Você está na página 1de 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada masa awal remaja terjadi perubahan cepat pada kematangan fisik,
meliputi adanya perubahan tubuh dan hormonal yang disebut pubertas dimana
masa pubertas biasanya dimulai pada usia delapan tahun sampai sepuluh tahun
(Santrok, 2003). Munculnya menstruasi pertama (menarche) pada wanita
merupakan kriteria yang sering digunakan untuk menentukan masa pubertas
(Hurlock, 2004). Menarche adalah perubahan status sosial anak-anak menjadi
dewasa, yang ditandai dengan adanya pertumbuhan payudara, petumbuhan rambut
pubis dan aksila, dan distribusi lemak di daerah panggul (Proverawati & Misaroh,
2009).
Menarche merupakan periode penting pada pertumbuhan dan perkembangan
remaja putrid yang biasanya muncul pada usia 10-14 tahun (Jones et al, dalam
Mitayani, 2010). Usia menarche bervariasi dari rentang umur 10-16 tahun , akan
tetapi usia menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun
(Hartatai T. 2009, Nagar S & Aimol KR, 2010). Usia menarche dari setiap negara
maupun kota berbeda-beda. Adanya perbedaan usia menarche pada setiap negara
maupun kota ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor gizi, status gizi,
genetik, suku, sosial, ekonomi, gaya hidup dan lain-lain. Datangnya menarche
juga ditentukan oleh berat badan dan tinggi badan tertentu dimana terjadi
kecepatan metabolic kritis yang merupakan pencetus terjadinya menarche.
Sebagai contoh, rata-rata usia menarche di Inggris adalah 13 tahun (Jones LD,
2005), sedangkan di Indonesia sendiri, usia menarche pada perempuan terjadi
sekitar usia 11-13 tahun (Soeroso,1996).
Dampak dari adanya perbaikan standard kehidupan salah satunya adalah
penurunan usia menarche menjadi usia yang lebih muda (menarche dini) (Nagar
S, Aimol KR, 2010). Usia menarche bergeser menjadi lebih muda yaitu antara 10-
11 tahun (Wiknjosastro, 2005). Adanya pergeseran usia menarche ini berdampak
terhadap stress emosional yang dialami oleh remaja putri (Poltekkes Depkes

1
2

Jakarta, 2010). Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa


adanya menarche dini yang terjadi pada usia kurang dari 12 tahun menyebabkan
adanya faktor resiko terkena kanker payudara, obesitas abdominal, resistensi
insulin, penumpukan lemak dalam jaringan adiposa, resiko penyakit
kardiovaskular dan hipertensi (ada di kertas kuning). Kecenderungan usia
menarche yang semakin dini juga berimplikasi pada risiko terjadinya kehamilan
pada usia yang lebih muda. (Martaadisoebrata, 2005).
Di Amerika, sebuah penelitian yang dilakukan oleh McAnarney (2003)
menyatakan bahwa usia menarche pada remaja putri mengalami penurunan dari
12,75 tahun menjadi 12,54 tahun. Penelitian lain yang dilakukan di India oleh
Tiwari and Tiwari (2005) juga menyatakan bahwa ada penurunan usia menarche
pada remaja putri dari 14,31 tahun menjadi 13,9 tahun. Usia menarche yang
menurun ini kemungkinan disebabkan terjadinya perubahan tempo dalam
percepatan pertumbuhan dan karakteristik dari kenaikan berat badan (Ong et al,
2007).
Dilakukan sebuah penelitian sejumlah siswa SLTP di Pekalongan dan
didapatkan bahwa usia menarche siswa SLTP perkotaan lebih cepat dari pada
siswa SLTP pedesaan dimana usia menarche diperkotaan adalah 11,93 tahun
dengan status gizi (IMT = indeks massa tubuh) 20,56 sedangkan usia menarche di
desa 13,08 tahun dengan status gizi (IMT = indeks massa tubuh) 19,08. Hubungan
antara status gizi dan usia menarche cukup signifikan, makin tinggi status gizi,
semakin awal usia menarche (Vyantimala, 2001). Dilakukan juga sebuah
penelitian di Surakarta dan menyebutkan bahwa 5 dari 21 siswi kelas lima dan
enam pada dua sekolah dasar telahmengalami menarche di usia 10-11 tahun. Tiga
diantara siswi yang sudah mengalami menarche mengatakan bahwa menyukai
makanan junkfood dan mengalami pertumbuhan tubuh yang cepat daripada
teman-temannya. Dilakukan juga penelitian dan penelitian tersebut menyatakan
bahwa remaja putri yang memiliki gizi baik mempunyai kecepatan pertumbuhan
yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas (prapubertas) dibandingkan dengan
remaja yang memiliki gizi kurang (Yatim F, 2005). Perubahan biologis, social,
psikologis dan kognitif yang terjadi pada remaja akan mempengaruhi kesehatan
3

dan status gizi secara bermakna, salah satu faktor penyebab langsungnya adalah
asupan makanan.
Penelitian Acharaya mengatakan bahwa ada korelasi antara status gizi
(BMI) terhadap usia menarche pada remaja putri dengan rentang usia 10-14 tahun,
didapatkan bahwa 30,6% remaja putri sudah mendapatkan menarche dengan BMI
<18,5 sedangkan 82,3% remaja putri sudah mendapatkan menarche dengan BMI
18,5.
Penelitian yang dilakukan oleh Arie Nugroho di Kota Bandar Lampung
menyebutkan bahwa tidak ada hubungan asupan energi dan asupan karbohidrat
terhadap kejadian menarche dini, sedangkan asupan protein, lemak dan status gizi
siswi berhubungan dengan kejadian menarche dini.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian hubungan antara asupan zat gizi dan status gizi dengan
status menarche dini pada siswi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Jakarta.

I.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat hubungan antara asupan zat gizi dan
status gizi dengan status menarche dini pada siswi Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan Jakarta.

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi dan status gizi dengan
status menarce dini pada siswi
4

I.3.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi dengan status menarche
dini pada siswi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Jakarta
b. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan status menarche dini
pada siswi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Jakarta
c. Untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi dan status gizi dengan
status menarche dini pada siswi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Jakarta
I.4 Manfaat Penelitian
I.4.1 Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan ilmu tentang kesehatan, serta dampak-dampak dari
asupan zat gizi terhadap kesehatan
b. Memberikan informasi mengenai hubungan antara asupan zat gizi dan status
gizi dengan status menarche dini pada siswi..
I.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan kepada Kepala
Sekolah maupun guru-guru untuk memberikan dorongan kepada murid-
muridnya agar lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan
menghindari makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

b. Bagi Siswa Siswi dan Masyarakat


Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dan dapat memicu
murid-murid dan seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap
kesehatannya dengan memperhatikan makanan yang dikonsumsi.

c. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan suatu
metodologi penelitian dan memicu peneliti untuk ikut serta meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di Indonesia berdasarkan dengan ilmu yang
sudah didapatkan.

Você também pode gostar