Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengertian Kepemimpinan
Ada banyak definisi mengenai pengertian kepemimpinan. Misalnya saja Kartono (2008) yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain. Tokoh
lainnya, Thoha (2010) juga mengatakan tentang definisi dari gaya kepemimpinan, dimana gaya kepemimpinan adalah norma prilaku yang
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan.
Robbins (2003) juga memberikan pengertian kepemimpinan dalam organisasi, yaitu merupakan kemampuan mempengaruhi suatu
kelompok kearah pencapaian tujuan. Jadi, secara umum dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang dalam memimpin bawahannya dalam rangka mensukseskan tujuan organisasi.
Namun demikian, gaya kepemimpinan seorang leader atau pemimpin memang sanggup untuk memberikan warna tersendiri bagi sebuah
organisasi, seperti misalnya perusahaan ataupun kantor. Karena itu, mencari seorang pemimpin adalah hal yang susah-susah gampang bagi
sebuah organisasi dan perusahaan.
Tidak semua gaya kepemimpinan cocok diterapkan di dalam budaya organisasi tertentu. Jadi, untuk mencari pemimpin atau leader yang
tepat, sebuah organisasi harus mampu menganalisa dan melihat apakah gaya kepemimpinan seseorang memang cocok diterapkan di dalam
budaya organisasi yang mereka anut.
Hal ini terlihat dari berbagai macam kasus, dimana banyak perusahaan dan organisasi sukses ketika ditangani oleh satu leader, namun
ketika pemimpin organisasi mengundurkan diri, dan diganti dengan orang lain, tidak jarang organisasi tersebut menjadi kurang bagus secara
keseluruhan.Hal ini cukup membuktikan bahwa gaya kepemimpinan seseorang tidak selalu cocok diterapkan di dalam budaya organisasi
yang sama.
2. Gaya represif
Represif merupakan gaya pemimpin yang memberikan tekanan-tekanan kepada bawahannya. Hal ini banyak menimbulkan ketakutan pada
bawahan, dan seringkali tidak cocok diterapkan pada budaya organisasi tertentu.
3. Gaya Partisipatif
Merupakan gaya pemimpin, dimana pemimpin memberikan kesempatan yang besar kepada para bawahannya untuk berperan aktif dalam
perusahaan dan organisasi dalam berbagai cara. Pemimpin seperti ini akan lebih mudah untuk mendapatkan hati karyawan atau bawahan,
karena sangat terbuka dan mau melibatkan bawahan secara aktif.
4. Gaya inovatif
Berikutnya, pemimpin dengan gaya inovatif merupakan pemimpin yang memiliki keinginan kuat untuk mewujudkan usaha pembaruan di
segala bidang dan aspek organisasi. Leader seperti ini adalah leader yang penuh dengan ide-ide dan memiliki pandangan atau visi yang kuat
tertanam di dalam dirinya.
Nah, itu adalah artikel kepemimpinan singkat mengenai pengertian kepemimpinan dan juga sedikit gambaran mengenai tipe-tipe pemimpin
dalam memimpin suatu organisasi. By: Eduardus Pambudi
Makalah Kelompok I
Mata Kuliah Kepemimpinan
Jurusan Ilmu Administrasi
FISIPUH
Tentang "Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan"
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak,
ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran
seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan
kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan
tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia
mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga
dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.
(Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya.
Sedangkan makna LEAD adalah :
o Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
o Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
tacit knowledge pada rekan-rekannya.
o Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
o Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya.
Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk
bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar
organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung
jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan
dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan
prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-
tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara
efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan
kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi
seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat,
seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1. Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda.
Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar
daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2. Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri,
namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang
dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal yang harus dipela ari oleh seorang pemimpin jika ia
mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun
bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-
buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan
meningkat.
4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan
kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang
mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat
disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika
ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.
Persyaratan Pemimpin
Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:
1. S1DDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan
2. FATHONAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional
3. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel
4. TABLIGH artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan
komunikatif.
Pada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA DHAMMA yang terdiri dari :
DHANA (suka menolong, tidak kikir dan ramah tamah),
SILA (bermoralitas tinggi),
PARICAGA Imengorban segala sesuatu demi rakyat),
AJJAVA (jujur dan bersih),
MADDAVA (ramah tamah dan sopan santun),
TAPA (sederhana dalam penghidupan),
AKKHODA (bebas dari kebencian dan permusuhan),
AVIHIMSA (tanpa kekerasan)
KHANTI (sabar, rendah hati, dan pemaaf),
AVIRODHA (tidak menentang dan tidak menghalang-halangi).
CATUR NAYA SANDHI yang artinya empat tindakan seorang pemimpin, Dalam
Catur Naya Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :
- SAMA /dapat menandingi kekuatan musuh
- BHEDA /dapat melaksanakan tata tertib dan disiplin kerja
- DHANA /dapat mengutamakan sandang dan papan untuk rakyat
- DANDHA / dapat menghukum dengan adil mereka yang bersalah.
Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
(Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk
mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan
sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar
mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta
merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku Aeseorang atau
sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi
interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi,
membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu
pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga
mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang dikemukakan di atas, adalah:
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
a. Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan
dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan : Kata 'tantangan' sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang
dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri
dan lainnya. Sinergi
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi
adalah satu kerja
kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan
setiap orang,
atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang
tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan
dengan:
1) pemahaman materi;
2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
3) mengajar materi kepada orang lain;
4) mengaplikasikan prinsip-prinsip;
5) memonitoring hasil;
6) merefleksikan kepada hasil;
7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
8) pemahaman baru; dan
9) kembali menjadi diri sendiri lagi.
Referensi:
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip
Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
Servant Leadeship atau Kepemimpinan Hamba oleh Meme Mery, SE, Trainer di PT PHILLIPS, Inc JKT.
D EFI NISI P EMIM PI N
14:17
Definisi Pemimpin - Konsep Pemimpin berasal dari kata asing leader dan kepemimpinanleadership, Kartono mengatakan
bahwa pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk
menggerakan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu. sedangkan Kouzes menjelaskan bahwa pemimpin adalah
vionir sebagai orang yang bersedia melangkah kedalam situasi yang tidak diketahui, pemimpin yang mempunya visi yang jelas dapat menjadi
penuntun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin. lain lagi dengan Rukmana yang mendefinisikan
pemimpin sebagai orang yang melakukan atau menjalankan kepemimpinan leadership sedangkan pimpinan adalah mencerminkan
kedudukan seseorang atau kelompok orang pada hierarki tertentu dalam suatu birkrasi formal maupun informal. adapun definisi lain
dari pemimpin yaitu sebagai berikut:
4. C. N. Cooley (1902)
Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan
akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
6. Sam Walton
Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan terkejut pada
hasil luar biasa yang akan mereka raih.
7. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999)
Pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
8. Rosalynn Carter
Seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke tempat yang ingin mereka tuju. Seorang pemimpin yang luar biasa membawa para pendukung ke
tempat yang mungkin tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus mereka tuju.
12. C.N. Cooley dalam The Man Nature and the Social Order
Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan sebaliknya, semua gerakan sosial, kalau diamat-amati secara cermat, akan
ditemukan didalamnya kecenderungan-kecenderungan yang mempunyai titik pusat.
15. Kenry Pratt Fairchild dalam Dictionary of Sociologi and Related Sciences.
Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti :
- Pemimpin arti luas, seorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau
mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan.
- Pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang menyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.
17. Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gadjah Mada)
Pemimpin (Leader) adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi,
yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan tertentu.
Kita dapat saja berbeda dari beberapa pandangan di atas dalam memaknai konsep pemimpin, namun yang dapat penulis simpulkan bahwa dari rumusan
diatas secara umum, pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan/atau sekelompok orang lain untuk
bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Bos, Pimpinan, Direktur, Manager, CEO apapun sebutannya mereka adalah Pemimpin, Leader bagi para followernya. Hakikat memimpin sejatinya telah banyak bergeser
maknanya (menurut pengamatan saya). Memimpin adalah sebuah amanah dan tugas maha agung nan berat kerena memikul sebuah tanggung jawab, anda dipercaya untuk
membawa sebuah tongkat komando untuk membawa rakyat atau anak buah anda menuju ke sebuah tujuan akhir (goals, end, finish) menggapai sebuah titik cerah ujung lorong
cahaya dengan melewati berbagai perjalanan yang merupakan sebuah proses jatuh bangun.
Dari memimpin inilah lahir lah mereka yang disebut Pemimpin, lalu seperti apa sesungguhnya kriteria pemimpin ideal atau seperti apa model memimpin yang baik? Di sini
saya coba menguraikannya, dari berbagai literatur di dapatkan beragam definisi tentang hal tersebut bahkan dari pengalaman sekitar hasil observasi dan apa yang saya alami
di dapatkan sebuah kesimpulan bahwa memimpin itu adalah kesiapan, kesiapan psikologi bahkan knowledge. Hal ini dikarenakan memimpin itu membutuhkan ketenangan,
kedewasaan dan kesabaran luar biasa. Bagaimana kita dapat menyatukan segala perbedaan baik ide maupun sifat mereka yang kita pimpin, dibutuhkan sikap anggun dan
berwibawa tanpa harus terlihat arogan bahkan tak terkesan menakutkan. Pemimpin adalah konseptor, bukan lagi operator, ini bagian yang saya perlu agak garis bawahi ya
anda konseptor bukan operator, karena anda berada di level tertinggi dari sebuah piramida hierarkhi. Jika diibaratkan komputer maka pemimpin adalah chip, otak atau super
brain dari rangkaian brain yang ada dan saling terhubung. Namun perlu di ingat sebagai konseptor tidak lantas anda bebas, malah dituntut pertanggung jawaban yang lebih
besar, bahkan terkadang harus siap menjadi tameng bagi anak buah/rakyatnya, ibarat kata pujangga anda rela mati atas nama cinta, cinta pada sebuah dedikasi yang bernama
tanggung jawab.
Selain itu menurut hemat pemikiran saya, memimpin itu sebuah pilihan, anda tidak perlu menunggu menjadi seorang yang besar dan terhormat, berkedudukan tinggi atau
berlimpah materi untuk memimpin dan disebut pemimpin. Karena memimpin adalah soal mind set, dedikasi dan pengabdian. Pemimpin adalah soal role model, contok yang
baik, suri tauladan, orang baik di antara mereka-mereka yang dipimpinnya atau disebuah komunitas masyarakat. Benarlah kata HOS Cokroaminoto pada Bung Karno bahwa
mereka yang bisa menggenggam hati rakyatnya maka apapun yang kelak dikehendaki nya akan diturut/diikuti rakyat. Jadi bisa disimpulakan pemimpin adalah bukan soal
jabatan,kedudukan jika benar begitu maka celakalah bangsa ini karena ia hanya merupakan pemimpin semu atas nama jabatan, julukan atau golongan tertentu. Sebenarnya
tanpa sebuah jabatan anda adalah seorang pemimpin, yang bisa dan sanggup memimpin dengan seluruh dedikasi dan kemampuan anda. Tak hanya mau menjadi pemimpin
yang mau di dengar tanpa mau mendengar, tak hanya menjadi yang arogan namun yang bijaksana tanpa harus membijaki sana dan sini.Jadilah pemimpin yang selangkah
lebih maju ke depan, inovatif dan cerdas, karena intinya
Apa Itu Memimpin dan Siapa Itu Pemimpin adalah : Memimpin dan Pemimpin Merupakan Pilihan Bukan Jabatan
-XOXO-
Apakah Yang Baru Tentang Kepimpinan?
Disiarkan pada November 5, 2012 oleh admin
Peter Drucker Doyen pernah menulis Buku yang terbaik tentang kepimpinan
adalah karya Xenophone yang ditulis 2500 tahun yang lalu. Majalah Time dalam edisi November 1987 menyoal: Negara memerlukan kepimpinan tetapi
siapakah yang boleh memikul tanggungjawab tersebut? Manakala Warren Bennis yang dapat dianggap sebagai mahaguru kepimpinan turut menyoal:
Dimanakah pemimpin menghilangkan diri? Samada kita bersetuju dengan Drucker, Time dan Warren Bennis atau tidak ternyata kepimpinan merupakan
wadah penting sejak zaman bestari hingga kini yang menentukan jatuh bangun peradaban, Negara-bangsa, syarikat korporat malah unit keluarga.
Warren Bennis membentangkan fakta yang menarik tentang ketandusan atau jika boleh dianggap sebagai krisis kepimpinan ini. Amerika diawal tahun
penubuhannya mempunyai penduduk lebih dari dua juta orang tetapi mempunyai enam pemimpin yang bertaraf dunia. Penduduk Amerika kini
dianggarkan lebih dari 280 juta orang namun untuk mencari dua pemimpin yang benar berkalibar dan unggul bagi mengisi jawatan presiden empat tahun
sekali dirasakan amat sukar. Majalah Business Week diawal tahun 1990an dengan nada sinis menyindir Sekiranya pelawat dari planet Mars turun ke
negara ini dan meminta untuk bertemu dengan pemimpin tentunya kita akan terpinga-pinga untuk memenuhi permintaan mereka. Malah seorang saintis
dari University Michigan pernah merakamkan yang tiga perkara yang akan membawa kepada kemusnahan dunia ialah peperangan nuklear, wabak penyakit
yang mengerikan dan ketandusan pemimpin yang berkualiti.
Demikian pentingnya kepimpinan ini namun kebanyakan kita terleka dan tidak memahami konsep kepimpinan hingga terdorong untuk memilih pemimpin
yang palsu. Kita juga perlu membezakan antara pemimpin yang palsu [counterfeit] dan pemimpin tulen [authentic]. Di dunia perniagaan, kepimpinan palsu
terserlah dengan timbulnya skandal Enron dan Arthur Andersen serta baru-baru ini keruntuhan beberapa institusi kewangan tersohor sehingga kita begitu
merasakan kehilangan pemimpin tulen yang telah membina syarikat-syarikat seperti Johnson& Johnson, Coca-Cola dan General Electric. Justeru kita
memerlukan pemimpin tulen yang berintegriti dan komited untuk membina institusi yang panjang jangka hayatnya. Kita memerlukan pemimpin yang
mempunyai kesedaran/matlamat yang mendalam dan berpegang teguh kepada nilai terasnya. Kepimpinan bermula dan berakhir dengan ketulenan iaitu
tidak beraksi untuk menjadi orang lain. Ini bercanggah dengan penulisan konvensional kepimpinan yang menekankan kepada ciri-ciri dan gaya kepimpinan
yang digalakkan untuk ditiru. Pemimpin yang tulen memimpin dengan matlamat [purpose], makna [meaning] dan nilai [value]. Mereka menjalin hubungan
yang berpanjangan dengan pekerja yang setia mengikutnya kerana mereka tahu di mana mereka berpijak.
Pemimpin yang tulen mempunyai disiplin diri yang tinggi. Bila prinsip mereka diuji mereka enggan berkrompomi. Pemimpin yang tulen berusaha untuk
memajukan diri sendiri kerana menyedari menjadi pemimpin memerlukan pembaikan diri sepanjang masa. Pemimpin tulen mempunyai gaya tersendiri
yang bersesuaian dengan personaliti dan perwatakan mereka. Tidak ada dua pemimpin yang serupa, semuanya mempunyai gaya tersendiri yang sesuai dan
berkesan kepada mereka. Sebagai contoh lihatlah tiga CEO General Electric yang terakhir, dengan gaya kenegarawan Reginal Jones, kedinamikan Jack
Welch dan pendayaan [empowerment] Jeff Immelt. Kesemuanya berjaya dengan gaya kepimpinan mereka dan General Electric berkembang dengan
pesatnya. Untuk menjadi lebih berkesan, pemimpin perlu menyesuaikan gaya mengikut keadaan semasa. Ada masanya untuk menyemarakkan semangat
dan memotivasikan dan ada masanya menuntut ketegasan dalam keputusan yang melibatkan kewangan dan pekerja. Menyedari dan menerima kelemahan
sendiri juga adalah keperluan utama untuk menjadi pemimpin yang tulen. Mereka juga harus menyedari perangkap kepimpinan dimana tekanan prestasi
jangka pendek biasanya akan menyimpangkan mereka dari nilai teras.
Jadi apakah yang baru tentang kepimpinan? Dr. C. Otto Schamer dari MIT telah menulis satu buku berjodol Theory U yang diterbitkan dalam tahun
2007. Buku ini telah membincangkan secara terperinci konsep dan proses pembelajaran dan kepimpinan [learning and leading] dari perspektif yang
menarik. Beliau telah membuat analogi antara lukisan/pelukis dengan konsep/proses kepimpinan. Terdapat tiga perspektif yang mungkin:
> Kita boleh memfokuskan tentang benda [thing] yang terhasil dari proses kreatif iaitu lukisan yang telah siap.
> Kita boleh memfokuskan tentang proses iaitu ketika lukisan itu dihasilkan.
> Atau kita boleh memfokuskan kepada pelukis itu ketika ia berdiri di hadapan kanvas yang kosong iaitu ketika proses kreatif itu akan bermula.
Menggunakan analogi ini kepada kepimpinan, kita boleh melihat pemimpin dari tiga sudut yang berbeza. Pertama kita melihat apa yang dilakukan oleh
pemimpin [what]. Ribuan buku telah ditulis tentang perkara ini. Kedua kita melihat tentang bagaimana [how] proses kepimpinan itu dilakukan. Perspektif
inilah yang telah digunakan dalam penyelidikan/penulisan tentang kepimpinan sepanjang dua puluh tahun yang lalu. Ketiga kita melihat dari
perspektif kanvas yang kosong yang mana secara sistematik belum lagi diteroka dengan mendalam. Persoalan yang belum terjawab adalah: Dari punca
manakah pemimpin itu mendapat dorongan atau ilham untuk beroperasi? Ini diterangkan oleh mantan CEO Hanover Insurance, Bill O Brien Penemuan
saya yang penting setelah bertahun mengendalikan projek pembelajaran organisasi dan merundingkan perubahan/tranformasi korporat adalah kejayaannya
banyak bergantung kepada keadaan dalaman [interior condition] pemimpin. Jadi apa yang penting bukan hanya apa yang dilakukan
dan bagaimana ia dilakukan tetapi juga keadaan dalaman iaitu punca atau sumber mana tindakan itu terhasil.
Dalam bidang pembelajaran organisasi terdapat dua punca pembelajaran iaitu mempelajari dari pengalaman lepas [past] dan mempelajari dari masa depan
[future] bilamana ia menjelma. Pembelajaran jenis pertama memang diketahui umum dan telah dikembangkan melalui metodologi, amalan terbaik [best
practice] dan pendekatan dalam pembelajaran organisasi. Tetapi pembelajaran jenis kedua masih belum banyak diketahui ramai. Berdasarkan dari
pengalaman kebanyakan pemimpin mereka sukar untuk menangani cabaran semasa hanya berpandukan pengalaman lepas. Malah pengalaman lepas sering
menjadi batu penghalang dalam mencari penyelesaian yang kreatif kerana minda mereka telah terpahat dengan cara yang biasa. Pemimpin yang berkesan
didapati beroperasi dari teras proses yang berbeza yang mengambil kira kemungkinan masa depan. Persoalannya bagaimanakah kita dapat belajar untuk
berhubung dengan kemungkinan masa depan yang bakal menjelma? Inilah yang cuba dijawab oleh Teori U Otto Scharmer yang menamakan proses ini
sebagai penghadiran [Presencing] iaitu gabungan dari perkataan presencedan sensing. Ini bererti merasakan, menumpukan dan bertindak dari potensi
masa depan yang tinggi yang mana kita berkeupayaan untuk menjelmakannya. Untuk memahami konsep ini kita menoleh kepada penulisan Aristotle 2300
tahun yang lalu dalam artikelnya Nicomachean Ethics. Beliau menerangkan terdapat lima kebolehan atau cara yang berbeza bagi manusia untuk
menghayati kebenaran [truth]. Sains [episteme] hanya merupakan satu daripadanya. Empat yang lain adalah seni [art] atau pengeluaran [techne],
kebijaksanaan praktikal [phronesis], kebijaksanaan teori [sophia] dan intuasi [intuation] atau keupayaan untuk menghayati punca [nous]. Tumpuan sains
moden selama ini hanya kepada episteme. Sudah sampai masanya kita melebarkan ruang lingkup dan menggunakan empat kebolehan lain dalam
menghayati kebenaran. Itulah teras kepada Teori U. Bagi memudahkan, kita lihat Teori U berpandukan rajah berikut yang menerangkan lima gerakan yang
harus dilalui dalam keluk U.
1. Inisiatif Bersama [Co-Initiating] iaitu dengan mendengar seruan [life calling] apa yang perlu dilakukan. Hubungi khalayak [people] dan konteks yang
berkaitan dengan seruan itu dan kumpulkan pemain utama untuk mengilhamkan tujuan yang bersama.
2. Penderiaan Bersama [Co-Sensing]: Lawati tempat yang berpotensi dan lakukan pengamatan yang mendalam. Dengarlah dengan hati dan minda yang
terbuka.
3. Penghadiran Bersama [Co-Presensing]: Lawatilah tempat yang hening dan tenteram. Bukakan hati dan minda bagi menghayati punca intuasi yang
menghubungkan dengan masa depan yang bakal menjelma melalui kita.
4. Penciptaan Bersama [Co-Creating]: Binalah landasan untuk masa depan dengan prototyping rekaan/produk bagi tujuan menerjah masa depan dengan
tindakan.
5. Penjelmaan Bersama [Co-Evolving]: Bersama membina ekosistem innovasi dan menyediakan ruang bagi khalayak berhubung merentasi sempadan
dengan melihat dan bertindak dari keseluruhannya [seeing and acting from the whole].
Apa yang ingin diterapkan oleh Teori U adalah alatan [tool] yang paling penting dalam kepimpinan ialah mengenali diri sendiri dan punca di mana kita
bertindak. Untuk itu kita harus memahami tiga musuh utama yang mendampingi kita dan yang sentiasa menghalang kita bertindak secara berkesan sebagai
pemimpin. Musuh yang pertama ialah suara pengadilan [voice of judgement]. Penyenyapan suara pengadilan ini akan membolehkan kita membuat
kemajuan dalam daya kreatif kita. Musuh yang kedua ialah suara pewahaman [voice of cynicism]. Ia menutup pintu hati kita dan menghalang perjalanan
kita kedasar keluk U untuk menemui diri kita yang tulen. Musuh ketiga menutup jalan keazaman kita untuk bertindak. Ini dikenali sebagai suara
kebimbangan [voice of fear]. Ini menghalang kita dari meninggalkan apa yang kita ada atau siapa kita. Memerangi kebimbangan ini adalah teras kepada
kepimpinan kerana ini akan memudahkan kita meninggalkan diri kita yang lama dan mengalukan kedatangan diri kita yang baru.
Teori U walaupun nampaknya baru tetapi idea tersebut menyamai apa yang diutarakan oleh Confucius dalam buku klasik beliau The Great Learning.
Confucius menegaskan Jika kita ingin menjadi pemimpin kita haruslah menjadi manusia yang sebenar. Kita perlulah memahami makna sebenar
kehidupan sebelum dapat menjadi pemimpin yang agung. Kita harus memahami diri kita sendiri. Ternyata ia tidak menyimpang jauh dengan apa yang
ditekankan oleh Teori U. Confucius juga menegaskan untuk menjadi pemimpin agung sesaorang itu perlu melalui tujuh fasa meditasi iaitu kesedaran
[awareness], tafakur [stopping], ketenteraman [calmness], keheningan [stillness], kedamaian [peace], pemikiran tulen [true
thinking] dan pencapaian [attainment]. Fasa atau langkah ini jelas seperti kita melalui lengkuk U sebenarnya. Oleh itu apa yang dikatakan oleh Peter
Drucker tentang Xenophone mungkin ada kebenarannya kerana prinsip kepimpinan yang tulen tidak ada batasan masa yang memisahkannya. Ia masih
relevan hingga sekarang seperti relevannya beribu tahun yang lalu.