Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Utang Lancar di Neraca
Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia: - Setiap jenis utang lancar harus dihasilkan secara terpisah jika jumlahnya material. - Utang pada perusahaan afiliasi, pemegang saham, dan karyawan perusahaan harus dipisahkan dari utang kepada pihak ketiga yang independen. - Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar harus diungkapkan dalam laporan keuangan. - Aktiva dan utang tidak boleh digabungkan penyajiannya dalam jumlah neto. - Utang bersyarat harus dijelaskan dalam neraca.
2. Tujuan Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha
Tujuan audit adalah: - Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan utang usaha. - Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan utang usaha yang disajikan di neraca. - Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo utang usaha yang disajikan di neraca. - Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca. - Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca. Tujuan utama pengujian substantif terhadap utang usaha adalah membuktikan bahwa saldo akun utang usaha yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang digolongkan ke dalam 5 kelompok: - Prosedur audit awal - Prosedur analitik - Pengujian terhadap transaksi rinci - Pengujian terhadap saldo akun rinci - Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan Kelima kelompok pengujian substansif tersebut ditujuakn untuk memverifikasi 5 asersi manajemen yang terkandung dalam akun utang usaha: - Keberadaan dan keterjadian Membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian utang usaha yang dicantumkan di neraca. - Kelengkapan Membuktikan asersi kelengkapan utang usaha yang dicantumkan di neraca. - Penilaian - Kewajiban Membuktikan asersi kewajiban klien atas utang usaha yang dicantumkan di neraca. - Penyajian dan pengungkapan Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan usaha di neraca. 3. Program Pengujian Subtantif terhadap Utang Usaha Prosedur audit dilaksanakan dalam 5 tahap berikut: - Prosedur audit awal - Prosedur analitik - Pengujian terhadap transaksi rinci - Pengujian terhadap saldo akun rinci - Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan 4. Prosedur Audit Awal Sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi itu perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi utang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan: - Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utang usaha yang bersangkutan dalam buku besar. - Hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar. - Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu. - Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya. - Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang bersangkutan. - Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan kontrol utang usaha di buku besar.