Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara-negara yang sudah maju trauma kapitis/kepala merupakan
26% penyebab seseorang tidak lagi dapat melakukan pekerjaannya dalam
waktu panjang setelah terjadinya kecelakaan. Sekitar 33% trauma kepala
menyebabkan kematian. 50% dari penyebab trauma kepala adalah kecelakaan
lalu lintas, selain itu juga didapat akibat pukulan atau karena terjatuh.
Kematian dan cacat yang menetap akibat trauma kepala 50%
disebabkan oleh trauma secara langsung dan 50% disebabkan oleh gangguan
peredaran darah sebagai komplikasi yang terkait secara tidak langsung pada
trauma.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan mengetahui konsep dan askep pada pasien
trauma kepala.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar trauma kepala
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pasien dengan trauma
kepala
c. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan
trauma kepala
d. Mahasiswa mampu merencanakan intervensi keperawatan pasien
dengan trauma kepala
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pasien dengan gangguan
Diabetes Militus
f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dengan trauma kepala
C. Metode penulisan
Metode penulisan yang kami buat dengan menggunakan studi kasus klinik
dan mengambil referensi dari beberapa buku.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: Latar
belakang Masalah, Tujuan penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika
penulisan. Bab II Konsep Dasar yang terdiri dari : definisi, etiologi, fisiologi,
tanda dan gejala . Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi dan
Rasional. Bab III Tinjauan Kasus. Daftar Pustaka.
BAB II
KONSEP DASAR
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), cedera kepala adalah cedera
yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala merupakan
proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala yang
menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Pierce & Neil. 2006). Adapun
menurut Brain Injury Assosiation of America (2009), cedera kepala adalah
suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif,
tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa cedera kepala
adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak, dan otak yang terjadi baik secara
langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat mengakibatkan
terjadinya penurunan kesadaran bahkan dapat menyebabkan kematiaan.
2. Etiologi
Adapun penyebab dari cidera kepala karena :
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan olah raga
Penganiayaan
Tertembak
Jatuh
Cedera akibat kekerasan
3. Jenis Trauma
Luka pada kulit dan tulang dapat menunjukkan lokasi (area) dimana terjadi
trauma (Sastrodiningrat, 2009). Cedera yang tampak pada kepala bagian luar
terdiri dari dua, yaitu secara garis besar adalah trauma kepala tertutup dan
terbuka. Trauma kepala tertutup merupakan fragmen-fragmen tengkorak yang
masih intak atau utuh pada kepala setelah luka. The Brain and Spinal Cord
Organization 2009, mengatakan trauma kepala tertutup adalah apabila suatu
pukulan yang kuat pada kepala secara tiba-tiba sehingga menyebabkan
jaringan otak menekan tengkorak. Trauma kepala terbuka adalah yaitu luka
tampak luka telah menembus sampai kepada dura mater. (Anderson, Heitger,
and Macleod, 2006). Kemungkinan kecederaan atau trauma adalah seperti
berikut
1. Fraktur tengkorak : Fraktur tengkorak ialah terjadinya diskontinyuitas
jaringan tulang yang melindungi otak dan struktur lain yang meliputinya,
terdiri dari :
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
b. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
3. Intervensi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil : postur tubuh rileks, tidak mengeluh, mampu tidur dan
istirahat dengan tepat
Intervensi :
1) Kaji dan catat tingkat nyeri yang komprehensif (PQRST)
2) Demonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi seperti
nafas dalam
3) Monitor skala nyeri dan observasi tanda non verbal dari
ketidaknyamanan
4) Kolaborasi medis untuk memberikan analgesic
DAFTAR PUSTAKA
Mundi, & Ardinata, D. (2008). Perubahan Kadar Glukosa Darah Pederita Diabetes
Melitus Tipe-2 yang Terkontrol Setelah Mengonsumsi Kurma. Majalah
Kedokteran Nusantara Volume 41. No.1 , 1-7.
Doengoes, Marylin E, et. al. (2000). Penerapan proses keperawatan dan diagnosa
keperawatan. Jakarta. EGC.
A. Pengkajian
I. IDENTITAS
1. Identitas klien
Nama : An. D
Umur : 18 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Semarang
No. RM : 376358
Tanggal masuk : 18/10/2016
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Semarang
Pendidikan : SMP
Hub. Dengan Pasien : Ibu
P : ketika bergerak
S:3
Pola Kebersihan Diri (PH) Mandi : 2 kali/hari Mandi : belum mandi hanya di
seka badan
Gosok gigi : 1-2 kali/hari
Gosok gigi : 1 kali/hari
Ganti baju : 2 kali/hari
Ganti baju : 1 kali/hari
2. Riwayat Psikologi
An.D tampak cemas dan gelisah dengan keadaanya sekarang
3. Riwayat Sosial
An.D mengatakan hubungan dengan keluarganya baik
4. Riwayat Spiritual
An.D selalu berdoa agar cepat sembuh
- Menghilangkan
- Kolaborasi medis
nyeri
untuk memberikan
analgesic