Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Agar dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal maka
dikembangkan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan
(promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang
bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dengan demikian perawatan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam semua upaya
tersebut diatas. Dalam upaya perawatan ini perawat melaksanakan suatu asuhan keperawatan
dengan memperhatikan klien secara menyeluruh baik fisik, mental, sosial maupun spiritual,
dimana perawat harus selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam proses
pertumbuhan dan pemulihan klien dengan gangguan sistem endokrin khususnya Diabetes
Melitus.
Diabetes Mellitus menimbulkan gangguan multi sistem dan merupakan suatu penyakit
yang banyak ditemukan di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah klien
dengan Diabetes Mellitus yang datang ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut. Menurut catatan di ruang perawatan Interna Atas Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo
Makassar Jumlah yang dirawat dari September sampai Desember 2001 sebanyak 15 orang dan
Diabetes Mellitus jika tidak ditangani dengan baik, maka akan mengakibatkan timbulnya
komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah, saraf dan
lain-lain.
Mengingat resiko dari Diabetes Mellitus tersebut maka tindakan perawatan yang sempurna
sangat dibutuhkan.
Penyembuhan penyakit Diabetes Mellitus tidak hanya dengan pengobatan saja, tapi yang
lebih penting adalah diet yang baik, olah raga yang teratur, dan juga pendidikan bagi klien dan
keluarga.
B. Batasan Masalah
Pada penulisan karya tulis ini, penulis membatasi ruang lingkup masalah hanya pada
asuhan keperawatan yang diberikan pada satu klien yang dirawat di ruang perawatan Interna
Atas Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan gangguan sistem endokrin :
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kasus Diabetes Mellitus sangatlah penting,
karena itulah sehingga penulis membatasi masalah hanya pada asuhan keperawatan Diabetes
Mellitus yang dirawat di ruang perawatan Interna atas Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi atau gambaran yang nyata tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin akibat Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran tentang pengkajian fisik pada pasien Diabetes Mellitus.
b. Untuk memperoleh gambaran tentang diagnosa perawatan dan rencana keperawatan pada pasien
Diabetes Mellitus.
e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien Diabetes Mellitus secara benar dan baik.
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Politeknik Kesehatan
Program Studi Keperawatan Tidung Makassar.
2. Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan khususnya di ruang perawatan Interna Atas
3. Bahan bacaan.
E. Metode Penulisan
Membaca dan mempelajari literatur-lliteratur yang ada relevansinya dengan karya tulis ini antara
lain buku dan catatan kuliah.
2. Studi Kasus
a. Wawancara
Untuk mendapatkan data lebih lengkap tentang masalah yang timbul pada klien, dilakukan
b. Observasi
Melakukan observasi langsung kepada pasien Diabetes Mellitus dan juga mengamati perubahan
3. Studi Dokumenter
Data-data yand didapat dari status klien di ruangan catatan perawatan, instruksi dokter dan tim
kesehatan lainnya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam penyusunan karya tulis ini, penulis membagi
dalam lima bab, yaitu :
B I : Pendahuluan yang memuat tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat
Konsep dasar medis yang terdiri dari : Pengertian, anatomi dan fisiologi, patofisiologi,
Konsep dasar keperawatan yang terdiri dari : Pengkajian data, perencanaan, tindakan
Membahas asuhan keperawatan pada pasien di Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar
B IV : Pembahasan
Menguraikan tentang kesenjangan antara teori dan praktek keperawatan yang telah dilaksanakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Medik
1. Pengertian Diabetes Mellitus
a. Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan
b. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan
mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin
c. Diabetes Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan
dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat
d. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang ditemukan di seluruh dunia dengan
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertanda dan strukturnya sangat mirip dengan kelenjar
ludah, panjang kira-kira 15 cm berat 60 100 gram. Letak pada daerah umbilical, dimana
lekukan duodenum.
b. Badan pankreas merupakan bagian utama organ itu letaknya sebelah lambung dan depan
c. Ekor pankreas adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang sebenarnya menyentuh lympa.
b. Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan
Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa, beta dan delta
yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat pewarnaannya. Sel beta mengekresi
insulin, sel alfa mengekresi glukagon, dan sel-sel delta mengekresi somatostatin.
1.) Amylase ; menguraikan tepung menjadi maltosa atau maltosa dijadikan polisakarida dan
2.) Tripsin ; menganalisa pepton menjadi polipeptida kemudian menjadi asam amino.
3.) Lipase ; menguraikan lemak yang sudah diemulsi menjadi asam lemak dan gliserol gliserin.
b. Fungsi endokrin atau kelenjar tertutup berfungsi membentuk hormon dalam pulau langerhans
yaitu kelompok pulau-pulau kecil yang tersebar antara alveoli-alveoli pancreas terpisah dan tidak
mempunyai saluran.
Oleh karena itu hormon insulin yang dihasilkan pulau langerhans langsung diserap ke dalam
kapiler darah untuk dibawa ke tempat yang membutuhkan hormon tersebut. Dua hormon penting
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk manusia. Insulin terdiri dari dua
rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sekresi insulin diatur oleh
glukosa darah dan asam amino yang memegang peranan penting. Perangsang sekresi insulin
a.) Fungsi hati sebagai sistem buffer glukosa darah yaitu meningkatkan konsentrasinya setelah
makan, sekresi insulin juga meningkat sebanyak 2/3 glukosa yang di absorbsi dari usus dan
b.) Sebagai sistem umpan balik maka mempertahankan glukosa darah normal.
c.) Pada hypoglikemia efek langsung glukosa darah yang rendah terhadap hypothalamus adalah
merangsang simpatis. Sebaliknya epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar adrenalin masih
menyebabkan pelepasan glukosa yang lebih lanjut dari hati. Juga membantu melindungi terhadap
hypoglikemia berat.
2). Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans
mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan insulin. Fungsi yang terpenting adalah :
meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah. Glukagon merupakan protein kecil mempunyai
Pengatur sekresi glukosa darah perubahan konsentrasi glukosa darah mempunyai efek
yang jelas berlawanan pada sekresi glukagon dibandingkan pada sekresi insulin, yaitu penurunan
glukosa darah dapat menghasilkan sekresi glukagon, bila glukagon darah turun 70 mg/100 ml
darah pancreas mengekresi glukosa dalam jumlah yang sangat banyak yang cepat memobilisasi
3. Patofisiologi
Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama
kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh,
dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.
kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes Mellitus yang
tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita Diabetes Mellitus. Bila jumlah
glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225
mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi
glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa
dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam aseto
asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai
setinggi 10 Meq/Liter.
4. Klasifikasi
dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), penderita tergantung pada pemberian
insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada
b. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDOM), yang dahulu
dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :
2.) Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas, tetapi biasanya resistensi
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
1.) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pancreas, kelainan hormonal, diabetes karena
3.) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak
5. Etiologi
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari
studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahuo bahwa Diabetes Mellitus adalah merupakan
suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab yang
mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a. Faktor genetik
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita Diabetes Mellitus dengan
kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita Diabetes Mellitus
angka hanya 1, 96 %.
1.) Infeksi
Virus dianggap sebagai trigger pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi genetic
2.) Nutrisi
3.) Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan
hyperglikemia sementara.
4.) Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali karena jumlah
6. Gambaran Klinik
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap
ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri,
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
d. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan glikogen
yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian
e. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang disebabkan
karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga
7. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah untuk mengatur glukosa
darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi
diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet
dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. Penyuluhan
kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam membantu klien mengatasi kondisi ini.
8. Komplikasi
a. Akut
1.) Hypoglikemia
2.) Ketoasidosis
3.) Diabetik
b. Kronik
1.) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh darah tepi,
2.) Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati diabetic.
dengan latar belakang pengetahuan komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien,
dan mengevaluasi rencana sehubungan dengan proses keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem endokrin.
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes Mellitus dilakukan mulai dari
pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan,
riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan Diabetes Mellitus :
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah,
luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c. Eliminasi
d. Nutrisi
e. Neurosensori
Sakit kepala, mengatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma
dan bingung.
f. Nyeri
h. Keamanan
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes Mellitus yaitu :
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
3. Rencana Keperawatan
Tujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba,
turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar elektrolit
Intervensi :
2.) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan
Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara
individual.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
Tujuan :
1.) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
Rasional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
Rasional : Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, kerjasama ini
Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk memahami
nutrisi pasien.
Rasional : Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu
Tujuan :
Intervensi :
1). Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
Rasional : Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis
2). Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua
Rasional : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman.
Rasional : Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya
5). Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.
Rasional : Membantu dalam memventilasi semua daerah paru dan memobilisasi sekret.
Tujuan :
Intervensi :
2.) Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya.
Rasional : Menurunkan kebingungan dan membantu untuk mempertahankan kontak dengan realitas.
3.) Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan sehari-
Rasional : Membantu memelihara pasien tetap berhubungan dengan realitas dan mempertahankan orientasi
pada lingkungannya.
4.) Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada paha/kaki.
Rasional : Neuropati perifer dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berat, kehilangan sensasi
sentuhan/distorsi yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit dan gangguan
keseimbangan.
Tujuan :
Intervensi :
Rasional : Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien
3.) Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitas.
4.) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
Rasional : Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat
ditoleransi.
Tujuan :
- Membantu dalam merencanakan perawatannya sendiri dan secara mandiri mengambil tanggung
Intervensi :
1.) Anjurkan pasien/keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang perawatan di rumah sakit
Rasional : Harapan yang tidak realistis atau adanya tekanan dari orang lain atau diri sendiri dapat
koping.
3.) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri dan
4.) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri.
Rasional : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.
Tujuan :
- Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan.
Intervensi :
Rasional : Menanggapai dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil bagian
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan dalam memilih
gaya hidup.
Rasional : Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu pasien dalam merencanakan
makan/mentaati program.
4.) Diskusikan pentingnya untuk melakukan evaluasi secara teratur dan jawab pertanyaan
pasien/orang terdekat.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan intervensi yang tercantum dalam
rencana keperawatan.
5. Evaluasi
e. Apakah kelelahan dapat diatasi dan produksi energi dapat dipertahankan sesuai kebutuhan ?
f. Apakah klien dapat menerima keadaan dan mampu merencanakan perawatannnya sendiri ?
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. Register : 05 37 92
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Pendidikan : SLTA
Alamat : Daya
b. Identitas Penanggung
Nama : Ny. NR
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Pendidikan : SMP
Penghasilan :-
Hubungan : Istri
2. Riwayat Kesehatan
badan, tungkai bawah kiri dan kanan, terasa kram-kram sifatnya tertusuk-tusuk.
1.) Klien pernah opname di RS dengan keluhan-keluhan yang sama 2 bulan yang lalu.
2.) Klien menderita penyakit kronis (Diabetes Mellitus 3 tahun yang lalu)
Genogram 3
generasi
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
3. Pemeriksaan Fisik
b. BB : 49 Kg, TB : 163 cm
c. Kesadaran : Komposmentis
d. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
SB : 36, 6 0 C
P : 20 x/menit
e. Kepala
Inspeksi :
Palpasi :
f. Muka
Inspeksi :
Palpasi :
g. Mata
Inspeksi :
Palpasi :
h. Hidung
Inspeksi :
Palpasi :
- Tidak ada rasa nyeri tekan pada sinus maxillaris, etmoidalis, frontalis.
i. Telinga
Inspeksi :
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan pinna
j. Rongga mulut
Inspeksi :
k. Leher
Inspeksi :
Palpasi :
Palpasi :
Auskultasi
Perkusi
- Batas paru ICS 3, 4, 5 sisi dada kiri dengan bunyi resonan ke pekak
- Batas paru-paru hati ICS 6 dada sebelah kanan dari resonan ke pekak
- Batas paru-paru dengan lambung ICS 8 sisi sebelah kiri bunyi resonan
m. Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
- Batas jantung dengan paru-paru pada ICS 3, 4, 5 dengan bunyi resonan ke pekak.
Auskultasi
n. Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
Perkusi :
- Bunyi tympani : Pada kwadran kiri atas, bawah, sisi kanan atas bunyi pekak.
Palpasi :
o. Ekstremitas
1.) Ekstrimitas atas
Inspeksi :
Palpasi
Perkusi
Inspeksi :
- Nampak luka pada kaki kanan (ibu jari)/kaki warna luka hitam
Palpasi
Perkusi
- KPR : Positif kiri/kanan
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Nutrisi
1.) Kebiasaan
b. Eliminasi
Kebiasaan
- Frekwensi : 5 6 x/hari
- Warna : Kuning
- Bau : Pesing
Kebiasaan
- Frekwensi : 1 x/sehari
- Warna : Kuning
- Konsistensi : Lunak
Perubahan selama di RS
Kebiasaan :
e. Personal hygiene
Kebiasaan :
- Mandi 2 x sehari.
8. Kegiatan Keagamaan
Perawatan
Pengobatan
- Pletal 2 x 1 tablet/hari
- Neurosambe 1 x 1 tablet/hari
B. KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif
- Klien menyatakan riwayat DM sudah 3 tahun dan orang tuanya juga menderita DM.
Data Obyektif
- Terapi insulin 25 10 10
- Tanda-tanda vital :
N : 80 x/menit P : 20 x.menit
C. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Data Obyektif :
menurun
Energi berkurang
Kelemahan
Data subyektif :
Penurunan insulin dalam
2. - Klien mengeluh lemah Nutrisi kurang
tubuh
- Klien mengeluh berat badan dari kebutuhan
menurun.
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Data obyektif :
( porsi)
di hati
Penurunan BB
tidak adekuat
Data subyektif : -
(ibu jari)
ke jaringan
Osmolaritas meningkat
dirawat
D. PRIORITAS MASALAH
Data Subyektif :
- Klien merasa lemah
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
Data subyektif :
- Klien mengeluh lemah
Data obyektif :
- Porsi makan tidak dihabiskan ( porsi)
3. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pem-batasan diet dan therapi insulin ditandai
dengan :
Data subyektif : -
Data obyektif :
- Ada riwayat DM
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36, 6 0 C
4. Resiko perluasan infeksi berhubungan dengan hyper-glikemia ditandai dengan :
Data subyektif : -
Data obyektif :
Nama : Tn.
R Tgl. Masuk RS :
03 08 - 2002
Umur : 46
Tahun Tgl.
Pengkajian : 03 09 - 2002
J. Kelamin : Laki-
laki No. Register :
Alamat : Perum.
Daya Dx. Medis : DM
Type II
lemah mandi,
pentingnya personal
hygiene (kebersihan
badan).
adekuat ditandai
- Nafsu hari atau sesuai Untuk mengetahui
berat badan
- Klien tidak hangat sesuai Makan yang hangat
mengatakan nafsu
memenuhi kebutuhan
nutrisi klien.
1. Kontrol gula
mmHg tremor.
insulin diharapkan
untuk mencegah
1. Observasi terjadinya
tanda-tanda hypoglikemia.
perluasan
5. Penatalaksanaa dapat
n pem-berian mengisap/menyerap
damycin,
mg/hari dimanifestasikan
dengan pening-katan
Antibiotik dapat
menghambat atau
TANGGA RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
L/ KEPERAWATA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
N
NO
membunuh kuman.
F. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/ NO.
NO TGL DX
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1. Rabu, 1. 08.00 Mengkaji tingkat kemampuan
S : Klien mengata-kan
dibantu.
mandi, jalan-jalan.
sendiri.
P: -
orangan.
perlunya menga-tasi
mau melaksanakan.
O : Porsi makan
kasi.
O : Therapi insulin
(Diet TKTP).
hypoglikemia.
pemberian Insulin
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36, 6 0 C S: -
P: 20 x/menit
O : Nampak warna
10.30 Hasil :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36, 6 0 C
HARI/ NO.
NO TGL DX
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
P: 20 x/menit
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesenjangan dalam suatu asuhan keperawatan atau proses keperawatan adalah adanya
Dalam asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn. R dengan gangguan sistem endokrin
akibat Diabetes Mellitus, juga ditemukan beberapa kesenjangan. Untuk memudahkan dalam
A. Pengkajian
Pengkajian yang ditemukan pada kasus ini terdapat kesenjangan yaitu pasien tidak mengalami
gejala utama pada Diabetes Mellitus, yaitu poliuri, polipagi, tetapi klien hanya mengeluh
kelemahan tubuh, kurang nafsu makan dan berat badan menurun.
Tidak ditemukan ketiga gejala utama diatas mungkin disebabkan karena adanya therapy
B. Perencanaan
Pada kasus ini penulis mengangkat/ temukan empat diagnosa keperawatan, tetapi secara umum
yang termuat dalam teori keadaan pasien Diabetes Mellitus ada tujuh diagnosa keperawatan
yakni :
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
Pada kasus ini penulis menemukan dua diagnosa keperawatan yang tidak ada pada teori yaitu :
1. Penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Hal ini diangkat karena klien tidak mampu melakukan aktifitasnya sendiri.
2. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pemberian insulin
Hal ini diangkat karena pemberian terapi insulin yang terus menerus tanpa memantau kadar gula
darah akan menyebabkan hyperglikemia.
Pada kasus ini penulis tidak mengangkat diagnosa utama yaitu kekurangan volume cairan karena
pada pasien tidak ditemukan adanya gejala-gejala deficit volume cairan, seperti : out put urine
meningkat, tachicardi dan evaporasi.
Diagnosa resiko tinggi tehadap perubahan persepsi sensori, kelelahan dan ketidak berdayaan
serta kurang pengetahuan, tidak ditemukan dalam tinjauan kasus, hal ini disebabkan karena klien
sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 1 bulan sehingga kondisi penyakit klien
sudah mulai membaik.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan seluruh tindakan keperawatan yang dilakukan selalu berorientasi pada rencana yang
telah dibuat terlebih dahulu. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang berdasarkan teoritis ada
yang belum terlaksana, semua ini disebabkan karena keadaan/sifat klien yang berbeda dan jenis
perawatan yang dilaksanakan di ruang perawatan disesuaikan dengan keadaan dan sarana serta
fasilitas yang tersedia.
D. Evaluasi
Dalam teori pada evaluasi yang ditentukan adalah keadaan atau kriteria pencapaian tujuan sesuai
rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan.
Pada studi yang ditangani melalui pendekatan proses keperawatan sebagai metode
pemecahan masalah, maka dari 4 (empat) diagnosa keperawatan yang muncul/diangkat, 2 (dua)
Sedangkan dua diagnosa resiko yang diangkat, selama pelaksanaan studi kasus, tidak
terjadi yaitu :
3. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pembatasan diet dan terapi insulin.
Hal ini dapat dicapai karena klien dan keluarga sangat kooperatif dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan dan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lain, dan untuk mempertahankan
agar kedua diagnosa resiko tersebut tidak menjadi aktual, penulis telah mendelegasikan ke
petugas ruangan untuk melanjutkan penerapan proses keperawatan pada klien tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menyelesaikan studi kasus pada klien Tn. R dengan gangguan sistem endokrin ;
Diabetes Mellitus di ruang Interna Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar, dengan
bertitik tolak pada pembahasan bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan dan
A. Kesimpulan
1. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang menimbulkan gangguan multisistem dan
mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin
yang tidak adekuat.
2. Pengkajian data penyakit Diabetes Mellitus dapat memberikan hasil bervariasi antara pasien satu
dengan yang lain. Pada umumnya data dan gejala yang ditemukan timbul sebagai akibat
terjadinya kekurangan insulin sehingga glukosa tidak masuk ke dalam sel.
3. Perawatan dan pengobatan Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang merupakan hal yang sangat
berperan, latihan fisik yang tepat, obat-obatan dan juga pendidikan kesehatan mengenai penyakit
tersebut.
B. Saran-saran
1. Untuk klien dan keluarga
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta komplikasi yang ada maka klien
perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga perlu melakukan kontrol yang efektif mungkin untuk
mencegah terjadinya peningkatan gula darah dan diharapkan keluarga dapat bekerja sama dalam
hal ini.
Harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebab dengan adanya kerjasama dan komunikasi
yang baik, dengan memandang individu sebagai makhluk biopsiko sosial dan spiritual.
3. Untuk masa yang akan datang, penulis mengusulkan jika memungkinkan bahwa dalam
melaksanakan asuhan keperawatan untuk penulisan karya tulis ini perlu diberi waktu agak lama
Arjatmo Tjokronegoro, Prof. dr. Ph.D, Hendra Utama,1999, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi
III, EGC. Jakarta.
Barbara C. Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah , Ikatan Alumni Pendidikan Padjajaran Bandung.
Boedi Sarwono, 1984, Segi Praktis Diagnostik Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Hotma Purmoharjo, SKp, 1994, Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Endokrin, EGC,
Jakarta.
Marylinn E. Doenges, dkk, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Endokrin, EGC Jakarta.
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson, 1995, Patofisiologi, Edisi IV, EGC. Jakarta.
Dicatat oleh rusli taher di 5:19 PG
E-melkan IniBlogThis!Kongsi ke TwitterKongsi ke FacebookKongsi ke Pinterest
1 ulasan: