Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
2016
A. Rumah Sakit
Rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dari
kata bahasa latin hospital yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu bermakna
menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah
suatu lembaga yang bersifat kedermawanan (charitable), untuk merawat pengungsi atau
memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang mampu atau miskin, berusia
lanjut, cacat, atau para pemuda (Kemenkes RI. 2012).
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta adalah milik Pimpinan Pusat
Muhammadiyah. Persyarikatan Muhammadiyah, diakui pemerintah mengenai sebagai
badan hukum Nomor: IA/8.a/1588/1993, tertanggal 15 Desember 1993. Sebagai bagian
pengembangan, sejarah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta tidak
lepas dari sejarah berdirinya RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Ahmad Dahlan 20
Yogyakarta.RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta awalnya didirikan berupa klinik pada
tanggal 15 Februari 1923 dengan lokasi pertama di kampung Jagang Notoprajan No.72
Yogyakarta.Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) dengan maksud
menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa.Pendirian pertama atas inisiatif
H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring dengan waktu,
nama PKO berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat).
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping memiliki Visi, Misi, dan Tujuan
sebagai berikut:
a. Visi Rumah Sakit Muhammadiyah Gamping
b) Spesialis Anak
d) Spesialis Paru
i) Spesialis THT
j) Spesialis Mata
k) Spesialis Saraf
3) Rawat Inap:
6) Hemodialisa
7) Fisioterapi
dengan jalan gantung. Fasilitas ini biasa digunakan oleh mahasiswa FKIK UMY
pertemuan dalam jumlah yang cukup besar. Biasanya aula ini digunakan
untuk rapat, seminar serta beberapa acara lainnya baik acara internal RS
Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan.
Tersedia penampungan air (reservoir) bawah atau atas.
Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan/ kamar harus
menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif.
Penyediaan Fasilitas air panas dan uap terdiri atas Unit Boiler, sistem
perpipaan dan kelengkapannya untuk distribusi ke daerah pelayanan.
Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal 2 (dua)
kali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim hujan), titik
sampel yaitu pada penampungan air (reservoir) dan keran terjauh dari
reservoir.
Kualitas air yang digunakan di ruang khusus, seperti ruang operasi.
Ruang Farmasi dan Hemodialisis : yaitu terdiri dari air yang dimurnikan untuk
penyiapan obat, penyiapan injeksi dan pengenceran dalam hemodialisis.
Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik
bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan
penyimapangannya.
Saluran pembuangan limbah menggunakan sistem saluran tertutup, kedap
air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan saluran
air hujan.
Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit
harian limbah yang dihasilkan.
Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ ditutup dengan gril.
Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena
zat radioaktif, pengelolaannya dilakukan sesuai ketentuan BATAN.
e. Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab lain yang
dapat diterima, maka penyaluran air hujan harus dilakukan dengan
cara lain yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang.
1. Untuk Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang memiliki kapasitas daya
listrik tersambung dari PLN minimal 200 KVA disarankan memiliki sistem jaringan
listrik Tegangan Menengah 20 KV (jaringan listrik TM 20 KV), sesuai pedoman
bahwa Rumah Sakit Kelas C mempunyai Kapasitas daya listrik 300 KVA s/d 600
KVA, dengan perhitungan 3 KVA per Tempat Tidur (TT).
2. Instalasi listrik tegangan menengah tersebut antara lain :
Setiap bangunan rumah sakit mempunyai sistem proteksi pasif terhadap bahaya
kebakaran yang berbasis pada desain atau pengaturan terhadap komponen
arsitektur dan struktur rumah sakit sehingga dapat melindungi penghuni dan
benda dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran. Penerapan sistem proteksi
pasif didasarkan pada fungsi/ klasifikasi resiko kebakaran, geometri ruang, bahan
bangunan terpasang, dan/ atau jumlah dan kondisi penghuni dalam rumah sakit.
a. Rumah sakit harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran.
Sistem proteksi aktif adalah peralatan deteksi dan pemadam yang dipasang tetap
atau tidak tetap, berbasis air, bahan kimia atau gas, yang digunakan untuk
mendeteksi dan memadamkan kebakaran pada bangunan rumah sakit.
a. Pipa tegak dan Slang kebakaran
Sistem pipa tegak ditentukan oleh ketinggian gedung, luas per lantai,
klasifikasi hunian, sistem sarana jalan ke luar, jumlah aliran yang
dipersyaratkan dan sisa tekanan, serta jarak sambungan selang dari sumber
pasokan air.
b. Hidran Halaman
Alat pemadam api ringan kimia (APAR) harus ditujukan untuk menyediakan
sarana bagi pemadaman api pada tahap awal. Konstruksi APAR dapat dari
jenis portabel (jinjing) atau beroda.
e. Sistem Pemadam Kebakaran Khusus
Sistem deteksi dan alarm kebakaran berfungsi untuk mendeteksi secara dini
terjadinya kebakaran, baik secara otomatis maupun manual.
g. Sistem Pencahayaan Darurat
Bila suatu eksit tidak dapat terlihat secara langsung dengan jelas oleh
pengunjung atau pengguna bangunan, maka harus dipasang tanda penunjuk
dengan tanda panah menunjukkan arah, dan dipasang di koridor, jalan
menuju ruang besar (hal), lobi dan semacamnya yang memberikan indikasi
penunjukkan arah ke eksit yang disyaratkan.
i. Sistem Peringatan Bahaya
Sistem peringatan bahaya dapat juga difungsikan sebagai sistem penguat
suara (public address), diperlukan guna memberikan panduan kepada
penghuni dan tamu sebagai tindakan evakuasi atau penyelamatan dalam
keadaan darurat. Ini dimaksudkan agar penghuni bangunan memperoleh
informasi panduan yang tepat dan jelas.
F. Pengkondisian Udara
1. Umum
a. Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan rumah sakit
harus mempertimbangkan temperatur dan kelembaban udara.
Tabel 1. Tabel Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut
Fungsi Ruang atau Unit.
No Ruang atau Unit Suhu (C) Kelembaban (%) Tekanan
1 Operasi 3 4 5 19 24 45 60 Positif
2 Bersalin 24 26 45 60 Positif
3 Pemulihan/perawatan 22 24 45 60 Seimbang
4 Observasi bayi 21 - 24 45 - 60 Seimbang
5 Perawatan bayi 22 -26 35 - 60 Seimbang
6 Perawatan premature 24 - 26 35 - 60 Positif
7 ICU 22 - 23 35 - 60 Positif
8 Jenazah/Otopsi 21 - 24 - Negative
9 Penginderaan medis 19 - 24 45 - 60 Seimbang
10 Laboratorium 22 - 26 35 - 60 Positif
11 Radiologi 22 - 26 45 - 60 Seimbang
12 Sterilisasi 22 - 30 35 - 60 Positif
13 Dapur 22 - 30 35 - 60 Seimbang
14 Gawat Darurat 19 24 45 60 Positif
15 Administrasi, pertemuan 21 24 - Seimbang
16 Ruang luka bakar 24 26 35 - 60 Positif
b. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di dalam
ruangan dapat dilakukan dengan alat pengkondisian udara yang
mempertimbangkan :
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum mempunyai SNI,
dapat digunakan standar baku dan pedoman teknis yang diberlakukan
oleh instansi yang berwenang.
b. Persyaratan Teknis Instalasi Telepon
i. Saluran masuk sistem telepon harus memenuhi persyaratan :
ii. Penempatan kabel telepon yang sejajar dengan kabel listrik, minimal
berjarak 0,10 m atau sesuai ketentuan yang berlaku.
iii. Ruang PABX/TRO sistem telepon harus memenuhi persyaratan:
iii. Kabel instalasi komunikasi darurat harus terpisah dari instalasi lainnya,
dan dilindungin terhadap bahaya kebakaran, atau terdiri dari kabel
tahan api.
Persyaratan ini berlaku wajib untuk fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit,
rumah perawatan, fasilitas hiperbarik, klinik bersalin. dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Potensi bahaya kebakaran dan ledakan yang berkaitan dengan
sistem perpipaan sentral gas medik dan sistem vakum medik harus dipertimbangkan
dalam perancangan, pemasangan, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan
sistem ini.
7. Tata Sirkulasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Unit Intensive Care Unit
(ICU)
a. Prinsip dan implementasi tata sirkulasi internal Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta ( Ruag ICU)
Dalam Field site teaching yang kami lakukan di rumah sakit PKU Muhammadiyah
Gamping di ruang ICU pada bagian sirkulasi yang kami lihat saat itu adalah dengan
menggunakan teknologi Air Conditioner yang mendominasi sistem sirkulasi udara
yang ada, memang pada dasarnya dalam permenkes tahun 2012, dijabarkan bahwa
ruangan Intensive care unit harus memiliki sirkulasi udara yang terkelola dengan baik
setiap jamnya dengan menggunakan teknologi air conditioner, dan tidak disarankan
untuk menggunakan sirkulasi manual dengan jendela, karena tidak dapat dipastikan
sirkulasi udara yang ada sudah mumpuni untuk memberikan sirkulasi secara efektif.
Dalam Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Perawatan Intensif, tekanan
positip diperoleh dengan memasok udara dari diffuser yang terdapat pada langit-
langit ke dalam ruangan. Udara dikeluarkan melalui return grille yang berada pada
20 meter diatas permukaan lantai. Organisme-organisme mikro dalam udara bisa
masuk ke dalam ruangan, kecuali tekanan positip dalam ruangan dipertahankan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan
pemeliharaan sistem ventilasi alami dan mekanik/ buatan pada bangunan Ruang
Perawatan Intensif Rumah Sakit mengikuti Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata
Udara pada Bangunan Rumah Sakit yang disusun oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2011 dan atau pedoman dan standar teknis lain
yang berlaku.
b. Prinsip dan implementasi tata sirkulasi eksternal Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta di Ruang ICU
Dalam tata ruang eksternal yang kami lihat yaitu terdapatnya aliran udara yang
memanfaatkan teknologi pembuangan modern yaitu dengan menggunakan AC
Central yang pembuangannya sendiri sudah diolah kedalam sebuah mesin yang
terdapat di sektor turbin rumah sakit, dimana ini menjadikan pembuangan udara
yang dilakukan merupakan pembuangan udara yang sudah bersih yang disebarkan ke
udara. Oleh karena itu hal ini sudah sesuai dengan apa yang menjadi arahan dari
permenkes tahun 2012 yng menyebutkan bahwa setiap sirkulasi ruangan rumah
sakit, yang didalamnya terdapat pasien dengan indikasi perawatan intensive
diwajibkan menggunakan tata sirkulasi menggunakan air purifier yang tersentralisasi,
sehingga diharapkan udara yang dibuang keluar ruangan adalah udara yang bersih
dalam hal ini tentu menjadikan PKU Muhammadiyah Gamping menjadi rumah sakit
denagn system sirkulasi yang sesuai dengan standar dari departemen kesehatan
mengenai tata cara pembuangan sirkulasi.
Gambar. 1
Gmbar 1. Pada ruangan didalam ICU sudah menggunakan AC sebagai pengatur sirkulasi
udara didalam ruang.
Gambar. 2
Gambar 2. Didalam ruangan yang lebih besar PKU Muhammadiyah Gamping sudah
menggunakan system sirkulasi udara dengan Air Conditioner Central yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan AC non Central/Portabel.
8. Tata Fungsi dan Zonasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Unit Intensive Care
Unit (ICU)
a. Ruang administrasi
Ruang ICU (Intensive Care Unit) di PKU Muhammadiyah Gamping belum memiliki
ruang khusus untuk administrasi, kegiatan administrasi selama ini menjadi satu
dengan nurse station. Tetapi kegiatan administrasi sudah berjalan dengan baik
meskipun belum memiliki ruangan tersendiri.
b. Ruang untuk tempat tidur pasien
Gambar. 3
Ruang tempat tidur berfungsi untuk merawat pasien lebih dari 24 jam, dalam
keadaan yang sangat membutuhkan pemantauan khusus dan terus-menerus.
Ruang tempat tidur pasien sudah cukup baik dan memudahkan perawat Ruang
ICU PKU Gamping untuk memantau keadaan pasien secara terus menerus. Ruang
pasien sudah dirancang untuk menunjang semua fungsi perawatan yang penting.
Ruang pasien di ICU PKU Gamping terletak mengelilingi nurse station.
Luas lantai yang digunakan untuk setiap tempat tidur pasien dapat
mengakomodasi kebutuhan ruang dari semua peralatan dan petugas yang
berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan perawatan dan tindaka medis.
Luas lantai untuk satu bilik cukup luas untuk memudahkan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Ruang rawat pasien disarankan mempunyai
luas lantai bersih antara 12 m - 16 m per tempat tidur. Luas ruang rawat pasien
memiliki ukuran 3m x 5m dengan luas 15 m sehingga sudah mencakup sesuai
dengan syarat yang ada.
Tombol alarm harus ada pada setiap bedside di dalam ruang rawat pasien. Sistem
alarm sebaiknya terhubung secara otomatis ke pusat telekomunikasi rumah sakit,
pos sentral perawat, ruang pertemuan ICU, ruang istirahat petugas ICU, dan
setiap ruang panggil. Perletakan alarm ini harus dapat terlihat.
Sedangkan pada Ruang ICU RS PKU Gamping alarm belum tersedia di setiap
tempat tidur pasien.
Daerah rawat pasien harus teduh, dan tidak silau, harus mudah dibersihkan,
tahan api, bersih debu dan kuman, dan dapat digunakan sebagai peredam suara
dan dapat mengontrol tingkat pencahayaan. Daerah perawatan pasien di Ruang
ICU RS PKU Gamping cukup teduh dan pencahayaan baik pada saat penutup
jendela dibuka.
Rasio kebutuhan tempat tidur di Ruang Perawatan Intensif dipengaruhi oleh :
(a) Jumlah total tempat tidur pasien di rumah sakit.
(b) Jumlah kasus yang memerlukan pelayanan perawatan intensif. Untuk rumah
sakit, diasumsikan jumlah tempat tidur pasien di Ruang Perawatan Intensif
berkisar + 2 % dari total tempat tidur pasien. Ruang ICU memiliki 25 tempat tidur,
namun yang sudah aktif digunakan untuk merawat pasien saat ini baru 5 tempat
tidur.
c. Ruang isolasi pasien di Ruang ICU RSU PKU Gamping
Ruang istirahat petugas medik dilengkapi dengan sofa, wastafel, dan toilet.
Ruang istirahat di ruang ICU RSU PKU Gamping terdapat satu tempat tidur
dan lemari, namun tidak terdapat wastafel dan toilet di dalam ruang istirahat
tersebut, sehingga apabila melakukan cuci tangan atau ingin ke toilet,
petugas menggunakan toilet yang terdapat di Ruang ICU PKU Gamping.
Ruang istirahat petugas medik harus berada dekat dengan ruang rawat pasien
ICU. Letak dari ruang istirahat petugas ICU PKU Gamping cukup dekat dengan
ruang rawat pasien, sehingga apabila ada perawat yang bergantian berjaga
dengan perawat lain, ketika perawat yang berjjaga membutuhkan bantuan
teman, dapat segera membantu tanpa harus menempuh jarak yang jauh
untuk memanggil.
Ruangan ini dilengkapi sistem komunikasi internal dan sistem alarm. Pada
ruang istirahat petugas ICU PKU Gamping tidak terdapat telepon di dalam
ruang istirahat petugas.
g. Pantri.
Peralatan yang disimpan diruangan ini harus dalam kondisi siap pakai dan
dalam kondisi yang sudah disterilisasi. Peralatan yang ada di ICU RSU PKU
Gamping seperti alat defibrilator disimpan dalam keadaan yang siap pakai
dan sudah memiliki baterai yang siap digunakan, dimana alat defibrillator ini
dicek setiap harinya sebagai syarat kesiapan alat. Alat-alat medis lain di Ruang
ICU PKU Gamping juga selalu dilakukan kalibrasi sesuai alat dan jadwal yang
bervariasi dari setiap alat-alat yang ada.
Ruang utilitas bersih dan kotor harus ruang terpisah yang tidak saling
berhubungan. Ruang utilitas di ruangan ICU RSU PKU Gamping sudah terpisah
antara ruang utilitas bersih dan kotor, dimana ruang utilitas kotor di RSU PKU
Gamping sendiri berada di luar dan menghadap ke arah koridor.
Ruang ini temperaturnya harus terkontrol, dan pasokan udara dari ruang
utilitas kotor harus dibuang ke luar. Namun dari observasi yang kita lakukan
pada ICU RSU PKU Gamping tidak terdapat alat pengukur suhu di dalam
ruang utilitas kotor.
Saluran air kotor/ limbah dari Spoolhoek dihubungkan ke tangki septik khusus
atau jaringan IPAL. Pada Ruang ICU RSU PKU Gamping saluran limbah dari
ruang utilitas kotor sudah terhubung dengan jaringan IPAL.
j. Parkir troli.
Tempat untuk parkir trolley selama tidak ada kegiatan pelayanan pasien atau
selama tidak diperlukan. Namun di ICU RSU PKU Gamping belum terdapatnya
tempat parkir khusus untuk trolley selama trolley tidak digunakan.
k. Ruang Ganti Penunggu Pasien dan Ruang Ganti Petugas (pisah pria wanita)
(termasuk di dalamnya Loker).
Tempat ganti pakaian, meletakkan sepatu/ alas kaki sebelum masuk daerah
rawat pasien dan sebaliknya setelah keluar dari ruang rawat pasien, yang
diperuntukkan bagi staf medis maupun non medis dan pengunjung. Di RSU
PKU Gamping ruang ICU telah disediakan tempat khusus untuk sepatu bagi
para karyawan ataupun keluarga pasien, tetapi belum terdapatnya ruang
ganti petugas. Biasanya petugas dapat melakukannya didalam toilet petugas.
Fasilitas mencuci tangan untuk pengunjung pasien dan untuk petugas harus
disediakan, lengkap dengan sabun antiseptik (general prequotion). Terdapat
handsrub di dekat pintu masuk dan dibeberpa titik didalam ruang ICU RSU
PKU Gamping, namun untuk wastafel dilihat masih terbatas.
Letak ruang tunggu pengunjung dekat dengan Ruang Perawatan Intensif dan
di luar ruang rawat pasien. Letak ruang tunggu berada di luar dan
mengelilingi ruang ICU RSU PKU Gamping dan dibatasi dinding dengan kaca
yang ditutup korden dimana hal ini berfungsi apabila jam kunjungan korden
tersebut dibuka sehingga keluarga bisa melihat pasien yang sedang dirawat di
ruang rawat ICU RSU PKU Gamping. Hal ini juga berfungsi menjaga keamanan
dan kenyaman pasien yang sedang dirawat.
Koridor disarankan mempunyai lebar minimal 2,4 meter. Lebar koridor pada
ruang ICU RSU PKU Gamping cukup luas sehingga memudahkan kegiatan
perawatan pasien di ICU sekitar 3 meter.
Pintu masuk ke Ruang ICU PKU Gamping, ke daerah rawat pasien dan pintu-
pintu yang dilalui tempat tidur pasien dan alat medik memiliki lebar
minimum 1,2 meter, yang terdiri dari 2 daun pintu (dimensi 80 cm dan 40 cm)
untuk memudahkan pergerakan tanpa hambatan.
Lantai di ICU RSU PKU Gamping dinilai cukup kuat sehingga dapat menahan
beban peralatan yang berat dan tidak licin karena dilapisi oleh vinil.
n. Janitor/ Ruang Cleaning Service.
Ruangan tempat penyimpanan barang-barang/bahan-bahan dan peralatan
untuk keperluan kebersihan ruangan, tetapi bukan peralatan medik. Tidak
terdapat ruangan khusus untuk menyimpan peralatan cleaning service dan
pada saat observasi lapangan alat cleaning service terletak di pintu akses
belakang tempat keluar masuk petugas.
o. Toilet petugas medik.
Toilet petugas medik di ruang ICU RSU PKU Gamping terdiri dari closet yang
dilengkapi hand shower dan wastafel/ lavatory.
p. Ruang penyimpanan silinder gas medik.
Ruang diskusi ditempatkan di ICU atau dekat dengan ICU untuk digunakan
sebagai tempat kegiatan pendidikan dan diskusi medis. Ruang diskusi
dilengkapi dengan tempat/ lemari untuk menyimpan buku-buku kedokteran/
medik dan perawatan, VCR, dan peralatan belajar. Namun di Ruang ICU RSU
PKU Gamping tidak terdapat ruang diskusi mungkin karena PKU
Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit tipe C.
Gambar. 4
Gambar 4. Tidak ada ruang khusus untuk penyimpanan alat-alat medis. Hanya
sebuah lemari yang diletakan di pojok dari ruang ICU.
Gambar. 5
Gambar. 7
Gambar. 9
Gambar. 11
Pencahayaan pada bangunan ruang Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping dinilai cukup dan adekuat. Dimana pada bangunan ruang
Intensive Care Unit (ICU) pencahayaan didistribusikan rata dalam ruangan dengan
lampu yang dipasang di langit-langit dan menggunakan lampu yang mempunyai
efikasi lebih tinggi dan menghindari pemakaian lampu dengan efikasi rendah dan
digunakan Tube Lamp (TL) atau lampu neon dengan karakteristik mampu
menghasilkan cahaya output per watt daya yang digunakan lebih tinggi daripada
lampu bolam biasa (incandescent lamp). Pencahayaan yang adekuat ini berfungsi
untuk membantu dalam penerangan ruangan yang memiliki kegiatan untuk
dilakukannya observasi. Selain itu pencahayaan yang digunakan pada bangunan
ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping dengan
pemilihan lampu yang mempunyai karakteristik distribusi pencahayaan sesuai
dengan penggunaannya, mempunyai efisiensi yang tinggi dan tidak mengakibatkan
silau atau refleksi yang mengganggu.
Bangunan ruang Intensive Care Unit (ICU) harus mempunyai pencahayaan alami
dan/atau pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan
fungsinya. Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi bangunan
dan fungsi masing-masing ruang di dalam bangunan ruang Intensive Care Unit (ICU)
Rumah Sakit Muhammadiyah Gamping. Dari kegiatan lapangan yang dilakukan,
untuk pencahayaan alami pada Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit
Muhammadiyah Gamping dirasa masih kurang karena ketika dilakukannya kegiatan
lapangan ini pada siang hari ruangan Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit
Muhammadiyah Gamping masih menyalakan lampu sebagai sumber penerangan
pada siang hari dan tidak memanfaatkan pencahyaan alami yang ada. Sistem
pecahayaan buatan sudah dilengkapi dengan pengendali manual (saklar), dan ini
ditempatkan pada tempat yang mudah dibaca dan dicapai oleh pengguna ruang.
Gambar. 12
Gambar 12. Pada ruang ICU menggunakan Tube Lamp yang sesuai dengan
standard dan lampu tersebut menpel di langit-langit.
Gambar. 13
Gambar 13. Pada ruang ICU sistem pencahayaan alami dari sinar matahari
dirasa masih kurang karena sinar matahari yang masuk tidak bisa membantu
penerangan dalam ruangan. Sehingga pada siang hari tetap dibantu
menggunakan pencahyaan buatan.
b. Penghawaan
Sistem suhu dan kelembaban di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping diatur sedemikian sehingga dapat menyediakan suhu dan
kelembaban sesuai standar yang ada yaitu diatur dengan suhu 26,9 C dan dengan
kelembaban 57%. Sedangkan standar suhu ruang Intensive Care Unit (ICU) 22 25
C, kelembaban 50 70% dan bertekanan positif. Penghawaan mekanis dengan
menggunakan exhaust fan atau air conditioner (AC) yang dipasang pada ketinggian
2,00 meter diatas lantai dan 0,20 meter dari langit-langit. Ventilasi di ruang Intensive
Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping merupakan ventilasi
tersaring dan terkontrol. Untuk informasi mengenai pertukaran udara di ruang
Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Muhammadiyah Gamping pada saat kegiatan
lapangan kami tidak cukup mendapatkan informasi. Namun di ruang Intensive Care
Unit (ICU) Rumah Sakit Muhammadiyah Gamping udara disaring dengan
menggunakan medium filter.
Gambar. 14
Gambar 16.
Indeks kebisingan pada ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping adalah 45 dBA dimana indeks kebisingan tersebut sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Kebisingan juga dinilai dari kebisingan alat dan
kebisingan lingkungan disekitar ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping.
d. Pengendalian bau, debu dan getaran
Pada ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping
utnuk sistem pengendalian bau sudah cukup baik karena ruangan tersebut tidak
berbau terutama bebas dari hydrogen sulfide dan amoniak yang mengganggu yang
menyebabkan ketidaknyaman dan bahaya pada pasien maupun petugas ruang
Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Kadar debu
(particulate matter) yang dapat masuk ke Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping berdiameter kurang dari 10 mikron dengan rata-rata
pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 mcg/m3 dan tidak mengandung
debu asbes.
Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping berada di
lantai 4 sehingga dalam keadaan dan kondisi lebih nyaman dan tenang. Untuk
penggunaan alat-alat yang digunakan di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping dari kegiatan lapangan yang kami lakukan kami menilai
bahwa alat-alat yang digunakan tersebut tidak menimbulkan getaran yang
mengganggu kenyamanan pasien dan kenyamanan petugas dalam bekerja.
10. Struktur Dan Material Bangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping
a. Kompnonen struktural dan material Unit Intensive Care Unit (ICU) RSU PKU
Muhammadiah Gamping
Stuktur dan komponen material pada ruang Intensive Care Unit (ICU) RSU PKU
Muhammadiah Gamping cukup bervariasi, mulai dari pintu masuk ke ruang Intensive
Care Unit (ICU) yang memiliki ukuran lebar dan tinggi kurang lebih 2,5
meter, bahan terbuat dari logam berwarna silver pada bagian tepi dan bagian central
atas terdapat kaca bening. Ketika masuk, terdapat ruangan pertama yaitu ruang ganti
perawat. Ruang ganti perawat cukup sederhana, terlihat lantai dengan lapisan
keramik berwarna putih pada seluruh ruangan ganti tersebut. Dinding ruangan
tersebut dari semen dicat berwarna putih kemudian langit-langit berbahan gypsum
tanpa motif berwarna putih. Kemudian terdapat pintu ke dua sebelum masuk ke
ruangan tempat perwatan pasien Intensive Care Unit (ICU) RSU PKU Muhammadiah
Gamping dengan bentuk persis seperti pintu pertama. Ketika masuk terlihat ruangan
Intensive Care Unit (ICU) RSU PKU Muhammadiah Gamping inti/ tempat perawatan
pasien Intensive Care Unit (ICU) dengan lantai berbahan seperti lapisan vinil
berwarna hijau muda pada seluruh ruangan perawatan dengan lantai yang tidak licin
dan mudah dibersihkan. Kemudian tembok diarea Intensive Care Unit (ICU) RSU PKU
Muhammadiah Gamping terbuat dari mayoritas semen bercat warna hijau muda,
disekitar tembok terdapat jendela berbahan kaca berwarna bening. Untuk langit-
langit menggunakan gypsum berwarna putih. Di bagian tepi yaitu antara langit-langit
dan dinding terdapat variasi hiasan bermotif warna putih berbahan gypsum.
Terdapat area jaga perawat yang terletak di sentral yang dikelilingi meja perawat
terbuat dari semen semen lapisan keramik berwarna coklat campuran putih.
Kemudian terdapat ruangan isolasi yang disekat dengan berbahan mayoritas/
dominan kaca tebal berwarna bening dan bagian bawah terdiri dari batako dan
semen. Fungsi dari diberikannya kaca pada ruang isolasi berguna untuk memantau
kondisi pasien yang dirawat di ruang ICU. Untuk lantai dan langit-langit sama dengan
ruang ICU non isolasi.
Gambar 17.
Gambar 18.
Gambar 20.
Pada field site teaching yang kami lakukan di rumah sakit PKU Muhammadiyah
Gamping ruang ICU dimana kami diperlihatkan tata ruang yang menurut kami cukup
mengesankan dibandingan dengan tata ruang rata-rata yang ada di rumah sakit daerah,
pertama kali kami memasuki ruangan disamping pintu terdapat adanya ruangan janitor
dimana didalamnya terdapat perlengkapan kebersihan yang lengkap, mulai dari sapu,
alat pel, alat-alat pencuci, dan cairan-cairan pembersih yang telah tertata rapi, selain itu
kami juga mendapatkan adanya satu toilet yang berukuran besar khusus untuk
membuang limbah cair.
Lebih dalam lagi kami masuk terdapat pintu kedua yang setelah kami masuk
disana rupanya terbentang jalan tanpa ada hambatan baik berupa kursi dan meja nurse
station seperti yang biasa kami lihat di sebuah rumah sakit daerah, karena ruangannya
sangatlah luas, dengan kapasitas yang dibagi lagi menjadi ruang ICU untuk penyakit yang
tidak menular dan ruang yang dikhususkan untuk penyakit infeksius, disana kami melihat
adanya penataan tempat tidur yang sudah sesuai dengan permenkes yang ada baha
pada ruang ICU memang jarak antara satu tempat tidur ke tempat tdiur yang lain harus
berjarak dua meter, saat itu kami melakukan pengukuran sederhana dengan
membentangkan tangan kami dan kami perkirakan lebh dari 2 meter, selain itu juga kami
terkagum dengan penataan alat dan tool kit yang tertata strategis dan rapi dekat dengan
tempat perawat jaga, dan efektif dapat dengan mudah diambil ketika keadaan darurat
terjadi, dengan pengelompokan yang sangat baik dan dipisahkan dengan penympanan
obat-obatan.
Disisi lain dalam peraturan mentreri kesehatan ,engenai tata ruang ICU kami
mendapatkan adanya salah satu hal yang menarik bagi kami, jadi dalam hal ini
seharusnya ruang ICU memiliki ruangan tersendiri bagi dokter jaga untuk berjaga di ICU,
namu kami menemukan adanya pengakuan dari instruktur dan juga perawat disana
bahwa ruangan ini tidak dilengkapi dengan ruang istirahat dokter, ketika kami
menanyakan lantas dimana tempat tidur atau tempat istirahat dokter, pembimbing
kamipun memberikan jawaban bahwa biasanya dokter yang beristirahat di ICU biaanya
hanya mengandalkan tempa tidur kosong yang berada di pojokan ruangan, sbenarnya
hal ini sangatlah tidak memenuhi persyaratan sebagai ruangan yang seharusnya
dilengkapi dengan ruangan istirahat dokter, oleh sebab itu kami menyarankan adanya
ruang istirahat dokter perlu adanya karena hal ini bertujuan untuk memberikan
kenyamanan sekaligus memberikan hak seorang dokter untuk beristirahat, hal ini juga
merujuk kepada waktu istirahat yang cukup memberikan nilai patient safety yang sangat
bermakna.
Berikut adalah dokumentasi yang dapat mengambarkan tata ruangan pada ruang
Intensive care unit di PKU Muhammadiyah Gamping.
Gambar 20.
Gambar 21.
Gambar 21.Tempat tidur yang biasanya digunakan dokter jaga ICU, seharusnya
berada pada ruangan yang terpisah
Gambar 22.
Gambar 22. Penataan tata letak yang tertata dengan baik dan tepat
sehingga ,memudahkan akses pada bagian utama ruangan ICU
Untuk keamanan dan keselamatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSU PKU
Muhammadiah Gamping terdapat beberapa fasilitas yang diberikan yaitu berupa ;
Sampah medis dan non medis yaitu berguna untuk mengelompokan sampah
agar mudah dikelolah dan menghindari resiko infeksi. Pada Intensive Care
Unit (ICU) RSU PKU Muhammadiah Gamping sudah mengelompokan sampah
berdasarkan penggolongan sampah medis, non medis, dan sampah benda
tajam.
Tersedia alat-alat cuci tangan/ disinfeksi pada setiap dinding dan tempat tidur
pasien sehingga memudahkan disinfeksi tangan sebelum atau sesudah
tindakan
Terdapat pintu cadangan/ 2 pintu sehingga jika akses cadangan jika terjadi
kegawatan.
Tempat nurs station dicentral sehingga mudah memantau semua pasien ICU.
Ruang antara ICU isolasi dan umum dipisah disekat dengan bahan anti
tembus seperti kaca.
b. Kenyamanan Fasilitas Rumah Sakit
Adapun kenyaman di ruang ICU yaitu diberikan fasilitas:
AC dilangit-langit untuk menyeimbangkan suhu/ pengaturan suhu normal ICU
Jarak antara tempat tidur yang satu dengan yang lain tidak mepet/ sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
Ruangan bersih yang selalu dibersihkan oleh tim cleaning service yang
dibagi dalam tiga shift. Selain itu apabila dilantai terdapat tumpahan
darah atau muntah pasien, tim pembersih memebrsihkan dengan
perlengkapan spilkit.
Ruangan tidak berbau baik itu bau tidak nyaman maupun terlalu wangi
untuk menghindari sensitifitas pembau pasien.
Tempat tidur yang terdapat di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSU PKU
Muhammadiyah Gamping memiliki jenis yang berbeda-beda, ada tempat
tidur anti decubitus dimana tempat tidur tersebut diperuntukan untuk
pasien yang berbaring lama dan semua tempat tidur yang ada di ruangan
Intensive Care Unit (ICU) RSU PKU Muhammadiah Gamping memiliki
penyangga untuk keamanan pasien agar tidak terjadi kejadian pasien
jatuh.
Gambar. 24
Gambar 25. Lantai di ruang ICU yang terbuat dari vinil tidak licin,
warna terang dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
Gambar. 26
Gambar 26. Tempat tidur pasien yang selalu dipasang peyangga kanan
dan kiri untuk mencegah kejadian pasien jatuh dari tempat tidur.
Gambar. 27
Gambar. 28
Dalam kesempatan kali ini, kami meimiliki beberapa saran yang kami kira dapat
membantu dalam pencapaian Rumah Saki PKU Gamping dalam mempersiapkan Akreditasi
rumah sakit, khususnya dalam halpersiapan di ruang ICU. Dalam hal ini kami memberikan
beberapa saran di ruang ICU, pertama kami medapatkan masih adanya tercampurnya
pembuangan sampah yang seharusnya sudah ada tlisannya disana, yakni sampah medis yang
seharusnya dibuang kedalam bak sampah medis masih tetap ada kami temukan temuan berupa
satu pasang handscoen bekas yang dibuang kedalam tempat sampah non medis, hal ini
mengacu pada standar akreditasi rumah sakit bahwa sampah dan limbah medis harus
dipisahkan berdasarkan pengelompokkan limbah medis, limbah non medis dan limbah
berbahaya.
Selanjutnya kami masih melihat adanya persyaratan yang belum dilengkapi dalam hal
peralatan yang seharusnya ada di ruang ICU yang dikhususkan utuk ruangan ICU, dalam
Permenkes tahun 2012 mengenai ruangan ICU perlu adanya tombol/bel pasien untuk
memanggil perawat atau petugas medis yang berada disana, saat kami melakukan FST kami
tidak menemukan adanya hal tersebut, padahal tombol pasien untuk keadaan darurat tersebut
perlu adanya, saat kami menanyakan pada petugas yang berjaga, mereka juga tidak tahu
menahu soal ini, nah kami perlu memberikan masukan pada hal ini sebagaimana mengacu pada
acuan standar ruang ICU pada permenkes tahun 2012.
Lebih lanjut kami mendapatkan adanya atap yang rusak yang kami lihat saat memasuki
pmtu utama ruang ICU yang kami lihat saat itu dalah ketika kami memasuki pintu utama ruang
ICU, kami melihat adanya sebuah lubang di atap yang sekira-kiranya berukuran kurang lebih 0,3
X 0,5 meter yang sangat terlhat jelas menganga hingga kami bisa melihat struktur bangunan
yang ada diatasnya, hal ini terutama mengenai hal estetika dan mengacu pada sirkulasi udara
yang seharusnya diterapkan sesuai dengan permenkes tahun 2012 mengenai sirkulasi udara
dapat membuat sirkulasi menjadi kurang sempurna karena tekanan yang dihasilkan dalam
ruang ICU tidak standar dengan adanya lubang tersebut, hal ini mengakibatkan tidak ercapainya
ruang ICU dengan tekanan positif dan sirkulasi yang kurang baik. Oleh karena itu kami
menyarankan untuk dapat diganti atau paling tidak ditambal dengan bahan gypsum yang tidsak
terlalu tipis tanpa mengabaikan bentuk untuk estetikanya.
Selain hal tersebut diatas terakhir yang dapat kami sarankan adalah adanya pengetahuan
pegawai baik perawat, dokter maupun petugas penunjang lainya yang terkait dengan
ruangannya masing-masing untuk dapat mengetahui minimal standar yang harus diterapkan di
ruangan masing-masing terutama ICU, karena beberapa dari kami menemukan adanya kekurang
pahaman dan kesalah pengertian mengenai hal-hal sepele yang tidak diketahui dan dsepelekan
padahal hal tersebut jelas ada di dalam standar pelayanan dan procedural yang diseutkan di
dalam permenkes baik tahun 2011 maupun 2012, seperti dapat kami contohkan ketika kami
menanyakan mengenai tombol emergensi yang harusnya ada di setiap ranjang tidur pasien saja
mereka tidak paham, untuk apa hal itu ada karena kami sudah disini, namun sekali lagi bukan
bagaimana mereka cakap dalam melayani ataupun merawat pasien tetapi aspek peraturan yang
dikeluarkan pemerintah juga merupakan standar yang seharusnya diterapkan, karena birab
bagaimanapun juga hal itu akan sangat membantu mereka untuk mengurangi adanya insiden-
insiden yang tidak diinginkan kaena ketidak pahaman dalam memberikan standar pelayanan.
Mungkin poin-poin diatas cukup kami sampaikan, kami berharap bahwa saran kami
bermanfaat dan kami memberikan saran karena kami betul-betul ingin membantau saudara-
saudara dalam menempuh persiapan akreditasi agar paripurna.
BAB IV
KESIMPULAN
Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tentang Rumah Sakit.
Frelita, G., Situmorang, T.J., & Silitonga, D.S. 2011. Joint Commission International Accreditation
Standards for Hospitals, 4 th ed. Oakbrook Terrace, Illinois 60181 U.S.A.
JCI., 2011, Joint Commission International Accreditation Standards for Hospitals, 4th Edition.
Oakbrook Terrace, Illinois USA
Kemenkes RI., 2011, Standar Akreditas Rumah Sakit, Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS),
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah
Sakit, Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Biro Hukum Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.