Você está na página 1de 2

Artikel Tentang Perkembangan Teknologi Di Indonesia

Pada saat ini, kita hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut zaman modernisasi.
Modernisasi sendiri dalam ilmu sosial merujuk pada bentuk transformasi dari keadaan yang
kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan kehidupan
masyarakat akan menjadi lebih baik. Modernisasi mencakup banyak bidang, contohnya
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada teknologi. Hal
ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap orang. Dari orang tua hingga anak
muda, para ahli hingga orang awam pun menggunakan teknologi dalam berbagai aspek
kehidupannya. Para petani yang bekerja di ladang juga menggunakan teknologi untuk
meningkatkan hasil panennya, contohnya adalah penggunaan traktor mesin yang lebih cepat
dan efisien jika dibandingkan dengan bajak yang ditarik oleh seekor kerbau.

Kebutuhan manusia akan teknologi juga didukung dengan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi berkembang secara
drastis dan terus berevolusi hingga sekarang dan semakin mendunia. Hal ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya inovasi dan penemuan yang sederhana hingga sangat rumit. Bahkan,
kurang dari 10 tahun terakhir, teknologi handphone yang awalnya hanya sebuah alat
komunikasi nirkabel berkembang menjadi alat komunikasi yang dapat mengambil foto,
merekam video, mendengarkan musik, dan mengakses internet dalam hitungan detik.

Perkembangan teknologi saat ini merupakan dasar untuk mengembangkan kehidupan


berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu negara didasarkan atas seberapa jauh ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara tersebut. Hal ini sangat beralasan
dikarenakan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan
manusia.

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global,
maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya penguasaan teknologi dan
ilmu pengetahuan, khususnya untuk kepentingan bangsa sendiri. Sebagai negara yang masih
berkembang, Indonesia dianggap belum terlalu maju dalam penguasaan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut mantan Menteri dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,


Armida Alisjahbana, kemajuan teknologi di Indonesia masih rendah. Ada beberapa indikator
yang membuktikan rendahnya tingkat teknologi di Indonesia, seperti kurangnya kontribusi
ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor industri, sinergi kebijakan masih lemah, dan
sedikitnya jumlah ilmuwan di Indonesia.
Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada tahun 2013,
indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60 dari 72 negara. Ukurannya
berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang dilihat dari perolehan hak paten dan royalti
atas karya dan penemuan teknologi, difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah
pengguna internet dan besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang ekspor, difusi
inovasi teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna telepon dan pemakai listrik, tingkat
pendidikan penduduk berdasarkan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan
angka partisipasi kasr penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di bidang iptek.

Rendahnya kemajuan teknologi di Indonesia terlihat di Indonesia terlihat dari


minimnya anggaran pemerintah untuk riset. Walaupun pada tahun 2010 pemerintah Indonesia
telah mengalokasikan dana sejumlah 1,9 triliun rupiah (sekitar $205 juta) untuk penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ternyata dana ini hanya 0,85 dari
pendapatan domestik bruto (PDB) per tahun. Jika dibandingkan dengan dana riset di Cina
yang berjumlah 2%, Jepang yang berjumlah 3,4%, dan Korea Selatan 4,04% dari PDB, maka
bisa disimpulkan bahwa Indonesia cukup tertinggal jauh.

Selain itu, kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang sektor produksi di
Indonesia juga masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari kurangnya efisiensi, rendahnya
produktivitas, dan minimnya kandungan teknologi dalam barang ekspor. Ekspor produk
manufaktur didominasi oleh produk dengan teknologi rendah sebanyak 60%.

Berdasarkan beberapa fakta yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia masih sangat rendah bahkan bisa
dibilang tertinggal jika dibandingkan negara-negara lain. Hendaknya, kita terus
meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan negara kita.

Você também pode gostar