Você está na página 1de 24

BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

III.1 Identitas Pasien


Nama pasien : Ny.Z
Usia pasien : 23 Tahun
Alamat pasien : Dusun Sudisari, Desa Adikarto,
Kec. Muntilan, Magelang Jawa
Tengah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Suku : Jawa
Pekerjaan : Mahasiswi
Status pernikahan : Menikah
Kunjungan ke pelayanan kesehatan : 27 September 2017
Kunjungan rumah : 14 Oktober 2017
Telp / No HP :-
Nama orang terdekat : Tn. A
Orang yang tinggal serumah :
Jumlah anak : Laki-laki : 0 Perempuan : 0
Jumlah cucu : Laki-laki : 0 Perempuan : 0
Jumlah Menantu : Laki-laki : 0 Perempuan : 0
Assesmen dibuat tanggal : 16 Oktober 2017

III.2 Anamnesis Holistik (Autoanamnesis)


III.2.1 Aspek Klinis
1. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan pusing yang hilang timbul sejak satu minggu
yang lalu.
2. Keluhan Tambahan
Tidak ada keluhan tambahan.

27
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G1P0A0 dengan usia kehamilan 36 minggu (HPHT: 14/01/2017 HPL:
21/10/17) datang ke Puskesmas Muntilan pada tanggal 27 September 2017
dengan keluhan yang dirasakan saat ini adalah pusing yang hilang timbul
sejak seminggu yang lalu. Pusing dirasakan terutama saat sedang melakukan
aktivitas sehari-hari seperti saat membersihkan rumah. Pusing dirasakan
berkurang jika pasien beristirahat. Keluhan perut bawah terasa kencang
disangkal, keluar lendir atau darah disangkal, keputihan disangkal. Demam
tidak ada, buang air kecil dan buang air besar normal. Keluhan pandangan
mata kabur disangkal, nyeri ulu hati disangkal.
Riwayat Haid
Pasien mengaku menstruasi pertama pada usia 12 tahun, siklus teratur 28
hari, keluhan nyeri perut selama menstruasi disangkal
Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB
Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali, umur menikah 22 tahun, umur suami saat menikah 29
tahun, lama menikah 1 tahun
Riwayat ANC
Sudah melakukan 10 kali kunjungan ANC ke dokter spesialis kandungan
dan Puskesmas, TT 3
Riwayat Obstetri
1) Hamil ini.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung disangkal, Riwayat alergi disangkal, Riwayat
hipertensi sebelum kehamilan disangkal, Riwayat kencing manis disangkal,
Riwayat asma disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi disangkal, Riwayat ibu pasien hipertensi saat kehamilan
disangkal, Riwayat penyakit jantung disangkal, Riwayat alergi disangkal,
Riwayat kencing manis disangkal, Riwayat asma disangkal.

28
6. Riwayat Personal Sosial
a. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA
b. Riwayat pekerjaan
Pasien adalah seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam di UII
Jogjakarta
c. Riwayat perkawinan
Pasien menikah satu kali pada usia 22 tahun dan masih bersama dengan
suaminya hingga saat ini.
d. Riwayat sosial
Kegiatan sehari-hari pasien sebagai mahasiswi yang sedang membuat
skripsi. Hubungan dengan tetangga sekitar baik dan keluarga baik.
e. Gaya hidup
Pasien mengatakan tidak pernah merokok maupun mengonsumsi alkohol.
Pasien teratur mengikuti aerobik seminggu dua kali.

7. Anamnesis Sistemik
a. Sistem integumentum : Tidak ada keluhan
b. Sistem muskuloskeletal : Tidak ada keluhan
c. Sistem gastrointestinal : Tidak ada keluhan
d. Sistem urogenital : Tidak ada keluhan
e. Sistem neurologis : Tidak ada keluhan
f. Sistem kardiovaskular : Tidak ada keluhan
g. Sistem respirologi : Tidak ada keluhan

III.3 Pemeriksaan Fisik


Kesan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : sebelum hamil: 85 kg, sekarang: 105 Kg
Tinggi badan : 177 cm
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg

29
Nadi : 90 x/menit
Suhu badan : 36,5oC
Pernapasan : 20 x/menit
Pemeriksaan Kulit : tidak ada kelainan
Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala : normocephal
Rambut : distribusi merata, warna hitam.
Pemeriksaan Mata
Palpebra : tidak edema
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Pupil : isokor kanan dan kiri, refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Pemeriksaan Telinga : Dalam batas normal
Pemeriksaan Hidung: Sekret (-), septum deviasi (-), edema konka (-/-).

Pemeriksaan Leher
Kelenjar tiroid : teraba mengikuti pergerakan saat menelan
Kelenjar limfonodi : tidak teraba
JVP : tidak meningkat

Pemeriksaan Thoraks
Tabel 1 Pemeriksaan Pulmo
Anterior Posterior
Inspeksi Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
dinamis, datar, tidak ada dinamis, datar, tidak ada
pergerakan nafas yang pergerakan nafas yang
tertinggal tertinggal
Palpasi Vokal fremitus (+/+) Vokal fremitus (+/+)
Perkusi Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi Vesikuler (+/+), Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-), ronkhi (-/-) wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

30
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 3 cm lateral ICS V LMC sinistra
Perkusi : Batas kanan : ICS IV LPS dextra
Batas kiri : 3 cm lateral dari ICS V LMC sinistra
Pinggang jantung : ICS III LPS sinistra
Auskultasi : S1, S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak ada venektasi
Palpasi : Supel, hepar/lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas atas : Edema (-/-), sianosis (-/-), akral hangat (+/+), CRT <2 detik
Ekstremitas bawah: Edema (-/-), sianosis (-/-), akral hangat (+/+), CRT <2 detik

Status Obsetri
Pemeriksaan luar
TFU = 29 cm, DJJ = tidak dilakukan, kontraksi (-)
Palpasi (Leopold)
LI : Teraba bagian lunak, bulat dan bagian besar janin
L II : Teraba bagian memanjang di sebelah kiri ibu
L III : Bagian terbawah janin (kepala) teraba
L IV : konvergen
Inspekulo
Tidak dilakukan.
Pemeriksaan dalam
Tidak dilakukan.

III.4 Pemeriksaan Penunjang


Hemoglobin = 11,7 g/dL
Golongan darah = B+
Glukosa darah sewaktu = 101 mg/dL

31
Protein = 1+
hBsAg = negatif
HIV= Non Reaktif

III.5 Diagnosis Kerja


G1P0A0, 23 tahun, usia kehamilan 36 minggu, janin tungal, hidup intrauterine,
dengan pre-eklampsia ringan

III.6 Penatalaksanaan
Medikamentosa
Nifedipine 10 mg 1x1 tab PO
Non medikamentosa
Hindari aktivitas yang berlebihan dan istirahat cukup
Makan makanan gizi seimbang

III.7 Kunjungan Rumah


III.7.1 Kondisi Pasien
Pada saat kunjungan rumah, kondisi pasien tampak sakit ringan
III.7.2 Keadaan Rumah
Pasien tinggal di rumah milik sendiri yang terletak di daerah pemukiman.
Rumah pasien merupakan bangunan dengan 1 lantai yang dihuni oleh 2 orang.
Rumah pasien terdiri dari 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang
keluarga. Seluruh lantai rumah berupa keramik, dinding rumah dari bata yang
sudah di cat rapih, atap dari genteng dan terdapat langit-langit. Terdapat 4 buah
jendela besar di ruang keluarga dan 2 buah jendela di maisng-maisng kamar.
Ventilasi cukup dan penerangan di ruang keluarga kurang. Terdapat sebuah kipas
angin di ruang keluarga. Kebersihan rumah cukup baik dan barang-barang tertata
rapih. Pasien menggunakan air dari sumur pompa sebagai sumber air bersih.
Kebersihan dapur cukup baik, pembuangan air limbah ke selokan tertutup paralon
dan aliran lancar. Di dalam rumah terdapat tempat sampah yang tertutup. Jalan di
depan rumah terbuat dari plester semen. Kebersihan lingkungan pemukiman
cukup baik.

32
Gambar 1 Denah Rumah

33
Tabel 3 Indikator Rumah Sehat

Indikator
(tanda
Lokasi a. Tidak rawan banjir 3
)
b. Rawan banjir 1
Kepadatan rumah a. Tidak padat (>8m2/ 3
b. Padat (<8m 2
orang)/ orang) 1
Lantai a. Semen, ubin, keramik, 3
b. Tanah
kayu 1
Pencahayaan a. Cukup 3
b. Tidak cukup 1
Ventilasi a. Ada 3
b. Tidak ada 1
Air bersih a. Air kemasan 3
b. Ledeng/ PAM 3
c. Mata air terlindung 2
d. Sumur pompa tangan 2
e. Sumur terlindung 2
f. Sumur tidak terlindung 1
g. Mata air tidak terlindung 1
h. Lain-lain 1
Pembuangan kotoran a. Leher angsa 3
kakus
b. Plengsengan 2
c. Cemplung/ cubuk 2
d. Kolam ikan/ sungai/ 1
e. Tidak
kebunada 1
Septic tank a. Jarak > 10 meter 3
b. Lainnya 1
Kepemilikan WC a. Sendiri 3
b. Bersama 2
c. Tidak ada 1
SPAL a. Saluran tertutup 3
b. Saluran terbuka 2
c. Tanpa saluran 1
Saluran got a. Mengalir lancar 3
b. Mengalir lambat 2
c. Tergenang 1
d. Tidak ada got 1
Pengelolaan sampah a. Diangkut petugas 3
b. Ditimbun 2
c. Dibuat kompos 3
d. Dibakar 2
e. Dibuang ke kali 1
f. Dibuang sembaragan 1
g. Lainnya 1
Polusi udara a. Tidak ada 3
b. Ada gangguan 1
Bahan bakar masak a. Listrik, gas 3
b. Minyak tanah 2
c. Kayu bakar 1
d. Arang/ batu bara 1
Total skor 37

34
Penetapan skor kategori rumah sehat:
a. Baik : Skor 35-42 (>83%)
b. Sedang : Skor 29-34 (69-83%)
c. Kurang : Skor <29 (<69%)
Pada rumah pasien termasuk ke dalam kategori rumah dalam kondisi baik.

III.7.3 Akses ke Pelayanan Kesehatan


Jarak dari rumah pasien ke Puskesmas terdekat 1 km

Gambar 2 Peta Rumah dari Pelayanan Kesehatan

III.8 Pengamatan Keluarga


III.8.1 Demografi
Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah dalam 1 tahun terakhir:

Tabel 4 Daftar Anggota Keluarga Serumah


Kedudukan
JK Umur Status
No Nama dalam Agama Suku Pendidikan Pekerjaan
(L/P) (Tahun) Marital
Keluarga
1 Tn.A Kepala L 30 Islam Jawa Menikah S1 Wiraswasta
Keluarga
2 Ny.Z Istri P 23 Islam Jawa Menikah SMA Mahasiswi
Sumber: Kartu Keluarga Pasien

35
Keterangan:
1. Pekerjaan disebutkan rinci jenis pekerjaan/ jenis aktivitas berkaitan dengan
kedokteran okupasi untuk menilai faktor risiko gangguan kesehatan /
penyakit akibat kerja.
2. Pendidikan disebutkan jenjang pendidikan terakhir

2016 2001 2011 2007

D
M CA

Tn. A Ny. Z
1987 1994

Keterangan:

: Laki-laki DM : Diabetes Mellitus

: Perempuan CA : Kanker

: Sudah meninggal : Tinggal satu rumah

: Pasien : Pre eklampsia

Gambar 3 Genogram Keluarga

36
III.9 Family Map

Gambar 4 Family Map

Keterangan:

: Hubungan dekat

: Hubungan tidak begitu dekat

Menurut gambar, mengartikan bahwa hubungan antara pasien dengan suami


merupakan hubungan yang dekat.

III.10 Identifikasi Fungsi-fungsi Keluarga (APGAR)

Tabel 4 APGAR Score


Jarang/ Kadang- Sering/
APGAR Terhadap Ny. Z ke
Tidak kadang selalu
Keluarga
0 1 2
A Saya puas bahwa saya dapat
kembali ke keluarga saya bila saya
menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga
saya membahas dan membagi
masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga
saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
A Saya puas dengan cara keluarga
saya mengekspresikan kasih
sayangnya dan merespon emosi
saya seperti kemarahan, perhatian
dll
R Saya puas dengan cara keluarga
saya dan saya membagi waktu
bersama-sama
Total 10
Sumber : Buku Kedokteran Keluarga, FK UNS

37
Klasifikasi:
Skor 8-10 : fungsi keluarga sehat
Skor 4-7 : fungsi keluarga kurang sehat
Skor 0-3 : fungsi keluarga sakit

Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga Ny. Z baik

III.11 Sumber Daya Keluarga (Family SCREEM)

Tabel 5 SCREEM Keluarga Penderita

Komponen Sumber Daya Patologis


Pasien selalu mempunyai waktu
berkumpul dan bersosialisasi dengan
Social Tidak ada
anggota keluarga dan masyarakat
lain seperti biasanya
Kepuasan atau kebanggaan terhadap
budaya baik, dapat dilihat pada
Culture pergaulan mereka yang masih Tidak ada
menggunakan bahasa Jawa sebagai
bahasa sehari-hari.
Beragama dan memiliki
Religious
pemahaman terhadap ajaran agama, Tidak ada
ketaatan ibadah cukup baik.
Ekonomi keluarga ini tergolong
Economic
cukup ( + Rp 3.000.000,00). Tidak ada
Tingkat pendidikan dan pengetahuan
Educational keluarga ini cukup tinggi, dimana Tidak ada
pendidikan terakhir SMA.
Keluarga ini mendapatkan pelayanan
Medical kesehatan terhadap penyakit Ny. Z Tidak ada
karena memiliki kartu BPJS.
Sumber : Buku Kedokteran Keluarga, FK UNS

Kesimpulan: Keluarga Ny. Z tidak mempunyai fungsi patologis.

38
III.12 Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life line)

Tabel 6 Family Life Line


Tahun Usia Peristiwa Severity of Illness
2016 22 tahun Pasien menikah Stress psikososial
dengan ringan akibat
suaminya meninggalkan
keluarganya

2017 23 tahun
Pasien hamil 7 Stress psikososial
bulan dan akibat jauh dari
mengikuti suami dan terlalu
kegiatan KKN banyak kegiatan
KKN

Pasien dalam Stress psikososial


proses menyusun akibat banyak
skripsi kendala dalam
menyusun skripsi

Pasien Pasien mengalami


didiagnosis stress emosional
menderita pre ringan, khawatir
eklampsia penyakitnya dapat
berakibat buruk
terhadap
kehamilan pasien

III.13 Family Life Cycle


Pada keluarga termasuk ke dalam bentuk keluarga inti (nuclear family).
Sedangkan untuk siklus hidup keluarga termasuk dalam tahap newly married
young adult yaitu pasangan baru menikah dan belum memiliki anak.

III.14 Diagnosis Holistik


1. Aspek Personal
a. Alasan kedatangan:
Pasien datang berobat ke puskesmas karena merasa pusing
b. Harapan:
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dan keluhan tidak bertambah
buruk.

39
c. Kekhawatiran:
Pasien khawatir tekanan darahnya yang tinggi dapat mempengaruhi
kehamilannya.
2. Aspek Klinis
a. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang disimpulkan sebagai berikut: G1P0A0, 23 tahun, usia
kehamilan 36 minggu, janin tungal, hidup intrauterine, dengan
preeklampsia ringan.
3. Aspek Internal
a. Genetik:
Tidak terdapat faktor genetik dalam keluhan yang dialami pasien.
b. Pola makan:
Pasien lebih sering mengonsumsi daging dan jarang mengonsumsi sayur
selama kehamilan.
c. Kebiasaan:
Saat ini pasien sudah jarang mengikuti kegiatan di lingkungan tempat
tinggalnya karena sibuk menyusun skripsi.
d. Spiritual:
Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah ketentuan Allah
SWT, pasien juga berdoa agar selalu diberikan kesehatan.
4. Aspek Eksternal
Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah adanya
dukungan dari suami dan kedua orangtua pasien dalam mengupayakan agar
pasien mengonsumsi pola makan gizi seimbang, menghindari makanan tinggi
garam, rutin untuk berolahraga, dan memberitahu agar pasien rutin kontrol ke
Puskesmas dan meminum obat.
5. Derajat Fungsional
Pasien termasuk derajat 1, dimana pasien dapat secara mandiri melakukan
perawatan diri dan melakukan seluruh aktivitasnya tanpa dibatasi oleh masalah.
Dimana derajat fungsional terdiri dari 5 derajat, yaitu :
a. Derajat 1 : Tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri
b. Derajat 2 : Pasien mengalami sedikit kesulitan

40
c. Derajat 3 : Ada beberapa kesulitan, perawatan diri masih bisa
dilakukan, hanya dapat melakukan kerja ringan
d. Derajat 4 : Banyak kesulitan. Tak dapat melakukan aktivitas kerja,
tergantung pada keluarga
e. Derajat 5 : Tidak dapat melakukan kegiatan

III.15 Manajemen Komprehensif


1. Promotif
Edukasi kepada pasien dan keluarga (minimal melibatkan satu orang anggota
keluarga jika memungkinkan) tentang:
a. Gambaran bahwa preeklampsia yang dialami dapat disebabkan oleh
kehamilan pasien sendiri atau oleh faktor perilaku pasien.
b. Edukasi tentang preeklampsia ringan yang meliputi penyebab, faktor risiko,
komplikasi, dan pengelolaannya.
c. Pentingnya bagi pasien untuk menghindari faktor predisposisi dan cara
untuk menghindarinya.
d. Pentingnya kontrol rutin selama kehamilan.
e. Pentingnya menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
f. Pentingnya dukungan keluarga pada pasien dalam pengelolaan
penyakitnya.
g. Mendapatkan konseling untuk mengatasi kurangnya pengetahuan pasien
tentang preeklampsia.
2. Preventif
a. Menghindari faktor predisposisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
b. Melakukan self management
c. Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Kuratif
Pada kasus preeklampsia pada kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan fisik
status generalis serta pemeriksaan penunjang yaitu lab darah dan urin. Untuk
pengobatan pasien diberikan Nifedipin 10 mg diminum satu kali sehari serta
pasien dianjurkan untuk menjaga pola makan, istirahat cukup dan juga kontrol

41
rutin untuk memantau tekanan darah serta kehamilan pasien.
4. Rehabilitatif
Belum perlu dilakukan.
5. Paliatif
Belum perlu dilakukan.

III.16 Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga


1. Fungsi Biologis dan Reproduksi
Dari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa saat ini semua anggota
keluarga, kecuali pasien dalam keadaan sehat. Selama 2 bulan terakhir, pasien
dan anggota keluarga tidak mengalami penyakit menular seperti cacar air,
campak, influenza, dan diare. Pasien memiliki riwayat haid teratur, belum
pernah melahirkan, tidak pernah mengalami keguguran dan belum pernah
menggunakan KB.
2. Fungsi Keluarga
Pasien tinggal bersama suami. Hubungan antara pasien dengan suami baik.
Suami pasien selalu memberikan motivasi kepada pasien untuk berperilaku
hidup sehat. Jika ada masalah yang berhubungan dengan keluarga diselesaikan
secara musyawarah antara pasien dan suami pasien. Setiap hari terdapat waktu
luang yang digunakan untuk berkumpul dengan suami untuk makan bersama,
menonton TV, dan saling bercerita. Acara kumpul keluarga besar pasien saat
hari raya besar.
3. Fungsi Pendidikan
Pasien sedang menempuh pendidikan S1 sedangkan suami pasien telah
menyelesaikan S1. Pasien mengatakan sedang sibuk menyusun tugas akhir
(skripsi).
4. Fungsi Sosial dan Budaya
Pasien tinggal di kawasan pedesaan dan kedudukan keluarga di tengah
lingkungan sosial adalah warga biasa. Pasien seorang mahasiswi dan juga ibu
rumah tangga. Aktivitas sehari-hari pasien tidak terganggu. Pergaulan
umumnya berasal dari kalangan menengah. Tidak ada kepercayaan terhadap
mitos atau hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan.

42
5. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Sumber penghasilan dalam keluarga berasal dari uang hasil usaha suami
pasien sebagai pengumpul tembakau dan jual beli motor bekas. Pasien
mengaku uang yang dihasilkan Rp 3.000.000 dalam sebulan. Dari uang yang
diberikan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder,
dan tersier keluarga. Pengaturan penggunaan dana untuk pemenuhan
kebutuhan tersebut dilakukan oleh pasien. Dari uang yang diberikan tersebut
masih ada yang dapat ditabung, sehingga pasien memiliki dana simpanan yang
dapat digunakan untuk proses persalinan dan rencana masa depan anak.
6. Fungsi Religius
Suami pasien dan pasien rutin melakukan ibadah di rumah dan kadang -
kadang di masjid. Tidak ada ruangan khusus untuk ibadah di rumah, beribadah
biasa dilakukan di kamar. Terkadang pasien juga mengikuti kegiatan
pengajian, sehingga pasien dan keluarga mempunyai keyakinan yang tinggi,
tidak mudah menyerah, dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk sembuh
dari penyakitnya.

III.17 Pola Konsumsi Makan Pasien dan Keluarga


Frekuensi makan pasien dan keluarga 3 kali sehari. Makanan diolah sendiri
oleh pasien dengan menu makanan yang bervariasi setiap hari. Pasien lebih sering
mengonsumsi daging dan jarang mengonsumsi sayuran selama kehamilan. Sejak
didiagnosis menderita penyakit preeklampsia, pasien lebih sering mengonsumsi
menu makanan dengan gizi seimbang yaitu 4 sehat 5 sempurna.

III.18 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


1. Faktor Perilaku Keluarga
Dalam beraktivitas sehari-hari pasien lebih sering melakukan kegiatan di
rumah seperti menyapu dan mengepel lantai. Pasien sudah jarang mengikuti
kegiatan aerobik. Setiap hari pasien mengkonsumsi makanan yang diolah
sendiri sebanyak 3 kali/ hari, Diantara waktu makan tersebut pasien jarang
menyelingi dengan makan selingan. Jika keluar rumah, lebih sering diantar oleh
suami pasien menggunakan motor. Pasien tidak merokok.

43
Suami pasien mengonsumsi makanan yang dimasak dirumah. Jika ada anggota
keluarga yang sakit, pasien dan keluarga langsung berobat ke bidan desa atau
ke puskesmas. Pasien dan keluarga sudah menjadi peserta BPJS.
2. Faktor Non-Perilaku
Terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang sering didatangi oleh pasien yaitu
puskesmas yang berjarak kurang lebih 500 meter dapat ditempuh dengan
angkutan umum dari jalan besar maupun jalan kaki dari rumah. Pembiayaan
pengobatan pasien menggunakan jaminan kesehatan nasional.

44
III.19 Diagram Realita Pada Keluarga

Lingkungan
Fungsi keluarga sehat dan
hubungan dengan keluarga
baik, keluarga mendukung
pasien untuk kesembuhan
penyakitnya
Pasien menghadapi stressor
selama penyusunan skripsi

Pelayanan Kesehatan
Akses ke
Genetik Derajat pelayanan mudah
Ayah dan ibu pasien kesehatan Ny.Z dan terjangkau
tidak memiliki riwayat Pasien dengan Pasien memiliki
Hipertensi PER JKN yaitu BPJS

Perilaku
Pasien jarang beraktivitas banyak dan
jarang berolahraga
Pasien teratur datang ke puskesmas
untuk kontrol kehamilan dan mengobati
penyakitnya

Bagan 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan dalam Keluarga


Menurut Konsep H.L. BLUM

45
III.20 Risiko, Permasalahan, dan Rencana Pembinaan Kesehatan Keluarga

Tabel 7 Masalah Kesehatan dan Rencana Pembinaan


No Risiko dan Masalah Kesehatan Rencana Sasaran
Pembinaan
1 Preeklampsia Edukasi dan Pasien dan suami
konseling tentang pasien
preeklampsia.
Pencegahan tekanan
darah meningkat
dengan menghindari
faktor stressor dan
mengurangi
aktivitas fisik.

III.20 Pembinaan dan Hasil Kegiatan

Tabel 8 Pembinaan dan Hasil Kegiatan


Keluarga Hasil
Tanggal Kegiatan yang Dilakukan
yang Terlibat Kegiatan
14 Oktober 2017 Penyuluhan tentang penyakit Pasien dan Pengetahuan
preeklampsiaa meliputi faktor keluarga tentang
risiko, tanda dan gejala, preeklampsia
pencegahan serta pengobatan a meningkat
untuk penderita preeklampsiaa

III.21 Kesimpulan Pembinaan Keluarga


1. Tingkat pemahaman
2. Pemahaman terhadap edukasi dan penyuluhan yang dilakukan baik.
3. Faktor pendukung
a. Keluarga mampu memahami penjelasan yang diberikan dengan baik.
b. Kesadaran keluarga pasien untuk mendukung kesembuhan pasien sangat
baik, sehingga keluarga sangat kooperatif untuk mengubah perilaku yang
tidak baik bagi kesehatan
c. Makan dengan menu bervariasi dan gizi seimbang.

46
d. Keluarga mau memeriksakan diri di puskesmas
4. Faktor penyulit: tidak rutin minum obat, kontrol ke puskesmas dan jarang
berolahraga.
5. Indikator keberhasilan
a. Pengetahuan tentang preeklampsiaa meningkat sehingga dapat membantu
kesembuhan pasien.
b. Kesadaran untuk rutin kontrol kehamilan ke puskesmas dan minum obat.
c. Kesadaran untuk mengurangi aktivitas fisik.
d. Kesadaran untuk dapat mengontrol stress dan emosional.
e. Keluhan berkurang dan tekanan darah berangsur normal.

47
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapat dari kunjungan rumah Ny. Z di Dusun Sudisari,
Desa Adikarto, Kec. Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah di dapatkan
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan Ny.Z terdiri dari empat
hal yaitu faktor genetik, perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan.
Adapun faktor yang paling berpengaruh adalah factor lingkungan dan perilaku.
2. Keluarga memiliki peranan penting dalam proses kesembuhan pasien
preeklampsia pada Ny. Z terutama dalam hal pengawasan minum obat dan
kontrol ke Puskesmas.
3. Peran keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan peningkatan
pengetahuan tentang preeklampsiaa.

IV.2 Saran
1. Kepada keluarga untuk selalu melakukan pengawasan minum obat dan
mengantar pasien kontrol ke Puskesmas.
2. Kepada tenaga kesehatan untuk juga melakukan pendekatan kedokteran
keluarga dalam menangani kasus preeklampsia.

48
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.


2. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K,
2005, Hypertensive Disorders in Pregnancy, dalam William Obstetrics,
edisi ke-22, New York: McGraw-Hill.
3. Caroline H, 2008. Terapi Preeklampsia, Jurnal Cermin Dunia Kedokteran
Vol. 35, Nomer 1, Grup PT Kalbe Farma Tbk, Jakarta.
4. Manuaba IBG, 1997. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana, EGC, Jakarta.
5. Heriyono dan Dasuki D, 2000. Faktor-faktor dan Risiko Kematian
Maternal pada Preeklampsia-Eklampsia. Berita Kedokteran Masyarakat
XIV(1), Jakarta.
6. Wiknjosastro H, 2005. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
7. Brooks M, Pregnancy&Preeclampsia, 5 Januari 2005. http :
//www.emedicine.com
8. Gibson P, Carson M, Hypertension and Pregnancy, 30 Juli 2009. http :
//emedicine.medscape.com/article/261435
9. Seely E, Maxwell C, Chronic Hypertension in Pregnancy. 2007. http :
//circ.ahajournals.org/cgi/content/full/115
10. Boelen C, Fabb WE. Making medical practice and education more
relevant to peoples need : The contribution of the family doctor. A
working paper of the World Health Organization od Family Doctors. In:
Rivo ML, Heck JE, editor. WHO-WONCA joint conference, Ontario
Canada, 1994. In : Wonodirekso, Sugito. 2009. Sistem Pelayanan Dokter
Keluarga Meningkatkan Kadar Kesejawatan dan Profesionalisme.
Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 59, Nomor 1, Januari 2009.p1.
11. Lim, KH. Preeclampsia. 2016.
http://emedicine.medscape.com/article/1476919-overview

49
12. Ariani, Rizka. 2011. Hubungan Preeklampsia dengan Berat Bayi Lahir
Rendah di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009. Universitas
Sumatera Utara.
13. Cunningham, Gary F. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta : EGC.
14. Tanjung, MT. 2004. Preeklampsia: Studi Tentang Hubungannya dengan
Faktor Fibrinolisis Ibu dan Gas Darah Tali Pusat. Medan: Pustaka Bangsa
Press.
15. FKUI. 2016. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
16. Sitompul, ANR. 2015. Profil Penderita Preeklampsia Berdasarkan Faktor
Risiko di RSUP H Adam Malik Tahun 2008-2011. Universitas Sumatera
Utara.

50

Você também pode gostar