Você está na página 1de 32

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Judul
Pengertian judul perencanan dan perancangan Hotel Bisnis Bintang
Empat di Kabupaten Banyuwangi dengan Tema Neo vernakular adalah
sebagai berikut :

Perencanaan
Hal merencanakan; hal merancangkan. (Kamus Bahasa Indonesia,
2008:1195)

Perancangan
Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1993:138)

Hotel
Suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial disediakan bagi
setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut makanan dan
minuman. (SK Menteri Perhubungan No. PM 16/PW 301/PHB 77 tanggal 22
Desember 1977 pada bab 1 pasal 7 ayat a)

Bisnis
Usaha dagang; usaha komersial di dunia perdagangan; bidang usaha:
bekerja di bidang kepariwisataan. (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:1195)

Bintang Empat
Tingkatan atau kelas hotel yang menjadi tolak ukur fasilitas. (Akomodasi
Perhotelan Jilid I, 2008:53)
Kota
Daerah perkampungan yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan
kesatuan tempat tinggal dari berbagai masyarakat. (Kamus Bahasa Indonesia,
2008:758)

Banyuwangi(Kabupaten Banyuwangi)
Sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah
Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di
kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat
Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten
Bondowoso di barat. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa
Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang
mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2). Di pesisir
Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan
perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).

Tema
Pokok pikiran; dasar cerita (yg dipercakapkan, dipakai sbg dasar
mengarang, menggubah sajak, dsb). (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:1482)

Neo Vernakular
Neo-Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada
era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-
an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek
terhadap pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak).Dari
tinjauan diatas kesimpulan dari judul saya adalah merencanakan dan merancang
sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengakomodasi tamu yang memiliki tujuan
untuk melakukan kegiatan bisnis di kota Malang dengan fasilitasyang setara dengan
hotel bintang empat
PEMAHAMAN OBYEK STUDI

A. Tinjauan Umum Terhadap Hotel


Pengertian hotel
a. Hotel marketing (suatu pengantar) : A. Joen, Oka, Hotel marketing, suatu
pengantar kata Hotel berasal dari bahasa Yunani yaitu hotelis yang berarti
memberi tempat perlindungan kepada pengunjung, dengan imbalan upah
atau hadiah bagi pemiliknya.
b. Professor K, Kraft : Lembaga Riset Pariwisata oleh : Prof. K. Kraft, Hotel
adalah sebuah gedung atau bangunan yang menyediakan penginapan,
makanan dan pelayanan bagi mereka yang menginap dan mengadakan
perjalanan.
c. Peraturan usaha dan penggolongan hotel : Keputusan Menparpostel RI,
No. 37/PW/304/MPPT-89 tentang peraturan usaha penggolongan hotel.
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum
serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

d. Webster Student Dictionary : Webster Students Dictionary, American Book


Company.
Hotel adalah sebuah rumah yang menyediakan penginapan dan biasanya
makanan bagi umum, terutama untuk orang-orang yang singgah sementara
waktu.

e. Fred Lawson : Fred Lawson, Hotels, Motels dan Condominium Design,


Planning and Maintenance, 1980, hal. 11.
Hotel sebagai suatu bangunan umum yang memberikan jasa kepada orang
yang melakukan perjalanan atas dasar imbalan. Dua jenis pelayanan utama
disini adalah akomodasi serta makanan dan minuman.
f. Talbot Hamlin F. A. I. A : Talbot Hamlin F. A. I. A. Form and Function of
20th Century Architecture
Hotel sebagai bangunan untuk penginapan dan jamuan bagi orang yang
sedang melakukan perjalanan. Ia berpendapat bahwa hotel pada abad 20 ini
masih melayani fungsi yang sama dengan hotel-hotel masa lampau yaitu
sebagai tempat istirahat umum.

g. American Encyclopedia : American Encyclopedia


Hotel adalah suatu badan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan
serta menyediakan sarana lainnya bagi wisatawan.

h. Oxford Advanced, Leaners Dictionary : Oxford Advanced Leaners


Dictionary
Hotel adalah bangunan atau gedung dimana ruangan-ruangan, makanan-
makanan dan fasilitas yang ada bagi masyarakat umum yang memberikan
imbalan balik berupa pembayaran .

Dari pengertian hotel di atas, maka dapat dijabarkan bahwa : (Pengantar


Industri Akomodasi dan Perhotelan, Sudarto Mangkuwerdoyo, hal. 8, 1999) Hotel
adalah suatu jenis usaha akomodasi yang bersifat konversial, yang menyediakan
jasa pelayanan untuk umum yang menunjang kegiatan hotel tersebut. Pada dasarnya
sebuah hotel harus menyediakan minimum 3 fasilitas utama yaitu : akomodasi,
makanan dan minuman.

Sejarah Hotel
Pada dasarnya keberadaan fungsi hotel adalah sarana penunjang kegiatan
berpergian yang berjarak jauh dari tempat tinggal sehingga dibutuhkan
sarana akomodasi untuk tempat beristirahat berupa kamar tidur.
- Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah
dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap
sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan
peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung
sementara terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan
perjalanan. Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah
penginanpan yang disebut MANSIONES yang berlokasi sepanjang
jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar 40 KM. Kemudian
selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan
agar dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan yang dilalui
orang ( road side inn ).Pada waktu Perang Salib berkecamuk, banyak
pengusaha rumah penginapan yang membangun tempat-tempat bagi para
prajurit perang, juga bagi para peziarah yang sedang melancong ke tanah
suci seperti tertulis di kitab Injil. Selain itu, gereja-gereja yang ada juga
memberikan pelayanan berupa penyediaan fasilitas beristirahat kepada
para pelancong yang memerlukannya. Kebanyakan gereja pada waktu itu
mempunyai dua buah dapur, yang satu untuk para Rahib yang tinggal
disana dan yang lainnya untuk para pelancong yang bermalam. Tidak
diambil pungutan biaya, tetapi diharapkan adanya sumbangan sukarela
bagi mereka yang mampu. Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film
- film Western ( cowboy) sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah
terdapat hotel yang bersebelahan dengan salon dan bar restaurant, yang
berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel,
penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau
penunjang bagi para pelancong.
Hotel dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris,
kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan
di New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah
memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika. Sebelumnya,
sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah berubah
menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam
sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang
mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant
yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent
Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota
London.
Klasifikasi hotel
Berdasarkan Knowledge on Hotel Operation oleh Balai Pendidikan dan
Latihan Kepariwisataan

1) Klasifikasi hotel berdasarkan plan :


a) Europen plan hotel, pengunjung hanya membayar tarif kamar saja.
b) Continental plan hotel, tarif kamar termasuk tarif makan pagi
c) Modifed American plan hotel, tarif kamar termasuk tarif 2 kali makan
(jam dapat dipilih)
d) Full American plan hotels, tarif kamar termasuk 3 kali makan.
2) Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran / jumlah kamar :
a) Small hotel, jumlah kamar antara kurang dari 25 buah.
b) Average hotels, jumlah kamar antara 25 100 buah.
c) Above average hotels, jumlah kamar antara 100 300 buah.
d) Large hotels, jumlah kamar lebih dari 300 buah.
3) Klasifikasi hotel berdasarkan jenis pengunjung
a) Family hotels, hotel untuk keluarga
b) Business hotels, hotel untuk pengusaha
c) Tourist hotels, hotel untuk turis
d) Transit hotels, hotel untuk tamu yang singgah dalam waktu singkat.
e) Cure hotels, hotel untuk perawatan / peristirahatan.
4) Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya menginap
a) Transient hotels, jangka waktu menginap satu malam.
b) Resident hotels, jangka waktu menginap lama
c) Semi resident hotels, jangka waktu menginap lebih dari satu malam.
5) Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi
a) Resort hotels, hotel yang berada di daerah rekreasi atau
peristirahatan
b) Mountain hotels, hotel yang berada di pegunungan
c) Beach hotels, hotel yang berada di pantai
d) City hotels, hotel yang berada di tengah kota
e) Highway hotel, hotel yang berada di jalur highway
6) Klasifikasi hotel berdasarkan sistem operasional
a) Franchised operation system
b) Reveral operation system
c) Chain hotel operating system
7) Klasifikasi hotel berdasarkan peraturan pemerintah
a) Grade system, klasifikasi hotel menurut tarifnya :
(1). Hotel ekonomi, hotel dengan tarif ekonomi

(2). Hotel medium, hotel dengan tarif menengah

(3) Hotel De-Luxe, hotel dengan tarif paling tinggi


b) Star system, klasifikasi hotel menurut kelas bintang sebagai simbol
kualitas :
(1). Hotel bintang lima

(2). Hotel bintang empat

(3). Hotel bintang tiga

(4). Hotel bintang dua

(5). Hotel bintang satu


Berdasarkan Data Arsitek Jilid 1 oleh Ernest Neufert : Klasifikasi hotel
berdasarkan orientasi pemasarannya :

(1) Hotel di pusat kota, biasanya termasuk hotel mewah, hotel untuk
komperensi / pertemuan-pertemuan besar dan hotel untuk para tamu
kepariwisataan.

(2) Hotel untuk pemakai berkendaraan bermotor, hotel jenis ini pelayanan
utamanya adalah peruntukan bagi para pengendara mobil atau sepeda
motor, karenanya lokasi hotel hendaknya terletak di persimpangan jalan
raya di pinggiran kota.

(3) Hotel di lapangan udara, perencanaannya mirip dengan hotel jenis untuk
pengendara mobil, perbedaannya hanya pada pelayanan pengadaan
makanan untuk penumpang pesawat udara, sehingga diperlukan
penerima tamu yang berjaga semalam suntuk dan jika mungkin juga
pelayanan makanan semalam suntuk. Hotel jenis ini kadang-kadang
juga dilengkapi dengan gedung pertemuan untuk melayani pertemuan-
pertemuan besar, swasta maupun nasional.

(4) Hotel di daerah peristirahatan, terdapat baik di tepi pantai, di daerah


pegunungan atau di daerah sumber air panas. Biasanya direncanakan
untuk melayani akomodasi pengunjung dalam rombongan paket wisata
tertentu dengan penataan penerimaan tamu yang banyak pada masa
liburan akhir pekan atau mereka yang berkunjung hanya semalam.

(5) Motel, umumnya berada di jalan-jalan utama, biasanya di dekat kota


besar, tempat-tempat yang sering dikunjungi atau lokasi-lokasi berlibur
yang masih mudah dicapai. Restoran, pompa bensin dan bengkel
reparasi ringan sebaiknya terdapat di sekitar lokasi, namun tidak perlu
berhubungan langsung dengan motel tersebut, lokasi / penempatan
bangunan diatur agar tidak terganggu oleh lampu kendaraan di malam
hari dan kebisingan lalu lintas.
Fungsi Dan Peranan Hotel
Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi
kebutuhan tamu (wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal
sementara selama jauh dari tempat asalnya. Pada umumnya kebutuhan
utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan, minum,
hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan kemajuan hotel
sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat
bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi,
seminar, lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan lainnya semacam itu
yang tentunya menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap. Dengan
demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial berfungsi bukan
hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai
tempat melangsungkan berbagai macam kegiatan sesuai dengan tujuan
pasar hotel tersebut. Dalam menunjang pembangunan negara, usaha
perhotelan memiliki peran antara lain :
- Meningkatkan industri rakyat Hotel banyak memakai barang-barang
yang diproduksi oleh industri rakyat, seperti meubel, bahan pakaian,
makanan, minuman dan lain sebagainya.
- Menciptakan lapangan kerja
- Membantu usaha pendidikan dan latihan
- Meningkatkan pendapatan daerah dan negara
- Meningkatkan devisa negara
- Meningkatkan hubungan antar bangsa
B. Tinjauan Terhadap Hotel Bisnis
Pengertian hotel bisnis
Menurut Hughes and Kapoor menyatakan : Bussiness is the
organized effort of individuals to produce and sell for a profit, the goods
and services that satisfysocietys needs. The general term business refers to
all such efforts within a society or within an industry. Maksudnya ialah
suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan
menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat.

Menurut kamus umum : bisnis adalah secara dagang, secara


perdagangan, usaha dagang, bidang usaha. (Kamus Umum, Brata
Atmajaya,h . 1994). Secara umum bisnis berarti komersial, perdagangan
atau kegiatan keuangan yang mempergunakan waktu, perhatian tenaga
kerja, dan penanaman modal demi perbaikan/kemajuan.

(Encyclopedia America, 1982) Berdasarkan beberapa uraian di


atas dapat disimpulkan bahwa : Hotel bisnis adalah suatu jenis akomodasi
yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan
jasa penginapan, makan dan minum, sarana, fasilitas pelengkap lainnya
serta jasa bagi umum yang dapat mendukung dan memperlancar kegiatan
bisnis para tamu (seperti meeting room, bussines centre, exhibition room
dan sebagainya), yang dikelola secara komersil serta memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.

Karakteristik hotel bisnis


Karakteristik hotel bisnis terdiri dari :

a. Lokasi
Lokasi dari pada hotel bisnis terletak di pusat-pusat kegiatan bisnis,
seperti perkantoran, perdagangan dan perbelanjaan.

b. Tamu
Tamu yang datang pada hotel mayoritas adalah kalangan bisnis,
pengusaha, karyawan dan profesional dengan kepentingan berbisnis,
berdagang, tugas dinas, komperensi, seminar, lokakarya, musyawarah,
simposium, dan sebagainya. Biasanya bepergian seorang diri atau
rombongan. Lama menginap singkat dan pada umumnya pada hari-hari
kerja.

c. Fasilitas
Fasilitas yang ada ditekankan pada fasilitas yang dapat menunjang
kegiatan bisnis para tamu, seperti ruang pertemuan, fasilitas komputer
PABX, Fax telepon dan sebagainya. Fasilitas pelayanan harus serba
praktis, cepat dan ekonomis sesuai dengan karakteristik para tamu .

Dasar penentu fasilitas hotel bisnis


Pada dasarnya fasilitas yang disediakan hotel memiliki kesamaan
pelayanan pokok yang diberikan yaitu penginapan, makanan dan minuman.
Namun sejalan dengan perkembangan bisnis hotel, fasilitas yang
ditawarkan (baik fasilitas utama maupun fasilitas khusus) terus
berkembang ke berbagai ragam jenis, yang mendorong munculnya jenis-
jenis hotel. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor diantaranya : (Ruters. W.
A. 1990)

d. Lokasi dan karakteristiknya


Lokasi hotel bisnis harus terletak di tengah-tengah pusat kegiatan bisnis
(Central Business Distrik) sesuai dengan karakteristik hotel bisnis.
Luas site menentukan jumlah dan besarannya.yang sangat
memperhitungkan waktu dan uang.

e. Tuntutan dan kebutuhan pasar


Dengan menetapkan terlebih dahulu sasaran pasar yang potensial,
menetapkan fasilitas dan komponennya yang fleksibel terhadap
kemungkinan perubahan tuntutan pasar serta menetapkan fasilitas
khusus hotel sebagai daya tarik tambahan bagi para tamu. Jumlah juga
disesuaikan prediksi kebutuhan kamar beberapa tahun ke depan.
f. Kompetisi dan persaingan antar hotel
Memperhatikan kelebihan dan kekurangan usaha-usaha hotel sejenis
sebagai dasar menetapkan strategi dan kemampuan untuk
memenangkan kompetisi dan persaingan. Menjadi dasar pertimbangan
bagi kemungkinan pengembangan fisik bangunan dan penambahan
fasilitas.

g. Tingkat kualitas (Quality Level)


Memperhatikan tingkat kualitas fasilitas-fasilitas hotel lain dan
melakukan perbandingan untuk perbaikan dan peningkatan mutu
fasilitas.

h. Rencana operasional
Menetapkan sistem kerja dan penekanan pada fasilitas publik agar
dapat memberikan kepuasan para tamu dan menampilkan image yang
diinginkan.

i. Konsep pelayanan makanan/restaurant


Memperlihatkan fasilitas yang banyak memberikan pemasukan seperti
restaurant yang akan mempengaruhi fasilitas penunjangnya seperti
kitchen, food storage dan locker area.

j. Jumlah staf
Jumlah staf disesuaikan dengan jumlah tamu yang ditargetkan
berkunjung ke hotel.

k. Dana dan lain-lain


Untuk pengadaan hotel bisnis di Indonesia dalam menentukan fasilitas
(facilities programming) selain dengan memperhatikan faktor-faktor
tersebut juga mengacu pada Himpunan Peraturan Usaha Akomodasi
Bidang Usaha Hotel yang dikeluarkan Dirjen Pariwisata.
Pelaku kegiatan
a. Tamu hotel
Pengelompokkan tamu hotel bisnis berdasarkan profesi dan status
sosial ekonomi secara umum :

1) Pengusaha
Umumnya memiliki pristise tinggi, status sosial ekonomi termasuk
dalam golongan menengah ke atas.

2) Pedagang
Faktor prestise kurang menonjol, status ekonomi termasuk
golongan menengah ke atas, cenderung bersifat sederhana dan
mempertimbangkan segi ekonomis.

3) Pejabat pemerintah
Memiliki pristise tinggi, status ekonomi golongan menengah
ekonomi ke atas. Penggunaan fasilitas sesuai dengan jabatannya.

4) Para profesional
Memiliki tingkat prestise yang tinggi dan umumnya berasal dari
golongan ekonomi menengah ke atas.

b. Pengelompokan tamu berdasarkan lamanya tinggal


1) Wisatawan (Tourist)
Tamu yang berkunjung dan tinggal lebih dari 24 jam serta
mengeluarkan uangnya untuk menikmati segala fasilitas yang
disediakan hotel.
2) Pelancong (Excursionist)
Tamu yang berkunjung kurang dari 24 jam, mereka ada juga yang
membelanjakan uangnya untuk menikmati fasilitas hotel atau yang
hanya datang untuk mengunjungi famili, relasi dan kenalan.
c. Jenis kegiatan tamu

1) Kegiatan rutin/pokok sehari-hari seperti makan, minum, istirahat,


mandi.
2) Kegiatan utama dari maksud kunjungan seperti meeting, konvensi,
lokakarya, resepsi/pesta/perjamuan, pameran, tugas dinas, bisnis
dan berdagang.
3) Kegiatan mengisi waktu luang seperti olah raga, shopping, makan
di restaurant, rileks, rekreasi.

d. Pengelola hotel

1) Staf karyawan hotel


Yaitu staf administrasi manager yang mengelola segala kegiatan
yang ada dalam hotel baik intern maupun ekstern yang termasuk
dalam kategori :
a). Asisten manager
b). Staf departemen teknik dan transportasi
c). Staf departemen keuangan
d). Staf departemen makanan dan minuman
e). Staf departemen kerumahtanggaan dan lain-lain

Yang dimaksud dengan karyawan dalam hal ini adalah para


pekerja yang tidak langsung berhubungan dengan pengunjung :

a). Karyawan bagian dapur


b). Karyawan bagian laundry (binatu)
c). Karyawan bagian kimia
2) Jenis kegiatan dan pelayanan karyawan
Di dalam susunan dalam struktur organisasi dari suatu hotel,
berpedoman pada kegiatan pokoknya maka departemen/ bagian
yang harus ada, adalah :
a) Kantor departemen hotel (Front Office)
Bagian tersebut memiliki sub bagian yaitu : Fungsi utama dari
bagian ini adalah menyewakan kamar dan fasilitas lain. Adapun
pelayanan yang diberikan antara lain :

(1). Pelayanan pemesanan kamar (Reservation service)


mempunyai fungsi menerima pesanan-pesanan kamar
yang dibuat oleh tamu.

(2). Pelayanan penanganan barang-barang tamu (Porter atau


Bel Captain, Desk Service).

(3). Pelayanan informasi (Information Service) memberikan


informasi yang dibutuhkan oleh tamu selama menginap
di hotel.

(4). Pelayanan Check in dan Check Out tamu (Reception atau


Front Desk) mempunyai fungsi menangani tamu-tamu
yang check in dan check out.

(5). Kasir kantor depan hotel (Front Office Cashier)


mempunyai fungsi menangani pembayaran seluruh
transaksi yang dibuat oleh tamu didalam hotel selama
menginap.
KAJIAN TAPAK DAN LINGKUNGAN
Gambaran Umum Kabupaten Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur,


Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di
ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan
Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan
serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Kabupaten
Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi
yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai
5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2). Di pesisir
Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan
perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan
Gilimanuk).

Batas Wilayah Kabupaten Banyuwangi :

1. Sebelah utara adalah Kabupaten Situbondo,


2. Sebelah timur adalah Selat Bali,
3. Sebelah selatan adalah Samudera Indonesia dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso.

PETA WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI


Kondisi Eksisting

Site terletak di jalan Letjen Jendral S. Parman Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten


Banyuwangi. Batas-batas site :

1. Utara : Jalan Ikan Layur


2. Selatan : Dealer Suzuki
3. Barat : Jaln raya Letjen S. Parman
4. Timur : Pemukiman

Lokasi Site yang berada di kawasan Jalan Letjen S. Parman memiliki

karakteristik :

1. Merupakan kawasan perdagangan, yang dilengkapi dengan fasilitas umum,


fasilitas pendidikan, fasilitas komersil. Dan pemukiman penduduk.
2. Dilalui kendaraan umum dan pribadi.
Letak site yang berada pada kawasan Jalan Letjen S. Parman memiliki potensi
sebagai berikut :

1. Dekat dengan fasilitas komersial, fasilitas umum, dan perdagangan, serta


merupakan pusat
POTENSI DAN KENDALA TAPAK

Potensi

Pemilihan tapak untuk pembangunan Hotel Bisnis Bintang 4 ini dilatar belakangi
oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Berada di daerah pusat kota Banyuwangi dan dekat dengan bangunan-
bangunan publik lain seperti : factory outlet, polres, butik, restoran, dan lain-
lain yang diharapkan dapat menjadi fasilitas akomodasi pengunjung
terutama wisatawan.

b. Terletak pada satu kawasan yang strategis dan mudah dijangkau karena
berada di pusat kota Banyuwangi yang merupakan jalur pariwisata dan
sudah dikenal oleh banyak orang.

c. Acessibility/pencapaian yang memiliki kemudahan dengan banyaknya jalan


pencapaian bagi sarana transportasi pribadi maupun umum.

Kendala Tapak
Di sekitar tapak banyak sekali bangunan-bangunan public yang sifatnya komersil,
sehingga pada waktu-waktu tertentu, seperti hari libur, banyak berdatangan para
wisatawan baik dari luar kota maupun luar negeri, ini menyebabkan kondisi jalan
di sekitar tapak menjadi macet.
UTILITAS

Saluran air PDAM dan listrik terdapat di sepanjang jalan utama, yaitu Jalan Letjen
S. Parman. Jadi, untuk keperluan utilitas air besih dan listrik, bangunan pada tapak
dapat mengambilnya pada bagian bagian barat tapak.Sedangkan untuk saluran
sanitasi atau saluran pembuangan, saluran roil kota terdapat pada sebelah barat
tapak. Saluran ini merupakan saluran pembuangan utama pada area pemukiman dan
area komersil.

POTONGAN TAPAK

Site
KAJIAN FUNGSI BANGUNAN
KAJIAN TEMA
Neo Vernakular
Neo-Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era
Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an,
Post Modern lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek
terhadap pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak).
Dari tinjauan diatas kesimpulan dari judul saya adalah merencanakan dan
merancang sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengakomodasi tamu yang
memiliki tujuan untuk melakukan kegiatan bisnis di kabupaten banyuwangi dengan
fasilitas yang setara dengan hotel bintang empat.
Arsitektur Neo-Vernacular
1. Latar Belakang Munculnya Arsitektur Neo-Vernacular
Arsitektur Neo-Vernacular adalah salah satu paham atau aliran yang
berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada
pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern
timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton
(bangunan berbentuk kotak-kotak). Ada 6 (enam) aliran yang muncul pada
era Post Modern menurut Charles A. Jenck diantaranya, Historiscism,
Straight Revivalism, Neo Vernakular, Contextualism, Methapor dan Post
Modern Space. Dimana, menurut (Budi A Sukada, 1988) dari semua aliran
yang berkembang pada Era Post Modern ini memiliki 10 (sepuluh) ciri-ciri
arsitektur sebagai berikut :
1. Mengandung unsur komunikatif yang bersikap lokal atau
populer.
2. Membangkitkan kembali kenangan historik.
3. Berkonteks urban.
4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi.
5. Bersifat representasional (mewakili seluruhnya).
6. Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain).
7. Dihasilkan dari partisipasi.
8. Mencerminkan aspirasi umum.
9. Bersifat plural.
10. Bersifat ekletik.
Sebuah karya arsitektur yang memiliki enam atau tujuh dari ciri-ciri
diatassudah dapat dikategorikan ke dalam arsitektur Post Modern (Neo-
Vernakular).Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya post modern
menyebutkan tiga alasan yang mendasari timbulnya era Post Modern, yaitu :
1. Kehidupan sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke dunia tanpa batas, ini
disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia.
2. Canggihnya teknologi menghasilkan produk-produk yang bersifat pribadi.
3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau
daerah,sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.
Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo-Vernacular adalahsebagai
berikut :

1. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim


setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah,
detail, struktur dan ornamen).

2. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga
elemen non-fisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang
mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria
perancangan.

3. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip


bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan
visualnya). Berikut merupakan perbandingan arsitektur Tradisional,
Neo-Vernacular :

Berdasarkan tabel 1, dapat disimpulkan bahwa arsitektur Post


Modern danaliran-alirannya merupakan arsitektur yang menggabungkan
antara tradisional dengan non-tradisional, modern dengan setengah non-
modern, perpaduan yang lama dengan yang baru. Dalam timeline arsitektur
modern, Vernacular berada pada posisi arsitektur modern awal dan
berkembang menjadi Neo-Vernacular pada masa modern akhir setelah
terjadi eklektisme dan kritikan-kritikan terhadap arsitektur modern.
Metode Eksplorasi Arsitektur Neo Vernakular
Dalam proses eksplorasi gedung-gedung Modern-Vernacular di
Indonesia, menurut Deddy Erdiono dalam Jurnal Sabua Vol. 3, No.3:32-39,
November 2011 berjudul Arsitektur Modern (Neo) Vernacular di
Indonesia, menyatakan bahwa ada empat model pendekatan yang harus
diperhatikan terkait dengan bentuk dan makna dalam merancang dan
memodernisir bangunan tradisional dalam konteks kekini-an, yaitu
kecenderungan terjadinya perubahan- perubahan dengan paradigma, yaitu:

a. bentuk dan maknanya tetap


b. bentuk tetap dengan makna baru
c. bentuk baru dengan makna tetap
d. bentuk dan maknanya baru.

Pada pendekatan bentuk baru dengan makna tetap, penampilan


bentukan arsitektur Neo-Vernacular dapat menghadirkan bentuk baru dalam
pengertian unsur-unsur lama yang diperbaharui, jadi tidak lepas sama sekali
karena terjadi interpretasi baru terhadap bentuk lama yang kemudian diberi
makna yang lama untuk menghindari kejutan budaya (culture shock).
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS
Pada dasarnya fasilitas yang disediakan hotel memiliki kesamaan
pelayanan pokok yang diberikan yaitu penginapan, makanan dan minuman.
Namun sejalan dengan perkembangan bisnis hotel, fasilitas yang
ditawarkan (baik fasilitas utama maupun fasilitas khusus) terus
berkembang ke berbagai ragam jenis, yang mendorong munculnya jenis-
jenis hotel. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor diantaranya : (Ruters. W.
A. 1990)

A. Lokasi dan karakteristiknya


Lokasi hotel bisnis harus terletak di tengah-tengah pusat kegiatan bisnis
(Central Business Distrik) sesuai dengan karakteristik hotel bisnis.
Luas site menentukan jumlah dan besarannya.

B. Tuntutan dan kebutuhan pasar


Dengan menetapkan terlebih dahulu sasaran pasar yang potensial,
menetapkan fasilitas dan komponennya yang fleksibel terhadap
kemungkinan perubahan tuntutan pasar serta menetapkan fasilitas
khusus hotel sebagai daya tarik tambahan bagi para tamu. Jumlah juga
disesuaikan prediksi kebutuhan kamar beberapa tahun ke depan.

C. Kompetisi dan persaingan antar hotel


Memperhatikan kelebihan dan kekurangan usaha-usaha hotel sejenis
sebagai dasar menetapkan strategi dan kemampuan untuk
memenangkan kompetisi dan persaingan. Menjadi dasar pertimbangan
bagi kemungkinan pengembangan fisik bangunan dan penambahan
fasilitas.

D. Tingkat kualitas (Quality Level)


Memperhatikan tingkat kualitas fasilitas-fasilitas hotel lain dan
melakukan perbandingan untuk perbaikan dan peningkatan mutu
fasilitas.
E. Rencana operasional
Menetapkan sistem kerja dan penekanan pada fasilitas publik agar
dapat memberikan kepuasan para tamu dan menampilkan image yang
diinginkan.

F. Konsep pelayanan makanan/restaurant


Memperlihatkan fasilitas yang banyak memberikan pemasukan seperti
restaurant yang akan mempengaruhi fasilitas penunjangnya seperti
kitchen, food storage dan locker area.

G. Jumlah staf
Jumlah staf disesuaikan dengan jumlah tamu yang ditargetkan
berkunjung ke hotel.

H. Dana dan lain-lain


Untuk pengadaan hotel bisnis di Indonesia dalam menentukan fasilitas
(facilities programming) selain dengan memperhatikan faktor-faktor
tersebut juga mengacu pada Himpunan Peraturan Usaha Akomodasi
Bidang Usaha Hotel yang dikeluarkan Dirjen Pariwisata.
PROGRAMING

DIAGRAM AKTIFITAS
Sirkulasi Tamu Tidak Menginap

Tamu yang tidak menginap biasanya mengunjungi hotel untuk


memanfaatkan fasilitas-fasilitas hotel seperti restoran/kafe, fasilitas
kebugaran maupun ruang-ruang pertemuan. Sirkulasinya dapat
digambarkan melalui diagram berikut:

Diagram 3.1 Sirkulasi Tamu Tidak


Menginap
Sirkulasi Tamu Menginap

Tamu yang menginap biasanya akan langsung menuju lobby


dan front desk untuk keperluan administrasi dan lain-lain, setelah
itu tamu yang menginap dapat mengakses lantai-lantai kamar tamu
atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas hotel lainnya.
Sirkulasi Tamu Menginap dapat digambarkan melalui diagram
berikut:

Makan-minum

Diagram 3.2 Sirkulasi Tamu Menginap


Sirkulasi Karyawan

Sirkulasi Karyawan dibedakan dari sirkulasi tamu, Akses


masuknya pun dibedakan dari entrance tamu. Setelah memasuki
bangunan biasanya karyawan akan melakukan absensi di timekeeper
station dan kemudian mengambil dan mengganti seragam, lalu
melakukan pekerjaannya masing-masing. Akses vertikal untuk
kegiatan servis juga dibedakan dari akses vertikal tamu.
Sirkulasi karyawan dapat digambarkan melalui diagram berikut:

Melaksanakan Pekerjaan

Diagram 3.3 Sirkulasi Karyawan


Sirkulasi Pengelola Hotel

Terdiri dari orang-orang yang bekerja didalam hotel untuk


membantu tamu dalam menjalankan aktifitas didalam hotel tersebut. Berikut
adalah zonasi ruang dan kegiatan yang dilakukan oleh pengelola hotel:

Diagram 3.4 Sirkulasi Pengelola Hotel

Você também pode gostar