,75 mm) tergantung pada
rancangan dan ukuran bearing. Perdesakan bearing (bearing crush) dapat sekecil 0,00025 inchi
(0,006 mm).
Perdesakan atau pelebaran yang tidak sesuai akan menyebabkan bearing bergerak di dalam bore-
nya, mengurangi kemampuan pembuangan panas dan menyebabkan keausan berlebihan.
Persyaratan Bearing
Tidak ada logam yang dengan sendirinya mempunyai kekuatan untuk tahan terhadap segala tuntutan
yang diberikan pada bearing.
Sebuah bearing harus memiliki fatigue strength (kemampuan menahan beban) agar tahan terhadap
beban tanpa terkelupas atau retak pada permukaan atau pada garis ikatan.
Sebuah bearing harus mempunyai kemampuan melekat (embedability), sehingga, permukaan bearing
harus cukup lunak untuk menyerap partikel kecil. Hal ini sangat penting karena tidak ada filter yang
dapat bekerja secara efektif selamanya, dan tidak ada servis dan prosedur perawatan yang dapat
sepenuhnya menjamin kotoran tidak dapat masuk ke dalam oli untuk menggores journal dan bearing.
APLTCL046
Sebuah bearing harus mempunyai ketahanan terhadap karat akibat masuknya air dan bahan kimia
dari ruang bakar (atau sumber lain) yang masuk ke crankcase. Adanya bahan kimia dan air di dalam
oli akan menyerang logam bearing jika bearing tidak tahan terhadap bahan tersebut.
Sebuah bearing harus memiliki ketahanan terhadap gesekan (seizure) karena, dalam kondisi tertentu,
ada persentuhan logam dengan logam antara journal dan bearing. Material yang digunakan untuk
mencegah kerusakan jenis tersebut ditunjukkan dalam Tabel 3.
Sebuah bearing harus mampu menghantarkan panas sehingga sebagian besar panas akan di
hantarkan ke connecting rod atau ke cylinder block. (Bearing yang terpasang tepat menambah
kemampuan dalam menghantarkan panas)
Sebuah bearing harus secara relative tahan terhadap suhu tinggi; maksudnya, konstruksi dan
komposisinya tidak boleh melemah akibat panas.
Sebuah bearing harus memiliki celah untuk oli (oil clearance) untuk melumasi dengan tepat, untuk
mendinginkan, dan untuk membentuk penjepitan (wedge) untuk men-center-kan journal selama
berputar (Gambar 49).
APLTCL046
Kerja Bearing
Saat engine berhenti, journal bertumpu pada bearing bagian bawah (Gambar 50). Saat crankshaft
berputar (dan oli berada pada oil clearance), journal menaiki bearing, dan oil meluncur ke area beban.
Journal kemudian terangkat, (atau bearing connecting rod menjauhi journal), akibat desakan oleh
molekul oli. Beberapa molekul oli tetap menempel pada journal dan bearing. Molekul oli yang
menempel pada journal berputar bersama journal sementara yang menempel pada bearing tetap
diam pada permukaan bearing.
Pergelinciran (slippage) molekul oli satu sama lain disebut fluid friction. Namun, ketebalan lapisan oli
antara journal dan bearing tidak selalu sama. Beban bearing selama empat langkah, kecepatan, dan
variasi beban menyebabkan variasi ketebalan lapisan oli. Di bawah kondisi beban yang sangat
ekstrim hanya oli yang melekat ke journal dan area bearing tersisa, memungkinkan persentuhan
logam dengan logam yang dapat menyebabkan perlekatan (seizure).
Jika digunakan, lubang oli dan dan groove biasanya hanya ada pada bearing di bagian bawah.
Gunanya untuk menyalurkan oli ke seluruh area journal dan bearing. Pada beberapa aplikasi sebuah
oil groove tambahan digunakan untuk mengarahkan oli ke bearing yang lain atau untuk menyuplai oli
ke komponen lain di dalam engine.
Sebuah bukti yang dapat dipercaya bisa didapatkan dengan memeriksa main bearing, bearing
connecting rod, dan journal. Kondisi buruk yang berlebihan pada bearing memberikan bukti dari
kondisi engine secara keseluruhan.
Penyebab keausan yang berlebihan pada bearing dapat dibagi dalam 4 kelompok utama:
Kerusakan akibat kotoran (45%)
Kerusakan akibat pelumas dan yang berhubungan dengannya (25%)
Kerusakan akibat operasi dan pemasangan (15%)
Kerusakan akibat reaksi permukaan (15%)
APLTCL046
Kebanyakan keausan bearing yang terjadi selama beberapa jam pertama operasi adalah minimal dan
diterima sebagai normal. Bearing pada Gambar 51 diambil dari engine truk pada 4.500 jam operasi.
Keausannya normal. Pada pemakaian normal sebagian lapisan timah tipis pada permukaan bagian
luar akan aus, menampakkan lapisan bawahnya (tembaga, nikel, atau aluminium). Pola keausan
terkonsentrasi pada bagian tengah bearing karena bearing mempunyai diameter yang lebih besar
dibandingkan dengan diameter journal. Jika bearing motor truck atau engine crawler menunjukkan
keausan ini di bawah 2.000 jam atau 100.000 mil (160.930 km), keausan ini dianggap abnormal,
memberi kesan bahwa ada bahan yang bersifat abrasive telah bercampur dengan oli. Periksalah hal
berikut:
Bahan abrasive halus dapat juga akan bercampur dengan oli selama periode perakitan engine atau
pada saat penggantian minyak pelumas dan oil filter yang ceroboh.
APLTCL046
Gambar 52.
Bentuk journal crankshaft yang melancip, menggelembung, atau seperti jam pasir akan menyebabkan
keausan abnormal. Setiap kondisi tersebut di atas akan mengurangi usia engine (Gambar 52).
Tentunya, untuk menghilangkan masalah ini adalah ketika engine direkondisi. Pengukuran journal
crankshaft yang teliti akan membantu melihat potensi masalah jenis ini.
Partikel kasar disa berasal dari komponen engine yang bergerak, penanganan pelumas atau oil filter
yang tidak tepat, atau dari tertinggalnya bahan-bahan abrasive sisa honing atau boring.
Bearing pada Gambar 53 akan mengalami kerusakan akibat adanya goresan yang panjang dan
dalam yang mengurangi efisiensi pelumas dan kemampuan untuk melepaskan panas. Partikel logam
APLTCL046
(aluminium) yang terlepas yang bisa terlihat telah tertambahkan ke luka gores pada bearing, yang
mengakibatkan peningkatan panas dan melelehkan permukaan timah. Namun, jika bearing
menunjukkan goresan halus dan terdapat partikel-pertikel kecil yang menempel tetapi permukaan
bearing masih terasa halus dan tidak mengalami perubahan bentuk, maka bearing tersebut masih
dapat digunakan kembali.
Kerusakan Bearing Akibat Persentuhan Yang Tidak Tepat Antara Bearing Shell
& Bore
Partikel besar maupun kecil yang tertinggal di antara bagian belakang bearing shell dan bore selama
pemasangan akan menyebabkan bearing tidak duduk pada tempatnya dengan baik (Gambar 54). Hal
ini menyebabkan penyempitan clearance, panas yang terpusat, dan keausan yang berlebihan pada
bagian bearing dan journal tersebut melebihi partikel yang menempel. Adanya partikel yang
menempel dengan ukuran lebih besar akan merusak bearing dan journal secara bersamaan.
Terutama jika partikel yang menempel berada di daerah beban.
Pemasangan bearing yang tidak tepat akan menyebabkan bearing seperti terlihat pada Gambar 55,
hal ini hanya berlangsung selama 2 jam operasi, dan ini terjadi karena ketidaktepatan lubang suplai
oli. Keidaktepatan tersebut juga dapat menyebabkan bearing sangkut (seize) dan berputar di dalam
crankpin bore.
Bearing yang kendor karena torque yang tidak sesuai pada saat instalasi juga merupakan salah satu
penyebab kerusakan bearing. Tidak sesuainya thrust menyebabkan bearing menjadi out of round. Hal
APLTCL046
ini meningkatkan terjadinya gesekan dan pelepasan panas yang kurang. Bearing dan journal yang
digunakan seringkali rusak, sementara bearing lain menunjukkan keausan normal.
Bagaian belakang bearing yang kendor di bore-nya memiliki bagian belakang yang mengkilap atau
menunjukkan tanda-tanda fretting dan terkadang juga menunjukkan keausan bagaian permukaanyang
berpasangan dari bearing. Fretting adalah berpindahnya logam dari bagian belakang bearing ke bore.
Saat shell benar-benar kendor, logam yang berpindah dari bagian belakang shell akan menempati
permukaan bore. Kekendoran bearing shell juga berakibat pada out-of-round atau membesarnya main
bore atau connecting rod bore, atau bore berdistorsi akibat engine overload.
Pemasangan connecting rod yang tidak benar terlihat di Gambar 56. Bearing tidak memiliki crush
yang tepat dan dapat tidak lurus. Sebagai akibatnya, bearing dapat patah di lubang oli, merusak tang
area.. Pada kasus yang ekstrim, shell assembly dapat terputar di dalam crankpin bore.
Dalam Hal kerusakan bearing akibat overspeed, peningkatan beban bearing mengurangi lapisan oli
dan memungkinkan kontak logam dengan logam antara shell dan journal. Dengan kerusakan bearing
akibat overspeed, bearing bagian bawah connecting rod dan main bearing bagian atas dapat lebih
mudah dilihat keausannya.
Kerusakan bearing akibat periode idle yang dipanjangkan sekarang jarang terjadi karena operator
sekarang lebih berhati-hati dalam menjaga engine rpm di atas kecepatan idle. Namun, kerusakan
bearing masih bisa terjadi saat suhu engine jatuh hingga dibawah suhu operasi dan saat fuel yang
tidak terbakar bercampur dengan pelumas, sehingga mengurangi kekentalannya.
Normalnya, terdapat sisa pelumasan yang cukup pada bearing selama periode crank engine yang
pendek dan selama kecepatan idle. Dibutuhkan sekitar 15 sampai 30 detik setelah engine start
sebelum aliran oli menyebabkan tekanan di sistem pelumasan untuk naik ke tekanan utama. Jika,
selama interval ini, kecepatan engine naik hingga di atas 1.000 rpm, bearing kemungkinan tidak
mendapatkan pelumasan. Kecepatan yang tinggi pada permukaan ini, kurangnya pelumasan, dan
beban akibat hantaman akan menghapus lapisan luar bearing, dan secara perlahan goresan akan
terbentuk. Jika prosedur strating ini berulang, kondisi bearing akan memburuk dan akan rusak.
Potensi masalah ini dapat dihilangkan dengan dengan pemasangan pompa prelubrication.
APLTCL046
Kerusakan bearing jenis ini biasanya terbatas pada wilayah dengan suhu sekitar (ambient
o o
temperature) di bawah 20 F (6,6 C). Rendahnya ambient temperature akan mengurangi jumlah sisa
pelumasan dan suplai oli ke bearing pada saat start-up. Bearing yang berada pada tempat terjauh dari
suplai oli akan mengalami kerusakan yang hebat, sedangakan bearing terdekat dengan suplai oli
mungkin hanya mengalami sedikit keausan atau bahkan tidak sama sekali. Konsekuensinya, saat
ambient temperature rendah, engine tidak boleh berjalan dengan kecepatan penuh atau beban penuh
sampai engine mencapai suhu operasinya; jika tidak bearing akan rusak. Selama dalam cuaca dingin
sangat penting untuk mengikuti rekomendasi pabrik terhadap kekentalan oli yang digunakan dan
prosedur starting.
Sebuah kebiasaan yang sangat baik untuk mengambil oil dipstick dan memeriksa oli di ujung dipstick.
Jika oli menetes dari ujung dipstick, maka hal ini cukup aman untuk menghidupkan engine. Jika tidak,
engine harus dihangatkan sebelum menghidupkannya.
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan kekurangan oli pada bearing atau komponen yang
bergerak. Tingkat kerusakan yang dihasilkan dapat bervariasi dari yang ringan sampai dengan
kerusakan total semua bearing (Gambar 57). Beberapa kerusakan bearing, akibat pelumasan yang
tidak mencukupi, dapat dicegah dengan program perawatan yang baik seperti menjaga oil level,
memperbaiki kebocoran oli yang berlebihan, mengganti oil filter, mengurangi periode penggantian
antara oli dan filter dan mematikan engine hanya setelah engine dingin.
Bercampurnya pelumas dengan fuel adalah masalah yang masuk dalam kategori kurangnya
pelumasan.
Beberapa engine lebih mudah mengalami tercampurnya fuel dengan oli dikarenakan rancangannya
dan sistem fuel-nya. Harus diperhatikan setiap engine terlihat seperti membuat oli, artinya level oli
yang cenderung naik daripada berkurang secara perlahan selama engine beroperasi.
Engine dengan kompresi yang buruk, injector yang kotor atau timing yang tidak tepat juga dapat
menyebabkan fuel yang tidak terbakar masuk ke dalam crankcase.
APLTCL046
Pelumasan dengan tekanan adalah merupakan suatu hal yang penting setelah engine selesai
direkondisi atau disimpan lebih dari beberapa minggu (Gambar 58).
Kebocoran coolant ke dalam oli terkadang sulit untuk ditemukan karena kebocoran dapat berasal dari
rusaknya gasket cylinder head, kerusakan seal pada cylinder sleeve, kerusakan oil cooler,
pemasangan injector tube yang ceroboh, torque yang tidak tepat, atau rusaknya gasket dan seat pada
precombution chamber. Yang lebih serius lagi adalah apabila terjadi kebocoran coolant dan masuk ke
dalam sistem pelumasan melalui cylinder head yang retak atau cylinder block yang retak.
Jika pelumas warnanya berubah menjadi abu-abu atau berwarna seperti susu, kemungkinan oli
tercampur dengan coolant. Ethylene glycol atau antifreeze di dalam pelumas akan membentuk
senyawa yang lengket. Jika, setelah memeriksa level oli, dan tampak adanya coolant di oli, maka
jangan hidupkan engine. Lepaskan plug oli dan periksa akan adanya coolant. Apa yang tadinya
terlihat seperti coolant berada di dalam oli pelumas bisa saja hanya berupa air akibat proses
kondensasi karena perubahan temperature oli dan engine atau engine dioperasikan pada suhu yang
sangat rendah.
APLTCL046
Jika ditemukan keausan bearing seperti pada Gambar 59, ini pasti akibat dari cylinder block yang
melengkung (warp) atau crankshaft yang bengkok.
Jika menemukan bearing yang aus seperti ini, bore main bearing cylinder block harus diperiksa
kelurusannya yang tepat, dan crankshaft diperiksa kelurusannya. Masalah harus diperbaiki sebelum
engine dirangkai ulang.
Arus Listrik. Bearing yang rusak akibat arus listrik (electrolysis) akan menunjukkan lubang-lubang
kecil dalam pola tertentu dan/atau permukaan yang bergalur (Gambar 61). Pola atau galur (jika ada)
dapat bervariasi dari satu engine dengan engine yang lainnya karena perbedaan sumber arus dan
logam yang menghantarkannya.
APLTCL046
Kerusakan bearing akibat arus listrik dapat berasal dari komponen yang digerakkan oleh listrik seperti
motor, switch, dan relay. Kerusakan bearing dapat juga terjadi akibat grounding yang tidak mencukupi
dari engine ke frame atau kesalahan lokasi peletakan ground ketika melakukan pengelasan. Jika
pengelas tidak menempatkan ground dengan tepat, arus dapat memercikkan bunga api melalui
bearing dan keluar dari engine.
Untuk mencegah kerusakan bearing akibat arus listrik, pastikan semua komponen listrik dan engine
di-ground-kan denga tepat ke frame.
Kerusakan bearing dapat terjadi ketika sebagian besar permukaan bearing rusak akibat arus statis
karena engine tidak dihunakan selama musim dingin dan tidak di-winterized.
Chemical corrosion. Jenis lain dari reaksi permukaan adalah karat akibat bahan kimia(Gambar 61).
Berlubang, perubahan warna, kekasaran permukaan, dan retak akibat kelelahan disebabkan oleh
bahan kimia berbetuk gas di udara. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan air cleaner
khusus. Air cleaner standar menyaring bahan kimia.
Cavitation corrosion. Kavitasi pada lapisan oli menyebabkan pengikisan permukaan yang tidak
terbebani (bagian atas main bearing dan bagian bawah connecting rod bearing) (Gambar 62).
Kerusakan akibat kavitasi hanya terjadi pada lapisan permukaan dan ini tidak mempengaruhi lapisan
tembaga, perunggu, atau aluminium dari bearing. Karena kerusakan jenis ini disebabkan oleh adanya
udara (aeration) oli pelumas, periksa sisi inlet pompa pelumas apakah terdapat sambungan yang
kendur yang dapat dimasuki udara.
APLTCL046
Pekerjaan yang dilakukan di lereng bukit atau gunung saat oil pan tidak dirancang secara khusus
untuk daerah ini juga dapat menyebabkan cavitation corrosion.
Thrust bearing crankshaft mempunyai lapisan luar dan bahan yang sama dengan bearing engine
lainya. Thrust bearing, thrust washer, atau permukaan thrust carnkshaft bukan area yang rawan
kerusakan. Kerusakan hanya akan terjadi end play tidak tepat, atau ketika aktuatur pneumatik
maupun actuator hidrolik tidak di-setting secara benar. Beberapa jenis kerusakan yang harus
diwaspadai ditunjukkan pada gambar-gambar berikut:
Thrust Surface
Gambar 63.
Gambar 63 kiri menunjukkan permukaan thrust yang memiliki goresan, tapi bagian tepinya halus -
gunakan kembali.
Gambar 63 kanan menunjukkan kerusakan berat pada aluminium di permukaan thrust - jangan
digunakan kembali.
Gambar 64.
Gambar 64 menunjukkan kerusakan ringan pada aluminium pada thrust surface - dapat digunakan
kembali. (Tidak ada high edge yang bersentuhan dengan crankshaft).
APLTCL046
Gambar 65
Gambar 65 kiri menunjukkan keretakan pada thrust flange - jangan digunakan kembali.
Gambar 65 kanan menunjukkan kerusakan ringan pada tepi thrust flange - dapat digunakan kembali.
(Tidak ada high edge yang dapat bersentuhan dengan crankshaft).
Gambar 66
Gambar 66 menunjukkan keausan normal thrust surface pada tiga titik yang berbeda - dapat
digunakan kembali.
Gambar 67
Gambar 67 kiri menunjukkan keausan yang sudah memanjang di seluruh permukaan oil groove -
jangan digunakan kembali.
Gambar 67 kanan keausan keausan thrust surface yang parah (logam yang lecet dan tergores) -
jangan digunakan kembali.
APLTCL046
Gambar 68
Gambar 68 kiri menunjukkan permukaan thrust yang rusak - jangan digunakan kembali.
Gambar 68 kanan menunjukkan keausan normal pada bagian belakang thrust plate berada pada tiga
titik - dapat digunakan kembali.
ANTI-FRICTION BEARING
Rancangan Bearing
APLTCL046
Shield bearing: Sebuah pelindung atau pelat pada satu atau kedua sisi bearing jenis ini (Gambar 71
(A)) membatasi masuknya partikel kecil di antara race dan bola dan pada saat yang sama mengurangi
tekanan dan aliran oli yang melalui bola.
Catatan:
Perawatan dan kebersihan bearing jenis ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jangan
merusak pelindung selama pelepasan atau pemasangan; pelindung tersebut dapat
menyentuh pemisah bearing serta menyebabkan keausan atau meningkatkan gesekan.
Sealed bearing: Bearing jenis ini memiliki sebuah penyekat permanen pada salah satu atau kedua
sisi (Gambar 71 (B)). Bearing dengan penyekat pada kedua sisinya sudah berpelumas dan tidak
dapat dibersihkan. Jika penyekat rusak atau bearing terasa kasar pada saat berputar, bearing harus
diganti.
APLTCL046
Jika hanya menggunakan sebuah penyekat, hati-hati agar tidak ada kotoran yang memasuki bearing
selama pemasangan. Sangat sulit untuk menyingkirkan kotoran yang sudah memasuki bola, pemisah,
dan race dan sudah mencapai penyekat di sebelahnya.
Single row angular contact bearing: Single row angular contact bearing digunakan di pompa injeksi
dimana beban radial dan beban dorongan digabungkan. Namun, dorongan tersebut hanya dapat
diberikan dalam satu arah saja. Single row angular contact bearing umumnya digunakan
berpasangan, dengan satu bearing pada setiap sisi sisi shaft.
Double row deep groove bearing: Rancangan bearing jenis ini tidak berbeda dengan single row
deep groove ball bearing, namun, tentu saja, kapasitas bebannya lebih tinggi dalam setiap aplikasi
karena adanya dua baris bola.
Cylindrical roller bearing: Bearing ini menggunakan sebuah straight roller sebagai elemen
perputarannya serta memiliki kapasitas radial yang sangat tinggi karena roller axis dan race bagian
dalam dan luar (atau permukaan kontak) adalah paralel (lihat Gambar 69, tengah). Bearing ini
diproduksi dengan baris tunggal dan ganda dan bervariasi dalam rancangan.
Salah satu jenis roller bearing yang dipergunakan dalam engine besar adalah tapered roller bearing
(Gambar 72).
APLTCL046
Needle bearing: Awalnya, needle bearing dianggap sebagai roller bearing tanpa sangkar karena
menggunakan roller sebagai elemen perputarannya. Bearing diklasifikasikan sebagai needle bearing
jika panjangnya paling tidak enam kali dari diameter roller. Bearing jenis ini memiliki kapasitas radial
yang tinggi namun tidak memiliki kapasitas dorongan (Gambar 73).
Sebuah needle bearing dapat dengan atau tanpa separator, dengan atau tanpa inner ring dalam atau
dengan atau tanpa outer ring.
Tapered roller bearing: Bearing ini memiliki tapered roller sebagai elemen perputarannya di antara
cone dan cup. Garis kontak antara roller, cone dan cup, jika dipanjangkan, bertemu pada bagian
pusat shaft. Cage dan shoulder yang tinggi pada cone menjaga roller tetap sejajar. Bearing ini
dirancang untuk membawa kombinasi muatan dorong dan radial. Sebagai suatu peraturan umum,
tapered bearing digunakan berpasangan dengan sebuah bearing pada tiap sisi shaft.
CATATAN:
Tapered roller bearing memerlukan penyesuaian secara periodik untuk mengencangkan
kelonggaran yang mungkin sudah terjadi karena keausan atau tegangan.
Thrust bearing: Thrust bearing dirancang hanya untuk aplikasi beban dorongan axial; kapasitas muat
beban radial bearing tersebut adalah insidental. Bearing ini menggunakan bola, tapered roller, atau
cylindrical roller sebagai elemen perputarannya (Gambar 74). Tapered atau cylindrical thrust bearing
umumnya menggunakan roller pendek untuk mengimbangi variasi kecepatan antara diameter dalam
dan luar roller.
Mengganti Antifriction Bearing
Musuh terbesar setiap bearing adalah kotoran dan pemasangan yang tidak tepat. Kebersihan tool dan
daerah kerja dimana bearing hendak dilepas tidak dapat lebih ditekankan. Penanganan yang ceroboh
dapat mengakibatkan kerusakan bearing sebelum waktunya.
Berikut adalah sejumlah peraturan yang dapat diterapkan saat melepas bearing, tanpa mempedulikan
apakah bearing tersebut hendak dibuang atau dipergunakan kembali:
1. Jangan pernah menggunakan sebuah hammer, hammer dan punch, atau sebuah impact
wrench bersama dengan sebuah puller arrangement saat melepaskan bearing. Tool ini akan
merusak race dan permukaan kontak dari elemen perputarannya serta dapat mengakibatkan
spalling dan kerusakan dini.
2. Jangan pernah memanaskan sebuah bearing dengan cutting torch. Pergunakan sebuah
heating tip dan sebuah tongkat suhu untuk menentukan suhunya.
APLTCL046
Gambar 75 (A) Puller yang umum (B) Menggerakkan sebuah bearing dari shaft (pandangan
separuh potongan)
3. Jika mungkin, tekan atau tarik bearing atau race dari shaft atau housing. Gunakan puller
yang sesuai dan alat tambahannya, sperti pada Gambar 75 (A), atau gerakkan bearing dari
shaft, seperti pada Gambar 75 (B).
APLTCL046
Gambar 76 - Menyangga bearing pada saat menekannya dari shaft (pandangan separuh
potongan)
4. Pada saat menggunakan sebuah penekan untuk melepas bearing atau race, sangga bearing
atau housing dengan benar, seperti pada pada Gambar 76.
5. Pada saat menggunakan tool jenis tabung, hati-hati agar tidak memiringkan bearing.
Gerakkan bearing secara bergantian pada satu sisi dan kemudian pada sisi yang lain..
6. Pada saat menggunakan panas untuk melepas inner ring yang memiliki diameter yang sama
dengan shaft, pergunakan sarung tangan tahan panas untuk mencegah luka bakar. Sebagai
alternatif, panaskan hanya satu bagian ring atau potong sebagian dari ring dan kemudian
lepaskan Gunakan hammer dan pahat pada daerah yang sudah dipanaskan untuk
memecahkan cincin tersebut.
APLTCL046
PERHATIAN:
Semua solvent sangat mudah terbakar. Tangani dengan hati-hati agar tidak menimbulkan
kebakaran.
Setelah beberapa saat, guncangkan keranjang beberapa kali. Udara juga dapat dipergunakan untuk
mengaduk cairan pembersih. Hal ini akan melepaskan partikel (zat kontaminasi) dari bearing.
Pindahkan dan periksa bearing satu persatu. Jika dibutuhkan pembersihan lebih lanjut, gunakan sikat
yang kuat (rambut sikat tidak boleh lepas atau patah selama pembersihan) untuk melepaskan partikel
kotoran yang tersisa, dll.
Setelah semua kotoran yang membandel sudah lepas, selesaikan pembersihan dengan cara
menggerakkan bearing maju mundur dalam solvent dan ulangi prosedur ini dalam rendaman solvent
yang bersih. Gunakan udara bertekanan untuk melepas partikel yang tersisa dan untuk menyingkirkan
sisa solvent; namun, tahan kedua race. Jangan pernah biarkan sebuah race untuk berputar karena
paksaan dari udara; ring dapat meledak. Selalu berhati-hati saat menggunakan udara bertekanan.
Untuk menentukan kelayakan sebuah bearing, periksa perubahan warnanya; periksa seandainya ada
race yang rusak atau retak; shield atau seal yang rusak; separator yang rusak; bola atau roller yang
rusak atau patah; dan daerah pada bola, roller atau race yang brinell, retak atau spalled. Indikasi
manapun menandakan bahwa bearing perlu diganti.
Jika, pada pemeriksaan, bearing nampak baik dan selama pemeriksaan tidak terasa kasar atau
kecenderungan sangkut, bearing harus direndam dalam oli bersih serta disimpan dalam kertas grease
proof hingga siap untuk dipasang kembali.
Memasang Bearing Anti-friksi
Bearing dipasang dengan melakukan kebalikan dari prosedur pelepasan. Namun, sebelum ditekan,
didorong, atau memaksa bearing masuk ke tempatnya, shaft dan bore harus dibersihkan dan
diperiksa akan adanya nick dan burr. Jika ada, segera hilangkan. Pastikan tidak ada kotoran pada
shaft.
Beri oli dalam jumlah sedang pada dudukan bearing dan bore serta pada saat ini keluarkan bearing
dari bungkusnya. Tangan dan tool yang digunakan harus sangat bersih.
APLTCL046
Sejajarkan bearing pada tempat tekanan, serta sejajrkan shaft dengan bore. Kemudian tekan atau
tarik bearing hingga duduk dengan pas terhadap shoulder (Gambar 77).
Jika harus memasang bearing dengan shaft tetap pada tempatnya atau jika tidak terdapat puller
ataualat tekan, ketuk bearing dengan ringan menggunakan tool yang mirip seperti pada Gambar 78.
APLTCL046
Hal ini akan mendorong bearing tegak lurus ke dalam shaft. Pastikan bearing tidak miring; jika tidak
shaft dan/atau bore akan tergores atau terpotong. Untuk mencegah kerusakan bola atau roller saat
memaksa masuk bearing ke dudukannya, letakkan sebuah kain yang bebas serat di sekitar
rangkaian.
CATATAN:
Dalam kondisi apapun jangan menggunakan impact wrench puller spindle, puller nut, atau
shaft nut untuk menarik bearing ke tempatnya. Tiap-tiap prosedur ini dapat merusak elemen
perputaran dan race.
CATATAN:
Bekerjalah secepat mungkin saat memposisikan bearing.
Sebuah metoda alternatif, yang juga merupakan metoda yang aman, adalah dengan mendinginkan
shaft atau bearing, tergantung pada pemasangan bearing, menggunakan es kering untuk
menyusutkan shaft atau bearing.
PERHATIAN:
Hati-hati saat menggunakan es kering atau panas. Selalu pergunakan sarung tangan
asbestos sebagai perlindungan.
APLTCL046
APLTCL046
APLTCL046
TOPIK 7
Connecting Rod & Piston
CONNECTING ROD
Kegagalan Connecting Rod
Kerusakan connecting rod yang berada di luar kendali teknisi disebabkan oleh fatigue yang
meningkatkan tegangan, overspeed, piston yang tersangkut, material asing dalam cylinder atau
hydraulic lock. Namun, kerusakan connecting rod akibat bearing atau bushing yang aus seharusnya
tidak terjadi karena dapat dicegah dengan program perawatan yang baik. Perakitan yang tepat, men-
torgue baut cap connecting rod sesuai spesifikasi, serta pemeriksaan dan pengukuran toleransi yang
diberikan adalah beberapa di antara prosedur yang akan memperpanjang umur pakai connecting rod.
Inspeksi / Inspection
APLTCL046
Jika connecting rod dapat dipergunakan, periksa apakah baut dan mur connecting rod bersandar
langsung pada permukaan engine tanpa mencampuri connecting rod atau cap fillet (Gambar 81).
Periksa apakah ulir tidak terdistorsi, apakah diameter baut adalah sesuai dengan spesifikasi, serta
apakah arah cincin atau dowel tidak rusak. Jika terdapat komponen yang rusak, baut dan/atau cincin
harus diganti. Pastikan cap bore dan connecting rod tidak aus atau melebar. (Baut connecting rod
harus berada pas dalam bore).
Catatan:
Connecting rod pada engine yang memiliki daya 100 hp atau lebih per silinder umumnya
menggunakan empat baut connecting rod untuk menyediakan gaya kepit dan pengarahan yang baik.
Periksa piston pin dan crankpin bore. Ukur crankpin bore 30 di atas dan di bawah garis pemisah
dengan menggunakan sebuah mikrometer dalam, sebuah dial bore gauge, atau sebuah telescopic
gauge. Toleransi yang diperbolehkan untuk crankpin bore adalah 0,001 in (0,025 mm).
APLTCL046
APLTCL046
Tidak perlu memperhatikan lokasi bushing split namun perhatikanlah arah lubang oli (Gambar
84).
APLTCL046
Beberapa pabrikan merekomendasikan broaching bushing (yaitu, dengan cara menekan sebuah alat
broaching ke dalam bushing bore) serta tidak melakukan perluasan bore agar memastikan bushing
pas kencang terhadap permukaan bore untuk mencegah agar bushing tidak berputar serta untuk
menyediakan ukuran bore yang seragam. Sebuah bushing yag kencang dengan pas juga mentransfer
panas dengan baik.
Pada saat ketebalan bushing berbeda atau jika reamer gagal untuk memberikan kontak permukaan
penuh, hal ini disebabkan karena connecting rod bengkok atau terpelintir serta harus dilurukan
kembali, diperbaiki-kembali, atau buang (Gambar 85).
APLTCL046
Banyak susunan arah yang berbeda yang dipergunakan untuk memeriksa arah connecting rod, salah
satu susunan yang paling sederhana ditunjukkan dalam Gambar 81. Untuk memeriksa arah dengan
menggunakan perkakas jenis ini, tempatkan crankpin bore pada pin besar serta dorong piston pin
bore ke arah bawah diantara penuntun. Jika piston pin bore tidak cocok diantara penuntun, rod akan
terbengkok atau tertikung. Tingkat rata-rata kebengkokkan yang diperbolehkan adalah 0,008 in (0,20
mm).
Catatan:
Piston pin bushing split harus diposisikan di bawah spray nozzle. Hendaknya diingat bahwa bushing
engine turbocharger tidak dapat diganti.
Catatan:
Connecting rod yang memiliki perangkat pengatur arah crankpin mating surface seperti shoulder dan
groove atau serration tidak dapat diservis pada saat bore tidak bundar lagi atau permukaannya rusak.
APLTCL046
Prosedur pemeriksaan, pengujian dan perawatan untuk sebuah crosshead piston connecting rod
hampir sama dengan sebuah trunk type connecting rod. Dengan jenis crosshead, periksalah arah
saddle, dan jika crankpin bore melebihi batasan spesifikasi, maka rod tersebut harus diganti.
APLTCL046
Kegagalan Piston
2. Menjalankan engine diatas 1,000 rpm sebelum suhu air muncul pada pengukur suhu air.
Gambar 91 Kegagalan piston karena goresan yang diakibatkan oleh thrust atau antithrust
pada skirt
Gambar 91 memperlihatkan sebuah piston dengan bekas goresan vertikal. Bekas goresan ini terjadi
dalam jangka waktu yang lama pada sisi thrust dan antithrust pada piston skirt. Bekas goresan ini
dapat berasal dari cincin yang rusak, bahan bakar yang berlebihan, distorsi piston karena ekspansi
suhu, atau distorsi cylinder liner bore dan/atau cylinder liner O-rings.
Gambar 92 memperlihatkan sebuah piston yang sudah mulai tererosi (terbakar) pada sisi luar piston
crown. Erosi tersebut dapat berasal dari peledakan, persediaan udara yang terbatas, penggunaan
ether yang berlebihan (untuk menghidupkan engine), bahan bakar yang berlebihan, injector yang
rusak, dan/atau nozzle orifice yang melebar.
APLTCL046
APLTCL046
APLTCL046
Catatan:
Pentingnya posisi dan kondisi piston nozzle tidak dapat lebih ditekankan lagi. Jika nozzle rusak atau
berubah bentuk, nozzle tersebut tidak dapat diluruskan kembali; maka nozzle tersebut harus diganti.
(Sebuah sasaran plastik seringkali dipergunakan untuk memeriksa ketepatan arahnya).
Pada saat sebuah piston sudah melewati inspeksi, piston tersebut harus dibersihkan bagian dalam
dan luarnya dengan menggunakan zat pembersih atau bahan bakar untuk menyingkirkan zat sisa
atau deposit karbon. Beberapa pabrikan merekomendasikan glass beading untuk membersihkan atau
menyingkirkan bekas goresan ringan dari piston (lihat pedoman servis untuk instruksi yang spesifik).
Pada saat terdapat karbon dalam ring groove, singkirkan karbon tersebut dengan menggunakan
pembersih ring groove. Jangan memotong bahan apa saja dari ring land atau dari bagian dasar
groove. Metoda lain untuk membersihkan ring groove adalah dengan mematahkan ring yang sudah
dibuang dalam dua bagian. Kikir ujung pelat untuk membentuk sebuah sudut tajam yang dapat
digunakan sebagai penggeruk untuk membersihkan ring groove. Periksa oil return hole di dalam
piston wall. Jika zat pemebrsih tidak membersihkan hole tersebut, gunakan sebuah bor (dengan
ukuran yang sesuai) untuk menyingkirkan deposit tersebut.
Catatan:
Berhati-hatilah dalam menggunakan zat pembersih karena beberapa zat pembersih
mengandung zat kimia yang menyerang campuran aluminium. Jangan menggunakan sebuah
sikat kawat untuk menyingkirkan deposit dari piston aluminium karena sikat tersebut dapat
merusak permukaannya. Lebih lanjut, jika skirt memiliki pelapis, sikat kawat juga dapat
melepaskan lapisan tersebut
Gambar 97 Memeriksa keausan ring groove dengan menggunakan sebuah wear gauge
Setelah piston sudah dibersihkan dan dikeringkan dengan udara kompresi, periksa kembali piston
tersebut, terutama pada daerah piston pin boss. Kemudian, periksa keausan pada piston ring groove.
Pergunakan sebuah feeler gauge atau wear gauge (Gambar 97) pada beberapa titik disekitar keliling
ring groove. Batas keausan maksimum rata-rata adalah 0.006 inci (0.152 mm). Jika tingkat keausan
melampaui batas ini, gantilah piston tersebut.
Piston umumnya diganti karena terdapat ruang kosong yang berlebihan dalam compression ring
groove pertama atau kedua (disebabkan oleh keausan normal) serta bukan karena keausan normal
dalam oil ring groove, piston skirt, atau piston bore. Tidak ada pabrikan engine engine yang
merekomendasikan memperpanjang usia kerja piston dengan cara merestorasi ring groove.
Periksa ruang kosong piston-to-liner (ruang kosong kerja) dengan cara mengukur diameter piston
serta membandingkannya dengan diameter dalam cylinder liner. Ruang kosong kerja rata-rata sekitar
0.006 in (0.152 mm) serta tidak kurang dari 0.002 in. (0.050 mm). Ruang kosong yang tidak
mencukupi akan menyebabkan kegagalan piston dan/atau cylinder liner yang prematur.
Prosedur untuk mengukur piston tidaklah sama untuk semua piston. Dengan demikian, periksa
pedoman servis yang sesuai.
APLTCL046
Sebagai contoh, pengukuran cam-ground piston diambil pada sudut sebelah kanan piston pin bore.
Untuk straight atau tapered piston (Gambar 98) pengukuran diambil pada lokasi A dan B.
Catatan:
Pengukuran harus dilakukan pada suhu 70 F (21,1 C)
APLTCL046
Untuk straight piston, tingkat ketidakbundaran tidak boleh melebihi 0,0005 in (0,001 mm). Ruang
kosong kerja semua straight piston juga dapat diukur dengan menggunakan metoda seperti dalam
Gambar 99.
Pada saat menggunakan metoda ini, lumasi piston (tanpa ring) dan cylinder sleeve dengan sebuah
film tipis oli ringan. Masukkan sebuah feeler gauge berukuran 0,004 in (0,01 mm) dalam cylinder
sleeve seperti pada gambar.
Masukkan piston, posisi tegak, sekitar 2 in (50 mm) di bawah block surface dengan piston pin bore
sejajar crankshaft. Pada saat pengukur pegas menandakan gaya yang direkomendasikan dalam
pound (kilogram) pada saat feeler gauge ditarik, maka ruang kosong kerja tersebut adalah benar.
(Sebenarnya ruang kosong kerja sekitar 0.001 in (0.025 mm) lebih besar dari yang ditunjukkan feeler
gauge).
Laksanakan paling tidak satu kali pengukuran lagi, dengan sudut 90 dari pengukuran pertama, untuk
mengkonfirmasi pengukuran. Pada saat ruang kosong kerja melebihi 0.010 in (0.254 mm), piston (dan
kadang-kadang cylinder liner) harus diganti.
Gambar 100 Mengukur piston pin bore dengan sebuah inside micrometer
Sebelum mengukur piston pin bore, periksa suhu piston karena variasi suhu di atas atau di bawah 70
F (21,1 C) akan mempengaruhi ukuran bore. Ukurlah bore dengan menggunakan sebuah inside
micrometer, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 100. Berikutnya, periksa serta ukur piston pin.
Jika piston pin tidak-bulat lebih dari 0,001 in (0,025 mm), menunjukkan tanda-tanda goresan dan/atau
korosi, atau sudah aus melampaui batas, maka piston pin tersebut harus diganti.
Tidak direkomendasikan mengasah atau mempertajam piston pin bore serta mengganti sebuah piston
pin yang berukuran terlalu besar. Mengasah atau mempertajam dapat merubah arah piston serta
menyebabkan piston terkejut atau menyebabkan kegagalan rod bearing.
APLTCL046
Gambar 101
Pada saat merangkai sebuah connecting rod yang sudah pernah dipergunakan dan piston, periksa
apakah piston pin dapat cocok dengan piston, seperti pada gambar 101. Namun, pertama-tama
periksa pedoman servis yang sesuai, karena beberapa piston harus dipanaskan hingga suhu 210 F
(98,9 C) sebelum piston pin dapat dipasang untuk mencegah kerusakan pada piston pin bore. Piston
pin tersebut harus dapat masuk dengan pas. Perlu tekanan tangan pada saat memasukkan pin
kedalam piston. Namun, kecocokkan dalam connecting rod harus cukup longgar.
Pada saat merangkai connecting rod ke dalam piston, tempatkan piston dalam sebuah rangka
penahan atau tempatkan connecting rod dalam sebuah penjepit dengan rahang lembut. Berikan oli
engine yang bersih pada piston pin bore, connecting rod bushing, dan piston pin.
Pasang sebuah snap ring pada grrove atau pasang sebuah piston pin retainer ke piston pin bore.
Paksa piston pin melalui piston pin bore hingga nampak sebuah tonjolan kecil.; arahkan piston
position mark dengan connecting rod atau sebaliknya, kemudian tempatkan connecting rod beserta
piston pin bore dalam tonjolan ini. Paksa piston pin melalui bore terhadap snap ring.
Pasang snap ring lain atau piston pin retainer. Pastikan bahwa terdapat ruang kosong yang memadai
diantara snap ring dan piston pin, serta diantara connecting rod dan piston pin boss.
Catatan:
Pada saat memasang piston yang memiliki valve relief, periksa pedoman servis untuk
menentukan ke arah mana valve relief tersebut harus diarahkan. Pedoman tersebut juga
akan mengindikasikan ke mana connecting rod harus diarahkan. Periksa tanda pada piston
crown untuk mengetahui arah piston. Sebagai peraturan umum nomor connecting rod
menghadap ke arah camshaft pada engine in line dan menghadap ke luar pada engine 17
blok.
Gambar 102 Pandangan sebagian crosshead piston yang sebagian sudah dirangkai
APLTCL046
Letakkan piston crown pada sebuah permukaan yang bersih serta masukkan bearing (bushing)
dengan cara memaksa separuh bushing kedalam tempatnya (lihat Gambar 102).
Catatan:
Ruang kosong diantara ujung bushing dan groove dalam piston crown bervariasi diantara seri-
seri engine
Satu dari dua jenis seal ring dipergunakan diantara crown dan skirt: sebuah seal ring dengan sebuah
masukan dalam, atau sebuah seal ring puncak bertanda. Lumasi seal ring dan ring groove.
Pergunakan perkakas pemasang ring untuk memasang seal ring pada crown sehingga salah satu
masukan dalam atau puncak bertanda menghadap bagian puncak piston crown. Seal ring tidak boleh
melekat pada groove, dan ruang kosong harus tidak melebihi spesifikasi. Lumasi permukaan seal ring
pada piston skirt. Kompres seal ring dengan menggunakan ring compressor khusus, serta geser skirt
pada crown. Skirt tersebut harus dapat berputar bebas dengan menggunakan tekanan tangan untuk
memastikan performa piston yang memuaskan.
Arahkan skirt dan piston crown, lumasi pin bore, piston pin, dan bushing, serta pasang piston pin.
Tempatkan spacer pada baut connecting rod, lumasi thread, arahkan connecting rod dan piston pin
hole, serta pasang dan kencangkan bolt dengan menggunakan jari.
Jepit connecting rod dalam sebuah penjepit dan sesuaikan torsi baut menurut spesifikasi.
Berikutnya, pasang retainer serta periksa apakah terdapat kebocoran udara.
Rancangan Piston Ring
Compression Ring dan Oil Control Ring
Gambar 103 Rancangan compression dan oil-control ring termasuk head land piston ring
(baris tengah, ujung kanan)
Karena hingga kini pabrikan tidak dapat merancang sebuah piston ring serbaguna yang dapat
menyegel combustion chamber, mengendalikan oli pada cylinder wall, menyerap panas dari piston ke
cylinder wall, menahan panas dan tekanan, serta memiliki usia kerja yang lama, maka pabrikan
memproduksi berbagai jenis piston ring. Piston ring dapat dibuat dari besi tuang, malleable iron, atau
ductile iron dengan tambahan elemen seperti karbon, silikon, grafit, magan, fosfor, krom, tembaga,
molibdenum, atau vanadium. Sebagian besar compression ring dan beberapa oil control ring terbuat
dari plasma atau krom untuk mengurangi friksi serta memperpanjang usia kerjanya.
Head land piston ring saat ini dipergunakan dalam mesin produksi dengan sukses (Gambar 103).
Rancangan head land menempatkan compression ring puncak pada puncak piston dalam posisi untuk
menghilangkan cincin tipis udara mati yang mengelilingi bagian atas piston. Beberapa pabrikan
engine mengaku bahwa head land ring menghasilkan penambahan sebesar 5 persen ekonomi bahan
bakar serta mengurangi asap engine sebesar 50 persen. Head land piston dan ring mudah rusak
selama perakitan serta membutuhkan perhatian khusus untuk perakitan yang benar.
APLTCL046
Semua piston ring memiliki sebuah built-in controlled ring tension serta diatur oleh mesin serta dirakit
pada dimensi yang spesifik. Dalam kondisi bebas piston ring berbentuk oval terhadap silinder bundar.
Pada saat dibatasi dalam silinder, piston ring terpasang dengan pas pada sisi piston groove, serta ring
face berada pada cylinder wall untuk memastikan penyegelan yang sesuai dan pengendalian oli.
Semua compression ring menggunakan tekanan ring intrinsik, tekanan pembakaran pada power
stroke, tekanan pembuangan pada exhaust stroke, tekanan crankcase pada intake stroke, dan
tekanan kompresi pada dorongan kompresi untuk menyegel diantara piston gerak dan cylinder wall
(Gambar 103). Sebagai tambahan, compression ring mengendalikan film oli pada cylinder wall
dengan efektif serta mencegah kontak logam dengan logam antara piston ring dan cylinder sleeve.
Namun, terlalu banyak tekanan statik menyebabkan keretakan, goresan, dan keausan yang
berlebihan. Tekanan statik yang tidak mencukupi mengakibatkan pengendalian oli yang kurang dan
konsumsi oli yang tinggi; dengan demikian, pada saat memasang piston ring, pergunakan perkakas
pemasang ring untuk mencegah distorsi piston ring atau ekspansi yang berlebihan selama
pemasangan.
Oil control ring dipergunakan untuk membatasi film oli pada cylinder walls serta untuk menyediakan
pelumasan yang memadai pada compression ring. Jika film oli tertinggal pada cylinder wall dalam
jumlah besar, film oli tersebut tidak dapat dikendalikan oleh compression ring dan dapat memasuki
combustion chamber. Film oli yang tidak mencukupi pada tembok akan mengakibatkan kontak logam
dengan logam diantara compression ring dan cylinder wall serta akan mengakibatkan goresan dan
gesekan.
Gambar 104 Gerakan oil-control ring selama dorongan turun (A) dan dorongan naik (B)
Gambar 104 menunjukkan sebuah oil control ring yang terpasang dan celah terbuka atau saluran
pada permukaan hingga belakang ring. Saluran ini membuat oli yang tersapu dari cylinder wall
memasuki ring groove, piston wall opening, serta kembali ke crankcase (Gambar 104 (A)). Pada saat
yang sama, oli ini membawa panas menjauh dari piston (Gambar 104 (B)). Pada beberapa engine oli
ini juga melumasi piston pin.
Sebagian besar oil control ring menggunakan sejenis expander, atau rel, untuk memaksa ring tersebut
terhadap cylinder wall (lihat baris dasar Gambar 103). Gaya ini merupakan sebuah faktor pengendali
oli yang besar yang tidak boleh dirubah.
APLTCL046
APLTCL046
Pasang piston ring paling bawah lebih dahulu. Ikuti prosedur pedoman servis pabrikan, namun jika
tidak tersedia, pergunakan petunjuk berikut: compression ring yang bertanda sebuah huruf T atau
sebuah titik, atau memiliki masukan pada bagian dalam atau sebuah counterbore, harus dipasang
dengan tanda tersebut menghadap crown. Scrapper compression ring (counterbore luar) harus
dipasang menuju skirt (Gambar 106).
Pada saat memasang sebuah oil control ring tiga lapis, pastikan butt end dari setiap expander tidak
saling mendahului. End tersebut harus terletak di atas daerah piston pin bore dan colour indicator
harus dapat terlihat dari expander gap. Pasang rail (dimulai dari gap) sekitar 45 dari piston pin bore,
kemudian putar rail kedalam ring groove. Disarankan untuk menggunakan sebuah shim stock pada
bagian bawah ujung tajam rail untuk mencegah agar piston tidak tergores. Rail gap kedua, jika
dipasang, harus berada 180 dari rail gap pertama.
Beberapa piston dari engine Detroit Diesel menggunakan dua oil control ring tiga lapis. Yang lain
memiliki sebuah oil control ring tiga lapis pada groove bawah serta sebuah oil control ring dua lapis
pada groove kedua. Pada saat memasang salah satu jenis ini, pastikan anda mengikuti petunjuk
pedoman servis. Expander tidak boleh saling mendahului, ujung scrapping harus menghadap ke
bawah, serta pada ring gap harus diberikan jarak yang benar.
Setelah piston ring terpasang, periksa kebebasan dalam groove serta pastikan ring face dapat tertarik
sekitar 0,002 in (0,050 mm) di bawah piston land.
Pengaturan Jarak Ring Gap
Selalu ikuti petunjuk pabrikan mengenai jarak ring gap. Ring gap tidak boleh segaris satu sama lain.
Ring gap juga tidak boleh ditempatkan di atas piston pin bore atau pada sisi thrust atau antithrust dari
piston skirt.
APLTCL046
Arahkan piston. Jika piston cooling nozzle dipergunakan, berhati-hatilah agar tidak membengkokkan
nozzle tube. Jika perlu, masukkan piston beberapa derajat dari arah yang benar tersebut untuk
mengosongkan nozzle (Gambar 107).
Dengan menggunakan pegangan palu, dorong atau ketuk piston ke dalam bore hingga terdorong oleh
cylinder block. Jika anda mengalami kesulitan pada saat memasang piston, terdapat kemungkinan
disebabkan oleh piston ring yang tidak terpasang dengan benar, ruang kosong piston dan/atau piston
ring yang belum diperiksa dengan benar, ring gap yang tidak memadai, atau ring groove yang belum
dibersihkan seluruhnya. Rangkaian harus dibongkar serta ditemukan penyebabnya.
Arahkan bagian bawah connecting rod dengan menggunakan crankshaft journal setelah memastikan
tidak terdapat kotoran pada bearing shell atau journal. Tarik connecting rod pada tempatnya yang
menggunakan tangan atau perkakas yang sesuai.
Periksa kembali posisi bearing shell dalam connecting rod dan cap; kemudian pasang connecting rod
cap. Nomor identifikasi cap harus sesuai dengan nomor rod; kedua nomor juga harus dapat
disearahkan serta harus menghadap ke arah yang ditentukan dalam pedoman servis.
Dengan menggunakan pelumas yang direkomendasikan, lumasi connecting rod bolt, nut dan stud
thread, jika ada, untuk memastikan torsi yang sesuai.
Periksa ruang kosong antara connecting rod bearing dan journal dengan menggunakan metoda yang
sama dengan yang anda pergunakan untuk memeriksa ruang kosong kerja main bearing. Ruang
kosong rata-rata adalah sekitar 0,003 in (0,076 mm) pada saat masih baru. Ruang kosong rata-rata
adalah 0,007 in (0,18 mm). Periksa untuk memastikan bahwa terdapat ruang kosong yang cukup
antara sisi connecting rod dengan sisi journal. Ruang kosong sisi rata-rata adalah sekitar 0,005 in
(0,13 mm) untuk engine in line dan sekitar 0,007 in (0,12 mm) untuk engine blok V.
Gambar 108 Memasang rangkaian piston dan connecting rod dalam ring compressor dan
cylinder sleeve
Posisikan tanda cylinder liner ke satu sisi wooden block. Posisikan piston ring gap, arahkan
connecting rod ke liner mark, lumasi piston dan ring compressor, dan kemudian masukkan rangkaian
seperti yang ditunjukkan dalam operasi 1, Gambar 108. Berikut, masukkan rangkaian seperti dalam
operasi 2. Periksa dan, jika memungkinkan, arahkan kembali nomor identifikasi connecting rod
dengan liner mark. Paksa connecting rod ke arah bawah hingga ring compressor terbebas dari piston.
Singkirkan connecting rod cap dan ring compressor. Pasang paruh atas connecting rod bearing shell
APLTCL046
(paruh yang tanpa oil groove) dan dorong piston ke bawah hingga compression ring menjauh dari
sleeve inlet port. Dengan crankshaft journal berada pada posisi terendahnya, arahkan rangkaian
kedalam cylinder bore dengan hati-hati.
Arahkan sleeve yang berhubungan dan cylinder block mark serta paksa cylinder liner flange terhadap
counterbore. Pastikan journal dan bearing shell dalam kondisi bersih. Berikan pelumas pada
keduanya, kemudian arahkan connecting rod serta tarik kedalam crankshaft journal. Setelah
connecting rod cap bolt diberikan torsi sesuai spesifikasi, tempatkan sebuah hold down clamp pada
cylinder liner. Hal ini mencegah liner agar tidak terdorong keluar pada saat crankshaft berputar untuk
perakitan rangkaian piston berikutnya.
APLTCL046
TOPIK 8
Lubrication Pump dan Oil Cooler
Engine engine bergantung pada sistem pelumasan untuk menurunkan suhu engine, mengurangi friksi,
membersihkan komponen internal, serta membantu penyegelan antara piston ring dan cylinder wall.
Hal ini merupakan alasan mengapa sistem pelumasan harus dapat memindahkan oli dalam volume
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Gambar 109
Komponen dasar sistem pelumasan terdiri atas oil pump, inlet oil strainer, satu atau lebih pressure
relief dan/atau bypass valve, oil filter, oil level indicator, sebuah oil pressure gauge, oil pan reservoir,
serta oil pipe dan hose yang menghubungkan komponen-komponen tersebut satu sama lain dengan
engine (Gambar 109).
APLTCL046
APLTCL046
APLTCL046
APLTCL046
Metoda lain untuk memeriksa tingkat keausan adalah dengan mengukur ruang kosong antara pump
body dan gear teeth dengan menempatkan gear dalam pump body dan menggunakan sebuah feeler
gauge untuk mengukur keausan pada sisi tekanan rendah (lihat Gambar 115). Pada saat ruang
kosong melebihi 0,004 in (0,101 mm), pump body harus diganti. Pump body dan cover harus dalam
kondisi halus serta tidak menunjukkan goresan, bekas gesekan, atau titik-titik kasar.
Ukur tinggi gear dengan menggunakan sebuah micrometer, dan dengan menggunakan sebuah depth
micrometer, ukur kedalaman body untuk menentukan ruang kosong kerja gear.
Cara lain untuk mengukur ruang kosong kerja adalah dengan menggunakan sebuah strip plastik
(Plastigage) (Gambar 116).
Merawat dan Memasang Kembali Lubrication Pump
Singkirkan potongan dan ujung kasar dari gear, cover plate, shaft, keyway, dan spline. Jika bushing
perlu diganti, lakukan menggunakan sebuah bushing remover adapter. Tekan bushing lama keluar
serta masukkan yang baru, pada kedalaman yang disebutkan dalam buku pedoman servis anda.
Sebagian besar pedoman servis juga merekomendasikan teaming bushing tersebut.
Periksa ruang kosong bushing ke shaft tehadap bushing yang baru. Setelah membersihkan oil screen,
periksa apakah terdapat screen wire yang patah atau kendur, sebelum memasang-kembali screen ke
dalam atau di atas oil pump cover. Bersihkan dan gosok relief valve bore dan plunger. Ukur tinggi
relief valve spring dan, jika berada di bawah spesifikasi, gantilah spring tersebut. Jangan mengulur
spring tersebut.
Lumasi semua bagian dan komponen menggunakan oli engine dan rangkai kembali menurut urutan
pembongkaran yang dibalik.
Pada saat pump gear baru dipergunakan, periksa backlash dengan menggunakan sebuah feeler
gauge. Pastikan relief valve plunger tidak tersangkut dan assembled pump dapat berputar tanpa
terbelit. Jangan memaksa drive gear ke dalam drive shaft. Drive gear harus dipanaskan dan dipasang.
Memasang Lubrication Pump ke Engine
Sebagian besar lubricant pump dihubungkan ke rangka penahan sehingga backlash, jika disesuaikan
dengan benar, tidak dapat berubah. Backlash beberapa oil pump drive dan driven gear disesuaikan
dengan cara menaruh (atau menyingkirkan) shim diantara permukaan untuk penempatan. Pada oil
pump yang lain backlash disesuaikan dengan cara menggerakkan pump ke samping, kemudian
mengebor lubang dowel ke dalam locating plate.
APLTCL046
Catatan
Beberapa oil pan dibautkan pada bagian depan atau belakang plate atau pada tyre flywheel housing.
Jika memang demikian, pergunakan sebuah non-hardening sealing compound pada pojok oil pan dan
housing untuk meningkatkan segel. Untuk memastikan tidak terdapat kebocoran pada joint, anda
harus berhati-hati pada saat mengencangkan oil pan dan flywheel housing bolt
APLTCL046
Akhirnya, pasang clean-out cover atau inspection cover dan juga oil level plug dan drain plug atau
baut.
Merawat Oil Cooler
Sebelum membongkar sebuah tube type oil cooler, isi cooler housing, melalui port, dengan mineral
spirit untuk mengendurkan residu oli dan zat kontaminasi dalam cooler; jika tidak elemen cooler sulit
untuk disingkirkan.
Catatan:
Karena jenis logam yang dipergunakan adalah bermacam-macam periksa pedoman servis
untuk menentukan kekuatan larutan, dan juga untuk rekomendasi prosedur pembersihan.
Untuk memindahkan cooler element, pertama-tama singkirkan cover, gasket retainer, dan O-ring.
Masukkan dua stud bolt ke dalam cooler element puller hole serta amankan sebuah puller bar. Untuk
mencegah pengerasan residu, lapisi oli pada sisi cooler segera setelah cooler element dipindahkan.
Siramkan larutan trikloroetilen atau sebuah oakite atau alkaline (tergantung seberapah jauh sumbatan
cooler) di sekitar cooler tube atau ke dalam masukan cooler core. Pergunakan air panas untuk
menyiram larutan pembersih dari cooler. Jika tampak partikel logam dari komponen engine yang
rusak atau aus dalam sistem pelumas, maka cooler tersebut harus diganti, karena tidak mungkin
memeriksa efektivitas prosedur pembersihan.
Memeriksa dan Menguji Oil Cooler
Keringkan cooler dengan menggunakan udara kompresi serta siram tabung dengan light engine oil.
Periksa apakah terdapat tube atau core yang rusak. Periksa ujung tile tube untuk adanya korosi dan
keretakan las atau solder. Periksa housing dan hubungan untuk menemukan thread yang rusak dan
flange untuk adanya goresan, keretakan dan bekas gesekan. Periksa bypass valve dan spring untuk
adanya korosi atau permukaan yang rusak, dan jika demikian, gantilah.
Untuk memeriksa cooler tube atau kebocoran core, segel kedua ujung tube (pada saat memeriksa
sebuah cooler core, segel core dengan menggunakan sebuah plate) dan hubungkan sebuah air hose
ke tile drilled dan tapped hole. Dengan menggunakan sebuah air-pressure regulator untuk
pengendalian, berikan tekanan pada core hingga tekanan yang direkomendasikan.
Catatan:
Karena jenis cooler bervariasi, pastikan anda mengacu pada spesifikasi tekanan yang sesuai.
Tekanan tersebut bervariasi antara 15 hingga 80 psi (103,4 hingga 551,6 kPa)
APLTCL046
Rendam core dalam air yang dipanaskan hingga 180 F (82,2 C). Jika terdapat gelembung udara,
tandai asal gelembung tersebut. Dalam pelaksanaannya, sebuah cooler yang bocor akan diperbaiki di
bengkel atau diganti.
Untuk memperbaiki solder yang retak, solder ulang flared end dari tube. Berhati-hatilah agar tidak
mencairkan colder pada tube yang berdekatan.
Catatan:
Oil cooler core tidak boleh dipergunakan kembali setelah kegagalan engine, walaupun telah
dibersihkan secara menyeluruh. Core tersebut mungkin mengandung debu logam, yang tetap
ada setelah dibersihkan, yang dapat masuk ke dalam oli engine dan mengakibatkan
kegagalan engine.
Gambar 119 Sebuah air-driven pre-lube pump (1) air motor (2) oil pump
Setelah engine dihidupkan, 15 hingga 30 detik dapat berlalu sebelum oli engine di bawah tekanan
mengalir melalui engine. Operasi engine dalam periode tekanan oli rendah dapat mempersingkat usia
bearing engine. Karena alasan ini, kadang-kadang dipergunakan engine pre-lube pump (Gambar
119).
Pre-lube pump ditempatkan secara eksternal pada engine serta dapat digerakkan secara elektrik atau
menggunakan udara. Pump dalam Gambar 119 dipergunakan pada engine Seri Caterpillar 3600.-
APLTCL046
TOPIK 9
Cylinder Head dan Valve
Kegagalan Cylinder Head
Catatan servis mengindikasikan bahwa kegagalan cylinder head dan valve train seringkali terjadi
karena servis yang tidak memadai, penyesuaian yang salah, dan perawatan yang buruk.
Cylinder head bolt dengan torsi yang salah dapat mendistorsi valve atau menyebabkan injector nozzle
menjadi lekat, yang dapat mengakibatkan misfire atau perubahan pewaktu. Dalam kedua situasi salah
satu valve akan duduk lebih cepat daripada yang lain dan sisi kontak akan mendingin lebih cepat.
Gaya dudukkan kemudian akan lebih tinggi pada sisi kontak, dan karena sisa daerah pembuangan
akan terbuka, gas pembakaran yang panas kemudian akan keluar, valve fillet akan semakin besar,
dan valve opening akan meningkat. Kemudian valve dapat mengalami kegagalan.
Keretakan diantara valve port dan injector, atau diantara valve port, seringkali diakibatkan oleh
pemanasan berlebihan dan/atau pengisian bahan bakar berlebihan, hot shutdown, serta hilangnya
reduksi dalam aliran zat pendingin.
Keretakan juga dapat diakibatkan oleh casing yang rusak, permesinan yang tidak benar, pemasangan
yang tidak benar, atau penggunaan eter yang berlebihan untuk menstarter.
APLTCL046
Kerusakan pada Gambar 123 dapat disebabkan oleh panas yang berlebihan, zat pendingin rendah
dan/atau aliran zat pendingin yang berkurang, bahan bakar yang berlebihan, injection timing yang
tidak sesuai, engine yang kelebihan beban, udara masuk yang terhalangi, atau turbocharger yang
rusak.
Operasi terus-menerus dalam kondisi seperti ini dapat menyebabkan valve insert menjadi terlalu
panas dan juga valve burning atau channelling. Akan tetapi, valve channeling dapat disebabkan oleh
broken insert, bent valve, valve atau dudukan valve yang tidak bundar, valve guide yang aus, injector
nozzle yang rusak, deposit pada valve seat, dan/atau penyesuaian yang salah yang membuat valve
tidak mendapat dudukan yang benar. Pada saat terdapat lebih dari satu valve insert yang retak,
umumnya diakibatkan oleh pemanasan yang berlebihan. Pada saat hanya terdapat satu insert yang
APLTCL046
rusak, msks hal ini dapat disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar, insert bore yang dikerjakan
dengan mesin secara tidak benar atau insert yang kendur dalam bore.
servis untuk menemukan longitudinal maksimum dan kemiringan yang diperbolehkan untuk warpage.
Jika cylinder head tergores atau bengkok pada daerah scaling yang kritis, maka head tersebut harus
diangkat kembali. Sebagian besar engine menggunakan sebuah surface grinder atau milling machine
untuk melaksanakan prosedur ini.
APLTCL046
mencegah penumpukan karbon serta untuk mengurangi transfer panas yang dapat merusak valve
stem.
Perawatan Valve Guide
Setelah sebuah engine beroperasi untuk waktu yang cukup lama maka engine tersebut akan
menunjukkan tanda-tanda keausan (Gambar 128).
Sebelum mengukur guide dengan menggunakan sebuah bore kecil atau dial gauge, periksa secara
visual untuk adanya ujung-ujung yang kasar atau keretakan. Jika terdapat karbon, hilangkan dengan
menggunakan sebuah sikat kawat yang dihubungkan pada sebuah power tool. Jika akan memeriksa
guide untuk keausan, sesuaikan bore gauge diameter hingga guide wear maksimum yang
diperbolehkan.
APLTCL046
Untuk mengganti valve guide, anda harus menekan atau menggerakkannya keluar dari deck side
cylinder head. Setelah penggantian, periksa valve guide bore. Jika bore tersebut rusak, maka bore
harus diperbesar agar sesuai dengan valve guide baru yang berukuran besar.
Untuk memasang guide yang baru, pergunakan sebuah mandrel untuk menekan guide ke dalam bore
hingga ketinggian tertentu di atas permukaan dudukan valve spring. Jika tidak diberikan spesifikasi
ketinggian di dalam pedoman, maka instruksi umum adalah agar guide flush didorong dengan
menggunakan valve port. Walaupun mengasah atau memperlebar valve guide setelah pemasangan
kadang-kadang direkomendasikan, beberapa pabrikan hanya menyarankan agar memeriksa diameter
bagian dalamnya.
Perawatan Valve
APLTCL046
Gambar 131 Menggunakan sebuah runout indictor untuk mengukur kelurusan valve stem
Ukur kelurusan valve stem dengan menggunakan sebuah runout indicator, seperti diperlihatkan pada
Gambar 131. Valve tersebut harus diganti jika tumour melebihi 0.002 in (0.050 mm).
Mengasah Valve / Honing Valve
Periksa valve grinder dengan cara memeriksa kekencangan drive belt, kondisi pelumas bearing, dan
tingkat zat pendingin. Secara khusus pastikan chuck dalam keadaan bersih.
Pilih sebuah grinding stone yang tepat untuk valve yang akan diasah. Pilih zat pendingin yang sesuai
dan pasang diamond dressing tool.
PERINGATAN:
Jangan menggunakan air atau larutan oli pada saat mengasah valve yang berisi sodium.
Pergunakan kerosin. Kerosin tidak akan meledak karena tercampur dengan sodium jika inti
sodium terekspos pada saat pengasahan.
Aktifkan pandingin dan gerakkan diamond dengan perlahan kian-kemari pada stone. Untuk mencegah
agar tidak kasar, hindari memotong terlalu dalam atau menggerakkan diamond terlalu cepat di atas
permukaan stone.
APLTCL046
Catatan:
Jangan menggerakkan valve keluar stone selama pengasahan. Hal ini akan membuat stone
menjadi bergerigi atau kasar dan permukaan asah menjadi bundar. Juga berhati-hati agar
tidak merusak permukaan valve fillet.
Kadang-kadang perlu untuk me-redress stone untuk menjaga permukaan tetap halus, datar dan
memiliki sudut dudukan katup yang seragam selama pengasahan sebuah valve. Hal ini dapat terjadi
akibat beat scale pada valve atau karena grinding stone tidak sesuai untuk kekerasan valve tersebut.
Catatan:
Pastikan bahwa pada saat menggunakan kembali valve maka setiap valve ditempatkan pada
guide yang asli.
APLTCL046
Catatan:
Valve baru juga harus diperiksa, diukur, serta kadang-kadang, di-ground ulang (diasah) jika
valve tersebut rusak akibat pengiriman atau penanganan.
APLTCL046
APLTCL046
Untuk menyingkirkan sebuah insert, pergunakan sebuah puller yang mirip dengan Gambar 135.
Jangan menggunakan sebuah prybar, punch, atau chisel karena akan memencarkan pecahan logam
seperti gelas dan dapat melukai wajah atau mata. Jika tidak terdapat valve insert puller, gulungkan
beberapa welding bead pada bagian dalam insert.
Catatan:
Lindungi valve guide serta jangan mengelas cylinder head.
Kemudian, setelah insert sudah menjadi dingin, insert tersebut dapat dipindahkan dengan
menggunakan tangan atau tang dengan mudah. Setelah dipindahkan, periksa apakah terdapat bekas
terbakar, keretakan atau ujung kasar pada counterbore. Jika ditemukan kerusakan-kerusakan ini,
perbaikilah. Beberapa pabrikan tidak mengijinkan penggantian dengan ukuran insert yang sama; akan
tetapi mereka menyarankan membor counterbore tersebut agar dapat cocok dengan sebuah insert
yang terlalu besar.
Menggunakan sebuah driver untuk menekan insert ke dalam counterbore dengan kencang. Beberapa
pabrikan merekomendasikan mendorong insert dengan menggunakan sebuah perkakas khusus atau
sebuah round-nose punch untuk memaksa logam di sekitar ujung luar insert chamfer edge.
Perkakas Pengasah Valve Seat
Valve seat grinding tool yang rusak harus diperbaiki dan perkakas yang rusak diganti. Sebuah valve
seat, jika diasah dengan tidak benar, dapat menyebabkan hilangnya kompresi, perubahan
pembakaran, konsumsi bahan bakar yang meningkat, valve yang terbakar, atau kerusakan valve
head. Sebuah valve seat harus diasah pada sudut yang tepat serta konsentrik dengan valve guide.
Seat area harus halus dan lebarnya berada dalam jangkauan spesifikasi.
Valve seat harus diasah pada ukuran yang presisi. Perkakas yang dibutuhkan adalah:
2. sebuah pilot, dengan ukuran diameter yang sama dengan valve stem, untuk memusatkan
grinder
4. berbagai macam grinding stone dengan sudut yang berbeda untuk mengasah valve seat
hingga lebar yang lebih sempit.
Stone tersebut juga harus memiliki lebar yang tepat sehingga tidak mengganggu wall dari combustion
chamber atau shoulder valve seat. Stone tersebut harus terbuat dari bahan yang dapat mengasah
insert atau campuran besi tuang cylinder head. Valve guide harus tidak hanya bersih, akan tetapi juga
harus sesuai dengan dimensi yang sudah ditentukan; jika tidak pilot tidak akan sama terhadap valve
seat. Valve seat dan sekitarnya harus bebas dari karbon dan oli untuk memastikan efisiensi
pemotongan maksimum grinding stone.
Stone dressing. Setelah memilih stone dengan lebar dan bentuk yang sesuai, kencangkan pada
drive. Kemudian tempatkan valve seat grinder pada guide pin dari dressing tool. Jauhkan diamond
cutter dari stone, sesuaikan diamond holder pada sudut yang sesuai, dan kencangkan. Hidupkan
drive motor dan sesuaikan diamond pada stone. Geser diamond pada permukaan stone. Jangan
memotong terlalu dalam atau menggeser diamond pada kecepatan yang terlalu tinggi pada
permukaan stone. Jika melakukan hal ini maka dapat menghancurkan diamond tersebut atau
mengguncangkan stone. Hal ini tentu saja membuat permukaan stone menjadi kasar.
Sudut interferensi. Beberapa pabrikan merekomendasikan mengasah valve seat hingga 1 lebih
besar, untuk memperoleh garis sentuh yang sempit. Sudut tersebut disebut sudut interferensi. Fungsi
APLTCL046
sudut interferensi adalah untuk membuat sebuah valve seat sempit yang bebas bocor pada saat
engine pertama kali dihidupkan. Pada saat valve menjadi panas, valve head sedikit menggulung dan
mengembang pada kontak seat penuh (lihat Gambar 134).
Pengasahan Valve Seat (Refacing)
Sebelum mengasah sebuah valve seat, pastikan valve guide dalam keadaan bersih. Kemudian
berikan selapis tipis oli engine pada pilot dan masukan ke dalam valve guide.
mm). Jika runout melampaui batas toleransi, periksa valve guide, pilot, dan valve seat grinder untuk
adanya keausan. Jika hal ini tidak disebabkan oleh keausan pada salah satu komponen ini, maka
anda harus mengasah ulang valve seat tersebut.
Gambar 140 Valve spring: (A) uniform coil spacing (sebuah gulungan coil pada sebelah kiri,
dan gulungan lain pada sebelah kanan (B) variable coil spacing (C) uniform coil spacing
Untuk mengendalikan getaran valve atau valve flutter pada waktu penutupan dan untuk mengurangi
tingkat keausan valve seat dan valve seat insert, dipergunakan variable spaced spring.
Pada saat valve mengangkat dan/atau kecepatan engine sedang tinggi, dua spring dipergunakan
untuk memastikan terdapat gaya yang mencukupi serta mencegah getaran dan guncangan valve. Coil
umumnya digulung dalam arah yang berlawanan untuk mencegah valve spring agar tidak berputar
(Gambar 140 (A)).
APLTCL046
Gambar 141 Pandangan sektoral sebuah cylinder head Caterpillar Seri 3500
Sebuah spring retainer yang terbuat dari campuran besi tuang menstabilisasi valve spring serta
menguncinya dalam valve stem melalui sekumpulan keeper (Gambar 141). Valve keeper memiliki
internal groove atau recessed area yang sesuai dengan raised area atau groove pada valve stem.
Jika dua keeper diletakkan dalam valve stem, permukaan luarnya membentuk sebuah kerucut serta
sesuai dengan permukaan valve spering retainer. Kadang-kadang sebuah valve spring seat (retainer)
dipergunakan sebagai sebuah heat sink dan juga sebagai sebuah wear washer untuk mencegah
spring agar tidak membuat aus cylinder head.
Perawatan Valve Spring
Bersihkan setiap valve spring dengan menggunakan zat pembersih yang sudah dilapisi untuk
memberikan perlindungan untuk menjaga resisitansi terhadap korosi. Setelah membersihkan dengan
benar serta mengeringkan dengan menggunakan udara kompres, periksa secara visual untuk adanya
karat, lubang atau coil yang retak. Periksa kedua ujung spring; kedua ujung tersebut harus rata serta
memiliki sebuah permukaan yang halus dan menyempit. Jika ditemukan salah satu kerusakan ini
maka spring tersebut harus diganti. Periksa kedua ujung spring untuk mengukur kesamaan dengan
cara menempatkan spring pada permukaan yang rata.
APLTCL046
Catatan:
Pada saat sejumlah total lebih dari 0.030 in (0.76 mm) disingkirkan dari valve dan tyre valve
insert karena pengasahan, sebuah valve spacer harus dipergunakan untuk meningkatkan
ketinggian spring.
Valve Rotator
Untuk memperpanjang usia valve dan valve seat, exhaust dan/atau intake valve dari beberapa engine
dilengkapi dengan valve rotator positif atau nonpositif. Valve rotator nonpositif memiliki sebuah
Belleville spring (cone spring) diantara dua valve spring retainer, dan sebuah coil spring di atas cone
spring. Pada saat rocker arm memaksa valve ke bawah, gaya valve spring sementara disingkirkan
dari valve. Hal ini memberikan valve kebebasan sementara untuk berputar ke posisi yang berbeda.
APLTCL046
Sebuah positive rotator dirancang mirip dengan nonpositive kecuali cone spring diganti dengan
sejumlah steel ball kecil. Ball tersebut terletak dalam sebuah groove seperti ramp dan ditahan
menggunakan small coil spring (Gambar 143). Pada saat rocker arm menggerakkan valve ke bawah,
cone spring tertekan. Hal ini memaksa ball bergerak dalam ramp dan valve berputar. Pada saat gaya
rocker arm disingkirkan, gaya cone spring dilepas. Bola kemudian akan dipaksa kembali ke posisi
awal oleh coil spring.
Menservis Valve Rotator
Tidak mungkin meemriksa fungsi valve rotator pada saat telah dipindahkan. Pada tahap ini alternatif
anda adalah dengan cara membersihkan secara menyeluruh serta memeriksa rotator secara visual
untuk menemukan kerusakan eksternal. Valve rotator dapat diperiksa dengan mudah pada saat
engine sedang berjalan dengan cara membuat tanda kapur pada rotor retainer dan retainer body.
Pada saat valve rotator masih beroperasi, tanda retainer harus berputar menjauh dari tanda spring
retainer.
Servis Valve Bridge (Crosshead)
Menggunakan sebuah mikrometer, ukur diameter luar guide pin serta bandingkan dengan pengukuran
dalam spesifikasi pabrikan. Dengan menggunakan sebuah square, periksa kelurusan guide pin. Jika
pin tersebut harus diganti, pergunakan sebuah adapter yang terpasang pada sebuah slide hammer
serta tarik pin kelaur dari cylinder head.
Untuk memasang guide pin, pergunakan sebuah guide mandrel untuk menekan pin ke dalam bore
hingga protusi yang sudah ditentukan. Setelah pemasangan, periksa kembali kelurusan guide pin.
Valve Seal
Beberapa engine menggunakan valve seal untuk mencegah oli agar tidak mengalir ke combustion
chamber melalui intake atau exhaust guide. Seal ini, terbuat dari bahan teflon, ditempatkan pada
valve guide atau pada valve stem di bawah valve keeper. Valve seal mengendalikan kehilangan oli
secara efektif dengan menggunakan vakum, gravitasi, dan inersia pada intake dan exhaust valve.
Merakit Kembali Cylinder Head
Setelah semua bahan abrasif disingkirkan, head sudah dikeringkan dengan menggunakan udara
kompresi, dan semua plug sudah dipasang kembali, bersihkan valve guide dengan menggunakan
sikat yang tersaturasi oli. Rendam valve stem ke dalam zat pelumas bersih (oli) dan tempatkan dalam
valve guide. Pastikan setiap valve dimasukkan dalam valve guide di mana valve tersebut diuji.
Tempatkan lower spring seat pada valve ke dalam cylinder head, dan valve stem seal pada stem dan
kemudian pada valve guide. Kemudian, tekan valve spring dalam posisi serta masukkan upper valve
spring retainer atau valve rotator pada valve spring.
Catatan:
Pasang valve spring dengan closed coil end menghadap cylinder head
Catatan:
Beberapa pabrikan merekomendasikan memeriksa gaya yang dibutuhkan untuk membuka
valve dengan menggunakan sebuah perkakas spring khusus.
APLTCL046
Pastikan permukaan engine cylinder head dan cylinder block dalam kondisi bersih. Jangan lupa
memeriksa cylinder bore. Pastikan tidak terdapat oli pada bagian dasar cylinder head atau threaded
bolt hole. Hal ini dapat mengakibatkan hydrostatic lock pada saat cylinder head berada pada
tempatnya atau jika head bolt ditorsi.
Pastikan water nozzle atau cylinder head cooling let tube berada pada tempatnya serta menunjuk ke
arah yang benar. Pasang guide stud yang dibutuhkan untuk memposisikan cylinder head gasket serta
untuk memastikan pemasangan yang bebas masalah. Tempatkan head gasket dengan sisi yang
bertanda menghadap ke atas pada cylinder block. Jika dipergunakan, pasang oil dan coolant grommet
(seal ring) dan fire ring.
Angkat cylinder head pada posisinya. Pastikan cylinder head paralel dengan cylinder block pada saat
menempatkan dalam posisi dan head gasket dan grommet berada dalam posisinya. Pada saat
dipergunakan multihead, pasang semua cylinder head, kemudian dengan menggunakan sebuah
straightedge atau perkakas khusus, arahkan cylinder head dan/atau manifold dan/atau water manifold
surface sebelum mengencangkan head bolt.
Rendam seluruh cylinder head bolt dalam zat pelumas yang direkomendasikan. Pindahkan untuk
membiarkan oli yang berlebihan menetes keluar. Jika menggunakan thrust washer, tempatkan pada
cylidner head bolt dan masukkan bolt, sesuai panjangnya, ke dalam bore yang sesuai.
Gambar 146 Urutan torsi yang umum (1) kencangkan hingga 50 ft lb (67,7 Nm) (2) tingkatkan
hingga 100 ft lb (135,5 Nm) (3) tingkatkan hingga torsi akhir 280 ft lb (379,4 Nm).
Kencangkan head bolt menurut urutan yang direkomendasikan dan pada peningkatan torsi sebesar
50 ft lb (68 Nm) (Gamabr 146).
MEKANISME VALVE TRAIN
Mekanisme valve train membutuhkan gerakan rocker arm yang halus, cam follower ke cam, serta
valve yang sudah disesuaikan dengan benar dan valve timing. Bab ini membahas mode kegagalan,
prosedur pembongkaran dan pemeriksaan, instruksi penggantian, prosedur reconditioning dan
prosedur perakitan serta pemasangan kembali untuk komponen valve train. Bab ini membahas
metoda yang benar untuk penyesuaian timing engine 6 silinder.
APLTCL046
Gambar 148 Mengasah rocker arm hingga valve bridge contact surface
APLTCL046
Periksa permukaan rocker arm pada lokasi di mana permukaan tersebut menyentuh valve stem atau
bridge. Jika memerlukan resurfacing, pastikan untuk menjaga contour radius agar valve tersebut
dipaksa lurus ke arah bawah. Jangan menyingkirkan lebih dari 0.010 in (0.25 mm) dari permukaan,
kalau tidak anda akan menyingkirkan permukaan yang keras. Pergunakan attachment tool dari valve
refacer untuk resurface permukaan rocker arm (kontak) (Gambar 148).
Catatan:
Beberapa rocker arm memiliki insert yang dapat diganti untuk memungkinkan self-aligning
contact, dan dengan demikian memperpanjang usia valve, guide dan rocker arm.
Ukur keausan rocker arm bushing. Jika rocker arm masih baru, ruang kosong kerja rata-rata adalah
sekitar 0.001 in (0.025 mm). Jika bushing melampaui spesifikasi tersebut, tekan keluar, kemudian
masukkan bushing yang baru. Atur arah bushing oil hole terhadap rocker arm dengan hati-hati.
Karena beberapa rocker arm bushing tidak memiliki oil hole, rocker arm tersebut harus dibor setelah
pemasangan.
Untuk memperoleh arah dan diameter dalam yang benar, bushing tersebut dapat diasah atau di-
burnish dengan menggunakan sebuah perkakas burnishing. Burnishing merupakan sebuah prosedur
untuk mengatur dudukan bushing dan juga menyesuaikan diameter bore sesuai spesifikasi. Periksa
kerataan dan kemungkinan adanya keretakan pada rocker arm bracket mounting surface serta juga
kehalusan side seat surface. Pastikan bahwa oil supply hole dalam keadaan bersih.
Merangkai Rocker Arm Shaft
APLTCL046
Cam follower dan tappet roller terbuat dari besi tuang atau campuran besi yang memiliki ketahanan
tinggi terhadap korosi dan keausan (Gambar 151). Walaupun penampilan luar berbeda pada setiap
disain, semua cam follower dan roller mengurangi friksi serta membagi gaya secara merata ke
chamshaft lobe pada saat pembukaan dan penutupan valve atau pada saat mengoperasikan injector.
Cam follower umumnya bergeser naik dan turun dalam bore ketika mengikuti alur chamshaft lobe.
Cam follower bore, yang umumnya terdapat di dalam cylinder block, dapat menjadi aus atau rusak.
Harus dilakukan pemeriksaan yang teliti pada cam follower bore, dan setiap bore yang rusak atau aus
harus diperbaiki.
Sebuah socket yang menerima pushrod ball end dihubungkan dengan menggunakan mesin ke
follower atau sebuah socket pengganti didorong ke dalam follower. Beberapa engine, karena
perbedaan pada lokasi dan tindakan camshaft, tidak memiliki pushrod atau conventional cam follower.
Catatan:
Untuk mempertahankan kekerasan permukaan, jangan menyingkirkan lebih dari 0.010 in
(0.25 mm).
APLTCL046
Gambar 154
APLTCL046
Sebelum memasang mekanisme operasi valve train, putar semua valve adjusting screw hingga
kelonggaran maksimum. Hal ini akan mencegah valve agar tidak ditekan terhadap piston ketika rocker
arm shaft ditorsi ke arah bawah. Lumasi bore dan cam follower sebelum menempatkan cam follower
kedalam bore.
Sekrupkan pushrod ke dalam clevis hingga sebuah pushrod thread sudah nampak (Gambar 154).
Bautkan follower guide pada tempatnya untuk menahan follower dalam posisi.
Catatan:
Oil hole pada bagian dasar cam follower harus ditempatkan menghadap sisi trailing dari
camshaft
Lumasi rocker arm bushing dan shaft. Geser rocker arm shaft melalui tiga rocker arm bushing.
Posisikan sebuah rocker arm bracket pada kedua ujung shaft dan, jika menggunakan sebuah valve
bridge, pasang valve bridge tersebut pada guide pin, pastikan ujungnya berada pada valve stem.
Putar rangkaian rocker arm ke dalam posisi serta masukkan cap screw melalui rocker arm bracket
dan shaft. Mulailah dengan cap screw ke dalam cylinder head dan torsi sesuai dengan spesifikasi.
Penyesuaian valve: Untuk setiap jenis engine, presisi ruang kosong valve adalah penting. Sebuah
engine engine dua siklus lebih mudah terpengaruh oleh ruang kosong valve dibandingkan sebuah
engine engine empat siklus karena siklusnya dilengkapi dalam satu revolusi dan exhaust valve cooling
sekitar kurang dari 50%. Ingat pula, peningkatan atau pengurangan ruang kosong valve akan
merubah waktu (dalam derajat) stroke.
Catatan:
Jika servis mengacaukan ruang kosong valve, matikan semua sekrup untuk menyesuaikan
tappet sehingga valve tidak dapat menyentuh piston pada saat engine sedang diengkol.
Pedoman servis menyediakan daftar spesifikasi ruang kosong valve untuk engine dingin dan
engine panas; oleh karena itu set ruang kosong valve dua kali: sekali sebelum menghidupkan
engine dan sekali lagi pada saat engine sudah mencapai suhu operasinya. Penyesuaian
ulang perlu karena komponen valve dan valve train dapat membesar pada suhu operasi. Hal
ini dapat menyebabkan perubahan dalam ruang kosong valve.
Prosedur berikut mengasumsi pekerjaan sudah dilakukan pada sebuah engine enam silinder dengan
menggunakan urutan pengaktifan 1-5-3-6-2-4. Ingat bahwa valve ditutup pada saat piston berada
dalam TDC pada siklus kompresi. Pada saat mempersiapkan semua valve dengan satu putaran
crankshaft, pertama-tama catat urutan pengaktifan, yaitu, tempatkan tiga nomor cylinder terakhir di
bawah tiga nomor pertama, seperti berikut:
1-5-3
6-2-4
Dalam contoh ini, cylinder No 1 berada pada siklus kompresi pada TDC, dan dengan demikian,
cylinder No 6 juga berada pada TDC namun sudah melengkapi siklus pembuangan, dan intake dan
exhaust valve terbuka (tumpang-tindih).
Pada saat yang bersamaan, cylinder No. 5 adalah 120 BTDC dan pada siklus kompresi. Cylinder No.
2 adalah juga 120 BTDC akan tetapi pada siklus pembuangan. Cylinder No. 3 adalah 120 ATDC
pada siklus masuk, dan cylinder No. 4 adalah juga 120 ATDC akan tetapi pada power stroke.
Pada tahap ini set kedua ruang kosong intake dan exhaust valve cylinder No 1, intake valve cylinder
No 2 dan 4, dan exhaust valve cylinder No 3 dan 5.
APLTCL046
Untuk menyesuaikan ruang kosong valve, masukkan sebuah pengukur dengan ketebalan diantara (1)
valve bridge dan rocker arm, (2) valve stem dan rocker arm, dan (3) camshaft dan follower.
Kendurkan locknut dan putar adjusting screw ke arah bawah (searah jarum jam) untuk mengurangi
ruang kosong atau ke arah atas (berlawanan dengan jarum jam) untuk meningkatkan ruang kosong
antara dua titik sentuh feeler-gauge. Ruang kosong ini di-set dengan benar pada saat feeler gauge
melewati slight drag diantara dua permukaan. Pada saat menggunakan sebuah no-go feeler gauge,
ketebalan no-go tidak akan melampaui kedua permukaan tersebut.
Jika ruang kosong sudah di-set dengan benar, tahan adjusting screw dalam keadaan diam dan
kencangkan locknut. Periksa kembali adjustment untuk memastikan ruang kosong valve tidak berubah
setelah mengencangkan locknut. Setiap adjusted valve harus segera diidentifikasi sehingga tidak ada
yang terlewat.
Putar crankshaft 360 sehingga cylinder No.6 berada pada siklus kompresi TDC. Sesuaikan valve dari
cylinder No 6, intake valve cylinder No 3 dan 5, dan exhaust valve cylinder No 2 dan 4.-
APLTCL046
APLTCL046
TOPIK 10
Flywheel Housing, Flywheel, dan Timing Cover
PENDAHULUAN
Flywheel menyimpan energi berputar yang disebut inersi. Flywheel housing dapat menutupi flywheel,
timing gear, dan sebuah sistim untuk meningkatkan ventilasi crankcase.
CATATAN:
Sebuah flywheel housing yang berat harus diangkat ke posisinya dengan sebuah kerekan yang
sesuai.
APLTCL046
APLTCL046
CATATAN:
Pastikan bahwa crankshaft diletakkan ke depan ketika melakukan pembacaan.
Penipisan maksimum muka yang diperbolehkan adalah kira-kira 0.010 in. (0.25 mm).
Jika pengarahan flywheel housing tidak benar, maka pengarahan dowel yang ada harus dilepaskan
dari cylinder block atau flywheel housing. Kemudian arahkan kembali housing. Baut housing
kemudian harus di-torsi, dan pengarahan harus diperiksa sekali lagi. Jika pengarahan dapat diterima,
maka perbesar lubang dowel oversize dan masukkan dowel yang baru.
Memeriksa dan Menservis Flywheel
Awali pemeriksaan dan servis dari flywheel dengan memeriksa semua permukaan pemasangan
flywheel untuk adanya takikan, ujung tajam atau goresan. Periksa semua bore dan lubang berulir
untuk adanya bore yang rusak atau ulir yang tertarik. Periksa drive lug dari intermediate clutch drive
plate untuk keausan dan, dengan menggunakan sebuah bujur sangkar periksa pengarahannya.
Gunakan sebuah straightedge untuk memeriksa permukaan kontak kopeling untuk kelurusan.
APLTCL046
CATATAN:
Sisi-sisi yang bertepi-miring harus menunjuk pada cranking motor.
Memasang Flywheel
Pastikan bahwa flywheel dan crankshaft flange bersih sebelum memasang dowel yang baru dan dua
guide stud ke dalam crankshaft glange. Angkat flywheel ke dalam posisi. arahkan lubang dan letakkan
flywheel pada guide stud. Tempatkan lock plate (atau wear plate, jika digunakan) pada posisi dan
pasang baut flywheel. Kencangkan baut dengan urutan yang benar hingga torsi yang
APLTCL046
direkomendasikan. Datarkan lock plates pada bolt head atau, jika lockwire yang digunakan untuk
mengencangkan baut, pastikan untuk memberi kawat pada baut secara berpasangan.
Jika sebuah crankshaft baru dari sebuah flywheel baru yang digunakan, maka penipisan flywheel
pilot-bore harus diperiksa dan suatu pengukuran dilakukan untuk menentukan bahwa flywheel
housing dan flywheel face adalah paralel.
Gambar 159 (A) Mengukur flywheel face (B) Penipisan bearing bore
Untuk memeriksa penipisan flywheel face, letakkan sebuah dasar magnetik pada flywheel housing
dan posisikan dial gauge stem dengan tepat pada flywheel face (Gambar 159). Dorong crankshaft ke
depan dan pasang dial pada zero dengan mengikuti prosedur pengukuran yang sebelumnya telah
dijabarkan. Penipisan maksimum rata-rata tidak boleh melebihi 0.0005 in. (0.0012 mm) untuk setiap
radius 1 in. (25.4 mm). Sebagai contoh, jika penunjuk pada dial adalah 10 in. (254 mm) dari pusat
crankshaft, operasi engine yang aman menentukan bahwa penipisan maksimum tidak boleh melebihi
0.005 in. (0.127 mm).
Untuk memeriksa penipisan pilot-bearing, relokasikan dial gauge agar stem bersandar dengan tepat
pada pilot-bearing bore. Periksa runout dan jika perlu dorong flywheel ke dalam posisi sedemikian
rupa agar dapat mencegah bahwa penipisan bore tidak melebihi 0.005 in. (0.127 mm). Jika anda
menemukan bahwa penipisan flywheel adalah berlebihan, maka anda dapat menyesuaikannya
dengan spesifikasi dengan men-torsi baut dalam pola alternatif. Kalau tidak, dowel harus dilepaskan,
flywheel arahkan, baut di-torsi, dan akhirnya dowel hole diperbesar hingga oversize dan dowel yang
lebih besar dipasang.
APLTCL046
CATATAN:
Jangan pernah memperbesar dowel bore atau mengikir dowel untuk memaksa agar cover pas.
Setelah modifikasi seperti itu, baut cover tidak akan menahan cover dalam pengarahan. Maka oli
akan bocor pada sambungan las di mana oil pan dan cover bertemu. Oli juga dapat bocor keluar
dari front crankshaft seal.
Setelah pemasangan, jangan lupa untuk mengencangkan baut dalam urutan yang benar hingga torsi
yang dispesifikasikan.
APLTCL046
Gambar 161 Pandangan explosi dari crankshaft pulley dan vibration damper
Untuk memeriksa V belt groove (sheave) untuk adanya keausan, letakkan sebuah drive belt baru di
dalam groove. Harus terdapat ruang kosong yang cukup antara belt dan diameter yang lebih kecil dari
V groove (Gambar 161). Jika drive belt baru bottoms out , jika ruang adalah kurang dari in. (3.175
mm), atau jika sisi-sisinya kasar atau dished out, maka pulley harus diganti. Setiap cacat ini akan
mengurangi friksi dan akan menyebabkan drive belt kehilangan daya driving dan juga mengalami
keausan yang berlebihan.
Jika crankshaft pulley mempunyai sebuah vibration damper yang dikencangkan dengan baut pada
pulley, periksa permukaan flange dan bolt hole yang berulir. Jika pulley atau hub mempunyai tapered
bore, periksa taper untuk kontak yang memadai, terutama jika pulley, hub, atau crankshaft masih
baru.
Untuk memeriksa pemasangan pulley atau hub, keluarkan oli dari crankshaft dan pulley bore.
Hilangkan semua takikan dan ujung tajam dan oleskan dengan ringan dan merata suatu pelapis
Prusian blue pada crankshaft taper. Dorong pulley atau hub langsung pada tapered crankshaft, putar
pulley 45, dan kemudian langsung tarik lepas. Area kontak, yang ditentukan oleh pemindahan
Prussian blue, harus lengkap 360 dan lebih dari tiga-perempat dari panjang yang di-taper.
Ketika memeriksa sebuah viscous damper, periksa keseluruhannya untuk adanya tanda-tanda
kerusakan eksternal. Lekukan yang kecilpun membuat damper tidak dapat dipergunakan karena akan
mencegah massa inersi berputar. Periksa mounting flange disamping juga bore. Periksa untuk adanya
pinhole, pengelasan yang patah, atau keretakan dengan cara memanaskan damper di dalam sebuah
oven yang dipasang hingga 200F (93.3C). Ketika dikeluarkan dari oven, tidak boleh terlihat tanda-
tanda oli.
CATATAN:
Adalah suatu praktek umum untuk mengganti viscous damper pada saat melakukan overhaul
engine yang besar.
Gambar 162 - Pandangan skematis dari crankshaft pulley, vibration damper dan dial indicator
yang terpasang
Kemudian dengan ebuah dial gauge, periksa konsentritas dan penipisan (wooble) sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 162. Adalah penting untuk menahan crankshaft pada bagian depan atau
belakang pada crankshaft thrust bearing ketika melakukan kedua pemeriksaan.
Ketika memasang suatu rangkaian sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 162, kencangkan
vibration damper dengan baut pada hub dan torsi baut sesuai spesifikasi. Lumasi oil seal dan
APLTCL046
crankshaft. Geser inner cone melalui sisi diameter yang besar dari crankshaft, dengan pas pada oil
slinger. Kemudian, pasang hub assembly pada cone dan outer cone pada sisi diameter yang lebih
kecil dari crankshaft. Pasang kedua kunci, arahkan pulley keyways dengan kunci, dan posisikan pada
crankshaft. Tarik pulley pada crankshaft dan kemudian singkirkan puller. Pasang baut crankshaft dan
torsikan hingga 180 ft. lb (224 N.m), atau sesuai spesifikasi, kemudian pukul baut dengan sebuah palu
2 lb dan torsikan hingga 300 ft.lb (407 N.m).
Ventilasi Crankcase
Engine engine harus mensirkulasi udara (bernafas) dalam arah yang tepat di sekeliling komponen
yang diberi pelumas untuk menghilangkan uap yang merugikan. Suatu sistim ventilasi yang tidak
memadai akan mengurangi umur servis dari sebuah engine yang pasti juga akan terjadi pada suatu
sistim udara masuk yang tidak memadai. Suatu sistim ventilasi yang tidak memadai tidak akan
memungkinkan asam, kondensasi, atau tekanan keluar. Hal ini akan menyebabkan oli merupakan
lumpur lunak dan menurunkan kualitas oli. Kemudian suhu oli akan naik, dan segel serta gasket akan
bocor.
Kebanyakan engine engine mengandalkan gerakan udara yang dihasilkan oleh fan blade (dan/atau
gerakan kendaraan) untuk menurunkan tekanan di breather pipe. Hal ini menyebabkan tekanan
atmosfir mendesak udara melalui sebuah filter ke dalam engine. Udara bersirkulasi di dalam engine
dan mengalir keluar melalui breather pipe.
Engine V block dapat menggunakan dua sistim ventilasi, dua breather pipe, dan dua filter. Lokasi
tipikal untuk air breather (filter) berada di atas valve cover, di atas timing-gear cover, dan di atas
cylinder block.
Ventilasi Crankcase Positif
CATATAN:
Tidak diperlukan katup pengendali dari jenis apapun untuk sebuah engine engine karena engine
engine hanya menghirup udara; engine gas menghirup suatu campuran udara dan bahan bakar.-
APLTCL046