Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan demonstrasi diharapkan anggota
keluarga di masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang pengaturan pola
hidup mencegah Diabetes Mellitus.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pengaturan pola hidup mencegah
Diabetes Mellitus, anggota keluarga di masyarakat diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus
2. Menjelaskan factor resiko penyebab Diabetes Mellitus
3. Menjelaskan pola hidup mencegah diabetes mellitus
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Diabetes Mellitus
2. Factor Resiko Penyebab Diabetes Mellitus
3. Pola Hidup Mencegah Diabetes Mellitus
D. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi
E. Media Penyuluhan
1. Leaflat
2. LCD
3. Projektor
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pengkajian
1 Pembukaan 5 Menit 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam dan
mengucapkan salam dan mendengarkan perkenalan.
perkenalan 2. Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan penyampaian topik dan
tujuan Penyuluhan kepada tujuan
sasaran 3. Menyetujui
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan pelaksanaan
kesepakatan penyuluhan Penkes
dengan sasaran
G. Evaluasi
1. Anggota keluarga di masyarakat memperhatikan dan mendengarkan materi
dengan baik
2. Anggota keluarga di masyarakat memahami dan mengerti tentang penyakit
Diabetes Mellitus
3. Anggota keluarga di masyarakat mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
dengan benar.
4. Anggota keluarga di masyarakat dapat mendemonstrasikan kembali makanan
yang cocok untuk mencegah Diabetes Mellitus.
Lampiran :
A. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes atau Diabetes Mellitus (DM), dalam bahasa Yunani memiliki arti tembus
atau pancuran air, dan dari bahasa latin memiliki arti rasa manis, sedang di Indonesia DM
lebih dikenal dengan penyakit kencing manis, di mana kadar glukosa (gula sederhana) di
dalam darah menjadi tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi atau mengeluarkan
insulin secara cukup. Dan dari beberapa tes secara langsung, pada umumnya air seni
pengidap diabetes rasanya manis karena mengandung banyak gula.
Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Dalam
lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen dasarnya, termasuk salah
satu jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat gula, maka pankreas menghasilkan insulin,
yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel-sel tubuh. Kemudian, gula tersebut dapat
diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi.
Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut tidak dapat
menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Itu yang
menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan
yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah
insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping lambung.
Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada pada dinding sel. Insulin
bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-
sel tersebut mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan
aktivitas. Dengan kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah
menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan gula dalam
darah sehingga menyebabkan diabetes.
Pada Prediabetes
Pengelolaan prediabetes ditujukan untuk mencegah berkembangnya DMT2 dan gangguan
kardiovaskuler melalui pengelolaan berbagai factor risiko dengan intervensi gaya hidup.
Pengelolaan factor risiko difokuskan pada mengubah gaya hidup khususnya penurunan
asupan kalori dan latihan fisik moderat (AACE guidelines,2011). Disamping perubahan gaya
hidup, penggunaan medikamentosa dapat diberikan jika perlu (ADA, 2005). Mengubah gaya
hidup menjadi kunci utama keberhasilan penanganan prediabetes dengan membiasakan pola
makan sehat dan seimbang serta latihan fisik secara rutin dan teratur (ADA, 2010).
Perubahan gaya hidup dapat mencegah berkembangnya diabetes (Diabetes UK,2009) oleh
karena obesitas sebagai factor risiko utama prediabetes dapat dikelola dengan latihan fisik
moderat dan pola makan sehat dan seimbang.
a. Pola makan seimbang
Pola makan seimbang merupakan ukuran yang menggambarkan keseimbangan
anatara kebutuhan kalori tubuh dengan besarnya asupan kalori seseorang. Pola makan
sehat dan seimbang pada prediabetes ditujukan untuk mencapai berat badan normal
atau ideal. Berbagai hasil penelitian menunjukan obesitas sebagai factor risiko utama
Diabetes dan prediabetes. Upaya mempertahankan berat badan ideal akan
menurunkan risiko terjadinya kejadian prediabetes. Berat badan ideal diperoleh
melalui pembatasan kalori yang bersumber dari karbohidrat dan lemak serta
meningkatkan asupan makanan tinggi serat yang bersumber dari buah dan sayuran
(ADA,2008) serta vitamin khususnya vitamin D. kecukupan kalori seseorang
diperoleh berdasarkan nilai persen angka kecukupan gizi (%AKG). Dengan mengacu
pada kriteria % AKG yang ditetapkan oleh Depkes (1990), dinyatakan baik bila nilai
% AKG 100%, sedang bila nilai % AKG 80-90%, kurang bila nilai % AKG 70-
79,9% dan buruk bila nilai % AKG < 70% AKG. Kecukupan kandungan vitamin D
dalam makanan berhubungan dengan prediabetes dan sindrom metabolic lainnya.
Penelitian yang dilaporkan oleh Gupta, Brashear, & Johnson (2011) menyatakan
bahwa prediabetes berhubungan sangat kuat dengan rendahnya kadar vitamin D
dalam darah.juga Thomas G.N (2012) dalam penelitiannya menunjukan bahwa
asupan vitamin D yang optimal menurunkan semua penyebab kematian pasien dan
kematian dengan penyakit jantung yang diserai sindrom metabolic. Peningkatan
asupan vitamin D dapat diperolah dari buah-buahan dan sayuran. Pembatasan
makanan yang mengandung lemak tinggi khususnya lemak jenuh seperti mentega,
daging berlemak, makanan cepat saji, dan makanan yang diawetkan menjadi pola diet
yang dianjurkan untuk mencegah prediabetes. Odegard, Woon puah-K, Butler, Duval,
Gross, Mimi C Yu, (2011) melaporkan hasil penelitiannya bahwa pola makan dengan
tinggi sayuran, buah dan kacang-kacangan berhubungan dengan menurunnya
insidensi diabetes. Pola makan pada prediabetes bukan saja terkait dengan nilai dan
kualitas makanan tetapi juga keteraturan asupan makanan yang dikonsumsi. Diabetes
UK (2010) menganjurkan pola makan yang teratur 3x sehari bahkan lebih dengan
jumlah asupan kalori seimbang. Keteraturan makan menjadi sangat penting dalam
mengkondisikan sekresi insulin yang teratur dan konsisten. Bila hal ini dapat
berlangsung dengan baik, maka ketahanan pancreas untuk menyekresi insulin dapat
optimal.
b. Latihan fisik dan teratur
Latihan fisik yang dilakukan secara rutin dan teratur akan membantu tubuh
menggunakan insulin lebih baik (ADEA,2008). Disamping itu, latihan fisik membuat
tubuh merasa fit dan segar oleh karena dengan latihan fisik sirkulasi darah ke organ-
organ tubuh meningkat serta aliran darah dipembuluh darah menjadi lancar. Pada
prediabetes , latihan fisik harus dapat dijadikan sebagai gaya hidupoleh karenanya
diupayakan pasien agara dapat lebih kreatif memilih cara atau pola latihan fisik yang
bervariasi dan menyenangkan. Hal ini penting untuk menghindari kejenuhan sebab
hal ini dapat menurunkan minat untuk berlatih fisik. Mempertahankan satu jenis
latihan fisik tertentu namun tidak dapat dilaksanakan secara rutin dan terartur harus
dihindari. Hasil penelitian oleh Morrato, Hill, Wyatt, Ghushcyan, & Sulivan (2007)
terhadap orang Amerika, menemukan proporsi orang sehat yang melakukan latihan
fisik lebih tinggi dibandingkan orang yang menderita diabetes dan prediabetes. Hal ini
berkaitan dengan tingkat pendapatan, penyakit penyerta, depresi dan obesitas. Dari
berbagai kajian tersebut, disarikan beberapa anjuran latihan fisik bagi penyandang
prediabetes antara lain,
a. Diabetes prevention program (2010), menganjurkan latihan fisik paling sedikit 50
menit dalam seminggu dengan intensitas moderat bila ingin menurunkan berat
badan 5-10 %.
b. Teritory Diabetes Australia (2009) menganjurkan latihan fisik paling sedikit 30
menit minimal 3x setiap minggu, dengan intensitas yang moderat seperti jalan
kaki atau berenang. Melakukan jogging atau aerobic atau gabungan keduanya
selama 20 menit juga dapat dilakukan. Juga dianjurkan agara dalam seminggu
minimal melakukan 2 kali latihan yang bersifat tahanan untuk meningkatkan kerja
otot .
c. Presidia (2009) menganjurkan program latihan fisik dengan intensias sedang dan
dilakukan secara teratur selama 30-60 menit, paling sedikit 4 kali dalam seminggu
atau minimal 150 menit dalam semiggu.
d. Diabetes UK (2010) menganjurkan latihan pada orang dewasa minimum setiap
hari 30 menit, 5 kali dalam seminggu. Untuk anak-anak dianjurkan 1 jam dalam
sehari. Juga direkomendasikan untuk melakukan 10.000 langkah setiap hari.
Memperbaiki pola makan penyandang prediabetes merupakan salah satu intervensi gaya
hidup untuk mencegah diabetes juga dianjurkan oleh asosiasi diabetes Amerika. Berbagai
hasil penelitian intervensi gaya hidup seperti Da-qing study china (Knowlwer, et al.,2002)
dengan intervensi pola makan selama 6 tahun menunjukan penurunan RR Diabetes sebesar
31%; diabetes prevention program (dpp) study (2002) dengan intervensi pola diet dan latihan
fisik selama 3,2 tahun menunjukan penurunan risiko relative (RR) diabetes sebesar 58 %
sementara dengan farmakoterapi (metformin) hanya menurunkan RR diabetes sebesar 31%.
Demikian pula penelitian oleh Cooper, et, al., (2012) menunjukan peningkatan asupan
sayur dan buah serta variasinya berhubungan dengan insiden DMT2 dan menurunkan hazard
ratio DMT2 sebesar 21%.