Você está na página 1de 13

FUNCTIONAL FIXATION: EXPERIMENTAL EVIDENCE ON THE

PRESENTATION OF NANCIAL INFORMATION THROUGH DIFFERENT


DIGITAL FORMATS
By: Erlane K. Ghani, Fawzi Laswad, Stuart Tooley

1. Introduction
Pembuat keputusan dimotivasi untuk mengoptimalkan kinerja pengambilan keputusan
mereka dan efesiensi proses pengambilan keputusan seringkali bergantung pada sifat dan isi
informasi yang diberikan (Libby & Lewis, 1982). Namun, umumnya diakui bahwa pembuat
keputusan memiliki kemampuan terbatas dalam hal pengolahan data dalam jumlah besar.
Cara informasi disajikan (yaitu, format presentasi) telah diusulkan sebagai solusi yang
memungkinkan proses pengambilan keputusan yang lebih efisien dan efektif (Libby & Lewis,
1982; Maines, 1995).
Dalam konteks akuntansi, kemunculan dan perluasan teknologi digital belakangan ini
memiliki dampak yang signifikan terhadap penyebaran informasi dan laporan keuangan yang
lebih luas (Hodge & Pronk, 2006; Oyelere, Laswad, & Fisher, 2003). Teknologi presentasi
baru ini memberi kesempatan bagi para pembuat laporan akuntansi untuk memperluas media
pelaporan mereka melampaui format cetak berbasis hard copy tradisional ke format yang
lebih canggih seperti Portable Document Format (PDF), Hypertext Mark-up Language
(HTML) dan EXtensible. Bahasa Pelaporan Bisnis (XBRL). Bentuk presentasi baru ini juga
dilihat sebagai transparansi yang lebih besar dalam pelaporan keuangan (Beattie & Pratt,
2003; Hodge, Kennedy, & Maines, 2004).
Salah satu isu utama dalam pelaporan keuangan dan penetapan standar adalah apakah
penempatan informasi menimbulkan perbaikan fungsional. Fiksasi fungsional ada ketika
pengguna laporan akuntansi menunjukkan kenyamanan kognitif dengan mencari informasi di
lokasi 'yang harus diharapkan' dan, akibatnya, informasi yang berada di luar lokasi normal
dapat diabaikan atau dianggap kurang penting. Studi akuntansi telah menunjukkan bahwa
penempatan informasi keuangan (misalnya, diakui dalam laporan keuangan atau diungkapkan
sebagai catatan ke akun) dalam laporan keuangan sering menciptakan fiksasi fungsional
dimana pengguna tidak dapat menyesuaikan perbedaan metode akuntansi untuk kejadian
ekonomi yang identik. (Barth, 1994; Hirst & Hopkins, 1998; Hodge et al., 2004; Hopkins,
1996; Luft & Shields, 2001; Maines & McDaniel, 2000; Sami & Schwartz, 1992). Sejauh
mana fiksasi fungsional berkontribusi untuk mengurangi pengambilan keputusan yang
optimal oleh akuntan profesional adalah masalah yang dieksplorasi di sini.
Dengan menggunakan desain eksperimental, penelitian ini menguji apakah
menggunakan format digital untuk menyajikan laporan keuangan meminimalkan terjadinya
fungsional fi kasi dan dengan demikian membantu pengguna laporan keuangan untuk
menyesuaikan perbedaan dalam penempatan informasi keuangan utama. Untuk tujuan ini,
penelitian ini mengadaptasi karya Hodge, Kennedy, and Maines (2002, 2004) yang
memeriksa interaksi format digital dan fungsionalitas fungsional dalam konteks pelaporan
opsi kompensasi saham baik dalam laporan keuangan (diistribusi 'pengakuan kebijakan ') atau
dalam catatan ke akun (disebut' kebijakan pengungkapan informasi '). Penelitian ini
menanggapi sebuah panggilan dari Hodge et al. untuk penelitian serupa yang harus dilakukan
dalam konteks akuntansi lainnya.
Konteks dari penelitian ini adalah akuntansi untuk properti investasi dengan metode
akuntansi alternatif. Standar Akuntansi Internasional mengenai properti investasi (IAS 40:
Properti Investasi) memungkinkan perubahan nilai yang harus dipertanggungjawabkan dalam
salah satu dari dua cara: baik properti investasi dinilai kembali dan aset yang dilaporkan di
neraca pada nilai pasarnya dan hasilnya keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan
laba rugi, atau properti investasi dilaporkan di neraca sebesar biaya perolehan dan
pengungkapan nilai wajar yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan
menggunakan tiga format digital yang berbeda (yaitu PDF, HTML dan XBRL), sebuah
percobaan dilakukan untuk menentukan apakah format presentasi digital memungkinkan
peserta untuk mengekstrak dan mengintegrasikan informasi keuangan penting secara lebih
efektif dalam proses pengambilan keputusan investasi mereka, terlepas dari penempatannya
di bidang keuangan. melaporkan. Hasilnya menunjukkan beberapa perbedaan antara ketiga
format digital namun perbedaan ini tidak signifikan dan tidak ada satupun format yang
mengurangi fungsionalitas fungsional secara signifikan.
Sisa dari makalah ini disusun sebagai berikut. Bagian 2 memberikan tinjauan literatur
mengenai relevansi format presentasi dan kaitan antara format presentasi, penempatan
informasi (recognition atau note disclosure) dan pengolahan informasi. Bagian 3 memberikan
kerangka penelitian dan hipotesis. Bagian 4 menguraikan metode penelitian. Hasilnya
disajikan pada Bagian 5. Diskusi tentang temuan dan implikasinya terhadap pelaporan
keuangan disajikan pada bagian terakhir.
2. Literaur Review
Pengambilan keputusan adalah proses kognitif yang mengarah pada pemilihan tindakan
dari alternatif untuk menghasilkan hasil yang diinginkan (Cloyd, 1995; Libby, 1981). Namun,
studi psikologis menggambarkan pengambil keputusan manusia sebagai berikut:
Intelektual yang lemah, terbatas pada kapasitas mereka untuk berpikir, dan bias oleh
proses kognitif yang mengganggu pengambilan keputusan yang rasional. Mereka
terlalu sensitif terhadap variabel yang tidak termasuk dalam teori normatif dan
sensitif terhadap variabel-variabel yang ada. Mereka menjadi lebih bervariasi bila
diberi lebih banyak informasi dan meningkatkan kepercayaan mereka dalam
keakuratan penghakiman mereka jika seharusnya tidak terjadi (Ebbesen & Konecni,
1980, hal 21).
Perluasan pandangan ini akan menyarankan agar para pembuat keputusan cenderung
membuat keputusan yang tidak dapat diandalkan, tidak konsisten dan kurang optimal
(Ashton, 1981) dan, terutama, sering kali mencari cara untuk melakukan tugas pengambilan
keputusan dengan usaha kognitif minimum (Newell & Simon , 1972). Keterbatasan
pemrosesan informasi manusia terutama terlihat pada tugas-tugas yang melibatkan, misalnya,
sejumlah besar data dari mana informasi penting yang diidentifikasi untuk kepentingannya
dalam pengambilan keputusan diperlukan untuk bersumber, diambil dan dianalisis (Libby,
Bloomfield, & Nelson , 2002).
Fenomena fiksasi fungsional dan implikasi akuntansinya terhadap penempatan
informasi keuangan utama telah mendapat ketertarikan luas terhadap literatur (Barth, 1994;
Hirst & Hopkins, 1998; Hodge et al., 2002, 2004; Hopkins, 1996; Luft & Shields , 2001;
Maines & McDaniel, 2000; Sami & Schwartz, 1992). Beberapa penelitian telah berfokus
pada apakah cara di mana informasi disajikan meminimalkan terjadinya fungsional fi xation
dan oleh karena itu mengarah pada proses pengambilan keputusan yang lebih efektif dan
hasilnya. Dalam studi mereka, Larkin dan Simon (1987) mencatat pentingnya struktur data
dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan bahwa cara informasi disajikan dapat
mendukung pengambil keputusan dalam mengurangi perbedaan ini. Ketersediaan format
presentasi digital dan kemampuannya yang berbeda memberikan kesempatan untuk
memeriksa apakah format tersebut membantu pengguna dalam mengatasi fungsionalitas
fungsional yang disebabkan oleh berbagai pendekatan pelaporan. Hodge dkk. (2002; 2004)
mengemukakan bahwa format presentasi digital yang tepat memiliki potensi untuk
meminimalkan fungsionalitas fungsional dimana informasi keuangan menjadi lebih
transparan terlepas dari penempatannya.
Perkembangan teknologi digital dan meningkatnya penggunaan teknologi semacam itu
dalam pelaporan perusahaan telah melihat berbagai format digital berkembang dari versi
cetak dari dokumen berbasis cetak tradisional menjadi format digital yang lebih canggih.
Tabel 1 memberikan ringkasan masing-masing fitur dan kemampuan format digital yang
berbeda (Abdolmohammadi, Harris, & Smith, 2002; Wu & Vasarhelyi, 2004).

3. Research framework and hypotheses


Kerangka artikel ini didasarkan pada premis bahwa format presentasi merupakan
masukan penting dalam proses pengambilan keputusan dan oleh karena itu dapat berdampak
pada penilaian pengguna dimana metode pengungkapan informasi alternatif digunakan. Tiga
format presentasi digital (PDF, HTML dan XBRL) diusulkan sebagai salah satu dari dua
variabel independen. Setiap format presentasi digital memiliki kemampuan pemrosesan
informasi tertentu yang dapat menghambat atau meningkatkan efisiensi pengguna (decision
maker) selama proses pengambilan keputusan dan/atau keefektifan hasil keputusan. Seperti
diringkas dalam bagian sebelumnya (lihat Tabel 1), PDF tidak mengizinkan pemrosesan
informasi, HTML memungkinkan pemrosesan informasi statis dan XBRL memungkinkan
pemrosesan informasi yang dinamis. Perbedaan ini diilustrasikan pada Tabel 2 dengan
membandingkan langkah-langkah yang dapat diambil oleh pembuat keputusan saat
menggunakan format digital tertentu dalam melakukan analisis keuangan melalui
penggunaan spreadsheet, seperti yang digunakan dalam Microsoft Excel (Abdolmohammadi
et al., 2002; Debreceny & Gray, 2001; Wu & Vasarhelyi, 2004).
Metode pelaporan, pengakuan versus pengungkapan, diusulkan sebagai variabel
independen kedua. Menggunakan topikal konteks pengungkapan kompensasi opsi saham,
Hodge et al. (2002, 2004) menemukan bahwa pada saat pengumpulan informasi tahap awal
proses pengambilan keputusan, peserta yang menggunakan format presentasi PDF mengalami
tingkat fungsional fiksasi yang lebih tinggi dari peserta yang menggunakan format presentasi
XBRL. Artinya, peserta yang menggunakan XBRL lebih cenderung mengingat informasi
terlepas dari bentuk dan penempatan relatifnya terhadap peserta yang tidak menggunakan
teknologi tersebut.Hodge et al. (2002, 2004) menyimpulkan bahwa ketika menganalisis
laporan keuangan, XBRL sebagai fasilitator teknologi pencarian meningkatkan kemampuan
pengguna untuk memperoleh informasi mengenai teknologi yang kurang dinamis seperti
PDF. Penelitian ini menggunakan konteks yang kurang topikal, untuk akuntansi investasi
properti, untuk meminimalkan kemungkinan dampak dari kesadaran yang lebih besar
terhadap masalah akuntansi pada tujuan penelitian.
Proses pengambilan keputusan diusulkan sebagai variabel dependen. Hogarth (1980)
mengidentifikasi empat tahap proses pembuatan keputusan: perolehan informasi, evaluasi
informasi, pembobotan informasi, dan pengambilan keputusan. Mc Daniel (2000) and Hodge
et al. (2002, 2004) berpendapat bahwa perbaikan fungsional dapat terjadi pada masing-
masing dari keempat tahap ini. Diperdebatkan, setiap tahap proses pengambilan keputusan
memiliki cara pemrosesan informasi yang berbeda (Maines & McDaniel, 2000) dan oleh
karena itu keempat hipotesis yang mendasari penelitian ini dibingkai di sekitar masing-
masing dari empat tahap proses pengambilan keputusan. Karena proses pengambilan
keputusan berurutan (Hogarth, 1980) ada kemungkinan hasil sebuah panggung akan
berpengaruh terhadap hasil dari tahap selanjutnya. Untuk menilai pengaruh setiap tahap
dalam analisis, kita dapat mengendalikan lebih lanjut kemungkinan pengaruh pada tahap
sebelumnya.

(a) Information acquisition


Dalam konteks penelitian ini, akuisis informasi mengacu pada pengambil keputusan
berpengalaman yang meneliti pernyataan keuangan dan catatan yang menyertainya, dan dapat
mengingat isyarat spesifik yang berkaitan dengan kebijakan akuntansi (nilai wajar atau biaya)
yang digunakan untuk memperhitungkan investasi properti (Hodge et al., 2004). Kerangka
penelitian menunjukkan bahwa format presentasi digital yang berbeda mempengaruhi
kemampuan pengambil keputusan untuk mengingat informasi yang terkait dengan investasi
properti terlepas dari dimana informasi yang relevan ditempatkan dalam laporan keuangan.
Oleh karena itu, hipotesis berikut dibangun:

H1: Format presentasi digital berdampak pada kinerja pengambil keputusan untuk mengingat
isyarat spesifik yang berkaitan dengan kebijakan akuntansi dan dengan demikian
mengidentifikasi model penilaian akuntansi yang digunakan untuk memperhitungkan
investasi properti, dimana penempatan informasi alternatif digunakan.

(b) Information evaluation


Evaluasi informasi melibatkan pengambil keputusan yang menilai karakteristik
relevansi potensial informasi yang diperolehnya dengan tugas pengambilan keputusan
(Maines & McDaniel, 2000). Setelah mengidentifikasi dan memeriksa Informasi yang
bersangkutan, pengambil keputusan juga akan mengenali atribut yang terlihat dari informasi
tersebut, seperti perubahan nilai wajar investasi properti, yang mungkin relevan dengan hasil
keputusan. Kerangka penelitian menunjukkan bahwa format presentasi digital yang berbeda
dapat mempengaruhi kemampuan pembuat keputusan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi perubahan dengan benar dan adil nilai investasi properti, terlepas dari mana
perubahan itu dilaporkan. Oleh karena itu, hipotesis berikut dibangun:

H2: Format presentasi digital berdampak pada kinerja pengambil keputusan dalam
mengidentifikasi dan mengevaluasi perubahan nilai wajar investasi properti, dimana
penempatan informasi alternatif digunakan.

(c) Information weighting


Information weighting mengacu pada kepentingan yang dirasakan yang ditempatkan
oleh pengambil keputusan pada item informasi yang dipertimbangkan saat membentuk
keputusan (Maines & McDaniel, 2000). Studi telah menunjukkan bahwa para pengambil
keputusan menetapkan bobot relatif yang berbeda untuk item informasi penting yang berada
dalam bagian tertentu dari pernyataan set dasar keuangan, menunjukkan adanya perbaikan
fungsional (Hirst & Hopkins, 1998; Hopkins, 1996). Misalnya item informasi yang diakui di
muka laporan keuangan ditemukan memiliki dampak lebih besar pada pengguna daripada
item informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (Maines & McDaniel,
2000). Oleh karena itu, kerangka kerja penelitian menunjukkan bahwa format presentasi
digital yang berbeda dapat mempengaruhi penilaian pengambil keputusan tentang pentingnya
informasi barang. Oleh karena itu, hipotesis berikut dibangun:
H3: Format presentasi digital berdampak pada bobot yang dirasakan oleh pengambil
keputusan informasi mengenai pameran nilai investasi properti, dimana alternatif penempatan
informasi digunakan.

(d) Decision outcome


Proses pengambilan keputusan berurutan dimana hasil dari setiap tahap mempengaruhi
tahap berikut (Hogarth, 1980). Dengan demikian, diharapkan kualitas keputusan investasi
akan tergantung pada pengambil keputusan yang dapat memperoleh, mengevaluasi, dan
membebani informasi investasi properti terlepas dari tempat informasi ditempatkan dan
format presentasi yang digunakan. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa perbaikan
fungsional mungkin terjadi pada tahap keputusan dan kejadian keputusan tidak tergantung
pada apa yang mungkin terjadi pada tahap lain dalam proses pengambilan keputusan (Maines
& McDaniel, 2000; McDaniel, Martin, & Maines, 2002). Oleh karena itu, hipotesis berikut
dibangun:

H4: Format presentasi digital berdampak pada keputusan investasi akhir dimana penempatan
alternatif informasi digunakan.

4. Research design
4.1. Participants
Enam puluh dua akuntan Selandia Baru dalam praktik publik dengan pengalaman
dalam menasihati klien mengenai hal-hal investasi berpartisipasi dalam penelitian ini.
Akuntan publik dipilih sebagai subyek penelitian karena mereka melakukan berbagai macam
layanan terkait akuntansi termasuk menasihati klien mengenai strategi dan aktivitas investasi
(Vera-Munoz, Kinney, & Bonner, 2001). Sampel dari 62 peserta dianggap cukup memadai
untuk menguji hipotesis. Studi eksperimental yang meneliti format presentasi memiliki
ukuran sampel yang serupa. Tabel 3 meringkas tingkat pengalaman dari 62 peserta dalam
penelitian ini. Semua peserta menunjukkan bahwa mereka memiliki pengalaman dalam
memberi nasehat mengenai keputusan investasi dan bagi sebagian besar peserta, hal ini
melibatkan pengalaman substansial.

4.2. Research instrument


Instrumen penelitian terdiri dari tugas eksperimental dan kuesioner pasca eksperimen.
Tugas percobaan mengharuskan peserta untuk menyelesaikan keputusan pembuatan investasi
yang diadaptasi dari Hodge et al. (2004). Percobaan termasuk laporan keuangan dua
perusahaan: Perusahaan A dan Perusahaan B. Setiap laporan keuangan terdiri dari Pernyataan
Kinerja Keuangan (Laporan Laba Rugi), Laporan Posisi Keuangan (Neraca), dan Catatan
Atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan dua perusahaan tersebut disusun dan disajikan
sesuai dengan kebijakan akuntansi kecuali cara dimana investasi properti dilaporkan (yaitu,
sesuai dengan salah satu dari model nilai wajar atau model biaya).

4.3. Experiment procedures


Percobaan dilakukan dalam serangkaian kegiatan sekuensial. Semua peserta diberi dua
amplop. Peserta memulai percobaan dengan membuka amplop pertama yang berisi materi
pada CD yang mencakup sebuah halaman instruksi, homepage yang berisi informasi umum
tentang lini bisnis kedua perusahaan dan pernyataan keuangan kedua perusahaan dalam tiga
format digital. Para peserta kemudian memilih link yang sesuai dengan yang ditugaskan
kelompok dan kemudian melihat homepage masing-masing. Di setiap homepage mereka,
para peserta diminta untuk mengakses informasi melalui format digital yang ditugaskan,
informasi untuk masing-masing laporan keuangan dan catatan-catatan laporan keuangan
tersebut.

4.4. Research variables


Eksperimen ini dirancang untuk memungkinkan penilaian dampak masing-masing dari
ketiga format digital di masing-masing dari keempat tahapan proses pengambilan keputusan:
akuisisi, evaluasi, pembobotan, dan hasil keputusan. Dampak format digital pada akuisisi
informasi dinilai oleh kemampuan peserta untuk mengingat secara benar metode akuntansi
untuk percobaan ini yang dirancang untuk memungkinkan penilaian dampak masing-masing
dari ketiga format digital di masing-masing dari keempat tahapan proses pengambilan
keputusan: akuisisi, evaluasi, pembobotan, dan hasil keputusan. Dampak format digital
akuisisi informasi dinilai oleh kemampuan peserta mengingat metode akuntansi dengan
benar.
Dampak format digital terhadap evaluasi informasi dinilai dengan apakah para peserta
telah mengidentifikasi dan mengevaluasi semua informasi yang berkaitan dengan investasi
properti terlepas dari metode akuntansi yang digunakan. Dampak format digital pada tahap
pembobotan informasi dinilai dengan apakah peserta memasukkan informasi nilai wajar
dalam perhitungan keempat rasio keuangan masing-masing. Mirip dengan Hodge et al. (2002,
2004), hasil keputusan dinilai oleh persentase investasi peserta di perusahaan A dan B.
5. Results
5.1. Acquisition
Hasilnya menunjukkan bahwa lebih banyak peserta dalam kelompok Pengakuan
mengidentifikasi dengan benar model akuntansi yang diadopsi oleh Perusahaan A dan Kantor
B (48%; Disclosure Group, 35%). Namun, perbedaan antara kedua kelompok tidak signifikan
(p = 0,273). Peserta yang dipaparkan dengan format XBRL memiliki tingkat keberhasilan
yang lebih tinggi dengan benar mengidentifikasi model akuntansi yang diadopsi oleh kedua
perusahaan (52%), dibandingkan dengan peserta yang dipaparkan dengan format PDF (40%)
atau format HTML (33%). Namun, perbedaan antara ketiga format tersebut dalam
kemampuan peserta untuk mengidentifikasi model akuntansi yang digunakan dengan benar
(yaitu, perolehan informasi) tidak signifikan (p = 0,417). Selanjutnya, interaksi antara format
digital dan penempatan alternatif informasi dalam kemampuan peserta mengingat isyarat
isyarat secara tepat, tidak signifikan (p = 0,914). Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan
satu bentuk format digital di atas yang lain hanya berdampak kecil terhadap kinerja pengguna
dalam mengidentifikasi isyarat tertentu dan, oleh karena itu, hipotesis 1 tidak didukung.

5.2. Evaluation
Tabel 5 menunjukkan bahwa 58% peserta dalam kelompok Pengakuan dan 42% peserta
dalam kelompok Pengungkapan mengakses dan mengevaluasi informasi yang berkaitan
dengan properti investasi. Hasilnya menunjukkan bahwa terlepas dari format mana peserta
telah dialokasikan sebelumnya, proporsi peserta dalam kelompok Pengungkapan yang
mengevaluasi informasi kurang dari proporsi peserta kelompok Pengakuan. Namun secara
statistik, perbedaan antara kedua kelompok tidak signifikan (p = 0,166). Secara keseluruhan,
sebagian besar tanggapan subyek terhadap tahap evaluasi konsisten dengan tanggapan
mereka terhadap tahap perolehan dimana, jika mereka mengidentifikasi model akuntansi
dalam tahap akuisisi, mereka juga cenderung mengevaluasi informasi dalam tahap evaluasi.
Proporsi peserta yang lebih tinggi dengan menggunakan format XBRL mengevaluasi
informasi yang terkait dengan properti investasi (67%) dibandingkan peserta yang disajikan
dalam format PDF (29%) atau HTML (55%). Nilai p 0,029 menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara format digital yang berbeda saat pengguna mengevaluasi
informasi. Ini menunjukkan bahwa penggunaan XBRL sebagai format presentasi lebih
cenderung mengarahkan peserta untuk mengevaluasi informasi yang lebih luas daripada
penggunaan format presentasi PDF atau HTML. Namun, dampak penempatan informasi
(misalnya, pengenalan vs pengungkapan) tidak signifikan dan interaksi antara format digital
dan penempatan informasi juga tidak signifikan. Menambahkan tahap akuisisi sebagai
variabel kontrol terhadap model tidak mengubah keseluruhan hasil model dan tahap akuisisi
sedikit signifikan (p = 0,10). Hasil ini menunjukkan bahwa walaupun format XBRL memiliki
dampak keseluruhan pada evaluasi informasi, format digital yang digunakan di sini
cenderung tidak berdampak pada kinerja pengguna dalam mengevaluasi informasi yang dapat
dikenali dalam laporan keuangan atau diungkapkan dalam catatan ke akun. Oleh karena itu,

hipotesis 2 tidak didukung.

5.3. Weighting
Tabel 6 menyajikan hasil pengaruh format digital terhadap bobot informasi dan
menunjukkan bahwa kelompok Pengakuan memiliki jumlah rata-rata sebesar 10.082,
sedangkan kelompok Pengungkapan memiliki jumlah rata-rata 9.506. Perbedaan ini
menunjukkan bahwa peserta dalam kelompok Pengungkapan tidak memberikan tingkat
pembobotan yang sama terhadap informasi yang berada di luar laporan keuangan
dibandingkan dengan informasi yang berada di dalam laporan keuangan. Secara statistik,
bagaimanapun, perbedaan antara kelompok 0,577 tidak signifikan (p = 0,666). Menariknya,
walaupun beberapa responden mempertimbangkan informasi tersebut dalam tahap evaluasi,
mereka tidak memasukkan informasi semacam itu dalam tahap pembobotan yang
menunjukkan beberapa bentuk fiksasi fungsional.
Panel B dari Tabel 6 menyajikan hasil analisis kovarians. Analisis kovarians,
perpanjangan analisis varians, biasanya digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen dan interaksinya terhadap variabel independen (Tabachnick & Fidell, 2007).
Tabel menunjukkan bahwa pengaruh format digital terhadap kinerja peserta yang memiliki
bobot informasi yang relevan tidak signifikan (p = 0,148), dan penempatan informasi dan
interaksinya dengan format digital juga tidak signifikan (p = 0,578). Menambah tahap
akuisisi dan evaluasi karena variabel kontrol terhadap model tidak mengubah hasilnya karena
bobot informasi tetap tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa format digital tidak
berdampak pada pembobotan informasi dimana informasi berada di hadapi laporan keuangan
atau catatan. Oleh karena itu, hipotesis 3 tidak didukung.

5.4. Decision Outcome


Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata investasi pada Perusahaan B oleh peserta
kelompok Pengakuan adalah 61%. Peserta dalam kelompok Pengungkapan memiliki
investasi rata-rata di Perusahaan B sebesar 40%. Perbedaan rata-rata antara kedua kelompok
menunjukkan bahwa peserta dalam kelompok Pengungkapan tidak memasukkan informasi
tambahan yang berkaitan dengan properti investasi yang diungkapkan dalam catatan ke
rekening tersebut ke dalam keputusan pengambilan keputusan investasi mereka. Perbedaan
antara kedua kelompok ini signifikan (p = 0,001) yang menunjukkan bahwa peserta dalam
kelompok Keterbukaan mungkin telah mengalami fiksasi fungsional dimana mereka belum
menyesuaikan perbedaan kebijakan akuntansi antara kedua perusahaan. Menarik untuk
dicatat bahwa beberapa responden, yang menghitung rasio yang memasukkan nilai wajar
untuk kedua perusahaan dalam tahap evaluasi, belum memasukkan informasi ini ke dalam
tahap keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengetahui informasi tambahan
dalam catatan, dan menyesuaikan perhitungan rasio mereka untuk mencerminkan informasi
tersebut, namun mereka masih mengalami beberapa bentuk fiksasi fungsional dalam tahap
keputusan.
Tabel 7 menunjukkan bahwa peserta dalam kelompok Pengungkapan yang
dipresentasikan dengan laporan keuangan dalam format PDF menginvestasikan 36% dana
mereka di Kantor B, sedangkan peserta yang menerima format HTML dan XBRL masing-
masing menginvestasikan 37% dan 47% dari dana mereka. Meskipun ini mengindikasikan
bahwa peserta XBRL menginvestasikan lebih banyak dana di B Firm dibandingkan dengan
peserta PDF dan HTML, analisis kovariansi di Panel B menunjukkan bahwa perbedaan ini
tidak signifikan (p = 0,492). Hasilnya juga menunjukkan bahwa interaksi antara format
digital dan model akuntansi pada hasil keputusan tidak signifikan (p = 0,485). Analisis
kovarian menunjukkan bahwa peserta mengalami fiksasi fungsional saat membuat keputusan
investasi di kedua perusahaan sebagai hasil penerapan kebijakan akuntansi yang berbeda,
namun format digital tidak mengurangi fiksasi fungsional. Menambahkan tahap akuisisi,

evaluasi dan pembobotan sebagai variabel kontrol dalam model tidak mengubah hasil dimana
variabel ini tetap tidak signifikan. Oleh karena itu, hipotesis 4 tidak didukung.
6. Summary and Conclusions
Studi ini menguji dampak penggunaan format digital dalam penyajian informasi
keuangan pada empat tahap pengambilan keputusan dalam konteks dua model akuntansi yang
berbeda untuk melaporkan properti investasi dalam laporan keuangan. Hasilnya menunjukkan
bahwa penggunaan model yang berbeda (yaitu model nilai wajar dan model biaya) tidak
berdampak pada perolehan, evaluasi dan pembobotan informasi yang berkaitan dengan
properti investasi. Hasil ini konsisten dengan penelitian lain yang menguji fenomena fiksasi
fungsional pada setting yang berbeda, seperti Maines dan McDaniel (2000) yang menemukan
bahwa penempatan informasi baik dalam Pernyataan Pendapatan Komprehensif atau
Pernyataan Ekuitas tidak mempengaruhi tahap akuisisi informasi.
Studi ini menemukan bahwa fiksasi fungsional ada pada tahap keputusan ketika
informasi tersebut dicatat dalam laporan keuangan (model nilai wajar akuntansi) atau
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (model biaya akuntansi). Namun, format
presentasi digital belum membantu profesional dalam mengatasi fiksasi fungsional ini. Ini
menunjukkan bahwa teknologi saat ini tidak memiliki alat untuk membantu pengguna dalam
mewujudkan perbedaan dalam kebijakan akuntansi dan melakukan penyesuaian saat
melakukan perbandingan antara perusahaan yang menerapkan kebijakan akuntansi alternatif.

Você também pode gostar