Você está na página 1de 11

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS

Diposkan oleh Rizki Kurniadi

1. Defenisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang dikarakteristikkan oleh hiperglikemi, dan
diakibatkan dari kerusakan produksi insulin, sekresi, atau penggunaannya. (Sandra. M. Nettina, 2002)

2. Etiologi
Diabetes tipe I (IDDM, Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Faktor genetik : penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi
suatu predisposisi/kecendrungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe I.
Faktor immunologi : terdapat suatu respon otoimun yang merupakan repon abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggap seolah-olah jaringan asing.
Faktor lingkungan : virus/toksin dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
sel beta.
Diabetes tipe II (NIDDM, Non- Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada
diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan
dengan proses terjadinya diabetes tipe II. Faktor-faktor ini adalah :
Usia (resistensi insulin cendrung meningkat pada usia diatas 65 tahun)
Obesitas
Riwayat keluarga
Kelompok etnik
Gaya hidup
Merokok
( Brunner & Suddart, 2002)
3. Patofisiologi
Faktor resiko:

Toleransi glukosa terganggu (Intoleransi


glukosa)
Pola makan dan jenis makan (diet buruk)
Kurang aktivitas fisik
Faktor psikososial (isolasi diri, depresi
Pengambilan glukosa oleh jaringan tidak
efektif
Perubahan yang berhubungan
dengan penuaan:

Penurunan fungsi pankreas


Penurunan kemampuan tubuh bereaksi
terhadap insulin
Perubahan sekresi insulin
Perubahan resistensi insulin
Penurunan kemampuan tubuh menyerap
karbohidrat (lean body mass)

Konsekuensi fungsional negatif:

Kelelahan
Iritabilitas
Penurunan kemampuan
Poliuria
Polidipsi
Luka pada kulit yang lama sembuh
Pandangan kabur
4. Manifestasi Klinis
Dari pasien diabetes mellitus sensiri, hal yang sering menyebabkan pasien datang berobat
kedokter dan kemudian didiagnosa sebagai diabetes melitus ialah keluhan (Sarwono Waspadji, 1996)
Poliuria
Polidipsia
Polifagia
Berat badan menurun
Kelainan kulit : gatal, bisul-bisul
Kelebihan genekologis: keputihan
Kesemutan, rasa baal
Kelemahan tubuh
Luka atau bisul-bisul yang tidak sembuh-sembuh
Infeksi saluran kemih
Visus menurun (Sarwono Waspadji, 1996)

5. Klasifikasi
a. Tipe I (IDDM) : pankreas memproduksi sedikit/tidak produksi insulin endogen dan harus diatasi
dengan injeksi insulin untuk mengontrol diabetes dan mencegah ketoasidosis
b. Tipe II (NIDDM) : penyakit yang diakibatkan dari defek pembuatan insulin dan pelepasan dari sel
beta, serta resistensi insulin pada jaringan perifer.
c. Diabetes gestasional
Awitan selama kehamilan, terjadi pada trimester ke 2 dan ke 3
Disebabkan oleh hormon yang disekresi plasenta dan menghambat kerja insulin
Faktor resiko : obesitas, usia diatas 30 tahun, riwayat diabetes dalam keluarga, pernah
melahirkan bayi yang besar > 4,5 Kg
Pemeriksaan screning (tes toleransi glukosa) harus dilakukan pada semua wanita hamil
dengan usia kehamilan 24-28 minggu.
d. Toleransi glukosa terganggu
Kadar glukosa darah diantara kadar normal dan kadar diabetes
Kerentanan terhadap penyakit aterosklerosis diatas normal
Komplikasi renal dan retina biasanya tidak signifikant

6. Komplikasi
a. Akut
Koma hipoglikemia
Ketoasidosis
Koma hiperosmolar non ketotik
b. Kronik
Makroangiopati mengenai pembuluh darah besar: pada jantung, pada tepi, pada otak
Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopat diabetik, nefropati diabetik.
Neuropati diabetik
Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru, gingivitis, dan infeksi saluran kemih
Kaki diabetik
(Arif Mansjoer, 1999)

F. Pemeriksaan penunjang
Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. Uji Diagnostik DM dilakukan
pada mereka yang menunjukkan gejala/tanda DM. Sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan
untuk mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala, yang mempunyai resiko DM. Pemeriksaan
penyaring dikerjakan pada
kelompok dengan salah satu resiko DM sbb:
1.Usia > 45 tahun
2.Berat badan lebih, BBR > 110 % BB idaman atau IMT > 23 kg/m2
3.Hipertensi (>140/90 mmhg)
4.Riwayat DM dalam garis keturunan
5.Riwayat abortus berulang,melahirkan bayi cacat atau BB lahir > 4000 gr
6.Kolesterol HDL < 35 mg/dl atau trigliserida > 250 mg/dl.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah
Sewaktu 2 jam sesudah makan (post prandial, pp). Bila hasilnya belum memastikan diagnosa DM,
kemudian diikuti dengan pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Untuk kelompok resiko
tinggi yang hasil pemeriksaan penyaringnya negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulangan setiap
tahun.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan, makan seperti biasa (karbohidrat cukup)
Kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan
Puasa paling sedikit 8 jam, mulai malam hari sebelum pemeriksaan, minum air putih diperbolehkan.
Diperiksa kadar glukosa darah puasa.
Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75 gram/kgBB (anak), dilarutkan dalam air 250 ml
dan diminum dalam waktu 5 menit.
Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa.
Selama proses pemeriksaan pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.

G. Komplikasi
1. Makroangiopati
Pembuluh darah jantung
Pembuluh darah tepi
Pembuluh darah otak
2. Mikroangiopati
Pembuluh darah kapiler retina mata
Pembuluh darah kapiler ginjal
3. Neuropati
Contoh penyulit dengan mekanisme gabungan:
Kardiopati: penyakit jantung koroner dan kardiomiopati
Rentan infeksi, misalnya TB.Paru, gingivitis dan infeksi saluran kemih
Kaki diabetik
Disfungsi ereksi

8. Penatalaksanaan Medik
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas
insulin dan kadar glukosa darah dan upaya untuk mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler, serta neuropatik. Ada 5 komponen dalam
penatalaksanaan diabetes ;
Diit
Latihan
Pemantauan
Terapi (jika diperlukan)
Pendidikan/penyuluhan tentang DM

a. Penatalaksanaan Diet
Prinsip umum
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut ini :
Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin, mineral)
Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
Memenuhi kebutuhan energi
Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar
glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
Perencanaan makan
Komposisi
KH : 60-70%
Lemak : 20-25%
Protein : 10-15 %
Jumlah kalori yang disesuaikan dengan pertumbuhan status gizi, umur, status akut dan
kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal.
Kolesterol < 300 mg/H, kandungan serat 25 gr/H
Konsumsi garam dibatasi ( ada hipertensi)

b. Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama 0,5 jam yang sifatnya sesuai
CRIPE ( continous, rytmical, interval, progresive, endurance training).
Continous
Latihan harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa berhenti. Contoh bila dipilih
joging 30 menit, maka selama 30 menit pasien melakukan joging tanpa istirahat.

Rythmical
Latihan olah raga harus dipilih yang berirama, yaitu otot-otot berkontraksi dan rileksasi secara
teratur. Contoh jalan kaki : joging, lari, berenang, bersepeda, mendayung, main golf, tenis dan
badminton tidak memenuhi syarat karena banyak berhenti
Interval
Latihan dilakukan secara selang-seling antara gerak cepat dan lambat. Contoh jalan cepat diselingi
jalan lambat, joging diselingi jalan, dan sebagainya.
Progressive
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dari intensitas riogen sampai sedang hingga
mencapai 30-60 menit.
Sasaran heart rate : 75-85 %
Max heart rate : 920 umur
Endurance Training
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan ( jalan santai/cepat,
sesuai umur), joging, berenang dan bersepeda.

c. Terapi
Obat hipoglikemi oral (OHO)
Sulfonilurea
Bekerja dengan cara:
- menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan
- menurunkan ambang sekresi insulin
- menaikkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah normal
Inhibitor glukosidase : obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim
glukosidase didalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan
hiperglikemia pasca prandial.

Insulin sensitizing agent : thoazolidinediones adalah golongan obat yang


mempunyai efek farmakologi menaikkan sensetivitas insulin sehingga bisa
mengatasi masalah resistensi insulin dan berbagai masalah akibat resistensi
insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.

Insulin
Indikasi pengunaan insulin pada NIDDM adalah
DM dengan berat badan menuruncepat/kurus
Ketoasidosis, asidosis laktat dan koma hiperosmolar
DM mengalami stres berat ( infeksi sistemik, operasi berat dan lain-lain)
DM dengan kehamilan / DM gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan
DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis maksimal atau ada
kontra indikasi dengan obat tersebut

d. Penyuluhan
Penyuluhan untuk pencegahan primer : Kelompok resiko tinggi
Materi penyuluhan : Faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya diabetes dan usaha untuk
mengurangi faktor resiko tersebut
Penyuluhan untuk pencegahan skunder : Kelompok pasien diabetes terutama yang baru
Materi penyuluhan
- Apa itu diabetes mellirus
- Penatalaksanaan diabetes
- Obat-obat untuk diabetes
- Perencanaan makan
- Diabetes dengan kegiatan jasmani/olah raga

Materi penyuluhan tingkat lanjutan


- Mengenai dan mencegah komplikasi akut DM
- Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain
- Makan diluar rumah
- Perencanaan untuk kegiatan-kegiatan khusus
- Pemeliharaan/ perawatan kaki
Penyuluhan untuk pencegahan tersier : Pasien diabetes yang sudah mengalami komplikasi
Materi penyuluhan
- Maksud dan tujuan cara pengobatan pada komplikasi kronik diabetes
- Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan
- Kesabaran dan ketangguhan untuk dapat menerima dan memanfaatkan keadaan dengan komplikasi
kronik

PANDUAN PRAKTIS UNTUK DIET PENYAKIT DM

a. Makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita DM


Makanan yang cepat terserap menjadi gula, spt: gula pasir, gula jawa, buah-buahan yang
diawetkan dengan gula, dodol, bolu,selai, kue-kue manis, permen, permen cokelat, biscuit, sirup, soft
drink, susu kental manis dan es krim.
b. Makanan yang dianjurkan
Makanan yang nengandung karbohidrat dan tinggi serat dan tidak terlalu halus, spt: roti biji
gandum, ubi jalar, kentang, talas, biscuit berserat, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan buah-
buahan segar.
c. Sumber serat dari sayur-sayuran
Kembang kol, tauge, ketimun, rebung, jamur segar, seledri, kangkung, pepaya muda, labu
siam, selada, gambas, lobak, cabai hijau besar, labu, terong, tomat dan sawi.
d. Buah-buahan yang dianjurkan
Buah-buahan yang kurang manis, spt: pepaya, kedondong, salak, pisang, apel.
e. Buah-buahan yang dihindari/dibatasi, spt :
Sawo, nenas, rambutan, durian, nangka, anggur.

Contoh Menu Berdasarkan Daftar Bahan Makanan Penukar


KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN DALAM PENUKAR DIET 1700 KALORI
SEHARI PAGI SIANG SORE SNACK
(P) (P) (P) (P) (P)
Nasi/Penukar 5 1 2 2 -
Ikan/Penukar 2 - 1 1 -
Daging/Penukar 1 1 - - -
Tempe/Penukar 3 - 1 1
Sayuran A S S S -
Sayuran B 2 - 1 1 -
Buah/Penukar 4 - 1 1 2
Minyak/Penukar 4 - 2 2 -
Ket : S = Sekehendak

CONTOH MENU DM 1700 KALORI


Waktu Bhn Makanan Penukar Kebutuhan Bahan Contoh Menu
PAGI Roti 2 iris Roti panggang
Margarin sdm Margarin
Telur 1 btr Telur rebus
Teh panas
10.00 Pisang 1 buah Pisang
SIANG Nasi 11/2 gelas Nasi
Udang 5 ekor Oseng-oseng
Tahu 1 potong Udang,tahu,cabe ijo
Minyak sdm Urap sayuran
Sayuran 1 gelas
Kelapa 5 sdm
Jeruk 1 buah Jeruk
16.00 Duku 16 buah Duku
MALAM Nasi 11/2 gelas Nasi
Ayam 1 potong Sop ayam + Kacang
Kacang merah 2 sdm merah
Sayuran 1 gelas Tumis sayuran
Minyak sdm
Apel Malang 1 buah Apel

Sumber : * Practice guidelines for medical nutrition therapy provided by dietition for persons with NIDDM. J Am Diet
Assoc. 1995.
PB PERKENI, 1993: Konsensus pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia
Anjuran gizi seimbang pada penderita Diabetes
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan normal).
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energi (pilih karbohidrat kompleks
dan serat, batasi karbohidrat sederhana)
4. Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium (gunakan garam secukupnya saja).
6. Makanlah makanan sumber zat besi (Fe)
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan jasmani secara teratur
11. Hindari minuman beralkohol
12. Makan makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian pasien diabetes mellitus harus berfokus pada hipoglikemia dan hiperglikemia. Luka
pada kulit dan ketrampilan perawatan mandiri diabetes serta tindakan untuk mencegah komplikasi
jangka panjang.
Pengkajian dilakukan untuk mendeteksi hipoglikemia dan hiperglikemia disertai pemantauan
glukosa kapiler yang sering (biasanya diinstruksikan dokter sebelum jam-jam makan serta pada saat
akan tidur malam). Pengkajian kulit yang cermat, khususnya pada daerah-daerah yang menonjol dan
pada ekstremitas bawah, merupakan tindakan yang penting. Pengkajian ini dilakukan untuk
memeriksa apakah kulit pasien kering, pecah-pecah, terluka dan kemerahan. Kepada pasien
ditanyakan tentang gejala neuropati, seperti: perasaan kesemutan dsn nyeri atau pati rasa pada kaki.
Pengkajian terhadap ketrampilan perawatan diri / mandiri diabetes dilakukan sedini mungkin
untuk menentukan apakah pasien memerlukan pengajaran lebih lanjut tentang penyakit diabetes.
Pengetahuan tentang diet dapat dikaji dengan bantuan ahli gizi dengan bertanya langsung atau
meninjau pilihan pasien terhadap menu, tanda-tanda, penanganan dan pencegahan keadaan
hipoglikemia serta hiperglikemia harus ditanyakan pada pasien. Pengetahuan pasien tentang faktor
resiko penyakit makrovaskuler, yang mencakup hipertensi, peningkatan kadar lemak darah, dan
kebiasaan merokok, perlu dikaji.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan


nutrisi yang tidak adekuat, masukan dibatasi.
2 Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi metabolik, insufisiensi insulin,
peningkatan kebutuhan energi.
3. Perubahan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek obat, xerostomia,
kesulitan mengunyah, perubahan pengecapan, oral hygiene tidak adekuat, gigi
rusak atau hilang.
4, Kurang pengetahuan tentang masalah dan penanganan penyakit berhubungan
dengan kurang mendapat informasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrisi
yang tidak adekuat.
Tujuan keperawatan: Menjamin masukan nutrisi yang adekuat.

Intervensi Rasional
1.Timbang berat badan klien 1.Memberikan informasi tentang kebutuhan
(tanyakan berapa berat badan terakhir). diet/keefektifan intervensi.
2.Anjurkan klien makan makanan porsi 2.Makanan sedikit menurunkan kelemahan
sedikit tapi sering. dan membantu proses pemulihan.
3.Kafein dapat meningkatkan aktivitas
3.Anjurkan klien untuk menghindari kopi, lambung, rokok dapat mengurangi
alkohol, dan merokok sekresi pancreas sehingga menghambat
netralisasi asam lambung, juga memacu
kerja jantung.
4.Memperbaiki kekurangan dan membantu
4.Anjurkan mengkonsumsi vitamin B proses penyembuhan.
kompleks, tambahan diet lain sesuai
indikasi. 5.Membantu klien untuk mengatur pola diet
5.Berikan klien petunjuk makanan sehari- sehari-hari.
hari untuk lansia

Diagnosa 2 : Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, kebutuhan


energi meningkat.
Tujuan keperawatan : Menunjukkan peningkatan tingkat energi

Intervensi Rasional
1.Anjurkan klien untuk melakukan 1.Mencegah kelelahan yang berlebihan
aktivitas yang dapat ditoleransi\
2.Anjurkan klien untuk istirahat yang 2.Mengembalikan energi yang telah
cukup terpakai / pengumpulan energi.
3.Kaji faktor yang dapat meningkatkan dan3.Membantu dalam pembuatan diagnosa
mengurangi kelelahan dan kebutuhan terapi ataupun intervensi
4.Memberi kesempatan kepada klien untuk
4.Diskusikan bersama klien hal-hal apa bersama-sama perawat mengidentifikasi
yang dapat menimbulkan kelelahan hal-hal / aktivitas yang perlu dihindari.

Diagnosa 3 : Perubahan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek obat, xerostomia,
kesulitan mengunyah, perubahan pengecapan, oral hygiene tidak adekuat, gigi rusak atau hilang.
Tujuan keperawatan : Menjamin perbaikan membran mukosa mulut

Intervensi Rasional
1.Beritahu klien bahwa mulut yang kering 1.Memberikan pemahaman kepada klien
dapat disebabkan oleh efek obat dan tentang sebab keringnya mukosa mulut
harus dievaluasi sebelum memulai obat dan pentingnya untuk melakukan
simptomatik. evaluasi.
2.Beri tahu klien bahwa mengunyah 2.Sebagai informasi bagi klien tentang cara
permen karet atau menhisap permen yang lain untuk mencegah mulut kering
asem dapat merangsang produksi saliva
(bila dapat ditoleransi)
3.Anjurkan klien untuk minum 10-12 3.Membantu memberikan kelembaban pada
gelas/hari mukosa mulut.
4.Anjurkan klien untuk menghindari 4.Dapat menimbulkan eksoserbasi pada
mencuci mulut dengan bahan yang mulut.
mengandung alkohol.
5.Anjurkan klien untuk menghindari rokok 5.Rokok dapat menimbulkan eksoserbasi
pada mulut dan dapat mengiritasi
6.Anjurkan klien agar teratur dalam membran mukosa mulut.
melakukan oral hygiene 6.Mulut yang kering dapat meningkatkan
resiko kerusakan lidah dan gigi.

Diagnosa 4 : Kurang pengetahuan tentang masalah dan penanganannya berhubungan dengan


kurang mendapat informasi.
Tujuan keperawatan : Meningkatkan pengetahuan klien tentang pengertian penyakit, faktor yang
dapat mendukung munculnya masalah kesehatan yang dihadapi dan penanganannya: Meningkatkan
kesadaran klien tentang pengaturan diet dan kebiasaan makan.

Intervensi Rasional
1.Kaji pengetahuan klien tentang masalah 1.Membantu menentukan hal spesifik yang
kesehatan yang dialami. akan menjadi topik/materi penyuluhan.
2.Membantu klien mengidentifikasi
2.Identifikasi bersama klien kebiasaan hubungan kebiasaan dengan masalah
yang memungkinkan munculnya masalah yang dihadapi saat ini.
3.Anjurkan klien untuk teratur 3.Memberikan dorongan kepada klien agar
mengkonsumsi obat-obatan penurun konsisten terhadap program
glukosa darah sesuai resep (kolaborasi) penyembuhan.
4.Berikan klien daftar zat-zat yang harus 4.Memberikan informasi kepada klien dan
dihindari (misalnya: kafein, nikotin, panduan agar dapat dipatuhi.
permen, coklat, makanan yang manis,
dll)
5.Anjurkan klien untuk menyesuaikan diet 5.Memberi kesempatan kepada klien untuk
dengan makanan yang disukai, pola bekerjasama dengan perawat dalam
makan dan jumlah yang dibutuhkan. pengaturan diet.
6.Jelaskan kepada klien informasi tentang
diabetes mellitus yang meliputi: 6.Informasi yang diberikan kepada klien
pengertian, penyebab, gejala klinik dan bertujuan untuk memberikan pemahaman
cara penanggulangannya. tentang hal-hal yang berhubungan
dengan DM dan penanganannya.
7.Berikan dorongan kepada klien untuk 7.Meningkatkan kesadaran klien tentang
mematuhi semua saran-saran yang pengaturan diet dan kebiasaan makan.
disampaikan oleh perawat.
8.Berikan klien kesempatan bertanya 8.Memberikan kesempatan kepada klien
tentang hal-hal yang berhubungan untuk mencari informasi tentang hal-hal
dengan masalah yang sedang dihadapi yang belum diketahui dan dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, (1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3,Jilid I, Media Aesculapius
FKUI Jakarta
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan medikal bedah, volume 2. Jakarta: EGC.

Doenges, M. E, et all. (1999). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC

Miller, C.A. (1995). Nursing care of Older Adults, Theory and Practice. Philadelphia : J.B. Lippincott
Company
Nettina, S.M. (2002), Pedoman Praktek Keperawatan, Penerbit EGC Jakarta
Soeparman & Waspadji,. (1998),. Ilmu penyakit dalam, (jilid 1). Jakarta: FK UI

Utama, H. (2004). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.s Jakarta: FK UI


PB. PERKENI. (2002). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia.
http: //www.homestead.com/ dr erik /kodrat2. html

Você também pode gostar