Você está na página 1de 58

ABSTRACT

Pump is a fluid engine that serves to move liquid fluid from the low to the higher
ground. The centrifugal pump is a pump that has its own working principle, which converts the
kinetic energy of the fluid into potential energy through a rotating impeller in the casing.
Centrifugal force is a force that arises from the movement of objects or particles through a
circular trajectory. The purpose of this practicum are; can assemble and demonstrate pumps
Single, Series and Parallel; understand the working characteristics of centrifugal pumps
arranged in Single, Series and Parallel; and understand the relationship between head pump
and the capacity of centrifugal pumps arranged in Single, Series and Parallel. As for variety
tools used in the experiment, are; centrifugal pump; pressure gauge; control valve; sump drain
valve; centrifugal pump; ruler; stopwatch; tee connector; clamp; volume indicator; and on / off
valve. This experiment uses several series, single, series, and parallel. As for the variable
which we use in this practicum there are three, control variables (pipe length, water volume,
pipe diameter, static head), variable discharge, and response variables (pressure outlet, time).
Application in marine, centrifugal pump series will encounter in the pump system
fire fighting system, while the parallel circuit will be encountered in the system of the ballast
tank.
ABSTRAK

Pompa adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari tempat
rendah menuju ke tempat yang lebih tinggi. Pompa sentrifugal adalah pompa yang memiliki
prinsip kerjanya sendiri, yaitu mengubah energi kinetik fluida menjadi energi potensial melalui
impeller yang berputar dalam casing. Gaya sentrifugal adalah gaya yang timbul akibat adanya
gerakan benda atau partikel melalui lintasan melingkar. Tujuan dari praktikum ini antara lain ;
praktikan dapat merangkai dan mendemonstrasikan pompa secara Tunggal, Seri dan Paralel;
mengerti karakteristik kerja dari pompa sentrifugal yang disusun secara Tunggal, Seri dan
Paralel; dan memahami hubungan antara head pump dan kapasitas dari pompa sentrifugal
yang disusun secara Tunggal, Seri dan Paralel. Adapun berbagai alat yang digunakan dalam
praktikum antara lain ; pompa sentrifugal; pressure gauge; control valve; sump drain valve;
pompa sentrifugal; penggaris; stopwatch; tee connector; klem; indicator volume; dan on/off
valve. Percobaan ini menggunakan beberapa rangkaian, yaitu rangkaian tunggal, seri, dan
paralel. Adapun variabel yang kami pakai dalam praktikum ini ada tiga, yaitu variabel control
(panjang pipa, volume air, diameter pipa, head statis), variabel manipulasi (pressure discharge),
dan variabel respon (pressure outlet, waktu). Aplikasi di dunia perkapalan, pompa sentrifugal
rangkaian seri akan kita jumpai di system pompa fire fighting sistem, sedangkan rangkaian
paralel akan kita jumpai pada sistem perpompan di tangki ballast.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa adalah mesin fluida yang banyak digunakan untuk mengalirkan fluida
incompressible dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari
tekanan yang rendah ketekanan yang lebih tinggi. Bila ditinjau dari tekanan yang
menimbulkan energi fluida maka pompa dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu,
Pompa Tekanan Statis dan Pompa Tekanan Dinamis.
Pompa sentrifugal adalah termasuk kedalam jenis pompa tekanan dinamis,dimana
pompa jenis ini memiliki impeller yang berfungsi untuk mengangkat fluida dari tempat
yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang lebih rendah ke tekanan
yang lebih tinggi.
Daya dari luar diberikan keporos untuk memutar impeller kedalam rumah pompa,
maka fluida yang berada disekitar impeller juga akan ikut berputar akibat dari dorongan
sudu-sudu impeller. Karena timbulnya gaya sentrifugal maka fluida mengalir dari tengah
impeller keluar melalui saluran diantara sudu-sudu impeller. Head fluida akan bertambah
besar karena fluida tersebut mengalami percepatan. Fluida yang keluar dari impeller
ditampung oleh saluran yang berbentuk volute mengelilingi impeller dan disalurkan
keluar pompa melalui nosel, didalam nosel kecepatan aliran fluida diubah menjadi head
tekanan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana merangkai dan mendemonstrasikan pompa secara tunggal, seri dan
paralel?
2. Bagaimana karakteristik kerja dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal,
seri, dan paralel?
3. Bagaimana hubungan antara head pump dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang
disusun secara tunggal, seri dan paralel?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum pompa sentrifugal :
1. Praktikan dapat merangkai dan mendemonstrasikan pompa secara tunggal, seri, dan
paralel.
2. Mengerti karakteristik kerja dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal, seri,
danparalel.
3. Memahami hubungan antara head pump dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang
disusun secara tunggal, seri, dan paralel.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Definisi Pompa


Pompa adalah mesin untuk menggerakan fluida. Pompa menggerakan fluida dari
tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi, untuk mengatasi
perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi). Pompa untuk udara biasa disebut
kompresor, kecuali untuk beberapa aplikasi bertekanan rendah, seperti di ventilasi,
pemanas, dan pendingin ruangan maka sebutanya menjadi kipas atau penghembus
(blower).

Gambar. 2.1 Pompa


Sumber : http://kawatlas.jayamanunggal.com/klasifikasi-dan-jenis-pompa/

2.2 Jenis-jenis Pompa


Pompa yang paling awal digunakan adalah Persian wheels, waterwheels, atau norias.
Alat ini memindahkan air dengan memanfaatkan timba-timba yang dibentuk lingkaran,
ketika tercelup di air timba akan terisi lalu memindahkan air tersebut ke sebuah wadah
atau saluran dan akan otomatis kosong setelah melewati titik tertinggi dari wheel
tersebut.

Gambar. 2.2 Persian wheels


Sumber :
https://www.flickr.com/photos/indiawaterportal/sets/72157603968419097/
Gambar. 2.3 Noria
Sumber : http://www.machinerylubrication.com/Read/1294/noria-history

Pompa yang paling terkenal pada zaman dahulu adalah Archimedean screw, tapi masih
berlangsung hingga era modern. Pompa tersebut masih berproduksi untuk aplikasi head
rendah dimana cairannya acapkali termuati sampah atau benda padat lainnya.

Gambar 2.4 Archimedean screw


Sumber : http://exchange.smarttech.com/details.html?id=1c7b87d1-efd0-
4e81-8ed6-42a9e03c08c6

Pompa dapat diklasifikasikan melalui dasar pengaplikasian yang digunakan, dari


material untuk membuatnya, cairan yang mampu diatasi, bahkan berorientasi pada ruang.
Dasar sistem klasifikasi yang lain adalah menetapkan prinsip dengan energi apa yang
ditambahkan pada fluida, kemudian mengidentifikasi bagaimana cara dari prinsip
tersebut diimplementasikan, dan terakhir menggambarkan bentuk spesifiknya secara
umum. Sistem klasifikasi ini membagi jenis pompa menjadi 2 kategori utama, yaitu pompa
dinamik dan pompa displasmen.

2.2.1 Pompa Displasmen


Energi ditambahkan secara periodik dengan mengaplikasikan gaya
menghasilkan peningkatan langsung pada tekanan hinggi mencapai nilai yang
dibutuhkan untuk memindahkan fluida melalui katup menuju discharge. Berikut
adalah klasifikasi pompa displasmen (sumber: Pump Handbook, Third Edition,
McGRAW-HILL) :
Perpindahan zat cair dalam pompa displasmen didasarkan pada pembesaran
(kerja isap) dan kemudian pengecilan (kerja kempa) ruang dalam rumah pompa.
Kecepatan aliran volume (kapasitas) pada pompa desak berbanding lurus dengan
jumlah pembesaran dan pengecilan ruang dalam rumah pompa tiap satuan
waktu.
Kapasitas pompa displasmen secara umum dapat dikatakan tidak dipengaruhi
oleh tekanan yang dibangkitkan (head) dalam pompa. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kenaikkan tekanan (head) yang dapat dicapai secara maksimum pada
pompa displasmen tidak tergantung pada jumlah pembesaran dan pengecilan
ruang dalam rumah pompa tiap satuan waktu. Pada tekanan yang tinggi ada
kemungkinan kapasitas sedikit berkurang hal ini kemungkinan disebabkan
adanya kebocoran.
Pompa displasmen dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu pompa reciprocating
dan pompa rotary. Klasifikasi tersebut bergantung pada sifat dari komponen
pemindahan tekanan. Masing-masing dari klasifikasi ini dapat dibagi-bagi lagi
menjadi beberapa jenis yang spesifik untuk kepentingan komersial.

a. Rotary
Komponen pompa ini secara garis besar terdiri sebuah rumah pompa
dengan sambungan saluran isap (suction) dan sambungan saluran kempa
(discharge) dan didalam rumah pompa tersebut terdapat komponen yang
berputar, yang dapat berupa roda gigi (gear pumps), atau silinder dengan
sudu-sudu (sliding-vane pumps), atau ulir (screw pumps).
Secara umum prinsip kerja rotary pumps adalah sebagai berikut.
Berputarnya elemen dalam rumah pompa menyebabkan penurunan tekanan
pada saluran isap, sehingga terjadi aliran cairan dari sumber masuk ke rumah
pompa. Cairan tersebut akan mengisi ruang kosong yang ditimbulkan oleh
elemen-elemen yang berputar dalam rumah pompa tersebut, cairan
terperangkap dan ikut berputar. Pada saluran kempa terjadi pengecilan
rongga, sehingga cairan terkempakan ke luar. Pompa rotary dibagi lagi
menjadi 3 jenis pompa, yaitu :

Gear Pump
Prinsip kerja dari pompa ini adalah ketika roda gigi berputar,
terjadi penurunan tekanan pada rumah pompa sehingga cairan
mengalir dan mengisi rongga gigi. Cairan yang terperangkap dalam
rongga gigi terbawa berputar kemudian dikempakan dalam saluran
pengeluaran.
Gambar. 2.5 Gear Pump
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=cVvdypqFXWY

Pompa ini memiliki fungsi yaitu untuk memompa minyak


pelumas atau cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik,
memompa zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi,
seperti tetes, sirop, dan cat.

Screw Pump
Prinsip kerja pompa ini adalah dengan memanfaatkan gerak
putar poros ulir agar zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis
ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih
rendah dari tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa
mempunyai kekentalan tinggi. Pada keadaan kering pompa ini tidak
dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum digunakan pompa ini
harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing atau priming).

Gb. 2.6 Screw Pump


Sumber : https://impeller.net/magazine/news_en/doc3413x.asp

Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran


volum yang konstan asal kecepatan putarannya dapat dipertahankan
tetap. Selain itu alirannya lebih teratur (tidak terlalu pulsatif). Pompa
rotary cocok untuk operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk
kisaran kapasitas dari kecil sampai sedang.
Kegunaan dari pompa ini sama halnya dengan gear pump,
pompa ini cocok untuk memompa zat cair yang bersih dan
mempunyai sifat pelumasan yang baik.

Vane Pump
Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi
sebuah rotor berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada
kelilingnya. ke dalam alur-alur ini dimasukkan sudu-sudu lurus yang
menempel pada dinding dalam rumah pompa dan dapat berputar
secara radial dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri dalam rumah
pompa.
Prinsip kerja pompa ini adalah Ketika rotor berputar tekanan
dalam rumah pompa turun sehingga terjadi kerja isap dan pada
saluran pemasukkan terjadi pembesaran ruang kosong, sehingga
cairan dapat mengalir dari sumber dan mengisi rongga kosong dalam
rumah pompa. Pada tempat pengeluaran terjadi pengecilan ruang
kosong sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa. Dengan cara ini
secara berturut-turut terjadi kerja isap dan kerja kempa.
Pompa ini memiliki kegunaan yaitu digunakan sebagai pompa
vakum.

Gb. 2.7 Vane Pump


Sumber : http://www.corken.com/sliding_vane_technology

b. Reciprocating
Pada pompa ini , gerak putar dari mesin penggerak diubah menjadi
gerak bolak-balik dari torak (piston), atau plunyer (plunger), atau membran
yang terdapat dalam rumah pompa. Pompa ini masih dibagi lagi menjadi 3
jenis pompa, yaitu pompa piston, plunger dan diaphragm (pompa membran).
Pompa reciprocating biasa digunakan untuk pemompaan cairan
kental dan sumur minyak. Pompa ini merupakan pompa bolak-balik yang
dirancang untuk menghasilkan kapasitas yang cukup besar. Umumnya
menggunakan head yang rendah dan digunakan pada perbedaaan ketinggian
yang tidak terlalu besar antara suction dan discharge.
Pompa ini digunakan untuk proses yang memerlukan head yang
tinggi, kapasitas fluida yang rendah, liquid yang kental (viscous liquid) dan
slurries (lumpur) dan liquid yang mudah menguap (high volatile liquid).

Gb. 2.8 Pompa Piston


Sumber : http://www.instructables.com/id/Simple-reciprocating-pump/

Gb. 2.9 Diaphragm Pump


Sumber : https://www.tacmina.com/learn/basics/01.html

2.2.2 Pompa Dinamik


Pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu pompa sentrifugal,
dan pompa spesial-efek (special-effect pump). Pompa-pompa ini beroperasi
dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan mengkonversi kecepatan
menjadi tekanan melalui perubahan penampang aliran fluida. Jenis pompa ini
biasanya juga memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada tipe positive
displacement pump, tetapi memiliki biaya yang lebih rendah untuk perawatannya.
Pompa dinamik juga bisa beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan debit aliran
yang juga tinggi.
Energi yang ditambahkan secara terus-menerus untuk meningkatkan
kecepatan fluida. Pompa dinamik dibagi lagi menjadi dua, yaitu pompa
sentrifugal dan pompa khusus. Berikut adalah klasifikasi pompa dinamik (sumber:
Pump Handbook, Third Edition, McGRAW-HILL) :
a. Centrifugal Pump
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeler dan saluran
inlet di tengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeler
berputar, fluida mengalir menuju casing di sekitar impeler sebagai akibat dari
gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran
fluida sementara kecepatan putar impeler tetap tinggi. Kecepatan fluida
dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida dapat menuju titik
outletnya.
Beberapa keuntungan dari penggunaan pompa sentrifugal yakni
aliran yang halus (smooth) di dalam pompa dan tekanan yang seragam pada
discharge pompa, biaya rendah, serta dapat bekerja pada kecepatan yang
tinggi sehingga pada aplikasi selanjutnya dapat dikoneksikan langung dengan
turbin uap dan motor elektrik. Penggunaan pompa sentrifugal di dunia
mencapai angka 80% karena penggunaannya yang cocok untuk mengatasi
jumlah fluida yang besar daripada pompa positive-displacement.

Gb. 2.10 Pompa Sentrifugal Radial Flow


Sumber : http://artikel-teknologi.com/pompa-2-macam-macam-
pompa/

Gb. 2.11 Pompa Sentrifugal Axial Flow


Sumber : http://artikel-teknologi.com/pompa-2-macam-macam-
pompa/
Gb. 2.12 Pompa Sentrifugal Mixed Flow
Sumber : https://www.ksb.com/centrifugal-pump-lexicon/mixed-flow-
pump/192030/

b. Special Effect
Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi tertentu.
Yang termasuk ke dalam pompa jenis ini yaitu jet (eductor), gas lift, hydraulic
ram, dan electromagnetic. Pompa jet-eductor (injector) adalah sebuah alat
yang menggunakan efek venturi dari nozzle konvergen-divergen untuk
mengkonversi energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi gerak
sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat menghisap fluida
di sisi suction.

Gb. 2.13 Pompa Injektor


Sumber : http://artikel-teknologi.com/pompa-2-macam-macam-
pompa/

Gas Lift Pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di dalam
sebuah kolom dengan jalan menginjeksikan suatu gas tertentu yang
menyebabkan turunnya berat hidrostatik dari fluida tersebut sehingga
reservoir dapat mengangkatnya ke permukaan. Pompa hydraulic ram adalah
pompa air siklik dengan menggunakan tenaga hidro (hydropower). Dan
pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam
dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik.
Gb. 2.14 Prinsip Kerja Gas Lift Pump
Sumber : https://www.britannica.com/technology/gas-lift-pump

Gb. 2.15 Prinsip Kerja Hydraulic Ram Pump


Sumber : https://physics.stackexchange.com/questions/264398/how-
does-an-hydraulic-ram-pump-work/264501

Gb. 2.16 Prinsip Kerja Pompa Elektromagnetik


Sumber : https://id.aliexpress.com/item/Coffee-machine-
electromagnetic-pump-high-pressure-water-pump-oil-pump-piston-
pump-models-33DCB-F-power/32444661794.html
2.3 Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah mesin yang berotasi yang menghasilkan aliran dan tekanan
secara dinamik. Pompa ini merupakan alat mekanik untuk memindahkan berbagai jenis
cairan. Pompa sentrifugal ialah jenis pompa yang paling banyak digunakan di dunia.
Pompa sentrifugal inilah pompa yang digunakan dalam praktikum.
Kelebihan dari pompa sentrifugal adalah pengoperasiannya yang mudah, low
maintenance cost, tidak terlalu berisik, pada kapasitas yang sama harga pembeliannya
lebih murah daripada pompa lain, lebih sedikit memerlukan ruang dan aliran zat cair yang
dipindahkan tidak terputus-putus.
Kekurangan dari pompa ini adalah kurang tepat untuk memompa cairan yang kental
terutama pada aliran volume yang kecil, kemampuan head dan kapasitas yang dapat
ditimbulkan oleh pompa jenis ini terbatas karena pada nilai yang tinggi efisiensi pompa
tersebut akan turun (tidak ekonomis).
Pompa ini dapat digerakkan oleh motor ataupun mesin diesel. Berikut adalah gambar
pompa sentrifugal yang menggunakan motor sebagai penggerak dan satunya dengan
diesel :

Gb. 2.17 Pompa Sentrifugal (Motor Sebagai Penggerak)


Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Centrifugal_pump

Gb. 2.18 Pompa Sentrifugal (Diesel Sebagai Penggerak)


Sumber : http://tokoperkakasteknik.com/pompa-banjir-yanmar-yep-8/

Karakteristik pompa sentrifugal yaitu head yang dapat dicapai dan kapasitas saling
terkait dan tidak dapat dipisahkan. Hubungan ini secara umum dapat dinyatakan sebagai
berikut, bila head bertambah besar maka kapasitasnya akan menurun asal semua data
pompa yang lainnya dipertahankan tetap. Karekteristik pompa yang berbeda akan
berbeda pula.
2.4 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Sebuah peningkatan tekanan fluida dari pump inlet ke outlet akan terjadi saat pompa
sentrifugal dioperasikan. Pompa sentrifugal meningkatkan tekanan dengan mentransfer
energi mekanik dari motor ke fluida melalui impeller yang berputar.

Gb. 2.19 Aliran Fluida Dalam Pompa Sentrifugal


Sumber : The Centrifugal Pump, Grundfos Research and Technology

Fluida mengalir dari inlet menuju pusat impeller lalu terpental keluar menjauhi pusat
melalui impeller blade. Dengan hal itu gaya sentrifugal meningkatkan kecepatan fluida
dan juga energi kinetik ditransformasikan ke tekanan secara konsisten.

Gb. 2.20 Jalur Fluida Saat Melewati Pompa


Sumber : The Centrifugal Pump, Grundfos Research and Technology

Pompa digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk
memutar impeller yang terpasang pada poros tersebut. Zat cair yang ada di dalam
impeller akan ikut berputar karena dorongan sudu-sudu. Karena timbul gaya sentrifugal
maka zat cair mengalir dari tengah impeller akan keluar melalui saluran diantara sudu-
sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi. Zat cair yang keluar dari
impeller dengan kecepatan tinggi ini kemudian akan keluar melalui saluran yang
penampangnya makin membesar (volute/difuser) sehingga terjadi perubahan dari head
kecepatan menjadi head tekanan. Oleh sebab itu zat cair yang keluar dari flens pompa
memiliki head total yang lebih besar.
Penghisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller, ruang di antara
sudu sudu menjadi turun tekanannya sehingga zat cair akan terhisap masuk.

Gb. 2.21 Jalannya Fluida Dalam Pompa Sentrifugal


Sumber : http://www.alkonusa.com/news/pengertian-pompa-sentrifugal-dan-
prinsip-kerjanya/

Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar dan flens
masuk disebut head total pompa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pompa
sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fuida. Energi
inilah yang mengakibatkan pertambahan head kecepatan, head tekanan, dan head
potensial secara kontinyu.

2.5 Gaya Sentrifugal


Gaya sentrifugal (Fs) adalah gaya gerak melingkar yang berputar menjauhi pusat
lingkaran dimana nilainya adalah positif. Gaya sentrifugal ini adalah kebalikan dari gaya
sentrapetal, yaitu mendekati pusat lingkaran. Gaya sentrifugal dapat kita lihat pada
pompa sentrifugal, dinamakan pompa sentrifugal karena gaya atau arah putaran sudu
adalah sentrifugal.
Dalam situasi seperti ini, Gaya Sentrifugal adalah gaya yang secara jelas mendorong
atau menarik obyek dari pusat rotasi. Gaya ini mungkin adalah gaya riil yang dihasilkan
sebagai reaksi terhadap gaya sentripetal, atau gaya gesek yang dihasilkan dari perubahan
bingkai referensi.

Gb. 2.22 Gaya Sentrifugal


Sumber : http://www.teknosains.id/2017/02/gaya-sentripetal-dan-
sentrifugal.html
Jadi gaya sentrifugal adalah lawan dari gaya sentripetal yang merupakan efek semu
yang ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, sentrifugal berarti
menjauhi pusat putaran.
Ketika sebuah benda atau partikel melakukan gerak melingkar, pada benda atau
partikel tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Banyak
sekali orang yang tergoda untuk menambahkan sebuah gaya yang arahnya menjauhi
pusat lingakaran, dimana peran gaya ini adalah mengimbangi gaya sentripetal.
Besar gaya sentrifugal sama dengan besar gaya sentripetal, sedangkan arah gaya
sentrifugal berlawanan dengan gaya sentripetal. Hal ini dimaksudkan agar benda yang
melakukan gerak melingkar berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang arahnya
menjauhi pusat tersebut dinamakan gaya sentrifugal.

2.6 Karakteristik Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal memiliki karakteristik, yaitu :
a. Head (H).
Head adalah energi angkat atau dapat digunakan sebagai perbandingan antara suatu
energi pompa per satuan berat fluida. Pengukuran dilakukan dengan mengukur beda
tekanan antara pipa isap dengan pipa tekan, satuannya adalah meter.
b. Kapasitas (Q).
Kapasitas adalah jumlah fluida yang dialirkan persatuan waktu.
c. Putaran (n).
Putaran dinyatakan dalam rpm dan diukur dengan tachometer.
d. Daya (P).
Daya dibedakan atas 2 macam, yaitu daya dengan poros atau daya motor penggerak
(Nm) yang diberikan motor listrik dan daya air yang dihasilkan pompa atau daya
pompa. Daya motor penggerak adalah daya mekanik keluaran motor penggerak yang
diberikan kepada pompa sebagai daya masukan. Daya pompa adalah daya output
pompa terukur yang diberikan kepada fluida.
e. Effisiensi Pompa.
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan karena
ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam bentuk losis. Efisiensi pompa adalah
suatu factor yang dipergunakan untuk menghitung losses ini.

Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa saja,
maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara seri atau paralel.

2.6.1 Pompa Tunggal


Pompa yang digunakan hanya satu pompa karena head dan kapasitas yang
diperlukan sudah terpenuhi.
Gb. 2.23 Skema Pompa Tunggal
Sumber : Makalah Analisa Performansi Pompa Sentrifugal Tunggal, Seri
dan Pararalel, Junedo Gandani

2.6.2 Pompa Seri


Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh satu pompa
maka dapat digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri.

Gb. 2.24 Skema Pompa Seri


Sumber : Makalah Analisa Performansi Pompa Sentrifugal Tunggal, Seri
dan Pararalel, Junedo Gandani

2.6.3 Pompa Paralel


Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang
tidak dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cadangan
yang akan dipergunakan bila pompa utama rusak atau diperbaiki.

Gb. 2.25 Skema Pompa Paralel


Sumber : Makalah Analisa Performansi Pompa Sentrifugal Tunggal, Seri
dan Pararalel, Junedo Gandani
2.7 Hukum yang Digunakan pada Pompa Sentrifugal

2.7.1 Hukum Bernoulli


Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti
udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum Bernoulli
ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss yang
menemukannya pada 1700-an. Bernoulli menggunakan dasar matematika untuk
merumuskan hukumnya.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-
termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida
termampatkan (compressible flow).
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis
minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-
termampatkan adalah sebagai berikut:

(sumber: https://www.khanacademy.org/science/physics/fluids/fluid-
dynamics/a/what-is-bernoullis-equation)

Keterangan:
P = Tekananal (Pascal)
v = kecepatan (m/s)
= massa jenis fluida (kg/m3)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-


asumsi sebagai berikut:
Aliran bersifat tunak (steady state)
Tidak terdapat gesekan

2.7.2 Hukum Kekekalan Energi


Penjabarkan prinsip Hukum Kekekalan Energi yang diaplikasikan pada aliran
fluida melalui pipa dsetiap titik sepanjang jalur pipa, energi total dari fluida
dihitung berdasarkan pertimbangan energi fluida terhadap tekanan, kecepatan
dan ketinggian yang dikombinasikan dengan semua energi masukan, energi
keluar dan kerugian energi. Energi keseluruhan dari fluida yang terdapat pada
jalur pipa pada setiap titik adalah konstan. Ini juga dikenal dengan prinsip Hukum
Kekekalan Energi (Menon, 2005).
.Gb.2.26 Aliran fluida dalam pipa

(sumber: erepo.unud.ac.id)

Sehingga energi total:

(sumber: erepo.unud.ac.id)

Dimana :
Z = energi potensial (m)
P = tekanan (Pa)
= berat spesifik (kg/m2/s2) = berat jenis (kg/m3) x percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

2.8 Kapasistas Pompa


Kapasitas (Q) merupakan volume fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam
pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan venturimeter.
Satuan dari kapasitas (Q) yang digunakan dalam pengujian ini adalah m 3/s.

(Sumber: https://www.sensorsone.com/volume-and-time-to-flow-rate-calculator/)

Keterangan:
Q = Kapasitas (m3/s)
V = volume (m3)
t = waktu (s)

2.9 Head Pompa


Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari head (H) adalah
meter atau feet fluida. Di dalam pompa, head diukur dengan cara menghitung beda
tekanan total antara pipa isap dan pipa tekan, bila pengukuran dilakukan pada ketinggian
yang sama. Menurut persamaan Bernoulli, terdapat tiga macam head dari sistem instalasi
aliran, yaitu head kecepatan, head potensial dan head tekanan.
1. Head Statik/Static Head (Hs)
Adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi tekan dengan ketinggian fluida
pada sisi isap. Head elevasi dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

(sumber: Sumber: Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso,Msme Hal,26)

Keterangan :
Z : Head statis total (m)
Zd : Head statis pada sisi tekan (m)
Zs : Head statis pada sisi isap (m)

2. Head Tekanan /Head Pressure (Hp)


Adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis (head tekanan)
fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan dengan rumus sebagai
berikut:

1 2
=

Penurunan satuan :

( N / m2 ) ( m3 )
Hp =
P2 P1
=
( N / m 2 ) ( N / m 2 )
= ( m2 ) m
( N / m3 ) ( N / m3 )

(sumber: Sumber: Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso,Msme Hal,26)

Keterangan :
P1-P2 = beda tekanan antara dua titik yang diukur (N/m2)
= berat jenis cairan (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

3. Head kecepatan
Adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada sisi tekan dengan head
kecepatan zat cair pada sisi isap. Head kecepatan dituliskan dengan rumus sebagai
berikut:

Penurunan satuan

v v1 (m / s) 2 (m / s ) 2 m 2 / s 2
2 2
m2 s2 m2
Hv 2 ( ) * ( ) m
2g (m / s 2 ) (m / s 2 ) s2 m m
(sumber: Sumber: Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso,Msme Hal,28)

Keterangan :
v1 = kecepatan rata-rata aliran di titik 1 (m/s2)
v2 = kecepatan rata-rata aliran di titik 2 (m/s2)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)

4. Head Loses (Hf)


Merupakan head yang diperlukan untuk mengatasi kerugian gesekan pada pipa (head
loss minor) serta head yang diperlukan untuk mengatasi kerugian karena panjang pipa
(head loss major).

Head loss mayor


Head loss mayor adalah kerugian yang diakibatkan karena adanya gesekan
dalam pipa. Secara matematis dirumuskan dengan:

2
Hf =
2

Penurunan satuan

L v 2 (m) (m / s) 2 (m 2 / s 2 ) m2 s2 m2
H mayor f ( ) * ( ) m
D 2 g (m) (m / s 2 ) (m / s 2 ) s2 m m

(sumber: Sumber: Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso,Msme Hal,28)

Keterangan :
f = koefisien kerugian gesekan
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
g = percepatan Gravitasi (m/s2)
V = kecepatan rata-rata aliran fluida (m/s)

Untuk mendapatkan Koefisian kerugian gesekan,menggunakan Diagram


Moody.

Head loss minor


Head loss minor merupakan kerugian yang terjadi pada jalur pipa. Yang antara
lain terjadi karena ukuran pipa, bentuk penampang, atau berubahnya arah
aliran karena filter. Secara matematis ditulis:

V2
Hm = Kx
2g
v 2 (m / s ) 2 (m 2 / s 2 ) m2 s2 m2
H min f ( 2 )*( ) m
2 g (m / s 2 ) (m / s 2 ) s m m

(sumber: Sumber: Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso,Msme Hal,32)

Keterangan :
k = koefisien kerugian karena perlengkapan pipa
V = Rata-rata kecepatan aliran zat cair (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

2.10 Bilangan Reynold


Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya
laminar dan turbulen.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting
dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi
lain, Untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola
aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang
berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut
memiliki kemiripan dinamis.
Aliran fluida secara umum diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu aliran laminar, aliran
transisi, dan turbulen.

Gb.2.27 Jenis Aliran Fluida


(sumber: https://farullahhasby.files.wordpress.com/2013/03/turbulence-2.jpg)

Fenomena aliran jenis ini dapat dijumpai dalam kehidupan sehari hari, aliran air pada
keran mungkin yang paling sering kita jumpai. Gambar diatas menunjukkan, Gambar (a)
adalah keran air yang dibuka saat awal (bukaan kecil) sehingga air yang mengalir
kecepatannya kecil, pada kondisi ini terjadi aliran laminer. Kecepata air meningkat pada
Gambar (b) dan Gambar (c) sehingga aliran air berubah menjadi turbulen.
Dari sudut pandang hidraulik, hal yang paling mudah untuk membedakannya adalah
gerak partikel/distribusi kecepatannya seragam, lurus, dan sejajar untuk aliran laminer dan
sebaliknya untuk aliran turbulen. Perubahan dari laminer menuju turbulen atau zona
transisi terjadi pada jarak tertentu dan zona transisi akan berakhir hingga terjadi kondisi
Fully Developed Turbulence.
Setelah mendapatkan Angka Reynolds, jenis aliran dapat diketahui melalui rentang
berikut,

Aliran terbuka
Re < 2000, laminer
Re > 12500, turbulen
Aliran tertutup
Re < 500, laminer
Re > 4000, turbulen
(sumber: https://fluidadinamis.weebly.com/aliran-fluida.html)

Diantara rentang diatas merupakan kondisi transisi. Pada kondisi aliran laminer, pengaruh
viskositas lebih besar daripada inersia dan kondisi sebaliknya untuk aliran turbulen.

2.11 Aplikasi Pompa Sentrifugal

Bidang Maritim

1. Pompa air ballast dan bilga.


Pompa Ballast adala Pompa air laut yang

digunakan untuk memompa air laut ke dalam

/ ke laur tangki tangki ballast. Dalam

pengoperasian secara sentraslisasi tangki -


tangki ballast diisi dan dikosongkan dengan

menggunakan pompa Ballast.

(sumber:http://bisnizinvestasi.blogspot.co.id

/2012/10/permesinan-yang-ada-di-
kapal.html)
2. Pompa sanitari.
disediakan pompa sanitary untuk memompa

air laut untuk mencukupi kebutuhan air dari


pompa ini bisa memompa air laut untuk

membersihkan badan kapal membersihkan


jangkar, dan untuk membersihkan kotoran

yang ada di toilet.


(sumber:

http://www.globalspec.com/learnmore/flow
_control_flow_transfer/pumps/sanitary_pum
ps)

3. Pompa pemadam kebakaran.


Emergency fire pump / pompa pemadam

darurat harus ada di setiap kapal untuk

memadamkan kebakaran di saat keadaan

emergency dan pompa pemadam kebakaran

yang berada di kamar mesin sudah tidak dapat

di fungsikan karena terjadi Black out.

Emergency fire pump ini harus di tempatkan

di luar kamar mesin dan harus ber-penggerak


(sumber: http://www.nauticexpo.com/boat-
sendiri / independen.
manufacturer/ship-pump-22397.html)

4. Pompa minyak pelumas.

Minyak pelumas disimpan pada tangki minyak

pelumas yang terletak pada double bottom


yang berada dibawah kamar mesin. Untuk
mengalirkan minyak pelumas ke mesin induk

maupun mesin bantu digunakan pompa


minyak pelumas yang juga diletakkan pada

double bottom. (sumber: http://rsppump.en.made-in-

china.com/product/kXvEUmdFMscM/China-

Lube-Oil-Pump-on-Ship.html)
5. Pompa bahan bakar.
Digunakan untuk memindahkan bahan bakar

dari tangki ke tangki lainnya dan untuk


persiapan bunker dan untuk pengaturan

stabilitas kapal.

(sumber:

http://bisnizinvestasi.blogspot.co.id/2012/10

/permesinan-yang-ada-di-kapal.html)

(Sumber: http://budiinspex.blogspot.co.id/2015/12/aplikasi-pompa-sentripuga-pada-kapal.html)

Bidang Industri

1. Pompa PDAM.
Dalam penyediaan air bersih untuk

masyarakat. Digunakan pompa PDAM untuk

mendistribusikan ke rumah-rumah penduduk.

(sumber:

http://www.centroone.com/News/Detail/20

15/10/1/4443/optimalkan-layanan-pompa-

karangpilang-2-diperbaiki)

2. Pompa irigasi pertanian.


Dalam bidang pertanian, pompa sentrifigal

banyak digunakan pada sistem irigasi


pertanian untuk mengairi sawah-sawah.

(sumber: https://pompair.com/mesin-

pompa-air-irigasi-dan-drainase/)
3. Pompa industri bahan kimia.
Dalam industri kimia, banyak sekali bahan-

bahan kimia jenis zat cair yang berupa cairan


kental maupun encer (viskositas) dan sifat

korosif.

(sumber:
http://www.directindustry.com/prod/ksb-

sas-france/product-13341-983689.html)

4. Pompa untuk air kondesat.

Pada gedung-gedung pompa digunakan

untuk mengalirkan air pendingin ke ruangan-

ruangan dalam sistem AC sentral.

(sumber:http://www.directindustry.com/pro

d/amarinth/product-120457-1316115.html)

5. Pompa industri pabrik makanan dan

minuman.

Kebersihan dalam proses produksi merupakan


kebutuhan utama untuk mempertahankan

kualitas produk. Oleh karena itu pompa-


pompa yang dipakai dalam industri makanan

harus tahan karat, tanpa ada kebocoran

minyak pelumas ke dalam makanan. Proses (sumber:https://www.foodengineeringmag.c

pembersihannya juga harus dibuat semudah om/articles/89104-tech-update--maintain-

mungkin. pumps-on-your-schedule)

(sumber: https://www.slideshare.net/Wicah/pompa-sentrifugal-38077801)
BAB III

TAHAPAN PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Fungsi Praktikum

No Nama Alat Gambar Fungsi

Berfungsi untuk mengukur


Pressure Gauge
tekanan pada inlet pompa
1 (outlet)

Berfungsi untuk mengukur


2 Pressure Gauge (inlet)
tekanan pada outlet pompa

Contol Valve Berfungsi untuk mengatur


3
tekanan pada discharge

Berfungsi untuk membuka atau


4 Sump Drain Valve
menutup sump drain tank
5 Pressure Gauge Berfungsi untuk mengukur
(discharge) tekanan pada discharge

6 Pompa Sentrifugal Berfungsi untuk mengalirkan


fluida cair

Berfungsi untuk mengukur


ketinggian permukaan air pada
reservoir ke dasar tangki dan
7 Penggaris
dari sisi discharge manifold ke
dasar tangki

Berfungsi untuk mengukur


8 Stopwatch waktu untuk memenuhi suatu
volume

Berfungsi untuk
menghubungkan outlet
9
Tee Connector pompa 1 dan pompa 2
menuju discharge manifold
Berfungsi untuk
10 Klem
mengencangkan pipa

Berfungsi untuk mengetahui


11 Indikator volume
volume yang tercapai

Berfungsi untuk menyalakan


12 On/Off Switch
atau mematikan pompa

3.2 Rangkaian Praktikum

3.2.1 Percobaan pompa dirangkai tunggal

3.2.2 Percobaan pompa dirangkai seri


3.2.3 Percobaan pompa dirangkain parallel

3.3 Prosedur Praktikum

3.3.1 Pompa Tunggal


1. Siapkan semua peralatan untuk percobaan pompa tunggal.
2. Hubungkan saluran pipa dari sump drain tank (berada di bawah) valve ke
inlet pompa 2 (pompa berada di luar) lalu kencangkan sambungan
tersebut dengan klem.
3. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa menuju inlet discharge
manifold dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem.
4. Sebelum pompa dinyalakan pastikan sump drain valve (berada di bawah)
telah terbuka dan semua sambungan telah terpasang dengan rapat.
5. Kemudian hidupkan pompa.
6. Variasikan nilai tekanan discharge manifold dengan mengatur katub
pada control valve (nilai tekanan oleh grader).
7. Catat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan
untuk menempuh volume yang di tentukan dengan bantuan stopwatch.
8. Matikan pompa.
9. Ukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari
sisi discharge manifold ke dasar tangki.
10. Sebelum sambungan dilepaskan, pastikan sump drain valve yang
terhubung telah tertutup.

3.3.2 Pompa Seri


1. Siapkan semua peralatan untuk percobaan pompa seri.
2. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa 1 (pompa berada di dalam
dan outlet berada diatas, inlet pompa ini telah terhubung dengan sump
drain tank) menuju inlet pompa 2 ( pompa 2 berada di luar ) dan
kencangkan sambungan tersebut dengan klem.
3. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju inlet discharge
manifold dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem.
4. Sebelum pompa dinyalakan pastikan sump drain valve pompa 1 (berada
di dekat indikator volume) telah terbuka dan semua sambungan telah
terpasang dengan rapat.
5. Hidupkan kedua pompa secara bersamaan.
6. Variasikan nilai tekanan discharge manifold dengan mengatur katub pada
control valve (nilai tekanan oleh grader).
7. Catat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh volume yang di tentukan dengan bantuan stopwatch.
8. Matikan kedua pompa secara bersamaan.
9. Ukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari
sisi discharge manifold ke dasar tangki.
10. Sebelum sambungan dilepaskan, pastikan sump drain valve yang
terhubung telah tertutup.

3.3.3 Pompa Parallel


1. Siapkan semua peralatan untuk percobaan pompa paralel.
2. Hubungkan saluran pipa dari sump drain tank (berada di bawah) ke inlet
pompa 2 (berada di luar) lalu kencangkan sambungan tersebut dengan
klem.
3. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa 1 (berada di atas) menuju Tee
connector (sambungan T) dan kencangkan sambungan tersebut dengan
klem.
4. Hubungkan outlet pompa 2 dengan tee connector dan hubungkan tee
connector dengan inlet discharge manifold dan kencangkan sambungan
tersebut dengan klem.
5. Hidupkan kedua pompa secara bersamaan.
6. Variasikan nilai tekanan discharge manifold dengan mengatur katub pada
control valve
7. Catat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh volume yang di tentukan dengan bantuan stopwatch.
8. Matikan kedua pompa secara bersamaan.
9. Ukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari
sisi discharge manifold ke dasar tangki.
10. Sebelum sambungan dilepaskan, pastikan sump drain valve yang
terhubung telah tertutup.

3.4 Data Hasil Praktikum

3.4.1 Pompa Tunggal


No P.disch (psi) P.outlet (psi) P.inlet (psi) t (s) V(l)

1 11 12 0 18 10

2 12 13,5 0 20 10

3 13 14,5 0 21 10
4 14 15,5 0 21,5 10

5 15 16,5 0 22 10

3.4.2 Pompa Seri

No P.disch (psi) P.outlet (psi) P.inlet (psi) t (s) V(l)

1 11 13 0 8,7 10

2 12 14 0 8,6 10

3 13 14,5 0 8,9 10

4 14 15,5 0 9 10

5 15 16,5 0 9,4 10

3.4.3 Pompa Parallel

No P.disch (psi) P.outlet (psi) P.inlet (psi) t (s) V(l)

1 11 19 0 7,4 10

2 12 19,5 0 8 10

3 13 20 0 8 10

4 14 20,5 0 8,4 10

5 15 21 0 9 10

Keterangan :

Z1 ( ketinggian permukaan air dari sisi discharge manifold ke dasar tangki = 0,7
m
Z2 ( ketinggian permukaan air pada reservoir ke dasar tangki = 0,33 m
L selang tunggal = 2,31 m
L selang seri = 3,04 m
L selang paralel = 3,53 m
Macam2 belokan,aksesoris dan koefisien gesekannya :
1. Tunggal = Pressure Gauge, Elbow, Gate Valve = 0,55
2. Seri = Pressure Gauge, Elbow, Gate Valve = 0,55
3. Parallel = Pressure Gauge, Elbow, Gate Valve, Tee Connector = 1,25
D selang = 0.025 m
3.5 Data Hasil Konversi

3.5.1. Data Konversi Pompa Tunggal


P. Disch P. Disch P. Outlet P. Outlet P. Inlet P. Inlet V V
No
(psi) (Pa) (psi) (Pa) (psi) (Pa) (liters) (m3)
1 11 75845 12 82740 0 0 10 0,01
2 12 82740 13,5 93082,5 0 0 10 0,01
3 13 89635 14,5 99977,5 0 0 10 0,01
4 14 96530 15,5 106872,5 0 0 10 0,01
5 15 103425 16,5 113767,5 0 0 10 0,01

3.5.2. Data Konversi Pompa Seri


P. Disch P. Disch P. Outlet P. Outlet P. Inlet P. Inlet V V
No
(psi) (Pa) (psi) (Pa) (psi) (Pa) (liters) (m3)
1 11 75845 13 89635 0 0 10 0,01
2 12 82740 14 96530 0 0 10 0,01
3 13 89635 14,5 99977,5 0 0 10 0,01
4 14 96530 15,5 106872,5 0 0 10 0,01
5 15 103425 16,5 113767,5 0 0 10 0,01

3.5.3. Data Konversi Pompa Parallel


P. Disch P. Disch P. Outlet P. Outlet P. Inlet P. Inlet V V
No
(psi) (Pa) (psi) (Pa) (psi) (Pa) (liters) (m3)
1 11 75845 19 131005 0 0 10 0,01
2 12 82740 19,5 134452,5 0 0 10 0,01
3 13 89635 20 137900 0 0 10 0,01
4 14 96530 20,5 141347,5 0 0 10 0,01
5 15 103425 21 144795 0 0 10 0,01
BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Perhitungan

4.1.1. Perhitungan Kapasitas Aliran


Untuk mencari kapasitas aliran pompa, maka menggunakan rumus :

=

Keterangan :
Q = Kapasitas (m3/s)
V = Volume (m3)
t = Waktu (s)

4.1.1.1 Kapasitas Aliran Pompa Tunggal


Hasil perhitungan data kapasitas aliran pada pompa tunggal adalah
sebagai berikut :
Contoh perhitungan pada data pertama :

=

0,01
=
18
= 0,000556 (m3/s).
Jika dilakukan perhitungan yang sama pada tabel pengamatan, data
yang dihasilkan menjadi seperti berikut :
P. Disch P. Outlet P. Inlet
No t (s) V (liters) V (m3) Q(m3/s)
(psi) (psi) (psi)
1 11 12 0 18 10 0,01 0,000556
2 12 13,5 0 20 10 0,01 0,0005
3 13 14,5 0 21 10 0,01 0,000476
4 14 15,5 0 21,5 10 0,01 0,000465
5 15 16,5 0 22 10 0,01 0,000455
Tabel 4.1.1.1 Data Perhitungan Kapasitas Aliran pada Pompa Tunggal

4.1.1.2 Kapasitas Aliran Pompa Seri


Hasil perhitungan data kapasitas aliran pada pompa seri adalah sebagai
berikut :
Contoh perhitungan pada data pertama :

=

0,01
=
8,7
= 0,001149 (m3/s).
Jika dilakukan perhitungan yang sama pada tabel pengamatan, data
yang dihasilkan menjadi seperti berikut :
P. Disch P. Outlet P. Inlet
No t (s) V (liters) V (m3) Q(m3/s)
(psi) (psi) (psi)
1 11 13 0 8,7 10 0,01 0,001149
2 12 14 0 8,6 10 0,01 0,001163
3 13 14,5 0 8,9 10 0,01 0,001124
4 14 15,5 0 9 10 0,01 0,001111
5 15 16,5 0 9,4 10 0,01 0,001064
Tabel 4.1.1.2 Data Perhitungan Kapasitas Aliran pada Pompa Seri

4.1.1.3 Kapasitas Aliran Pompa Parallel


Hasil perhitungan data kapasitas aliran pada pompa parallel adalah
sebagai berikut :
Contoh perhitungan pada data pertama :

=

0,01
=
7,4
= 0,001351 (m3/s).
Jika dilakukan perhitungan yang sama pada tabel pengamatan, data
yang dihasilkan menjadi seperti berikut :
P. Disch P. Outlet P. Inlet
No t (s) V (liters) V (m3) Q(m3/s)
(psi) (psi) (psi)
1 11 19 0 7,4 10 0,01 0,001351
2 12 19,5 0 8 10 0,01 0,00125
3 13 20 0 8 10 0,01 0,00125
4 14 20,5 0 8,4 10 0,01 0,00119
5 15 21 0 9 10 0,01 0,001111
Tabel 4.1.1.3 Data Perhitungan Kapasitas Aliran pada Pompa Parallel

4.1.2. Perhitungan Head Total Sistem


Untuk mencari nilai head total sistem pada pompa tunggal, seri, dan parallel
dapat menggunakan rumus yang terdapat pada dasar teori.
Sebelum mencari nilai head total sistem, diperlukan data-data seperti di bawah
ini :
Z1 = 0,7 m
Z2 = 0,33 m
L Selang Tunggal = 2,31 m
L Selang Seri = 3,04 m
L Selang Paralel = 3,53 m
D Selang = 0,025 m
Koef. Kekasaran absolute pipa = 1,5 x 10-6
.
Koef. Kekasaran relatif pipa =

= 0,00006
air = 1000 kg/m3
Percepatan Gravitasi = 9,8 m/s2
Viskositas Dinamis = 0,00000089 kg.m/s (pada suhu 25)
1
A (Luas Penampang Selang) = 2
4
= 0,0004906 m2
1 psi = 6,895 kPa
= 6895 Pa
1 liter = 1 x 10-3 m3
1 psi = 0,7 mH20
= 6860 N/m3
Perhitungan head total sistem pada pompa tunggal, seri, dan parallel dapat
dilakukan di bawah ini :

4.1.2.1 Head Total Sistem Pompa Tunggal


Nilai head total sistem pada pompa tunggal adalah sebagai berikut :
Contoh perhitungan pada data pertama :
Htotal = Hstatis (Hs) + Htekanan (Hp) + Hkecepatan (Hv) + Hloss
= Hs + Hp + Hv + Hmayor + Hminor
a. Hstatis (Hs) = Z1 Z2
= 0,7 0,33
= 0,37 m
( )
b. Htekanan (Hp) =
(.)
(82740 0)
=
(1000 9,8)

= 8,443 m
P. Disch P. Disch P. Outlet P. Outlet P. Inlet P. Inlet
No .g Hp (m)
(psi) (Pa) (psi) (Pa) (psi) (Pa)
1. 11 75845 12 82740 0 0 9800 8,443
2. 12 82740 13,5 93082,5 0 0 9800 9,498
3. 13 89635 14,5 99977,5 0 0 9800 10,202
4. 14 96530 15,5 106872,5 0 0 9800 10,905
5. 15 103425 16,5 113767,5 0 0 9800 11,609
Tabel 4.1.2.1 (b) Perhitungan Htekanan (Hp) pada pompa tunggal

c. Didapatkan nilai V2 = V1 karena luas penampang pada sisi inlet (V2)


sama dengan sisi outlet (V1). Perhitungan Hv dapat dilakukan sebagai
berikut :
V2 = V1, dimana V dapat dicari dengan menggunkan rumus :


V =

0,000556
=
0,0004906
= 1,133 m/s
(2 1 )2
Hkecepatan (Hv) =
2.
(1,1331,133)2
=
2 9,8
=0m
. 2
d. Hloss mayor =
.2

Nilai f didapatkan dari diagram moody, dimana harus mencari nilai


Reynold Number (Re) terlebih dahulu, perhitungannya :
.
Re =

1,133 0,025
=
0,00000089
= 31825,8427
Sehingga didapatkan nilai Friction factor dari diagram moody
sebesar 0,01452
. 2
Hloss mayor =
.2
2,31 1,1332
= 0,01446
0,025 2 9,8
= 0,08751 m

P. Disch Hmayor Friction Reynold Visco suhu


No L (m) V (m/s) D (m) g(m/s2)
(psi) (m) Factor Number 25o
1. 11 0,08751 0,01446 2,31 1,133 0,025 9,8 31825,8427 0,00000089
2. 12 0,07148 0,01460 2,31 1,019 0,025 9.8 28626,6371 0,00000089
3. 13 0,06515 0,01467 2,31 0,971 0,025 9.8 27263,4639 0,00000089
4. 14 0,06232 0,01471 2,31 0,948 0,025 9.8 26629,4298 0,00000089
5. 15 0,05968 0,01475 2,31 0,926 0,025 9.8 26024,2155 0,00000089
Tabel 4.1.2.1 (d) Perhitungan Hloss mayor pada pompa tunggal

2
e. Hloss minor =
2 .

Koeffisien head loss minor (aksesoris) :


a. Pressure Gate = 0,2
b. Flanged Regular Elbow 90 = 0,2
c. Fully Open Gate Valve = 0,15
Total koeffisien Head loss minor = 0,55
2
Hloss minor =
2 .
1,1332
= 0,55
2 9,8
= 0,03602 m
Hminor
No. P. Disch (psi) K V (m/s) g (m/s2)
(m)
1. 11 0,55 1,133 9,8 0,03602
2. 12 0,55 1,019 9,8 0,02914
3. 13 0,55 0,971 9,8 0,02643
4. 14 0,55 0,948 9,8 0,02522
5. 15 0,55 0,926 9,8 0,02409
Tabel 4.1.2.1 (e) Perhitungan Hloss minor pada pompa tunggal
Jadi, nilai Head Total Sistem pada rangkaian pompa tunggal adalah :
Hloss
P.Disch Head Total
No. Hs (m) Hv (m) Hp (m) Hmayor Hminor
(psi) (m)
(m) (m)
1. 11 0,37 0 8,443 0,08751 0,03602 8,93639
2. 12 0,37 0 9,498 0,07148 0,02914 9,96884
3. 13 0,37 0 10,202 0,06515 0,02643 10,66337
4. 14 0,37 0 10,905 0,06232 0,02522 11,36290
5. 15 0,37 0 11,609 0,05968 0,02409 12,06270
Tabel 4.1.2.1 (f) Perhitungan Head Total pada pompa tunggal

4.1.2.2 Head Total Sistem Pompa Seri


Nilai head total sistem pada pompa seri adalah sebagai berikut :
Contoh perhitungan pada data pertama :
Htotal = Hstatis (Hs) + Htekanan (Hp) + Hkecepatan (Hv) + Hloss
= Hs + Hp + Hv + Hmayor + Hminor
a. Hstatis (Hs) = Z1 Z2
= 0,7 0,33
= 0,37 m
( )
b. Htekanan (Hp) =
(.)
(89635 0)
=
(1000 9,8)

= 9,146 m
P. Disch P. Disch P. Outlet P. Outlet P. Inlet P. Inlet
No .g Hp (m)
(psi) (Pa) (psi) (Pa) (psi) (Pa)
1. 11 75845 13 89635 0 0 9800 9,146
2. 12 82740 14 96530 0 0 9800 9,850
3. 13 89635 14,5 99977,5 0 0 9800 10,202
4. 14 96530 15,5 106872,5 0 0 9800 10,905
5. 15 103425 16,5 113767,5 0 0 9800 11,609
Tabel 4.1.2.2 (b) Perhitungan Htekanan (Hp) pada pompa seri

c. Didapatkan nilai V2 = V1 karena luas penampang pada sisi inlet (V2)


sama dengan sisi outlet (V1). Perhitungan Hv dapat dilakukan sebagai
berikut :
V2 = V1, dimana V dapat dicari dengan menggunkan rumus :


V =

0,001149
=
0,0004906
= 2,343 m/s
(2 1 )2
Hkecepatan (Hv) =
2.
(2,3432,343)2
=
2 9,8
=0m
. 2
d. Hloss mayor =
.2

Nilai f didapatkan dari diagram moody, dimana harus mencari nilai


Reynold Number (Re) terlebih dahulu, perhitungannya :
.
Re =

2,343 0,025
=
0,00000089
= 65808,3611
Sehingga didapatkan nilai Friction factor dari diagram moody
sebesar 0,01349
. 2
Hloss mayor =
.2
3,04 2,3432
= 0,01349
0,025 2 9,8
= 0,45936 m
P. Disch Hmayor Friction Reynold Visco suhu
No L (m) V (m/s) D (m) g(m/s2)
(psi) (m) Factor Number 25o
1. 11 0,45936 0,01349 3,04 2,343 0,025 9,8 65808,3611 0,00000089
2. 12 0,46906 0,01346 3,04 2,370 0,025 9.8 66573,5746 0,00000089
3. 13 0,44090 0,01355 3,04 2,290 0,025 9.8 64329,5215 0,00000089
4. 14 0,43084 0,01354 3,04 2,265 0,025 9.8 63614,7419 0,00000089
5. 15 0,39699 0,01361 3,04 2,168 0,025 9.8 60907,7385 0,00000089
Tabel 4.1.2.2 (d) Perhitungan Hloss mayor pada pompa seri

2
e. Hloss minor =
2 .

Koeffisien head loss minor (aksesoris) :


a. Pressure Gate = 0,2
b. Flanged Regular Elbow 90 = 0,2
c. Fully Open Gate Valve = 0,15
Total koeffisien Head loss minor = 0,55
2
Hloss minor =
2 .
2,3432
= 0,55
2 9,8
= 0,15402 m
Hminor
No. P. Disch (psi) K V (m/s) g (m/s2)
(m)
1. 11 0,55 2,343 9,8 0,15402
2. 12 0,55 2,370 9,8 0,15762
3. 13 0,55 2,290 9,8 0,14717
4. 14 0,55 2,265 9,8 0,14392
5. 15 0,55 2,168 9,8 0,13193
Tabel 4.1.2.2 (e) Perhitungan Hloss minor pada pompa seri
Jadi, nilai Head Total Sistem pada rangkaian pompa seri adalah :
Hloss
P.Disch Head Total
No. Hs (m) Hv (m) Hp (m) Hmayor Hminor
(psi) (m)
(m) (m)
1. 11 0,37 0 9,146 0,45936 0,15402 10,12980
2. 12 0,37 0 9,850 0,46906 0,15762 10,84668
3. 13 0,37 0 10,202 0,44090 0,14717 11,15986
4. 14 0,37 0 10,905 0,43084 0,14392 11,85011
5. 15 0,37 0 11,609 0,39699 0,13193 12,50785
Tabel 4.1.2.2 (f) Perhitungan Head Total pada pompa seri

4.1.2.3 Head Total Sistem Pompa Parallel


Nilai head total sistem pada pompa parallel adalah sebagai berikut :
Contoh perhitungan pada data pertama :
Htotal = Hstatis (Hs) + Htekanan (Hp) + Hkecepatan (Hv) + Hloss
= Hs + Hp + Hv + Hmayor + Hminor
a. Hstatis (Hs) = Z1 Z2
= 0,7 0,33
= 0,37 m
( )
b. Htekanan (Hp) =
(.)
(131005 0)
=
(1000 9,8)

= 13,368 m
P. Disch P. Disch P. Outlet P. Outlet P. Inlet P. Inlet
No .g Hp (m)
(psi) (Pa) (psi) (Pa) (psi) (Pa)
1. 11 75845 19 131005 0 0 9800 13,368
2. 12 82740 19,5 134452,5 0 0 9800 13,720
3. 13 89635 20 137900 0 0 9800 14,071
4. 14 96530 20,5 141347,5 0 0 9800 14,423
5. 15 103425 21 144795 0 0 9800 14,775
Tabel 4.1.2.3 (b) Perhitungan Htekanan (Hp) pada pompa parallel

c. Didapatkan nilai V2 = V1 karena luas penampang pada sisi inlet (V2)


sama dengan sisi outlet (V1). Perhitungan Hv dapat dilakukan sebagai
berikut :
V2 = V1, dimana V dapat dicari dengan menggunkan rumus :


V =

0,001351
=
0,0004906
= 2,754 m/s
(2 1 )2
Hkecepatan (Hv) =
2.
(2,7542,754)2
=
2 9,8
=0m
. 2
d. Hloss mayor =
.2

Nilai f didapatkan dari diagram moody, dimana harus mencari nilai


Reynold Number (Re) terlebih dahulu, perhitungannya :
.
Re =

2,754 0,025
=
0,00000089
= 77369,2894
Sehingga didapatkan nilai Friction factor dari diagram moody
sebesar 0,01328
. 2
Hloss mayor =
.2
3,53 2,7542
= 0,01328
0,025 2 9,8
= 0,72579 m

P. Disch Hmayor Friction Reynold Visco suhu


No L (m) V (m/s) D (m) g(m/s2)
(psi) (m) Factor Number 25o
1. 11 0,72579 0,01328 3,53 2,754 0,025 9,8 77369,2894 0,00000089
2. 12 0,62475 0,01336 3,53 2,584 0,025 9.8 71566,5927 0,00000089
3. 13 0,62475 0,01336 3,53 2,584 0,025 9.8 71566,5927 0,00000089
4. 14 0,57006 0,01344 3,53 2,426 0,025 9.8 68158,6597 0,00000089
5. 15 0,50028 0,01354 3,53 2,265 0,025 9.8 63614,7491 0,00000089
Tabel 4.1.2.3 (d) Perhitungan Hloss mayor pada pompa parallel

2
e. Hloss minor =
2 .

Koeffisien head loss minor (aksesoris) :


a. Pressure Gate = 0,2
b. Flanged Regular Elbow 90 = 0,2
c. Fully Open Gate Valve = 0,15
d. Tee Connector = 0,7
Total koeffisien Head loss minor = 1,25
2
Hloss minor =
2 .
2,7542
= 1,25
2 9,8
= 0,48383 m
Hminor
No. P. Disch (psi) K V (m/s) g (m/s2)
(m)
1. 11 1,25 2,754 9,8 0,48383
2. 12 1,25 2,548 9,8 0,41398
3. 13 1,25 2,548 9,8 0,41398
4. 14 1,25 2,426 9,8 0,37549
5. 15 1,25 2,265 9,8 0,32709
Tabel 4.1.2.3 (e) Perhitungan Hloss minor pada pompa parallel
Jadi, nilai Head Total Sistem pada rangkaian pompa parallel adalah :
Hloss
P.Disch Head Total
No. Hs (m) Hv (m) Hp (m) Hmayor Hminor
(psi) (m)
(m) (m)
1. 11 0,37 0 13,368 0,72579 0,48383 14,94748
2. 12 0,37 0 13,720 0,62475 0,41398 15,12837
3. 13 0,37 0 14,071 0,62475 0,41398 15,48015
4. 14 0,37 0 14,423 0,57006 0,37549 15,73876
5. 15 0,37 0 14,775 0,50028 0,32709 15,97237
Tabel 4.1.2.3 (f) Perhitungan Head Total pada pompa parallel

4.2 Analisis Grafik

4.2.1. Grafik hubungan Ht dengan Q pada pompa tunggal

Grafik Ht dan Q Pompa Tunggal


15
12.0627 11.3629 10.66337 9.96884
8.93639
10
Ht (m)

0
0.000455 0.000465 0.000476 0.0005 0.000556
Q (m3/s)

Grafik 4.2.1 Hubungan Ht dengan Q pada pompa tunggal

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai head total (H t) terbesar yang
dimiliki pompa rangkaian tunggal sebesar 12,0627 dengan nilai kapasitas (Q)
sebesar 0,000455 dan nilai head total (Ht) terkecil yang dimiliki sebesar 8,93639
dengan nilai kapasitas (Q) sebesar 0,000556.

4.2.2. Grafik hubungan Ht dengan Q pada pompa seri

Grafik Ht dan Q Pompa Seri


15 12.50785 11.85011 11.15986 10.84668
10.1298
10
Ht (m)

0
0.001064 0.001111 0.001124 0.001149 0.001163
Q (m3/s)

Grafik 4.2.2 hubungan Ht dengan Q pada pompa seri


Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai head total (H t) terbesar yang
dimiliki pompa rangkaian seri sebesar 12,50785 dengan nilai kapasitas (Q) sebesar
0,001064 dan nilai head total (Ht) terkecil yang dimiliki sebesar 10,84668 dengan
nilai kapasitas (Q) sebesar 0,001163.

4.2.3. Grafik hubungan Ht dengan Q pada pompa parallel

Grafik Ht dan Q Pompa Parallel


16.5
15.97237
16 15.73876
15.48015
15.5 15.12837
Ht (m)

14.94748
15
14.5
14
0.001111 0.00119 0.00125 0.00125 0.001351
Q (m3/s)

Grafik 4.2.3 hubungan Ht dengan Q pada pompa parallel

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai head total (H t) terbesar yang
dimiliki pompa rangkaian parallel sebesar 15,97237 dengan nilai kapasitas (Q)
sebesar 0,001111 dan nilai head total (Ht) terkecil yang dimiliki sebesar 14,94748
dengan nilai kapasitas (Q) sebesar 0,001351.

4.2.4. Grafik pembanding hubungan Ht dengan Q pada pompa seri dan tunggal

Grafik Ht dan Q Pompa Seri - Tunggal


14
12
10
Ht (m)

8
6
4 Tunggal
2
0 Seri

Q (m3/s)

Grafik 4.2.4 Pembanding hubungan Ht dengan Q pada pompa seri dan tunggal

Dari grafik pembanding pompa seri - tunggal di atas dapat diketahui


perbandingan nilai head total (Ht) yang relatif sama dan nilai kapasitas yang relatif
jauh. Pada pompa rangkaian tunggal nilai Ht terbesar yaitu 12,0627 dengan
kapasitas 0,000455 sedangkan pada rangkaian pompa seri nilai head terbesar
yaitu 12,50785 dengan kapasitas 0,001064. Keduanya memiliki karakteristik yang
sama yaitu kapasitas berbanding terbalik dengan Ht.

4.2.5. Grafik pembanding hubungan Ht dengan Q pada pompa tunggal dan


parallel

Grafik Ht dan Q Pompa Tunggal - Parallel


18
16
14
12
Ht (m)

10
8
6
Tunggal
4
2 Parallel
0

Q (m3/s)

Grafik 4.2.5 Pembanding hubungan Ht dengan Q pada pompa tunggal dan


parallel

Dari grafik pembanding pompa tunggal - parallel di atas dapat diketahui


perbandingan nilai head total (Ht) yang jauh dan nilai kapasitas yang jauh. Pada
pompa rangkaian tunggal nilai Ht terbesar yaitu 12,0627 dengan kapasitas
0,000455 sedangkan pada rangkaian pompa parallel nilai head terbesar yaitu
15,97237 dengan kapasitas 0.001111. Keduanya memiliki karakteristik yang sama
yaitu kapasitas berbanding terbalik dengan Ht.

4.2.6. Garfik pembanding hubungan Ht dengan Q pada pompa seri dan parallel

Grafik Ht dan Q Pompa Seri - Parallel


18
16
14
12
Ht (m)

10
8
6 Seri
4
2 Parallel
0

Q (m3/s)

Grafik 4.2.6 Pembanding hubungan Ht dengan Q pada pompa seri dan parallel
Dari grafik pembanding pompa seri - parallel di atas dapat diketahui
perbandingan nilai head total (Ht) yang jauh dan nilai kapasitas jauh. Pada pompa
rangkaian seri nilai Ht terbesar yaitu 12,50785 dengan kapasitas 0,001064
sedangkan pada rangkaian pompa parallel nilai head terbesar yaitu 15,97237
dengan kapasitas 0,001111. Keduanya memiliki karakteristik yang sama yaitu
kapasitas berbanding terbalik dengan Ht.

4.2.7. Garfik pembanding hubungan Ht dengan Q pada pompa tunggal, seri, dan
parallel

Grafik Ht dan Q Pompa Tunggal - Seri - Parallel


18
16
14
12
Ht (m)

10
8
6 Tunggal
4
Seri
2
0 Parallel
0.000455

0.001111
0.000465
0.000476
0.0005
0.000556
0.001064
0.001111
0.001124
0.001149
0.001163

0.001351
0.00119
0.00125
0.00125
Q (m3/s)

Grafik 4.2.7 Pembanding hubungan Ht dengan Q pada pompa tunggal, seri, dan
parallel

Dari grafik pembanding pompa tunggal - seri - parallel di atas dapat diketahui
perbandingan nilai head total (Ht) yang jauh dan nilai kapasitas jauh. Pada pompa
rangkaian tunggal nilai Ht terbesar yaitu 12,0627 dengan kapasitas 0,000455,
pada rangkaian pompa seri nilai Ht terbesar yaitu 12,50785 dengan kapasitas
0,001064, dan pada rangkaian pompa parallel nilai head terbesar yaitu 15,97237
dengan kapasitas 0,001111. Ketiganya memiliki karakteristik yang sama yaitu
kapasitas berbanding terbalik dengan Ht.
Afanda Dwi Ragil R.
4216100023
Kelompok 3
BAB V

PENUTUP

5.1 Jawaban Pertanyaan

1. Apa perbedaan hubungan antara Head Pompa dan Kapasitas Pompa saat
dihubungkan secara tunggal, seri dan paralel?
Jawaban : Saat pompa dihubungkan secara tunggal, hubungan antara head dan
kapasistas pompa adalah berbanding terbalik. Saat pompa dihubungkan secara
seri, maka hubungan head dan kapasitas pompa adalah berbanding terbalik,
dengan kapasitas yang sama head yang terjadi adalah lebih tinggi daripada
pompa yang disusun secara tunggal. Saat pompa dihubungkan secara paralel,
maka hubungan head dan kapasitas pompa adalah berbanding terbalik, dengan
head yang sama kapasitas yang terjadi adalah lebih banyak daripada pompa yang
disusun secara tunggal.

2. Apa pengertian head?


Jawaban : Head adalah energi per satuan berat fluida yang satuannya adalah m.

3. Sebutkan jenis-jenis head!


Jawaban : head statis, head tekanan, head kecepatan dan head loses (head loss
major dan head loss minor).

4. Apa yang dimaksud head positive dan head negative?


Jawaban : head positif adalah jika ketinggian fluida berada di atas garis pusat
pompa, head negatif adalah jika ketinggian fluida berada di bawah garis pusat
pompa.

5. Berapa tekanan pada inlet pompa dan mengapa dapat terjadi demikian?
Jawaban : tekanan pada inlet adalah 0 psi karena posisi air dengan suction adalah
sejajar.

6. Sebutkan contoh aplikasi pompa sentrifugal pada sistem di kapal!


Jawaban : pada sistem air balas dan bilga, memadamkan kebakaran pada kapal
pemadam, memompa pada sistem pelumasan dan juga pada sistem bahan bakar.

7. Bagaimana menentukan suatu sistem membutuhkan pompa atau tidak?


Jawaban : jika suatu fluida membutuhkan energi lebih untuk memindahkannya
maka diperlukan pompa.
5.2 Kesimpulan
Pompa adalah mesin untuk menggerakan fluida. Pompa menggerakan fluida dari
tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi, untuk mengatasi
perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi).
Pompa secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis, yaitu displasmen dan dinamik.
Kemudian dibagi lagi jenisnya, yaitu reciprocating dan rotary (untuk displasmen),
sentrifugal dan special effect (untuk dinamik). Selanjutnya diklasifisikasikan lebih jauh lagi
berdasarkan karakteristik dan kebutuhan komersial.
Pompa sentrifugal adalah pompa yang digunakan pada praktikum. Pompa ini memiliki
prinsip kerja yaitu dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal merupakan
gaya semu yang hadir untuk mengimbangi atau sebagai arah lawan dari gaya sentripetal.
Pompa sentrifugal dapat disususn secara tunggal, seri maupun paralel dengan tujuan
yang berbeda tergantung pada apa yang dibutuhkan. Di antara ketiga susuan tersebut
memiliki karakteristik hubungan head dan kapasitas pompa yang berbeda pula.
Karakteristik dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal adalah
menggunakan satu pompa, memiliki kemampuan sesuai dengan kapasitas (Q) dan head
(H). Jika disusun secara seri maka menggunakan dua pompa dimana outlet dari pompa
pertama masuk ke inlet pompa kedua sehingga memiliki kapasitas (Q) yang sama tetapi
dengan head yang dobel (2H). Pompa yang disusun secara paralel adalah dengan dua
pompa dimana air masuk melalu inlet dari masing-masing pompa lalu di sisi outlet akan
digabungkan (menggunakan Tee-connector pada percobaan) sehingga memiliki
kemampuan mengisap dua kali lipat kapasitas (2Q) tetapi dengan head tetap (H).
Head merupakan energi per satuan berat yang dibutuhkan untuk memindahkan fluida
yang bersatuan meter. Head ada empat, yaitu head statis (perbedaan ketinggian/elevation
difference), head tekanan (perbedaan tekanan pada suction dan discharge), head
kecepatan (perbedaan kecepatan fluida pada suction dan discharge) dan head losses
(kerugian karena gesekan dengan pipa yang disebut head loss major dan kerugian karena
aksesoris pada pipa seperti Tee-connector, Elbow yang disebut head loss minor).
Aplikasi pompa sentrifugal di kapal salah satunya adalah untuk pompa air balas,
pompa sanitari, pompa minyak pelumas, juga bahan bakar. Pada kapal pemadam
kebakaran juga digunakan pompa sentrifugal untuk memompa airnya.
Hasil praktikum atau percobaan tidak sama secara keseluruhan dengan apa yang ada
di teori, yaitu terlihat pada grafik hubungan antara head dan kapasitas pompa, dimana
hasil percobaan yang dilakukan memiliki kesamaan dan perbedaan. Kesamaann dari
grafik hasil percobaan dengan grafik pada teori yaitu sama-sama berbanding terbaik.
Perbedaannya adalah bentuk kurva yang ditunjukkan oleh hasil percobaan, hal ini terjadi
karena banyak faktor yang salah satunya adalah kesalahan atau kurang telitinya
pembacaan, perhitungan, ataupun juga faktor dari alat ukur yang kurang terkalibrasi
dengan sesuai.

5.3 Saran
Memohon untuk bimbingannya lebih pada materi ini karena materi ini penting bagi
seorang marine engineer.
Muhammad Rickza Nuril Iskandar
4216100025
Kelompok 3
BAB V

PENUTUP

5.1 Jawaban Pertanyaan Modul

1. Apa perbedaan hubungan antara Head Pompa dan Kapasitas Pompa saat
dihubungkan secara tunggal, seri,dan parallel ?

a)

Berdasarkan pada grafik hubungan Head dan Kapasitas pompa tunggal dan
paralel, nilai kapasitas pompa yang disusun paralel dua kali lebih besar dari pada
pompa yang disusun secara tungal, tetapi memiliki nilai head yang sama.

b)

Bersadarkan pada grafik hubungan head dan kapasitas pompa tunggal dan seri,
nilai kapasitas pompa seri dan tunggal sama, tetapi nilai head pompa yang
disusun seri dua kali lebih besar dari pada pompa yang disusun tunggal.

2. Apa pengertian Head ?


Head adalah energi mekanik yang dikandung oleh aliran per satuan massa (1 kg)
zat cair.

3. Sebutkan jenis-jenis Head!


Jenis-jenis head, yaitu head statik (Hs), head tekanan (Hp), head kecepatan (Hv),
dan head losses (Hf).
4. Apa yang dimaksud dengan head positive dan head negative?
Nilai head positif atau head negatif dapat dilihat dari nilai head statik. Pada nilai
Hs jika menghasilkan nilai positif berarti posisi Z 1 lebih rendah dari pada posisi
Z2, sehingga diperlukan pompa untuk mengalirkan zat cairnya.
Sedangkan untuk nilai head negatif berarti, posisi Z1 lebih tinggi dari pada posisi
Z2, sehingga tidak diperlukan pompa untuk mengalirkan zat cairnya.

5. Berapa tekanan inlet pompa dan mengapa dapat terjadi demikian?


Tekanan inlet pompa bernilai 0 psi, karena diupayakan agar terjadi perpindahan
air paling besar, hal itu dilakukan berdasarkan asas perpindahan air, yaitu dari
yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah.

6. Sebutkan contoh aplikasi pompa sentrifugal pada sistem kapal!


Aplikasi pompa sentrifugal di kapal, diantaranya pompa air ballast dan bilga,
pompa sanitari, pompa pemadam kebakaran, pompa minyak pelumas, dan
pompa bahan bakar.

7. Bagaimana menentukan suatu sistem membutuhkan pompa atau tidak?


Untuk menentukan suatu sistem membutuhkan pompa atau tidak dapat dilihat
dari nilai Head statiknya (Hs), apabila bernilai positif berarti sistem tersebut
membutuhkan pompa, sebaliknya jika bernilai negatif sistem tersebut tidak
membutuhkan pompa untuk mengalirkan zat cairnya.

5.2 Kesimpulan
1. Setelah melakukan praktikum pompa sentrifugal, kelompok kami dapat
merangkai pompa sentrifugal pada rangkaian tunggal, seri, dan paralel sesuai
dengan gambar dibawah ini :

Gb. 5.1 Pompa Tunggal Gb. 5.2 Pompa Seri


(sumber: Modul) (sumber: Modul)

Gb. 5.1 Pompa Parallel


(sumber: Modul)
2. Pada pompa rangkaian tunggal, nilai Head berbanding terbalik dengan nilai
Kapasitas pompa. Artinya pada saat nilai Head tinggi, Kapasitas bernilai rendah.
3. Pada pompa rangkaian seri, nilai Head berbanding terbalik dengan nilai Kapasitas
pompa. Artinya pada saat nilai Head tinggi, Kapasitas bernilai rendah. Hal tersebut
sudah sesuai dengan teori, tetapi pada saat pengambilan data ke empat nilai
head kembali meningkat, yang seharusnya nilainya lebih rendah dari data ke tiga.
Hal ini dapat terjadi karena kurang cermatnya pada saat pencatatan waktu dan
tekanan outlet pada praktikum.
4. Pada pompa rangkaian paralel, nilai Head berbanding terbalik dengan nilai
Kapasitas pompa. Artinya pada saat nilai Head tinggi, Kapasitas bernilai rendah.
5. Pada rangkaian tunggal dan seri memiliki perbandingan yang relative sama,
dimana head total berbanding terbalik dengan kapasitas pompa, yang
membedakan hanya besar nilai dari rangkaian tunggal dan rangkaian seri.
Seharusnya, nilai head pompa seri dua kali lebih besar dari pada pompa tunggal.
Hal ini dapat terjadi karena kurang cermatnya pada saat pencatatan waktu dan
tekanan outlet pada praktikum, sehingga terjadi perbedaan dengan grafik pada
teori.
6. Pada rangkaian tunggal dan paralel memiliki perbandingan yang relative sama,
dimana head total berbanding terbalik dengan kapasitas pompa, yang
membedakan hanya besar nilai dari rangkaian tunggal dan rangkaian seri.
Seharusnya, nilai head pompa paralel dan pompa tunggal bernilai sama,
sedangkan untuk kapasitasnya pompa paralel sudah bernilai dua kali lipat dari
pompa tunggal. Hal ini dapat terjadi karena kurang cermatnya pada saat
pencatatan waktu dan tekanan outlet pada praktikum, sehingga terjadi
perbedaan dengan grafik pada teori.
7. Aplikasi penggunaan pompa sentrifugal pada bidang marine, diantaranya pompa
air ballast dan bilga, pompa sanitari, pompa pemadam kebakaran, pompa minyak
pelumas, dan pompa bahan bakar.
8. Aplikasi penggunaan pompa sentrifugal pada bidang indusri, diantaranya pompa
PDAM, pompa irigasi pertanian, pompa industri bahan kimia, pompa air
kondensat, dan pompa industri pabrik makanan dan minuman.

5.3 Saran
1. Untuk penentuan grader pada saat praktikum seharusnya ada konfirmasi kembali
dari seorang grader yang akan membimbing pada saat praktikum, sehingga tidak
terjadi miss communication, yang mengakibatkan kebingungan pada kelompok
yang bersangkutan dan terbuangnya waktu dengan sia-sia.
Rifqi Rizqullah
4216100027
Kelompok 3
BAB V

PENUTUP

5.1 Pertanyaan

1. Apa perbedaan hubungan antara hubungan pompa dan kapasitas pompa


saat dihubungkan secra tunggal, seri,dan parallel ?
Pada saat pompa dirangkai seri kapasitas nya akan sama seperti pompa tunggal
namun head yang dihasilkan akan dua kali lebih besar dari tunggal. Pada saat
pompa dirangkai paralel kapasitas pompa akan menjadi dua kali lebih besar
dibandingkan rangkaian tunggal namun dengan head pompa tetap sama seperti
tunggal.

2. Apa pengertian Head ?


Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari head (H)
adalah meter atau feet fluida.

3. Sebutkan jenis-jenis Head!


Jenis-jenis head ada empat yaitu, Head Pressure (Hp), Head Velocity (Hv), Head
Statis (Hs), dan Head Losses (Hf).

4. Apa yang dimaksud dengan head positive dan head negative?


Untuk menentukan head positive dan negative bisa dilihat dari head statis nya,
apabila yang dihasilkan bernilai negative, berarti untuk mengalirkan fluida tidak
membutuhkan pompa yang berarti posisi Z2 lebih rendah daripada Z1. Apabila
yang dihasilkan bernilai positive, berarti untuk mengalirkan fluida membutuhkan
pompa yang berarti posisi Z2 lebih tinggi daripada Z1.

5. Berapa tekanan inlet pompa, dan mengapa dapat terjadi seperti itu?
Tekanan inlet pompa pada praktikum sebesar 0 karena diupayakan agar terjadi
perpindahan air paling besar, hal itu dilakukan berdasarkan asas perpindahan air
dari yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah.

6. Sebutkan contoh aplikasi pompa sentrifugal pada kapal !


a) Pompa air ballast dan bilga.
b) Pompa sanitari.
c) Pompa minyak pelumas.
d) Pompa bahan bakar.

7. Bagaimana menentukan suatu sistem membutuhkan pompa atau tidak?


Untuk menentukan suatu sistem membutuhkan pompa atau tidak dapat
diketahui pada posisi reservoir nya atau dengan melihat head statis nya. Apabila
head statis bernilai positive, maka sistem tersebut membutuhkan pompa, karena
posisi pada saat discharge (Z2) lebih tinggi daripada posisi suction (Z1). Apabila
head statis bernilai negative, maka sistem tersebut tidak perlu membutuhkan
pompa, karena posisi discharge(Z2) lebih rendah daripada posisi suction (Z1).

5.2 Kesimpulan
a) Pompa adalah mesin untuk menggerakan fluida. Pompa menggerakan fluida dari
tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi, untuk
mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi).
b) Pompa sentrifugal adalah mesin yang berotasi yang menghasilkan aliran dan
tekanan secara dinamik. Pompa ini merupakan alat mekanik untuk memindahkan
berbagai jenis cairan.
c) Pada rangkaian tunggal nilai head yang tinggi akan memiliki nilai kapasitas yang
rendah, artinya head berbanding terbalik dengan kapasitas.
d) Pada rangkaian seri, head berbanding terbalik dengan kapasitas, dimana
rangkaian seri memiliki head yang tinggi dan kapasitas kecil.
e) Pada rangkaian tunggal dan seri memiliki perbandingan yang relative sama,
dimana head total berbanding terbalik dengan kapasitas pompa. Akan tetapi
terdapat kesalahan pada grafik, dimana menurut teori seharusnya grafik
rangkaian seri memiliki nilai head yang lebih besar dan nilai kapasitas yang sama
dengan rangkaian tungal. Hal tersebut dapat terjadi karena kurang teliti dalam
melihat dan mencatat waktu dan tekanan outlet
f) Perbandingan nilai head pada rangkaian tunggal dan paralel memiliki perbedaan
yang cukup jauh, sedangkan nilai kapasitas juga memiliki perbedaan nilai yang
jauh, dimana menurut teori seharusnya grafik rangkaian tunggal memiliki nilai
kapasitas yang lebih besar dan nilai head yang sama dengan rangkaian tunggal.
Hal ini dikarenakan penilaian waktu dan tekanan outlet yang kurang akurat pada
saat praktikum. Namun pada dasarnya perbandingan head dan kapasitas tetap
berbanding terbalik.
g) Pada grafik pembanding pada rangkaian tunggal dan parallel menunjukkan
perbedaan nilai yang cukup jauh antara nilai head dengan nilai kapasitas
rangkaian parallel dengan rangkaian tunggal dan terdapat kesalah pada grafik,
dimana berdasarkan teori seharusnya rangkaian parallel memiliki nilai kapasitas
yang lebih besar dan nilai head yang sama dengan rangkaian tunggal. Hal
tersebut dapat terjadi karena kurang teliti dalam melihat dan mencatat waktu dan
tekanan outlet pada saat praktikum.

5.3 Saran
a) Kualitas praktikum kedepannya lebih ditingkatkan.
b) Sebelum melakukan percobaan seharusnya praktikan telah memahami langkah-
langkah praktikum.
Isa Hanif Maulana
4216100029
Kelompok 3
BAB V

PENUTUP

5.1 Jawaban Pertanyaan Modul

1. Apa perbedaan hubungan antara Head Pompa dan Kapasitas Pompa saat
dihubungkan secara tunggal, seri, dan parallel?
a) Pompa Tunggal
Pada pompa rangkaian tunggal, akan menghasilkan nilai head pompa dan
nilai kapasitas pompa sesuai dengan aliran yang dihasilkan dari pompa itu
sendiri.
b) Pompa Seri
Pada pompa yang dirangkai menjadi seri, akan menghasilkan nilai head
pompa yang dua kali lebih besar dari pompa rangkaian tunggal. Dan
menghasilkan nilai kapasitas yang sama dengan nilai kapasitas pada pompa
rangkaian tunggal.
c) Pompa Parallel
Pada pompa yang dirangkai menjadi parallel, akan menghasilkan nilai head
pompa yang sama dengan nilai pompa rangkaian tunggal. Dan menghasilkan
nilai kapasitas yang dua kali lebih besar dari pompa rangkaian tunggal.

2. Apa pengertian head?


Head adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau
tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang umumnya dinyatakan dalam
satuan panjang.

3. Sebutkan jenis-jenis head!


a) Head Statis (Static Head)
Head yang terjadi karena adanya perbedaan ketinggian antara permukaan zat
cair pada sisi tekan (discharge) dengan sisi isap (suction).
b) Head Tekanan (Pressure Head)
Head yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara sisi tekan
(discharge) dengan sisi isap (suction).
c) Head Kecepatan (Velocity Head)
Head yang terjadi karena adanya perbedaan kecepatan aliran dalam suatu
fluida antara sisi tekan (discharge) dengan sisi isap (suction).
d) Head Losses
Head losses dibagi menjadi 2 yaitu head mayor losses dan head minor losses.
Head mayor losses merupakan kerugian energi sepanjang saluran pipa yang
diakibatkan oleh gesekan antara fluida kerja dengan permukaan dalam pipa.
Sedangkan, head minor losses merupakan kerugian head pada fitting dan
valve yang terdapat sepajang sistem perpipaan.
4. Apa yang dimaksud dengan head positive dan head negative?
a) Head Positive
Head positive terjadi saat ketinggian tangki lebih tinggi dari pompa, sehingga
dengan bantuan gaya gravitasi maka fluida cair di dalam tangki akan secara
alami dapat membantu kerja dari pompa.
b) Head Negative
Head negatif terjadi saat ketinggian tangki berisikan fluida cair lebih rendah
dari pompa, sehingga pompa memerlukan energi tambahan untuk menghisap
fluida cair di dalam tangki karena ketinggian permukaan zat cair berada di
bawah pompa.

5. Berapa tekanan pada inlet pompa dan mengapa dapat terjadi demikian?
Nilai tekanan inlet pompa pada percobaan adalah sebesar 0 psi. Hal tersebut
terjadi karena posisi pompa dengan tanki tidak memiliki perbedaan ketinggian
yang jauh, sehingga tekanan inlet kurang dari 0 psi yang berakibat tidak dapat
terbaca nya tekanan inlet pada pressure gauge (inlet).

6. Sebutkan contoh aplikasi pompa sentrifugal pada sistem di kapal!


a) Pompa air ballast dan bilga.
b) Pompa pemadam kebakaran.
c) Pompa bahan bakar.
d) Pompa sanitari.
e) Pompa minyak pelumas.

7. Bagaimana menentukan suatu sistem membutuhkan pompa atau tidak?


Suatu sistem akan membutuhkan pompa jika sistem tersebut tidak memiliki
energi untuk memindahkan zat cair ke tempat yang diinginka. Dan suatu sistem
tidak akan membutuhkan pompa jika sistem tersebut dapat dengan sendirinya
mengalirkan zat cair ke tempat yang diinginkan, contohnya dengan bantuan gaya
gravitasi.

5.2 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat setelah melakukan percobaan :

1. Berdasarkan analisis data dan grafik :


a) Pada percobaan rangkaian tunggal, seri, dan parallel nilai Head pompa
dengan nilai kapasitas pompa selalu berbanding terbalik. Jika nilai head
pompa besar maka nilai kapasitas pompa menjadi rendah dan begitu juga
sebaliknya.
b) Pada grafik pompa rangkaian tunggal menunjukkan bahwa nilai head pompa
dan nilai kapasitas pompa dihasilkan oleh satu buah pompa dan berbanding
terbalik.
c) Pada grafik pembanding pompa rangkaian seri - tunggal menunjukkan nilai
head pompa yang relative sama dengan nilai kapasitas yang relatif jauh dan
terdapat kesalahan pada grafik, dimana menurut teori seharusnya grafik
rangkaian seri memiliki nilai head yang lebih besar dan nilai kapasitas yang
sama dengan rangkaian tunggal. Hal tersebut bisa disebabkan karena kurang
telitinya dalam melihat dan mencatat waktu dan tekanan outlet saat
praktikum.
d) Pada grafik pembanding pompa rangkaian tunggal - parallel menununjukkan
perbedaan nilai yang sangat jauh antara nilai head dan nilai kapasitas
rangkaian parallel dengan rangkaian tunggal dan terdapat kesalahan pada
grafik, dimana menurut teori seharusnya grafik rangkaian tunggal memiliki
nilai kapasitas yang lebih besar dan nilai head yang sama dengan rangkaian
tunggal. Hal tersebut bisa disebabkan karena kurang telitinya dalam melihat
dan mencatat waktu dan tekanan outlet saat praktikum
e) Pada grafik pembanding pompa rangkaian seri parallel menunjukkan
perbedaan nilia yang sangat jauh antara nilai head dan nilai kapasitas
rangkaian seri dengan rangkaian parallel dan terdapat kesalahan pada grafik,
dimana menurut teori seharusnya grafik rangkaian seri memiliki nilai head
yang lebih besar dari pada rangkaian parallel. Hal tersebut bisa disebabkan
karena kurang telitinya dalam melihat dan mencatat waktu dan tekanan outlet
saat praktikum.

2. Berdasarkan dasar teori :


a) Pompa adalah mesin untuk memindahkan fluida (zat cair) dengan
memberikan tekanan agar dapat bergerak dari tekanan rendah menuju
tekanan tinggi.
b) Secara umum, pompa dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : pompa displacement
dan pompa dinamik.
c) Head adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa,
atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang umumnya dinyatakan
dalam satuan panjang.
d) Head dibagi menjadi 4, yaitu : Head Statis, Head Tekanan, Head Kecepatan,
dan Head losses (mayor dan minor).
e) Aplikasi pompa pada sistem di kapal yaitu : Pompa air ballast dan bilga, Pompa
pemadam kebakaran, Pompa bahan bakar, Pompa sanitari, dan Pompa minyak
pelumas.

5.3 Saran
Saran setelah melakukan percobaan pompa sentrifugal :
a) Seharusnya praktikan lebih memahami isi modul sebelum melaksanakan
praktikum.
b) Lebih baik jika praktikan dan grader datang tepat waktu.

Você também pode gostar