Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengertian Judul
Pengertian judul perencanan dan perancangan Hotel Bisnis Bintang
Empat di Kabupaten Banyuwangi dengan Tema Neo vernakular adalah
sebagai berikut :
Perencanaan
Hal merencanakan; hal merancangkan. (Kamus Bahasa Indonesia,
2008:1195)
Perancangan
Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1993:138)
Hotel
Suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial disediakan bagi
setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut makanan dan
minuman. (SK Menteri Perhubungan No. PM 16/PW 301/PHB 77 tanggal 22
Desember 1977 pada bab 1 pasal 7 ayat a)
Bisnis
Usaha dagang; usaha komersial di dunia perdagangan; bidang usaha:
bekerja di bidang kepariwisataan. (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:1195)
Bintang Empat
Tingkatan atau kelas hotel yang menjadi tolak ukur fasilitas. (Akomodasi
Perhotelan Jilid I, 2008:53)
Kota
Daerah perkampungan yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan
kesatuan tempat tinggal dari berbagai masyarakat. (Kamus Bahasa Indonesia,
2008:758)
Banyuwangi(Kabupaten Banyuwangi)
Sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah
Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di
kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat
Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten
Bondowoso di barat. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa
Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang
mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2). Di pesisir
Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan
perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Tema
Pokok pikiran; dasar cerita (yg dipercakapkan, dipakai sbg dasar
mengarang, menggubah sajak, dsb). (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:1482)
Neo Vernakular
Neo-Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada
era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-
an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek
terhadap pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak).Dari
tinjauan diatas kesimpulan dari judul saya adalah merencanakan dan merancang
sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengakomodasi tamu yang memiliki tujuan
untuk melakukan kegiatan bisnis di kota Malang dengan fasilitasyang setara dengan
hotel bintang empat
PEMAHAMAN OBYEK STUDI
Sejarah Hotel
Pada dasarnya keberadaan fungsi hotel adalah sarana penunjang kegiatan
berpergian yang berjarak jauh dari tempat tinggal sehingga dibutuhkan
sarana akomodasi untuk tempat beristirahat berupa kamar tidur.
- Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah
dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap
sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan
peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung
sementara terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan
perjalanan. Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah
penginanpan yang disebut MANSIONES yang berlokasi sepanjang
jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar 40 KM. Kemudian
selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan
agar dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan yang dilalui
orang ( road side inn ).Pada waktu Perang Salib berkecamuk, banyak
pengusaha rumah penginapan yang membangun tempat-tempat bagi para
prajurit perang, juga bagi para peziarah yang sedang melancong ke tanah
suci seperti tertulis di kitab Injil. Selain itu, gereja-gereja yang ada juga
memberikan pelayanan berupa penyediaan fasilitas beristirahat kepada
para pelancong yang memerlukannya. Kebanyakan gereja pada waktu itu
mempunyai dua buah dapur, yang satu untuk para Rahib yang tinggal
disana dan yang lainnya untuk para pelancong yang bermalam. Tidak
diambil pungutan biaya, tetapi diharapkan adanya sumbangan sukarela
bagi mereka yang mampu. Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film
- film Western ( cowboy) sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah
terdapat hotel yang bersebelahan dengan salon dan bar restaurant, yang
berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel,
penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau
penunjang bagi para pelancong.
Hotel dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris,
kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan
di New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah
memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika. Sebelumnya,
sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah berubah
menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam
sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang
mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant
yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent
Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota
London.
Klasifikasi hotel
Berdasarkan Knowledge on Hotel Operation oleh Balai Pendidikan dan
Latihan Kepariwisataan
(1) Hotel di pusat kota, biasanya termasuk hotel mewah, hotel untuk
komperensi / pertemuan-pertemuan besar dan hotel untuk para tamu
kepariwisataan.
(2) Hotel untuk pemakai berkendaraan bermotor, hotel jenis ini pelayanan
utamanya adalah peruntukan bagi para pengendara mobil atau sepeda
motor, karenanya lokasi hotel hendaknya terletak di persimpangan jalan
raya di pinggiran kota.
(3) Hotel di lapangan udara, perencanaannya mirip dengan hotel jenis untuk
pengendara mobil, perbedaannya hanya pada pelayanan pengadaan
makanan untuk penumpang pesawat udara, sehingga diperlukan
penerima tamu yang berjaga semalam suntuk dan jika mungkin juga
pelayanan makanan semalam suntuk. Hotel jenis ini kadang-kadang
juga dilengkapi dengan gedung pertemuan untuk melayani pertemuan-
pertemuan besar, swasta maupun nasional.
a. Lokasi
Lokasi dari pada hotel bisnis terletak di pusat-pusat kegiatan bisnis,
seperti perkantoran, perdagangan dan perbelanjaan.
b. Tamu
Tamu yang datang pada hotel mayoritas adalah kalangan bisnis,
pengusaha, karyawan dan profesional dengan kepentingan berbisnis,
berdagang, tugas dinas, komperensi, seminar, lokakarya, musyawarah,
simposium, dan sebagainya. Biasanya bepergian seorang diri atau
rombongan. Lama menginap singkat dan pada umumnya pada hari-hari
kerja.
c. Fasilitas
Fasilitas yang ada ditekankan pada fasilitas yang dapat menunjang
kegiatan bisnis para tamu, seperti ruang pertemuan, fasilitas komputer
PABX, Fax telepon dan sebagainya. Fasilitas pelayanan harus serba
praktis, cepat dan ekonomis sesuai dengan karakteristik para tamu .
h. Rencana operasional
Menetapkan sistem kerja dan penekanan pada fasilitas publik agar
dapat memberikan kepuasan para tamu dan menampilkan image yang
diinginkan.
j. Jumlah staf
Jumlah staf disesuaikan dengan jumlah tamu yang ditargetkan
berkunjung ke hotel.
1) Pengusaha
Umumnya memiliki pristise tinggi, status sosial ekonomi termasuk
dalam golongan menengah ke atas.
2) Pedagang
Faktor prestise kurang menonjol, status ekonomi termasuk
golongan menengah ke atas, cenderung bersifat sederhana dan
mempertimbangkan segi ekonomis.
3) Pejabat pemerintah
Memiliki pristise tinggi, status ekonomi golongan menengah
ekonomi ke atas. Penggunaan fasilitas sesuai dengan jabatannya.
4) Para profesional
Memiliki tingkat prestise yang tinggi dan umumnya berasal dari
golongan ekonomi menengah ke atas.
d. Pengelola hotel
karakteristik :
Potensi
Pemilihan tapak untuk pembangunan Hotel Bisnis Bintang 4 ini dilatar belakangi
oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Berada di daerah pusat kota Banyuwangi dan dekat dengan bangunan-
bangunan publik lain seperti : factory outlet, polres, butik, restoran, dan lain-
lain yang diharapkan dapat menjadi fasilitas akomodasi pengunjung
terutama wisatawan.
b. Terletak pada satu kawasan yang strategis dan mudah dijangkau karena
berada di pusat kota Banyuwangi yang merupakan jalur pariwisata dan
sudah dikenal oleh banyak orang.
Kendala Tapak
Di sekitar tapak banyak sekali bangunan-bangunan public yang sifatnya komersil,
sehingga pada waktu-waktu tertentu, seperti hari libur, banyak berdatangan para
wisatawan baik dari luar kota maupun luar negeri, ini menyebabkan kondisi jalan
di sekitar tapak menjadi macet.
UTILITAS
Saluran air PDAM dan listrik terdapat di sepanjang jalan utama, yaitu Jalan Letjen
S. Parman. Jadi, untuk keperluan utilitas air besih dan listrik, bangunan pada tapak
dapat mengambilnya pada bagian bagian barat tapak.Sedangkan untuk saluran
sanitasi atau saluran pembuangan, saluran roil kota terdapat pada sebelah barat
tapak. Saluran ini merupakan saluran pembuangan utama pada area pemukiman dan
area komersil.
POTONGAN TAPAK
Site
KAJIAN FUNGSI BANGUNAN
KAJIAN TEMA
Neo Vernakular
Neo-Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era
Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an,
Post Modern lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek
terhadap pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak).
Dari tinjauan diatas kesimpulan dari judul saya adalah merencanakan dan
merancang sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengakomodasi tamu yang
memiliki tujuan untuk melakukan kegiatan bisnis di kabupaten banyuwangi dengan
fasilitas yang setara dengan hotel bintang empat.
Arsitektur Neo-Vernacular
1. Latar Belakang Munculnya Arsitektur Neo-Vernacular
Arsitektur Neo-Vernacular adalah salah satu paham atau aliran yang
berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada
pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern
timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton
(bangunan berbentuk kotak-kotak). Ada 6 (enam) aliran yang muncul pada
era Post Modern menurut Charles A. Jenck diantaranya, Historiscism,
Straight Revivalism, Neo Vernakular, Contextualism, Methapor dan Post
Modern Space. Dimana, menurut (Budi A Sukada, 1988) dari semua aliran
yang berkembang pada Era Post Modern ini memiliki 10 (sepuluh) ciri-ciri
arsitektur sebagai berikut :
1. Mengandung unsur komunikatif yang bersikap lokal atau
populer.
2. Membangkitkan kembali kenangan historik.
3. Berkonteks urban.
4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi.
5. Bersifat representasional (mewakili seluruhnya).
6. Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain).
7. Dihasilkan dari partisipasi.
8. Mencerminkan aspirasi umum.
9. Bersifat plural.
10. Bersifat ekletik.
Sebuah karya arsitektur yang memiliki enam atau tujuh dari ciri-ciri
diatassudah dapat dikategorikan ke dalam arsitektur Post Modern (Neo-
Vernakular).Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya post modern
menyebutkan tiga alasan yang mendasari timbulnya era Post Modern, yaitu :
1. Kehidupan sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke dunia tanpa batas, ini
disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia.
2. Canggihnya teknologi menghasilkan produk-produk yang bersifat pribadi.
3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau
daerah,sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.
Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo-Vernacular adalahsebagai
berikut :
2. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga
elemen non-fisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang
mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria
perancangan.
G. Jumlah staf
Jumlah staf disesuaikan dengan jumlah tamu yang ditargetkan
berkunjung ke hotel.
DIAGRAM AKTIFITAS
Sirkulasi Tamu Tidak Menginap
Makan-minum
Melaksanakan Pekerjaan