Você está na página 1de 3

1.6.

1 Analisa pembahsaan
1. Fungsi masing-masing komponen blok modul

11

Gambar 1.7 Blok modul


1. Power Supply = Digunakan untuk memberikan catu daya
2. button amplitude yang digunakan untuk mengatur amplitude sinyal.
3. button frekuensi yang digunakan untuk mengatur kelipatan/ skala
frekuensi yang digunakan pada gelombang.
4. button frekuensi yang digunakan untuk mengatur nilai frekuensi pada
glombang.
5. Bandpass Filter 300-34000Hz = digunakan untuk melewatkan isyarat
dalam suatu pita frekuensi 300-34000Hz dan untuk menahan isyarat
diluar jalur pita frekuensi 300-34000Hz.
6. Mixer = digunakan untuk mencampurkan/memadukan sinyal analaog
maupun sinyal digital.
7. Jalur output Modulasi Fc & DSB-SC = digunakan sebgai transmisi di mana
frekuensi yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo yang simetris berada di
bawah frekuensi pembawa dan tingkat pembawa berkurang ke tingkat
praktis terendah.
8. Jalur output Modulasi SSB = merupakan jenis komunikasi yang memakai
frekuensi HF(3 30 Mhz) menggunakan pemodulasi AM dengan salah satu
sisi band, baik itu sisi band atas USB (sper side band) atau sisi band bawah
LSB (low side band).
9. Amplifire = digunakan sebagai penguat sinyal sinus maupun kotak
10. Gelombang carrier kotak / Sinus = untuk menampilkan sinyal carrier sinus
maupun kotak.
11. Option = kiri untuk AM dan kanan untuk DSB.

2. Analisa perhitungan indeks modulasi


Pada perhitungan ini dapat disimpulkan dari teori, simulasi, dan praktek bahwa
persamaan tumus indeks modulasi dilambangkan dengan m:

=

Dimana Vm adalah tegangan informasi sedangkan Vc adalah tegangan carrier.
Adapun presentase indeks modulasi dilihat dari selisih nilai tegangan maksimum dan
minimum sinyal termodulasi di banding jumlah Vmax dan Vmin, yaitu:
()
= (+)x100%

Saat over modulasi, Vmin bernilai negative (-), sehingga m>100%.

3. Pengaruh nilai amplitudo sinyal informasi dan carrier terhadap nilai indeks
modulasi.
Nilai amplitude sinyal informasi dan sinyal carrier yang dihasilkan dari teori, simulasi,
dan praktek sangat berpengaruh terhadap nilai indeks. Hal ini dikarenakan bahwa
besar kecilnya, atau nilai sebanding pada nilai informasi dan carrier, maka nilai indeks
modulasi akan mengikuti hasil dari pembagian antara sinyal informasi dan sinyal
carrier. Hal ini dibuktikan dari persamaan rumus:

=

< , < 1
= , = 1
> , > 1
Jika Vc konstan maka m sebanding dengan Vm, dan jika nilai Vm semakin tinggi maka
nilai m juga semakin tinggi.

4. Efek Over Modulasi


Pada perhitungan dari teori, simulasi, dan praktikum, nilai indeks modulasi tidaklah
sesuai yang diharapkan. Hal itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
beberapa komponen yang rusak, kesalahan pembacaan praktikum, noise, dll. Salah
satu contohnya terjadinya over modulasi yaitu berlebihnya nilai amplitude sinyal
informasi dibanding carrier. Nilai tersebut melebihi nilai ideal dari indeks modulasi ,
serta menghasilkan nilai Vmin negatif. Dimana keadaan ideal yaitu m=1.
Sedangkan over modulasi : m>1 terjadinya distorsi atau cacat sinyal yang diterima,
dan dapat menyebabkan hilangnya data informasi.

5. Syarat modulasi AM ideal


Syarat dari nilai AM ideal adalah indeks modulasi sama dengan 1. Hal ini dikarenakan
, unruk menghindari kecacatan sinyal saat ditampilkan.
= 1( )
Secara teori, m=1 didapat ketika Vm=Vc atau Fm<Fc.

1.7 Kesimpulan
Bahwa hasil dari sinyal termodulasi teori simulasi praktek memiliki perbedaan disebabkan oleh
alat ukur / beban benda. Bahwa sinyal yang ideal memiliki modulasi yaitu m = 1, jika m>1
dinamakan over modulasi dan menyebabkan cacat sinyal/distorsi. Dan jika m<1 sinyal tidak
mendekati sempurna.

Você também pode gostar