Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
3. Pembentukan Usaha
Dalam pembentukan usaha yang akan dilakukan adalah mendirikan
Bengkel Kustom/Modifikasi Motor. Usaha ini dipilih karena di lingkungan
sekitar saat ini sedang banyak permintaan terhadap motor-motor kustom atau
modifikasi. Banyaknya permintaan ini tidak berbanding lurus dengan
penyedia layanan untuk melakukan modifikasi. Jika ada beberapa bengkel
yang melayani modifikasi, alat dan metode yang digunakan belum sesuai
dengan standar yang sesuai. Hasil modifikasinya pun sering tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.
Oleh karena itu dipilih usaha yang bergerak di bidang modifikasi motor
agar dapat memenuhi permintaan yang ada. Selain itu agar hasil modifiksai
juga sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini dapat dipenuhi karena pada
bengkel ini digunakan alat-alat dan metode yang memenuhi standar.
Berikut adalah pembentukan usaha yang dilakukan berdasarkan dengan
analisis SWOT.
a. Melakukan Analisa Peluang Usaha
Tujuan dari melakukan analisa peluang usaha adalah mengetahui sejauh
mana potensinya untuk melakukan usaha tersebut. Dalam hal ini adalah
bengkel kustom/modifikasi sepeda motor.
1) Menentukan Visi Lembaga
Cepat, Tepat dan Akurat
Indikator :
a) Unggul dalam segi waktu pengerjaan yang sesuai kesepakatan
dengan konsumen.
b) Unggul dalam pemilihan part-part kendaraan yang sesuai dengan
gaya modifikasi kendaraan.
c) Unggul dalam pengerjaan yang sesuai dengan permintaan
konsumen dan tepat waktu.
5) Mengidentifikasi Fungsi-fungsi/Komponen
Fungsi atau Komponen yang terlibat dan mendukung sasaran
adalah sebagai berikut:
a) Segmen pasar (konsumen)
Di lingkungan bengkel tersebut, jenis konsumen yang
ditargetkan untuk menjadi pelanggan kebanyakan adalah kalangan
anak muda yang menyukai hal-hal tentang modifikasi. Jumlah
konsumen yang ada mencukupi untuk berlangsungnya sebuah
usaha, karena kawasan tersebut dekat dengan kampus sehinga
banyak mahasiswa yang mempunyai selera dalam modifikasi.
Selain itu daya beli dari konsumen juga cukup tinggi. Hal ini
dikarenakan tingkat ekonomi konsumen yang cukup timggi pula.
Selain itu jangkauan konsumen juga tinggi arena lokasi usaha
berada di pinggir jalan utama yang ramai dilalui kendaraan
bermotor tiap harinya.
Pola hidup konsumen dan tingkat aktivitas konsumen juga
mendukung untuk dibukanya usaha bengkel modifikasi karena
aktivitas konsumen yang membutuhkan moda transportasi guna
menunjang kelancaran aktivitas konsumen tersebut. Aktivitas
tersebut dilakukan guna memenuhi kebutuhan konsumen yang
memiliki tingkatan yang cukup tinggi.
b) Sumber daya manusia
Bengkel kustom ini mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 5
orang. Tenaga kerja yang dipekerjakan mempunyai spesialisasi
masing-masing pada proses modifikasi. Pekerjaan tersebut
diantaranya, pengecatan, fabrikasi, perakitan, desain dan
administrasi. Karena sedang dalam tahun pertama pendirian, maka
tenaga kerja yang dipekerjakan belum banyak guna menekan biaya
operasional.
Tenaga kerja yang dipekerjakan diutamakan yang telah
memiliki pengalaman di bidang spesialisasinya sekurang-
kurangnya 3 tahun, sehingga kualitas kerjanya sudah terbukti.
Jenjang pendidikan yang dimiliki tenaga kerja minimal adalah
SMK atau sederajat. Selain itu tenaga kerja diharapkan memiliki
kreativitas, kerajinan, etos kerja dan motivasi yang tinggi guna
mensukseskan bengkel modifikasi sepeda motor yang sudah
didirikan.
c) Prasarana
Bangunan bengkel memiliki luas sekitar 100 2 . Bangunan
bengkel memiliki beberapa ruangan yang berfungsi sebagai ruang
kerja, ruang penyimpanan barang, ruang mekanik/tenaga kerja,
ruang tunggu konsumen, ruang administrasi, ruang desain
kendaraan dan memiliki 2 wc/kamar mandi serta 1 dapur. Di
bagian luar terdapat tempat parkir konsumen. Selain itu, bengkel
ini juga memiliki jaringan listrik, air dan wifi guna memberikan
kenyamanan dan pelayanan prima terhadap konsumen.
d) Aspek teknis teknologi/fasilitas
Bengkel ini memiliki 3 unit komputer, beberapa almari sebagai
tempat menyimpan part-part kendaraan, beberapa meja dan kursi
sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan di bengkel. Beberapa
peralatan bengkel yang digunakan untuk proses modifikasi
kendaraan. Rak sebagai tempat peralatan modifikasi. Etalase
sebagai tempat memajang produk-produk part kendaraan yang
ditawarkan oleh bengkel ini. Selain itu terdapat fasilitas penunjang
lainnya yang digunakan agar membuat konsumen semakin
nyaman, diantarannya adalah AC, televisi dan ruang merokok.
e) Aspek legalitas
Bengkel ini merupakan perusahaan perorangan sehingga
perijinan yang harus dilengkapi tidak terlalu banyak dan tidak
membutuhkan biaya yang terlalu besar. Perijinan diajukan sebelum
membentuk usaha agar saat menjalankan usaha tidak teranggu
dengan permasalahan pengurusan ijin. Proses perijinan dilakukan
secara mandiri, artinya dilakukan oleh pemilik tanpa menggunakan
jasa orang lain. Perijinan yang dilakukan/diajukan diantaranya
adalah berupa ijin pengeringan, ijin mendirian bangunan, ijin
gangguan, surat ijin tempat usaha, surat ijin usaha perdagangan dan
nomor pokok wajib pajak.
f) Kelembagaan
Seperti sudah diuraikan dalam aspek legalitas, usaha bengkel
modifikasi sepeda motor ini berbentuk perusahaan perseorangan.
Sehingga segala modal dan keuntungan maupun kerugian
ditanggung secara pribadi. Namun dalam beberapa tahun setelah
bengkel berjalan, akan diadakan kerjasama dengan produsen
penyuplai part-part kustom kendaraan agar dapat meningkatkan
produktivitas pekerjaan.
g) Organisasi
Dalam hal pengorganisasian, karena bengkel ini berbentuk
perusahaan perseorangan maka pengorganisasian bengkel
sepenuhnya dilakukan oleh pemilik. Selain itu pemilik juga
berperan dalam menetapkan AD/ART, program kerja, deskripsi
kerja dan mekanisme kerja yang dilakukan pada bengkel
modifikasi tersebut. Pemilik bengkel disini sekaligus berperan
sebagai pemimpin organisasi. Sedangkan karyawan/tenaga kerja
berperan sebagai anggita organisasi dari bengkel tersebut.
h) Dana dan sumbernya
Sama seperti dalam aspek-aspek lain yang menyangkut
perencanaan usaha, karena bengkel ini berbentuk perseorangan
maka segala modal yang digunakan untuk pendirian hingga
pengoperasional bengkel ditanggung oleh pemilik bengkel.
Keuntungan yang didapatkan dari hasil kegiatan di bengkel
modifikasi sepenuhnya menjadi hak dari pemilik. Namun jika
bengkel mengalami kebangkrutan, maka kerugian dari bengkel
tersebut juga hanya ditanggung oleh pemilik bengkel seorang.
i) Operasionalisasi/produksi
Operasionalisasi mekanisme kerja maupun produksi dari
bengkel modifikasi ini diatur oleh pemilik bengkel. Pemilik
bengkel membuat deskripsi kerja bagi masing-masing tenaga kerja
sesuai dengan spesialisasinya. Untuk pengadaan barang didapatkan
dari kerja sama dengan produsen part-part kustom kendaraan.
Pelayanan konsumen dilakukan oleh tenaga kerja yang sudah
diatur tugasnya sesuai dengan deskripsi pekerjaan.
Pemasaran, pengembangan perusahaan serta pembukuan
dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja yang ditugaskan sesuai
dengan deskripsi kerja masing-masing. Pembagian keuntungan
dilakukan setiap akhir tahun pada saat dilakukan penutupan
pembukuan. Pembagian keuntungan dilakukan sesuai dengan
beban kerja yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja. Selain
itu juga berdasarkan etos kerja maupun prestasi kerja dari masing-
masing tenaga kerja.
Pada setiap 6 bulan diadakan rapat untuk membahas tentang
evaluasi dan pelaporan yang menyangkut proses berlangsungnya
kegiatan di bengkel modifikasi tersebut. Evaluasi dan pelaporan
tersebut dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja dari
bengkel modifikasi tersebut. Dalam rapat tersebut tiap tenaga kerja
diberikan kesempatan untuk mengutarakan kekurangan maupun
kritik dan saran yang membangun. Sedangkan penggajian tenaga
kerja dilakukan tiap awal bulan.
j) Administrasi
Dalam aspek administrasi, pada bengkel modifikasi sepeda
motor ini mempekerjakan seorang tenaga kerja. Tenaga kerja ini
mengurus segala hal tentang administrasi mulai dari administrasi
pengadaan, administrasi penjualan, administrasi keuangan,
administrasi barang, administrasi kegiatan, administrasi tenaga dan
administrasi pelaporan. Tenaga kerja administrasi mempunyai
kewajiban melaporkan segala catatan administrasi pada saat rapat
evaluasi dan pelaporan.