Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
STEP 2
STEP 3
o Laporan kejadian
o Review rekam medik (penyaringan kejadian untuk memeriksa rm untuk
memeriksa rm untuk mencari penyimpangan pada praktik danprosedur)
o Pengaduan (complaint) pelanggan
o Survey / self assessment
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS
Proses manajemen risiko terintegrasi
o Identifikasi risiko
Adalah usaha mengidentifikasi situasi yg dapat menyebabkan
cedera, tuntutan atau kerugian secara financial. Identifikasi akan
membantu langkah2 yg akan diambil manajemen risiko tsb
o Analyzing identified risks
o Evaluating the risks
o Treating the risks
Faktor kimia :
(bahan kimia dan obat-obatan antibiotika, cytostatika, narkotika dan lain-lain,
pemaparan dengan dosis kecil namun terus menerus seperti anstiseptik
pada kulit, gas anestesi pada hati.
Formaldehyde untuk mensterilkan sarung tangan karet medis atau paramedis
dikenal sebagai zat yang bersifat karsinogenik)
faktor ergonomi :
(cara duduk, mengangkat pasien yang salah)
faktor fisik :
yaitu pajanan dengan dosis kecil yang terus menerus
a. kebisingan dan getaran diruang generator
b. pencahayaan yang kurang dikamar operasi, laboratorium, ruang
perawatan
c. suhu dan kelembabam tinggi diruang boiler dan laundry
d. tekanan barometrik pada decompression chamber
e. radiasi panas pada kulit
f. tegangan tinggi pada sistem reproduksi, dan lain-lain
faktor psikososial :
(ketegangan dikamar bedah, penerima pasien gawat darurat dan bangsal
penyakit jiwa, shift kerja, hubungan kerja yang kurang harmonis, dan lain-lain).
1. Manajemen risiko :
2. Manajemen kecelakaan kerja
3. Standar K3 di RS
Prinsip :
1. Hazard identification : mengidentifikasi semua sumber bahaya yg berhubungan dgn
sistem kerja
2. Asessment the risk factor : menentukan tingkat risiko
3. Control of the risk : kontrol tingkat risiko. Tahapan :
Eliminasi : Menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja. Jika masih ada
lakukan substitusi
Substitusi : ganti zat2 yg menimbulkan bahaya diganti dgn yg aman
Engineering control : ex : penutupan sumber bahaya
Administratif control : membuat SOP agar pekerja dan komunitas aman.
Pemasangan tanda bahaya
APD : alat pelindung diri
4. Monitoring dan review : lihat apakah risiko menurun atau meningkat : identifikasi
sistem atau bahaya baru. Lihat proses apakah efektif atau tdk dalam manajemen
bahaya tadi.
Staf administrasi, perawat, dsb masuk pada staf kepegawain RS. Tdk termasuk pd hospital
by laws
1. Standar :
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan).
2. Kriteria :
a. Harus ada Dokter penanggung jawab pelayanan.
3. Standar :
RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang
4. Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus
ada sistem & mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban &
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tsb diharapkan
pasien & keluarga dapat :
Prinsip penting :
o Budaya safety berarti staf selalu sadar terhadap KTD potensial
o Staf berserta RS selalu mampu mengakui & belajar dari kesalahan
& bertindak untuk memperbaiki
o Terbuka untuk berbagi informasi, dan dlm hal KTD staf ditangani
secara adil
o Semua KTD juga terkait dng system, mencari kesalahan pada
system akan membantu RS belajar untuk menekan insiden
2) Pimpin dan dukung staf anda bangunlah komitmen & focus yg kuat
& jelas tentang KP di RS
RS :
o Ada anggota direksi yg bertanggung jawab atas KP
o Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi penggerakKP
o Prioritaskan KP dlm agenda rapat direksi / manajemen
o Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Tim :
o Ada penggerak dalam tim untuk memimpin gerakan KP
o Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
o Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden
Prinsip penting :
o Pelaksanaan KP-RS butuh motivasi & komitmen pimpinan : direksi ,
pimpinan klinis & manajerial dari seluruh jajaran pelayanan
o Pimpinan perlu menunjukkan KP-RS adalah prioritas, pimpinan
harus sering tampak & aktif memimpin di lapangan memperbaiki
system KP-RS
o Staf agar mudah melapor bila tidak merasa bahwa asuhan pasien
aman
3) Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko kembangkan system &
proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yg
potensial bermasalah
RS :
o Struktur & proses menjamin risiko klinis & non klinis, mencakup KP
o Kembangkan indicator kinerja bagi system pengelolaan risiko
o Gunakan informasi dari system pelaporan insiden & asesmen risiko
& tingkatkan kepedulian terhadap pasien
Tim :
o Diskusi isu KP dalam forum2
o Penilaian risiko pada individu pasien
o Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko &
langkah memperkecil risiko tsb
Prinsip penting :
o Manajemen risiko terintegrasi berarti pelajaran dari suatu area
risiko dapat segera disebarkan ke area risiko yg lain
o Konsisten melaksanakan identifikasi, assesmen, analisis &
investigasi semua risiko
o Penggunaan beberapa risk assessment tools : risk matrix grading,
FMEA (failure mode and effect analysis), risk assessment shecklist
4) Kembangkan system pelaporan pastikan staf anda agar dapat
melaporkan kejadian / insiden serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS
RS :
o Lenkapi rencana implementasi system pelaporan insiden, ke dalam
maupun ke luar yg harus dilaporkan ke KPPRS PERSI
Tim :
o Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, sbg bahan pelajaran yg penting
Prinsip penting :
o Pelaporan insiden adalah langkah pertama proses mencegah KTD
o Staf penting memahami APA insiden KP yg harus dilaporkan (semua
insiden yg menyebabkan / dapat menyebabkan cedera, tidak hanya
yg sentinel) dan bagaimana cara melaporkannya
o RS selektif melaporkan insiden penting ke KKPRS, shg secara
nasional dpt disusun peta KTD dan berbagai solusi /umpan balik ke
RS-RS
5) Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien kembangkan cara-
cara komunikasi yg terbuka dgn pasien
RS :
o Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dng pasien & keluarga
o Pasien & keluarga mendapat informasi bila terjadi insiden
o Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada kepada staf
agar selalu terbuka kepada pasien & keluarga
Tim :
o Hargai dan dukung keterlibatan pasien & keluarga bila telah terjadi
insiden
o Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kelurga bila terjadi insiden
o Segera setelah kejadian , tunjukkan empati kpd pasien & keluarga
Prinsip penting :
o Banyak pasien adalah ahli tentang kondisinya shg dpt membantu
identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap masalah KP
o Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan
o stafBanyak pasien adalah ahli tentang kondisinya shg dpt
membantu identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap
masalah KP
o Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan
o Staf perlu melibatkan pasien dlm proses Dx, Th, diskusi risiko,
monitoring, segera diskusikan KTD secara bijak & dgn empati
o Keterbukaan ini & mendiskusikan KTD akan membantu pasien
untuk lebih baik dlm menerima risiko atau KTD
6) Belajar & berbagi pengalaman tentang KP dorong staf untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa
kejadian itu timbul
RS :
o staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
o Kebijakan : criteria pelaksanaan analisis akar masalah atau metode
analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1, per tahun
untuk proses risiko tinggi
Tim :
o diskusikan dlam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
o identifikasi bagian alain yg mungkin terkena dampak & bagi
pengalaman tsb
prinsip penting :
o bila insiden terjadi, isu penting bukanlah siapa yg salah tetapi
bagaimana & mengapa hal itu terjadi
o belajar secara sistematik : tipe insiden yg perlu dilapor, informasi
apa dan kapan diperlukan , bagaimana menganalisis
7) Cegah cedera melalui implementasi system KP gunakan
informasi yg ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan
pada system pelayanan
RS :
o tentukan solusi dengan informasi dari system pelaporan, asesmen
risiko, kejadian insiden, audit serta analisis
o solusi mencakup penjabaran ulang system, penyesuaian pelatihan staf
& kegiatan klinis, penggunaan instrument yg menjamin KP
o assesmen risiko untuk setiap perubahan
o sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
o umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
tim :
o kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman
o telaan perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya
o umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan
prinsip penting :
o dari solusi, dibuat system bau shg staf mudah melaksanakan asuhan
yg lebih baik & lebih aman
o pastikan system baru termasuk assesmen risiko, dievaluasi terus
menerus dlm jangka panjang, termasuk belajar terus menerus
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS
Proaktif
Melalui program2 yg dirancang untuk mencegah, mengendalikan dan
membuat sesedikit mungkin keterbukaan pasien thd risiko klinis
5 kiat untuk manajemen risiko klinis yang proaktif :
o Credentialing of medical staff
Seleksi staf medik yang baik
o Incident monitoring and tracking
Monitor dan menjejaki kejadian klinis yg tidak diinginkan
o Complaints monitoring and tracking
Monitor dan menjejaki keluhan pasien / public
o Infection control. Pengendalian infeksi nosokomial
o Documentation in the medical record
Rekam medis yg baik
Reaktif
Proses sistematis melakukan identifikasi, evaluasi dan penanganan risiko
klinis jika sudah terjadi (termasuk negosiasi besaran ganti)
Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter Forensik
Indonesia
7. Apa ruang lingkup pelayanan K3?
8. Bagaimana RS menerapkan standard of care? Dan apa saja standard of care yg ada di RS?
Memberi jaminan kpd pasien utk memperoleh pelayanan yg sesuai dgn kebutuhan
medisnya.
Bisa mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kedokteran
- PNPK : berlaku di semua bidang kedokteran. Bersifat nasional dan di sahkan oleh menteri.
Digunakan pd saat ada kondisi sbb :
1. Adanya kondisi / penyakit yg paling sering tjd
2. Kodisi yg berisiko berat
3. Kondisi yg memerlukan biaya yang tinggi
4. Jika ada kondisi bervariasi pengelolaan butuh beraneka ragam
- SOP : ditetapkan oleh kepala yankes. Lebih mengacu ke PNPK. Disusun oleh staf medis,
dikoordinasi oleh komite medik, ditetapkan oleh pemimpin yankes. Update 2th sekali
adalah upaya pengawasan berbagai factor lingkungan fisik, kimia dan biologic di RS
yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap
kesehatan petugas, penderita, pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar RS
Kiat Mengelolah Rumah Sakit, dr.R.Darmanto
2. RUAG LINGKUP
9.Teknik-teknik aseptik.
11.Pakaian operasi.
1.Sumber-sumber kontaminasi.
5.Sterilisasi kering.
9.Sterilisasi gas.
3. MANFAAT
4. TUJUAN
menciptakan kondisi lingkungan RS agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah
terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan
5. PROGRAM
- Penerangan ruangan
- Kebisingan
- Kebersihan: ruangan, air
- Pengelolaan limbah RS
- Pengelolaan sampah: padat, cair
- Pengendalian hama( binatang liar)
- Mengendalikan infeksi nosokomial
6. SYARAT
1. lingkungan
a. lingkungan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas dilengkapi
dengan pagar yang kuat sehingga orang lain maupun binatang liar tidak
bebas masuk
b. lingkungan rumah sakit harus dilengkapi dengan penerangan yang baik
c. lingkungan rumah sakit tidak becek , tidak berdebu, dan terdapat saluran
yang terbuka / tertutup
d. saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung dengan IPAL