Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
2
I.2.2. Zeolite
Menurut Anonim (2010), Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari
kristal alumino-silikat terhidrasi yang mengandung kation alkali dan alkali
tanah. Zeolit pertama kali dikenal sebagai golongan mineral oleh seorang
ahli mineral kebangsaan Swedia, Baron Axel Cronstedt pada tahun 1756.
Istilah zeolit berasal dari bahasa Yunani yaitu zein yang berarti membuih
dan lithus yang berarti batu, yang selanjutnya dapat diartikan sebagai batu
api (boiling stone). Hal ini sesuai dengan sifatnya yang membuih bila
5
H2O, O2, dan N2, kemampuan adsorpsi ini bergantung pada jenis dan
ukuran Zeolite.
Sebelum digunakan, Zeolite terlebih dahulu diaktivisasi melalui
proses fisika dengan pemanasan pada suhu 125-500C untuk melepas
senyawa yang sebelumnya teradsorpsi dengan menggunakan udara
panas/oven.
I.2.3. Etanol
Etanol adalah jenis utama dari alkohol yang ditemukan di minuman
beralkohol, yang dihasilkan oleh fermentasi gula oleh ragi. Ethanol biasa
disebut alkohol atau spiritus dan disebut juga etil alkohol dan minuman
beralkohol. Zat ini adalah obat psikoaktif neurotoksik dan merupakan
salah satu jenis narkoba tertua yang digunakan oleh manusia. Keracunan
alkohol dapat terjadi ketika mengonsumsinya secara berlebihan. Etanol
juga digunakan sebagai pelarut, antiseptik, bahan bakar, dan cairan
alternatif pengganti merkuri untuk mengisi termometer. Cairan ini mudah
menguap, mudah terbakar, tidak berwarna, dan memiliki rumus struktur
CH3CH2OH. Sering disingkat C2H5OH, C2H6O, atau EtOH.
Etanol dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kemurniannya,
pembagian klasifikasi etanol adalah :
a. Etanol Teknis (96,5oGL)
Etanol teknis digunakan untuk keperluan industri dan keperluan
lain sebagai bahan pelarut organik, bahan bakar, dan sebagai bahan
baku atau bahan antara untuk memproduksi senyawa organik lainnya.
Etanol industri didenaturasi oleh 0,5-1% piridin kasar dan diwarnai
dengan metil violet agar lebih mudah dikenali.
b. Spiritus (88oGL)
Spiritus merupakan etanol industri yang telah didenaturasi dengan
piridin kasar 0,5-1% dan diwarnai dengan metil violet agar lebih
mudah dikenali. Spiritus biasanya digunakan sebagai bahan bakar
untuk alat pemanas ruangan dan alat penerangan.
c. Etanol murni (96-96,5oGL)
7
wa w - wB
a = = g (1)
G G
w
E = (2)
G
a wa
za = Z =Z (3)
E - (1 - f) a w E - (1 - f) w a
Ye
G dY
za =
KY a Y-Y
YB
*
= H tOG N tOG (4)
Y
dY
z YB
Y-Y *
w - wB
= YE
= (5)
za dY wa
Y Y - Y*
B
Persamaan (3) dan (4) diplot sehingga didapatkan kurva breakthrough seperti
pada Gambar I.2 berikut ini.
a b
) )
2. Yang berpengaruh adalah aliran dan perpindahan massa antar fase cair-
padat.
3. Proses dipengaruhi difusi aksial, aliran, perpindahan massa antar fase
cair-padat dan anggapan quasi steady state untuk fasa cairnya.
I.2.6.1. Model I (difusi kearah aksial berpengaruh)
1. Neraca massa etanol dalam larutan yang mengalir lewat elemen volum kolom
cairan setebal z adalah sebagai berikut
Laju masuk laju keluar = laju akumulasi
CA
A j A|Z +v A CA|Z - A jA|Z+Z +v A CA|Z+Z +k c a A z (CA - C*A ) = A z (6)
t
Persamaan (6) dibagi dengan A.z menjadi :
jA|Z v CA|Z jA|Z+Z v CA|Z+Z CA
+ - + + k c a (CA - C*A ) = (7)
z z z z t
j -j C - CA|Z CA
- A|Z+Z A|Z - v A|Z+Z - k c a (CA - CA ) =
*
(8)
z z t
Limit z 0
Limit t 0
jA C C
- - v A - k c a CA - C*A = A (9)
z z t
C
-De A
C z 2 CA
jA = - De A - = De (10)
z z z 2
2 CA C C
De 2 - v A - k c a CA - C*A = A (11)
z z t
2 CA v CA k c a CA
z 2
-
De z
-
De
CA - C*A =
De t
(12)
2. Neraca massa zat yang diserap dalam arang aktif pada elemen volum setebal
z adalah sebagai berikut :
Laju masuk laju keluar = laju akumulasi
x A
k c a A z CA - C*A - 0 = A z a 1 - (13)
t
Dibagi dengan A.z
10
x A
k c a CA - C*A = a 1 - (14)
t
Limit t 0
x A
t
=
kc a
1 - a
CA - C*A (15)
3. Persamaan kesetimbangan
C*A = f(x A ) = H . x ab (16)
Jika persamaan (16) dimasukkan pada persamaan (14) dan (15) didapat
persamaan:
2 CA v CA k c a CA
z 2
-
De z
-
De
CA - H . x ab =
De t
(17)
x A
t
=
kc a
a
1 -
CA - H.x ab (18)
Kondisi awal : 0 n; t = 0; ; = 0
Kondisi batas : = 0; > 0; =
4. Persamaan Finite Difference
2
( ) CA CA . C
+ ( . ) = A (19)
2 z t
XA .
= (1). . ( . ) (20)
t
Kondisi awal : 0 ; = 0 ; ; = 0
Kondisi batas : = 0 ; > 0 ; =
i=0
0,+1 = 2. . ( + + 2 1). 0, + (2 ). 1, + 0, (21)
i = 1,2, ..., (n-1)
0,+1 = ( + 2 ) . 1, + (1 2 ), + ( 2 ) +1, + , (22)
i=n
,+1 = (2 + )1, + (1 2 ), + , (23)
i=n
,+1 = ( 2 ) 1, + (1 ), + , (29)
i=n
,+1 = (2 + )1, (2 + + ), + , (34)