Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Definisi
2. Etiologi
Proses terjadinya kehamilan dimulai dengan bertemunya sel ovum dan sel
sperma. Pada saat dilakukan senggama, pria dapat mengeluarkan ratusan juta sperma.
Sperma tersebut tidak dapat langsung membuahi sel telur karena hanya sebagian
kecil yang bisa masuk mulut rahim. Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi
wanita kurang lebih selama 24 28 jam sambil menunggu sel telut diovulasikan.
3. Patofisiologi
Mual muntah juga menyebabkan penurunan nafsu makan yang lambat laun
akan menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan penurunan berat badan.
Penurunan berat badan menyebabkan peningkatan kebutuhan metabolisme yang
berakibat pada kebutuhan nutrisi ke janin kurang dan menyebabkan munculnya
risiko ketidakefektifan proses kehamilan melahirkan berhubungan dengan kurang
nutrisi ibu.
Trimester kedua ibu mulai bisa menerima kehamilannya, tidak ada gangguan
psikologis yang berarti namun tetap terjadi gangguan pada fisik di sistem reproduksi.
Janin dan uterus berkembang yang menyebabkan peningkatan Vaskularisasi Serviks
dan Vagina. Hal ini menyebabbkan sensitivitas meningkat, uterus mengembang dan
libido meningkat yang menyebabkan ketidakefektifan pola seksual ditandai dengan
perubahan pada aktivitas seksual.
4. Manifestasi Klinis
a. Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat pentinf karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Tujuan diketahuinya tanggal hari pertama
haid terakhir adalah untuk memperkirakan umur kehamilan dan
memperkirakan kapan tanggal persalinan akan terjadi dengan mekanisme
rumus : HPHT (Hari pertama haid terakhir +7, bulannya -3, dan tahunnya +1)
b. Mual dan Muntah. Biasanya terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan
hingga akhir trimester satu. Mual dan Muntah sering terjadi pada pagi hari
sehingga sering disebut Morning Sickness
c. Mengidam (menginginkan makan khusus pada waktu tertentu). Mengidam
sering terjadi pada bulan bulan pertama atau trimester satu akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan. Bila berada pada tempat tempat ramai yang sesak dan padat namun
hal ini akan hilang dengan sendirinya ketika kehamilan memasuki minggu ke
16.
e. Anoreksia (tidak mempunyai selera makan). Hanya berlangsungpada
trimester satu kehamilan, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
f. Mamae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan pengaruh
hormone estrogen dan progesterone yang merangsang ductus alveoli
payudara.
g. Miksi sering. Sering buang air kecil disebabkan karena kadung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilanh pada
trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan maka gejala ini kembali
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin
h. Konstipasi atau obstipasi. Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormone steroid yang dapat menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
i. Pigmentasi (perubahan warna kulit). Pada areola mamae, genital, cloasma
linea alba yang berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat
pada perut bagian bawah.
j. Epulis. Suatu hipertrofi papilla gingivae (gusi berdarah). Sering terjadi pada
trimester satu.
k. Varises (pemekaran vena vena). Oleh karena pengaruh dari hormone
estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh darah vena.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan
betis, dan pay.
a. Perut membesar. Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar
dan mulai pembesaran perut.
b. Uterus membesar. Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi
dari Rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar
dan bentuknya makin lama makin bundar.
c. Tanda Hegar.Konsistensi Rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak.
Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkna ismus menjadi
panjang dan lunak.
d. Tanda Chadwick. Perubahan vagina menjadi kebiruan atau keunguan pada
vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh
hormon estrogen.
e. Tanda Piscaseck. Uterus mengalami pembesaran, kadang kadang
pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.
Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol
jelasan ke jurusan pembesaran.
f. Tanda Braxton Hicks. Bila uterus dirangsang maka akan mudah
berkontraksi. Tanda khas unutk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan
uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri,
tanda Branxton-Hicks tidak ditemukan.
g. Teraba ballotemen merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini
adalah tanda adanya janin di dalam uterus.
h. Reaksi kehamilan positif. Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) pada kehamilan muda adalah air
kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan
diagnose kehamilan sedini mungkin.
a. Gerakan janin dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian bagian janin.
b. Denyut jantung janin :
1. Didengar dengan stetoskop-monoral Laenne
2. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4. Dilihat pada ultrasonografi
5. Terlihat tulang tulang janin dala foto-rontgen
5. Komplikasi
a. Leopold I
1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah
(jika diperlukan, fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan
telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas
simfisis).
2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari jari yang memfiksasi uterus bawah)
kemudian atur posisi pemeriksa sehingga mengahadap ke bagian kepala.
3. Letakkan ujung telapak tangan yang ada pada bagian tersebut dengan jalan
menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian.
4. Pada usia kehamilan diatas 24 minggu dapat digunakan meteran untuk
menentukan usia kehamilan bersadarkan tinggi fundus uterus dalam cm dan
taksiran berat badan janin dengan menghitung tinggi fundus uterus dikalikan
lingkar perur dalam cm. Caranya letakkan alat pengukur meteran diatas
sympisis ossis pubis sampai setinggi fundus uteri. Kemudian ukur lingkar
perut melalui umbilicus. Dari hasil perkalian akan didapatkan taksiran berat
janin dalam gram.
b. Leopold II
1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama
2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan
adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian bagian
kecil (esktremitas).
c. Leopold III
1. Atur posisis pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu,
2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu.
3. Tekan secara lembut dan bersamaan atau bergantian untuk menentukan
bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat, dan hampir homogeny, adalah
kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris, adalah bokong.
d. Leopold IV
1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan
uterus bawah, ujung ujung jari tangan kiri dan kanan berada pad tepi atau
simfisis.
2. Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus.
3. Perhatikan sudur yang dibentuk oleh jari jari kiri dan kanan (konvergen atau
divergen)
4. Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah
bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala di dekat
leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)
5. Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas panggul kemudian letakkan jari
jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa
jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.