Você está na página 1de 128

TESIS

HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN


TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN
KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS
DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI KOTA DENPASAR

NI MADE WIDIASTUTI

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
TESIS

HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN


TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN
KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS
DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI KOTA DENPASAR

NI MADE WIDIASTUTI
NIM 1392161018

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

i
HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN
KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS
DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI KOTA DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI MADE WIDIASTUTI
NIM 1392161018

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

ii
Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL 5 JUNI 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya,M,Repro,PA(K) dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH
NIP. 194402011964091001 NIP. 198311042008012005

Mengetahui

Ketua Program Studi Direktur


Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana
Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Universitas Udayana,

Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP.194810101977021001 NIP.195902151985102001

iii
Tesis ini Telah Diuji Pada
Tanggal 5 Juni 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor


Universitas Udayana, No.: 1530/ UN 14.4/ HK/ 2015, Tanggal 5 Juni 2015

Ketua : Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro.,PA(K)

Anggota :

1. dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH


2. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, Msi
3. Dr. dr. Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi, MM, AAK
4. Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos. MM

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA :NI MADE WIDIASTUTI

NIM :1392161018

PROGRAM STUDI :MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

JUDUL TESIS :HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN


TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN
DAN KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS
DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010

dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 5 Juni 2015

Ni Made Widiastuti

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang

berjudul Hubungan Jenis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Status Kepesertaan

dan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Tingkat Kepuasan Pasien Jaminan

Kesehatan Nasional di Kota Denpasar.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro.,

PA(K) sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah

memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti

program magister, khususnya dalam menyelesaikan tesis ini. Terimakasih sebesar-

besarnya pula penulis sampaikan kepada Ibu dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH

selaku pembimbing kedua yang penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan

bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada

1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp PD-KEMD,

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A Raka

Sudewi, Sp. S (K) dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan

Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. dr. Dewa

Nyoman Wirawan, MPH atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

vi
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Udayana.

2. Tim penguji pada sidang tesis, yaitu Ibu Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa,

MSi., Ibu Dr. dr. Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi, MM, AAK., Bapak Dr. I

Putu Ganda Wijaya, S.Sos. MM yang telah memberikan koreksi dan saran

untuk perbaikan tesis ini.

3. BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, BPJS Kesehatan Kantor Cabang

Denpasar, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan di

Kota Denpasar dan responden penelitian telah yang berpartisipasi dalam

penelitian ini.

4. Teman-teman angkatan V MIKM Universitas Udayana yang telah saling

memberikan semangat dan dukungan.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu saran

dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk

menyempurnakan tesis selanjutnya.

Demikian tesis ini penulis susun dan dapat memberi manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa selalu

melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan

dan menyelesaikan tesis ini.

Denpasar, Juni 2015

Penulis

vii
ABSTRAK
HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN KARAKTERISTIK SOSIO-
DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI KOTA DENPASAR

Kepuasan pasien merupakan salah satu outcome yang ingin dicapai dalam
implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Beragamnya jenis
fasilitas kesehatan serta perbedaan standar penilaian FKTP dalam masa peralihan
berisiko menyebabkan perbedaan mutu layanan yang diterima pasien JKN.
Terdapat kecendrungan ketidakpuasan pasien pengguna jaminan kesehatan pada
layanan kesehatan primer sebelum era JKN. Penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan faktor jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik sosio-
demografis dengan tingkat kepuasan peserta JKN terhadap pelayanan kesehatan
FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
Desain penelitian survei sampel ini adalah cross sectional analitik dengan
jumlah sampel 148 orang. Sampel dimasing-masing cluster FKTP terpilih (empat
Puskesmas, tiga klinik pemerintah, empat klinik swasta dan empat dokter umum)
di Kota Denpasar diambil secara consecutive sampling. Pengumpulan data dengan
kuisioner dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (chi-square) dan
multivariat (poisson regresi).
Sebagian besar pasien JKN (69,6%) puas terhadap mutu layanan pada
FKTP dengan tingkat kepuasan tertinggi (90%) di dokter umum dan terendah di
klinik swasta (47,5%). Berdasarkan dimensi mutu, kepuasan tertinggi pada
dimensi empathy (96,6%) dan terendah pada dimensi tangible (71,1%). Analisis
bivariat menunjukkan ada hubungan signifikan jenis FKTP (dokter umum
PR=1,9; 95% CI =1,1-3,4; p=0,034 dan Puskesmas PR= 1,9; 95% CI =1,2- 3,0;
P=0,009), status kepesertaan (PR= 1,5; 95% CI= 1,3-1,7; p=0,009) dan
pendidikan (PR= 0,7; 95% CI =0,6-0,9; p=0,023) dengan kepuasan pasien JKN.
Pada analisis multivariat variabel yang berhubungan dengan kepuasan pasien JKN
adalah jenis FKTP yaitu dokter umum (PR=1,9; 95% CI=1,1-3,5; p=0,032) dan
Puskesmas (PR=1,8; 95% CI =1,0- 3,0; p=0,034).
Faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien JKN adalah jenis
FKTP. Diperlukan upaya peningkatan dimensi fisik oleh pengelola FKTP dan
peningkatan penilaian kredensialing serta rekredensialing oleh BPJS Kesehatan.

Kata kunci : JKN, FKTP, kepuasan pasien

viii
ABSTRACT

THE ASSOCIATION BETWEEN TYPE OF PRIMARY HEALTH


PROVIDER, MEMBERSHIP STATUS AND CHARACTERISTICS TO
THE LEVEL OF SATISFACTION OF PATIENT USING JKN
IN DENPASAR

Patient satisfaction is one of the intended outcomes of Indonesian National


Health Insurance (JKN). Due to the various primary health providers and the
difference of assessment standard during transition period could affect the patient
satisfaction. Moreover, dissatisfaction to primary provider tend to happen before
this new program. This study aims to determine the association between type of
primary health provider, sosio-demographic characteristic and membership status
to the satisfaction level of patient using JKN in Denpasar.
This study is a cross-sectional analytic study, which involving 148
samples. Samples in each provider cluster (four primary health centers, three
public clinics, four private clinic and four private practitioners) were selected
using concecutive sampling. Data were collected using questionnaire then
analyzed using chi-square and poisson regression.
The most of patient (69,6%) satisfied to the health service given by the
primary health provider. The highest satisfaction found in private practitioners
(90%) while the lowest one in private clinic (47,5%). Based on the quality
dimensions, the highest satisfaction found on empathy (96,6%) and the lowest on
tangible (71,1%). In addition, bivariate analysis shows a significant association
between type of primary health provider (private practitioners PR=1,9; 95%
CI=1,1-3,4; p=0,034 and primary health centres, PR= 1,9; 95%; CI=1,2-3,0; p=
0,032), membership status (PR= 1,5; 95% CI= 1,3-1,7; p=0,009) and educational
background (PR= 0,7; 95% CI =0,6-0,9; p=0,023) to the satisfaction level of
patient. According to the multivariate analysis, there is a significant association
between the type of primary health provider (private practitioners PR=1,9; 95%
CI=1,1-3,5; p=0,032 and Primary health centres PR=1,8; 95% CI =1,0- 3,0;
p=0,034) to the level of patient satisfaction.
Factor that associated to the patient satisfaction is the type of primary
health provider. Hence, primary health provider in Denpasar need to increase the
level of patient satisfaction particularly on tangible dimension. Moreover BPJS
Kesehatan also recommended to improve the assessment system.

Keywords: JKN, primary health provider, patient satisfaction

ix
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...................................................................................................i
PRASYARAT GELAR ........................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ......................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 8
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 10


2.1 Jaminan Kesehatan Nasional .....................................................................10
2.2 Fasilitas KesehatanTingkat Pertama Program JKN....................................10
2.3 Status Kepesertaan dalam JKN ................................................................12
2.4 Kepuasan Pasien .......................................................................................13
2.4.1 Metode Pengukuran Kepuasan .......................................................15
2.4.2 Manfaat Kepuasan Pasien ..............................................................17

x
2.5 Hubungan Jenis Fasilitas Kesehatan Primer dengan Kepuasan Pasien .......19
2.6 Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien ............................21
2.7 Hubungan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien ........23

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 25


3.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................25
3.2 Konsep Penelitian .....................................................................................27
3.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................27

BAB IV METODE PENELITIAN ..........................................................................29


4.1 Rancangan Penelitian ................................................................................29
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................29
4.3 Penentuan Sumber Data ............................................................................29
4.3.1 Populasi Penelitian.........................................................................29
4.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ..........................................................30
4.3.3 Besar Sampel .................................................................................30
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ..........................................................32
4.4 Variabel Penelitian....................................................................................32
4.4.1 Variabel Bebas ...............................................................................32
4.4.2 Variabel Terikat .............................................................................33
4.4.3 Definisi Operasional ......................................................................34
4.5 Instrumen Penelitian .................................................................................38
4.6 Pengumpulan Data ....................................................................................38
4.6.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ........................................................38
4.6.2 Cara Pengumpulan Data .................................................................38
4.7 Pengolahan Data .......................................................................................39
4.7.1 Editing ...........................................................................................39
4.7.2 Coding ...........................................................................................40
4.7.3 Scoring ..........................................................................................40
4.7.4 Data Entry .....................................................................................40
4.7.5 Cleaning Data ...............................................................................41
4.8 Analisis Data ............................................................................................41
4.8.1 Analisis Univariat ..........................................................................41
4.8.2 Analisis Bivariat ............................................................................41
4.8.3 Analisis Multivariat .......................................................................42

xi
4.9 Etika Penelitian .........................................................................................42

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................... 43


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................................43
5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ..........................................45
5.3 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis
FKTP di Kota Denpasar ...........................................................................47
5.4 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Item Dimensi Mutu Berdasarkan
Jenis FKTP di Kota Denpasar ...................................................................49
5.5 Analisis Bivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan
Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien JKN.................51
5.6 Analisis Multivariat Variabel Bebas dan Variabel Tergantung ..................54

BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................................... 56


6.1 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Pada FKTP BPJS
Kesehatan di Kota Denpasar .....................................................................56
6.1.1 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Bukti Fisik
(Tangible) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ...........56
6.1.2 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Kehandalan
(Reliability) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar .........57
6.1.3 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Daya Tanggap
(Responsiveness) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar .59
6.1.4 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Jaminan (Assurance)
Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ............................61
6.1.5 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Perhatian (Empathy)
Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ............................62
6.2 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota
Denpasar ..................................................................................................64
6.3 Hubungan Jenis FKTP Dengan Kepuasan Pasien JKN Pada Pelayanan
Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ....................................66
6.4 Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien JKN Pada
Pelayanan Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ....................68
6.5 Hubungan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien
JKN Pada Pelayanan Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ....70
6.6 Keterbatasan Penelitian .............................................................................71

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 72


7.1 Simpulan ..................................................................................................72
7.2 Saran ........................................................................................................73

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis FKTP di Kota Denpasar........32

Tabel 4.2 Definisi Operasional......................................................................................34

Tabel 5.1 Distribusi dan Jumlah FKTP BPJS Kesehatan Denpasar Tahun 2015...........44

Tabel 5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis FKTP....45

Tabel 5.3 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis FKTP
di Kota Denpasar Tahun 2015........................................................................47
Tabel 5.4 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Item Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis
FKTP di Kota Denpasar Tahun 2015.............................................................49

Tabel 5.5 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan
Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien JKN di Kota
Denpasar Tahun 2015....................................................................................52

Tabel 5.6 Hasil Analisis Multivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan
Pendidikan dengan Kepuasan Pasien JKN di Kota Denpasar Tahun 2015...54

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Konsep Penelitian...27

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Penjelasan Penelitian

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Diwawancara

Lampiran 4. Kuesioner Penelitian

Lampiran 5. Lembar Observasi

Lampiran 6. Output Hasil Analisis Stata SE 12

Lampiran 7. Surat Permohonan Data Awal di BPJS Kesehatan Divisi Regional XI

Lampiran 8. Surat Keterangan Kelaikan Etik

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Provinsi
Bali

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Denpasar

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Denpasar

xv
DAFTAR SINGKATAN

Alkes : Alat kesehatan

Askes : Asuransi kesehatan

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BPS : Badan Pusat Statistik

DPP : Dokter Praktek Perorangan

Faskes : Fasilitas Kesehatan

FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan

Jamsostek : Jaminan sosial tenaga kerja

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

PBI : Penerima Bantuan Iuran

PNS : Pegawai Negeri Sipil

Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan

Perpres : Peraturan Presiden

PPK : Pemberi Pelayanan Kesehatan

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

SDM : Sumber Daya Manusia

SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional

xvi
1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40

tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) demi tercapainya

jaminan kesehatan semesta. Aspek pelayanan kesehatan merupakan aspek yang

perlu diperhatikan dimana pelayanan kesehatan merupakan kunci keberhasilan

kedua dalam penyelenggaraan JKN selain aspek regulasi, kepesertaan, manfaat,

keuangan dan kelembagaan (DJSN, 2012).

Penyelengaraan pelayanan kesehatan di era JKN meliputi semua fasilitas

kesehatan yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan

Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), dimana FKTP berupa

Puskesmas atau yang setara, dokter, praktek dokter gigi, klinik pratama atau yang

setara dan rumah sakit kelas D Pratama atau yang setara, yang harus

menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komprehensif (Kemenkes RI,

2013).

Pelayanan kesehatan sebelum era JKN mencakup fasilitas kesehatan yang

berbeda-beda. Fasilitas kesehatan (faskes) yang dicakup dalam Program Jaminan

kesehatan masyarakat (Jamkesmas), Jaminan sosial bagi tenaga kerja (Jamsostek),

Asuransi kesehatan (Askes) bagi PNS, penerima pensiun, veteran, perintis

kemerdekaan beserta keluarga dan Program Jaminan kesehatan daerah (Jamkesda)

1
yang berbeda antara satu penyelenggara dengan penyelenggara lainnya. Pemberi

Pelayanan Kesehatan (PPK) I Jamkesmas menggunakan Puskesmas dan

jaringannya, PPK I Jamsostek menggunakan praktek dokter swasta, PPK I Askes

menggunakan Puskesmas, dokter praktek swasta dan Jamkesda hanya

menggunakan PPK milik pemerintah (Situmorang, 2013). Pada masa peralihan

pelaksanaan JKN, seluruh FKTP milik TNI/ POLRI dinyatakan sebagai klinik

pratama dan menyesuaikan perizinan sebagai klinik pratama dalam waktu dua

tahun sejak Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 berlaku serta FKTP

yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban

terakreditasi dan harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam jangka waktu lima

tahun (Kemenkes RI, 2013). Beragamnya jenis faskes dan perbedaan standar

penilaian FKTP dalam masa peralihan ini tentu berisiko dapat menyebabkan

adanya perbedaan mutu layanan yang diterima oleh pasien JKN dan berpengaruh

terhadap kepuasan pasien. Disisi lain pemerintah melalui BPJS Kesehatan sedang

giat-giatnya melaksanakan program optimalisasi pelayanan primer sehingga

FKTP dituntut memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan pasien.

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada era JKN wajib

memberikan pelayanan primer yang komprehensif sebagai gate keeper dengan

kualitas pelayanan kesehatan menjadi prioritas. Kualitas layanan kesehatan primer

selama ini dirasakan pasien khususnya pengguna jaminan atau asuransi kesehatan

cenderung kurang memuaskan. Disebutkan dalam beberapa hasil penelitian

seperti penelitian kualitas layanan Puskesmas Kelurahan Sukorame Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri berdasarkan sistem pembayaran ditinjau dari persepsi


konsumen menunjukkan, bahwa terdapat perbedaan kualitas layanan kesehatan

terhadap pasien berdasarkan sistem pembayaran pasien, dimana pengguna sistem

pembayaran langsung mempersepsikan kualitas layanan lebih baik dibandingkan

pengguna Askes dan Jamkesmas (Suciati, 2013). Penelitian analisis Survei Aspek

Kehidupan Rumah Tangga Indonesia menyatakan bahwa peserta asuransi

cenderung memilih provider swasta dibandingkan milik pemerintah karena tidak

memberikan kepuasan konsumen (Hidayat, 2010).

Pelayanan kesehatan bermutu sering dikaitkan dengan pelayanan kesehatan

yang memuaskan pasien. Kepuasan pasien merupakan bagian menyeluruh dalam

pelaksanaan jaminan mutu layanan kesehatan, dimana kepuasan pasien adalah

dimensi mutu layanan kesehatan yang penting (Pohan, 2006). Kepuasan pasien

merupakan tanggapan terhadap terpenuhinya kebutuhan sesuai harapan pasien

(Koentjoro, 2007).

Kepuasan pasien menurut Hall dan Dorman dalam Pohan (2006)

dipengaruhi oleh banyak faktor (konsep multi dimensi). Faktor penentu kepuasan

pasien juga dipengaruhi oleh karakteristik sosio-demografis pasien yang

merupakan ciri-ciri atau kekhasan yang membedakan seseorang meliputi umur,

jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Penelitian kepuasan perawatan primer di

Amerika didapatkan hasil, bahwa selain kontinuitas perawatan juga terdapat

faktor kepuasan lain yaitu demografis dan sosial ekonomi (Fan et al., 2005).

Penelitian kepuasan pasien pada 21 negara di Eropa didapatkan hasil penelitian,

bahwa umur dan pendidikan mempunyai hubungan positif dengan kepuasan

pasien dan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan faskes swasta lebih rendah
daripada pelayanan oleh faskes pemerintah karena pasien yang menerima layanan

dari provider swasta cenderung mengharapkan layanan yang lebih memuaskan

(Bleich et al., 2009). Terdapat penelitian kepuasan pasien dengan hasil penelitian

bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tingkat kepuasan pasien cara bayar

umum dengan peserta Askes pada pelayanan dokter keluarga Askes di Kota

Semarang (Nurkholiq, 2011). Pasien yang membayar untuk layanan kesehatan

cenderung tidak mudah puas dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan

layanan kesehatan secara gratis.

Ketidakpuasan pasien atau masyarakat dalam menggunakan layanan

kesehatan cenderung menyebabkan ketidakpatuhan pasien dalam kegiatan

pengobatan, tidak menuruti nasehat dan pindah ke faskes lainnya (Pohan, 2006).

Salah satu sasaran yang dicapai dalam pengembangan JKN adalah kepuasan

pasien, dimana dalam peta jalan JKN disebutkan bahwa paling sedikit 75% pasien

menyatakan puas diberikan pelayanan oleh faskes yang bekerjasama dengan BPJS

pada tahun 2014 dan pada akhirnya mencapai kepuasan pasien sebesar 85% pada

tahun 2019 (DJSN, 2012).

Berdasarkan data BPJS Kesehatan Divisi Regional XI tercatat jumlah

peserta JKN di Provinsi Bali sebanyak 1.602.683 orang dan jumlah peserta JKN

Kota Denpasar sebanyak 681.279 orang (42,5%) dari total peserta JKN di

Provinsi Bali pada tahun 2014. Jumlah peserta JKN akan terus meningkat pada

masa mendatang, salah satu penyebabnya karena masyarakat yang sebelumnya

menggunakan Jamsostek sekarang menjadi tanggungan JKN dan terlebih pada

tahun 2019 kepesertaan JKN bersifat wajib bagi seluruh masyarakat. Hal ini tentu
berdampak pada dibutuhkannya faskes yang lebih banyak dari sebelumnya untuk

melayani peserta JKN.

BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar menggunakan kembali faskes

yang sebelumnya milik Jamsostek, TNI dan POLRI untuk memberikan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat peserta JKN. FKTP lama (PPK I Jamsostek dan PPK I

TNI, POLRI) sebelumnya melewati proses seleksi yang berbeda dengan standar

persyaratan kredensialing BPJS Kesehatan dan harus dikredensialing ulang

menurut standar baru dari BPJS Kesehatan. Menurut penelitian gambaran

pelaksanaan kredensialing PPK I di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar

tahun 2014 bahwa pelaksanaan kredensialing hanya berupa screening untuk

mengetahui keadaan faskes saat ini, karena masih adanya faskes yang berasal dari

existing provider yang memiliki nilai yang dibawah standar, namun mereka tetap

masuk menjadi provider FKTP BPJS Kesehatan (Ulandari, 2014). Saat ini

terdapat 101 buah FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar yang terdiri dari 18

FKTP milik pemerintah dan 83 buah FKTP milik swasta yang terdiri dari klinik,

dokter umum dan dokter gigi (BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar, 2014).

Terpenuhinya akses layanan kesehatan, maka selanjutnya masyarakat

pengguna JKN mulai memperhatikan mutu layanan yang ditunjukkan dengan

kepuasan mereka menerima pelayanan dari faskes BPJS Kesehatan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar didapatkan

data mengenai keluhan peserta JKN di FKTP di Kota Denpasar meliputi

pelayanan yang kurang ramah, kurang informatif, antrian panjang, penolakan

peserta yang tidak terdaftar, penolakan pasien luar wilayah dan pasien tidak
terlayani karena berobat di luar jam kerja FKTP. Hal ini merupakan indikasi

adanya permasalahan dalam kepuasan pasien JKN sedangkan kepuasan pasien

merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan program JKN.

Penelitian kepuasan pasien telah banyak dilakukan, penelitian kepuasan

pasien pada pelayanan primer di Indonesia pada umumnya dilakukan di PPK I

program jaminan kesehatan (Jamkesmas, Jamkesda) dan asuransi kesehatan yang

berbeda antara satu penyelenggara dengan penyelenggara lainya sedangkan pada

penelitian ini akan dilakukan pada semua jenis FKTP JKN mencakup Puskesmas,

klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum. Penelitian kepuasan layanan

kesehatan primer berdasarkan jenis faskes pernah dilakukan di Kota Denpasar

pada Puskesmas dan dokter keluarga provider Askes untuk mengetahui perbedaan

tingkat kepuasaan peserta Askes (Witriasih, 2012) namun belum ada penelitian

tentang kepuasan pasien di FKTP pada era JKN khususnya di Provinsi Bali.

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka penelitian ini perlu

dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien JKN serta mengetahui

hubungan faktor jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik sosio-

demografis dengan kepuasan pasien JKN terhadap pelayanan kesehatan primer

pada FKTP di Kota Denpasar mengingat program JKN merupakan program baru,

dimana BPJS kesehatan mencanangkan program optimalisasi pelayanan primer

dengan kepuasan pasien merupakan sasaran yang akan dicapai dalam

pengembangan program JKN.


1.2 Rumusan Masalah

Program JKN merupakan program baru dan beragamnya jenis faskes serta

perbedaan standar penilaian FKTP dalam masa peralihan tentu berisiko

menyebabkan adanya perbedaan mutu layanan yang diterima oleh pasien JKN.

Terdapat kecendrungan ketidakpuasan pasien pengguna asuransi dan jaminan

kesehatan pada layanan kesehatan primer sebelum era JKN. Berdasarkan

permasalahan yang diuraikan, maka dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu.

1. Bagaimana tingkat kepuasan pasien JKN terhadap mutu layanan primer pada

FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?

2. Apakah ada hubungan antara jenis FKTP dengan kepuasan pasien JKN pada

pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?

3. Apakah ada hubungan antara status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN

pada pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?

4. Apakah ada hubungan antara karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan

pasien JKN pada pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?

5. Apakah ada hubungan antara jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik

sosio-demografis secara bersama-sama dengan kepuasan pasien JKN pada

pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan faktor jenis FKTP, status kepesertaan dan

karakteristik sosio-demografis dengan tingkat kepuasan peserta JKN terhadap


pelayanan kesehatan primer yang diberikan oleh FKTP BPJS Kesehatan di Kota

Denpasar.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini untuk mengetahui.

1. Tingkat kepuasan pasien JKN terhadap mutu layanan primer pada FKTP

BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.

2. Hubungan jenis FKTP dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan primer

di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.

3. Hubungan status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan

primer di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.

4. Hubungan karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan pasien JKN pada

pelayanan primer di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.

5. Hubungan jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik sosio-demografis

secara bersama-sama dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan primer di

FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai sumber informasi

tambahan dalam memperkuat hasil-hasil studi yang berkaitan dengan kepuasan

pasien dalam layanan kesehatan dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam

peningkatan mutu layanan kesehatan bagi FKTP dan BPJS Kesehatan selaku
pengelola JKN. Adanya perbaikan mutu layanan kesehatan di FKTP maka secara

tidak langsung masyarakat akan dapat menerima pelayanan sesuai dengan yang

diharapkan.
2 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Jaminan Kesehatan Nasional

Program JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme

asuransi sosial dengan tujuan agar seluruh penduduk Indonesia terlindungi dalam

sistem asuransi sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

(Kemenkes RI, 2014a).

2.2 Fasilitas KesehatanTingkat Pertama Program JKN

Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan

untuk melaksanakan upaya pelayanan kesehatan perorangan baik promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah atau

masyarakat (Kemenkes RI, 2013). Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan bagi pengguna JKN terdiri atas FKTP dan FKRTL. Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah faskes yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan individu yang bersifat umum untuk keperluan pengamatan,

promotif, preventif, mendiagnosis, perawatan atau pelayanan kesehatan lainnya

(Kemenkes RI, 2014b).

Prosedur layanan kesehatan dalam JKN yaitu pelayanan bagi pasien

dilaksanakan secara berjenjang yang dimulai dari FKTP yang diselenggarakan

oleh FKTP tempat peserta terdaftar. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

peserta JKN terdiri dari Puskesmas, dokter, dokter gigi, klinik pratama dan

10
Rumah Sakit Kelas D Pratama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

(Kemenkes RI, 2014b).

Dokter praktek baik dokter umum maupun dokter gigi termasuk fasilitas

kesehatan tingkat pertama pada program JKN dengan melakukan kerja sama

dengan BPJS Kesehatan dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Pusat

kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas merupakan faskes

yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014c). Puskesmas harus didirikan pada setiap

kecamatan namun dalam kondisi tertentu pada satu kecamatan dapat didirikan

lebih dari satu Puskesmas berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan,

jumlah penduduk dan aksesbilitas. Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang

diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.

Klinik merupakan faskes yang melaksanakan layanan kesehatan

perorangan dengan melayani pelayanan medis dasar dan atau spesialistik

(Kemenkes RI, 2014d). Berdasarkan jenis pelayanan, klinik terdiri dari klinik

pratama dan utama. Klinik pratama merupakan klinik yang melaksanakan

pelayanan medis dasar baik umum maupun khusus. Klinik dapat diselenggarakan

oleh pemerintah maupun masyarakat.

BPJS Kesehatan dalam menetapkan pilihan fasilitas kesehatan melakukan

seleksi, kredensialing dan rekrendensialing dengan kriteria teknis yang meliputi


sumber daya manusia, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan serta

komitmen pelayanan (Kemenkes RI, 2013). Kriteria teknis digunakan untuk

penetapan kerjasama dengan BPJS Kesehatan, besaran kapitasi dan jumlah peserta

yang bisa dilayani. Seluruh FKTP milik TNI/ POLRI yang bekerjasama dengan

BPJS Kesehatan, pada masa peralihan dinyatakan sebagai klinik pratama dan

dalam jangka waktu dua tahun harus memenuhi persyaratan sebagai klinik

pratama sejak Permenkes No. 71 Tahun 2013 berlaku, serta FKTP yang bekerja

sama dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban terakreditasi dan harus

menyesuaikan dengan ketentuan dalam jangka waktu lima tahun (Kemenkes RI,

2013).

2.3 Status Kepesertaan dalam JKN

Peserta program JKN merupakan setiap orang termasuk orang asing yang

bekerja minimal selama enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran atau

iurannya dibayar oleh pemerintah. (Kemenkes RI, 2014b). Peserta program JKN

terdiri dari atas dua kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

jaminan kesehatan dan peserta bukan PBI jaminan kesehatan. Peserta PBI

jaminan kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta bukan

PBI jaminan kesehatan adalah pekerja penerima upah dan anggota keluarganya,

pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya serta bukan pekerja dan

anggota keluarganya (Kemenkes RI, 2014b). Iuran Jaminan kesehatan untuk

peserta pekerja penerima upah dibayarkan oleh pemberi kerja dan pekerja sendiri

sedangkan iuran peserta mandiri (pekerja bukan penerima upah dan bukan
pekerja) dibayarkan oleh peserta sendiri kepada BPJS Kesehatan sesuai kelas

perawatannya (Kemenkes RI, 2014b).

2.4 Kepuasan Pasien

Kepuasan menjadi bagian menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu layanan

kesehatan, dimana kepuasan pasien menjadi salah satu dimensi mutu layanan

kesehatan yang penting dengan demikian maka kepuasan pasien merupakan salah

satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan. Kepuasan pelanggan

merupakan respon pelanggan terhadap kesesuaian harapan sebelum menerima

pelayanan dan setelah pelayanan yang diterima pelanggan (Muninjaya, 2011).

Kepuasan merupakan tanggapan pelanggan dengan terpenuhinya kebutuhan dan

harapan (Koentjoro, 2007). Hal tersebut diatas merupakan bentuk penilaian

pelanggan terhadap pelayanan yang diterima, mencerminkan kesesuaian

pemenuhan kebutuhan dengan harapan.

Salah satu sasaran yang dicapai dalam pengembangan JKN adalah kepuasan

pasien, dimana dalam peta jalan JKN disebutkan bahwa paling sedikit 75% pasien

menyatakan puas diberikan pelayanan oleh faskes yang bekerjasama dengan BPJS

pada tahun 2014 dan pada akhirnya mencapai kepuasan pasien sebesar 85% pada

tahun 2019 (DJSN, 2012). Perpres No. 12 Tahun 2013 menyebutkan bahwa dalam

jangka waktu paling sedikit tiga bulan peserta JKN berhak memilih FKTP yang

diinginkan. Adanya mutasi peserta JKN tentu akan berdampak bagi FKTP terkait

besaran kapitasi dan jumlah peserta yang bisa dilayani.


Parasuraman dan Beryy dalam Muninjaya (2011) telah melaksanakan

penelitian dan mengidentifikasi lima dimensi dalam menilai mutu pelayanan.

Kelima dimensi karakteristik mutu pelayanan.

1. Bukti langsung (tangibles) bahwa mutu pelayanan kesehatan dapat dirasakan

oleh para penggunanya secara langsung dengan menggunakan inderanya

(mata, telinga dan rasa) untuk menilai mutu layanan kesehatan yang diterima

meliputi ketersediaan sarana dan prasarana, kebersihan dan kenyamanan

ruang penerimaan pasien, ketersediaan sarana komunikasi, tempat parkir,

penampilan staf yang rapi, menarik dan bersih.

2. Kehandalan (reliability) meliputi kemampuan memberikan pelayanan dengan

segera, terpercaya, akurat, sesuai dengan yang telah dijanjikan dan bersikap

simpati kepada pelanggan.

3. Daya tanggap (responsiveness) yaitu keinginan dan kemampuan dalam

memberikan pelayanan yang tanggap, cepat, tepat waktu dan tidak lama

kepada pelanggannya.

4. Jaminan (assurance) yaitu kriteria yang berkaitan dengan pengetahuan,

kesopanan dan kepercayaan pelanggan kepada petugas. Dimensi ini meliputi

keramahan, kompetensi teknis dan keamanan.

5. Empati (empathy) yaitu kriteria yang berkaitan dengan kepedulian dan

perhatian kepada setiap pelanggan, memahami kebutuhan mereka dan bisa

dihubungi pelanggan yang membutuhkan bantuan.

Terkait dengan dimensi mutu pelayanan terdapat beberapa pendapat dari hasil

penelitian. Hasil penelitian mutu pelayanan di Puskesmas Pamboang Kabupaten


Majene Tahun 2012 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara ketepatan

waktu, hubungan antar manusia, informasi, kenyamanan dengan mutu pelayanan

(Halil et al., 2012). Hasil yang sama didapatkan pada penelitian (Wati et al., 2012)

bahwa ada hubungan antara kenyamanan, informasi, akses dan kompetensi teknis

petugas dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daya Makasar. Wira

(2014) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa persepsi kehandalan, daya

tanggap, jaminan, empati memiliki hubungan yang bermakna dengan kepuasan

pasien rawat inap Rumah Sakit Wangaya Denpasar.

Menurut Hall dan Dorman dalam Pohan (2006), kepuasan pasien

dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik gedung maupun penampilan petugas,

kejelasan informasi, perhatian petugas terhadap masalah psikososial pasien,

pengaturan sistem layanan kesehatan untuk memberi kemudahan pasien,

kompentensi petugas dengan konsisten terhadap standar layanan kesehatan, akses,

biaya layanan kesehatan dan kesinambungan layanan kesehatan. Disebutkan juga

bahwa kepuasan pasien dipengaruhi oleh reliability, assurance, humanitas,

responsiveness, tangible, aksesibilitas, empati, sumber biaya, diagnostik dan

karakteristik pasien (Budijanto & Suharmiati, 2007). Dapat disimpulkan bahwa

kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor atau merupakan konsep multi

dimensi.

2.4.1 Metode Pengukuran Kepuasan

Pengukuran kepuasaan pasien digunakan sebagai dasar dalam perubahan

sistem layanan kesehatan sehingga perangkat yang digunakan untuk mengukur


kepuasan harus dapat dipercaya dan handal. Menurut Pohan (2006) terdapat

indikator untuk mengukur kepuasan pasien.

1. Kepuasan pasien terhadap akses layanan kesehatan, dinyatakan oleh sikap dan

pengetahuan sejauh mana layanan kesehatan tersedia, kemudahan memperoleh

layanan kesehatan pada saat biasa maupun gawat darurat.

2. Kepuasan pasien terhadap mutu layanan kesehatan, dinyatakan oleh sikap

terhadap kompetensi teknis dokter maupun petugas dalam melayani pasien,

perubahan yang dalami pasien setelah mendapatkan layanan kesehatan.

3. Kepuasan pasien terhadap proses layanan kesehatan, dinyatakan dengan

kepuasan termasuk hubungan antar manusia dengan tingkat kepercayaan pada

dokter, pengertian tentang diagnosis dan sejauh mana kesulitan untuk

memahami penjelasan dokter serta rencana pengobatan.

4. Kepuasan pasien terhadap sistem layanan kesehatan, dinyatakan oleh sikap

melalui pengamatan terhadap fasilitas fisik, sistem perjanjian dalam hal waktu

tunggu, jumlah dan jenis keluhan yang diterima oleh sistem layanan kesehatan.

Terdapat beberapa metode yang dipergunakan untuk mengukur kepuasan

pelanggan (Kotler, 2002).

1. Sistem keluhan dan saran dengan penyediaan kotak saran, hotline service, dan

lain-lain yang memberikan kesempatan pada pelanggan atau pasien dalam

menyampaikan keluhan, komentar saran dan pendapat pelanggan.

2. Ghost shopping (pembelanja misterius) dengan mempekerjakan beberapa

orang (ghost shopper) sebagai pasien atau pembeli produk selanjutnya


melaporkan temuannya sehingga dapat dijadikan pertimbangan oleh organisasi

untuk pengambilan keputusan.

3. Lost customer analysis dengan menghubungi pelanggan yang telah berhenti

atau beralih kelayanan kesehatan lain sehingga diketahui penyebabnya

sehingga organisasi dapat mengambil keputusan dalam penyempurnaan

berikutnya.

4. Survei kepuasan pelanggan dengan melakukan survei dan penelitian mengenai

kepuasan pelanggan melalui kuesioner, wawancara langsung, telepon maupun

pos.

Beberapa penelitian kepuasan pelanggan yang menggunakan survei

kepuasan pelanggan sebagai tehnik dalam pengumpulan data seperti penelitian

yang dilakukan di Amerika menggunakan survei kepuasan melalui telepon pada

pasien dan keluarga yang merupakan pelanggan rumah sakit dan pusat pengobatan

kanker (Quinn et al., 2004). Terdapat pula penggunaan metode lain pada survei

kepuasan pelangggan dengan wawancara langsung menggunakan kuisioner pada

pasien rawat inap di Rumah Sakit Toraja Utara (Allo et al., 2013). Penelitian

Nurkholiq (2011) mengenai kepuasan pasien umum dan pengguna Askes juga

menggunakan kuisioner dalam pengumpulan pengumpulan data. Pada umumya

penelitian kepuasan pasien menggunakan survei kepuasan pasien dengan cara

wawancara dan kuisioner pada pasien.

2.4.2 Manfaat Kepuasan Pasien

Komponen kepuasan pasien menjadi salah satu komponen yang penting

dari mutu layanan kesehatan. Pasien atau masyarakat yang mengalami kepuasan
dalam pelayanan kesehatan memiliki kecenderungan pasien untuk mengikuti

nasihat dan taat pada pengobatan yang dilakukan, sedangkan ketidakpuasan

pasien dalam pelayanan kesehatan cenderung akan menyebabkan ketidakpatuhan

akan pengobatan dan berpindah ke faskes lainnya (Pohan, 2006).

Pelanggan yang loyal adalah mitra (Koentjoro, 2007). Pasien yang

mendapatkan pelayanan memuaskan akan menjadi pembeli ulang, jika terus

menerus memperoleh kepuasan maka akan menjadi pelanggan setia. Pelanggan

setia inilah yang dapat dijadikan sebagai mitra dalam pelayanan kesehatan.

Kepuasan pelanggan diupayakan sebagai langkah menuju kesetiaan dan kemitraan

dengan pelanggan.

Manfaat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di faskes

berdampak pada kesetiaan pasien dalam menggunakan kembali faskes tersebut.

Hasil penelitian pengaruh kualitas layanan terhadap kesetiaan pasien di Teheran

Iran menunjukkan patient loyalty dapat berupa membicarakan hal yang positif

tentang faskes dari mulut kemulut, kemauan untuk merekomendasikan faskes

tersebut kepada teman sampai kemauan menggunakan faskes itu kembali sangat

dipengaruhi oleh kepuasannya terhadap mutu layanan faskes yang ditunjukkan

dengan empat dimensi mutu yaitu kehandalan, komunikasi, empati, bukti fisik dan

biaya (Arab et al., 2012). Hasil penelitian di India menunjukkan, bahwa kepuasan

pasien diantaranya ditentukan oleh kualitas layanan yang diberikan oleh provider,

sikap, perilaku tenaga kesehatan dan biaya yang dikeluarkan. Keterlibatan

provider dalam pelayanan kesehatan sering dikaitkan atau berujung pada

kepuasan pasien, sehingga kepuasan pasien ini akan mempengaruhi loyalitasnya


pada provider tersebut yaitu berupa merekomendasikan provider pada koleganya,

kepatuhan dan mau menggunakan kembali pelayanan bahkan untuk tingkat

pelayanan yang lebih tinggi atau lebih mahal (Naidu, 2009). Terdapat pula hasil

penelitian, bahwa terdapat hubungan antara kepuasan dan minat kunjungan ulang

pasien ke Puskesmas di Kota Bekasi yang bermakna secara statistik (Prastiwi &

Ayubi, 2008). Kepuasan pasien merupakan hal yang penting dalam era persaingan

di dunia kesehatan saat ini, dimana pasien yang merasakan kepuasan akan

membuat mereka loyal untuk tetap memakai jasa layanan di faskes tersebut dan

pelanggan yang setia tentunya akan membuat faskes mampu bersaing dan

bertahan.

2.5 Hubungan Jenis Fasilitas Kesehatan Primer dengan Kepuasan Pasien

Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan hubungan jenis fasilitas

kesehatan dengan kepuasan pasien dengan hasil yang berbeda. Penelitian analisis

Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia mengenai bukti empiris

kebijakan asuransi kesehatan sosial dengan rancangan studi observasional dan

penggunaan data putaran kedua Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga

Indonesia untuk mengukur permintaan (demand), didapatkan hasil penelitian

bahwa ketika peserta asuransi menghadapi alternatif PPK (publik dan swasta)

maka peserta asuransi cenderung memilih PPK swasta dibandingkan publik

karena tidak memberikan kepuasan konsumen (Hidayat, 2010). Pemberi

Pelayanan Kesehatan (PPK) swasta diminati oleh mereka yang sakit, belum

menikah, kaya dan berpendidikan tinggi. Berbeda halnya dengan hasil penelitian

kepuasan pasien terhadap mutu layanan PPK I di Kota Kendari pada peserta
Askes wajib dan Askes sukarela, dimana didapatkan hasil tingkat kepuasan

peserta Askes sukarela yang berobat pada dokter keluarga lebih rendah

dibandingkan dengan kepuasan peserta Askes wajib di Puskesmas (Aga et al.,

2005). Hal ini disebabkan oleh perbedaan akan mutu pelayanan dokter, peresepan

obat, sistem rujukan pasien, kemudahan akses ke layanan kesehatan, ketersediaan

fasilitas dan kondisi lingkungan fisik Puskesmas dan dokter keluarga.

Penelitian tentang kepuasan terhadap layanan kesehatan primer berdasarkan

jenis faskes pernah dilakukan di Provinsi Bali pada Puskesmas dan dokter

keluarga yang merupakan PPK I Askes di Kota Denpasar (Witriasih, 2012)

dengan hasil bahwa tingkat kepuasan pasien peserta PT ASKES (Persero) Cabang

Denpasar pada dokter keluarga lebih tinggi dibandingkan Puskesmas karena

hubungan kedekatan pasien dengan dokter keluarga meskipun kepuasan pasien

ASKES di Puskesmas dan dokter keluarga tergolong sama-sama sangat puas.

Pelayanan kesehatan melibatkan pasien dan provider, keterlibatan provider

dalam pelayanan kesehatan sering dikaitkan atau berujung pada kepuasan pasien.

Kepuasan pasien ini diantaranya ditentukan oleh kualitas pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh provider, sikap dan perilaku tenaga kesehatan (Naidu, 2009).

Ketidakpuasan pasien terhadap mutu layanan kesehatan disebabkan oleh

perbedaan harapan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh

provider. Perbedaan mutu pelayanan kesehatan pada jenis fasilitas kesehatan

karena kompetensi pemberi layanan, sistem peresepan obat, sistem rujukan

pasien, kemudahan akses ke layanan kesehatan, ketersediaan fasilitas dan kondisi

lingkungan fisik faskes tersebut (Aga et al. , 2005). Baik buruknya kualitas
pelayanan provider tergantung kemampuan provider dalam menyediakan layanan

kesehatan memenuhi keinginan pasien secara efisien dan konsisten.

2.6 Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien

Penelitian tentang hubungan status kepesertaan pasien dengan tingkat

kepuasan pasien yang cenderung menunjukkan perbedaan kepuasan pasien

dengan status kepesertaan sebagai pasien umum dengan status kepesertaan

sebagai peserta jaminan dan asuransi kesehatan. Penelitian perbedaan kualitas

layanan Puskesmas Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

berdasar sistem pembayaran ditinjau dari persepsi konsumen menunjukkan ada

perbedaan kualitas layanan yang di berikan Puskesmas dimana pengguna sistem

pembayaran langsung mempersepsikan kualitas layanan lebih baik dibandingkan

pengguna sistem pembayaran Askes dan Jamkesmas (Suciati, 2013).

Penelitian sistem atau cara pembayaran dan kualitas pelayanan Puskesmas

di Kota Wonogiri didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara sistem

pembayaran pasien dengan kualitas pelayanan rawat jalan di Puskesmas yang

secara statistik signifikan dimana pasien yang membayar langsung (out of pocket)

merasakan mendapatkan kualitas pelayanan tertinggi dibandingkan dengan pasien

Askes dan Jamkesmas (Budi, 2010). Terdapat pula penelitian kepuasan pasien

cara bayar umum dengan pengguna kartu Askes pada pelayanan dokter keluarga

Askes di Kota Semarang dengan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan

bermakna pada tingkat kepuasan pasien berdasarkan status kepesertaan, yaitu

pada pasien cara bayar umum dengan peserta Askes (Nurkholiq, 2011).
Hasil penelitian Setiawan (2014) menyebutkan bahwa terdapat perbedaan

kepuasan Pasien JKN dengan status kepesertaan PBI dengan pasien umum

terhadap kualitas layanan kesehatan di Sukoharjo dimana pasien PBI lebih puas

dibandingkan dengan pasien umum. Berbeda halnya dengan hasil penelitian Rattu

et al ( 2015) bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas layanan keperawatan pada

pasien PBI dan non PBI di Manado.

Kepesertaan Peserta PBI jaminan kesehatan adalah fakir miskin dan orang

tidak mampu dimana iuran peserta PBI dibayarkan Pemerintah Pusat melalui

Kementrian Kesehatan ke BPJS Kesehatan (Kemenkes, RI 2014b). Peserta bukan

PBI jaminan kesehatan adalah pekerja penerima upah dan anggota keluarganya,

pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya serta bukan pekerja dan

anggota keluarganya. Iuran peserta pekerja penerima upah dibayar oleh pemberi

kerja dan pekerja sendiri sedangkan iuran peserta mandiri (pekerja bukan

penerima upah dan bukan pekerja) dibayarkan oleh peserta sendiri kepada BPJS

Kesehatan sesuai kelas perawatannya (Kemenkes RI, 2014b).

Pasien yang membayar untuk layanan kesehatan cenderung lebih banyak

menuntut, tidak mudah puas dan berharap layanan yang diterima memang

berkualitas dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan layanan kesehatan

secara gratis atau membayar lebih murah. Tuntutan pasien akan kepuasan

cenderung meningkat karena merasa telah membayar iuran asuransi kesehatan

yang dipotong dari gaji tiap bulannya atau sebagai penanggung (Tukimin, 2005).
2.7 Hubungan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien

Faktor penentu kepuasan pasien juga dipengaruhi oleh karakteristik pasien

yang merupakan ciri-ciri atau kekhasan seseorang yang membedakan seseorang

dengan yang lain meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan

penghasilan. Peneliti hendaknya mempertimbangkan karakteristik sosio

demografis penduduk setempat. Beberapa penelitian tentang hubungan

karakteristik sosio-demografis dengan tingkat kepuasan pasien. Penelitian

kepuasan pasien pada perawatan primer di Amerika didapatkan hasil, bahwa

selain kontinuitas perawatan yang berhubungan dengan kepuasan pasien juga

terdapat faktor lain yaitu demografis dan sosial ekonomi pasien (Fan et al., 2005).

Penelitian kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Bandung Barat

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara umur, pekerjaan, penghasilan

dan sumber dana dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas

sedangkan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan

dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas (Abdilah & Ramdan,

2007). Hasil penelitian yang sama didapatkan pada penelitian kepuasan pasien

Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado Tahun 2013

bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat

kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas (Laurina et al., 2013). Hasil penelitian

Handayani (2003) disebutkan bahwa karakteristik pasien yang mempengaruhi

tingkat kepuasan pasien rawat inap pada Puskesmas di kabupaten Cilacap dalam

pelayanan kesehatan adalah umur, pendidikan dan tempat asal pasien.


Kelompok umur usia produktif cenderung lebih banyak menuntut dan

berharap banyak terhadap layanan kesehatan. Pasien usia tua pada umumnya lebih

bersifat terbuka sehingga tuntutan dan harapannya lebih rendah dibandingkan

pasien usia muda maka hal ini menyebabkan pasien tua lebih cepat puas daripada

pasien usia muda (Oroh et al., 2009). Pria cenderung lebih banyak menuntut dan

mengkritik layanan kesehatan daripada wanita karena dalam keluarga seorang pria

yang menjadi kepala keluarga yang melindungi, memberi rasa aman dan

cenderung mengintervensi wanita dalam melakukan sesuatu.

Pendidikan pasien dapat mempengaruhi kepuasan pasien akan layanan

kesehatan sesuai dengan nilai-nilai dan harapan pasien (Abdilah & Ramdan,

2007). Pendidikan dan pengetahuan pasien yang tinggi menuntut diberikannya

pelayanan kesehatan yang lebih baik, sebaliknya pada pasien dengan tingkat

pendidikan rendah cenderung lebih banyak menerima karena jarang memikirkan

hal-hal di luar daya nalarnya, tidak tahu apa yang dibutuhkannya dan kesembuhan

saja sudah cukup bagi pasien.

Masyarakat yang bekerja cenderung lebih banyak menuntut atau mengkritik

layanan kesehatan yang diterimanya karena dipengaruhi oleh lingkungan

pekerjaannya dan lingkungan keluarganya dibandingkan dengan masyarakat yang

bekerja (Abdilah & Ramdan, 2007). Pasien yang berpenghasilan tinggi dan

merasa mampu membayar mahal maka tidak akan mudah merasa puas bila

layanan kesehatan yang diterima tidak sesuai kehendaknya sedangkan pasien yang

berpenghasilan rendah dan tidak bekerja tidak akan terlalu menuntut (Handayani,

2003).
3 BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Pelaksanaan JKN membuat paradigma pelayanan kesehatan bergeser ke

arah mutu pelayanan. Masyarakat yang dapat mengakses layanan kesehatan baik

primer maupun sekunder mulai memperhitungkan mutu layanan yang

diterimanya. BPJS sebagai badan penyelenggara di era JKN melakukan berbagai

upaya dalam mengoptimalisasi mutu layanan primer dan menegaskan fungsi gate

keeper dari FKTP. FKTP dalam pelaksanaan JKN berupa Puskesmas, dokter

praktek perorangan, klinik pratama dan rumah sakit kelas D Pratama yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komprehensif.

Penggunaan FKTP yang sebelumnya merupakan PPK I Askes, Jamsostek

dan TNI/ POLRI menjadi FKTP BPJS Kesehatan dengan menyesuaikan standar

kredensialing yang ditetapkan BPJS Kesehatan. Jenis FKTP yang berasal dari

sistem asuransi yang beragam meskipun sudah melalui sistem kredensialing

terutama di masa peralihan tentu berisiko menyebabkan perbedaan mutu layanan

yang dikaitkan dengan kepuasan pasien.

Mutu pelayanan khususnya pelayanan kesehatan primer sering dikaitkan

dengan kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan salah satu sasaran utama

yang dicapai dalam pengembangan JKN. Kepuasan pasien merupakan tanggapan

pasien terhadap kesesuaian kebutuhan (ekspektasi) pasien sebelum dan sesudah

menerima pelayanan, maka pasien yang merasakan kepuasan terhadap layanan

25
kesehatan memiliki kecenderungan untuk patuh, taat terhadap kegiatan

pengobatan dan menjadi pelanggan setia. Lima dimensi untuk mengevaluasi mutu

layanan kesehatan meliputi bukti fisik, daya tanggap, kehandalan, empati dan

jaminan.

Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor (konsep multi dimensi)

meliputi faktor jenis tempat layanan, status kepesertaan dan karakteristik sosio-

demografis pasien (umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan). Perbedaan

mutu layanan kesehatan pada jenis fasilitas kesehatan karena kompetensi pemberi

layanan, sistem peresepan obat, sistem rujukan, kemudahan akses ke layanan

kesehatan, ketersediaan fasilitas dan kondisi lingkungan fisik. Pasien yang

membayar langsung atau mandiri menginginkan mendapatkan kualitas pelayanan

tertinggi dibandingkan dengan pasien asuransi dan jaminan kesehatan yang

disubsidi pemerintah. Kelompok umur usia produktif cenderung lebih banyak

menuntut dan berharap banyak terhadap layanan kesehatan. Pria cenderung lebih

banyak mengkritik layanan kesehatan daripada wanita, pasien dengan pendidikan

tinggi tidak akan mudah merasa puas bila layanan kesehatan yang diterima tidak

sesuai keinginan pasien.


3.2 Konsep Penelitian

Jenis FKTP
Puskesmas
Klinik Pemerintah
Klinik Swasta
Dokter Umum Kepuasan Pasien

Responsiveness
Jenis Kepesertaan Reliability
Assurance
PBI Empathy
Non-PBI Tangible

Karakteristik Sosio-
Demografis
Umur
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Status Pekerjaan

Gambar 3.1 Konsep Penelitian


Modifikasi dari Budijanto & Suharmiati (2007); Handayani (2003); Parasuraman
& Beryy dalam Muninjaya (2011)

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian tentang hubungan jenis fasilitas kesehatan tingkat

pertama, status kepesertaan dan karakteristik sosio-demografis dengan tingkat

kepuasan pasien Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Denpasar.

1. Ada hubungan antara jenis FKTP dengan kepuasan pasien JKN pada

pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.


2. Ada hubungan antara status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN

pada pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.

3. Ada hubungan antara karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan

pasien JKN pada pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota

Denpasar.

4. Ada hubungan antara jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik

sosio-demografis pasien dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan

primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.


4 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Rancangan yang

digunakan dalam penelitian survei sampel ini adalah rancangan cross-sectional

analitik dengan pendekatan kuantitatif yaitu melakukan pengukuran atau

pengamatan pada seluruh variabel tergantung (dependent) dengan variabel bebas

(independent) dilakukan dalam waktu yang sama.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa jenis FKTP yang bekerjasama

dengan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar meliputi empat dokter umum,

empat klinik swasta, tiga klinik pemerintah dan empat Puskesmas yang berada di

Kota Denpasar. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Maret sampai dengan bulan April 2015.

4.3 Penentuan Sumber Data


4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi target dalam penelitian ini adalah semua pasien JKN yang

menerima pelayanan kesehatan sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian

ini adalah pasien JKN yang menerima pelayanan kesehatan primer di FKTP BPJS

Kesehatan yang meliputi dokter umum, klinik swasta, klinik pemerintah dan

Puskesmas di Kota Denpasar pada tahun 2015.

29
30

4.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.3.2.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini.

1. Pasien yang menerima pelayanan primer pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota

Denpasar (dokter umum, klinik swasta, klinik pemerintah dan Puskesmas)

yang pernah berkunjung minimal satu kali di FKTP tersebut.

2. Pasien berusia minimal 17 tahun dengan asumsi responden dapat

mendeskripsikan hal-hal yang aktual tentang pelayanan yang diterima dari

pelayanan primer pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.

4.3.2.2 Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah keadaan atau penyakit pasien

yang menyebabkan pasien tidak mampu menjawab.

4.3.3 Besar Sampel

Penentuan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus uji

hipotesis beda proporsi pada dua kelompok independen dengan rumus dari

(Lwanga & Lemeshow, 1997). Besar sampel dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

n=

Keterangan:

n : Jumlah sampel (pada 1 kelompok)

Z 1- /2 : Standar deviasi dengan confidence level 95 % adalah 1,96

Z1- : Power penelitian (80%)


31

P1 : Proporsi kepuasan pasien yang menerima pelayanan primer di

faskes swasta (75 %)

P2 : Proporsi kepuasan pasien yang menerima pelayanan primer di

populasi (53 %) (Prastiwi & Ayubi, 2008)

P :( )= (0,75 + 0,53) = 0,64

Hasil perhitungan sampel:

n = 74 sampel

Berdasarkan rumus sampel diatas didapatkan jumlah sampel untuk satu

kelompok adalah 74 sampel sehingga total sampel keseluruhan adalah sebanyak

148 sampel.

Menentukan jumlah sampel pada masing masing jenis FKTP (Puskesmas,

klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum) dipilih secara probability

proportional to size, dimana dalam menentukan jumlah sampel pada masing-

masing jenis FKTP dihitung berdasarkan proporsi kunjungan pasien JKN di

masing-masing jenis FKTP agar sampel yang diambil akan terproporsi sesuai

dengan kondisi di populasi.

Menentukan jumlah sampel di masing-masing jenis FKTP (Puskesmas,

klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum) pada tiap kecamatan dengan

membagi empat jumlah sampel perjenis FKTP berdasarkan empat wilayah atau

kecamatan di Kota Denpasar.


32

Tabel 4.1
Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis FKTP di Kota Denpasar

Jenis FKTP Kunjungan Persentase Besar Jumlah sampel di


(setahun) kunjungan sampel masing-masing FKTP
(orang) per kecamatan (orang)
Puskesmas 78.959 33% 49 12-13
Klinik 34.291 14% 21 5-6
Pemerintah
Klinik 97.098 40% 59 14-15
Swasta
Dokter 32.245 13% 19 5-6
Umum
Total 242.593 100% 148 148

Pemilihan cluster FKTP (Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan

dokter umum) pada masing-masing kecamatan di Kota Denpasar menggunakan

acak sederhana (cluster random sampling).

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel dimasing-masing cluster FKTP terpilih

(Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum) di Kota Denpasar

secara consecutive sampling, dimana semua pasien JKN yang datang ke FKTP

terpilih selama periode pengumpulan data dan memenuhi kriteria inklusi,

diikutsertakan dalam penelitian sampai jumlah sampel terpenuhi dengan

melakukan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur setelah responden

mendapatkan layanan kesehatan (exit interview) di FKTP terpilih.

4.4 Variabel Penelitian


4.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah jenis FKTP, status kepesertaan

dan karakteristik sosio-demografi. Variabel jenis FKTP terdiri empat sub variabel
33

yaitu Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum. Variabel

jenis kepesertaan terdiri dari dua sub variabel yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI)

dan non PBI. Variabel karakteristik sosio-demografi terdiri dari empat sub

variabel yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

4.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kepuasan pasien yang terdiri

dari lima sub variabel yaitu bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan

empati.
34

4.4.3 Definisi Operasional

Tabel 4.2
Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara dan Skala


Operasional alat Data
pengukuran
Jenis FKTP FKTP yang bekerjasama Wawancara Nominal
dengan BPJS Kesehatan dengan a. Dokter umum
Cabang Denpasar untuk Kuesioner b. Klinik
memberikan pelayanan Pemerintah
kesehatan primer peserta c. Klinik Swasta
JKN di Kota Denpasar d. Puskesmas
yang terdiri dari dokter (Kemenkes
umum, klinik pemerintah RI, 2013)
(milik TNI dan POLRI),
klinik swasta dan
Puskesmas (Kemenkes RI,
2013.)
Status Status kepesertaan JKN di Wawancara Nominal
Kepesertaan Kota Denpasar yang terdiri dengan a. PBI
dari peserta Penerima Kuesioner b. Non PBI
Bantuan Iuran (PBI) yang (Kemenkes
mendapat subsidi premi RI, 2014b)
penuh dari pemerintah
(eks-Jamkesmas) dan
peserta bukan Penerima
Bantuan Iuran (Non PBI)
yang membayar secara
mandiri premi JKN dan
mendapat sebagian subsidi
dari pemerintah atau
perusahaan (Askes,
Jamsostek, ASABRI)
(Kemenkes RI, 2014b).
Karakteristik
Demografis
Pasien
a. Umur Bilangan tahun terhitung Wawancara Ordinal
sejak lahir sampai dengan a. Dewasa
sekarang yang dihitung Kuesioner muda (17-
dalam satuan tahun yang 30 th)
diakui responden saat b. Dewasa
mengisian kuesioner. (31-45 th)
c. Pralansia
35

(>45 th)
(Bleich et al. ,
2009)
b. Jenis kelamin Jenis kelamin responden. Wawancara Nominal
dengan a. Laki-laki
Kuesioner b. Perempuan
(Supardi et
al. 2008)

c. Tingkat Pendidikan formal Wawancara Ordinal


pendidikan tertinggi responden dengan a. SMP
berdasarkan pengakuan Kuesioner b. SMA
responden. (Mikrajab &
Pendidikan SMP jika Budisuari
responden menamatkan 2011)
pendidikan SMP atau
kurang dari SMP.
Pendidikan SMA jika
responden menamatkan
pendidikan SMA atau
lebih dari SMA
d. Status Wawancara Nominal
Status pekerjaan
pekerjaan dengan a. Tidak bekerja
responden yang diakui
Kuesioner b. Bekerja
responden pada saat
(Prastiwi &
wawancara.
Ayubi, 2008)

Kepuasan Pasien
JKN
a.Kepuasan Kepuasan pasien JKN di Wawancara Nominal
pasien terhadap pelayanan primer terhadap dengan a. Tidak puas
bukti fisik aspek bukti fisik yang Kuesioner = < 24
(tangible) meliputi kebersihan, b. Puas
kerapihan, kenyamanan = 24
ruang pelayanan dan ruang
tunggu. Penampilan
petugas bersih dan rapi.
ketersediaan tempat
parkir. Keadaan, kesiapan,
alat kesehatan dan alat
penunjang di FKTP BPJS
Kesehatan di Kota
Denpasar.
Penilaian menggunakan 8
item pertanyaan dengan 4
tingkatan skala yaitu
36

Sangat tidak puas= 1


Tidak puas= 2
Puas=3
Sangat puas=4
b.Kepuasan Kepuasan pasien JKN di Wawancara Nominal
pasien pelayanan primer terhadap dengan a. Tidak puas
terhadap aspek kehandalan yang Kuesioner = < 12
kehandalan meliputi kecepatan b. Puas
(reliability) prosedur pendaftaran, = 12
ketepatan waktu tunggu,
jadwal pelayanan serta
ketepatan layanan di
FKTP BPJS Kesehatan di
Kota Denpasar.
Penilaian menggunakan 4
item pertanyaan dengan 4
tingkatan skala yaitu
Sangat tidak puas= 1
Tidak puas= 2
Puas=3
Sangat puas=4
c.Kepuasan pasien Kepuasan pasien JKN di Wawancara Nominal
terhadap daya pelayanan primer dalam dengan a. Tidak puas
tanggap terhadap aspek daya Kuesioner = < 12
(responsiveness) tanggap meliputi b. Puas
ketanggapan petugas = 12
terhadap keluhan,
kecepatan memberikan
bantuan dan kejelasan
informasi ke pasien di
FKTP BPJS Kesehatan di
Kota Denpasar.
Penilaian menggunakan 4
item pertanyaan dengan 4
tingkatan skala yaitu
Sangat tidak puas= 1
Tidak puas= 2
Puas=3
Sangat puas=4
d.Kepuasan Kepuasan pasien JKN di Wawancara Nominal
pasien terhadap pelayanan primer terhadap dengan a. Tidak puas
jaminan aspek jaminan meliputi Kuesioner = < 15
(assurance) ketrampilan petugas, b. Puas
kerahasiaan pasien, = 15
keramahan, kesopanan
petugas dan jaminan akan
37

kesembuhan pasien di
FKTP BPJS Kesehatan di
Kota Denpasar.
Penilaian menggunakan 5
item pertanyaan dengan 4
tingkatan skala yaitu
Sangat tidak puas= 1
Tidak puas= 2
Puas=3
Sangat puas=4
e.Kepuasan Kepuasan pasien JKN di Wawancara Nominal
pasien terhadap pelayanan primer dalam dengan a. Tidak puas
empati aspek empati meliputi Kuesioner =<9
(empathy) perhatian petugas, b. Puas
kesabaran petugas dalam =9
memahami keluhan
pasien, kesempatan pasien
untuk berkonsultasi di
FKTP BPJS Kesehatan di
Kota Denpasar.
Penilaian menggunakan 3
item pertanyaan dengan 4
tingkatan skala yaitu
Sangat tidak puas= 1
Tidak puas= 2
Puas=3
Sangat puas=4
f.Tingkat Kepuasan pasien JKN Wawancara Nominal
Kepuasan terhadap pelayanan primer dengan a. Tidak Puas
pasien JKN yang diberikan oleh Kuesioner = < 72
berbagai jenis FKTP di b. Puas
Kota Denpasar yang = 72
dilihat dari kelima dimensi
mutu pelayanan
Penilaian menggunakan 24
item pertanyaan dari
kelima dimensi mutu
dengan 4 tingkatan skala
yaitu
Sangat tidak puas= 1
Tidak puas= 2
Puas=3
Sangat puas=4
38

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi

pertanyaan terstruktur untuk mengukur masing-masing variabel yang diteliti ,yaitu

berisikan tentang jenis FKTP, status kepesertaan, karakteristik sosio-demografis

(umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan) dan kepuasan pasien

terhadap pelayanan kesehatan primer yang diterima di FKTP BPJS Kesehatan di

Kota Denpasar berdasarkan lima dimensi mutu yaitu persepsi bukti fisik, daya

tanggap, kehandalan, empati dan jaminan. Kuisioner yang digunakan adalah

kuisioner modifikasi dari penelitian Baequny (2009) dan Witriasih (2012), sebagai

pendukung dalam pengumpulan data juga digunakan lembar observasi yang diisi

oleh interviewer.

4.6 Pengumpulan Data


4.6.1 Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data

primer yang dikumpulkan meliputi hasil wawancara terhadap responden mengenai

jenis FKTP, status kepesertaan, karakteristik sosio-demografis dan kepuasan

pasien terhadap pelayanan kesehatan primer yang diterima di FKTP BPJS

Kesehatan di Kota Denpasar dan hasil observasi yang meliputi bukti fisik dan

kondisi di FKTP.

4.6.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai dari pengurusan ijin dan administrasi lainnya

yang dibutuhkan serta melakukan uji coba kuisioner pada 15 orang dengan
39

kriteria memiliki ciri-ciri yang sama dengan responden di beberapa FKTP BPJS

Kesehatan di Kota Denpasar yang tidak terpilih menjadi sampel. Uji coba

kuisioner dilakukan sebelum pelatihan terhadap tenaga interviewer

(pewawancara) untuk memastikan apakah responden memahami pertanyaan dan

mampu menjawab dengan baik. Pengumpulan data primer dengan merekrut empat

orang tenaga interviewer (pewawancara) dari mahasiswa Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat (PS IKM) Universitas Udayana yang dikoordinir oleh

peneliti kemudian dilakukan pelatihan pengisian kuesioner dan lembar observasi

untuk penyamaan persepsi antara peneliti dan pewawancara serta dilakukan uji

coba survei oleh interviewer (pewawancara) kepada beberapa responden pada

FKTP yang tidak terpilih. Tenaga interviewer (pewawancara) mendapatkan uang

transport dan insentif selama proses penelitian. Data primer dikumpulkan oleh

peneliti bersama interviewer dengan melakukan wawancara, menggunakan

kuesioner terstruktur kepada responden setelah mendapatkan layanan kesehatan

(exit interview) di FKTP terpilih (Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan

dokter umum) dan interviewer melakukan observasi dengan mengisi lembar

observasi situasi dan kondisi FKTP terpilih.

4.7 Pengolahan Data

Data penelitian yang terkumpul, diolah dengan cara kuantitatif melalui

beberapa tahapan antara lainnya adalah.

4.7.1 Editing

Proses editing dilakukan peneliti dan interviewer dengan melihat kembali

data hasil wawancara dalam kuesioner yang mencakup kelengkapan, tulisan


40

terbaca dan relevansi jawaban. Editing segera dilakukan oleh peneliti dan

interviewer di FKTP terpilih setelah wawancara selesai dilakukan pada responden

di FKTP.

4.7.2 Coding

Proses coding dilakukan dengan memberikan kode atau

mengklasifikasikan jawaban responden dengan menggunakan tanda atau kode

tertentu. Data yang dikodekan adalah data responden tentang karakteristik

demografis responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan)

jenis FKTP BPJS (Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum)

dan status kepesertaan JKN (PBI, non PBI).

4.7.3 Scoring

Memberikan nilai jawaban pada setiap jawaban responden sehingga setiap

jawaban responden dapat diberikan skor. Data yang telah terkumpul dari masing-

masing responden diberi skor sesuai dengan variable dimensi mutu (bukti fisik,

reabilitas, jaminan, empati dan daya tanggap) yang ditanyakan. Pemberian skor

untuk masing-masing pertanyaan adalah sama untuk semua pertanyaan pada

masing-masing sub variabel yaitu skor 1 untuk jawaban sangat tidak puas, skor 2

untuk jawaban tidak puas, skor 3 untuk jawaban puas dan skor 4 untuk jawaban

sangat puas.

4.7.4 Data Entry

Proses memasukkan data yang sudah terstruktur yang dilakukan oleh

peneliti ke komputer dengan menggunakan program Stata SE 12.


41

4.7.5 Cleaning Data

Peneliti melakukan pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang

mungkin terjadi dengan cara melihat distribusi dari variabel-variabel dan nilai

kelogisannya.

4.8 Analisis Data

Analisis kuantitatif dan uji statistik yang dilakukan dalam penelitian ini

dilakukan dengan analisis secara bertingkat yaitu:

4.8.1 Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan pada setiap variabel penelitian yaitu jenis FKTP,

status kepesertaan, karakteristik sosio-demografis, kepuasan pasien menurut

persepsi bukti langsung, persepsi kehandalan, persepsi daya tanggap, persepsi

jaminan, persepsi empati. Data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk

mendapatkan hasilnya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berupa proporsi

atau persentase (%) dari masing-masing variabel yang dilengkapi dengan narasi

untuk menjelaskan tabel yang dihasilkan.

4.8.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk menilai hubungan satu variabel bebas

dengan satu variabel tergantung dilakukan dengan membuat tabel silang 2 x 2

dimana variabel bebas berada di row dan variabel tergantung berada di column.

Menilai hubungan dihitung dengan ukuran asosiasi berupa Crude Prevalence

Ratio (PR), jika nilai PR > 1 berarti meningkatkan resiko terjadinya kepuasan,

nilai PR < 1 berarti mencegah terjadinya kepuasan sedangkan jika nilai PR = 1

maka tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Uji
42

statistik yang digunakan adalah chi square test dengan melihat 95% Confidence

Interval (CI) dan nilai p < 0,05.

4.8.3 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

bebas (jenis FKTP, status kepesertaan dan sosio-demografi) dengan variabel

terikat (kepuasan pasien JKN) dan variabel bebas mana yang mempunyai

hubungan paling besar terhadap variabel terikat. Analisis multivariat

menghubungkan secara bersamaan antara beberapa variabel independen dengan

satu variabel dependen. Uji statistik yang digunakan adalah uji poisson regresi

Ukuran asosiasi yang digunakan adalah Adjusted Prevalence Ratio (PR)

kemudian kemaknaan dinilai dengan menggunakan 95% CI dan nilai p < 0,05.

4.9 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan ijin dari komisi Etik Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali No. 54/

UN.14.2/Litbang/2015, ijin penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Perijinan

Provinsi Bali No. 070/36870/IV/BPMP dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Kota Denpasar No.070/182/BKBP. Responden diberikan lembar persetujuan

setelah responden mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat penelitian,

informasi yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan

bersedia menjadi responden penelitian. Penelitian ini tidak mencantumkan nama

pada lembar pengumpulan data namun hanya berisi kode-kode tertentu untuk

menjamin kerahasiaan responden.


43

5 BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Denpasar merupakan Ibukota Provinsi Bali dengan luas wilayah

Kota Denpasar 127,78 km2 atau 2,18% dari luas wilayah Provinsi Bali. Batas

wilayah Kota Denpasar di bagian utara, selatan dan barat berbatasan dengan

Kabupaten Badung sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten

Gianyar. Secara administratif Kota Denpasar terdiri dari empat kecamatan, 43

desa atau kelurahan dengan 209 dusun. Hasil perhitungan geometris berdasarkan

proyeksi Sensus Penduduk 2010 yang dibantu oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

Provinsi Bali, pencerminan penduduk Kota Denpasar tahun 2014 berjumlah

867.700 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 424.600 jiwa dan

penduduk perempuan sebanyak 443.100 jiwa. Sex ratio penduduk Denpasar

adalah 104,36 artinya penduduk laki-laki 4,36% lebih banyak dari penduduk

perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar mencapai angka 4,28

(Dinkes Kota Denpasar, 2014). Berdasarkan data BPJS Kesehatan Divisi Regional

XI tercatat jumlah peserta JKN di Provinsi Bali sebanyak 1.602.683 orang dan

jumlah peserta JKN Kota Denpasar sebanyak 681.279 orang (42,5%) dari total

peserta JKN di Provinsi Bali pada tahun 2014. Jumlah peserta PBI Kota Denpasar

sebanyak 241.863 orang (35,5%) sedangkan jumlah peserta non PBI sebanyak

439.416 (64,5%) orang dari total peserta JKN di Kota Denpasar pada tahun 2014

(BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, 2014).


44

Fasilitas kesehatan di Kota Denpasar meliputi 11 buah Puskesmas induk

yang telah memiliki kemampuan gawat darurat dan 25 buah Puskesmas pembantu

serta 11 unit Puskesmas keliling. Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk adalah

1,29. Rumah sakit di Kota Denpasar terdiri dari 5 buah rumah sakit pemerintah (1

buah RS Tipe A, 1 buah RS Tipe B dan 3 buah RS Tipe C) dan 14 rumah sakit

swasta yang seluruhnya termasuk dalam Rumah Sakit Tipe C.

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan Kota

Denpasar terdiri dari 18 FKTP milik pemerintah dan 83 buah FKTP milik swasta

terdiri dari klinik, dokter umum dan dokter gigi (BPJS Kesehatan Kantor Cabang

Denpasar, 2014). Menurut BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar rasio jumlah

FKTP dengan jumlah peserta idealnya adalah 1: 5000 peserta sedangkan untuk

Kota Denpasar rasio FKTP adalah 1: 3550 peserta yang artinya jumlah FKTP

sudah mencukupi untuk peserta JKN di Kota Denpasar. Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama BPJS Kesehatan tersebar di empat kecamatan di Kota Denpasar.

Tabel 5.I
Distribusi dan Jumlah FKTP BPJS Kesehatan Denpasar Tahun 2015

Kecamatan
Jenis FKTP Denpasar Denpasar Denpasar Denpasar Total
Selatan Barat Timur Utara

Puskesmas 4 2 2 3 11
Klinik Pemerintah
2 3 2 -
(TNI, POLRI) 7
Klinik Swasta 2 6 1 4 13
Dokter Praktek
17 26 13 14
Perorangan 70
Total 25 37 18 21 101
45

Menurut data BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar, kunjungan

pasien JKN untuk mendapatkan layanan kesehatan primer di FKTP di Kota

Denpasar pada tahun 2014 sebanyak 242.593. Kunjungan pasien JKN tertinggi di

klinik swasta sebanyak 97.098 (40%), Puskesmas sebanyak 78.959 (33%), klinik

pemerintah sebanyak 34.291 (14%) dan kunjungan terendah di dokter umum

sebanyak 32.593 (13%) (BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar, 2014).

5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian

Deskripsi karakteristik responden penelitian ini dilihat dari umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status kepesertaan berdasarkan jenis FKTP

dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2
Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis FKTP

Jenis FKTP
Dokter Klinik Klinik
Puskesmas Total
Karakteristik umum Pemerintah Swasta
(N=20) (N=21) (N=59) (N=48)
n (%) n (%) n (%) n (%)
Umur, median IQR 40,5 (12,5) 39 (11,0) 34 (18,0) 42 (27,0) 39(16,0)
17 - 30 th 5 (25,0) 5 (23,8) 17 (28,8) 7 (14,6) 34 (22,8)
31 - 45 th 13 (65,0) 9 (42,9) 27 (45,8) 18 (37,5) 67 (45,3)
>45 th 2 ( 10,0) 7 (33,3) 15(25,4) 23 (47,9) 47(31,8)
Jenis Kelamin
Perempuan 13 (65,0) 12 (57,1) 30 (50,8) 24 (50,0) 79 (53,4)
laki-laki 7 (35,0) 9 (42,9) 29 (49,2) 24 (50,0) 69 (46,6)
Pendidikan
SMP 2 (10,0) 1 (4,8) 10 (17,0) 21 (43,8) 34 (23,0)
SMA 18 (90,0) 20 (95,2) 49 (83,1) 27 (56,3) 114 (77,0)
Status Pekerjaan
Tidak Bekerja 2 (10,0) 3 (14,3) 10 (17,0) 14 (29,2) 29 (19,6)
Bekerja 18 (90,0) 18 (85,7) 49 (83,1) 34 (70,8) 119 (80,4)
Status Kepesertaan
Non PBI 20 (100,0) 21 (100,0) 59 (100,0) 34 (70,8) 134 (90,5)
PBI 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 14 (29,2) 14 (9,5)
46

Berdasarkan tabel 5.2, median umur tertinggi pada kelompok Puskesmas

sebesar 42 tahun dengan interquartil range 27 tahun sedangkan median umur

terendah pada klinik swasta adalah 34 tahun dengan interquartil range 18 tahun.

Hal ini sejalan dengan distribusi kategori berdasarkan jenis FKTP dimana pada

kelompok Puskesmas, reponden terdistribusi pada umur yang lebih tua atau lebih

dari 45 tahun sebanyak 23 orang (47,92%), sedangkan pada klinik swasta

responden cenderung pada usia yang lebih muda yaitu 17-30 tahun sebanyak 17

orang (28,8%) dan usia 31-45 tahun sebanyak 27 orang (45,8%). Berdasarkan

jenis kelamin, responden penelitian ini terdistribusi hampir merata antara

perempuan sebanyak 79 orang (53,4%) dan laki-laki sebanyak 69 orang (46,6%).

Distribusi pendidikan berdasarkan jenis FKTP terlihat bahwa ada

perbedaan antara Puskesmas dengan tiga jenis FKTP lainnya dimana pada

Puskesmas terdistribusi hampir merata antara pendidikan responden SMP atau

lebih rendah dari SMP sebanyak 21 orang (43,8%) dengan pendidikan SMA atau

lebih tinggi dari SMA sebanyak 27 orang (56,25%), sedangkan pada tiga jenis

FKTP lainnya sebagian besar pendidikan responden SMA atau lebih tinggi dari

SMA. Pada semua jenis FKTP, sebagian besar responden dalam penelitian ini

bekerja berkisar antara 70,8% hingga 90%. Berdasarkan status kepesertaan,

responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah non PBI (bukan Penerima

Bantuan Iuran) sebanyak 134 orang (90,5%) dan hanya terdapat 14 orang (9,5%)

responden dengan status kepesertaan PBI, dimana semua pasien PBI tersebut

mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas.


47

5.3 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis
FKTP di Kota Denpasar
Deskripsi tingkat kepuasan pasien perdimensi mutu (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, empathy) berdasarkan jenis FKTP dilihat dari dua
kategori yaitu tidak puas dan puas dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3
Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis FKTP
di Kota Denpasar Tahun 2015

Jenis FKTP
Total
Klinik Klinik
Dimensi Mutu Dokter umum Pemerintah Swasta Puskesmas
(N=20) (N=21) (N=59) (N=48)
n (%) n( %) n (%) n (%)
Tangible
Tidak Puas 3 (15,0) 6 (28,6) 26 (44,1) 8 (16,67) 43 (29,1)
Puas 17 (85,0) 15 (71,43) 33 (55,9) 40 (83,3) 105 (71,0)
Reliability
Tidak Puas 2 (10,0) 4 (19,1) 18 (30,5) 10 (20,8) 34 (23,0)
Puas 18 (90,0) 17 (81,0) 41 (69,5) 38 (79,2) 114 (77,0)
Responsiveness
Tidak Puas 0 (0,0) 1 (4,8) 5 (8,5) 4 (8,3) 10 (6,8)
Puas 20 (100,0) 20 (95,2) 54 (91,5) 44 (91,7) 138 (93,2)
Assurance
Tidak Puas 1 (5.0) 1 (4,8) 8 (13,6) 4 (8,3) 14 (9,5)
Puas 19 (95,0) 20 (95,2) 51 (86,4) 44 (91,7) 134 (90,5)
Empathy
Tidak Puas 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 5 (10,4) 5 (3,4)
Puas 20 (100,0) 21 (100,0) 59 (100,0) 43 (89,6) 143 (96,6)
Kepuasaan
Keseluruhan
Tidak Puas 2 (10,0) 7 (33,3) 31 (52,5) 5 (10,4) 45 (30,4)
Puas 18 (90,0) 14 (66,7) 28 (47,5) 43 (89,6) 103 (69,6)

Berdasarkan dimensi mutu bukti fisik (tangible), terlihat di empat jenis

FKTP sebagian besar responden puas tetapi ada perbedaan proporsi kepuasan,

dimana kepuasan yang terendah adalah di klinik swasta (55,9%) dan tertinggi di

dokter umum (85%). Berdasarkan dimensi kehandalan (reliability) pada empat


48

jenis FKTP juga didapatkan bahwa sebagian besar responden puas namun ada

perbedaan proporsi kepuasan, dimana yang terendah adalah di klinik swasta

(69,5%) dan tertinggi di dokter umum (90%) .

Berdasarkan dimensi daya tanggap (responsiveness) pada FKTP, terlihat

di empat jenis FKTP bahwa sebagian besar responden puas dimana yang tertinggi

adalah di dokter umum (100%) sedangkan berdasarkan dimensi jaminan

(Assurance) pada empat jenis FKTP juga didapatkan bahwa sebagian besar

responden puas berkisar antara 86,4% hingga 95,2%. Berdasarkan dimensi

perhatian (empathy) sebagian besar responden puas tetapi terdapat hal yang

menarik dimana pada tiga jenis FKTP yaitu dokter umum, klinik pemerintah dan

klinik swasta semua responden puas (100%) tetapi di Puskesmas terdapat 10,4%

responden yang tidak puas pada dimensi perhatian (empathy).

Berdasarkan lima dimensi mutu, kepuasan responden tertinggi pada dimensi

empathy (96,6%) sedangkan kepuasan terendah pada dimensi tangible (71,1%).

Dilakukan penilaian kepuasan secara umum pada empat jenis FKTP setelah

menilai kepuasan per dimensi mutu. Secara keseluruhan sebagian besar pasien

JKN di Kota Denpasar puas dengan pelayanan kesehatan di FKTP sebesar 69,6%

tetapi ada jenis FKTP yang memiliki kepuasan secara keseluruhan kurang dari

50%. Jenis FKTP dengan kepuasan keseluruhan paling rendah adalah klinik

swasta (47,5%), sedangkan FKTP dengan kepuasan keseluruhan tertinggi adalah

dokter umum (90%) .


49

5.4 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Item Dimensi Mutu Berdasarkan
Jenis FKTP di Kota Denpasar
Deskripsi kepuasan pasien per item dimensi mutu berdasarkan jenis FKTP

dilihat dari dua kategori yaitu tidak puas dan puas dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4
Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Item Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis
FKTP di Kota Denpasar Tahun 2015

Jenis FKTP
Dokter Klinik Klinik
Item Dimensi Mutu Umum Pemerintah Swasta Puskesmas
Tidak Tidak Tidak Tidak
Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Tangible
Kerapian ruang periksa 90 0 90,5 0 93,2 0 83,3 0
Kebersihan ruang periksa 90 0 100 0 93,2 0 87,5 0
Kenyamanan ruang periksa 90 0 95,2 4,8 89,3 1,7 83,3 2,1
Kenyamanan ruang tunggu 95 5 76,2 23,8 72,9 22 75 4,8
Keadaan dan kesiapan alkes 100 0 95,2 4,8 94,9 3,4 85,4 4,2
Keadaan dan kesiapan alat
penunjang 95 5 95,2 4,8 93,2 1,7 87,5 4,2
Ketersediaan Parkir 65 25 85,7 9,5 62,7 27,2 70,8 18,8
Penampilan dokter 65 0 90,5 0 88,1 1,7 85,4 0
Reliability
Kecepatan pendaftaran 90 0 90,5 4,8 83,1 13,6 72,9 6,3
Waktu tunggu pasien 85 10 90,5 4,8 74,6 20,3 62,5 22,9
Ketepatan jadwal
pelayanan 85 5 90,5 9,5 93,2 3,4 91,7 4,2
Ketepatan pemeriksaan 90 0 95,2 0 86,4 3,4 77,1 4,2
Responsiveness
Ketanggapan keluhan 80 0 85,7 4,8 83,1 6,9 66,7 2,1
Kecepatan penanganan 75 0 95,2 0 84,8 3,4 64,6 4,2
Kejelasan informasi
penyakit dan tindakan 70 0 85,7 0 71,2 5,1 62,5 4,2
Kejelasan informasi
pemakaian obat 60 0 81 0 71,2 5,1 68,8 4,2
Asurannce
Ketrampilan dokter 90 0 81 0 86,4 1,7 79,2 2,1
Kerahasiaan pasien 95 0 90,5 0 93,2 0 75 4,2
Keramahan 45 0 90,5 0 76,3 3,4 52,1 4,2
Kesopanan 50 0 90,5 0 81,4 0 60,4 0
Jaminan kesembuhan 75 5 90,5 9,5 81,4 8,5 64,6 4,2
50

Jenis FKTP
Dokter Klinik Klinik
Item Dimensi Mutu Umum Pemerintah Swasta Puskesmas
Tidak Tidak Tidak Tidak
Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Empaty
Ketersediaan waktu 80 0 85,7 0 91,5 0 62,5 6,3
Kesabaran 75 0 95,2 0 86,4 0 64,6 0
Perhatian 65 0 90,5 0 83,1 0 56,3 4,2

Berdasarkan sembilan item pertanyaan pada dimensi mutu bukti fisik

(tangible), terlihat di empat jenis FKTP sebagian besar responden puas tetapi

terdapat ketidakpuasan responden pada aspek kenyamanan ruang periksa dan

ruang tunggu, keadaan dan kesiapan alat kesehatan serta alat penunjang,

ketersediaan parkir dan penampilan dokter. Hal yang menarik bahwa pada empat

jenis FKTP mengalami permasalahan dalam ketersediaan dan pengaturan parkir

berkisar 9,5% hingga 27,2% terutama di klinik swasta serta permasalahan

kenyamanan ruang tunggu berkisar 4,8% hingga 23,8% terutama di klinik

pemerintah.

Sebagian besar responden puas pada dimensi reliability tetapi dari empat

item pertanyaan terdapat ketidakpuasan responden di empat jenis FKTP terhadap

waktu tunggu pasien yang berkisar 4,8% hingga 22,9% terutama di Puskesmas,

ketidaktepatan jadwal pelayanan terutama di klinik pemerintah (9,5%).

Berdasarkan empat item pertanyaan pada dimensi responsiveness terdapat

ketidakpuasan pasien tertinggi di klinik swasta terutama pada aspek ketanggapan

penanganan keluhan (6,9%), kejelasan informasi penyakit dan tindakan (5,1%),

kejelasan informasi pemakaian obat (5,1%).


51

Berdasarkan lima item pertanyaan pada dimensi assurance terdapat

ketidakpuasan pasien tertinggi di Puskesmas pada aspek keramahan (4,2%),

kerahasiaan pasien (4,2%). Terdapat ketidakpuasan responden di empat jenis

FKTP terhadap jaminan kesembuhan yang berkisar 4,2% hingga 9,5% terutama di

klinik pemerintah. Sebagian besar reponden puas pada dimensi empathy tetapi

dari tiga item pertanyaan terdapat ketidakpuasan pasien di Puskesmas terutama

pada aspek ketersediaan waktu luang petugas untuk berkomunikasi dengan pasien

(6,3%) dan perhatian petugas terhadap keluhan pasien sebesar (4,2%).

5.5 Analisis Bivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan


Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien JKN
Hasil analisis bivariat hubungan jenis FKTP, status kepesertaan dan

karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan pasien JKN dapat dilihat pada

tabel 5.5
52

Tabel 5.5
Hasil Analisis Bivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan
Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien JKN
di Kota Denpasar Tahun 2015

Kepuasan Nilai
Crude P
Variabel Tidak Puas Puas PR 95% CI
Jenis FKTP
Klinik Swasta 31 (52,5) 28 (47,5) ref - -
Dokter Umum 2 (10,0) 18 (90,0) 1,9 1,1,-3,4 0,034
Klinik Pemerintah 7 (33,3) 14 (66,7) 1,4 0,7-2,7 0,299
Puskesmas 5 (10,4) 43 (90,0) 1,9 1,2-3,0 0,009
Status Kepesertaan
Non PBI 45 (33,6) 89 (66,4) ref - -
PBI 0 (100,0) 14 (100,0) 1,5 1,3-1,7 0,009
Umur Median (IQR) 35 (19) 40 (16) 1,0 0,99-1,020 0,400
Jenis Kelamin
Perempuan 21 (26,6) 58 (73,4) ref - -
Laki-laki 24 (34,8) 45 (65,2) 0,9 0,7-1,1 0,279
Pendidikan
SMP 5 (14,7) 29 (85,3) ref - -
SMA 40 (30,4) 74 (64,9) 0,7 0,6-0,9 0,023
Status pekerjaan
Tidak Bekerja 9 (31,0) 20 (69,0) ref - -
Bekerja 36 (30,3) 83 (69,7) 1,0 0,8-1,3 0,935

Berdasarkan hasil analisis bivariat, dapat dinilai beberapa faktor yang

berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien JKN dimana dalam tabel distribusi

frekuensi sebelumnya ditetapkan pembanding (referensi). Terlihat bahwa jenis

FKTP yang memiliki tingkat kepuasan terendah adalah klinik swasta sehingga

yang digunakan sebagai pembanding (referensi) adalah klinik swasta, jika kita

lihat Prevalance Ratio (PR) dokter umum sebesar 1,9 dibandingkan dengan PR

klinik swasta maka dapat diartikan bahwa pasien JKN yang dilayani di dokter

umum memiliki peluang puas 1,9 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien

JKN di klinik swasta dan secara statistik hubungan tersebut bermakna dengan
53

95% CI 1,1- 3,4 dan nilai P 0,034. Puskesmas juga memiliki hubungan yang kuat

dengan kepuasan dimana nilai PR Puskesmas juga sebesar 1,9 dibandingkan

dengan PR klinik swasta yang berarti pasien JKN yang dilayani di Puskesmas

memiliki peluang puas 1,9 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien JKN di

klinik swasta dan secara statistik hubungan tersebut bermakna dengan 95% CI

1,2- 3,0 dan nilai P 0,009.

Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kepuasan pasien JKN adalah

status kepesertaan. Pasien dengan status kepesertaan PBI cenderung merasa puas

dengan PR 1,5 kali dibandingkan dengan non PBI yang berarti pasien JKN

dengan status kepesertaan PBI memiliki peluang puas 1,5 kali lebih besar

dibandingkan dengan pasien JKN non PBI dan secara statistik hubungan tersebut

bermakna dengan nilai 95% CI 1,3-1,7 dan nilai P 0,009.

Analisis bivariat juga menunjukkan bahwa faktor pendidikan yang juga

berpengaruh terhadap kepuasan pasien JKN. Prevalence Ratio (PR) pendidikan

responden SMA atau lebih tinggi dari SMA sebesar 0,7 dibandingkan dengan

pendidikan responden SMP atau kurang dari SMP yang berarti bahwa pasien JKN

dengan pendidikan SMA atau lebih tinggi dari SMA memiliki peluang puas 0,7

kali lebih kecil dibandingkan dengan pasien JKN dengan pendidikan SMP atau

lebih rendah dari SMP atau dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan pasien

dengan pendidikan SMA atau lebih tinggi dari SMA cenderung lebih rendah

(tidak puas). Secara statistik hubungan pendidikan dengan kepuasan pasien JKN

bermakna dengan nilai 95% CI 0,6-0,9 dan nilai P 0,023. Variabel lainnya seperti
54

umur, jenis kelamin dan status pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kepuasan

pasien JKN atau tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik.

5.6 Analisis Multivariat Variabel Bebas dan Variabel Tergantung

Analis multivariat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan

secara independen beberapa variabel bebas yang ada pada analisis bivariat

berhubungan dengan kepuasan pasien JKN yaitu hubungan jenis FKTP, status

kepesertaan dan pendidikan dengan kepuasan pasien JKN.

Tabel 5.6
Hasil Analisis Multivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan
Pendidikan dengan Kepuasan Pasien JKN di Kota Denpasar Tahun 2015

Adjusted
Nilai P
Variabel PR 95% CI
Jenis FKTP
Klinik swasta ref - -
Dokter umum 1,9 1,1,-3,5 0,032
Klinik pemerintah 1,4 0,8-2,7 0,275
Puskesmas 1,8 1,0-3,0 0,034
Status Kepesertaan
Non PBI ref - -
PBI 1,1 0,6-2,2 0,806
Pendidikan
SMP ref - -
SMA 0,7 0,5-1,4 0,554

Berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan bahwa jenis FKTP

secara independent berhubungan dengan kepuasan setelah mengendalikan variabel

status kepesertaan dan pendidikan. Seperti halnya pada analisis bivariat maka

pada analisis multivariat ini, kategori yang menjadi pembanding (referensi) pada

variabel jenis FKTP adalah klinik swasta. Berdasarkan analisis multivariat

tersebut didapatkan Adjusted Prevalence Ratio (PR) terhadap klinik swasta


55

sebesar 1,9 kali yang artinya pasien JKN yang memanfaatkan layanan di dokter

umum memiliki peluang puas 1,9 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien

JKN di klinik swasta dan hubungan tersebut bermakna secara statistik dengan

nilai 95% CI 1,1- 3,5 dan nilai P 0,032. Puskesmas juga memiliki tingkat

kepuasan lebih tinggi dibandingkan klinik swasta dengan PR 1,8 yang berarti

peluang puas pasien JKN yang dilayani di Puskesmas adalah 1,8 kali lebih besar

dibandingkan dengan pasien JKN klinik swasta dan hubungan tersebut bermakna

secara statistik dengan nilai 95% CI 1,0- 3,0 dan nilai P 0,034.
6 BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Pada FKTP BPJS
Kesehatan di Kota Denpasar
6.1.1 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Bukti Fisik (Tangible)
Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Bukti langsung (tangible) mutu pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh

para penggunanya secara langsung dengan menggunakan inderanya (mata, telinga

dan rasa) untuk menilai mutu layanan kesehatan. Dimensi bukti fisik pada

penelitian ini meliputi kerapian, kebersihan, kenyamanan ruang periksa dan ruang

tunggu, kesediaan dan kelengkapan alatalat kesehatan serta alat penunjang,

ketersedian tempat parkir dan penampilan petugas.

Berdasarkan dimensi mutu bukti fisik (tangible), pada empat jenis FKTP

sebagian besar responden puas dimana yang tertinggi di dokter umum (85%) dan

terendah di klinik swasta (55,9%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

perbandingan kepuasan pasien peserta ASKES sukarela dan wajib di Puskesmas

dengan dokter keluarga di Sulawesi Tenggara, bahwa dari segi penampilan fisik

ruang pemeriksaan, kenyamanan ruang tunggu pada dokter keluarga lebih baik

daripada Puskesmas (Aga et al. , 2005). Dimensi kenyamanan yang terkait dengan

penampilan fisik layanan kesehatan, pemberi layanan, peralatan medis dan non

medis, tidak berhubungan langsung dengan efektivitas layanan kesehatan tetapi

mempengaruhi kepuasan pasien sehingga mendorong pasien untuk berobat

kembali ke tempat layanan tersebut (Pohan, 2006).

56
57

Ketidakpuasan responden pada aspek dimensi tangible atas kenyamanan

ruang tunggu pasien pada tertinggi pada klinik pemerintah (23,8 %) dan di klinik

swasta (22,03%). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebanyak 33,3%

FKTP memiliki ruang tunggu yang tidak memadai. Masih terdapat pasien yang

berdiri karena kurangnya kursi tunggu, kondisi kursi yang tidak nyaman dan

ruang tunggu yang sempit. Ketersediaan ruang tunggu yang nyaman dapat

menimbulkan kenyamanan tersendiri sehingga waktu tunggu tidak menjadi hal

yang membosankan.

Ketidakpuasan responden pada aspek dimensi tangible atas ketersediaan dan

pengaturan parkir tertinggi pada klinik swasta (27,2%). Hasil observasi juga

menunjukkan, sebanyak 40% FKTP tidak memiliki tempat parkir yang memadai

sehingga pasien mengalami kesulitan terutama memarkir kendaraan roda empat.

Masalah ketersediaan dan pengaturan parkir pada klinik swasta bisa disebabkan

oleh tingginya kunjungan rata-rata perhari (lebih dari 250 kunjungan dari total

97.098 kunjungan pertahun). Data dari BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar

menunjukkan bahwa total kunjungan pasien JKN di klinik swasta tahun 2014

adalah 97.098 kunjungan yang merupakan kunjungan tertinggi dibandingkan

dengan tiga jenis FKTP lainnya. Tingginya angka kunjungan berakibat pada

tingginya kebutuhan akan tempat parkir yang memadai.

6.1.2 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Kehandalan (Reliability)


Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Kehandalan (reliability) meliputi kemampuan memberikan pelayanan

dengan segera, terpercaya, akurat, sesuai dengan yang telah dijanjikan dan
58

bersikap simpati kepada pelanggan. Persepsi kehandalan pada penelitian ini

meliputi kecepatan prosedur pendaftaran, waktu tunggu, ketepatan jadwal

pelayanan dan ketepatan pemeriksaan.

Berdasarkan dimensi kehandalan (reliability) pada empat jenis FKTP juga

didapatkan bahwa sebagian besar responden puas namun ada perbedaan proporsi

kepuasan, dimana yang terendah adalah di klinik swasta (69,5%) dan tertinggi di

dokter umum (90%). Terdapat ketidakpuasan responden atas aspek dimensi

kehandalan (reliability) meliputi kecepatan prosedur pendaftaran pasien tertinggi

pada klinik swasta (13,6%). Hal ini bisa terjadi mengingat klinik swasta

merupakan FKTP dengan angka kunjungan pasien JKN tertinggi di Kota

Denpasar sehingga terjadi antrian saat pendaftaran pasien.

Terdapat ketidakpuasan responden pada aspek dimensi kehandalan

(reliability) atas waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan tertinggi di

Puskesmas (22,9%). Kepuasan pasien dapat dilihat dari prosedur layanan yang

cepat, tidak berbelit-belit sehingga konsumen tidak menunggu lama untuk

mendapatkan layanan (Allo et al. , 2013). Harapan pasien terhadap kecepatan

pelayanan cenderung meningkat dari waktu ke waktu, dimana nilai waktu bagi

pasien semakin mahal karena kegiatan ekonominya semakin meningkat

(Muninjaya, 2011). Puskesmas merupakan FKTP dengan angka kunjungan pasien

JKN tertinggi setelah klinik swasta, belum lagi melayani pasien jamkesda dan

pasien umum lainnya. Pada dasarnya pasien ingin cepat dilayani karena memiliki

kesibukan maka pasien mengukur kepuasan dari aspek ekonomi bahwa dengan

layanan yang cepat dapat melakukan kegiatan lain, apalagi pasien yang berobat di
59

Puskesmas dengan jam pelayanan pagi harus mengorbankan jam kerjanya untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Ketidakpuasan responden pada aspek dimensi kehandalan (reliability) atas

ketepatan jadwal pelayanan yang meliputi jadwal buka dan tutup pelayanan

terdapat di empat jenis FKTP terutama di klinik pemerintah (9,5%). Pasien yang

datang ke pelayanan kesehatan adalah seseorang yang dalam kondisi sakit dan

membutuhkan pertolongan, sehingga menginginkan segera dilayani. Apabila

pasien harus menunggu dokter ataupun pelayanan sudah tutup sebelum waktunya

akan memicu timbulnya ketidakpuasan.

Ketidakpuasan responden pada aspek dimensi kehandalan (reliability)

atas ketepatan pemeriksaan oleh dokter tertinggi di Puskesmas (4,2%). Ketepatan

pemeriksaan dokter merupakan hal penting pada dimensi kehandalan (reliability)

karena kesembuhan pasien salah satunya disebabkan oleh ketepatan pemeriksaan

sehingga pengobatan diberikan sesuai penyakit (Baequny, 2009). Dapat

disimpulkan bahwa kepuasan pasien terpenuhi ketika mendapatkan kesembuhan

dari penyakitnya. Secara umum dimensi kehandalan merefleksikan hal yang dapat

dipercaya dan dipertanggung jawabkan dari penyedia layanan kesehatan, dengan

kata lain sejauh mana jasa mampu memberikan apa yang telah dijanjikan kepada

pelanggannya dengan memuaskan.

6.1.3 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Daya Tanggap


(Responsiveness) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Daya tanggap (responsiveness) merupakan keinginan dan kemampuan

dalam memberikan pelayanan yang tanggap, cepat, tepat waktu dan tidak lama
60

kepada pelanggannya. Persepsi daya tanggap pada penelitian ini meliputi

ketanggapan, kecepatan, kejelasan informasi tentang penyakit, tindakan dan

pemakaian obat. Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi daya tanggap

(responsiveness), terlihat di empat jenis FKTP bahwa sebagian besar responden

puas dimana yang tertinggi adalah di dokter umum (100%). Secara teori dimensi

ini menekankan pada sikap penyedia layanan untuk cepat dan tepat dalam

menghadapi keluhan dan masalah dari pasien sehingga menimbulkan kepuasan

(Bustami, 2011). Menurut asumsi peneliti, dokter umum memiliki ketanggapan

karena merupakan FKTP dengan kunjungan pasien terendah dari tiga jenis FKTP

lainnya dan juga memiliki kelebihan hubungan kedekatan dokter pasien karena

pada umumnya merupakan pemilik dari FKTP.

Terdapat ketidakpuasan responden atas beberapa item pada dimensi daya

tanggap di klinik swasta meliputi ketanggapan dokter (6,8%), ketidakpuasan

responden atas informasi tentang penyakit dan tindakan medis (5,1%),

ketidakpuasan responden atas informasi tentang pemberian obat (5,1%). Asumsi

peneliti, hal ini bisa disebabkan karena banyaknya pasien yang diperiksa maka

petugas kurang merespon keluhan pasien dan waktu untuk menjelaskan informasi

menjadi singkat sehingga kejelasan informasi yang dibutuhkan pasien tidak

maksimal diberikan oleh dokter maupun petugas.

Layanan kesehatan bermutu dengan aspek-aspek yang mempengaruhi

kepuasan adalah pasien mendapatkan informasi yang jelas dan menyeluruh

tentang apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana layanan kesehatan akan atau

telah dilaksanakan, informasi perawatan di rumah dan pencegahan (Pohan, 2006).


61

Ketanggapan dokter dan petugas dalam memberikan layanan kesehatan

mempengaruhi kepuasan pasien dimana, petugas dituntut untuk segera merespon

dan memberikan informasi terkait penyakit, tindakan maupun pemberian obat.

Pemberian informasi terkait dengan kepatuhan pasien dalam pengobatan dan

mampu untuk melakukan pencegahan tetapi jika informasi yang diberikan tidak

jelas akan menyebabkan pasien tidak puas, terlebih informasi tersebut semakin

sulit didapatkan ketika pasien sudah keluar dari tempat layanan tersebut.

6.1.4 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Jaminan (Assurance)


Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Jaminan (assurance) yaitu kriteria yang berkaitan dengan pengetahuan,

kesopanan dan kepercayaan pelanggan kepada petugas. Dimensi ini meliputi

keramahan, kompetensi teknis dan keamanan. Dimensi jaminan (assurance)

dalam penelitian ini meliputi ketrampilan petugas, kerahasiaan pasien, keramahan,

kesopanan dan jaminan kesembuhan.

Berdasarkan dimensi jaminan (assurance) pada empat jenis FKTP juga

didapatkan bahwa sebagian besar responden puas namun terdapat ketidakpuasan

responden pada item dimensi jaminan (assurance) di Puskesmas yang meliputi

ketrampilan dokter (2,1%), ketidakpuasan responden atas keramahan dokter dan

petugas (4,2%). Pada dasarnya pasien menginginkan kesinambungan dengan

petugas kesehatan artinya ingin dilayani dengan petugas kesehatan yang sama

(Pohan, 2006). Menurut asumsi peneliti, ketidakpuasan responden atas

ketrampilan, keramahan dokter dan petugas di Puskesmas bisa disebabkan oleh


62

layanan berlapis di Puskesmas yang meliputi petugas loket, dokter, perawat, bidan

dan petugas lainnya serta tingginya angka kunjungan pasien di Puskesmas .

Terdapat pula ketidakpuasan responden pada aspek dimensi jaminan

(assurance) atas jaminan kesembuhan pasien di empat jenis FKTP terutama di

klinik pemerintah (9,52%) karena pasien harus datang berulang kali dan pindah ke

tempat layanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan kesembuhan. Kesembuhan

merupakan ekspektasi atau kepentingan utama pasien yang mempengaruhi

kepuasan berdasarkan hasil studi kepuasan pasien (Muninjaya, 2011). Kepuasan

pasien terhadap mutu layanan dinyatakan oleh sikap terhadap kompetensi teknik

dokter dan petugas serta keluaran atau perubahan yang dirasakan oleh pasien

sebagai hasil dari layanan kesehatan yang diterima (Pohan, 2006). Dapat

disimpulkan pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh petugas yang

kompeten dan mendapatkan keluaran berupa kesembuhan merupakan hal utama

yang diinginkan oleh pasien.

6.1.5 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Perhatian (Empathy) Pada


FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Dimensi perhatian (empathy) yaitu kriteria yang berkaitan dengan

kepedulian dan perhatian kepada setiap pelanggan, memahami kebutuhan mereka

dan bisa dihubungi pelanggan yang membutuhkan bantuan. Dimensi perhatian

(empathy) dalam penelitian ini meliputi ketersediaan waktu luang petugas untuk

berkomunikasi dengan pasien, kesabaran petugas dan perhatian petugas.

Berdasarkan hasil penelitian, pada dimensi perhatian (empathy) sebagian

besar responden puas, tetapi terdapat hal yang menarik dimana pada tiga jenis
63

FKTP semua responden puas sebesar 100% tetapi terdapat 10,4% responden yang

tidak puas di Puskesmas. Ketidakpuasan responden meliputi kurangnya

ketersediaan waktu untuk komunikasi dengan pasien dan kurangnya perhatian

dokter terhadap keluhan pasien. Ketidakpuasan pasien pada dimensi perhatian

(empathy) di Puskesmas kemungkinan karena tingginya kunjungan pasien

sehingga perhatian petugas tidak maksimal ke pasien.

Hasil penelitian Resnani (2002) menyatakan ada pengaruh positif antara

komunikasi dokter terhadap kepuasan pasien rawat jalan. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan di Arab bahwa kepuasan pasien terhadap mutu layanan

kesehatan berhubungan dengan kualitas interaksi berupa komunikasi dan empati

(Arab et al. , 2012). Terbinanya hubungan dokter pasien merupakan kewajiban

etik dimana dokter diharapkan bersedia memberikan perhatian kepada pasien,

mendengarkan keluhan pasien dan memberikan penjelasan tentang segala hal

yang ingin diketahui pasien (Azkha & Elnovriza, 2006). Hubungan yang baik

akan menimbulkan kepercayaan dengan cara saling menghargai, responsif,

memberi perhatian (Pohan, 2006). Dapat disimpulkan hubungan antar manusia

dalam layanan kesehatan merupakan interaksi antara petugas kesehatan dengan

pasien, secara psikologis tentunya dengan perhatian petugas dalam mendengarkan

keluhan serta memberi kesempatan pasien untuk bertanya maka pasien akan

merasa dihargai. Peranan petugas kesehatan akan menentukan mutu pelayanan

kesehatan karena mereka secara langsung dapat memenuhi kepuasan pasien.


64

6.2 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota
Denpasar
Kepuasan pasien JKN pada penelitian ini dinilai berdasarkan lima dimensi

mutu meliputi dimensi fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap

(responsiveness), jaminan (assurance) dan perhatian (empathy). Berdasarkan lima

dimensi mutu, kepuasan responden tertinggi pada dimensi empathy (96,6%)

sedangkan terendah pada dimensi tangible (71,1%).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terhadap layanan

poliklinik di Malaysia bahwa kepuasan pasien tertinggi pada dimensi fisik

(tangible) sedangkan terendah pada dimensi perhatian dan daya tanggap

(Ganasegeran et al., 2015) dan hasil penelitian kepuasan pasien JKN di

Puskesmas Tuminting Manado dengan kepuasan tertinggi pada dimensi daya

tanggap (responsiveness) (Gaghana, 2014). Sebaliknya terdapat penelitian yang

sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa kepuasan responden tertinggi di RSUD

Wangaya pada dimensi perhatian (empathy) (Wira, 2014).

Menurut Chunlaka dalam (Wira, 2014) dimensi perhatian (empathy)

merupakan dimensi yang sangat berhubungan dengan kepuasan pasien terkait

hubungan pasien dan petugas karena dapat membantu proses kesembuhan pasien.

Pada dasarnya setiap pasien ingin diperlakukan secara individu atau khusus

dengan rasa empati petugas sehingga pasien merasa dihargai. Penampilan fasilitas

fisik sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Aga et al., 2005). Semakin

rendah penilaian pasien terhadap lingkungan fisik maka akan memberikan kesan

negatif karena pada dasarnya pasien menghendaki kenyamanan lingkungan fisik

dalam proses menerima layanan kesehatan.


65

BPJS Kesehatan dalam menetapkan pilihan fasilitas kesehatan melakukan

seleksi, kredensialing dan rekrendensialing dengan kriteria teknis yang meliputi

sumber daya manusia, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan serta

komitmen pelayanan (Kemenkes RI, 2013). Kriteria teknis digunakan untuk

penetapan kerjasama dengan BPJS Kesehatan, besaran kapitasi dan jumlah peserta

yang bisa dilayani. Dapat disimpulkan bahwa dimensi mutu terutama tangible

FKTP merupakan hal yang seharusnya mendapatkan perhatian dari pemilik atau

pengelola FKTP karena selain merupakan kriteria teknis yang harus dipenuhi

tetapi untuk kepuasan pasien. Sesuai Perpres No. 12 Tahun 2013 disebutkan

bahwa dalam jangka waktu paling sedikit tiga bulan peserta JKN berhak memilih

FKTP yang diinginkan (Menkumham RI, 2013). Tentu mutasi peserta JKN karena

ketidakpuasan akan membawa dampak bagi FKTP tersebut terkait besaran

kapitasi dan jumlah peserta yang bisa dilayani.

Secara keseluruhan sebagian besar responden di Kota Denpasar puas

dengan pelayanan kesehatan di FKTP (69,6%). Jenis FKTP dengan kepuasan

keseluruhan paling rendah adalah klinik swasta (47,5%) sedangkan FKTP dengan

kepuasan keseluruhan tertinggi adalah dokter umum (90%). Meskipun secara

keseluruhan responden puas dengan pelayanan kesehatan di FKTP (69,6%) tetapi

belum mencapai kepuasan sesuai peta jalan JKN yang menyebutkan bahwa paling

sedikit 75% pasien menyatakan puas diberikan pelayanan oleh faskes yang

bekerjasama dengan BPJS pada tahun 2014 dan mencapai kepuasan pasien

sebesar 85% pada tahun 2019 (DJSN, 2012).


66

Hasil observasi juga didapatkan, sebanyak 53,33% FKTP tidak memiliki

kotak saran. Adanya kotak saran ataupun sarana penyampaian keluhan pasien

lainnya seperti telepon dapat menjadi sarana bagi pasien untuk memberikan

masukan, keluhan atas layanan kesehatan yang diterima sehingga memberikan

informasi bagi provider untuk peningkatan mutu layanan.

6.3 Hubungan Jenis FKTP Dengan Kepuasan Pasien JKN Pada Pelayanan
Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis bivariat menunjukkan terdapat

hubungan jenis FKTP dengan kepuasan pasien JKN di Kota Denpasar yaitu pada

dokter umum dan Puskesmas yang secara statistik memiliki hubungan bermakna.

Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa jenis FKTP secara independent

berhubungan dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan primer FKTP BPJS

Kesehatan di Kota Denpasar dimana pasien JKN yang dilayani di dokter umum

memiliki peluang puas 1,9 kali lebih besar dibandingkan pasien JKN di klinik

swasta dan hubungan tersebut bermakna secara statistik dengan nilai 95% CI 1,1-

3,5 dan nilai p 0,032. Pasien JKN yang dilayani di Puskesmas memiliki peluang

puas 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan klinik swasta dan hubungan

tersebut bermakna secara statistik dengan nilai 95% CI 1,0- 3,0 dan nilai p 0,034.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian analisis Survei

Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia yang menyatakan bahwa peserta

asuransi cenderung memilih provider swasta dibandingkan milik pemerintah

karena tidak memberikan kepuasan konsumen (Hidayat, 2010). Begitu pula

dengan penelitian yang dilakukan oleh Aga (2005) juga didapatkan bahwa

kepuasan peserta Askes di Puskesmas Kota Kendari lebih tinggi dibandingkan


67

yang mendapatkan pelayanan di dokter keluarga (p=0,000) terkait dengan mutu

layanan dokter, sistem rujukan, akses layanan, peresepan obat dan fasilitas

lingkungan fisik yang dimiliki dokter keluarga dan Puskesmas.

Terdapat hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini, bahwa secara

umum kepuasan peserta ASKES pada dokter keluarga dan Puskesmas di Kota

Denpasar sama-sama tergolong sangat puas Witriasih (2012). Terdapat pula

penelitian yang sejalan pada penelitian di 21 negara di Eropa dimana didapatkan

tingkat kepuasan pasien pada pelayanan faskes swasta lebih rendah daripada

pelayanan oleh faskes pemerintah karena pasien yang menerima layanan dari

provider swasta cenderung mengharapkan layanan yang lebih memuaskan (Bleich

et al., 2009).

Asumsi peneliti bahwa dokter umum memiliki kelebihan dibandingkan

klinik swasta. Dokter umum biasanya merupakan pemilik FKTP yang berhadapan

langsung dengan pasien sehingga memiliki rasa kepemilikan yang tinggi serta

memiliki hubungan kedekatan dokter dengan pasien. Kunjungan pasien JKN di

dokter umum merupakan kunjungan terendah dari tiga jenis FKTP lainnya

sebanyak 32.245 kunjungan pertahun. Layanan klinik swasta dengan angka

kunjungan tertinggi (97.098 kunjungan pertahun) dan melibatkan berbagai SDM

seperti petugas pendaftaran, dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya sehingga

biasanya mempengaruhi kinerja pelayanan. Demikian pula apabila Puskesmas

dibandingkan dengan klinik swasta, dimana saat ini Puskesmas sering dilakukan

upaya penjaminan dan peningkatan mutu layanan Puskesmas seperti akreditasi

ISO dan pembinaan berkesinambungan oleh Dinas Kesehatan. Disisi lain, klinik
68

swasta pada dasarnya memiliki layanan komprehensif seperti Puskesmas namun

belum banyak mempunyai sistem penjaminan mutu layanan sehingga pada

akhirnya dapat berdampak pada ketidakpuasaan pengguna baik internal maupun

eksternal. Terlebih secara regulasi dalam Peraturan Presiden No. 32 tahun 2014

telah diatur jasa pelayanan kesehatan tenaga kesehatan dan non medis pada FKTP

milik pemerintah (Menkumham RI, 2014), sehingga hal ini bisa menyebabkan

ketidakpuasan internal di klinik swasta yang sebagian besar pasiennya adalah

pasien JKN.

Pada dasarnya pelayanan kesehatan melibatkan provider dan pasien, hal ini

didukung hasil penelitian di India yang menunjukkan kepuasan pasien diantaranya

ditentukan oleh kualitas layanan yang diberikan oleh provider, sikap, perilaku

tenaga kesehatan dan biaya yang dikeluarkan (Naidu, 2009). Keterlibatan provider

dalam pelayanan kesehatan sering dikaitkan atau berujung pada kepuasan pasien.

Ketidakpuasan pasien terhadap mutu layanan kesehatan disebabkan oleh

perbedaan harapan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh

provider. Baik buruknya kualitas pelayanan provider tergantung bagaimana

kemampuan provider dalam menyediakan layanan kesehatan memenuhi

keinginan pasien secara konsisten dan berkesinambungan.

6.4 Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien JKN Pada


Pelayanan Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Hasil penelitian berdasarkan analisis bivariat menunjukkan terdapat

hubungan status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN di Kota Denpasar yang

secara statistik memiliki hubungan bermakna. Pasien dengan status kepesertaan


69

PBI cenderung merasa puas dibandingkan dengan non PBI, tetapi hasil multivariat

menunjukkan tidak ada hubungan status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN

(nilai p= 0,806).

Berbeda halnya dengan hasil penelitian Abdilah dan Ramdan (2007) bahwa

terdapat hubungan antara sumber dana pembiayaan atau status kepesertaan

(umum, Askes PNS dan Askes Gakin) dengan tingkat kepuasan pasien (p=0,050)

di Puskesmas Sindangkerta Bandung Barat. Terdapat pula hasil penelitian bahwa

besaran premi menjadi faktor yang membedakan tingkat kepuasan peserta Askes

sukarela dan wajib terhadap mutu pelayanan kesehatan di Kota Kendari (Aga et

al., 2005). Begitupula dengan penelitian Setiawan (2014) bahwa terdapat

perbedaan kepuasan pasien JKN dengan status kepesertaan PBI dan pasien umum

terhadap kualitas layanan kesehatan di Sukoharjo (P=0,000) dimana pasien PBI

lebih puas dibandingkan dengan pasien umum.

Sebaliknya terdapat penelitian yang sejalan dengan hasil penelitian ini,

bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas layanan keperawatan pada pasien dengan

status kepesertaan PBI dan non PBI di Manado (p=0,141) Rattu (2015). Penelitian

yang dilakukan Jannatul (2014) pada masyarakat miskin dan hampir miskin yang

merupakan peserta Jamkesmas dan Jamkesda di Provinsi Jawa Timur didapatkan

hasil penelitian, bahwa ada kekhawatiran responden terhadap layanan kesehatan

sehingga masyarakat memilih untuk membayar sendiri. Hal ini dapat diasumsikan

bahwa peserta Jamkesmas dan Jamkesda memiliki kecendrungan tidak mudah

puas atas layanan kesehatan meskipun mendapatkan layanan kesehatan gratis.


70

Kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan senantiasa berbeda dan

berkembang dari waktu ke waktu, dengan kemungkinan lain bahwa pada akhirnya

yang membentuk kepuasan secara keseluruhan adalah proses pengobatan itu

sendiri yaitu kesembuhan pasien (Supardi et al., 2008). Aspek kesembuhan

merupakan aspek utama yang mempengaruhi kepuasan pasien dibandingkan

dengan dimensi mutu lainnya termasuk biaya pelayanan (Pohan, 2006). Bisa

diasumsikan seorang pasien yang telah melalui proses pengobatan dan mencapai

kesembuhan, kemungkinan tidak akan memperhitungkan biaya (status

kepesertaan), lingkungan fisik maupun cara pelayanan kesehatan itu sendiri.

6.5 Hubungan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien


JKN Pada Pelayanan Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Hasil penelitian berdasarkan analisis bivariat menunjukkan terdapat

hubungan pendidikan dengan kepuasan pasien JKN di Kota Denpasar yang secara

statistik memiliki hubungan bermakna, tetapi analisis multivariat menunjukkan

tidak terdapat hubungan pendidikan dengan kepuasan pasien JKN ( P= 0,554).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Budiman (2010) bahwa

terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien Jamkesmas di

Puskesmas Tanjungsari Bogor (p=0,000). Begitu pula dengan hasil penelitian

kepuasan pasien pada 21 negara di Eropa didapatkan bahwa pendidikan

mempunyai hubungan positif dengan kepuasan pasien (Bleich, 2009).

Terdapat penelitian yang sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa tidak

terdapat hubungan antara faktor pendidikan dengan kepuasan pasien Jamkesmas

di Puskesmas Kota Manado (p=0,9) (Laurina et al. , 2013). Terdapat pula hasil
71

penelitian, bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan

kepuasan pasien rawat jalan di Kabupaten Bandung (p=0,101) (Abdilah &

Ramdan, 2007). Penelitian Mansur (2014) dengan responden masyarakat miskin

dan memiliki pendidikan rendah di NTT didapatkan hasil, bahwa responden

masih merasakan diskriminasi layanan kesehatan sehingga memilih tidak

memanfaatkan layanan kesehatan gratis. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pasien

miskin dan berpendidikan rendah pada dasarnya juga memiliki standar kepuasan

sendiri dalam mendapatkan layanan kesehatan yang merupakan pertimbangan

dalam pemanfaatan layanan kesehatan.

Menurut Hall dan Dorman dalam Pohan (2006), kepuasan pasien

dipengaruhi oleh banyak faktor karena merupakan konsep multi dimensi.

Pendidikan tidak serta merta mempengaruhi kepuasan pasien karena pada

dasarnya setiap orang termasuk yang berpendidikan rendah pun menginginkan

layanan yang bermutu serta memiliki standar kepuasan tersendiri atas layanan

kesehatan yang diterima.

6.6 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terdapat responden di klinik

pemerintah (TNI dan POLRI) sebesar 42,9% yang merupakan pegawai di instansi

pemerintahan tersebut sehingga berpotensi untuk memberikan jawaban yang

bersifat tidak obyektif. Peneliti telah melakukan upaya untuk meminimalisir hal

tersebut dengan pemberian informasi awal tentang manfaat penelitian untuk

peningkatan mutu pelayanan kesehatan FKTP dan kerahasiaan identitas

responden.
7 BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Sebagian besar pasien JKN (69,6%) puas terhadap mutu layanan primer

pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar. Tingkat kepuasan pasien

JKN tertinggi di dokter umum (90%) dan terendah di klinik swasta

(47,5%). Berdasarkan lima dimensi mutu, kepuasan responden tertinggi

pada dimensi empathy (96,6%) sedangkan kepuasan terendah pada

dimensi tangible (71,1%).

2. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

jenis FKTP (dokter umum, Puskesmas), status kepesertaan dan pendidikan

dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan primer FKTP BPJS

Kesehatan di Kota Denpasar.

3. Variabel karakteristik sosio-demografis lainnya seperti umur, jenis

kelamin dan status pekerjaan tidak berhubungan dengan kepuasan pasien

JKN di FKTP BPJS Kesehatan Kota Denpasar.

4. Secara bersama-sama pada analisis multivariat, variabel yang berhubungan

dengan kepuasan pasien JKN di FKTP BPJS Kesehatan Kota Denpasar

adalah jenis FKTP. Pasien JKN yang dilayani di dokter umum dan di

Puskesmas memiliki peluang puas masing-masing 1,9 dan 1,8 kali lebih

besar dibandingkan dengan pasien JKN di klinik swasta.

72
73

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, hasil pembahasan dan simpulan maka dapat

dirumuskan saran sebagai berikut.

1. Bagi FKTP BPJS Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis FKTP merupakan faktor yang

berhubungan dengan kepuasan pasien JKN maka semua jenis FKTP

diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan terutama pada dimensi

fisik (tangible) khususnya pada aspek ketersediaan dan pengaturan tempat

parkir yang memadai serta kenyamanan ruang tunggu pasien.

Bagi Puskesmas diharapkan meningkatkan kepuasan pasien JKN terutama

pada dimensi kehandalan (reliability) yang meliputi waktu tunggu pasien.

Begitu pula pada dimensi perhatian (empathy) khususnya pada

ketersediaan waktu luang petugas untuk berkomunikasi dan perhatian

petugas terhadap keluhan pasien.

Bagi klinik pemerintah selain dimensi fisik (tangible), diharapkan juga

meningkatkan kepuasan pasien pada dimensi kehandalan (reliability) pada

aspek ketepatan jadwal pelayanan.

Bagi klinik swasta, selain dimensi fisik (tangible) diharapkan

meningkatkan kepuasan pasien JKN terutama pada dimensi daya tanggap

(responsiveness) meliputi ketanggapan penanganan keluhan pasien,

kejelasan informasi atas penyakit, tindakan dan pemakaian obat.


74

2. Bagi BPJS Kesehatan

Meningkatkan penilaian FKTP dalam kredensialing dan rekredensialing

FKTP terutama pada dimensi fisik (tangible) dan kehandalan (reliability)

yang mendapatkan penilaian terendah dari responden.

Penegasan kembali Perpres No.12 Tahun 2013 bahwa dalam jangka waktu

paling sedikit tiga bulan peserta JKN berhak memilih FKTP yang

diinginkan, dengan adanya mutasi peserta JKN tentu akan berdampak bagi

FKTP terkait besaran kapitasi dan jumlah peserta yang bisa dilayani.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan dapat

dijadikan data dasar untuk mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih

kompleks. Selain mengukur kepuasan pasien dari sudut pandang pasien

JKN secara kuantitatif juga sebaiknya menggunakan desain penelitian

kualitatif agar lebih mendalam mengeksplorasi. Pengukuran kepuasan

sebaiknya dilakukan juga pada petugas di FKTP maupun BPJS kesehatan

mengingat kepuasan pasien, kepuasan provider dan kepuasan badan

penyelenggara merupakan hal yang saling terkait satu sama lain untuk

pencapaian sasaran pelaksanaan JKN.


DAFTAR PUSTAKA

Abdilah, A.D. & Ramdan, M., 2007. Hubungan Karakteristik Pasien Dengan
Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Sindang Kerta Kabupaten
Bandung Barat. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A Yani, pp.5666.

Aga, N.A. et al., 2005. Perbandingan tingkat kepuasan peserta askes wajib dan
sukarela terhadap mutu pelayanan kesehatan tingkat I. , 08(04), pp.183190.

Allo, I.L., Darmawansyah & Hamzah, A., 2013. Studi Kualitas Pelayanan
Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap Peserta Asuransi Kesehatan di Rumah
Sakit Elim Rantepao tahun 2013. Universitas Hasanuddin Makasar.

Arab, M. et al., 2012. The Effect of Service Quality on Patient loyalty : a Study
of Private Hospitals in Tehran Iran. Iranian J Public Health, 41(9), pp.71
77.

Baequny, A., 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Peserta Askes Sosial PT. Askes
Terhadap Pelayanan Dokter Keluarga di Kota Pekalongan Tahun 2009.
Universitas Diponegoro.

Bleich, S., 2009. How Does Satisfaction With The Health-Care System Relate to
Patient Experience? Bulletin of the World Health Organization, 87(4),
pp.271278. Available at: http://www.who.int/bulletin/volumes/87/4/07-
050401.pdf [Accessed February 4, 2015].

Bleich, S., Ozaltin, E. & Murray, J.C., 2009. How Does Satisfaction with The
Health-Care System Relate to Patient Experience? Bulletin of the World
Health Organization, 87(4), pp.271278. Available at:
http://www.who.int/bulletin/volumes/87/4/07-050401.pdf [Accessed
February 4, 2015].

BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, 2014. Data Kepesertaan JKN Provinsi Bali
Tahun 2014, Denpasar.

BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar, 2014. Data FKTP dan Kunjungan
Pasien JKN di FKTP BPJS Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2014,
Denpasar.

Budi, H.S., 2010. Hubungan Antara Sistem Pembiayaan Dengan Kualitas


Pelayanan di Puskesmas Slogohimo Wonogiri. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Budijanto, D. & Suharmiati, 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Tingkat Kepuasan Responden Pengguna Rawat Jalan Rumah Sakit
Pemerintah di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 10(2),
pp.123130.

Budiman, Suhat & Herlina, N., 2010. Hubungan Status Demografi dengan
Kepuasan Masyarakat Tentang Pelayanan Jamkesmas di Wilayah Puskesmas
Tanjungsari Kabupaten Bogor Tahun 2010. Kesehatan Kartika, pp.117.

Bustami, 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. In


Surabaya: Erlangga.

Dinkes Kota Denpasar, 2014. Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2014,
Denpasar.

DJSN, K., 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019,
Jakarta.

Fan, V.S. et al., 2005. Continuity of Care and Other Determinants of Patient
Satisfaction with Primary Care. Journal of General Internal Medicine, 20(3),
pp.226233. Available at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1490082&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract [Accessed February 1, 2015].

Gaghana, V.F., 2014. Tingkat Kepuasan Pasien Universal Coverage Terhadap


Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado. Jurnal Kedokteran
Komunitas dan Tropik, II(1), pp.2226.

Ganasegeran, K. et al., 2015. Patient Satisfaction in Malaysia s Busiest


Outpatient Medical Care. The Scientifict World Jurnal, 2015, pp.16.

Halil, S.N., Indar & Darmawansyah, 2012. Faktor Yang berhubungan Dengan
Mutu Pelayanan di Puskesmas Pamboang Kabupaten Majene Tahun 2012. ,
1, pp.112.

Handayani, S.E., 2003. Analisis Pengaruh Karakteristik Pasien Terhadap


Kepuasan Pasien Dalam Hal Mutu Pelayanan Kesehatan di Unit Rawat Inap
Puskesmas Maos Kabupaten Cilacap. Universitas Diponogoro Semarang.

Hidayat, B., 2010. Bukti Empiris Kebijakan Asuransi Kesehatan Sosial :


Analisis Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (Sakerti). Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan, 13(03), pp.117125.

Jannatul, N., Faisal, M. & Digna, P.H.S., 2014. Masyarakat Meragukan Mutu
Layanan Kesehatan Gratis : Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan
Jaminan Kesehatan Masyarakat di Jawa Timur. In Forum Nasional VI
Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. p. 36.
Kemenkes RI, 2014a. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional.

Kemenkes RI, 2014b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28


Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional.

Kemenkes RI, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71


Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional.

Kemenkes RI, 2014c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Kemenkes RI, 2014d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9


Tahun 2014 Tentang Klinik.

Koentjoro, T., 2007. Regulasi Kesehatan di Indonesia. In Yogyakarta: Andi.

Kotler, P., 2002. Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta: PT. Indeks.

Laurina, C. et al., 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan


dengan Tingkat Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado Tahun 2013. Sam
Ratulangi Manado.

Lwanga, S. & Lemeshow, S., 1997. Sample Size Determination in Health Studies,
Jenewa: WHO.

Mansur, F. et al., 2014. Layanan Gratis Pun di Tolak Masyarakat Miskin :


Pemanfaatan Kartu Jaminan Kesehatan di Provinsi Jawa Timur dan Nusa
Tenggara Timur. In Forum Nasional VI Jaringan Kebijakan Kesehatan
Indonesia. p. 43.

Menkumham RI, 2013. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun


2013 Tentang Jaminan Kesehatan.

Menkumham RI, 2014. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun


2014 Tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Pertama Milik Pemerintah
Daerah.

Mikrajab, M.A. & Budisuari, M.A., 2011. Analisis Delapan Domain


Resposiveness Pasien Pada Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Puskesmas.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 14(17), pp.399410.
Muninjaya, 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta: EGC.

Naidu, A., 2009. Factors Affecting Patient Satisfaction and Healthcare Quality.
IJHCQA, 22(4), pp.366377.

Nurkholiq, S., 2011. Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Umum Dengan


Penggunaan Kartu Askes di Pelayanan Dokter Keluarga PT Askes.
Universitas Diponegoro.

Oroh, M.E., Pondaag, L. & Rompas, S., 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan
Keperawatan di Ruang Interna RSUD Noongan. Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Pohan, I., 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar-dasar Pengertian dan
Penerapan, Jakarta: EGC.

Prastiwi, E.N. & Ayubi, D., 2008. Hubungan Kepuasan Pasien Bayar Dengan
Minat Kunjungan Ulang di Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi Tahun 2007.
Makara Kesehatan, 12(1), pp.4246.

Quinn, G.P. et al., 2004. Real Time Patient Satisfaction Survey and Improvement
Process. Hospital Topic Research and Perspectives on Healthcare, 83(3),
pp.2633.

Resnani, 2002. Pengaruh Komunikasi Dokter Terhadap Kepuasan Pasien Rawat


Jalan (Studi Tentang Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. M.Yunus Kota Bengkulu). Jurnal Penelitian UNIB, VIII(2), pp.105110.

Setiawan, E.P., 2014. Perbedaan Kepuasan antara Pasien Umum dengan Pasien
Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran(JKN-PBI) Terhadap
Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Pusksmas Nguter Sukoharjo. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Situmorang, C.H., 2013. Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia Tranformasi


BPJS Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan, Bandung: Cinta Indonesia.

Suciati, W., 2013. Perbedaan Kualitas Layanan Puskesmas Kelurahan Sukorame


Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Berdasar Sistem Pembayaran Ditinjau dari
Persepsi Konsumen. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(2),
pp.115.

Supardi, S., Handayani, R.S. & Notosiswoyo, M., 2008. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap di
Puskesmas (Analisa Data SKRT 2004). Buletin Penelitian Kesehatan, 36(3),
pp.135144.
Tukimin, 2005. Analisis Tingkat Kepuasan Pasin Dalam Implementasi Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) di Ruang Penyakit Dalam Rumah
Sakit Uum Daerah Gunung Jati Cirebon. Universitas Diponegoro Semarang.

Ulandari, S., 2014. Pelaksanaan Kredensialing Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial Kesehatan Cabang Denpasar Ditinjau dari Perspektif Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama. Community Health, 10(10), pp.110.

Wati, H.S., Hamzah, A. & Amir, Y., 2012. Hubungan Mutu Pelayanan Dengan
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daya Makasar Tahun
2012. Universitas Hasanudin.

Wira, D., 2014. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan


Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD
Wangaya Kota Denpasar. Universitas Udayana.

Witriasih, 2012. Analisis Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta PT ASKES


(Persero) Cabang Denpasar pada Pelayanan Puskesmas dan Dokter
Keluarga di Kota Denpasar. Universitas Udayana.
Lampiran 1
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN

TAHUN 2014-2015
Nop Des Jan Feb Maret Apr Mei Jun
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan ide proposal
2 Studi Kepustakaan
3 Pembuatan Proposal
4 Penyelesaian bimbingan
proposal Bab I sampai Bab IV
5 Sidang Proposal
6 Revisi Proposal
7 Pengurusan ijin penelitian
8 Penelitian
9 Bimbingan hasil penelitian
10 Sidang hasil
11 Sidang tesis
12 Manuskrip
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Selamat pagi/siang/sore, Saya Ni Made Widiastuti Mahasiswi Magister


Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. Saya akan melakukan
penelitian sebagai syarat wajib untuk menyelesaikan studi dengan judul
Hubungan Jenis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Status Kepesertaan dan
Karakteristik Sosio-Demografis dengan Tingkat Kepuasan Pasien Jaminan
Kesehatan Nasional di Kota Denpasar.
Penelitian tesis ini merupakan penelitian individu yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan jenis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), status
kepesertaan dan karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan pasien Jaminan
Kesehatan Nasional di Kota Denpasar. Manfaat hasil penelitian ini untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Data yang dikumpulkan
mencakup data jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik responden.
Penelitian dilakukan dengan wawancara yang ditujukan langsung kepada
responden dengan alat bantu kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang
difasilitasi oleh peneliti dan asisten peneliti. Apabila anda bersedia berpartisipasi
dalam penelitian ini maka kami akan melakukan pengisian kuesioner yang akan
berlangsung sekitar 15-20 menit.
Partisipasi anda bersifat sukarela tanpa ada paksaan dan bila tidak
berkenan di hati anda dapat menolak atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan
diri tanpa sangsi apapun.
Semua informasi dari hasil penelitian yang peneliti dapatkan akan dijaga
kerahasiaannya dan akan disampaikan atau dituangkan dalam hasil penelitian tesis
dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan semata. Semua data yang
dikumpulkan peneliti tidak akan dihubungkan dengan identitas anda.
Apabila anda memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini
dapat menghubungi saya Ni Made Widiastuti mahasiswa Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat, konsentrasi Manajemen Pelayanan Kesehatan, Jalan
P.B Jendral Sudirman Denpasar Bali, Telp 081237575789, email
madewidi82@gmail.com.
Peneliti berharap anda bersedia untuk ikut dalam penelitian ini.

Denpasar, Peneliti
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK DIWAWANCARA

Setelah saya membaca penjelasan penelitian dan mendapat penjelasan


terhadap pertanyaan yang diajukan, saya mengerti bahwa peneliti dapat
menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai responden.
Saya memahami bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat
besar manfaatnya untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
Persetujuan ini saya tanda tangani tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan
saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan ketentuan
apabila ada hal-hal yang tidak berkenan pada saya, maka saya berhak mengajukan
pengunduran diri dari kegiatan penelitian.
Saya mengerti bahwa catatan tentang penelitian ini akan dirahasiakan
selegal mungkin dan kerahasian ini terjamin. Semua berkas yang mencantumkan
identitas subjek penelitian hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data dan
bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan. Hanya peneliti yang mengetahui
kerahasiaan data ini.

Denpasar,...
Peneliti, Responden ,

(Ni Made Widiastuti) ( ....... )


KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN KARAKTERISTIK
SOSIO-DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR

MAHASISWA PASCASARJANA IKM


UNIVERSITAS UDAYANA

CATATAN WAWANCARA

Nomor Responden

Tanggal/ bulan/ tahun Wawancara

Waktu wawancara

Tempat wawancara 1. Puskesmas Denpasar Selatan I


2. Puskesmas Denpasar Utara III
3. Puskesmas Denpasar Timur I
4. Puskesmas Denpasar Barat II
5. Balai Kesehatan Lanal Denpasar
6. Poliklinik Polda Bali
7. Poliklinik Polresta Denpasar
8. Kinik SOS Gatot Kaca
9. Klinik Karya Prima
10. Klinik Bhaksena IDT
11. Klinik Bakti Rahayu
12. Praktek dr. A A Ngurah Gd Dharmayuda
13. Praktek dr. Partha Negara
14. Praktek dr. Ida Ayu Gita Puspita
15. Praktek dr. I Ketut Widiyasa, MPH

Nama pengumpul data


Tanggal pengumpulan data - -
Tanda Tangan
PENDAHULUAN
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan tujuan dari kuesioner ini
4. Tekankan mengenai kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh
responden, dan beritahukan bahwa nama responden tidak akan dicatat.
5. Tanyakan keinginan mereka untuk menjadi responden dan bersedia
menjawab pertanyaan dengan jujur dan apa adanya.
6. Ucapkan terimakasih pada responden atas kesediaannya menjawab.

IDENTITAS RESPONDEN
1 Nama responden
2 Pada tanggal, bulan, tahun berapakah
anda lahir? ......... - ......... - ......................
3 Umur responden ............................tahun
4 Jenis Kelamin 1. Laki-laki
2. Perempuan
5 Apa pendidikan terakhir yang anda 1. Tidak sekolah
tempuh? 2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Akademi/D3
6. Perguruan Tinggi
7. Lain-lain(sebutkan)
.......................................................
6 Apa pekerjaan utama anda saat ini? 1. Tidak bekerja
2. PNS
3. ABRI
4. Swasta
5. Wiraswasta
6. Lain-lain (sebutkan)
........................................................
7 Dimanakah anda terdaftar sebagai 1. Dokter Praktek Perorangan
peserta JKN untuk layanan tingkat 2. Klinik Pemerintah (TNI,POLRI)
pertama? 3. Klinik Swasta
4. Puskesmas
8 Apakah status kepesertaan anda pada 1.Bukan Penerima Bantuan Iuran
program Jaminan Kesehatan (Non-PBI)
Nasional (JKN) ini?
ASKES
JAMSOSTEK
ASABRI
Mandiri
2.Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Jamkesmas

PERTANYAAN TENTANG KEPUASAN


I . Tangible (Bukti Langsung)
Saya akan tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang penampilan fisik
dan petugas ketika Ibu/Bapak/Saudara berobat ke fasilitas kesehatan.
1 Bagaimana pendapat anda tentang kerapian 1. Sangat Tidak Puas
ruang periksa? Apakah sangat puas, puas, tidak 2. Tidak Puas
puas atau sangat tidak puas?
3. Puas
4. Sangat Puas
2 Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan 1. Sangat Tidak Puas
ruang periksa? Apakah sangat puas, puas, tidak 2. Tidak Puas
puas atau sangat tidak puas?
3. Puas
4. Sangat Puas
3 Bagaimana pendapat anda tentang kenyamanan 1. Sangat Tidak Puas
ruang periksa? Apakah sangat puas, puas, tidak 2. Tidak Puas
puas atau sangat tidak puas?
3. Puas
4. Sangat Puas
4 Bagaimana pendapat anda tentang kenyamanan 1. Sangat Tidak Puas
ruang tunggu pasien? Apakah sangat puas, 2. Tidak Puas
puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
3. Puas
4. Sangat Puas
5 Bagaimana pendapat anda tentang keadaan dan 1. Sangat Tidak Puas
kesiapan alat-alat kesehatan (termometer/ 2. Tidak Puas
pengukur suhu badan, tensimeter/ pengukur
3. Puas
tekanan darah, dan lain-lain) yang digunakan 4. Sangat Puas
untuk memeriksa pasien? Apakah sangat puas,
puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
6 Bagaimana pendapat anda tentang kelengkapan 1. Sangat Tidak Puas
dan keadaan alat-alat penunjang (tempat tidur, 2. Tidak Puas
meja, kursi, dan lain-lain)? Apakah sangat puas,
3. Puas
puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
4. Sangat Puas
7 Bagaimana pendapat anda tentang ketersediaan 1. Sangat Tidak Puas
dan pengaturan tempat parkir pasien? Apakah 2. Tidak Puas
sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak
puas? 3. Puas
4. Sangat Puas
8 Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan dan 1. Sangat Tidak Puas
kerapian penampilan dokter dan petugas? 2. Tidak Puas
Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat
tidak puas? 3. Puas
4. Sangat Puas
II. Reliability (Kehandalan)
Selanjutnya akan saya tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang
prosedur layanan ketika Ibu/Bapak/Saudara berobat ke fasilitas kesehatan.
9 Bagaimana pendapat anda tentang kecepatan 1. Sangat Tidak Puas
prosedur pendaftaran pasien? Apakah sangat 2. Tidak Puas
puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
3. Puas
4. Sangat Puas
10 Bagaimana pendapat anda tentang waktu tunggu 1. Sangat Tidak Puas
pasien untuk diperiksa? Apakah sangat puas, 2. Tidak Puas
puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
3. Puas
4. Sangat Puas
11 Bagaimana pendapat anda tentang ketepatan 1. Sangat Tidak Puas
jadwal pelayanan meliputi jadwal buka dan 2. Tidak Puas
tutup pelayanan? Apakah sangat puas, puas,
3. Puas
tidak puas atau sangat tidak puas?
4. Sangat Puas
12 Bagaimana pendapat anda tentang ketepatan 1. Sangat Tidak Puas
pemeriksaan oleh dokter sesuai keluhan pasien? 2. Tidak Puas
Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat 3. Puas
tidak puas? 4. Sangat Puas
III. Responsiveness (Daya Tanggap)
Selanjutnya akan saya tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang
ketanggapan petugas dalam memeberikan layanan ketika Ibu/Bapak/Saudara
berobat ke fasilitas kesehatan.
13 Bagaimana pendapat anda tentang ketanggapan 1. Sangat Tidak Puas
dokter/ petugas menangani keluhan pasien? 2. Tidak Puas
Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat
3. Puas
tidak puas?
4. Sangat Puas
14 Bagaimana pendapat anda tentang kecepatan 1. Sangat Tidak Puas
tindakan dokter/ petugas saat menangani pasien 2. Tidak Puas
yang membutuhkan bantuan? Apakah sangat
3. Puas
puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
4. Sangat Puas
15 Bagaimana pendapat anda tentang kejelasan 1. Sangat Tidak Puas
informasi yang diberikan dokter/ petugas tentang 2. Tidak Puas
penyakit dan tindakan yang diberikan? Apakah
3. Puas
sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak
puas? 4. Sangat Puas
16 Bagaimana pendapat anda tentang kejelasan 1. Sangat Tidak Puas
informasi yang diberikan dokter/ petugas tentang 2. Tidak Puas
pemakaian obat yang diberikan? Apakah sangat
3. Puas
puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
4. Sangat Puas
IV. Assurance (Jaminan)
Selanjutnya akan saya tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang
jaminan petugas dalam memberikan layanan ketika Ibu/Bapak/Saudara berobat
ke fasilitas kesehatan.
17 Bagaimana pendapat anda tentang ketrampilan 1. Sangat Tidak Puas
dokter dalam memberikan pelayanan kepada 2. Tidak Puas
pasien (seperti menyuntik, merawat luka,
3. Puas
menjahit luka dan lain-lain)? Apakah sangat puas,
puas, tidak puas atau sangat tidak puas? 4. Sangat Puas
18 Bagaimana pendapat anda tentang dokter dalam 1. Sangat Tidak Puas
menjaga kerahasiaan pasien (dokter mencatat 2. Tidak Puas
keluhan pasien pada catatan kesehatan milik
pasien)? 3. Puas
4. Sangat Puas
19 Bagaimana pendapat anda tentang keramahan 1. Sangat Tidak Puas
dokter/ petugas dalam memberikan pelayanan 2. Tidak Puas
kesehatan? Apakah sangat puas, puas, tidak puas
3. Puas
atau sangat tidak puas?
4. Sangat Puas
20 Bagaimana pendapat anda tentang kesopanan 1. Sangat Tidak Puas
dokter/ petugas dalam memberikan pelayanan 2. Tidak Puas
kesehatan? Apakah sangat puas, puas, tidak puas 3. Puas
atau sangat tidak puas? 4. Sangat Puas
21 Bagaimana pendapat anda tentang jaminan 1. Sangat Tidak Puas
kesembuhan atas pelayanan yang diberikan oleh 2. Tidak Puas
dokter/ petugas dengan memberikan penjelasan
3. Puas
pengobatan dan menganjurkan memeriksakan
kembali (kontrol ulang) apabila keluhan 4. Sangat Puas
berlanjut? Apakah sangat puas, puas, tidak puas
atau sangat tidak puas?
V. Empathy (Perhatian)
Selanjutnya akan saya tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang
kepedulian petugas terhadap pasien dalam memberikan layanan ketika
Ibu/Bapak/Saudara berobat ke fasilitas kesehatan.
22 Bagaimana pendapat anda tentang ketersediaan 1. Sangat Tidak Puas
waktu luang dokter/ petugas untuk 2. Tidak Puas
berkomunikasi dengan pasien? Apakah sangat
3. Puas
puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
4. Sangat Puas
23 Bagaimana pendapat anda tentang kesabaran 1. Sangat Tidak Puas
dokter/ petugas sabar dalam menangani keluhan 2. Tidak Puas
pasien dan keluarganya? Apakah sangat puas, 3. Puas
puas, tidak puas atau sangat tidak puas? 4. Sangat Puas
24 Bagaimana pendapat anda tentang perhatian 1. Sangat Tidak Puas
dokter/ petugas terhadap keluhan pasien? Apakah 2. Tidak Puas
sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak 3. Puas
puas? 4. Sangat Puas

Terima kasih atas partisipasi anda


Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI SITUASI DAN KONDISI


FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

NAMA FKTP : ..........................................................................


ALAMAT : ..........................................................................
NAMA OBSERVER : ..........................................................................
TGL/BLN/TH OBSERVASI : ..........................................................................

NO ASPEK YANG DIOBSERVSI YA TIDAK CATATAN OBSERVER

1 Ada rekam medis/ catatan


medis pasien.

2 Ada ruang tunggu yang


memadai.

3 Ada ruang periksa yang


memadai.

4 Ada saluran komunikasi


(telepon, fax).

5 Ada kotak saran.

6 Ada tempat parkir yang


memadai.

7 Petugas berpenampilan rapi dan


ramah.

8 Ada Standar Operating


Prosedure (SOP).
Lampiran 6

Output Hasil analisis data

by a3, sort : swilk Umur

-> a3 = Dokter praktek perorangan


Shapiro-Wilk W test for normal data

Variable | Obs W V z Prob>z


-------------+--------------------------------------------------
Umur | 20 0.92020 1.889 1.282 0.09996

-------------------------------------------------------------------------------

-> a3 = Klinik pemerintah


Shapiro-Wilk W test for normal data

Variable | Obs W V z Prob>z


-------------+--------------------------------------------------
Umur | 21 0.97130 0.703 -0.712 0.76172

-------------------------------------------------------------------------------

-> a3 = Klinik swasta


Shapiro-Wilk W test for normal data

Variable | Obs W V z Prob>z


-------------+--------------------------------------------------
Umur | 59 0.94892 2.739 2.170 0.01500

-------------------------------------------------------------------------------

-> a3 = Puskesmas
Shapiro-Wilk W test for normal data

Variable | Obs W V z Prob>z


-------------+--------------------------------------------------
Umur | 48 0.94905 2.320 1.791 0.03667

.
. by a3, sort : sum Umur, detail

-------------------------------------------------------------------------------
-> a3 = Dokter praktek perorangan
Umur Responden
-------------------------------------------------------------
Percentiles Smallest
1% 21 21
5% 21.5 22
10% 23 24 Obs 20
25% 31 29 Sum of Wgt. 20

50% 40.5 Mean 38.65


Largest Std. Dev. 11.72615
75% 43.5 44
90% 51.5 44 Variance 137.5026
95% 64.5 59 Skewness .8196745
99% 70 70 Kurtosis 4.043156

-------------------------------------------------------------------------------
-> a3 = Klinik pemerintah
Umur Responden
-------------------------------------------------------------
Percentiles Smallest
1% 22 22
5% 24 24
10% 24 24 Obs 21
25% 35 26 Sum of Wgt. 21

50% 39 Mean 38.66667


Largest Std. Dev. 9.906227
75% 46 47
90% 49 49 Variance 98.13333
95% 55 55 Skewness -.0312825
99% 57 57 Kurtosis 2.256564

-------------------------------------------------------------------------------

-> a3 = Klinik swasta


Umur Responden
-------------------------------------------------------------
Percentiles Smallest
1% 19 19
5% 21 21
10% 25 21 Obs 59
25% 28 23 Sum of Wgt. 59

50% 34 Mean 37.25424


Largest Std. Dev. 11.19666
75% 46 54
90% 52 58 Variance 125.3653
95% 58 66 Skewness .7250261
99% 69 69 Kurtosis 3.0493

-------------------------------------------------------------------------------

-> a3 = Puskesmas
Umur Responden
-------------------------------------------------------------
Percentiles Smallest
1% 21 21
5% 24 23
10% 26 24 Obs 48
25% 35 25 Sum of Wgt. 48

50% 42 Mean 46.875


Largest Std. Dev. 15.33405
75% 62 70
90% 70 72 Variance 235.133
95% 72 72 Skewness .1614704
99% 73 73 Kurtosis 1.823389

. tab J_Kelamin a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Jenis |
Kelamin | Jenis FKTP
Responden | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------+--------------------------------------------+----------
Perempuan | 13 12 30 24 | 79
| 65.00 57.14 50.85 50.00 | 53.38
------------+--------------------------------------------+----------
Laki - laki | 7 9 29 24 | 69
| 35.00 42.86 49.15 50.00 | 46.62
------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab pendidi a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+

pendidikan | Jenis FKTP


2 | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-----------+--------------------------------------------+----------
<=SMP | 2 1 10 21 | 34
| 10.00 4.76 16.95 43.75 | 22.97
-----------+--------------------------------------------+----------
>=SMA | 18 20 49 27 | 114
| 90.00 95.24 83.05 56.25 | 77.03
-----------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab peker a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+

| Jenis FKTP
pekerjaan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-------------+--------------------------------------------+----------
Tidak bkerja | 2 3 10 14 | 29
| 10.00 14.29 16.95 29.17 | 19.59
-------------+--------------------------------------------+----------
Bekerja | 18 18 49 34 | 119
| 90.00 85.71 83.05 70.83 | 80.41
-------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab a4 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Status |
Kepesertaa | Jenis FKTP
n | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-----------+--------------------------------------------+----------
Non PBI | 20 21 59 34 | 134
| 100.00 100.00 100.00 70.83 | 90.54
-----------+--------------------------------------------+----------
PBI | 0 0 0 14 | 14
| 0.00 0.00 0.00 29.17 | 9.46
-----------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab a5
Jenis PBI | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
Askes | 41 30.60 30.60
Jamsostek | 52 38.81 69.40
Asabri | 13 9.70 79.10
Mandiri | 28 20.90 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 134 100.00

. tab a5 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Jenis PBI | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-----------+--------------------------------------------+----------
Askes | 7 6 8 20 | 41
| 35.00 28.57 13.56 58.82 | 30.60
-----------+--------------------------------------------+----------
Jamsostek | 8 1 34 9 | 52
| 40.00 4.76 57.63 26.47 | 38.81
-----------+--------------------------------------------+----------
Asabri | 0 12 0 1 | 13
| 0.00 57.14 0.00 2.94 | 9.70
-----------+--------------------------------------------+----------
Mandiri | 5 2 17 4 | 28
| 25.00 9.52 28.81 11.76 | 20.90
-----------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 34 | 134
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. ab a6
unrecognized command: ab r(199);

. tab a6

Penanggung |
Tertanggung | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
Tertanggung | 59 39.86 39.86
Penanggung | 89 60.14 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 148 100.00
. tab a6 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+

Penanggung | Jenis FKTP


Tertanggung | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------+--------------------------------------------+----------
Tertanggung | 4 5 20 30 | 59
| 20.00 23.81 33.90 62.50 | 39.86
------------+--------------------------------------------+----------
Penanggung | 16 16 39 18 | 89
| 80.00 76.19 66.10 37.50 | 60.14
------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab tangi a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+

| Jenis FKTP
tangible | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-----------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 3 6 26 8 | 43
| 15.00 28.57 44.07 16.67 | 29.05
-----------+--------------------------------------------+----------
Puas | 17 15 33 40 | 105
| 85.00 71.43 55.93 83.33 | 70.95
-----------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab reliability a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+

reliabilit | Jenis FKTP


y | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-----------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 2 4 18 10 | 34
| 10.00 19.05 30.51 20.83 | 22.97
-----------+--------------------------------------------+----------
Puas | 18 17 41 38 | 114
| 90.00 80.95 69.49 79.17 | 77.03
-----------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab respon a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
respons | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-----------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 1 5 4 | 10
| 0.00 4.76 8.47 8.33 | 6.76
-----------+--------------------------------------------+----------
Puas | 20 20 54 44 | 138
| 100.00 95.24 91.53 91.67 | 93.24
-----------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab assu a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
assurance | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-----------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 1 1 8 4 | 14
| 5.00 4.76 13.56 8.33 | 9.46
-----------+--------------------------------------------+----------
Puas | 19 20 51 44 | 134
| 95.00 95.24 86.44 91.67 | 90.54
-----------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab empat a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
empathy | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-----------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 0 5 | 5
| 0.00 0.00 0.00 10.42 | 3.38
-----------+--------------------------------------------+----------
Puas | 20 21 59 43 | 143
| 100.00 100.00 100.00 89.58 | 96.62
-----------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab t1 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+

| Jenis FKTP
Kerapian | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 18 19 55 40 | 132
| 90.00 90.48 93.22 83.33 | 89.19
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 2 2 4 8 | 16
| 10.00 9.52 6.78 16.67 | 10.81
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab t2 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Kebersihan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 18 21 55 42 | 136
| 90.00 100.00 93.22 87.50 | 91.89
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 2 0 4 6 | 12
| 10.00 0.00 6.78 12.50 | 8.11
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab t3 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Kenyamanan Ruang | Jenis FKTP
Periksa | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 1 1 1 | 3
| 0.00 4.76 1.69 2.08 | 2.03
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 18 20 53 40 | 131
| 90.00 95.24 89.83 83.33 | 88.51
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 2 0 5 7 | 14
| 10.00 0.00 8.47 14.58 | 9.46
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab t4 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Kenyaman Ruang | Jenis FKTP
Tunggu | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 1 5 13 2 | 21
| 5.00 23.81 22.03 4.17 | 14.19
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 19 16 43 36 | 114
| 95.00 76.19 72.88 75.00 | 77.03
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 0 0 3 10 | 13
| 0.00 0.00 5.08 20.83 | 8.78
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab t5 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Keadaan Alat | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 1 2 2 | 5
| 0.00 4.76 3.39 4.17 | 3.38
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 20 20 56 41 | 137
| 100.00 95.24 94.92 85.42 | 92.57
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 0 0 1 5 | 6
| 0.00 0.00 1.69 10.42 | 4.05
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab t6 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Kelengkapan Alat | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 1 1 1 2 | 5
| 5.00 4.76 1.69 4.17 | 3.38
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 19 20 55 42 | 136
| 95.00 95.24 93.22 87.50 | 91.89
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 0 0 3 4 | 7
| 0.00 0.00 5.08 8.33 | 4.73
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab t7 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+

Ketersediaan | Jenis FKTP


parkir | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat tidak puas | 0 0 1 0 | 1
| 0.00 0.00 1.69 0.00 | 0.68
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 5 2 16 9 | 32
| 25.00 9.52 27.12 18.75 | 21.62
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 13 18 37 34 | 102
| 65.00 85.71 62.71 70.83 | 68.92
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 2 1 5 5 | 13
| 10.00 4.76 8.47 10.42 | 8.78
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab t8 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
|
Jenis FKTP

Penampilan dokter | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total


------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 1 0 | 1
| 0.00 0.00 1.69 0.00 | 0.68
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 13 19 52 41 | 125
| 65.00 90.48 88.14 85.42 | 84.46
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 7 2 6 7 | 22
| 35.00 9.52 10.17 14.58 | 14.86
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab r1 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Kecepatan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat tidak puas | 0 0 0 1 | 1
| 0.00 0.00 0.00 2.08 | 0.68
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 1 8 3 | 12
| 0.00 4.76 13.56 6.25 | 8.11
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 18 19 49 35 | 121
| 90.00 90.48 83.05 72.92 | 81.76
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 2 1 2 9 | 14
| 10.00 4.76 3.39 18.75 | 9.46
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab r2 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Waktu Tunggu | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat tidak puas | 0 0 0 1 | 1
| 0.00 0.00 0.00 2.08 | 0.68
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 2 1 12 11 | 26
| 10.00 4.76 20.34 22.92 | 17.57
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 17 19 44 30 | 110
| 85.00 90.48 74.58 62.50 | 74.32
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 1 1 3 6 | 11
| 5.00 4.76 5.08 12.50 | 7.43
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab r3 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Ketepatan Jadwal | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 1 2 2 2 | 7
| 5.00 9.52 3.39 4.17 | 4.73
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 17 19 55 44 | 135
| 85.00 90.48 93.22 91.67 | 91.22
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 2 0 2 2 | 6
| 10.00 0.00 3.39 4.17 | 4.05
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab r4 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Ketepatan | Jenis FKTP
Pemeriksaan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 2 2 | 4
| 0.00 0.00 3.39 4.17 | 2.70
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 18 20 51 37 | 126
| 90.00 95.24 86.44 77.08 | 85.14
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 2 1 6 9 | 18
| 10.00 4.76 10.17 18.75 | 12.16
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab re1 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Ketanggapan | Jenis FKTP
dokter | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 1 4 1 | 6
| 0.00 4.76 6.78 2.08 | 4.05
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 16 18 49 32 | 115
| 80.00 85.71 83.05 66.67 | 77.70
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 4 2 6 15 | 27
| 20.00 9.52 10.17 31.25 | 18.24
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab re2 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Kecepatan | Jenis FKTP
Tindakan Dokter | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 2 2 | 4
| 0.00 0.00 3.39 4.17 | 2.70
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 15 20 50 31 | 116
| 75.00 95.24 84.75 64.58 | 78.38
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 5 1 7 15 | 28
| 25.00 4.76 11.86 31.25 | 18.92
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab re3 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Kejelasan Info | Jenis FKTP
Penyakit | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 3 2 | 5
| 0.00 0.00 5.08 4.17 | 3.38
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 14 18 42 30 | 104
| 70.00 85.71 71.19 62.50 | 70.27
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 6 3 14 16 | 39
| 30.00 14.29 23.73 33.33 | 26.35
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab re4 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Kejelasan Info | Jenis FKTP
Obat | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 3 2 | 5
| 0.00 0.00 5.08 4.17 | 3.38
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 12 17 42 33 | 104
| 60.00 80.95 71.19 68.75 | 70.27
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 8 4 14 13 | 39
| 40.00 19.05 23.73 27.08 | 26.35
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab as1 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Ketrampilan | Jenis FKTP
Dokter | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 1 1 | 2
| 0.00 0.00 1.69 2.08 | 1.35
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 18 17 51 38 | 124
| 90.00 80.95 86.44 79.17 | 83.78
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 2 4 7 9 | 22
| 10.00 19.05 11.86 18.75 | 14.86
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab as2 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Kerahasiaan | Jenis FKTP
Pasien | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 0 2 | 2
| 0.00 0.00 0.00 4.17 | 1.35
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 19 19 55 36 | 129
| 95.00 90.48 93.22 75.00 | 87.16
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 1 2 4 10 | 17
| 5.00 9.52 6.78 20.83 | 11.49
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab as3 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Keramahan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 2 2 | 4
| 0.00 0.00 3.39 4.17 | 2.70
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 9 19 45 25 | 98
| 45.00 90.48 76.27 52.08 | 66.22
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 11 2 12 21 | 46
| 55.00 9.52 20.34 43.75 | 31.08
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab as4 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Kesopanan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 10 19 48 29 | 106
| 50.00 90.48 81.36 60.42 | 71.62
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 10 2 11 19 | 42
| 50.00 9.52 18.64 39.58 | 28.38
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab as5 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Jaminan | Jenis FKTP
Kesembuhan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 1 2 5 2 | 10
| 5.00 9.52 8.47 4.17 | 6.76
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 15 19 48 31 | 113
| 75.00 90.48 81.36 64.58 | 76.35
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 4 0 6 15 | 25
| 20.00 0.00 10.17 31.25 | 16.89
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148

| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab e1 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Ketersediaan | Jenis FKTP
Waktu | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 0 3 | 3
| 0.00 0.00 0.00 6.25 | 2.03
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 16 18 54 30 | 118
| 80.00 85.71 91.53 62.50 | 79.73
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 4 3 5 15 | 27
| 20.00 14.29 8.47 31.25 | 18.24
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab e2 a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Kesabaran | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 15 20 51 31 | 117
| 75.00 95.24 86.44 64.58 | 79.05
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 5 1 8 17 | 31
| 25.00 4.76 13.56 35.42 | 20.95
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab e3 a3, col
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
Perhatian | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
------------------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 0 0 0 2 | 2
| 0.00 0.00 0.00 4.17 | 1.35
------------------+--------------------------------------------+----------
Puas | 13 19 49 27 | 108
| 65.00 90.48 83.05 56.25 | 72.97
------------------+--------------------------------------------+----------
Sangat puas | 7 2 10 19 | 38
| 35.00 9.52 16.95 39.58 | 25.68
------------------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab kepuas a3, col


+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| Jenis FKTP
kepuasan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total
-----------+--------------------------------------------+----------
Tidak puas | 2 7 31 5 | 45
| 10.00 33.33 52.54 10.42 | 30.41
-----------+--------------------------------------------+----------
Puas | 18 14 28 43 | 103
| 90.00 66.67 47.46 89.58 | 69.59
-----------+--------------------------------------------+----------
Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00

. tab a3 kepuasan, row


+----------------+
| Key |
|----------------|
| frequency |
| row percentage |
+----------------+
| kepuasan
Jenis FKTP | Tidak puas Puas| Total
----------------------+----------------------+----------
Dokter umum | 2 18 | 20
| 10.00 90.00 | 100.00
----------------------+----------------------+----------
Klinik pemerintah | 7 14 | 21
| 33.33 66.67 | 100.00
----------------------+----------------------+----------
Klinik swasta | 31 28 | 59
| 52.54 47.46 | 100.00
----------------------+----------------------+----------
Puskesmas | 5 43 | 48
| 10.42 89.58 | 100.00
----------------------+----------------------+----------
Total | 45 103 | 148
| 30.41 69.59 | 100.00
. poisson kepuasan ib3.a3, irr

Iteration 0: log likelihood = -136.17237


Iteration 1: log likelihood = -136.17236

Poisson regression Number of obs = 148


LR chi2(3) = 8.33
Prob > chi2 = 0.0397
Log likelihood = -136.17236 Pseudo R2 = 0.0297

-----------------------------------------------------------------------------
kepuasan | IRR Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------
a3 |
1 | 1.896428 .5729281 2.12 0.034 1.049013 3.428405
2 | 1.404762 .4598163 1.04 0.299 .7395742 2.668234
4 | 1.887649 .4583921 2.62 0.009 1.172782 3.03826
|
_cons | .4745763 .0896865 -3.94 0.000 .3276756 .6873343
------------------------------------------------------------------------------

. tab a4 kepuasan, r
+----------------+
| Key |
|----------------|
| frequency |
| row percentage |
+----------------+

Status |
Kepesertaa | kepuasan
n | Tidak puas Puas| Total
-----------+----------------------+----------
Non PBI | 45 89 | 134
| 33.58 66.42 | 100.00
-----------+----------------------+----------
PBI | 0 14 | 14
| 0.00 100.00 | 100.00
-----------+----------------------+----------
Total | 45 103 | 148
| 30.41 69.59 | 100.00

. tab a4, nol

Status |
Kepesertaan | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
0 | 134 90.54 90.54
1 | 14 9.46 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 148 100.00
. cs kepuasan a4

| Status Kepesertaan |
| Exposed Unexposed | Total
-----------------+------------------------+------------
Cases | 14 89 | 103
Noncases | 0 45 | 45
-----------------+------------------------+------------
Total | 14 134 | 148
| |
Risk | 1 .6641791 | .6959459
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Risk difference | .3358209 | .2558573 .4157845
Risk ratio | 1.505618 | 1.334837 1.698249
Attr. frac. ex. | .3358209 | .2508446 .4111584
Attr. frac. pop | .0456456 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 6.76 Pr>chi2 = 0.0093

. by kepuasan, sort : swilk Umur

-------------------------------------------------------------------------------
-> kepuasan = Tidak puas

Shapiro-Wilk W test for normal data

Variable | Obs W V z Prob>z


-------------+--------------------------------------------------
Umur | 45 0.94698 2.296 1.761 0.03908

-------------------------------------------------------------------------------
-> kepuasan = Puas

Shapiro-Wilk W test for normal data

Variable | Obs W V z Prob>z


-------------+--------------------------------------------------
Umur | 103 0.94427 4.716 3.446 0.00028

. by kepuasan, sort : sum Umur, detail

-------------------------------------------------------------------------------
-> kepuasan = Tidak puas

Umur Responden
-------------------------------------------------------------
Percentiles Smallest
1% 21 21
5% 23 21
10% 24 23 Obs 45
25% 28 24 Sum of Wgt. 45

50% 35 Mean 38.26667


Largest Std. Dev. 12.15506
75% 47 57
90% 54 58 Variance 147.7455
95% 58 63 Skewness .4542221
99% 66 66 Kurtosis 2.161872

----------------------------------------------------------------------------
-> kepuasan = Puas
Umur Responden
-------------------------------------------------------------
Percentiles Smallest
1% 21 19
5% 23 21
10% 26 21 Obs 103
25% 33 22 Sum of Wgt. 103

50% 40 Mean 41.85437


Largest Std. Dev. 13.53819
75% 49 70
90% 64 72 Variance 183.2825
95% 70 72 Skewness .664073
99% 72 73 Kurtosis 2.720857

. poisson kepuasan Umur, irr

Iteration 0: log likelihood = -139.98742


Iteration 1: log likelihood = -139.98742

Poisson regression Number of obs = 148


LR chi2(1) = 0.70
Prob > chi2 = 0.4039
Log likelihood = -139.98742 Pseudo R2 = 0.0025

------------------------------------------------------------------------------
kepuasan | IRR Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------+----------------------------------------------------------------
Umur | 1.006169 .0073552 0.84 0.400 .9918562 1.020689
_cons | .5398164 .1735162 -1.92 0.055 .2875011 1.013567
------------------------------------------------------------------------------

. tab J_Kelamin kepuasan, r

+----------------+
| Key |
|----------------|
| frequency |
| row percentage |
+----------------+

Jenis |
Kelamin | kepuasan
Responden | Tidak pua Puas | Total
------------+----------------------+----------
Perempuan | 21 58 | 79
| 26.58 73.42 | 100.00
------------+----------------------+----------
Laki - laki | 24 45 | 69
| 34.78 65.22 | 100.00
------------+----------------------+----------
Total | 45 103 | 148
| 30.41 69.59 | 100.00
. cs kepuasan J_Kelamin

| Jenis Kelamin Responden|


| Exposed Unexposed | Total
-----------------+------------------------+------------
Cases | 45 58 | 103
Noncases | 24 21 | 45
-----------------+------------------------+------------
Total | 69 79 | 148
| |
Risk | .6521739 .7341772 | .6959459
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Risk difference | -.0820033 | -.2307279 .0667213
Risk ratio | .8883058 | .7146794 1.104114
Prev. frac. ex. | .1116942 | -.1041136 .2853206
Prev. frac. pop | .0520736 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 1.17 Pr>chi2 = 0.2793

. tab pendidikan kepuasan, r

+----------------+
| Key |
|----------------|
| frequency |
| row percentage |
+----------------+

pendidikan | kepuasan
2 | Tidak pua Puas | Total
-----------+----------------------+----------
<=SMP | 5 29 | 34
| 14.71 85.29 | 100.00
-----------+----------------------+----------
>=SMA | 40 74 | 114
| 35.09 64.91 | 100.00
-----------+----------------------+----------
Total | 45 103 | 148
| 30.41 69.59 | 100.00

. cs kepuasan pendidikan

| pendidikan2 |
| Exposed Unexposed | Total
-----------------+------------------------+------------
Cases | 74 29 | 103
Noncases | 40 5 | 45
-----------------+------------------------+------------
Total | 114 34 | 148
| |
Risk | .6491228 .8529412 | .6959459
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Risk difference | -.2038184 | -.351625 -.0560118
Risk ratio | .7610405 | .6267424 .924116
Prev. frac. ex. | .2389595 | .075884 .3732576
Prev. frac. pop | .1840634 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 5.14 Pr>chi2 = 0.0234
. tab pekerjaan kepuasan, r
+----------------+
| Key |
|----------------|
| frequency |
| row percentage |
+----------------+

| kepuasan
pekerjaan | Tidak pua Puas | Total
-------------+----------------------+----------
Tidak bkerja | 9 20 | 29
| 31.03 68.97 | 100.00
-------------+----------------------+----------
Bekerja | 36 83 | 119
| 30.25 69.75 | 100.00
-------------+----------------------+----------
Total | 45 103 | 148
| 30.41 69.59 | 100.00

. cs kepuasan pekerjaan

| pekerjaan |
| Exposed Unexposed | Total
-----------------+------------------------+------------
Cases | 83 20 | 103
Noncases | 36 9 | 45
-----------------+------------------------+------------
Total | 119 29 | 148
| |
Risk | .697479 .6896552 | .6959459
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Risk difference | .0078238 | -.1796937 .1953413
Risk ratio | 1.011345 | .7710273 1.326565
Attr. frac. ex. | .0112173 | -.296971 .2461734
Attr. frac. pop | .0090392 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 0.01 Pr>chi2 = 0.9345

. poisson kepuasan ib3.a3 a4 pendidikan2, irr

Iteration 0: log likelihood = -135.8836


Iteration 1: log likelihood = -135.88359

Poisson regression Number of obs = 148


LR chi2(5) = 8.90
Prob > chi2 = 0.1129
Log likelihood = -135.88359 Pseudo R2 = 0.0317

------------------------------------------------------------------------------
kepuasan | IRR Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------+----------------------------------------------------------------
a3 |
1 | 1.917501 .5805248 2.15 0.032 1.059336 3.470863
2 | 1.432369 .4715016 1.09 0.275 .7513804 2.73055
4 | 1.762531 .4708674 2.12 0.034 1.044082 2.975355
|
a4 | 1.08936 .3790626 0.25 0.806 .5507828 2.154579
pendidikan2 | .8602143 .2190619 -0.59 0.554 .5222038 1.417011
_cons | .5369076 .1500265 -2.23 0.026 .3104923 .928428
------------------------------------------------------------------------------

Você também pode gostar