Você está na página 1de 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pengaturan Pola Hidup Mencegah Diabetes Mellitus

Topik : Diabetes Mellitus


Sub Pokok Bahasan : Pengaturan Pola Hidup Mencegah Diabetes Mellitus
Sasaran : Anggota Keluarga di Masyarakat
Waktu : Pukul 09:00-09:40 WIB (selama 40 menit)
Hari,Tanggal : Senin, 18 Juli 2017
Tempat : Ruang Pertemuan Warga
Nama Penyuluh : Kelompok III
1. Atik Diyah Umawati
2. Candika
3. Elis Fitria
4. Irfan Setiawan
5. Nabilah Aulia Sakinah

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan demonstrasi diharapkan anggota
keluarga di masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang pengaturan pola
hidup mencegah Diabetes Mellitus.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pengaturan pola hidup mencegah
Diabetes Mellitus, anggota keluarga di masyarakat diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus
2. Menjelaskan factor resiko penyebab Diabetes Mellitus
3. Menjelaskan pola hidup mencegah diabetes mellitus
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Diabetes Mellitus
2. Factor Resiko Penyebab Diabetes Mellitus
3. Pola Hidup Mencegah Diabetes Mellitus
D. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi
E. Media Penyuluhan
1. Leaflat
2. LCD
3. Projektor

F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pengkajian
1 Pembukaan 5 Menit 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam dan
mengucapkan salam dan mendengarkan perkenalan.
perkenalan 2. Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan penyampaian topik dan
tujuan Penyuluhan kepada tujuan
sasaran 3. Menyetujui
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan pelaksanaan
kesepakatan penyuluhan Penkes
dengan sasaran

2 Kegiatan Inti 30 1. Mengkaji ulang tingkat 1. Menjawab pertanyaan


Menit pengetahuan sasaran dari penyuluh
2. Memberikan 2. Mendengarkan materi
reinforcement positif yang disampaikan
3. Menjelaskan pengertian 3. Menanyakan hal hal
Diabetes Mellitus yang belum dipahami.
4. Menjelaskan factor resiko
penyebab Diabetes Mellitus
5. Menjelaskan Pengaturan
Pola Hidup Mencegah
Diabetes Mellitus
6.Mendemonstrasikan
makanan-makanan yang
cocok untuk mencegah
Diabetes Mellitus.
7. Menanyakan peserta
apakah mengerti atau tidak
8. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
9. Menjelaskan tentang hal-
hal yang belum dipahami
peserta
10. Tanya Jawab
3 Evaluasi / 5 Menit 1.Menyimpulkan hasil 1.Mendengarkan
Penutup Penyuluhan dan Demonstrasi kesimpulan
2.Evaluasi (Memberikan 2. Menjawab pertanyaan
pertanyaan kepada peserta 3. Menjawab salam
tentang materi yang telah
disampaikan oleh penyuluh)
3. Menutup acara dengan
mengucapkan salam.

G. Evaluasi
1. Anggota keluarga di masyarakat memperhatikan dan mendengarkan materi
dengan baik
2. Anggota keluarga di masyarakat memahami dan mengerti tentang penyakit
Diabetes Mellitus
3. Anggota keluarga di masyarakat mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
dengan benar.
4. Anggota keluarga di masyarakat dapat mendemonstrasikan kembali makanan
yang cocok untuk mencegah Diabetes Mellitus.
Lampiran :
A. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes atau Diabetes Mellitus (DM), dalam bahasa Yunani memiliki arti tembus
atau pancuran air, dan dari bahasa latin memiliki arti rasa manis, sedang di Indonesia DM
lebih dikenal dengan penyakit kencing manis, di mana kadar glukosa (gula sederhana) di
dalam darah menjadi tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi atau mengeluarkan
insulin secara cukup. Dan dari beberapa tes secara langsung, pada umumnya air seni
pengidap diabetes rasanya manis karena mengandung banyak gula.
Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Dalam
lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen dasarnya, termasuk salah
satu jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat gula, maka pankreas menghasilkan insulin,
yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel-sel tubuh. Kemudian, gula tersebut dapat
diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi.
Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut tidak dapat
menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Itu yang
menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan
yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah
insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping lambung.
Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada pada dinding sel. Insulin
bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-
sel tersebut mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan
aktivitas. Dengan kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah
menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan gula dalam
darah sehingga menyebabkan diabetes.

B. Factor Resiko Penyebab Diabetes Mellitus


1. Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk
seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah
sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes
melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola
makan. Dengan memperbaiki pola makan dan pola hidup kemungkinan besar akan
terhindar dari penyakit Diabetes atau Kencing manis ini.
2. Obesitas Atau Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap
hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk
menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi
insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan
dan akhirnya rusak.
3. Usia Yang Semakin Bertambah
Usia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh mulai
mengalami kepekaan terhadap insulin. Bahkan pada wanita yang sudah
mengalami menopause.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor cukup besar untuk seseorang mengalami
kegemukan dan melemahkan kerja organ-organ vital seperti jantung, liver, ginjal
dan juga pankreas. Lakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit sebanyak 3
kali dalam seminggu.pause punya kecenderungan untuk lebih tidak peka terhadap
hormon insulin.
5. Merokok
Asam rokok ternyata menimbulkan efek negatis terhadap kesehatan dan sifatnya
sangat komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah terserang penyakit
diabetes melitus. Karena merokok dapat mengganggu proses metabolisme dalam
tubuh, termasuk proses kerja insulin dalam menstabilkan kadar gula dalam darah.
6. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
Makanan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi
untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus.
7. Stres Dalam Jangka Waktu Lama
Ketika mengalami stres, maka biasanya cenderung mencari makanan yang manis-
manis dan berlemak tinggi. Karena kedua makanan tersebut memiliki sensasi
kenikmatan tersendiri, sehingga saat mengkonsumsi kedua makanan tersebut
seakan-akan dapat sejenak menghilangkan stres. Padahal, makanan yang tinggi
gula dan lemak berbahaya bagi yang telah memilki risiko untuk terkena diabetes
melitus. Apabila mengalami stres yang berkepanjangan atau berulang-ulang, maka
kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi gula dan tinggi lemak
semakin sering. Hal ini dapat membuat ketidak seimbangan asupan makanan dan
memperberat kinerja insulin dalam tubuh. Disamping itu stres bisa memacu sel-sel
tubuh bersifat liar yang berpotensi untuk seseorang terkena penyakit kanker juga
memicu untuk sel-sel tubuh menjadi tidak peka atau resiten terhadap hormon
insulin.
8. Hipertensi atau Darah Tinggi
Garam yang berlebih memicu untuk seseorang teridap penyakit darah tinggi yang
pada akhirnya berperan dalam meningkatkan resiko untuk Anda terserang
penyakit diabetes melitus.
9. Kehamilan
Pada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu keseimbangan
hormon insulin dan pada kasus tertentu memicu untuk sel tubuh menjadi resisten
terhadap hormon insuline. Kondisi ini biasanya kembali normal selah masa
kehamilan atau pasca melahirkan. Namun demikian menjadi sangat beriso
terhadap bayi yang dilahirkan untuk kedepan punya potensi diabetes melitus.
10. Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan Kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberika
efek negatif yang tidak ringan. Obat kimia ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi
mengobati di sisi yang lain mengganggu kesehatan. Bahkan tidak sedikit kasus
penyakit berat seperti jantung dan liver serta diabetes diakibatkan oleh terlalu
seringnya mengkomsumsi obat kimia. Salah satu obat kimia yang sangat
berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah Thiazide Diuretik dan Beta Bloker.
Kedua jenis obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus
karena bisa merusak pankreas.

C. Pola Hidup Mencegah Diabetes Mellitus


1) Jaga Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan adalah penyebab diabetes yang paling penting. Kelebihan
berat badan meningkatkan kemungkinan mengembangkan diabetes tipe 2 tujuh
kali lipat. Obesitas membuat seseorang 20 sampai 40 kali lebih mungkin untuk
mengembangkan diabetes dibanding seseorang dengan berat badan ideal yang
sehat.
2) Aktifitas Fisik
Selalu aktif secara fisik dapat mencegah diabetes. Otot yang selalu bekerja lebih
keras akan meningkatkan kemampuannya untuk menggunakan insulin dan
menyerap glukosa. cara mencegah diabetes Berjalan cepat selama 30 menit setiap
hari dapat mengurangi risiko diabetes sebesar 30 persen. Namun demikian tidak
hanya jalan cepat, berlari, berenang, bersepeda juga memiliki manfaat yang tidak
jauh berbeda.
3) Matikan Televisi
Menonton televisi dalam waktu lama tampaknya akan meningkatkan risiko
diabetes, karena itu akan mencegah seseorang untuk aktif secara fisik. Setiap dua
jam seseorang menghabiskan waktunya untuk menonton TV, dan tidak pernah
olah raga akan meningkatkan kemungkinan terkena diabetes sebesar 20 persen;
juga meningkatkan risiko penyakit jantung (15 persen), dan kematian dini (13
persen). Semakin banyak orang menonton televisi, semakin besar kemungkinan
mereka untuk menjadi kelebihan berat badan atau obesitas, dan ini akan
meningkatkan risiko diabetes. Pola diet yang tidak sehat biasanya juga sangat erat
kaitannya dengan menonton TV, makanya jadi seperti ini dampaknya.
4) Makanan Sehat Empat perubahan pola makan dapat memiliki dampak besar,
sehingga dapat mencegah penyakit diabetes sebagai berikut:
Pilih biji-bijian, buah dan Sayur
Ada bukti yang meyakinkan bahwa biji-bijian melindungi tubuh terhadap
diabetes, sedangkan diet kaya karbohidrat olahan menyebabkan
peningkatan risiko. Makanan berserat (buah-sayur) dan biji-bijian akan
membuat enzim pencernaan lebih sulit untuk memecah pati menjadi
glukosa. Dengan demikian, kadar gula darah akan naik secara perlahan.
Akibatnya, produksi insulin juga santai sehingga dapat membantu
mencegah diabetes. Seluruh biji-bijian juga kaya akan vitamin, mineral,
dan phytochemical yang dapat membantu mengurangi risiko diabetes.
Sebaliknya, roti putih, nasi putih, kentang tumbuk, donat, dan banyak
sereal sarapan memiliki indeks glikemik tinggi. Itu berarti dapat
menyebabkan lonjakan berkelanjutan gula darah dan insulin, yang pada
gilirannya dapat menyebabkan risiko diabetes meningkat.
Hindari Minuman Manis
Minuman manis memiliki beban glikemik tinggi sehingga akan
meningkatkan risiko diabetes. Maka dari itu, untuk dapat mencegah
diabetes, ketika Anda meninginkan minuman manis, maka buatlah jus
buah atau teh dan kopi dengan sedikit gula, dan perbanyaklah minum air
putih.
Pilih Lemak Yang Baik
Lemak baik, contohnya lemak tak jenuh ganda yang banyak ditemukan
dalam minyak sayur cair (vegetable oils), kacang-kacangan, biji-bijian,
dan minyak ikan dapat membantu menangkal diabetes. Lemak trans atau
lemak jenuh melakukan hal sebaliknya, contohnya pada margarin, goreng-
gorengan, rendang, bersantan, dan makanan yang digoreng di sebagian
besar restoran cepat saji.
Batasi Daging Merah
Bukti yang kuat menunjukkan bahwa makan daging merah (sapi, babi,
domba) meningkatkan risiko diabetes. Namun, kabar baiknya, kita dapat
mencegah diabetes dengan cara mengganti daging merah atau olahannya
dengan sumber protein yang lebih sehat seperti kacang-kacangan, susu
rendah lemak, unggas, atau ikan, atau biji-bijian. Hal ini akan menurunkan
risiko diabetes hingga 35 persen.
5) Berhenti Merokok
Diabetes melitus telah ditambahkan dalam daftar panjang masalah kesehatan
terkait dengan merokok. Pada perokok, sekitar 50 persen lebih mungkin
mengembangkan diabetes daripada bukan perokok, dan perokok berat memiliki
risiko yang lebih tinggi.
6) Kurangi Alkohol
Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah moderat -
maksimal 1 gelas/hari pada wanita dan dua gelas sehari untuk pria- menurunkan
risiko diabetes tipe 2. Jika selama Anda sudah rajin minum alkohol, kuncinya
adalah jaga konsumsi dalam kisaran moderat, karena jumlah yang lebih banyak
bisa meningkatkan risiko diabetes. Namun demikian, jika saat ini Anda tidak
minum alkohol, maka tidak perlu juga untuk memulainya, karena lebih baik jaga
berat badan, berolahraga lebih banyak, dan mengubah pola makan yang lebih
sehat.
7) Mengontrol Tekanan Darah
Orang bisa melakukan hal ini dengan olahraga teratur, diet seimbang dan dengan
menjaga berat badan yang sehat. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu obat
yang diresepkan oleh dokter.
8) Temui Dokter untuk Pemeriksaan Rutin
Ketika bertambahnya usia, merupakan ide yang baik untuk secara teratur
memeriksakan kadar glukosa darah, tekanan darah dan kolesterol darah.

Pada Prediabetes
Pengelolaan prediabetes ditujukan untuk mencegah berkembangnya DMT2 dan gangguan
kardiovaskuler melalui pengelolaan berbagai factor risiko dengan intervensi gaya hidup.
Pengelolaan factor risiko difokuskan pada mengubah gaya hidup khususnya penurunan
asupan kalori dan latihan fisik moderat (AACE guidelines,2011). Disamping perubahan gaya
hidup, penggunaan medikamentosa dapat diberikan jika perlu (ADA, 2005). Mengubah gaya
hidup menjadi kunci utama keberhasilan penanganan prediabetes dengan membiasakan pola
makan sehat dan seimbang serta latihan fisik secara rutin dan teratur (ADA, 2010).
Perubahan gaya hidup dapat mencegah berkembangnya diabetes (Diabetes UK,2009) oleh
karena obesitas sebagai factor risiko utama prediabetes dapat dikelola dengan latihan fisik
moderat dan pola makan sehat dan seimbang.
a. Pola makan seimbang
Pola makan seimbang merupakan ukuran yang menggambarkan keseimbangan
anatara kebutuhan kalori tubuh dengan besarnya asupan kalori seseorang. Pola makan
sehat dan seimbang pada prediabetes ditujukan untuk mencapai berat badan normal
atau ideal. Berbagai hasil penelitian menunjukan obesitas sebagai factor risiko utama
Diabetes dan prediabetes. Upaya mempertahankan berat badan ideal akan
menurunkan risiko terjadinya kejadian prediabetes. Berat badan ideal diperoleh
melalui pembatasan kalori yang bersumber dari karbohidrat dan lemak serta
meningkatkan asupan makanan tinggi serat yang bersumber dari buah dan sayuran
(ADA,2008) serta vitamin khususnya vitamin D. kecukupan kalori seseorang
diperoleh berdasarkan nilai persen angka kecukupan gizi (%AKG). Dengan mengacu
pada kriteria % AKG yang ditetapkan oleh Depkes (1990), dinyatakan baik bila nilai
% AKG 100%, sedang bila nilai % AKG 80-90%, kurang bila nilai % AKG 70-
79,9% dan buruk bila nilai % AKG < 70% AKG. Kecukupan kandungan vitamin D
dalam makanan berhubungan dengan prediabetes dan sindrom metabolic lainnya.
Penelitian yang dilaporkan oleh Gupta, Brashear, & Johnson (2011) menyatakan
bahwa prediabetes berhubungan sangat kuat dengan rendahnya kadar vitamin D
dalam darah.juga Thomas G.N (2012) dalam penelitiannya menunjukan bahwa
asupan vitamin D yang optimal menurunkan semua penyebab kematian pasien dan
kematian dengan penyakit jantung yang diserai sindrom metabolic. Peningkatan
asupan vitamin D dapat diperolah dari buah-buahan dan sayuran. Pembatasan
makanan yang mengandung lemak tinggi khususnya lemak jenuh seperti mentega,
daging berlemak, makanan cepat saji, dan makanan yang diawetkan menjadi pola diet
yang dianjurkan untuk mencegah prediabetes. Odegard, Woon puah-K, Butler, Duval,
Gross, Mimi C Yu, (2011) melaporkan hasil penelitiannya bahwa pola makan dengan
tinggi sayuran, buah dan kacang-kacangan berhubungan dengan menurunnya
insidensi diabetes. Pola makan pada prediabetes bukan saja terkait dengan nilai dan
kualitas makanan tetapi juga keteraturan asupan makanan yang dikonsumsi. Diabetes
UK (2010) menganjurkan pola makan yang teratur 3x sehari bahkan lebih dengan
jumlah asupan kalori seimbang. Keteraturan makan menjadi sangat penting dalam
mengkondisikan sekresi insulin yang teratur dan konsisten. Bila hal ini dapat
berlangsung dengan baik, maka ketahanan pancreas untuk menyekresi insulin dapat
optimal.
b. Latihan fisik dan teratur
Latihan fisik yang dilakukan secara rutin dan teratur akan membantu tubuh
menggunakan insulin lebih baik (ADEA,2008). Disamping itu, latihan fisik membuat
tubuh merasa fit dan segar oleh karena dengan latihan fisik sirkulasi darah ke organ-
organ tubuh meningkat serta aliran darah dipembuluh darah menjadi lancar. Pada
prediabetes , latihan fisik harus dapat dijadikan sebagai gaya hidupoleh karenanya
diupayakan pasien agara dapat lebih kreatif memilih cara atau pola latihan fisik yang
bervariasi dan menyenangkan. Hal ini penting untuk menghindari kejenuhan sebab
hal ini dapat menurunkan minat untuk berlatih fisik. Mempertahankan satu jenis
latihan fisik tertentu namun tidak dapat dilaksanakan secara rutin dan terartur harus
dihindari. Hasil penelitian oleh Morrato, Hill, Wyatt, Ghushcyan, & Sulivan (2007)
terhadap orang Amerika, menemukan proporsi orang sehat yang melakukan latihan
fisik lebih tinggi dibandingkan orang yang menderita diabetes dan prediabetes. Hal ini
berkaitan dengan tingkat pendapatan, penyakit penyerta, depresi dan obesitas. Dari
berbagai kajian tersebut, disarikan beberapa anjuran latihan fisik bagi penyandang
prediabetes antara lain,
a. Diabetes prevention program (2010), menganjurkan latihan fisik paling sedikit 50
menit dalam seminggu dengan intensitas moderat bila ingin menurunkan berat
badan 5-10 %.
b. Teritory Diabetes Australia (2009) menganjurkan latihan fisik paling sedikit 30
menit minimal 3x setiap minggu, dengan intensitas yang moderat seperti jalan
kaki atau berenang. Melakukan jogging atau aerobic atau gabungan keduanya
selama 20 menit juga dapat dilakukan. Juga dianjurkan agara dalam seminggu
minimal melakukan 2 kali latihan yang bersifat tahanan untuk meningkatkan kerja
otot .
c. Presidia (2009) menganjurkan program latihan fisik dengan intensias sedang dan
dilakukan secara teratur selama 30-60 menit, paling sedikit 4 kali dalam seminggu
atau minimal 150 menit dalam semiggu.
d. Diabetes UK (2010) menganjurkan latihan pada orang dewasa minimum setiap
hari 30 menit, 5 kali dalam seminggu. Untuk anak-anak dianjurkan 1 jam dalam
sehari. Juga direkomendasikan untuk melakukan 10.000 langkah setiap hari.

Memperbaiki pola makan penyandang prediabetes merupakan salah satu intervensi gaya
hidup untuk mencegah diabetes juga dianjurkan oleh asosiasi diabetes Amerika. Berbagai
hasil penelitian intervensi gaya hidup seperti Da-qing study china (Knowlwer, et al.,2002)
dengan intervensi pola makan selama 6 tahun menunjukan penurunan RR Diabetes sebesar
31%; diabetes prevention program (dpp) study (2002) dengan intervensi pola diet dan latihan
fisik selama 3,2 tahun menunjukan penurunan risiko relative (RR) diabetes sebesar 58 %
sementara dengan farmakoterapi (metformin) hanya menurunkan RR diabetes sebesar 31%.
Demikian pula penelitian oleh Cooper, et, al., (2012) menunjukan peningkatan asupan
sayur dan buah serta variasinya berhubungan dengan insiden DMT2 dan menurunkan hazard
ratio DMT2 sebesar 21%.

Você também pode gostar