Você está na página 1de 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan menerapkan asuhan keperawatan pada Ny.B


dengan gangguan persepsi sensori halusinsi pendengaran diruang kamboja rumah
sakit jiwa provinsi sumatera utara,maka penulis mendapatkan perbedaan dalam
pembelajaran yang penulis terapkan dalam pembuatan kasus ini.Penulis mencoba
membandingkan antara teori yang ada hubungannya dengan kenyataan dilahan
praktek melalaui tahap proses keperawatan.

4.1 Pengkajian

Dalam pengkajian persepsi halusinasi pendengaran,penulis lebih banyak


menjangkau hal-hal sesuai dengan teori pengkoping yang dilakukan pada
Ny.B pada tahap ini penulis sedikit mengalami kendala dalam memperoleh
data dari keluarga karena jarang berkunjung kerumah sakit,maka upaya yang
penulis lakukan adalah:

1. Melakukan pendekatan dengan komunikasi teraupetik sehingga


klien dapat lebih terbuka dan percaya dalam mengungkapkan
perasaannya.
2. Mengadakan pengkajian klien dengan wawancara untuk
memperoleh data ketempat yang tenang
3. Membantu klien dalam memecahkan masalahnya dengan
mengungkapkan perasaannya .
4. Membantu mengklasifikasikan perasaan,ide dan persepsi klien
dengan tindakannya.
5. Melakukan pengkajian berulang-ulang
6. Menunjukan rasa empati pada klien

4.2 Diagnosa Keperawatan

Dalam tinjauan teoritis ditemukan diagnose keperawatan yaitu gangguan


persepsi halusinasi pendengaran dan koping individu.sedangkan yang
ditemukan pada tinjauan kasus adalah:
1. Halusinasi pendengaran
2. Isolasi sosial menarik diri
3. Gangguan konsep diri harga diri rendah

Didalam diagnose penulis menemukan adanya kesenjangan dimana


maslaah keperawatan tinjauan kasus terdapat empat diagnose sedangkan pada
teoritis hanya satu diagnosa.

Masalah keperawatan yang terdapt di tinjauan kasus tetapi tidak terdapat


di teoritis adalah:

a) Gangguan konsep diri harga diri rendah.Diagnosa ini karena klien


merasa tidak diperhatikan keluaga dan lingkungannya juga
didukung dalam factor masa lalu yang tidak menyenangkan.
b) Menarik diri.Diagnoosa ini muncul karena klien beranggapan
bahwa semua orang memusuhi dan menjauhi karena penyakitnya
c) Devisit perawatan diri.Diagnosa ini muncul karena menganggap
mandi tidak terlalu penting

4.3 Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini penulis tidak menemukan hambatan karena


semua fasilitas di rumah sakit jiwa sangat mendukung rencana dan tindakan
yang penulis terapkan.

4.4 Pelaksanaan

Pada tahap ini dapat berjalan sesuai rencana,hal ini disebabkan karena
klien dapat bekerjasama dan kooperatif sehingga penulis dapat melaksanakan
tindakan seoptimal mungkin dan didukung dengan tersedianya sarana
ruangan perawat yang baik dan adanya bimbingan dan petunjuk dari petugas
kesehatan dari rumah sakit jiwa yang diberikan kepada penulis.selam
melaksanakan asuhan keperawatan,hambatan yang dirasakan oleh penulis
adalah masalah kurangnya klien untuk di ajak berinteraksi dengan orang
lain,sehingga penulis melakukan upaya penanggulangan:
1. Memberikan perhatian kepada klien terutama asuhan keperawatan
yang diberikan.
2. Klien diberikan pengertian dan pengarahan atau tindakan yang
diberikan sehingga klien mengerti kegunaan dari program terapi yang
dilakukan kepadanya,dengan demikian klien menyadari keadaan
dirinya yang sedang sakit.klien akan ikut serta dalam melakukan
program terapi sehingga asuhan keperawatan berjalan dengan baik
3. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
masalahnya sehingga klien merasa dihargai,hal ini akan membiasakan
klien untuk sikap yang kooperatif.

Você também pode gostar