Você está na página 1de 15

STEP 1

- Due professional care : kecermatan/ketelitian dlm penggunaan tenaga profesional sesuai


kompetensinya
- Hospital by law : aturan yang mengatur manajemen dan prosedural di dalam RS shg jika ada
hal hal yg berhubungan dg legalitas hukum bisa dipertanggungjawabkan
- Standard of care : standar pelayanan. Suatu kriteria minimal yg harus dipenuhi utk
pelayanan di RS
- Manajemen risiko : suatu pendekatan yg bersifat proaktif yg tujuan utk mengidentifikasi,
menilai, menyusun prioritas risiko, dan menentukan solusi untuk menghilangkan atau
meminimalkan kemungkinan dampak kejadian risikonya tsb
- Risiko : probabilitas terjadinya suatu kejadian yg kemungkinan tjd dan biasanya berdampak
negatif
- Manajemen K3 : meliputi struktur organisasi, perencanan, pelaksanaan, prosedur,
tanggungjawab, proses dan SDM yg dibutuhkan utk menyelenggarakan penerapan
pencapaian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja utk
mengendalikan risiko yg berkaitan ttg kegiatan kerja. Utk menciptakan tempat kerja aman,
nyaman, produktif

STEP 2

1. Manfaat dari manajemen risiko?


2. Bagaimana prinsip dr sistem manajemen K3 dan alurnya?
3. Apa saja 7 langkah keselamatan pasien?
4. Bagaimana peran hospital by law ketika RS tsb mengalami insidensi kasus?
5. Apa program dari manajemen K3?
6. Bagaimana sistem manajemen risiko yang baik?
7. Apa saja standar keselamatan pasien?
8. Apa ruang lingkup pelayanan K3?
9. Bagaimana RS menerapkan standard of care? Dan apa saja standard of care yg ada di RS?
10. Bagaimana manajemen sanitasi?

STEP 3

1. Manfaat dari manajemen risiko?


a. Terhadap pasien
o Membuat sekecil mungkin cidera yg tidak diinginkan
o Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan
b. Terhadap staf
o Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan keamanan staf
c. Terhadap institusi
o Menjaga reputasi
o Meminimumkan risiko financial dengan manajemen yg lebih baik
o Memenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan sebaik-baiknya
sumberdaya yg ada
d. Terhadap public
o Meningkatakan kepercayaan public, bahwa dengan program MRK yg
baik keamanan mereka lebih terjamin
Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter Forensik
Indonesia

2. Bagaimana sistem manajemen risiko yang baik?


Instrument

o Laporan kejadian
o Review rekam medik (penyaringan kejadian untuk memeriksa rm untuk
memeriksa rm untuk mencari penyimpangan pada praktik danprosedur)
o Pengaduan (complaint) pelanggan
o Survey / self assessment
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS
Proses manajemen risiko terintegrasi

o Identifikasi risiko
Adalah usaha mengidentifikasi situasi yg dapat menyebabkan
cedera, tuntutan atau kerugian secara financial. Identifikasi akan
membantu langkah2 yg akan diambil manajemen risiko tsb
o Analyzing identified risks
o Evaluating the risks
o Treating the risks

Penyakit akibat kerja di sarana kesehatan umumnya berhubungan dengan


berbagai faktor biologis :
(kuman patogen; pyogenic, colli, baccilli,stapphylococci, yang umumnya berasal
dari pasien).

Faktor kimia :
(bahan kimia dan obat-obatan antibiotika, cytostatika, narkotika dan lain-lain,
pemaparan dengan dosis kecil namun terus menerus seperti anstiseptik
pada kulit, gas anestesi pada hati.
Formaldehyde untuk mensterilkan sarung tangan karet medis atau paramedis
dikenal sebagai zat yang bersifat karsinogenik)
faktor ergonomi :
(cara duduk, mengangkat pasien yang salah)

faktor fisik :
yaitu pajanan dengan dosis kecil yang terus menerus
a. kebisingan dan getaran diruang generator
b. pencahayaan yang kurang dikamar operasi, laboratorium, ruang
perawatan
c. suhu dan kelembabam tinggi diruang boiler dan laundry
d. tekanan barometrik pada decompression chamber
e. radiasi panas pada kulit
f. tegangan tinggi pada sistem reproduksi, dan lain-lain
faktor psikososial :
(ketegangan dikamar bedah, penerima pasien gawat darurat dan bangsal
penyakit jiwa, shift kerja, hubungan kerja yang kurang harmonis, dan lain-lain).

3. Bagaimana prinsip dr sistem manajemen K3 dan alurnya?

1. Manajemen risiko :
2. Manajemen kecelakaan kerja
3. Standar K3 di RS

Prinsip :
1. Hazard identification : mengidentifikasi semua sumber bahaya yg berhubungan dgn
sistem kerja
2. Asessment the risk factor : menentukan tingkat risiko
3. Control of the risk : kontrol tingkat risiko. Tahapan :
Eliminasi : Menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja. Jika masih ada
lakukan substitusi
Substitusi : ganti zat2 yg menimbulkan bahaya diganti dgn yg aman
Engineering control : ex : penutupan sumber bahaya
Administratif control : membuat SOP agar pekerja dan komunitas aman.
Pemasangan tanda bahaya
APD : alat pelindung diri
4. Monitoring dan review : lihat apakah risiko menurun atau meningkat : identifikasi
sistem atau bahaya baru. Lihat proses apakah efektif atau tdk dalam manajemen
bahaya tadi.

Hospital by laws = Utk mengatur hubungan hak, kewajiban, dan tanggungjawab.


Corporate by laws : merupakan peraturan internal yg mengatur hub pemilik dgn
pengelola/direktur dan komite medik. Tata kelola agar terselenggara dg baik.
Medical staf by laws : peraturan internal yang mengatur staf medis. Utk menjaga
profesionalisme staf medis. Example : RS Bali pemilik prov Bali. Hospital by laws ditentukan
oleh gubernur. Berisi pasal2 pengelolaan RS : rapat, cap.

Staf administrasi, perawat, dsb masuk pada staf kepegawain RS. Tdk termasuk pd hospital
by laws

4. Apa saja standar keselamatan pasien?


a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
meningkatkan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

Standar I. Hak pasien.

1. Standar :
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan).

2. Kriteria :
a. Harus ada Dokter penanggung jawab pelayanan.

b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara


jelas & benar kepada pasien & keluarganya tentang rencana & hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya KTD.

Standar II. Mendidik pasien dan keluarga.

3. Standar :
RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang

kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien

4. Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus
ada sistem & mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban &
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tsb diharapkan
pasien & keluarga dapat :

a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap & jujur.

b. Mengetahui kewajiban & tanggung jawab pasien & keluarga.

c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti

d. Memahami & menerima konsekuensi pelayanan.

e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS.

f. Memperlihatkan sikap menghormati & tenggang rasa.

g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

dr.adib a.yahya ,mars, ketua umum persi


seminar pamjaki kecurangan ( fraud ) dalam jaminan / asuransi kesehatan,
hotel bumi karsa, jakarta 13 desember 2007

5. Apa saja 7 langkah keselamatan pasien?

1) Bangun kesadaran akan nilai KP ciptakan kepemimpinan & budaya


yg terbuka dan adil
RS :
o Kebijakan : tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul
fakta, dukungan kepada staf, pasien keluarga
o Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden
o Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
o Lakukan asesmen dengan menggunakan survey penilaian KP
Tim :
o Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
o Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan / solusi yg tepat

Prinsip penting :
o Budaya safety berarti staf selalu sadar terhadap KTD potensial
o Staf berserta RS selalu mampu mengakui & belajar dari kesalahan
& bertindak untuk memperbaiki
o Terbuka untuk berbagi informasi, dan dlm hal KTD staf ditangani
secara adil
o Semua KTD juga terkait dng system, mencari kesalahan pada
system akan membantu RS belajar untuk menekan insiden
2) Pimpin dan dukung staf anda bangunlah komitmen & focus yg kuat
& jelas tentang KP di RS
RS :
o Ada anggota direksi yg bertanggung jawab atas KP
o Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi penggerakKP
o Prioritaskan KP dlm agenda rapat direksi / manajemen
o Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Tim :
o Ada penggerak dalam tim untuk memimpin gerakan KP
o Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
o Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden
Prinsip penting :
o Pelaksanaan KP-RS butuh motivasi & komitmen pimpinan : direksi ,
pimpinan klinis & manajerial dari seluruh jajaran pelayanan
o Pimpinan perlu menunjukkan KP-RS adalah prioritas, pimpinan
harus sering tampak & aktif memimpin di lapangan memperbaiki
system KP-RS
o Staf agar mudah melapor bila tidak merasa bahwa asuhan pasien
aman
3) Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko kembangkan system &
proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yg
potensial bermasalah
RS :
o Struktur & proses menjamin risiko klinis & non klinis, mencakup KP
o Kembangkan indicator kinerja bagi system pengelolaan risiko
o Gunakan informasi dari system pelaporan insiden & asesmen risiko
& tingkatkan kepedulian terhadap pasien
Tim :
o Diskusi isu KP dalam forum2
o Penilaian risiko pada individu pasien
o Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko &
langkah memperkecil risiko tsb
Prinsip penting :
o Manajemen risiko terintegrasi berarti pelajaran dari suatu area
risiko dapat segera disebarkan ke area risiko yg lain
o Konsisten melaksanakan identifikasi, assesmen, analisis &
investigasi semua risiko
o Penggunaan beberapa risk assessment tools : risk matrix grading,
FMEA (failure mode and effect analysis), risk assessment shecklist
4) Kembangkan system pelaporan pastikan staf anda agar dapat
melaporkan kejadian / insiden serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS
RS :
o Lenkapi rencana implementasi system pelaporan insiden, ke dalam
maupun ke luar yg harus dilaporkan ke KPPRS PERSI
Tim :
o Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, sbg bahan pelajaran yg penting
Prinsip penting :
o Pelaporan insiden adalah langkah pertama proses mencegah KTD
o Staf penting memahami APA insiden KP yg harus dilaporkan (semua
insiden yg menyebabkan / dapat menyebabkan cedera, tidak hanya
yg sentinel) dan bagaimana cara melaporkannya
o RS selektif melaporkan insiden penting ke KKPRS, shg secara
nasional dpt disusun peta KTD dan berbagai solusi /umpan balik ke
RS-RS
5) Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien kembangkan cara-
cara komunikasi yg terbuka dgn pasien

RS :
o Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dng pasien & keluarga
o Pasien & keluarga mendapat informasi bila terjadi insiden
o Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada kepada staf
agar selalu terbuka kepada pasien & keluarga
Tim :
o Hargai dan dukung keterlibatan pasien & keluarga bila telah terjadi
insiden
o Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kelurga bila terjadi insiden
o Segera setelah kejadian , tunjukkan empati kpd pasien & keluarga
Prinsip penting :
o Banyak pasien adalah ahli tentang kondisinya shg dpt membantu
identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap masalah KP
o Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan
o stafBanyak pasien adalah ahli tentang kondisinya shg dpt
membantu identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap
masalah KP
o Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan
o Staf perlu melibatkan pasien dlm proses Dx, Th, diskusi risiko,
monitoring, segera diskusikan KTD secara bijak & dgn empati
o Keterbukaan ini & mendiskusikan KTD akan membantu pasien
untuk lebih baik dlm menerima risiko atau KTD
6) Belajar & berbagi pengalaman tentang KP dorong staf untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa
kejadian itu timbul
RS :
o staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
o Kebijakan : criteria pelaksanaan analisis akar masalah atau metode
analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1, per tahun
untuk proses risiko tinggi
Tim :
o diskusikan dlam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
o identifikasi bagian alain yg mungkin terkena dampak & bagi
pengalaman tsb
prinsip penting :
o bila insiden terjadi, isu penting bukanlah siapa yg salah tetapi
bagaimana & mengapa hal itu terjadi
o belajar secara sistematik : tipe insiden yg perlu dilapor, informasi
apa dan kapan diperlukan , bagaimana menganalisis
7) Cegah cedera melalui implementasi system KP gunakan
informasi yg ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan
pada system pelayanan
RS :
o tentukan solusi dengan informasi dari system pelaporan, asesmen
risiko, kejadian insiden, audit serta analisis
o solusi mencakup penjabaran ulang system, penyesuaian pelatihan staf
& kegiatan klinis, penggunaan instrument yg menjamin KP
o assesmen risiko untuk setiap perubahan
o sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
o umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
tim :
o kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman
o telaan perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya
o umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan
prinsip penting :
o dari solusi, dibuat system bau shg staf mudah melaksanakan asuhan
yg lebih baik & lebih aman
o pastikan system baru termasuk assesmen risiko, dievaluasi terus
menerus dlm jangka panjang, termasuk belajar terus menerus
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS

6. Apa program dari manajemen K3?

Proaktif
Melalui program2 yg dirancang untuk mencegah, mengendalikan dan
membuat sesedikit mungkin keterbukaan pasien thd risiko klinis
5 kiat untuk manajemen risiko klinis yang proaktif :
o Credentialing of medical staff
Seleksi staf medik yang baik
o Incident monitoring and tracking
Monitor dan menjejaki kejadian klinis yg tidak diinginkan
o Complaints monitoring and tracking
Monitor dan menjejaki keluhan pasien / public
o Infection control. Pengendalian infeksi nosokomial
o Documentation in the medical record
Rekam medis yg baik
Reaktif
Proses sistematis melakukan identifikasi, evaluasi dan penanganan risiko
klinis jika sudah terjadi (termasuk negosiasi besaran ganti)
Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter Forensik
Indonesia
7. Apa ruang lingkup pelayanan K3?
8. Bagaimana RS menerapkan standard of care? Dan apa saja standard of care yg ada di RS?

Memberi jaminan kpd pasien utk memperoleh pelayanan yg sesuai dgn kebutuhan
medisnya.
Bisa mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kedokteran
- PNPK : berlaku di semua bidang kedokteran. Bersifat nasional dan di sahkan oleh menteri.
Digunakan pd saat ada kondisi sbb :
1. Adanya kondisi / penyakit yg paling sering tjd
2. Kodisi yg berisiko berat
3. Kondisi yg memerlukan biaya yang tinggi
4. Jika ada kondisi bervariasi pengelolaan butuh beraneka ragam
- SOP : ditetapkan oleh kepala yankes. Lebih mengacu ke PNPK. Disusun oleh staf medis,
dikoordinasi oleh komite medik, ditetapkan oleh pemimpin yankes. Update 2th sekali

9. Bagaimana peran hospital by law ketika RS tsb mengalami insidensi kasus?

10. Bagaimana manajemen sanitasi?


1. DEFINISI

adalah upaya pengawasan berbagai factor lingkungan fisik, kimia dan biologic di RS
yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap
kesehatan petugas, penderita, pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar RS
Kiat Mengelolah Rumah Sakit, dr.R.Darmanto

2. RUAG LINGKUP

Adapun persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit berdasarkan Permenkes No.


1204/Menkes/SK/X/2004 adalah meliputi : sanitasi pengendalian berbagai faktor
lingkungan fisik, kimiawi, biologi, dan sosial psikologi di rumah sakit. Program sanitasi di
rumah sakit terdiri dari penyehatan bangunan dan ruangan, penyehatan makanan dan
minuman, penyehatan air, penyehatan tempat pencucian umum termasuk tempat
pencucian linen, pengendalian serangga dan tikus, sterilisasi/desinfeksi, perlindungan
radiasi, penyuluhan kesehatan lingkungan, pengendalian infeksi nosokomial, dan
pengelolaan sampah/limbah (Depkes RI, 2004).

Ben Freedman menyebutkan lingkup garapan sanitasi RS meliputi :

A. Aspek Kerumahtanggaan (Housekeeping) seperti :

1.Kebersihan gedung secara keseluruhan.

2.Kebersihan dinding dan lantai.

3.Pemeriksaan karpet lantai.

4.Kebersihan kamar mandi dan fasilitas toilet.

5.Penghawaan dan pembersihan udara.

6.Gudang dan ruangan.

7.Pelayanan makanan dan minuman.

B. Aspek khusus Sanitasi.

1.Penanganan sampah kering mudah terbakar.

2.Pembuangan sampah basah.

3.Pembuangan sampah kering tidak mudah terbakar.

4.Tipe incinerator Rumah Sakit.

5.Kesehatan kerja dan proses-proses operasional.

6.Pencahayaan dan instalasi listrik.


7.Radiasi.

8.Sanitasi linen, sarung dan prosedur pencucian.

9.Teknik-teknik aseptik.

10.Tempat cuci tangan.

11.Pakaian operasi.

12.Sistim isolasi sempurna.

C. Aspek dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi.

1.Sumber-sumber kontaminasi.

2.Dekontaminasi peralatan pengobatan pernafasan.

3.Dekontaminasi peralatan ruang ganti pakaian.

4.Dekontaminasi dan sterilisasi air,makanan dan alat-alat pengobatan.

5.Sterilisasi kering.

6.Metoda kimiawi pembersihan dan disinfeksi.

7.Faktor-faktor pengaruh aksi bahan kimia.

8.Macam-macam disinfektan kimia.

9.Sterilisasi gas.

D. Aspek pengendalian serangga dan binatang pengganggu.

E. Aspek pengawasan pasien dan pengunjung Rumah Sakit :

1.Penanganan petugas yang terinfeksi.

2.Pengawasan pengunjung Rumah Sakit.

3.Keamanan dan keselamatan pasien.

F. Peraturan perundang-undangan di bidang Sanitasi Rumah Sakit.

G. Aspek penanggulangan bencana.

H. Aspek pengawasan kesehatan petugas laboratorium.

I. Aspek penanganan bahan-bahan radioaktif.

J. Aspek standarisasi sanitasi Rumah Sakit


Dari lingkup sanitasi yang begitu luas tersebut yang paling penting untuk dikembangkan
adalah menyangkut :

Program sanitasi kerumahtanggaan yang meliputi penyehatan ruang dan bangunan


serta lingkungan RS.
Program sanitasi dasar, yang meliputipenyediaan air minum, pengelolaan kotoran
cair dan padat, penyehatan makanan dan minuman, pengendalian serangga, tikus
dan binatang pengganggu.
Program dekontaminasi yang meliputi kontaminasi lingkungan karena mikroba,
bahan kimia dan radiasi.
Program penyuluhan.
Program pengembangan manajemen dan perundang-undangan yang meliputi
penyusunan norma dan standar serta pengembangan tenaga sanitasi RS melalui
pelatihan, konsultasi

3. MANFAAT

1)Dapat mengurangi kemungkinan terjadinya re-infeksi dan infeksi silang ( infeksi


nosokomial )di RS.
2)Dapat mempercepat proses penyembuhan penderita.
3)Akibat dari butir 1 dan 2 akan dapat dihemat biaya pengeluaran RS dan
masyarakat yang terkena infeksi (pasien, petugas dan pengunjung RS).
4)Mengurangi dampak negatif limbah RS terhadap lingkungan dan masyarakat.
5)Rumah Sakit yang saniter merupakan daya tarik bagi masyarakat untuk
menggunakannya.
6)Meningkatkan citra RS sebagai tempat yang bersih, sehat dan tenang

Kiat Mengelolah Rumah Sakit, dr.R.Darmanto

4. TUJUAN

menciptakan kondisi lingkungan RS agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah
terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan

5. PROGRAM
- Penerangan ruangan
- Kebisingan
- Kebersihan: ruangan, air
- Pengelolaan limbah RS
- Pengelolaan sampah: padat, cair
- Pengendalian hama( binatang liar)
- Mengendalikan infeksi nosokomial
6. SYARAT

1. lingkungan
a. lingkungan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas dilengkapi
dengan pagar yang kuat sehingga orang lain maupun binatang liar tidak
bebas masuk
b. lingkungan rumah sakit harus dilengkapi dengan penerangan yang baik
c. lingkungan rumah sakit tidak becek , tidak berdebu, dan terdapat saluran
yang terbuka / tertutup
d. saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung dengan IPAL

2. Ruang dan Bangunan


a. harus dalam keadaan bersih mudah dibersihkan tersedia tempat sampah
sesuai dengan jenis sampahnya ( sampah medis dan sampah non medis)
b. tersedia fasilitas sanitasi sesuai dengan yang dibutuhkan
c. ruang dan bangunan harus bebas dari serangga dan binatang yang lainnya
d. mutu udara harus memenuhi syarat tidak berbau, kadar debu tidak
melampaui 150 ug/m3 dalam pengukuran selama 24 jam dan angka kuman
kurang lebih 350 koloni / m3, udara bebas kuman patogen
o penerangan semua ruangan harus diberi penerangan
o kebisingan diruang perawatan tidak boleh melebihi 45dB, diruang poliklinik,
maks 80dB, laboratorium mks 68 dB, ruang cuci dapur maks 78 dB
o pembersihan ruangan
o penyediaan air bersih
o pengawasan kualitas air bersih di RS
o pengelolaan limbah RS
o pembuangan sampah padat
o pengelolaan sampah :
penampungan sampah,
tempat sampah harus : tidak mudah berkarat, kedap air, bertutup, mudah
diangkut, mudah dikosongkan, mudah dibersihkan
pengangkutan sampah,
harus diusahakan agar bahan2 yg berbahaya tidak mencemari jalan yg
ditempuh ke pembuangan
perlakukan sampah sebelum dibuang
ada sampah yg bias di daur ulang, misalnya perak nitrat pembuangan
cairan pencuci film bias diambil peraknya. Limbah infeksius sering
disterilkan dengan otoklaf
insenerator :
adalah alat untuk membakar sampah padat kering mapun yg basah
o mengusahakan agar di sekitar RS tidak ada tempat perindukan untuk segala
macam serangga baik untuk nyamuk, lalat, maupun kecoa
o tikus diusahakan tidak ada tempat untuk bersarangnya tikus di RS
o mengendalikan infeksi nosokomial : membasuh tangan, desinfeksi, sterilisasi
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS

Você também pode gostar