Você está na página 1de 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menteri negara pemberdaya perempuan dinews Antara pada Peringatan


Pekan Asi Sedunia 2007, mengatakan meskipun usaha meningkatkan pemberian
Air Susu Ibu (ASI) sangat gencar dilakukan, tapi kesadaran masyarakat untuk
pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih memprihatinkan, berdasarkan data
yang ada pada tahun 2002 2003 bayi dibawah usia 4 bulan yang diberikan ASI
eksklusif hanya 55 % sementara itu pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 2
bulan hanya 64%, pada bayi berumur 2-3 bulan hanya 46 % dan pada bayi
berumur 4-5 bulan haya 14 %. Dan berdasarkan hasil penelitian Ridwan Amirudin
2007, proporsi pemberian ASI Eksklusif pada bayi kelompok usia 0 bulan sebesar
73,1 %, usia 1 bulan sebesr 55,5 %, usia 2 bulan sebesar 43 %, usia 3 bulan
sebesar 36%, dan usia 4 bulan 16,7% (Amiruddin, 2007).

Menurut WHO masa pemberian ASI diberikan secara Eksklusif pada 6


bulan pertama, kemudian dianjurkan untuk tetap diberikan setelah 6 bulan
bersamaan dengan makanan pendamping ASI sampai anak 2 tahun. ASI
merupakan makanan yang paling sempurna, dimana kandungan gizinya sesuai
untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas tinggi pada ASI banyak
terdapat dalam kolostrum. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari
pertama setelah bayi lahir, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental dimana
banyak mengandung nilai gizi yang tinggi seperti protein, vitamin A, karbohidrat
dan lemak rendah. ASI juga mengandung asam amino essensial yang sangat
penting untuk meningkatkan jumlah sel otak bayi yang berkaitan dengan
kecerdasan bayi (Depkes RI, 2005).

Melihat begitu unggulnya ASI Eksklusif maka sangat disayangkan bahwa


pada kenyataan penggunaan ASI Eksklusif belum seperti yang kita harapkan,
dimana pada saat ini terjadi kecenderungan menurunnya penggunaan ASI
Eksklusif pada masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan suatu keadaan yang cukup
serius dalam hal gizi bayi. Jumlah ibu dan lamanya menyusui telah menunjukkan
penurunan karena berbagai alasan sosial ekonomi dan budaya
(Pesrinasia,WHO/UNICEF, 1994).Pemberian makanan tambahan yang terlalu
dini dapat mengganggu pemberian ASI Eksklusif serta meningkatkan angka
kesakitan pada bayi.. Bayi yang diberi susu selain ASI Eksklusif, mempunyai 17
kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan
terkena infeksi saluran pernafasan (ISPA) salah satu faktor adalah karena
buruknya pemberian ASI Eksklusif (Dep.Kes,RI, 2005).

Hasil penelitian ini digunakan untuk menambah pengetahuan pembaca


tentang umur dan tingkat pendidikan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif
sehingga dapat meningkatkan kesadaran, partisipasi dan derajat kesehatan ibu dan
bayi sehingga dapat tercapainya kesehatan yang seutuhnya.

Dari data di atas menarik perhatian peneliti, untuk meneliti, apakah ada
Hubungan umur dan tingkat pendidikan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif?

B. Tujuan pelitian
1. Tujuan Umum
Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah
mengetahui Hubungan umur dan tingkat pendidikan ibu terhadap
pemberian ASI eksklusif di......
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi umur ibu yang memberikan Asi eksklusif di....
b. Mengidentifikasi tingkat pendidikan ibu yang memberkan Asi di.......
c. Mengidentifikasi pemberian Asi eksklusif di........
d. Mengetahui hubungan umur ibu terhadap pemberiasn Asi Eksklusif
di.....
e. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap pemberiasn Asi
Eksklusif di......
BAB II

GARIS BESAR LANDASAN TEORI

A. Asi Eksklusif
1. Pengertian ASI Eksklusif
2. Kesalah Pahaman Mengenai ASI Eksklusif
3. Kebaikan ASI Dan Menyusui.
4. Manfaat ASI
5. Proses Terbentuknya ASI
6. Komposisi Air Susu Ibu (ASI)
7. Produksi ASI
8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
9. Volume Produksi ASI
10. Manajemen Laktasi
11. Teknik Menyusui Yang Benar
12. Lama menyusui
13. Faktor-Faktor Yang Melatar belakangi Pemberian ASI

B. Teori Umur

C. Teori Pendidikan
1. Definisi
2. Jenis-Jenis Pendidikan
BAB III

KERANGKA KONSEP

Faktor yang
mempengaruhi :
Parietas
Pekerjaan
pengetahuan

Variabel independen Variabel dependen


Umur Asi eksklusif
Tingkat pendidikan

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara memecahkan suatu masalah menurut


metode keilmuan. Uraian dalam bab ini mencakup : Rancangan / desain, kerangka
kerja, variable dan definisi operasional, populasi, sample, lokasi dan waktu
penelitian, tekhnik dan instrument pengumpulan data serta tekhnik analisa data.

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan desain secara Croos Sectional
(Notoadmodjo, 2010), dimana dalam penelitian ini variabel independen adalah
umur dan tingkat pendidikan ibu sedangkan variabel dependen adalah ASI
Eksklusif

A. Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Nursalam, 2006) atau cara / metode pengambilan
sampel.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik Accidental Sampling.
Yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan kenyataan bahwa kebetulan
bertemu/muncul.
B. Rencana analisa statistik yang digunakan.
Yaitu dengan menggunakan analisis SPSS 16,0 dimana digunakan tehnik
analisis chi-square.

Você também pode gostar