Você está na página 1de 5

LAPORAN PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS

PENGARUSUTAMAAN GENDER
BAGI APARATUR
DI LINGKUNGAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Tgl 10 - 20 Oktober 2016

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


TAHUN 2017
LAPORAN PERJALANAN DINAS

YANG DITUGASKAN:

No Nama / NIP Pangkat/ Gol Jabatan


Ns. Titi Purwani, S. Kep Ka.Subbid. Penelitian dan
1. Penata / IIIC
NIP. 19751111 200003 2 002 Pengembangan
Staf Subbag.
Ns. Novria Ningsih, S,. Kep
2. Penata Tk. I / IIId Kepegawaian, Humas,
NIP. 19741101 200501 2 014
Organisasi dan Hukum

Tanggal Penugasan : 10 s/d 20 Oktober 2017


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)
Tempat Tujuan :
Provinsi Sumatera Barat
Acara : Diklat Teknis Pengarusutamaan Gender
Jadwal kegiatan : Terlampir

I. Pendahuluan
A. Latar belakang
Pada waktu ini upaya meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan
upaya keselamatan pasien di rumah sakit sudah merupakan sebuah gerakan
universal. Berbagai negara maju bahkan telah menggeser paradigma quality
kearah paradigma baru quality safety . Ini berarti bukan hanya mutu pelayanan
yang harus ditingkatkan tetapi yang lebih penting lagi adalah menjaga keselamatan
pasien secara konsisten dan terus menerus
Peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit tidak terlepas dari mutu sumber
daya manusianya. Mutu SDM khususnya staf klinis sangat mempengaruhi mutu
pelayanan klinis. Karena itu kredensial rekredensial dan penilaian kinerja
sangatlah penting dilakukan di rumah sakit.
Selain itu penilaian mutu melalui indikator mutu harus dilakukan oleh rumah
sakit secara berkesinambungan sehingga perbaikan dapat dilakukan secara terus
menerus.

II. KESIMPULAN
1). Issue Strategis pelayanan Kesehatan:
Akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas belum merata
Akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas belum merata
Mutu pelayanan Fasyankes dasar & lanjutan belum merata
2). A. Program peningkatan akses Kesehatan:
Penguatan sistem rujukan , dengan regionalisasi sistem rujukan
Pengembangan yan inovasi, Telemedicine, flying hc , Spgdt, rs pratama
Mewujudkan kemitraan yang berdaya guna tinggi, Sister hospital, pihak
swasta, kso alat medis, ahs

B. Program peningkatan kualitas


Pemenuhan sarana prasarana & alkes sesuai standar dengan pemenuhan
sdm berkualitas (bppsdm)
Penguatan sistem manajemen kinerja fasyankes,
Penguatan peran rs vertikal dalam pembinaan ke rs regional

3) RS wajib melaksanakan akreditasi setiap 3 tahun sekali amanat UU no. 44/2009


ttg RS. Wajib harus diubah mindset menjadi Kebutuhan
Pada prinsipnya, Akreditasi adalah upaya perubahan Tata Kelola; baik klinis
maupun manajerial RS menuju kearah yang lebih baik
Akreditasi merupakan salah 1 kriteria Penetapan RS Rujukan Nasional, Provinsi
dan Regional (Kepmenkes 390 dan 391/2014) sbg pendukung Prioritas
Kebijakan Alokasi Anggaran dan sasaran pencapaian target-target kinerja
Kemenkes dalam Renstra 2015-2019.Permenkes No. 37/2016 (Juknis DAK)
Diperlukan perubahan paradigma baru dan komitmen yang kuat dari Kemenkes,
Pemda, serta Pimpinan dan Staf RS terkait menerapkan standar akreditasi di RS

4) Pada PMKP partisipasi pimpinan bertujuan mengubah budaya RS ,secara


proaktif mengidentifikasi & mengurangi risiko & penyimpangannya,
menggunakan data untuk memfokuskan diri pada masalah yang menjadi
prioritas, menunjukan terjadinya perbaikan berkelanjutan
Pendekatan PMKP meliputi memimpin dan merencanakan program PMKP,
merancang proses klinis & manajerial yg baru dng baik, mengukur seberapa
baiknya proses berjalan melalui pengumpulan data, menganalisis data ,
menerapkan & mempertahankan perubahan yg ditimbulkan dlm proses
peningkatkan mutu

5) Pada Kualifikasi Pendidikan dan Staf ( KPS)

Rumah sakit membutuhkan berbagai ketrampilan dan kualifikasi staf untuk


melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuhan pasien
RS harus memastikan bahwa staf yang bekerja di RS sesuai dengan kebutuhan
pasien evaluasi terus menerus terhadap kualitas dan keamanan asuhan klinis
yang diberikan oleh setiap staf medis, dengan proses terstandar, minimal
setahun sekali, data per dokter yang relevan direview untuk mengidentifikasi
kecenderungan praktek professional yang berdampak pd kualitas dan
keselamatan pasien. Pimpinan mengeluarkan clinical appointment/Surat
Penugasan Klinik dan delineation of clinical priviledge/Rincian Kewenangan
Klinik kps untuk medis. Membangun kompetensi dokter melalui data , Membantu
menciptakan pendekatan yang konsisten dan adil untuk mengevaluasi dokter
Membantu menciptakan pendekatan yang fair dan konsisten untuk mengevaluasi
staf medis, menetapkan harapan dan pengukuran kinerja membantu staf medis
terus bertanggung jawab atas kinerja mereka. Serta harus ada evaluasi praktek
profesional ( PPE dan OPPE

V. Saran
1) Sebaiknya pelaksanaan program peningkatan akses Kesehatan dilakukan
monitoring dan evaluasi dalam penguatan sistem rujukan , dengan
regionalisasi sistem rujukan, pengembangan yan inovasi, Telemedicine,
flying hc , Spgdt, rs pratama , Mewujudkan kemitraan yang berdaya guna
tinggi, Sister hospital, pihak swasta, kso alat medis, ahs
2) Program peningkatan kualitas juga dilaksanakan pemenuhan sarana
prasarana & alkes sesuai standar dengan pemenuhan sdm berkualitas
(bppsdm), penguatan sistem manajemen kinerja fasyankes, penguatan
peran rs vertikal dalam pembinaan ke rs regional
3) Pada KPS Untuk peningkatan kinerja SDM diperlukan evaluasi praktek
profesional dengan menerapkan sistem reward and punishment secara adil
4) Pimpinan mengeluarkan clinical appointment/ Surat Penugasan Klinik dan
delineation of clinical priviledge/Rincian Kewenangan Klinik kps untuk medis.
5) Pada PMKP sebaiknya ada bukti peningkatan partisipasi pimpinan bertujuan
mengubah budaya RS, secara proaktif mengidentifikasi & mengurangi risiko
& penyimpangannya, menggunakan data untuk memfokuskan diri pada
masalah yang menjadi prioritas, menunjukan terjadinya perbaikan
berkelanjutan.

Padang, 10 Oktober 2016


a.n peserta pelatihan
Ns. Titi Purwani, S Kep
NIP: 19751111 20003 2002

Você também pode gostar