Você está na página 1de 9

Agama Islam

A. Arti dan Ruang Lingkup Agama Islam

Sebelum kita bicara tentang ruang lingkup agama Islam, terlebih dahulu perlu

kita pahami arti perkataan Islam itu sendiri. Islam kata turunan (jadian) yang berarti

ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah) berasal dari kata salama

artinya patuh atau menerima. Kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera,

tidak bercela, tidak bercacat. Dari kata itu terbentuk kata masdar salaamat (yang

dalam bahasa Indonesia berarti selamat). Dari kata tersebut juga tersebut kata-kata

salm, silm yang berarti kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri). Dari uraian tersebut

dapatlah disimpulkan bahwa arti yang terkandung dalam perkataan Islam adalah

kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan, dan

kepatuhan.dari perkataan salaamat salm tersebut timbul ungkapan assalamualaikum

yang telah membudaya dalam masyarakat di Indonesia. Artinya (mengandung doa

dan harapan) semoga Anda selamat, damai, sejahtera.

Demikianlah analisis makna petrtkataan Islam. Intinya adalah berserah diri,

tunduk, patuh, dan taat dengan sepenuh hati kepada kehendak Illahi. Kehendak Illahi

yang wajib ditaati dengan sepenuh hati oleh manusia itu, manfaatnya, bukanlah untuk

Allah sendiritetapi untuk kemaslahatan atau kebaikan manusia dan lingkungan

hidupnya.
Sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia mengenai

semua aspek hidup dan kehidupannya, dapat diibaratkan seperti jalan raya yang lurus

dan mendaki, member peluang kepada manusia yang melaluinya sampai ketempat

yang dituju, tempat tertinggi dan mulia. Jalan raya itu lempang dan lebar, kiri

kanannya berpagar Al-Quran dan Al-Hadits. Pada jalan itu terdapat juga rambu-

rambu, dan tanda-tanda (marka) serta jalur-jalur sebanyak aspek kehidupan manusia.

Siapa saja yang memasuki gerbang jalan raya itu baik karena keturunan maupun

karena mengucapkan dua kalimat syahadat, wajib mempertahankan rambu-rambu,

tanda-tanda, dan berjalan melalui jalur-jalur yang telah ada.

Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan satu sistem akidah

dan syariah, serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam

berbagai hubungan. Ruang lingkupnya (seperti telah disinggung didepan) lebih luas

dari ruang lingkup agama Nasrani yang hanya mengatur hubungan manusia dengan

Tuhan. Agama Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia

dalam masyarakat termasuk hubungan dengan diri manusia itu sendiri, tetapi juga

dengan alam sekitarnya yang kini terkenal dengan istilah lingkungan hidup.

Dibawah judul The Special Case of Islam, dalam buku sosiologi agamanya

The Meaning and End of religion (W.C. Smith, 1964:74) Guru Besar Perbandingan

Agama The Institute of Islamic Studies Universitas McGill Montreal Canada itu

membandingkan agam Islam dengan agama-agama lain, terutama dengan agama

wahyu sebelumnya yakni agam yahudi dan Nasrani. Menurut W.C.Smith,


dibandingkan dengan agama-agama lain, agama Islam adalah sui generis (sesuai

dengan wataknya, mempunyai corak, dan sifat sendiri dalam jenisnya), karena dalam

banyak agam Islam berbeda dengan agama lain. Sebagai contoh (sederhana) beliau

menunjuk pada nama agama dan nama pemeluk agama Islam.

1. berbeda dengan agama lain yang namanya dihubungkan dengan manusia

yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama

bersangkutan seperti agam Budha, Yahudi (Judaism), nama agama yang disampaikan

ole Nabi Muhammad saw. ini tidak dihubungkan dengan nama orang yang

menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agam itu mula-mula

tumbuh dan berkembang, seperti agam-agama tersebut diatas.

2. Islam, seperti telah dikemukakan diatas, mengandung makna damai,

sejahtera, selamat, penyeraha diri, patuh, dan menerima kehendak Allah. Orang yang

mengaku Islam disebut muslim.

Oleh karena itu, kata W.C. Smith selanjutnya, penanaman Muhamedanism

untuk agam Islam Muhammedan untuk orang-orang islam yang telah dilakukan

berabad-abad oleh orang barat, terutama oleh para orientalis, seperti dapat dibaca

dalam kepustakaan bahasa Inggeris, misalnya adalah salah. Kesalahan ini disebabkan

karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain,

misalnya dengan Christianity yang diajarkan oleh Jesus Kristus. Budhism yang

diajarkan oleh Budha Gautama dan lain-lain.


Penamaan yang salah ini telah menyebabkan pemahaman yang keliru terhadap

Islam, yang akan dibicarakan kelak. Namun demikian perlu dicatat bahwa setelah

perang dunia kedua kesalah pengertian ini sudah berangsur kurang. Ini disebabkan

karena munculnya negara-negara Islam dan negara-negara yang mayoritas

penduduknya beragam Islam dalam pergaulan antara bangsa, menjadi anggota PBB

atau lembaga-lembaga dunia lainnya.

Orang yang mengaku beragama Islam atau yang secara bebas memilih untuk

menyesuaikan kehendaknya dengan kehendak Tuhan, disebut muslim. Seorang

muslim yang benar adalah orang yang menerima petunjuk Tuhan dan menyerahkan

diri untuk mengikuti kemauan Illahi. Artinya, seorang muslim yang benar adalah

yang melalui penggunaan akal bebasnya, menerima petunjuk Tuhan. Makna ini

berlaku untuk semua yang menerima dan patuh kepada hokum-hukum Tuhan yang

tidak terbantah itu. Hokum-hukum Tuhan itu didunia barat disebut dengan istilah

Natural law. Didalam ajaran Islam, apa yang disebut Natural Law didunia barat,

dinamakan Sunatullah.

Untuk memahami dan menerima sunatullah itu, sebagai makhluk TUhan

manusia telah dipersiapkan Allah dengan berbagai pembekalan dan alat perlengkapan

supaya dapat menentukan posisinya dialam semesta. Diantara alat perlengkapan yang

paling berharga yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah akal. Akallah yang

membedakan manusia dengan makhluk-makhluk Tuhan lainnya dengan akalnya

manusia dapat terangkat ke derajat yang setinggi-tingginya tetapi dengan


mempergunakan akalnya juga manusia dapat jatuh ketingkat yang serendah-

rendahnya. Dengan akalnya manusia bisa menjadi muslim dengan akalnya pula

manusia dapat tidak tunduk kepada sunatullah.

Sementara itu perlu dikemukakan bahwa sejak diturunkan Islam sebagai

agama terus menerus mendasarkan dirinya pada pemusatan perhatian keppada Tuhan.

Ia didasarkan pada tauhid (keesaan Tuhan) Islam sebagai agama yang berdasarkan

tauhid tidak pernah memisahkan antara hal-hal yang disebut spiritual (keagamaan),

temporal (keduniaan), religious (yang berhubungan dengan agama), dann profane

(yang duniawi) didalam segala bidang. Didalam bahasa Islam tidak ada kata yang

semakna dengan kata sekuler seperti yang terdapat di dunia Barat. Ini merupakan

suatu petunjuk bahwa konsep sekuler tidak ada dalam agama Islam. Islam

mengajarkan suatu jalan hidup yang menyeluruh, tidak mengecualikan apapunjuga (

S.H. Nasr, 1981:14).

Istilah sekunder yang menjadi inti kata sekulerisme dan sekulerisasi berasal

dari bahasa Latin saeculum yang mempunyai dua pengertian, yakni pengertian waktu

dan pengeertian lokasi. Pengertian waktu menunjukkan kepada sekarang atau kini,

pengertian lokasi menunjuk pada dunia ini, atau duniawi.

Didalam masyarakat Eropa dan Amerika terutama, sekulerisme itu diterapkan

melalui proses sekulerisasi. Yang dimaksud dengan proses sekularisasi adalah usaha

sadar untuk membebaskan manusia, pertama dari agama dan kedua dari metafisika
yaitu segala yang gaib yang tidak dapat dilihat atau diraba oleh pancaindera. Proses

sekularisasi ini, berlangsung dalam segala bidang hidup dan kehidupan manusia:

politik, ekonomi, sosial budaya, dan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain proses

sekkularisasi adalah pelaksanaan paham sekularisme. Sekularisme, dilihat dari sudut

pandang Islam, adalah paham ladiniyah (anti agama) yang menganggap sepi Tuhan,

menganggap tidak perlu agama-agamaan.

Seku;arisme bentuk kedua yang dapat digolongkan kedalam sekularisme

ganas, dapat kita lihat misalnya dinegara-negara bekas Uni Soviet dan daerah

pengaruhnya dahulu. Sekularisme bentuk kedua ini menampakkan dirinya dalam

atheism yaitu paham yang mengingkari dan sama sekali tidak mengakui adanya

Tuhan. Oleh karena pahamnya demikian, segala ajaran yang berasal dari Tuhan tidak

boleh dipergunakan untuk mengatur kehidupan manusia.

Sekularisme, dapat menjelma dalam berbagai wujud, salah satu diantaranya

adalah humanisme sekuler.

Menurut paham humanisme sekuler pandangan hidup mereka yaitu

pandangan hidup humanism sekuler modern yang kadang-kadang disebut juga

dengan istilah pragmatism telah mendorong penerapan hidup dan teknologi untuk

memperbaiki kondisi hidup manusia. Dampaknya yang positif adalah mengurangi

tingkat kemiskinan, penderitaa, dan penyakit diberbagai bagian dunia dimuka bumi
ini, memperpanjang umur manusia, memperbaiki transportasi dan komunikasi yang

memungkinkan manusia menikmati hidup yang lebih layak.

Menurut pernyataan humanisme sekuler itu, mereka prihatin dan dan gelisah,

karena peradaban modern sedang diancam oleh kekuatan yang mengancam pikiran-

pikiran sehat, demokrasi, dan kebebasan. Kekuatan yang reaksioner ini, menurut

penganut humanisme sekuler, berasal dari fundamentalisme agama. Fundamentalisme

adalah paham agama Kristen yang hendak mengembalikan dan melihat ajaran agama

secara fundamental, dari dasar atau fundamennya sendiri, yaitu kitab suci agam

Nasrani.

Dalam pernyataan itu, humanisme sekuler menyebut beberapa masalah yang

menjadi pokok perhatiannya, diantaranya adalah:

1. Humanisme sekuler atau biasa juga mereka menyebut dirinya humanisme

sekuler demokratik mempunyai komitmen kepada prinsip penyelidikan bebas.

2. Karena komitmen mereka terhadap kebebasan yang mutlak itu, para penganut

humanisme sekuler percaya pada prinsip pemishan gereja (agama) dari

Negara.

3. Humanisme sekuler secara konsekuen akan memperhatikan apa yang mereka

sebut konsepsi sempurna tentang kebebasan, tidak hanya dari kesadaran batin

dan iman, tetapi juga dari politik dan ekonomi yang menindas.
4. Menurut humanisme sekuler, pertimbangan-pertimbangan etika, harus bebas

dari agama dan harus merupakan suatu wilayah otonomi penyelidikan bebas.

5. Mereka percaya bahwa perkembangan moral manusia harus dikelola pada

anak-anak dan orang-orang muda yang teah dewasa, tetapi pendidikan moral

itu harus bebas dari ajaran agama.

6. Penganut paham ini bersikap skeptis terhadap agama.

7. Mereka percaya sepenuhnya terhadap penggunaan metode penyelidikan

rasional, penggunaan logika dalam mengembangkan pengetahuan dan

menguji kebenaran.

8. Mereka percaya pada metode ilmiah, betapapun tidak sempurnanya, karena

metode ini adalah cara yang paling dapat dipercaya memahami dunia.

9. Penganut humanisme sekuler ini prihatin terhadap sikap golongan agama

yang menyerang teori evolusi Darwin. Menurut mereka bila serangan itu

berhasil akan merusak kepercayaan orang terhadap ilmu.

10. Menurut pendapat penganut humanisme sekuler, pendidikan merupakan

metode esensial untuk membina masyarakat yang manusiawi, bebas, dan

demokratis.

Sekularisasi dan sekularisme merupakan masalah berat yang dihadapi umat Islam

pada waktu ini. Sebab, dengan perkembangan dan kemajuan media cetak, media

elektronik sekarang, serta gelombang informasi seperti yang diramalkan oleh Alvin
Toffler, pengaruh suatu paham cepat sekali mengenai tubuh umat Islam dimanapun

mereka berada di era globalisasi ini.

Karena itu, cara terbaik untuk menghadapi masalah tersebut adalah dengan

memahami ajaran Islam sebaik-baiknya, baik ajaran agama Islam yang bersumber

dari Al-Quran dan Sunnah, maupun ajaran Islam yang bersumber dari ijtihad

manusia sepanjang sejarah perkembangan Islam.

Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat

Islam terhadap Islam. Setiap muslim dan muslimat mempunyai komitmen keterkaitan

dengan ajaran Islam. Komitmen muslim dan muslimat terhadap Islam, intinya

terdapat dalam Al-Quran surat al-Asr.

Berpangkal tolak dari surat al-Asr, ada lima komitmen atau karakteristik

seorang muslim dan muslimat terhadap Islam. Komitmen iru adalah:

1. Meyakini, mengimani kebenaran agama Islam seyakin-yakinnya

2. Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar

3. Mengamalkan ajaran Islam dalam kehid

Você também pode gostar