Você está na página 1de 15

APPENDICITIS

Definisi
Appendisitis adalah peradangan dari Appendix vermicularis caecum.
(kapita selekta kedokteran jilid II edisi 3 )
Adalah peradangan dari appendix vermivormis dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering.
(Ptofisiologi silvia,hal 448)

Fisiologi
Appendix vermiformis adalah organ yang mengandung banyak jaringan
limfoid. Panjang appendix berbeda-beda 8-13 cm. Dasarnya melekat pada
permukaan posteromedial caecum, sekitar 2,5 cm dibawah junctura
ileocaecalis. bagian appendix lainnya bebas. appendix mempunyai penutup
peritoneum yang lengkap, yang melekat pada lapisan bawah mesenterium
usus halus untuk membentuk mesenteriumnya sendiri yang pendek, yaitu
mesoppendix dengan ukuran yang berbeda-beda. Appendix terletak pada
regio iliaca kanan, pangkalnya terletak sepertiga dari garis yang
menghubungkan SIAS kanan dengan umbilicus (titik Mc Burney). Ujung
appendix mudah bergerak dan dapat ditemukan pada tempat-tempat
berikut :
1. tergantung dalam pelvis berhadapan dengan dinding kanan pelvis.
2. melekuk dibelakang caecum pada fossa retrocaecalis
3. menonjol keatas sepanjang pinggir lateral caecum
4. didepan atau dibelakang bagian terminal ileum.
Posisi pertama dan kedua merupakan posisi yang paling sering ditemukan.
Pembuluh arteri appendix adalah a. caecalis posterior, vena
appendicularis bersatu dengan vena caecalis posterior.
Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe mengalirkan satu atau dua nnll
yang terletak pada mesoappendix kemudian berjalan melalui nnll
mesenterikus untuk mencapai nnll mesenterikus superior.
Saraf appendix berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (n. vagus)
dari pleksus mesenterikus superior. serabut saraf aferen yang
menghantarkan rasa nyeri viseral dari appendix berjalan bersama saraf
simpatis dan masuk ke medula spinalis setinggi segmen Thorak X.
(Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran kedokteran,Ricard S.Snell edisi:
3)
Etiologi
a. Obstruksi lumen yang biasanya disebabkan karena oleh
fekalit(feses yang mengeras)
b. Penyumbatan sekret mukus yang mengkibatkan karena
pembengkakan infeksi dan ulserasi
c. Peningkatan tekanan intraluminal yang mengakibatkan okulasi
arteria terminalis apendikularis
(Patofisiologi silvia,hal 448 )

sumbatan lumen apendiks o.k hiperplasia jaringan limfe , , fekalit


(tinja) , tumor apendiks , dan cacing askaris
erosi mukosa apendiks o.k parasit seperti E.histolytica
konstipasi yang akan meningkatkan tekanan di dalam sekum sehingga
akan mempermudah timbulnya apendisitis
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah : 1997. hal 866.

Patofisiologi
Appendicitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis
peradangan sebelumnya, atau neoplasma.
Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami
bendungan, sehingga terjadi peningkatan tekanan intralumen yang
menyebabkan penghambatan aliran limfe. edema, diapedesis bakteri dan
ulserasi mukosa terjadi akibat hal tersebut.
Bila proses tersebut terus berlanjut mengakibatkan obstruksi vena, edema
bertambah dan bakteri menembus dinding sehingga peradangan makin
meluas keperitoneum setempat. Keadaan ini disebut apendicitis supuratif
akut.
Bila terjadi sumbatan aliran arteri akan terjadi infark dinding appendix yang
diikuti dengan ganggren. Stadium ini disebut dengan appendicitis
gangrenosa. Bila dinding pecah disebut appendicitis perforasi.
(kapita selekta kedokteran jilid II edisi 3 )

Manifestasi klinis
Tanda dan gejala Apendisitis
Awalnya nyeri pada umbilicus dalam 2 12 jam nyeri beralih
ke kuadran kanan bawah
Nyeri akan terasa berat pada waktu berjalan n batuk
Anoreksia
Malaise
Demam ( 39 40oC )
Konstipasi
Diare
Mual
Muntah
Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 tahun 2000

Dewasa
Gejala prodromal berupa lemas, mual, muntah dan gelisah
Nafsu makan menurun
Perut terasa tidak enak dimana kadang2 terasa sakit di
sekitar pusat, lalu pindah ke perut kanan bawah
Pasien sering tidur dengan paha kanan ditekuk karena bila
paha diluruskan appendiks akan terangsang sehingga menimbulkan
perasaan sakit.
Bila perut kanan ditekan terasa sakit test Mc Burney (+)
Nyeri perut kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti
nafas dalam, berjalan, batuk dan mengedan
Demam
Beberapa penderita dewasa mengeluh konstipasi dalam
beberapa hari
Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, karena
letaknya terlindung oleh sekum, tanda nyeri perut kanan bawah
tidak begitu jelas dan tidak ada rangsangan peritoneal. Rasa nyeri
lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat berjalan
karena konstraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal
Appendiks yang terletak di rongga pelvis, bila meradang
dapat menimbulkan gejala dan tanda rangsangan sigmoid atau
rektum sehingga peristalsis meningkat, pengosongan rektum akan
menjadi lebih cepat dan berulang-ulang. jika apendiks tadi
menempel ke kandung kemih, dapat terjadi peningkatan fekuensi
kencing karena rangsangan dindingnya.

Anak-anak
Sering rewel
Tidak mau makan
Ditemui gejala mencret
Tidak dapat melukiskan rasa nyerinya
Dalam beberapa jam kemudian anak muntah dan menjadi
lemah dan letargik
Pada bayi 80-90% appendisitis baru diketahui setelah terjadi
perforasi.

Pada kehamilan
Keluhan utama nyari perut, mual dan muntah
Kehamilan trimester pertama sering terjadi mual dan muntah
Kehamilan lanjut, sekum dan appendiks terdorong ke
kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah
tetapi lebih ke regio lumbal kanan
Sjamsuhidayat, R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
penerbit EGC, 1997

Klasifikasi
a. Apendisitis vermiformis
b. Apendisitis akut
c. Apendisitis perforata
d. Apensistis kronik
e. Apendisitis rekurens liat sendiri
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Gawat Abdomen. Buku Ajar Ilmu Bedah :
1997

Factor resiko
o Insidens apendisitis di negara maju lebih tinggi dari pada negara
berkembang
o Kebiasaan pola makan makanan rendah serat
o Dapat menyerang semua umur
- anak kurang dari 1 tahun jarang
- Insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun
o Insidens laki-laki dan wanita umumnya sebanding kecuali pada umur 20-30
tahun insidens laki-laki lebih tinggi
Sjamsuhidayat, R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: penerbit
EGC, 1997

Diagnosa
Anamnesis
Didapatkan gejala dan tanda seperti pada no.10
Awalnya nyeri pada umbilicus dalam 2 12 jam nyeri beralih
ke kuadran kanan bawah
Nyeri akan terasa berat pada waktu berjalan n batuk
Anoreksia
Malaise
Demam ( 39 40oC )
Konstipasi
Diare
Mual
Muntah
Pemeriksaan fisik
Inspeksi melihat keadaan umum penderita (dehidrasi, syok
dan atau sepsis) , sikap jalan agak membungkuk , gerakan usus
normal.
Palpasi nyeri tekan perut kanan bawah (+) ; nyeri lepas kanan
bawah (+) ; Rovsing sign (nyeri tekan kontralateral) (+) ; Blumberg
sign (nyeri lepas kontralateral) (+)
Perkusi timpani
Auskultasi bising usus normal,meningkat pada daerah Mc
burney
Psoas sign dalam keadaan telentang, tungkai kanan diangkat
dengan keadaan lutut ekstensi dan pemeriksa memberi tekanan
melawan gerak tungkai sehingga M. iliopsoas dipaksa berkontraksi
kuat. Akan terasa nyeri karena rengganagan peritoneum.
Oburator sign tungkai penderita diputar dengan arah
endorotasi dan eksorotasi pada posisi menekuk 90o dilutut maupun
lipatan paha. Akan terasa nyeri karena ada proses radang daerah
M.oburatorius.
Tanda pen horn bila dalam posisi terlentang testis kanan
ditarik,terasa nyeri didaerah Mc Burney.
Rectal Toucher nyeri tekan disekitar jam 9 11.

Pemeriksaan penunjang
Apendisitis kronik dilakukan pemeriksaan barium
enema
Pemeriksaan laboratorium
Darah terjadi leukositosis ringan (10.000 20.000/ml)
Urin untuk membedakan dengan kelainan pada ginjal dan
saluran kemih ; mungkin terjadi sedimen lekosit.
Ct scan
Foto polos abdomen
Laparoscopy
Ultrasonografi
Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 tahun 2000

Diagnosa Banding
Gastroentritis akut
Mual, muntah dan diare mendahului rasa sakit. Sakit perut lebih ringan
dan tidak berbatas tegas. Hiperperistalsis sering ditemukan. Panas dan
leukositosis kurang menonjol dibandingkan appenditis akut.
Limfadenitis mesenterikus pada anak
Limfadenitis mesenterikus yang biasa didahului oleh enteritis atau
gastroenteritis ditandai dengan nyeri perut, terutama kanan disertai
dengan perasaan mual, nyeri tekan perut samar terutama kanan.
Demam dengue
Demam dengue dapat dimulai dengansakit perut mirip peritonitis. Disini
didapatkan hasil tes positif untuk Rumpel Leede, Trombositopenia dan
hematokrit meningkat.
Kelainan ovulasi (Mittelschmerz)
Folikel ovarium yang pecah (ovulasi) mungkin memberikan nyeri perut
kanan bawah pada pertengahan siklus menstruasi. Pada anamnesis, nyeri
yang sama pernah timbul lebih dahulu. Tidak ada tanda radang, dan nyeri
biasa hilang dalam waktu 24 jam tetapi mungkin dapat mengganggu selama
2 hari.
Kehamilan di luar kandungan
Hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan keluhan yang tidak
menentu. Jika ada ruptur tuba atau abortus kehamilan di luar rahim
dengan perdarahan, akan timbul nyeri yang mendadak difus di daerah
pelvis dan mungkin terjadi syok hipovolemik. Pada pemeriksaan vaginal
didapatkan nyeri dan penonjolan rongga Douglas dan pada kuldosentesis
didapatkan darah.
Kista ovarium terpuntir
Timbul nyeri mendadak dengan intensitas yang tinggi dan teraba massa
dalam rongga pelvis pada pemeriksaan perut, colok vaginal atau colok
rektal. Tidak terdapat demam. Pemeriksaan ultrasonografi dapat
menentukan diagnosis.
Endometriosis eksterna
Endometrium di luar rahim akan memberikan keluhan nyeri di tempat
endometriosis berada, dan darah menstruasi terkumpul di tempat itu
karena tidak ada jalan keluar.
Urolitiasis pielum/ureter kanan
Batu ginjal kanan. adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut menjalar ke
inguinal kanan merupakan gambaran yang khas. Eritrosituria sering
ditemukan. Foto polos atau urografi intravena dapat memastikan penyakit
tersebut.
Penyakit radang panggul
Suhu biasanya lebih tinggi dari pada apendisitis dan nyeri perut bagian
bawah perut lebih difus. Infeksi panggul wanita biasanya lebih disertai
keputihan dan infeksi urin. Pada colok vagina, akan timbul nyeri hebat di
panggul jika uterus diayunkan.
Enteritis regional
Penyakit saluran cerna lainnya yang perlu dipikirkan:
Peradangan divertikulum Meckel
Perforasi tukak duodenum atau lambung
Kolesistitis akut
Pankreastitis
Divertikulitis kolon
Obstruksi usus awal
Perforasi kolon
Demam tifoid abdominalis
Karsinoid
Mukokel appendiks
Sjamsuhidayat, R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
penerbit EGC, 1997 dan patofisiologi, Sylvia

Komplikasi
Komplikasi yang paling sering adalah perforasi baik perforasi bebas maupun
perforasi pada apendiks yang telah mengalami pendindingan sehingga berupa
massa yang terdiri dari kumpulan apendiks ,sekum,dan keluk usus
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah :
1997. hal 873

Penatalaksanaan
Sebelum operasi :
a. Observasi :
Dalam 8-12jam setelah timbul keluhan, tanda dan gejala apendisitis
seringkali masih belum jelas. Pasien diminta melakukan tirah baring dan
dipuasakan. Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya
apendisitis ataupun bentuk peritonitis lainnya. Pemeriksaan abdomen
dan rektal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang
secara periodik. Foto abdomen dan toraks tegak dilakukan untuk
mencari kemungkinan adanya penyulit lain. Pada kebanyakan kasus,
diagnosis ditegakkan dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah
dalam 12jam setelah timbulnya keluhan.
b. Antibiotik
Operasi apendiktomi
Pascaoperasi :
Perlu dilakukan observasi tanda2 vital untuk mengetahui terjadinya
perdarahan didalam, syok, hipertermia, atau gangguan pernafasan.
Angkat sonde lambung bila pasien dalam posisi fowler. Pasien dikatakan
baik bila dalam 12jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien
dipuasakan. Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi
atau peritonitis umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali
normal.
Kemudian diberikan minum mulai 15ml/jam selama 4-5jam lalu
naikkan menjadi 30ml/jam. Keesokan harinya diberikan makanan saring,
dan hari berikutnya diberikan makanan lunak. 1hr pascaoperasi pasien
dianjurkan untuk duduk tegak ditempat tidur selama 2x30 menit. Pada
hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk diluar kamar. Hari
ketujuh jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
Penatalaksanaan gawat darurat non-operasi :
Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penatalaksanaan seperti dalam
peritonitis akut. Dengan demikian, gejala apendisitis akut akan mereda,
dan kemungkinan terjadinya komplikasi akan berkurang.
Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 tahun 2000

NYERI ABDOMEN

Definisi
Nyeri yang dirasakan di abdomen dapat berasal dari dalam abdomen,dinding
abdomen,atau merupakan nyeri alih dari suatu sumber di luar abdomen, pada
tulang belakang atau torak.
Bedside Diagnosis, David Mattingly Charles Seward, 1996

Etiologi
Nyeri yang berasal dari perut
Inflamasi peritoneal parietal
1. Kontaminasi bacterial missal: appendicitis yang mengalami
perforasi,penyakit radang pelvis
2. Iritasi kimiawi missal: tukak yang mengalami perforasi
pankreatitis,mittleschmerz
Obstruksi mekanis visera berongga
1. obstruksi usus kecil dan besar
2. obstruksi percabangan bilier
3. obstruksi ureter
Gangguan vaskuler
1. embolisme atau trombosis
2. spasme vaskuler
3. tekanan atau penyumbatan torsi
4. anemia sel sabit
Dinding perut
1. distorsi dan traksi mesentrium
2. trauma atau infeksi otot-otot

Nyeri alih bersumber di luar abdomen


Thoraks missal: pneumonia,nyer-aalih karena penyumbatan
koroner
Tulang belakang missal: radikulitis akibat arthritis
Genitalia missal: torsi testis

Kausa metabolic
Eksogen
1. Gigitan black widow spider
2. keracunan timah hitam
Endogen
1. uremia
2. ketoasidosis diabetik
3. porfiria
4. factor-faktor alergik

Kausa neurogenik
organic
1. Tabes dorsalis
2. Herpes zoster
3. kausalgia dan lain-lain
Fungsional
(Buku Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam Vol 1 Ed 13 pengarang Harison)

Mekanisme nyeri

Reseptor nyeri dan stimulasinya.


Kapasitas jaringan untuk menimbulkan nyeri apabila jeringan tersebut
mendapatkan rangsangan yang mengganggu bergantung pada
keberadaan nosiseptor. Nosiseptor adalah saraf aferen primer untuk
menyalurkan dan menerima rangsangan nyeri. Ujung ujung saraf bebas
nosireseptor berfungsi sebagai reseptor yag peka terhadap rangsangan
kimiawis yang menimbulkan nyeri. Distribusi nosireseptor bervariasi di
seluruh tubuh, dengan jumlah terbesar terdapat di kulit. Nosiseptor
terletak di jaringan kutis , otot rangka dan sendi. Reseptor nyeri visera
tidak terdapat di parenkim organ internal itu sendiri, tetapi di
permukaan peritoneum, membran pleura, durameter dan pembuluh
darah.

Saraf perfer terdiri dari akson toga tipe neuron yang berlainan:
neuron aferen atau neuron sensorik primer,neuron simpatik dan neuron
pasca ganglion simpatis. Serat pascaganglion simpatik dan motorik
adalah serat aferen (membawa imuls dari medula spinalis ke jaringan
organ efektor). Badab sel dari neuron aferen primer terletak di akral
dorsal (posterior)N. Spinalis. Setelah keluar dari badan selnya di
ganglion akral dorsal (GAD),akson saraf aferen primer terbagi mnejadi
dua prosesus: satu masuk ke kornu dorsalis medula spinalis, dan yang
lain mempersarafi jaringan. Serat serat aferen primer di klasifikasikan
berdasarkan ukuran, derajat mielinisasi, dan kecepatan penghantaran. .
serat aferen A-alfa dan A-beta berukuran paling besar dan bermielin
serta memiliki kecepatan hantaran tertinggi. Serta serat ini
berrespons terhadap sentuhan, tekanan, dan sensasi kinestetik, namun
serat serat ini tidakberespon terhadap rangsangan yang mengganggu
sehingga tida dapat diklasifikasikan sebagao nosiseptor. Senaliknya
serat serat aferen primer A-delta yang bergaris tengah kecil dan
sedikit bermielin serta yang bergaris tengah kecil dan sedikit
bermielin serta serat aferen primer C
patofisiologi Sylvia A. Price and Wilson vol 2 hal 1064 dan 1070 1073

Jenis-jenis
a. Nyeri visceral nyeri sentral
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ / struktur dalam rogga.
Peritoneum viserale yg menyelimuti organ perut dipersarafi oleh system
saraf otonom dan tidak peka terhadap rabaan/ pemotongan. Misalnya :
cedera / radang.
b. Nyeri somatik
Terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi.
Nyeri dirasakan seperti ditusuk / disayat dan pasien dapat menunjukan
secara tepat letak nyerinya dengan jari. Rangsangan yang menimbulkan
nyeri dapat berupa rabaan, tekanan, rangsangan kimiawi, proses radang.
Gerakan antara visera yang meradang akan menimbulka rangsangan
peritoneum dan menyebabkan nyeri.
Misalnya : regangan pada peritoneum parietale & luka pada dinding perut.
R.Sjamsuhidajat & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed Revisi, 1997,
EGC Jakarta.

Sifat-sifat
a. Nyeri alih
Nyeri terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari saru
daerah.
b. Nyeri radiasi
Adalah nyeri yang menyebar di dalam sistem atau jalur anatomi yang
sama.
c. Nyeri proyeksi
Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensorik akibat cedera atau
peradangan saraf.
d. Nyeri kontinyu
Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus
menerus
e. Nyeri kolik
Nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya
disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (0bstruksi usus,
batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminer)
f. Nyeri iskemik
Nyeri yang sangat hebat, menetap, dan tidak menyurut, merupakan tanda
adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih lanjut akan tampak tanda
intoksikasi umum seperti takikardi, merosotnya keadaaan umum, dan syok
karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.
g. Nyeri pindah
Kadang nyeri berubah sesuai dengan perkembangan patologi.
(buku ajar ilmu bedah editor R Sjamsuhidijat wim de jong)

Letak-letak
a. Nyeri viseral
Sesuai dengan letak asal organ pada masa embrional
Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) :
lambung, duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas
menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium
Saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut) :
usus halus dan usus besar sampai pertengahan kolon
transversum, menyebabkan nyeri di umbilikus
Saluran cerna yang berasal dari usus belakang
(hindgut) : pertengahan kolon transversum sampai kolon sigmoid
menimbulkan nyeri di perut bagian bawah.
b. Nyeri somatis
Abdomen kanan atas : kandung empedu, hati,
duodenum, pankreas, kolon, paru, miokard
Epigastrium : lambung, pankreas, duodenum, paru,
kolon.
Abdomen kiri atas : limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru.
Abdomen kanan bawah : apendiks, adneksa, ureter,
sekum, ileum
Abdomen kiri bawah : kolon, adneksa, ureter
Suprapubik : buli-buli, uterus, usus halus.
Periumbilikus : usus halus
Pinggang /punggung : pankreas, aorta ginjal
Bahu : diafragma
(buku ajar ilmu bedah editor R Sjamsuhidijat wim de jong)

Diagnosis
ANAMNESIS
Menanyakan:
i. Permulaan timbulnya nyeri (kapan mulai, mendadak,
atau berangsur)
ii. Letaknya (menetap, pindah, atau beralih)
iii. Keparahan dan sifatnya (seperti ditusuk, tekanan,
terbakar, irisan atau kolik)
iv. Perubahannya (dibandingkan dengan permulaan)
v. Lamanya
vi. Apakah berkala
vii. Faktor yang mempengaruhi (memperingan dan
memperberat)
viii. Apakan pasien pernah mengalami nyeri sebelumnya

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
ix. Wajah
x. Dentut nadi
xi. Pernafasan
xii. Suhu tubuh
xiii. Sikap berbaring
xiv. Gejala dan tanda dehidrasi, perdarahan, syok dan
infeksi atau sepsis

Pemeriksaan abdomen
xv. Inspeksi
xvi. Auskultasi
xvii. Perkusi
xviii. Palpasi
xix. Colok dubur
xx. iliopsoas Mengetahui adanya nyeri di regio
retroperitoneal
xxi. ObturatorMengetahui adanya nyeri atau kelainan di
daerah panggul (m. obturatorius)
xxii. Perkusi tinju mengetahui kelainan di regio subfrenik
antara hati dan diafragma

Pemeriksaan penunjang
xxiii. Uji laboratorium
xxiv. Pemeriksaan hemoglobin dan hemtokrit melihat
kemungkinan perdarahan atau dehidrasi
xxv. Hitung leukosit menunjukkan adanya peradangan
xxvi. Hitung trombosit dan faktor koagulasi untuk
persiapan bedah dan membantu menegakkan kemungkinan
demam berdarah yang memberi gejala mirip dengan gawat
perut.
xxvii. Pencitraan diagnostik (rontgen atau endoskopi)
xxviii. memastikan adanya peritonitis, udara bebas,
obstruksi atau paralisis usus.
xxix. Pemeriksaan ultrasonografi
1. membantu untuk menegakkan diagnosis kelainan
hati, saluran empedu dan pankreas serta
appendisitis.
Sjamsuhidayat, R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
penerbit EGC, 1997

Diagnosa banding
Gastroenteritis akut
Appendiksitis
Enteritis regional
Divertikulitis Meckeli
Kolik ureter
Adenitis masenterikum
Amubiasis
Ileus akut
Perforasi ulkus duodenum
Salphingitis akut
Kista ovarium terpelintir
Kehamilan ektopik terganggu
Kelainan ekstra abdomen yg bs menyebabkan nyeri di abdomen :
penyakit jantung,paru atau pleura,kelainan neurogen.
Buku ajar ilmu bedah,Kapita selekta J 2 E 3,patofisiologi J 1 E 4.

Penatalaksanaan

Tindakan pembedahan pada nyeri perut

Keadaan yg Keadaan yg tidak


Organ tempat
membutuhkan membutuhkan
nyeri berasal
pembedahan segera pembedahan segera

Refluks asam &


Kerongkongan Perforasi atau pecah
esofagitis

Ulkus yg mengalami
perforasi atau Ulkus, gastritis,
Lambung
perdarahan, kanker hernia hiatus
lambung

Ulkus yg belum
mengalami
Ulkus yg mengalami
Usus halus komplikasi,
perforasi, penyumbatan
gastroenteritis,
penyakit Crohn

Usus buntu Apendisitis

Usus besar & Divertikulitis disertai Penyakit Crohn yg


rektum perforasi atau ringan, divertikulitis
penyumbatan, kanker, tanpa komplikasi
penyumbatan karena
polip, kolitis ulserativa,
penyakit Crohn yg berat

Hati Kanker, abses Memar, kista

Batu empedu disertai


Batu empedu tanpa
peradangan kandung
Sistem empedu peradangan maupun
empedu atau
penyumbatan
penyumbatan

Limpa Pecah, abses

Pankreatitis yg
Pankreas Pankreatitis yg berat
ringan

Pembuluh darah Aneurisma, penyumbatan

Ginjal Batu Infeksi

Kandung kemih Batu, kanker Infeksi

Alat kelamin Infeksi prostat atau


Buah zakar yg terpuntir
pria buah zakar

Alat kelamin Kehamilan ektopik, abses Penyakit peradangan


wanita indung telur panggul

Peritoneum
Peritonitis akibat Peritonitis akibat
(selaput rongga
perforasi tuberkulosis
perut)

www.medicastore.com

Você também pode gostar