Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2 Analisis Topografi
Analisis topografi atau kemiringan merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan
peruntukan kawasan sebagai kawasan terbangun atau tidak ataupun dalam mempertimbangkan design
kawasan. Kontur yang rapat/bertopografi atau agak curam pada umumnya berkondisi fisik berbukit
sehingga secara alamiah lebih cocok diperuntukan sebagai kawasan tidak terbangun, sedangkan kontur
renggang dan landai dan datar dapat digunakan sebagai kawasan terbangun.
Tabel 3.x Analisis Topografi
Data Analisis Respon
Kondisi eksisting wilayah Kelerengan atau kemiringan Kawasan Firdaus Fatimah
Firdaus Fatimah Zahralahan merupakan perbandingan Zahra yang landai dapat
merupakan wilayah yangantara beda tinggi suatu lahan mempermudah pembangunan
memiliki kelerengan dengan dengan jarak mendatarnya. kawasan. Daerah dengan
kontur datar dengan kemiringan Semakin jauh atau renggang kemiringan yang lebih tinggi
0-15%. Hal tersebut
jarak suatu kontur dengan dari daerah lain digunakan
dikarenakan kawasan kontur yang lain maka suatu sebagai replika bukit Jabal
perancangan berada pada garis kawasan tersebut dikatakan Rahmah.
kontur yang memiliki jarak memiliki kelerengan yang datar
yang renggang antar kontur dan atau landai, hal ini dikarenakan
tidak terdapat perbedaan garis-garis kontur memiliki
ketinggian yang signifikan jarak yang luas atau renggang
antar kontur. Dengan sehingga tidak terdapat
kemiringan tersebut wilayah perbedaan ketinggian yang
Firdaus Fatimah Zahra tersebut signifikan pada kawasan
termasuk kawsan yang landai. tersebut.
Kawasan Firdaus Fatimah
Zahra memiliki kelerengan 0-
15 % karena kawasan ini
memiliki jarak antar garis
kontur yang renggang sehingga
kawasan ini tidak memiliki
beda tinggi lahan yang
signifikan dan memliki lahan
datar yang luas. Dengan kondisi
topografi yang memiliki lahan
datar yang luas seperti ini maka
cocok dan sesuai untuk
dimanfaatkan sebagai lahan
terbangun. Dalam
pemanfaatannya sebagai lahan
terbangun, kawasan
perancangan tidak memerlukan
rekayasa lahan secara khusus,
sehingga memudahkan dalam
hal penetuan lokasi-lokasi
untuk aktifitas kegiatan di
kawasan perancangan.
Sumber: Hasil Analisis MKP Pengembangan Pariwisata, 2017
3.3.10. Kesimpulan
Jika dilihat dari potensi, kawasan Firdaus Fatimah Zahra memiliki topografi yang landai,
sehingga dapat mendukung dalam kegiatan pembangunan perencanaan tanpa mengeluarkan biaya yang
banyak untuk cut and fill lahan. Selain itu, karena di sekitar lingkungannya juga banyak terdapat
pariwisata sehingga kawasan Firdaus Fatimah Zahra secara tidak langsung dapat menarik pengunjung
nantinya.
Jika dilihat dari peluang, tata guna lahan yang eksisting terdapat miniatur kabbah dan
pelaksanaan haji, sehingga dapat menambah potensi pariwisata. Selain itu, lingkungan sekitar juga
masih terdapat lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perencanaan dan
terdapatnya lahan parkir yang luas, sehingga dapat menampung kendaraan pengunjung.
Jika dilihat dari permasalahan, masalah Firdaus Fatimah Zahra yang paling utama adalah
aksesibilitas. Karena jalan yang menuju kawasan Firdaus Fatimah Zahra secara langsung hanya bisa
melalui Jalan Wonosari yang merupakan jalan Kolektor Sekunder dengan lebar yang belum sesuai
dengan standar yaitu dengan lebar 6 meter. Kondisi ini menyebabkan kesulitan terhadap bus atau mobil
yang saling berpapasan. Sehingga bisa dikatakan akan mengurangi tingkat aksesibilitas dan mengurangi
mobilitas juga. Permasalahan selanjutnya adalah belum adanya pembagian zona parkir yang jelas
sehingga kenyamanan dan keamanan pengunjung semakin berkurang.