Você está na página 1de 9

1.

Definisi

Kehamilan merupakan hasil dari fertilisasi atau penyatuan antara spermatozoa


dan ovum pada saat masa subur. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan
ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau
sampai 42 minggu. Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, yaitu trimester satu,
trimester dua dan trimester tiga.

2. Etiologi

Proses terjadinya kehamilan dimulai dengan bertemunya sel ovum dan sel
sperma. Pada saat dilakukan senggama, pria dapat mengeluarkan ratusan juta sperma.
Sperma tersebut tidak dapat langsung membuahi sel telur karena hanya sebagian
kecil yang bisa masuk mulut rahim. Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi
wanita kurang lebih selama 24 28 jam sambil menunggu sel telut diovulasikan.

Sel telur yang diovulasikan akan mendapatkan sejumlah perlindungan dari


lapisan zona pellucida dan corona radiate. Sel telur ini akan bertahan salama 6 24
jam setelah diovulasikan. Pada saat fertilisasi terjadi, sperma akan mengalami proses
kapasitasi ketika bertemu dengan ovum. Kemudian sperma menembus zona
pellucida sel telur. Saat sperma dapat menembus sel telur, hanya kepala sperma yang
bisa masuk. Dari ratusan juta sperma, hanya aka nada satu sperma yang berhasil
menembus. Selanjutnya, inti sel sperma memasuki sitoplasma sel telur dan terjadilah
peleburan antara inti sperma dengan ovum sehingga terbentuklah zigot. Proses
pembuahan ini terjadi di ampula tuba falopi pada wanita.

3. Patofisiologi

Ketika spermatozoa menyatu dengan ovum maka akan terjadi kehamilan.


Kehamilan terbagi menjadi tiga trimester. Trimester pertama menyebabkan gangguan
fisik dan gangguan psikologis. Pada gangguan psikologis terdapat gangguan jika
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan maka akan membuat
ibu hamil menjadi stress dan memungkinkan untuk risiko ketidakefektifan proses
kehamilan melahiran berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan
kehamilan tidak direncanakan.
Gangguan fisik yang trimester pertama terjadi pada sistem endokrin dan sistem
gastrointestinal. Peningkatan estrogen dan progesteron pada system gastrointestinal
akan bekerjasama dengan sistem endokrin untuk penurunan produksi HCl yang akan
menyebabkan mual muntah pada trimester pertama. Mual muntah dapat
menyebabkan penurunan status kesehatan yang disebabkan oleh kurang pengetahuan
dan informasi tentang perawatan hyperemesis gravidarum.

Mual muntah juga menyebabkan penurunan nafsu makan yang lambat laun
akan menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan penurunan berat badan.
Penurunan berat badan menyebabkan peningkatan kebutuhan metabolisme yang
berakibat pada kebutuhan nutrisi ke janin kurang dan menyebabkan munculnya
risiko ketidakefektifan proses kehamilan melahirkan berhubungan dengan kurang
nutrisi ibu.

Trimester kedua ibu mulai bisa menerima kehamilannya, tidak ada gangguan
psikologis yang berarti namun tetap terjadi gangguan pada fisik di sistem reproduksi.
Janin dan uterus berkembang yang menyebabkan peningkatan Vaskularisasi Serviks
dan Vagina. Hal ini menyebabbkan sensitivitas meningkat, uterus mengembang dan
libido meningkat yang menyebabkan ketidakefektifan pola seksual ditandai dengan
perubahan pada aktivitas seksual.

Trimester ketiga ibu mulai mengalami kecemacan (Ansietas) karena waktu


persalinan semakin dekat. Selain itu pada fisik, ibu mengalami gangguan pada sistem
musculoskeletal yang diakibatkan oleh masa abdomen meningkat yang menyebabkan
penekanan saraf lumbal yang akan merangsang reseptor nyeri ke otak dan akhirnya
terjadi Nyeri.

4. Manifestasi Klinis

4.1 Tanda Tidak Pasti Kehamilan

a. Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat pentinf karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Tujuan diketahuinya tanggal hari pertama
haid terakhir adalah untuk memperkirakan umur kehamilan dan
memperkirakan kapan tanggal persalinan akan terjadi dengan mekanisme
rumus : HPHT (Hari pertama haid terakhir +7, bulannya -3, dan tahunnya +1)
b. Mual dan Muntah. Biasanya terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan
hingga akhir trimester satu. Mual dan Muntah sering terjadi pada pagi hari
sehingga sering disebut Morning Sickness
c. Mengidam (menginginkan makan khusus pada waktu tertentu). Mengidam
sering terjadi pada bulan bulan pertama atau trimester satu akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan. Bila berada pada tempat tempat ramai yang sesak dan padat namun
hal ini akan hilang dengan sendirinya ketika kehamilan memasuki minggu ke
16.
e. Anoreksia (tidak mempunyai selera makan). Hanya berlangsungpada
trimester satu kehamilan, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
f. Mamae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan pengaruh
hormone estrogen dan progesterone yang merangsang ductus alveoli
payudara.
g. Miksi sering. Sering buang air kecil disebabkan karena kadung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilanh pada
trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan maka gejala ini kembali
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin
h. Konstipasi atau obstipasi. Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormone steroid yang dapat menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
i. Pigmentasi (perubahan warna kulit). Pada areola mamae, genital, cloasma
linea alba yang berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat
pada perut bagian bawah.
j. Epulis. Suatu hipertrofi papilla gingivae (gusi berdarah). Sering terjadi pada
trimester satu.
k. Varises (pemekaran vena vena). Oleh karena pengaruh dari hormone
estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh darah vena.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan
betis, dan pay.

4.2 Tanda Kemungkinan Kehamilan

a. Perut membesar. Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar
dan mulai pembesaran perut.
b. Uterus membesar. Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi
dari Rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar
dan bentuknya makin lama makin bundar.
c. Tanda Hegar.Konsistensi Rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak.
Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkna ismus menjadi
panjang dan lunak.
d. Tanda Chadwick. Perubahan vagina menjadi kebiruan atau keunguan pada
vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh
hormon estrogen.
e. Tanda Piscaseck. Uterus mengalami pembesaran, kadang kadang
pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.
Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol
jelasan ke jurusan pembesaran.
f. Tanda Braxton Hicks. Bila uterus dirangsang maka akan mudah
berkontraksi. Tanda khas unutk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan
uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri,
tanda Branxton-Hicks tidak ditemukan.
g. Teraba ballotemen merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini
adalah tanda adanya janin di dalam uterus.
h. Reaksi kehamilan positif. Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) pada kehamilan muda adalah air
kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan
diagnose kehamilan sedini mungkin.

4.3 Tanda Pasti Kehamilan

a. Gerakan janin dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian bagian janin.
b. Denyut jantung janin :
1. Didengar dengan stetoskop-monoral Laenne
2. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4. Dilihat pada ultrasonografi
5. Terlihat tulang tulang janin dala foto-rontgen

5. Komplikasi

Komplikasi kehamilan dipicu oleh beberapa faktor seperti anemia, preeklampsia,


atau diabetes kehamilan (diabetes mellitus gestasional).
10.1 Anemia pada kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di


bawah 11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5g% pada trimester 2
(Sarwono, 2009). Perubahan fisiologis yang alami terjadi selama kehamilan akan
mempengaruhi jumlah sel darah normal pada kehamilan. Peningkatan volume
darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan
jumlah sel darah merah. Walaupun ada peningkatan jumlah sel darah merah di
dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya seimbang dengan peningkatan volume plasma.
Ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk penurunan kadar Hb (Varney,
2006). Pada ibu hamil anemia juga disebabkan oleh salah satu keadaan dimana
jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai
akibatnya, ada penurunan transportasi oksigen dari paru ke jaringan perifer
(Waryana, 2010). Klasifikasi anemia pada kehamilan adalah anemia defisiensi
zat besi. Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Anemia ini terjadi pada sekitar 62,3% pada
kehamilan, merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Hal
ini disebabkan oleh kurang masuknya unsur zat besi dan makanan karena
gangguan resorpsi, gangguan-gangguan atau karena besi keluar terlampau
banyak dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluasan besi bertambah
dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk
wanita hamil 17 mg, juga untuk wanita menyusui 17 mg.
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko. Menurut penelitian tingginya
angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat
pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuaensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal
meningkat. Perdarahan antepartum dan post partum lebih sering di jumpai pada
wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis
tidak dapat mentolerir kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur
atau prematur), gangguan proses persalinan (atonia, partus lama, perdarahan),
gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi,
stress, dan produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (dismaturitas,
mikrosomi, BBLR, kematian periinatal, dll).
10.2 Preeklamsia
Preeklampsia adalah gangguan kehamilan yang ditandai oleh tekanan
darah tinggi dan kandungan protein yang tinggi dalam urine. Kondisi ini dapat
membahayakan organ-organ lainnya, seperti ginjal, hati, dan mata. Plasenta
adalah salah satu organ penting yang berfungsi untuk menyalurkan darah dari
ibu ke bayi di dalam kandungan. Munculnya preeklampsia diduga karena
adanya gangguan perkembangan pada plasenta, yang disebabkan oleh masalah
pada pembuluh darah yang membawa darah ke plasenta. Faktor genetik atau
adanya riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklampsia juga diduga
berperan dalam mekanisme penyakit ini. Namun, penyebab pasti kondisi ini
belum sepenuhnya dipahami. Pada keadaan normal, plasenta mendapatkan
suplai darah yang banyak dan konstan untuk mendukung perkembangan bayi.
Namun pada kondisi preeklampsia, plasenta diduga tidak mendapatkan cukup
darah. Hal ini mengakibatkan suplai darah kepada bayi terganggu. Berbagai
sinyal dan substansi dari plasenta yang terganggu menyebabkan tingginya
tekanan darah.
10.3 Gestasional Diabetes Melitus
Perubahan metabolik tubuh wanita hamil terjadi akibat peningkatan
tuntutan dari janin yang sedang tumbuh. Penambahan berat badan, yang
dikaitkan dengan keberadaan janin, plasenta, membran janin, dan cairan
amnion, secara minimal dipengaruhi oleh perubahan metabolisme. Kehamilan
menghasilkan pengaruh bermakna pada metabolisme karbohidrat. Pada
umumnya, kadar gula darah puasa lebih rendah, dan terjadi peningkatan
kebutuhan insulin pada banyak wanita hamil. Mekanisme ini sebenarnya dapat
menginduksi gestasional diabetes mellitus, yang dapat menyebabkan bayi besar
(macrosomia) dan komplikasi lainnya.
6. Intervensi
Salah satu intervensi yang dilakukan ketika melakukan antenatal care adalah
pemerikasaan Leopold. Pemeriksaan Leopold ialah suatu teknik untuk pemeriksaan
ibu hamil dengan menggunakan cara perabaan/palpasi bagian yang terdapat di Rahim
ibu hamil dengan menggunakan tangan dalam posisi posisi tertentu. Pemeriksaan
Leopold ini sebaiknya dilaksanakan setelah Usia Kehamilan 24 minggu, saat bagian
janin semuanya sudah teraba. Tujuan utama teknik pemeriksaan leopold adalah untuk
menentukan letak dan posisi janin di uterus, menentukan usia kehamilan, dan
memperkirakan berat janin. Sebelum melakukan pemeriksaan leopold, ibu hamil
diinstruksikan untuk berbaring telentang, dengan bahu dan kepala sedikit lebih tinggi
(memakai bantal) dan pemeriksa berada disebelah kanan yang diperiksa.
Pemeriksaan Leopold dilakukan dalam empat tahap.

a. Leopold I

1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah
(jika diperlukan, fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan
telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas
simfisis).
2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari jari yang memfiksasi uterus bawah)
kemudian atur posisi pemeriksa sehingga mengahadap ke bagian kepala.
3. Letakkan ujung telapak tangan yang ada pada bagian tersebut dengan jalan
menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian.
4. Pada usia kehamilan diatas 24 minggu dapat digunakan meteran untuk
menentukan usia kehamilan bersadarkan tinggi fundus uterus dalam cm dan
taksiran berat badan janin dengan menghitung tinggi fundus uterus dikalikan
lingkar perur dalam cm. Caranya letakkan alat pengukur meteran diatas
sympisis ossis pubis sampai setinggi fundus uteri. Kemudian ukur lingkar
perut melalui umbilicus. Dari hasil perkalian akan didapatkan taksiran berat
janin dalam gram.

b. Leopold II
1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama
2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan
adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian bagian
kecil (esktremitas).

c. Leopold III

1. Atur posisis pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu,
2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu.
3. Tekan secara lembut dan bersamaan atau bergantian untuk menentukan
bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat, dan hampir homogeny, adalah
kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris, adalah bokong.

d. Leopold IV

1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan
uterus bawah, ujung ujung jari tangan kiri dan kanan berada pad tepi atau
simfisis.
2. Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus.
3. Perhatikan sudur yang dibentuk oleh jari jari kiri dan kanan (konvergen atau
divergen)
4. Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah
bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala di dekat
leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)
5. Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas panggul kemudian letakkan jari
jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa
jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.

Você também pode gostar

  • Bab 1 Presbiopi
    Bab 1 Presbiopi
    Documento6 páginas
    Bab 1 Presbiopi
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Logbook IPE SMT 4
    Logbook IPE SMT 4
    Documento26 páginas
    Logbook IPE SMT 4
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Informasi Jabatan Perawat Gigi Edit
    Informasi Jabatan Perawat Gigi Edit
    Documento12 páginas
    Informasi Jabatan Perawat Gigi Edit
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1 Osteoporosis
    Bab 1 Osteoporosis
    Documento2 páginas
    Bab 1 Osteoporosis
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Manfaat Terapi Meditasi
    Manfaat Terapi Meditasi
    Documento3 páginas
    Manfaat Terapi Meditasi
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Gerontik
    Gerontik
    Documento8 páginas
    Gerontik
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Latbeng SP Gerontik
    Latbeng SP Gerontik
    Documento2 páginas
    Latbeng SP Gerontik
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Uks 2019
    Uks 2019
    Documento4 páginas
    Uks 2019
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Patofisiologi TB
    Patofisiologi TB
    Documento4 páginas
    Patofisiologi TB
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Narasi Untuk Berat Badan
    Narasi Untuk Berat Badan
    Documento1 página
    Narasi Untuk Berat Badan
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Undang-Undang No.32 Tahun 2009
    Undang-Undang No.32 Tahun 2009
    Documento71 páginas
    Undang-Undang No.32 Tahun 2009
    Nanda Pratama
    Ainda não há avaliações
  • Yyyyyy
    Yyyyyy
    Documento1 página
    Yyyyyy
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Uks 2017
    Uks 2017
    Documento63 páginas
    Uks 2017
    Dea Pratiwi
    Ainda não há avaliações
  • Skenario FGD
    Skenario FGD
    Documento4 páginas
    Skenario FGD
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Skenario FGD
    Skenario FGD
    Documento47 páginas
    Skenario FGD
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Uks 2017
    Uks 2017
    Documento63 páginas
    Uks 2017
    Dea Pratiwi
    Ainda não há avaliações
  • Ringkasan Jurnal (Meta Analisis)
    Ringkasan Jurnal (Meta Analisis)
    Documento3 páginas
    Ringkasan Jurnal (Meta Analisis)
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Varicella
    Varicella
    Documento14 páginas
    Varicella
    Andre Vabiano
    Ainda não há avaliações
  • Uu No 13 2003
    Uu No 13 2003
    Documento77 páginas
    Uu No 13 2003
    Raisa Nurlatifah
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento71 páginas
    Bab Ii
    Yona Yohana S
    Ainda não há avaliações
  • RS19 Pneumotoraks-Q PDF
    RS19 Pneumotoraks-Q PDF
    Documento14 páginas
    RS19 Pneumotoraks-Q PDF
    modestasihandi
    Ainda não há avaliações
  • Wilms Tumor Fix
    Wilms Tumor Fix
    Documento2 páginas
    Wilms Tumor Fix
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Wilms Tumor Fix
    Wilms Tumor Fix
    Documento2 páginas
    Wilms Tumor Fix
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Antenatal Leopold
    Antenatal Leopold
    Documento9 páginas
    Antenatal Leopold
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Bidan Pengkajian
    Bidan Pengkajian
    Documento8 páginas
    Bidan Pengkajian
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Aromaterapi LT 3
    Aromaterapi LT 3
    Documento4 páginas
    Aromaterapi LT 3
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Ringkasan Jurnal (Meta Analisis)
    Ringkasan Jurnal (Meta Analisis)
    Documento3 páginas
    Ringkasan Jurnal (Meta Analisis)
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Ni Made Ayu Suparniti - sp3
    Ni Made Ayu Suparniti - sp3
    Documento11 páginas
    Ni Made Ayu Suparniti - sp3
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Laporann RSPTN 123
    Laporann RSPTN 123
    Documento2 páginas
    Laporann RSPTN 123
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações
  • Antenatal Leopold
    Antenatal Leopold
    Documento9 páginas
    Antenatal Leopold
    ayusuparniti
    Ainda não há avaliações