Você está na página 1de 29

Anatomi Tumbuhan "Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, Biji"

AKAR

Akar merupakan bagian bawah dari tumbu-tumbuhan dan biasanya berkembang


di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah. Akar
tidak mempunyai alat tambahan yang dapat di bandingkan dengan daun pada batang. Akar
tidak mempunyai stomata, tetapi mempunyai tudung akar yang tidak ada kesejajaranya
pada batang.
Berdasarkan asal usulnya terdapat dua tipe akar, yaitu akar tunggang dan akar serabut .
akar primer berkembang dari ujung embrio yang terbatas, sedangkan akar serabut
berkembang dari jaringan akar dewasa atau dari bagian lain tubuh tumbuhan seperti batang
dsan daun. System akar sebagian besar Dicotiledoneae dan Gymnospermae terdiri tas akar
tunggang yang membentuk cabang pada sisinya. Akar Monocotyledoneae dewasa biasanya
berupa akar serabut dan berkembang dari batang. Umumnya akar ini tidak mengalami
penebalan sekunder. Tipe paling umum akar Monocotyledoneae adalah system akar
serabut.

Struktur dan Fungsi Akar Pada Tumbuhan


Akar adalah bagian dari tumbuhan yang ada di dalam tanah atau substrat.:
Struktur Morfologi
1. Batang akar
2. Rambut akar, untuk memperluas daerah penyerapan air dan mineral
3. Ujung akar, sebagai daerah meristematik yang sel-selnya selalu aktif membelah
4. Kaliptra / Tudung akar, sebagai pelindung dari ujung akar dari kerusakan mekanis ketika
menembus tanah
Struktur Anatomi
1. Dari lapisan luar ke dalam
2. Jaringan Epidermis, terdiri dari sel selapis, tipis, rapat, dan mudah dilalui air
3. Jaringan Korteks, terdiri dari sel beberapa lapis, berdinding tipis, berfungsi sebagai
penyimpan cadangan makanan
4. Jaringan Endodermis, terdiri dari sel selapis, tebal, sulit dilalui air (selektif
5. Stele, terdiri dari xylem dan floem

Fungsi akar :
1. Menyerap air dan garam-garam mineral
2. Memperkokoh tegaknya tanaman
3. Alat respirasi
4. Penyimpan cadangan makanan
5. Alat perkembangbiakan vegetatif
6. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada
tubuh tumbuhan yang memerlukan.
Akar Primer
Pada jarak tertentu dari sel inisial pucuk akar, dapat di bedakan jaringan tudung akar,
epidermis, korteks akar, silinder pusat. Tudung akar terletak pada ujung akar, yang
berfungsi melindungi meristem akar dan alat pemantakan akar yang tumbuh kedalam tanah.
Pada korteks akar sering terdapat ruang antar sel yang terbentuk secara skizogen. Pada
tumbuhan tertentu yaitu Gramineae dan Cyperaceae, ruang antar sel terbentuk secara
lisigen. Sel parenkim korteks tidak mempunyai klorofil, tetapi pada tumbuhan air, akar udara,
dan epifit terdpat klorofil. Pada kebanyakan angiospermae, pteridophyta, dan beberapa
Gymnospermae endodermis tetap dalam bentuk primer. Silinder pusat terletak di bagian
tengah akar dan dibatasi oleh endodermis. Di sebelah dalam endodermis terdapat satu atau
beberapa lapisan sel perenkim berdinding tipis yang disebut perisiklus (perisikel). Bagian-
bagian akar primer terdiri dari:
Tudung akar
Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu
penembusan tanah oleh akar, terdiri atas sel hidup yang sering mengandung pati. Tudung
akar berkembang terus menerus. Sel paling luar mati, terpisah dari yang lain dan hancur,
lalu digantikan oleh sel baru yang dibentuk oleh pemula.
Epidermis
Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Namun, kadang-kadang
dinding sel paling luar berkutikula. Ciri khas akar adalah adanya rambut akar yang
teradaptasi untuk menyerap air dan garam tanah. Rambut akar adalah sel epidermis yang
memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung.

Korteks akar
Pada umunya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah besar monokotil yang tidak
melepaskan korteksnya semasa akar masih hidup, banyak sklerenkim dibentuk. Sel korteks
biasanya besar dan bervakuola besar. Plastid didalamnya menghimpun pati. Lapisan paling
dalam berkembang menjadi endodermis dan satu atau beberapa lapisan korteks paling luar
dapat berkembang menjadi eksodermis.
Eksodermis
Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan
membentuk gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung baru, yakni eksodermis yang akan
menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis.
Dinding primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu dilapisi lagi oleh selulosa. Lignin juga
dapat ditemukan. Sel eksodermis mengandung protoplas hidup ketika dewasa.
Endodermis
Di daerah akar yang digunakan untuk penyerapan, dinding sel endodermis mengandung
selapis suberin di dinding antiklinalnya, yakni pada dinding radial dan melintang.
Rampingnya lapisan itu menyebabkannya diberi nama pita, dan dibubuhi
nama caspary. Pita tersebut merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer,
tempat suberin dan lignin tersimpan. Jika sel terplasmolisis, maka protoplas melepaskan diri
dari dinding, namun tetap melekat pada pitacaspary.
Silinder pembuluh
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan sel di
sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian tengah tidak ditempati jaringan pembuluh, maka
bagian itu diisi oleh parenkim empulur di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan
dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan sifat meristematiknya
di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan sebagian dari cambium pembuluh.

Mikorhiza
Epidermis dan korteks akar pada kebanyakan tumbuhan sering kali bergabung atau
bersimbiosis dengan jamur tanah. Gabungan antara hifa jamur dengan akar muda
tumbuhan tinggi disebut mikorhiza. Gabungan antara kedua organisme ini sebagai simbiosis
mutualisme, yang artinya kedua organisme ini saling mendapat keuntungan dari hidup
bersama tersebut
.
Bintil Akar
Tipe lain gabungan antara akar tumbuhan tingkat tinggi dan organisme tingkat rendah terjadi
dalam Leguminosae. Pada akar Leguminosae terdapat benjolan yang disebut bintil akar.
Bintil akar berkembang sebagai hasil pemantakan bakteri pengikat nitrogen (Rhizobium)
kedalam korteks akar. Hubungan antara bakteri Rhizobium dengan akar Leguminosae
merupakan simbiosis mutualisme. Artinya kedua belah pihak mendapat keuntungan.

Diferensiasi jaringan dalam akar


Sel prokambium yang berdiferensiasi menjadi unsur trakea dapat dibedakan dengan sel
yang akan menjadi unsure floem. Sel ini membesar dan mempunyai fakuola besar.
Selanjutnya sel akan mengalami pembelaha beberapa kali tanpa pembesaran sehingga
terbentuk banyak sel kecil. Prokambium berkembang secara akropetal bersambungan
dengan jaringan pembuluh dalam akar yang lebih dewasa. Diferensiasi maupun pemasakan
xilem dan floem juga secara akropetal. Hasil penelitian menunjukan bahwa unsur protoxilem
dewasa lebih dekat ke meristem pucuk dari pada unsure trakea yang paling awal.

Akar sekunder
Pertumbuhan sekunder pada akar seperti pada batang terdiri atas pembentuk jaringan
pembuluh sekunder dari cambium pembuluh dan periderm logen. Pertumbuhan sekunder
dijumpai khas pada akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae. Akar monocotyledoneae
biasanya tidak mengalami pertumbuha sekunder.kambium menghasilkan xilem dan floem
dengan membelah periklin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar.
Pertumbuha periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh sekunder.
Pada tumbuhan dikotil menerna, misalnya pada Medocago sativa,xilem sekunder terdiri atas
pembuluh dengan penebalan dinding menganak tangga dan memata jala. Pembuluh ini juga
mengandung serabut dan sel parenkim. Gabus merupakan turunan felogen yang berfungsi
sebagai jaringan pelindung. Akar gymnospermae mempunyai tipe pertumbuhan sekunder
yang sama dengan akar tumbuhan dicotyledoneae. Namun, terdapat perbedaan histologis
antara batang dan akar. Hubungan utama untuk pengangkutan yang melintasi akar adalah
endodermis. Sel endodermis menjaga lewatnya larutan secara terpilih dari luar kedalam
pembuluh.

BATANG

Pengertian Batang
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat
serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu
tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa batang merupakan hal yang sangat
vital dari organ-organ yang ada pada suatu tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya
dari suatu organ batang,tumbuhan tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya organ
yang nama nya batang seperti suatu hal yang tidak dapat di pisahkan. Batang sendiri
mempunyai beberapa yang menyusun suatu batang tumbuhan tersebut.dalam makalah
ini,kelompok kami akan membahas tentanganatomi batang yang akan membahas tentang
beberapa sub pembahasan antara lain ontogeni batang,tipe stele,batang primer, dan batang
sekunder.
Batang adalah bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan merupakan tempat
serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu
tubuh tumbuhan.
Batang merupakan bagian sistem tunas pada tumbuhan. Letaknya berada di atas
tanah. Organ ini dikategorikan sebagai penghasil alat-alat lateral, misalnya daun, tunas, dan
bunga. Pada bagian batang terdapat buku (node) atau tempat daun melekat dan ruas
(internode), yaitu bagian batang yang letaknya di antara buku-buku.
Selain buku dan ruas, pada batang terdapat suatu tunas. Tunas yang terdapat
pada sudut di antara daun dan batang dinamakan tunas aksiler. Tunas ini berpeluang
menjadi cabang. Adapun bagian ujung batang terdapat tunas terminal.

Perkembangan ontogeny batang


Pucuk batang biasanya terdiri atas aksis, yaitu epikotil yang berisi beberapa buku
yang belum memanjang dan beberapa primordia daun. Pada perkecambahan biji,embrio
membesar dan mulai tumbuh , meristem pucuk batang muda menambah primordia daun
dan buku. Panjang buku beragam pada spesies yang berbeda. Pada tumbuhan yang
daunnya tersusun pada roset basal,bukunya sangat pendek. Namun,sebagian besar
spermatophyta bukunnya memanjang. Setiap ruas terdapat satu atau lebih daun. Susunan
daun pada batang disebut filotaksis.
Posisi primordia pada ujung batang dipengaruhi oleh faktor dalam, yaitu faktor
yang mengendalikan penebaran potensi pertumbuhan dalam meristem pucuk. Susunan
daun disebabkan oleh adanya interaksi dalam pucuk atau pengaruh jaringan dewasa di
bawah pucuk melalui perikambium. Ada tiga teori utama yang mendasari penelitian
mengenai interaksi lokal dalam pucuk ini.
1. Teori ruang pertama yang tersedia (first available space theory) menurut teori ini, primordial
daun meningkat dalam ruang pertama yang mencapai lebar minimum dan jarak minimum di
bawah pucuk batang.
2. Teori lahan daun atau lahan primordial (leaf field atau primordial field theory) menurut teori
ini, primordial bersama dengan bagian meristem pucuk membentukunit fisiologi. Primordial
dibentuk pada tempat yang khas.
3. Teori pilin ganda daun (multiple foliar helices theory) menurut teori ini, sifat mitosis khusus
dipindahkan secara akropetal yang berujung pada pusat pembentukan daun.

A. Batang primer
Batang primer berkembang dari protiderm, prokambium, dan meristem dasar.
Susunan dan struktur jaringan primer batang adalah sebgai berikut.Batang dikelilingi
epidermis.Di antara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan
berbagai tipe trikoma. Di sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri dari berbagai
tipe sel. Korteks yang paling sederhana seluruhnya terdiri atas sel parenkim yang berdinding
tipis.pada pelargonium, retama, dan salicornia, parenkim berfungsi untuk fotosintesis dan
sebagi penyimpan tepung dan metabolit lain. Daerah diluar korteks yang berbatasan dengan
epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks batang ini dapat juga berisi sklereida,
sel sekretori, dan latifiser.
Batas antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis batang berbeda
dengan endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidupp yang berbentuk silinder
kosong. Dinding endodermis mempunyai struktur yang khas dan khusus. Pada dinding
menjari dan melintang terdapat penebalan lignin(zat kayu) dan suberin (zat gabus), yang
disebut pita caspary. Dalam perkembangannya, sel endodermis mengalami perubahan,
yaitu penambahan lapisan gabus diseluruh permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya
diikuti dengan penambahan lapisan sekunder dari selulosa yang sering kali berisi zat kayu
pada sisi dalam lapisan gabus. Lapisan endodermis batang dicotyledoneae sering kali berisi
butiran tepung sehingga lapisan ini disebut sarung tepung.disebelah dalam lapisan
endodermis terdapat perisiklus yang merupakan satu lapisan sel diluar floem.
Disebelah dalam endodermis adalah stele yang berisi system pembuluh . pada
gymnospermae dan sebagian besar dicotyledoneae, system pembuluh terdiri atas silinder
bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh, yaitu
floem yang biasanya terletak dibagian luar dan xylem yang biasanya terletak dibagian
dalam. Xylem dan floem membentuk berkas pengangkut. Ada dua tipe berkas pengangkut,
yaitu sebagai berikut.
1. Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka. Disebut kolateral tertutup
apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat cambium, tetapi terdapat parenkim
penghubung. Tipe ini biasa terdapat dalam batang monocotyledoneae. Pada kolateral
terbuka, di antara xylem dan floem terdapat cambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini
biasanya terdapat pada batang dicotyledoneae (lihat gambar 54)
2. Bikolateral
Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xylem di tengah serta satu bagian
floem di sebelah luar dan xylem di tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu
bagian di sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat cambium, dan antara xylem
dan floem dalam terdapat parenkim penghubung. Tipe bikolateral terdapat pada beberapa
dicotyledoneae, misalnya pada solanaceae, cucurbitaceae, asclepiadaceae, apocynaceae,
convolvulaceae, dan compositae.

3. Konsentris (terputus)
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem atau
sebaliknya. Apabila xylem dikelilingi oleh floem disebut konsentris amfikribral, yang biasa
terdapat pada pteridophyta. Apabila floem dikelilingi oleh xylem disebut konsentris
amfivasal, yang biasa terdapat pada monocotyle-doneae misalnya pada aloe arborescens,
dracaena, cordylin, dan sebagainya (lihat gambar 55 A dan B).
4. Radial (menjari)
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang-seling
menurut arah jari-jari. Susunan seperti ini terdapat pada akar sewaktu xylem dan floem
dalam keadaan primer (lihat gambar 55 C). Pada sebagian besar monocotyledoneae dan
sedikit dicotyle-doneae, system pembuluh primer terdiri atas sejumlah besar berkas
pengangkut yang tersebar tidak berarturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas
batas antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur. System pembuhluh yang dibicarakan
di atas adalah jaringan primer yang terdiri atas protoxilem dan metaxilem serta protofloem
dan metafloem. Apabila protoxilem terdapat di bagian dalam dari metaxilem dan diferensiasi
metaxilem kea rah perifer seperti pada batang angiospermae, disebut endark. Apabila
protoxilem terdapat di bagian luar dari metaxilem dan metaxilem berdiferensiasi secara
sentripetal seperti pada akar angiospermae, disebut eksar. Sering kali terjadi mesark,
apabila diferensiasi metaxilem kea rah sentripetal dan sentrifugal dari protoxilem. Tipe
mesark dan eksark xylem primer tampaknya lebih primitive. Pada angiospermae, khususnya
dicotyledoneae, silinder pembuluh primer terputus-putus pada tiap ruas karena keluarnya
satu atau lebih berkas pengangkut yang masuk ke dalam daun. Bagian ini disebut jejak
daun (leaf trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut unilakuna,
trilakuna, dan multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna adalah tipe primitive pada
angiospermae. Namun, menurut Bailey (1956), dalam proses vaskularisasi, angiospermae
dapat mengalami perubahan yang reversible. Dari kenyataan tersebut dapat diasumsikan
bahwa:
1. Ruas unilakuna dari ranales tertentu adalah primitive dan tidak dapat berubah selama
evolusinya
2. Pada dicotyledoneae tertentu, misalnya leguminosae dan anacardiaceae, ruas unilakuna
diturunkan dengan pengurangan dari suatu ruas trilakuna; dan
3. Pada dicotyledoneae yang lain, misalnya epacridaceae dan cloranthaceae, ruas tri- dan
multilakuna berasal dari ruas unilakuna.

Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai hubungan pembuluh dengan
sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak cabang (branch traces). Pada ruas,
jejak cabang dekat sekali dengan jejak daun.
Batang berbagai dicotyledoneae berbeda satu sama lain dalam hal pola pembentukan
jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya dengan perkembangan evolusi.
Diasumsikan bahwa selama terjadi evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan
terjadi pengurangan kea rah menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi,
pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya terjadi ke arah membujur. Silinder menjadi
terbelah menjadi untaian memanjang, dan ini terdapat pada sebagian besar dicotyledoneae.
System pembuluh pada monocotyledoneae biasaya terdiri atas berkas yang tersebar di
seluruh jaringan dasar pada batang. Ada dua tipe dasar susunan berkas pengangkut pada
gramineae, yaitu sebagai berikut:
1. Berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran. Lingkaran luar tersusun dari berkas
pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan
disebelah dalam tersusun atas berkas pengangkut besar.
2. Berkas pengangkut tersebar di seluruh penampang melintang batang. Setiap berkas
pengangkut dikelilingi oleh selubung sklerenkim

Empulur merupakan tubuh silindris dari jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi
oleh jarigan pembuluh. Empulur terdiri atas jaringan yang agak seragam, terutama parenkim
dengan susunan longgar. Sering kali terdapat sel parenkim yang berdinding tebal dengan
penebalan lignin. Selain itu juga terdapat sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat
struktur sektretori dalam empulur. Pada batang beberapa tumbuhan,
misalnya phytolaca Americana, empulurnya berongga.
B. Batang Sekunder
Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan kambium pembuluh yang
membelah secara terus menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini
khas pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Beberapa dikotil menema (herbaceous)
dan kebanyakan monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder terjadi
pembentukan periderm dari felogen. Cambium yang terdapat di antara xylem dan floem
disebut cambium pembuluh (cambium intravaskuler). Sementara, cambium yang terdapat di
antara berkas pengangkut disebut cambium antar pembuluh (cambium intervaskuler).
Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat kea rah membujur dan
menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah dalam cambium membentuk
xylem sekunder, sedangkan kea rah luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang
dibentuk pada pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Cambium biasanya terdiri
atas 2 tipe sel sebagai berikut.
1. Sel inisial pemicu menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Pada
batang sequoia sempervirens yang tua, panjang sel-sel ini mencapai 8,7 mm.
2. Sel inisial bersinar (ray initial cell), yang selnya banyak dan lebih kecil dari tipe sel inisial
menggelendong, bentuknya hampir isodiametris.

Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang yang tua dari pada batang yang muda. Unsur
yang berorientasi memanjang dalam organ, seperti unsur trakea, serabut, parenkim xylem,
floem dan unsur tapisan berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi
mendatar dalam organ berkembang dari sel inisial jari-jari . sel cambium mempunyai noktah
primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal daripada dinding membujurnya.
Apabila cambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih
tebal daripada dinding membujurnya. Apabila cambium aktif, wilayah cambium terdiri atas
beberapa lapisan sel. Apabila cambium dorman, wilayah cambium berkurang, biasanya
hanya satu lapisan sel saja. Berdasarkan susunan sel menggelendong, cambium dapat
dibedakan menjadi dua tipe berikut:
1. Cambium bertingkat atau berlapis (gambar 59), letak sel inisial menggelendong tersusun
dalam deratan mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial ini beragam
antara 140-529 mm.
2. Cambium tidak bertingkat, letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu dengan
lainnya. Tipe cambium ini ditemukan dengan panjang yang beragam antara 320-2300 mm.

Hasil penebalan sekunder menyebabkan lingkaran silider xylem meningkat. Cambium


bertingkat membelah antiklin memanjang. Pada cambium tidak bertingkat, sel inisial
menggelendong membelah miring, semua melintang, dan antiklin, yang diikuti dengan
pertumbuhan intrusif.
Pada Gymnoespermae, bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak pembuluh resin,
kecuali pada Gnetaceae. Pada Dicotyledoneae tidak terdapat pembuluh resin. Pada
Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan sekunder. Antara xylem dan floem terdapa
parenkim penghubung. Pada tumbuhan yang masih mudah, titik tumbuh kecil, tetapi
semakin meluas sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat membesar, misalnya
pada Palmae. Jadi, pemebsaran batang tidak disebabkan oleh eprtumbuhan sekunder,
tetapi oleh melebarnya titik tumbuh.

C. Tipe Batang
Struktur batang primer berbeda dengan struktur batang sekunder sehingga sering
kali digunakan untuk membedakan tipe batang. Biasanya tipe batang dibedakan atas batang
Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak berkayu (perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan
pertumbuhan menyimpang, dan Monokotil.
1. Batang Conifer
Contoh batang Conifer adalah Pinus. Batang Pinus mempunyai tipe berkas pengangkut
konsentris amfikribral. Pada floem primer tidak terbentuk serabut pada bagian tepi dan tidak
ditemukan adanya endodermis. Selama pertumbuhan sekunder, batas luar dari floem dapat
dikenali dengan adanya jari-jari empulur. Terkadang, sel di luar floem berisi tannin. Sejak
pertumbuhan awal, batang mengandung pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya
membesar, pembuluh resin juga menjadi lebih luas.
2. Batang Dikotil Berkayu
Pada kebanyakan Dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya sempit,
misalnya pada Salix, Prunus, dan Quercus, dan sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-
spesies tersebut, jaringan sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak
diputus oleh jari-jari empulur. Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang
kemudian menjadi beberapa lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel
parenkim yang berisi klorofil. Endodermis yang berisi tepung disebut floeoterma atau
selubung tepung. Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga
terdapat pada bagian korteks. Pada batang yangsudah tua, empu8lur terdiri atas sel
berdinding tebal dan berwarna lebih yang mengandung tepung. Pada floem sekunder
banyak dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel parenkim.
3. Batang Dikotil Tidak Berkayu (Herbaceus = Menerna)
Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal pertumbuhan
sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan lentisel. Satu atau dua lapisan
korteks di bawah epidermis berisi kloroplas. Lapisan ini diikuti oleh dua atau tiga lapisan
kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. Floem primer berisi serabut dekat dengan
korteks (serabut protofloem). Di dalam floem sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak
pada metafloem. Cambium pembuluh memisahkan floem dengan xylem sekunder dengan
membentuk silinder yang pada. Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah.
Tepung dan Kristal sering terdapat dalam empulur maupun korteks. Berkas pengangkut
pada batang menerna biasanya kolateral. Solanaceae, misalnya tomat, kentang, dan
tembakay, serta Cucurbitaceae, misalnya labu, mempunyai berkas pengangkut bikolateral.
Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar xylem, juga terdapat floem dalam. Kambium
terdapat diantara floem luar dengan xylem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terdapat
daerah antara floem luar dan xylem saja. Korteks terdiiri atas parenkim dan kolenkim.
4. Batang Dikotil Merambat
Para Aristolochia, jaringan pembuluh primer tersusun kolateral. Jaringan primer terdiri atas
epidermis, korteks yang terdiri atas parenkim dan kolenkim yang mengandung klorofil, dan
silinder pusat (stele) yang terdiri atas serabut yang banyak mengandung tepung.
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relative lebih kecil. Floem sekunder tidak
berserabut. Apabila diameter batang membesar, setiap berkas pengangkut juga membesar
ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies, beberapa sel parenkim berubah
menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim di bawah epidermis.
Cucurbita mempunyai berkas pangangkut bikolateral. Epidermis uniseriate dan di bawahnya
terdapat kolenkim dan klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah epidermis yang mempunyai
stomata. Endodermis mengandung tepung. Cirri khas batang Diotil merambat adalah
terdapatnya sklerenkim di luar berkas pengangkut.
5. Batang Dikotil dengan Pertumbuhan Sekunder yang Menyimpang
Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan untuk menunjukkan bentuk keaktifan
kambium yang menyimpang dari kebiasaan, yang ditemukan pada Conifer dan tumbuhan
Dikotil berkayu dari daerah beriklim sedang. Pada beberapa tumbuhan dengan
pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh terdapat pada kedudukan normal. Namun,
tubuh sekunder menunjukkan penyebarang xylem dan floem yang tidak biasa.
Pada Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia, floem dibentuk tidak hanya ke arah luar,
tetapi juga ke arah dalam sehingga floem sekunder terdapat di dalam xylem sekunder. Pada
Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menispermaceae, dan Nygtaginaceae, serangkaian
cambium pembuluh tersusun dari bagian pusat batang ke arah luar. Masing-masing
kambium menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah luar sehingga terjadi lapisan
yang terdiri atas xylem, kambium, dan floem. Pada batang Bougaienvillea spectobilis, xylem
dan floem membentuk untaian yang tertanan dalam jaringan parenkim, yang disebut
jaringan konjungtif. Jaringan ini merupakan hasil keaktifan kambium di antara berkas
pengangkut yang mirip dengan keaktifan kambium antarpembuluh, tetapi masa keaktifannya
terbatas. Bougainvillea spectibilis mempunyai kambium yang tidak normal. Pertumbuhan
menyimpang yang lain juga terjadi pada Bignoniaceae. Setelah silinder kambium biasa
terbentuk pada akhir pertumbuhan primer, empat bidang kambium berhenti menghasilkan
xylem, tetapi terus melepaskan turunannya ke sisi floem. Jadi, ada dua jenis kambium, yaitu
(1) dipleuris, yang menunjukkan keaktifan ke dua arah, dan
(2) monopleuris, yang keaktifannya hanya satu arah.
Dari pertumbuhan yang menyimpang ini terbentuklah floem yang tertanan dalam xylem.
Setiap panel floem yang tertanam dalam xylem mempunyai kambium yang hanya
mengahsilkan floem ke arah luar saja. Diantara xylem dan floem tepi terdapat kambium
yang menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah luar.
Aralia cordeta, yang mempunyai berkas penangkut bikolateral, juga mengalami
pertumbuhan menyimpang, berkas pengangkut bikolateral biasanya terdiri atas xylem di
bagian tengah dan floem di sebelah luar dan dalam. Pada Aralia terjadi sebaliknya, yaitu
floem terdapat di tengah, dan xylem terdapat di sebelah luar dan dalam.

6. Batang Monocotyledoneae
`Batang Poaceae pada penampang melintangnya tampak mempunyai berkas pengangkut
yang tersusun dalam dua lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas pengangkut yang
tersusun melindungi di sebelah luar tertanam dalam jaringan sklerenkim. Antara berkas
pengangkut yang kecil dengan epidermis terdapat serabut dan klorenkim. Stomata terdapat
pada epidermis di dekat klorenkim. Pada batang dengan bekas pengangkut tersebar, tidak
terdapat lapisan serabut tepi, akan tetapi parenkim di bawah epidermis mengalami
penskleritan. Pada batang Monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan berkas
pengangkutnya mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae selain Poaceae juga mempunyai berkas pengakut tersebar atau
melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton, tumbuhan Monokotil yang hidup di air,
mempunyai korteks lebar yang terdiri atas jaringan aerenkim. Antara korteks dan silinder
pembuluh dibatasi oleh endodermis yang selnya kecil.
Pada umumnya, Monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari kambium
pembuluh, tetapi batangnya dapt berkembang menajd itebal. Misalnya pada Palmae.
Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar. Pertumbuhan
ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Namun ada juga tumbuhan Monokotil
yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu pada
Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline, Draceaena, Sansevieria, dan Yucca). Kambium
berasal dari parenkim yang terdapat di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan
berkas pengangkut sekunder dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim ke
arah luar. Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang
membelah memanjang, kemudian sel yang dihasilkan membelah memanjang lagi dua atau
tiga kali. Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung
dengan sel sklerenkim. Sel yang berderet tegak bergabung membentuk berkas pengangkut.
Berkas pengangkut sekunder mungkin kolateral atau amfivasal.

Secara umum, batang mempunyai beberapa fungsi berikut:


Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar.
Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari
Tempat tumbuhnya organ-organ generatif.
Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih.
Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya
berupa umbi atau rimpang.
Pada umumnya, batang mempunyai sifat sifat berikut :

a) Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain,
akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi
dua bagian yang setangkup.
b) Terdiri atas ruas ruas yang masing masing dibatasi oleh buku buku, dan pada buku
buku inilah terdapat daun.
c) Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya bersifat fototrop/ heliotrop.
d) Selalu bertambah panjang diujungnya. Sehingga disebut batang mempunyai pertumbuhan
yang tidak terbatas.
e) Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali
kadang kadang cabang atau ranting yang kecil.
f) Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek. Misalnya rumput
dan waktu batang masih muda.

Sebagai bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk :

Mendukung bagian bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, yaitu : daun, bunga dan buah.
Dengan percabangannya memperluas asimilasi.
Jalan pengangkutan air dan zat zat makanan dari bawah keatas dan jalan pengangkutan
hasil hasil asimilasi dari atas kebawah.
Menjadi tempat penimbunan zat zat makanan cadangan.

Tumbuhan yang tidak berbatang ( plantacaulis )


tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya
tampaknya saja tidak ada karena batang amat pendek, sehinng semua daunnya seakan
akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu
roset ( rosula ). Misalnya pada sawi ( Brassica jruncea ), lobak (Raphanus sativus ).
Tumbuhan yang jelas berbatang
o Batang tumbuhan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair. Misalnya pada bayam (
Amaranthus spinosus ).
2. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar
terdiri atas kayu yang terdapat pada pohon pohon (arbores) dan semak semak ( frutices
) pada umumnya.
3. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas ruas yang nyata
dan seringkali berongga. Misalnya pada padi (Oriza sativa) dan rumput ( Gramineae).
4. Batang mendong ( calamus ), seperti batang rumput tetapi ruas ruasnya lebih panjang.
Misalnya pada mendong (Fimbistylis globusa )
Struktur Jaringan Batang Pada Tumbuhan
Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas tiga bagian, yaitu
epidermis, korteks, dan stele. Adapun struktur jaringan penyusun batang (dari luar ke dalam)
beserta ciri-cirinya dijelaskan dalam uraian berikut.

1) Epidermis batang Tumbuhan

Tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang antarsel, dinding luar terdapat kutikula
yang berfungsi untuk melindungi batang dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada
tumbuhan kayu yang telah tua terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan
primer.
Aktivitas kambium gabus adalah melakukan pertukaran gas melalui celah yang disebut
lentisel. Derivat epidermis antara lain sel silika dan sel gabus, misalnya pada batang
tanaman tebu.

2) Korteks batang Tumbuhan

Tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan berdinding tipis, banyak
ruang antarsel.
Terdapat kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokong dan penguat tubuh.
Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung
tepung,)

3) Stele ( silinder pusat ) batang Tumbuhan


Lapisan terluar disebut perisikel.
Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
Gambar 2 Jaringan pembuluh pada tanaman (a) monokotil dan (b) dikotil.

Struktur Jaringan luar Batang Tumbuhan

Perbedaan struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu. Tumbuhan herba
dan tumbuhan berkayu memiliki daun-daun di sepanjang batangnya.

1) Batang tumbuhan herba


Batang tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak
ada, ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari
epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata
sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.

2) Batang tumbuhan kayu


Batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang.
Permukaan batang keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan
dengan bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada
tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat klorofil, sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis
menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas kambium
menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan
rusaknya jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi hilang.
DAUN

Daun merupakan modifikasi dari batang. Daun merupakan bagian tubuh


tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling
banyak berlangsung di daun. Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat
melakukan tugas penting, membuat makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di
tempat gelap dan teduh memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap sinar matahari
sebanyak mungkin. Secara umum fungsi daun adalah Membuat makanan melalui proses
fotosintesis, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, menyerap
CO2 dari udara, dan respirasi.
Struktur jaringan penyusun daun terdiri dari berbagi jaringa diantaranya adalah:
1. Jaringan epidermis, Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak
paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang,
hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan
rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta
sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan
permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada
bagian sel penutup stomata.
2. Jaringan mesofil, Pada daun, proses fotosintesis terjadi dalm sel-sel mesofil. Jaringan
mesofi, dengan perkecualian berkas pembuluh, meliputi semua sel antara epidermis atas
dan bawa. Sel-sel mesofil berdinding tipis, dan tetap mengandung protoplasma hidup dan
nucleus meskipun telah mencapai fase matang. Jaringan mesofi debedakan menjadi dua
yaitu parenkim palisade dan bunga karang. Parenkim palisade adalah sel-sel yang ada
dibelahan atas daun memanjang tegak lurus terhadap permukaaan daun dan membentuk
satu sampai tiga lapisan yang sangat rapat. Sedangkan parenkim bunga karanf adalah sel-
sel yang bentuknya tidak beraturan dengan ruang antarasel yang besar.
3. Berkas pembuluh, untaian jaringan khusus yang berfungsi sebagai penunjang dan sebagai
saluran. Pada daun, berkas pembuluh yang lebih besar dapat dilihat dipermukaan daun
berupa tulang daun utama.satu atau beberapa berkas dari tangkai masuk ke pangkal daun,
dan menghubungkan helaian daun dengan batang tumbuhan. Berkas pembuluh biasanya
terletak di tengah-tengah, antara epidermis atas dan epidermis bawah.berkas pembuluh
terdiri dari dua jenis jaringan yang mempunyai kepentingan yang asasi, jaringan tersebut
adalah xylem dan floem.kedua jaringan ini bersama-sama membentuk jaringan pembuluh.
Jaringan penyokongpada daun terdiri dari epidermis dan kolenkim, Epidermis daun
memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula dinding selnya seringkali tebal atau
banyak mengandung silica dan memberikan sokongan pada helai daun. Pada daun Dokotil
kolenkim sering ditemukan di dekat ibu tlang daun, dibawah epidermis, dan juga peda tepi
daun. Selain kolenki, pada mesofil daun Dikotil juga ditemukan sklereida. Tulang daun
berukuran besar atau sedang, dikelilingi oleh sekelompok serabut. Pada gramineae dan
kebanyakan Monokotil yang lain, terdapat serabut menutupi satu atau dua sisi berkas
pengangkut, dan berhubungan ke epidermis.
Perkembangan daun berasal dari primordium daun yang terdapat pada meristem
puncak yang terdapat pada ujung batang. Perkembangan primordium daun sampai menjadi
daun melalaui beberapa tahap yaitu:
1. Inisiasi, Kegiatan pembelahan sel yang paling awal terjadi pada meristem apikal.
2. Pembentukan penyangga daun, Sebagai akibat adanya pembelahan secara periklinal pada
daerah tunika dan korpus dan dilanjutkan dengan pembentangan sel, maka terbentuklah
tonjolan kearah luar yang selanjutnya disebut sebagai penyangga daun.
3. Deferensiasi awal, Sebagai hasil kelanjutan pembelahan sel, primordium daun menonjol
dari pucuk batang sebagai penyokong yang mempunyai bentuk papilla kecil atau tonjolan.
Penyangga daun yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih sederhana. Dalam
perkembangan selanjutnya, masing masing akan berkembang dan menghasilkan epidermis
dan derivatnya, mesofil dan berkas pengangkut daun.
4. Pembentukan sumbu daun, Sebagai hasil pertumbuhan cepat dari primordia maka
penyangga daun akan berbentuk seperti kerucut dengan sisi adaksialnya memipih (rata).
Ujung kerucut berperan sebagai meristem apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya
penyangga daun akan makin bertambah panjang dan secara berangsur angsur mendekati
pengkal semakin memipih. Dengan demikian primordium daun sudah dapat dibedakan
antara permukaan atas atau adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal tersebut
disebabkan oleh aktifitas meristem adaksial.
5. Pembentukan helai daun, Selama awal pemanjangan dan penebalan sumbu daun muda,
sel sel adaksial bagian tepi membelah lebih cepat dibandingkan sel sel meristem dasar yang
berada disebelah dalamnya. Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap yang
berkembang pada kedua tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan sel sel tersebut.
6. Histogenesis, Setelah helai daun terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan
jaringan penyusun daun. Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat ialah meristem
apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem submarginal, meristem lempeng
dan meristem lateral. Meristem marginal berdiferensiasi menghasilkan epidermis atas dan
epidermis bawah serta derivatnya, sedangkan meristem submarginal akan berdeferensiasi
menghasilkan mesofil dan jaringan pengangkut.

BUNGA

Pengertian
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan
berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada
bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga
dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau
inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu
karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Bunga merupakan batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.
Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis
diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan
ketersediaan air.

Fungsi bunga
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan
(mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan
penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat
hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma
yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga berfungsi
utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah
pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa
biji. Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya
terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula)
yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala
putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus
berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah. Walaupun struktur bunga yang
dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies
tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis
untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh,
dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan
dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan
monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat
betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga
banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua
bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai
berikut:

* Kelopak bunga atau calyx;


* Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk
memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
* Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria)
berupa benang sari;
* Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita")
berupa putik.
Keterangan gambar :
Bagian-bagian bunga sempurna.
1. Bunga sempurna,
2. Kepala putik (stigma),
3. Tangkai putik (stilus),
4. Tangkai sari (filament, bagian dari benang sari),
5. Sumbu bunga (axis),
6. artikulasi,
7. Tangkai bunga (pedicel),
8.Kelenjar nektar,
9. Benang sari (stamen),
10. Bakal buah (ovum),
11. Bakal biji (ovulum),
12. Saluran Serbuk sari
13. Serbuk sari (pollen),
14. Kepala sari (anther),
15. Perhiasan bunga (periantheum),
16. Mahkota bunga (corolla),
17. Kelopak bunga (calyx)

Bagian-bagian bunga
Bunga terdiri dari bagian steril dan fertil yang melekat pada sumbu, yakni dasar
bunga (reseptakulum). Bagian sumbu yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh
bunga disebut tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri dari sejumlah
daun kelopak atau sepal dan sejumlah helai daun mahkota atau petal. Keseluruhan sepal
dalam bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petal disebut korola. Kaliks dan korola sama-
sama disebut perhiasan bunga atau periant. Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks dan
korola maka setiap helainya disebut tepal. Bagian reproduktif adalah benang sari atau
stamen (mikrosporofil).dan daun buah atau karpel (megasporofil). Keseluruhan stamen
disebut Andresium, sedangkan keseluruhan karpel disebut ginesium. Pada umumnya,
bunga terdiri dari empat bagian bunga yang tempatnya berturut-turutdari luar ke dalam:
Kaliks (kelopak), korola (mahkota), Andresium (benang sari), dan Ginesium (putik).
Tumbuhan berbunga adalah kelompok terbesar tumbuhan yang hidup di daratan.
Namanya diambil dari cirinya yang paling khas, yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam
bentuk bunga. Bunga sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung
sistem pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup (dikatakan tertutup karena bakal biji
terlindung di dalam bakal buah atau ovarium) ini juga menjadi ciri khasnya yang lain. Ciri
yang terakhir ini membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain: tumbuhan
berbiji terbuka atau Gymnospermae.
A. Gametofit Jantan
Gametofit jantan terdapat pada ururan ketiga dalam susunan morfologinya,
setelah Kaliks dan korola. Gametofit jantan terdiri dari beberapa bagian,diantaranya:
Benang sari
Kebanyakan Angiospermae memiliki kepala sari yag tetrasporangiat,dengan 2 ruang sari
(lokulus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Pada
sejumlah tumbuhan yang anteranya telah matang, sebelum antera memecah (terbuka
sendiri) batas sntara pasangan lokulus disetiap cuping rusak, sehingga antera
tetrasporangiat huytjtgjutanya menunjukkan dua lokulus. Filamen,berstruktur sederhana.
Padanya,terdapat sebuah berkas pengangkut yang bersifat amfikibral disepanjang filamen
dan berakhir di konektivum. Dinding antera terdiri dari beberapa lapisan sel yang merupakan
turunan sel pariental primer,kecuali epidermis yang dalam perkembangannya hanya
membelah pada bidang antiklinal. Dua lapisan yan penting adalah endotesium,tepat
dibawah epidermis,dan tapetum,yang berbatasan dengan lokulus antera. Sel diantara kedua
lapisan itu sering memipih karena tertekan, lalu rusak. Endotesium membentuk penebalan
tak rata, terutama didinding radial dan tangensial dalam. Pengerutan deverensial yang
terjadi padanya ketika antera mengering saat matang, memudahkan terjadinya retakan atau
celah pada antera untuk membebaskan serbuk sari. Membukanya antera sering dimulai
pada celah atau stomata yang tidak berfungsi. Sel tafetum bersifat sekretori dan penuh
sitoplasma padat. Isi sel tapetum diserap oleh butir serbuk sari yang sedang berkembang
dalam lokulus sehingga ketika butir serbuk sari matang, biasanya tapetum sudah
berdegenerasi. Untuk membebaskan serbuk sari, selain lewat celah atau stomium,
tumbuhan dapat memiliki pori disisi lateral atau diujung cuping antera.
Serbuk Sari
Hasil mikrosporogenesis adalah mikrospora atau butir serbuk sari. Butir tersebut
berupa tubuh yang bersimetri radial atau bilateral dan pada dindingnya terdapat bagian yang
kurang kuat yang disebut aperatur, ada yang bulat(pori), dan ada yang memanjang(kolpi).
Waktu serbuk sari berkecambah, tabung polen akan muncul melalui apertur, meskipun ada
pula serbuk sari yang tanpa arpertur.
Sel sporogen primer memulai pembelahan mitosis dalam dataran yang berbeda, bersamaan
dengan perkembangan dinding kantong sari. Turunan dari pembelahan ini adalah sel induk
serbuk, yang juga dikenal sebagai mikrosporosit. Tiap sel induk mengalami pembelahan
miosis membentuk suatu tetradbutir serbuk, yaitu empat mikrospora haploid. Tetrad
diselubungi oleh dinding kalosa. Susunan tetrad biasanya tetrahedral atau isobirateral.
Berdasarkan pada cara pembentukan dinding dan pembelahan miosis dari sel induk serbuk
ada dua tipe perkembangan butir serbuk sari yaitu:
a. Tipe suksesif, yaitu setiap pembelahan inti diiringi dengan pembentukan dinding.
b. Tipe simultan, yaitu tekanan kearah tepi mulai berkembang hanya setelah keempat inti
dibentuk, dan pembentukan dinding menghasilkan tekanan kearah dalam.
Tipe simultan dimiliki oleh tumbuhan dikotil, sedangkan tipe suksesif dimiliki pada
kebanyakan monokotil, meskipun hal ini tidak mutlak karena ada perkecualian. Seringkali,
butir serbuk dari setiap tetrad terpisah satu dengan yang lain dan mereka terletak bebas
didalam kantong sari. Antara butir sari dihubungkan oleh benang yang agak liat. Pada
beberapa tumbuhan misalnya eriaceae, butir serbuk sari tetap tinggal sebagai tetrad sampai
masak. Pada tumbuhan tertentu misalnya, acacia, tetrad berkumpul bersama dalam satu
kelompok, yang dapat berisi 64 butir serbuk. Kelompok ini ditemukan dalam ruangan
terpisah yang dibentuk selama perkembangan pada bagian melintang kantong sari. Pada
beberapa tumbuhan, misalnya asclepiadaceae, semua butir sebuk dari kantong digabung
dalam suatu masa padat yang disebut polinium. Pada orcidaceae, polinium juga dibentuk,
tetapi pada genus tertentu dari familia ini poliniumnya kurang padat kerena terdiri atas
sekelompok kecil butit serbuk,yaitu masula, yang tergabung secara sangat longgar. Suatu
butir serbuk sari yang masak dikelilingi oleh dinding pektoselulosa tipis,yaitu intin. Disebelah
luar intin,ada lapisan yang disebut eksin. Komponen utama dari eksin adalah sporopolenin.
Diperkirakan sporopolenin adalah polimer oksidatif dari karotenoid atau esterkarotenoid.

B. Gametofit Betina
Ginoesium tersusun dari karpela bebas (apokarpus) atau berlekatan (sinkarpus),
yang biasanya terdiri atas 3 bagian :
1. Ovarium (bakal buah), suatu bulatan yang berisi satu atau lebih ovulum
(bakal biji)
2. Stilus (tangkai putik), yang dihasilkan dari pemanjangan dinding ovarium
3. Stigma (kepala putik), bagian diujung stilus yang mempunyai struktur
permukaan yang memungkinkan terjadinya penyerbukan.
Ovulum menempel pada daerah penebalan khusus dinding karpela yang disebut
plasenta.
Ovulum
Ovulum terdiri atas nuselus yang dikelilingi oleh satu atau dua integumen dan
menempel pada plasenta dengan sebuah tangkai yang disebut funikulus. Pada ujung
ovulum yang bebas terdapat celah kecil yang disebut mikropil. Daerah tempat integumen
berlekatan dengan funikulus disebut khalaza. Sel nuselus biasanya terdapat dibawah
lapisan paling luar pada ujung mikropil, dan disebut sel induk megaspora. Karena itu,
nuselus dianggap sebagai megasporangium.
Ovulum dibedakan menjadi dua tipe utama, yaitu ortotropus atau atropus dan
anatropus. Atropus, apabila ujung nuselus pada garis lurus dan bersambungan dengan
funikulus. Anatropus, apabila ujung nuselus diarahkan kebelakang menuju dasar funikulus.
Diantara kedua bentuk ekstrim tersebut terdapat tahap peralihan yang berbeda, yaitu sumbu
ovulum mengarah keberbagai arah, ada yang disebut hemianatropus, kampilotropus, dan
amfitropus. Pada plumbaginaceae, opuntia, dan beberapa genus lain dari cactaceae,
funikulus sangat panjang dan mengelilingi ovulum. Tipe ini disebut sirsinotropus.
Ovulum berkembang dari plasenta ovarium. Primordia ovulum berasal dari
pembelahan periklin sel dibawah lapisan permukaan plasenta. Integumen bagian dalam
mulai berkembang dan mulai terjadi pembelahan periklin dalam protodrem. Pertama kali,
integumen tampak seperti cincin dibagian tepi kemudian tumbuh menuju ujung dan
menutupi nuselus kecuali mikropil. Permulaan integumen luar terjadi karena pembelahan
periklin lapisan dibawah permukaan. Perkembangan kedua integumen sama.
Pada kebanyakan tumbuhan, integumen luar tidak mencapai mikropil. Pada
tumbuhan dengan bunga simpetala, nuselus biasanya dibungkus oleh integumen tunggal
atau unitagemik. Sementara pada dikotil, ovulum mempunyai dua integumen atau bitagmik.
Pada khalaza, tidak ada perbedaan antara jaringan integumen dan funikulus.

Megasporogenesis
Ada tumbuhan yang mempunyai beberapa sel induk megaspora didalam ovulum
tunggal, tapi biasanya hanya sebuah sel induk yang berkembang dalam tiap nuselus.
Umumnya, sel sporogen berkembang langsu ng dari hipodermis sel nuselus. Sel ini dapat
dibedakan dari sel tetangganya karena ukuran sel, ukuran inti, dan kepadatan
sitiplasmanya. Sel hipodermis pertama kali membelah menjadi sel pariental, bagian luar
biasanya lebih kecil, dan sebuah sel didalam yang lebih besar merupakan sel sporogen
primer. Selanjutnya, sel tersebut berkembang menjadi sel induk megaspora, dan sel
pariental membelah membentuk sejumlah sel sehingga sel induk megaspora ditekan
kedalam. Ovulum dengan tipe nuselus ini disebut krasinuselat. Sel induk megaspora
mengalami pembelahan miosis membentuk empat megaspora yang disusun dalam satu
deretan, dan biasanya tiga yang terdekat dengan mikropil mengalami kemunduran sehingga
tinggal satu megaspora yang membesar.

BUAH

A. Buah
Buah (fruktus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium).Buah terbentuk setelah terjadi setelah
terjadi peristiwa penyerbukan. Jika penyerbukan berhasil, dimana serbuk sari berhasil
mencapai bakal buah. Maka akan terbentuk buah dan biji. Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama
buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Buah Secara umum, buah dibedakan atas
buah sejati dan buah semu. Buah sejati adalah buah yang semata-mata berasal dari bakal
buah sedangkan buah semu adalah buah yang berasal dari bakal buah dan bagian-bagian
bunga yang lain yang justru menjadi bagian utama pada buah.

B. Dinding Buah
Dinding Buah yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga,
dikenal sebagai perikarp (pericarpium). ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat
dibedakan atas dua lapisan atau lebih. yang di bagian luar disebut dinding
luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding
dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang
disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium). Pada sebagian buah, khususnya
buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga
yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari)
bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu
merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya
menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami
bagaimana suatu macam buah terbentuk.

C. Buah Sejati
Buah sejati menurut asal pembentukannya dibedakan menjadi tiga bagian, yakni:
Buah sejati tunggal adalah buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah,
yang berisi satu biji atau lebih. Buah dapat berisi satu biji atau lebih. Buah sejati tunggal
dibedakan lagi menjadi buah sejati tunggal yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal
yang berdaging (carnosus).
Buah sejati tunggal yang kering adalah buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan
mengayu seperti kulit yang kering.
Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus) umumnya memiliki tiga lapisan dinding buah,
yakni dinding luar (epicarpium), dinding tengah (mesocarpium) dan dinding dalam
(endocarpium).
Buah sejati ganda adalah buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah.
Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya
menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah.
Buah sejati majemuk adalah buah sejati yang terbentuk dari bunga majemuk. Dengan
demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya
seakan-akan menjadi satu buah saja. Buah sejati majemuk dibedakan menjadi tiga, yakni:
Buah buni majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yang masing-masing
tumbuh menjadi buah buni. Contoh Ananas comosus
Buah batu majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemukyang tumbuh menjadi
buah batu. Contoh Pandanus tectorius
Buah kurung majemuk, yakni buah yang berasal dari bunga majemuk yangmasing-masing
tumbuh menjadi buah kurung. Contoh Helianthus anuus

D. Buah Semu
Buah semu atau sering juga disebut buah tertutup yaitu jika buah itu terbentuk
dari bakal buah beserta bagian bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian
utama buah ini (lebih besar, menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang
bermanfaat atau dapat dimakan), sedangkan buah yang sebenarnya kadang kadang
tersembunyi.
1. Buah semu tunggal yaitu, Buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah.
Pada buah ini, selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah,
misalnya tangkai bunga, pada buah jambu mete ( anacardium oc. Cidentale L.), kelopak
bunga, pada buah ciplukan (physalis minima L.).
2. Buah semu ganda yaitu, jika pada suatu bunga terdapat lebih dari pada satu bakal buah
yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing masing dapat tumbuh menjadi buah,
tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh dan merupakan
bagian buah yang menarik perhatian (dan seringkali berguna).
3. Buah semu majemuk yaitu, buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya
dari luar tampak seperti satu buah saja misalnya buah nangka (Artocharpus Integra Merr.),
yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun tenda bunga
pada ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga merupakan kulit buah semu ini.

BIJI
A. Biji
Biji terbentuk dari bakal biji, hasil dari fertilisasi.Terletak dalam bakal buah.
Merupakan alat reproduksi generative bagian dalam terdapat embrio atau calon individu
baru. Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang
telah masak. Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia.
Mempunyai biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan
spermatophyta biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama. Karena biji
mengandung calon tumbuhan baru atau lembaga. Biji berkembang dari bakal biji. Dengan
dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Biji merupakan bagian yang
berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga.
Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh
pembuahan. Bagian-bagian biji Spermodermis, merupakan kulit pelindung yang terluar.
Pada Gymnospremae terdiri dari 3 lapisan yaitu luar (lapisanyang tebal), tengah (lapisan
yang keras) dan dalam (lapisanyang tipis). Pada Angiospermae terdiri dari 2 lapisan yaitu
testa (lapisan yang tipis dan keras) dan tegmen (lapisan yang tipis seperti selaput).

B. Struktur Biji
Umumnya biji tersusun atas tiga komponen utama yaitu:

1. Kulit biji adalah bagian biji yang berasal dari selaput bakal biji (integumnetum).Kulit biji
terletak paling luar. Testa berasal dari intergumen ovule yang mengalami modifikasi selama
pembentukan biji berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam
pembentukan kulit biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian besar dari jaringan
intergumen itu dihancurkan dan diserap oleh jaringan berkembang lain pada biji itu.

Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), kulit biji tersusun atas dua lapisan, yakni :
Lapisan kulit luar (testa) merupakan lapisan yang tipis, kaku dan merupakan pelindung
utama bagian dalam biji.
Lapisan kulit dalam (tegmen) biasanya tipis seperti selaput dan seringkali disebut sebagai
kulit ari.
Pada Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae), kulit biji terdiri atas tiga lapisan, yakni :
Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging.
Kulit tengah (sclerotesta) merupakan lapisan yang kuat dan keras dan berkayu.
Kulit dalam (endotesta) biasanya tipis seperti selaput dan melekat pada biji.

Bagian-bagian tambahan pada biji meliputi:


Sayap (ala), yakni alat tambahan pada biji yang digunakan dalam pemencaran oleh
angin. Merupakan pelebaran dari kulit luar sehingga membentuk sayap.
Bulu (coma), yakni penonjolan sel-sel kulit biji yang berupa rambut-rambut.
Salut biji (arillus). Merupakan pertumbuhan dari tali pusar.
Salut biji semu (arillodium) Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal biji (Microphyle).
Pusar biji (hilus), yakni bagian kulit luar biji yang merupakan berkas pelekatan dengan tali
pusar.
Liang biji (micropyle), Liang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada
peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih
putihan dan lunak yang disebut karankula. yakni liang kecil bekas masuknya serbuk sari.
Berkas-berkas pembuluh angkut (chalaza), yakni tempat pertemuan integument dengan
nuselus.
Tulang-tulang biji (raphe), Terusan tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang
berasal dari bakal biji.

2. Tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menhubungkan biji dengan tembuni. Jika biji
masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya.

3. Inti biji (nucleus seminis) adalah semua bagian biji yang terletak di dalam kulitnya. Inti biji
terdiri atas :

Lembaga (embryo) yang merupakan calon individu baru,Embrio adalah suatu tanaman baru
yang terjadi dari bersatunya gamet jantan dan betina pada suatu proses tumbuhan. Embrio
merupakan sporofit muda, pada beberapa tumbuhan embrionya mempunyai kloroplas dan
berwarna hijau. Embrio dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma yang merupakan
persediaan makanan. Calon tumbuhan baru yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru
terdiri dari : Radikula (akar lembaga atau calon akar), dikotil : berkembang menjadi akar
tunggang, monokotil : berkembang menjadi akar serabut, cotyledon (daun lembaga)
Merupakan daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah, cauliculus (batang
lembaga), ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum), ruas batang di
bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).
Putih lembaga (albumen) adalah jaringan yang berisi cadangan makanan untuk masa
permulaan kehidupan tumbuhan.Cadangan makanan merupakan kandungan yang ada
dalam biji, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Biji yang sedikit atau bahkan tidak ada
Cadangan makanan disebut biji eskalbumin. Cadangan makanan berfungsi sebagai jaringan
penyimpan.
Cabang-cabang Ilmu Biologi dan Kajiannya

Cabang-cabang Ilmu Biologi dan Kajiannya


Cabang-cabang Ilmu Biologi dan Kajiannya - Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang
mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang
juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, yaitu bios (hidup) dan logos (lambang tau
ilmu). Obyek kajian biologi pada masa kini sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup
dalam berbagai aspek kehidupannya.

Tulisan ini akan mengulas mengenai cabang-cabang ilmu Biologi beserta cakupan dan kajian
dari masing-masing ilmu tersebut. Berikut adalah pemaparan yang bisa disimak secara lengkap:

Cabang dari biologi berjumlah ratusan, yang berkembang pesat terutama sejak abad ke-20.
Biologi sendiri semula merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural sciences) yang
dipelajari oleh para naturalis (ahli ilmu-ilmu alamiah). Biologi sebagai ilmu yang mandiri, dalam
arti memiliki perangkat analisis dan konsep-konsep ilmiah yang kokoh, baru terbentuk pada abad
ke-18, setelah penemuan mikroskop dan tumbangnya dogma generatio spontanea oleh konsep
omne vivum ex vivo. Konsep evolusi, pewarisan sifat (hereditas), dan penemuan DNA sebagai
bahan genetik memacu perkembangan biologi secara pesat dan menghasilkan cabang-cabang
yang dikenal sekarang ini.

Pembagian biologi di bawah ini tidak bersifat mutlak karena beberapa cabang yang sekarang
dianggap mandiri masih memiliki keterkaitan dengan bidang induknya, misalnya genetika
dengan fisiologi, biologi molekular dengan genetika, dan sebagainya. Selain itu, karena
dinamisnya perkembangan ilmu-ilmu ini, seringkali ilmu-ilmu ini saling bertemu dan
menghasilkan kajian antardisiplin yang sukar dipisahkan.

Cabang-Cabang Ilmu Biologi

Biologi merupakan pohon ilmu yang sangat besar. Karena luasnya bahan kajian biologi, biologi
dibagi lagi menjadi cabang-cabang ilmu. Beberapa cabang-cabang ilmu biologi antara lain :
1. Anatomi : Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian struktur tubuh dalam makhluk hidup
2. Agronomi : Ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya
3. Andrologi : Ilmu yang mempelajari tentang macam hormon dan kelainan reproduksi pria
4. Algologi : Ilmu yang mempelajari tentang alga/ganggang
5. Botani : ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
6. Bakteriologi : Ilmu yang mempelajari tentang bakteri
7. Biologi molekuler : Ilmu yang mempelajari tentang kajian biologi pada tingkat molekul
8. Bioteknologi : Ilmu yang mempelajari tentang penggunaan penerapan proses biologi secara
terpadu yang meliputi prosesbiokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untuk bahan pangan dan
peningkatan kesejahteraan manusia.
9. Bryologi: ilmu yang mempelajari tentang lumut
10. Kardiologi: ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah
11. Dendrologi: ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya,
seperti liana
12. Ekologi : Ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan
13. Embriologi : Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
14. Entomologi : Ilmu yang mempelajari tentang serangga
15. Enzimologi : ilmu yang mempelajari tentang enzim
16. Evolusi : Ilmu yang mempelajari tentang perubahan struktur tubuhmakhluk hidup secara
perlahan-lahan dalam waktu yang lama
17. Epidemiologi : Ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit
18. Eugenetika : Ilmu yang mempelajari tentang hukum pewarisan sifat
19. Endokrinologi : Ilmu yang mempelajari tentang hormon
20. Enzimologi : Ilmu yang mempelajari tentang enzimFisiologi : Ilmu yang mempelajari tentang
faal (fungsi kerja) organ tubuh
21. Fisiologi: Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh
22. Fisioterapi : Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadappenderita yang mengalami
kelumpuhan atau gangguan otot
23. Farmakologi : Ilmu yang mempelajari tentang obat-obatanGenetika : Ilmu yang mempelajari
tentang pewarisan sifat
24. Genetika: ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
25. Histologi : Ilmu yang mempelajari tentang jaringan
26. Higiene : Ilmu yang mempelajari tentang pemeliharaan kesehatan makhluk hidup
27. Harpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia/ular
28. Imunologi : Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun) tubuh
29. Ichtiologi : Ilmu yang mempelajari tentang ikan
30. Karsinologi : Ilmu yang mempelajari tentang crustacea
31. Klimatologi : Ilmu yang mempelajari tentang iklim
32. Limnologi : Ilmu yang mempelajari tentang perairan mengalir
33. Mamologi: ilmu yang mempelajari tentang mammalia
34. Mikologi ilmu yang mempelajari tentang jamur
35. Mikrobiologi : Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme
36. Malakologi : Ilmu yang mempelajari tentang moluska
37. Morfologi : Ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luarorganisme
38. Mikologi : Ilmu yang mempelajari tentang jamur
39. Neurologi: Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem saraf
40. Nematologi: ilmu yang mempelajari tentang nematoda
41. Organologi : Ilmu yang mempelajari tentang organ
42. Onkologi: ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya
43. Onthogeni : Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup dari zigot menjadi
dewasa
44. Ornitologi : Ilmu yang mempelajari tentang burung
45. Phylogeni : Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhlukhidup
46. Patologi : Ilmu yang mempelajari tentang penyakit dan pengaruh-nya bagi manusia
47. Palaentologi : Ilmu yang mempelajari tentang fosil
48. Paleobotani: ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau
49. Paleozoologi: ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
50. Parasitologi : Ilmu yang mempelajari tentang makhluk parasit
51. Protozoologi : Ilmu yang mempelajari tentang Protozoa
52. Primatologi: ilmu yang mempelajari tentang primata
53. Pulmonologi: ilmu yang mempelajari tentang paru-paru
54. Radiologi: ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau
radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik
55. Rekayasa Genetika, ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetic
56. Sanitasi : Ilmu yang mempelajari tentang kesehatan lingkungan
57. Sitologi : Ilmu yang mempelajari tentang sel
58. Taksonomi : Ilmu yang mempelajari tentang penggolongan makhluk hidup
59. Teratologi : Ilmu yang mempelajari tentang cacat janin dalam kandungan
60. Virologi : Ilmu yang mempelajari tentang virus
61. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan

Kajiannya Cabang-Cabang Biologi

1. Zoologi
Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi hewan.
Ilmu ini antara lain meliputi anatomi perbandingan, psikologi hewan, biologi molekular, etologi,
ekologi perilaku, biologi evolusioner, taksonomi, dan paleontologi. Kajian ilmiah zoologi dimulai
sejak sekitar abad ke-16.

2. Botani
Botani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam
mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian, dalam botani dipelajari
semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari pertumbuhan, reproduksi, metabolisme,
perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen abiotik, serta evolusi
tumbuhan. Orang yang menekuni bidang botani disebut sebagai botanis.

3. Fisiologi
Fisiologi adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan
berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah ini dibentuk dari kata Yunani Kuno yaitu physis atau
hakikat, dan logia, yaitu kajian. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk
mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan
menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.

Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan,
meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang
dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan
sebagian atau seluruhnya pada sel manusia.

Fisiologi hewan bermula dari metode dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran
fisiologi manusia yang kemudian meluas pada spesies hewan selain manusia. Fisiologi
tumbuhan banyak menggunakan teknik dari kedua bidang ini.

Cakupan subjek dari fisiologi hewan adalah semua makhluk hidup. Banyaknya subjek
menyebabkan penelitian di bidang fisiologi hewan lebih terkonsentrasi pada pemahaman
bagaimana ciri fisiologis berubah sepanjang sejarah evolusi hewan.

Ilmu-ilmu lain telah berkembang dari fisiologi mengingat ilmu ini sudah cukup tua. Beberapa
turunan yang penting adalah biokimia, biofisika, biomekanika, genetika sel, farmakologi, dan
ekofisiologi. Perkembangan biologi molekuler memengaruhi arah kajian fisiologi.

4. Anatomi
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yaitu anatomia yang berarti memotong adalah cabang dari
biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga
anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa cabang ilmu
anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.

5. Genetika
Genetika berasal dari bahasa Belanda yaitu genetica, dan diadaptasi dari bahasa Inggris yaitu
genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani yaitu, genno, yang berarti melahirkan adalah cabang
biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus
dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan
segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi
kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang
Genetika ke-3 pada tahun 1906.

6. Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek
kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga
dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.

7. Bakteriologi
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Bakteriologi
dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri,
klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap
perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam
mikrobiologi.

8. Evolusi
Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar
evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi
bervariasi dalam suatu populasi.

Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru
dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar
spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka
dalam suatu populasi.

9. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan genetika
untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman
melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan
tanpa target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih
bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular
untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik
yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.

10. Taksonomi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan
nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih
umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.

Você também pode gostar