Você está na página 1de 17

PENGARUH PERBANDINGAN AIR DENGAN BUAH SALAK DAN

KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK


MINUMAN SARI BUAH SALAK BONGKOK (Salacca edulis, Reinw)

ARTIKEL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Teknik


Program Studi Teknologi Pangan

Oleh :
Firni Rismawati
11.302.0021

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015
PENGARUH PERBANDINGAN AIR DENGAN BUAH SALAK DAN
KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK
MINUMAN SARI BUAH SALAK BONGKOK (Salacca edulis, Reinw)

Dr. Ir. Leni H. Afrianti, MP., Ir. Hj. Ina Siti Nurminabari, MP.

Firni Rismawati
11.302.0021

ABSTRACT

The aim of this study was to determine the ratio of water with fruits appropriate and to determine the
appropriate concentration of stabilizer and to investigate the interaction between the ratio of the fruit with
water and the concentration of the stabilizer on the characteristics of the juice of snakefruits Bongkok.
The preliminary study is to determine the appropriate addition of sucrose concentration and stabilizer
right with organoleptic response. Primary research carried out by using a randomized block design (RBD)
consisting of two factors: factor A (comparison fruit with water), which consists of 5 levels ie a 1 (1: 1), a2 (1:
2), a3 (1: 3) , a4 (1: 4), a5 (1: 5) and factor B (concentration of stabilizer), which consists of three levels ie b 1
(0.5%), b2 (0.75%), b3 (1%). The responses are used in the main study chemical response that consists of
antioxidant activity, moisture content and TSS (Total Soluble Solid), physical responses that the viscosity and
organoleptic responses that include taste, aroma and appearance.
Based on preliminary research results, obtained the best sucrose concentrations of 10% and the best
type of stabilizer that is dextrin (a3b2 treatment with sample code 896). Based on the results of primary
research, it is known that the interaction comparisons fruit with water and concentration of stabilizer
significant effect on antioxidant activity, moisture content, TSS and viscosity.
The best treatment is fruit juice and water with a ratio of 1: 1 with a stabilizer concentration of 0.5%
(a1b1 treatment with sample code 392) which has a value of IC50 91.9555 mg / mL, the water content of
69.725%, amounting to 26.185% TSS and viscosity of 2.8885 kg / m.s.

PENDAHULUAN Bongkok dari tahun 2008-2012 dapat diketahui


bahwa produktivitas salak Bongkok pada tahun
Latar Belakang Penelitian 2008 yaitu 203.390 kwintal, tahun 2009 yaitu
Tanaman salak (Salacca edulis, Reinw) 159.632 kwintal, tahun 2010 yaitu 35.918 kwintal
merupakan salah satu tanaman buah tropis asli dan pada tahun 2012 yaitu 48.887 kw. Pada tahun
Indonesia. Hal ini tercermin dari ragam varietas 2008 sampai tahun 2009, jumlah produksi buah
salak yang dapat dijumpai di hampir semua salak Bongkok di Kabupaten Sumedang
propinsi di wilayah nusantara. Menurut megalami penurunan produktivitas, sedangkan
Puslitbang Hortikultura kersikan dari Indonesia pada tahun 2009 sampai tahun 2012 jumlah
memperoleh penghargaan dengan sebutan Great produksi salak Bongkok di Kabupaten Sumedang
Tropical Fruits. Potensi plasma nutfah tanaman kembali mengalami kenaikan produktivitas
salak di Indonesia makin beragam dan bertambah (Badan Pusat Statistik Jawa Barat, 2008-2012).
terus jumlah varietas dan kultivarnya dengan Beberapa penelitian menjelaskan bahwa
adanya pengembangan budi daya di berbagai buah salak Bongkok mengandung vitamin C 8,37
daerah (Rukmana, 1999). mg/100g dan selain itu terdapat suatu senyawa 2-
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu metilester-1-H- pirrol-4-asam karboksilat yang
daerah produksi Propinsi Jawa Barat yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan dengan
mengembangkan usaha hortikultura buah-buahan inhibitor dari DPPH (2,2 Diphenyl-1,
khususnya salak. Salak lokal yang dikembangkan picrylhydrazid) adalah 90,60% (2000 mg/mL)
di Kabupaten Sumedang adalah salak Bongkok IC50% = 33,92 mg/mL. Asam askorbat (sebagai
yang pertama kali ditemukan di Desa Bongkok, referensi) substansi adalah 95,56% IC50% =
Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang 3,18 mg/mL. Hasil penapisan fitokimia
Jawa Barat (Dinas Pertanian Kabupaten terhadap simplisia buah salak Bongkok
Sumedang, 2002). menunjukan adanya flavonoid, alkaloid,
Berdasarkan data statistik produksi salak terpenoid, tannin katekat dan kuinon,
sedangkan saponin tidak ditemukan (Afrianti, et

1
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

al., 2010). Selain itu buah salak varietas Bongkok perbandingan air dengan sari buah dan
ini dapat menurunkan produksi asam urat secara konsentrasi penstabil terhadap karakteristik
in vivo dan in vitro (Afrianti et al., 2011). minuman sari buah.
Kandungan vitamin C sebagai antioksidan
yang tinggi, flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin Identifikasi Masalah
katekat, kuinon dan menurunkan produksi asam Berdasarkan latar belakang penelitian
urat pada salak varietas Bongkok ini bermanfaat diatas, masalah yang dapat diidentifikasikan
untuk kesehatan manusia, oleh karena itu salak adalah sebagai berikut:
varietas Bongkok ini berpotensi dapat 1. Apakah variasi perbandingan buah salak
dimanfaatkan menjadi suatu produk fungsional dengan air berpengaruh terhadap
(Afrianti dkk, 2007). karakteristik sari buah salak varietas
Buah salak Bongkok memiliki rasa yang Bongkok.
asam, sepat dan agak pahit sehingga buah salak 2. Apakah konsentrasi penstabil berpengaruh
Bongkok tidak diminati oleh konsumen yang terhadap karakteristik minuman sari buah
mengakibatkan buah salak Bongkok menjadi salak varietas Bongkok (Salacca edulis
komoditi yang terbuang (Permatasari, 2012). Reinw).
Selain itu, buah salak mudah rusak akibat faktor 3. Apakah interaksi perbandingan buah salak
mekanis, fisis, mikrobiologis dan fisiologis. dengan air dan konsentrasi penstabil
Pengolahan minuman sari buah salak varietas berpengaruh terhadap karakteristik
Bongkok merupakan salah satu cara untuk minuman sari buah salak varietas Bongkok
memanfaatkan buah agar tidak terbuang. Selain (Salacca edulis Reinw).
itu, pengolahan ini dapat memperpanjang umur Maksud dan Tujuan Penelitian
simpan buah salak serta untuk menambah Maksud dari penelitian ini adalah untuk
diversifikasi produk pangan. mengetahui bagaimana pengaruh perbandingan
Menurut Standar Nasional Indonesia buah salak dengan air dan pengaruh konsentrasi
(1995), minuman sari buah adalah minuman penstabil serta interaksi perbandingan buah salak
ringan yang dibuat dari buah dan air dengan atau dengan air dan konsentrasi penstabil terhadap
tanpa penambahan gula dan bahan tambahan karakteristik minuman sari buah salak Bongkok.
makanan yang diizinkan. Menurut Fauzan (2010), Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
minuman sari buah secara komersial dikenal menentukan perbandingan air dengan buah salak
dengan nama juice dibuat dengan cara ekstraksi yang tepat dan untuk menentukan konsentrasi
buah ditambah dengan air dan gula sebanyak 5 penstabil yang tepat sehingga akan diperoleh
- 10 %. minuman sari buah salak yang mempunyai
Perbandingan air dengan ekstrak memiliki karakteristik baik dan dapat diterima oleh
pengaruh terhadap warna, rasa, dan aroma. konsumen.
Semakin besar perbandingan air yang
ditambahkan maka warna akan semakin terang Manfaat Penelitian
hingga pucat, aromanya kurang khas, rasa akan Manfaat yang ingin dicapai dari
semakin hambar dan kekentalannya pun rendah, pembuatan minuman sari buah salak varietas
begitupun sebaliknya (Gustianova, 2012). Bongkok adalah meningkatkan nilai ekonomis
Masalah yang sering dihadapi dalam dari daging salak varietas Bongkok,
pembuatan sari buah adalah kerusakan suspensi meningkatkan nilai jual buah salak varietas
dari sari buah. Kerusakan suspensi sari buah Bongkok, menambah variasi produk yang
dapat berupa endapan serta perubahan warna dan berbahan baku salak dan sebagai salah satu
rupa yang tidak diinginkan, untuk mengatasi produk diversifikasi minuman serta memberikan
masalah ini, perlu ditambahkan bahan penstabil informasi tentang cara mengawetkan buah salak.
dengan tujuan untuk mendapatkan kestabilan sari
buah yang dianjurkan yaitu minimal 50% (SNI, Kerangka Pemikiran
1995). Sari buah adalah cairan yang dihasilkan
Beberapa jenis bahan penstabil yang dari penghancuran buah segar yang matang. Pada
digunakan dalam pembuatan sari buah umumnya prinsipnya dikenal dua macam sari buah, yaitu
adalah CMC, gum arab dan dekstrin. Namun, sari buah encer yang diperoleh dari pengepresan
penamabahan bahan penstabil umumnya daging buah, dilanjutkan dengan penambahan air,
berpengaruh terhadap viskositas larutan. penambahan atau tanpa penambahan gula dan sari
Penambahan konsentrasi CMC yang buah pekat yaitu cairan yang dihasilkan dari
berlebihan dapat meningkatkan viskositas larutan. pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan
(Kamal, 2010). Selain itu, dengan menambahakan proses pemekatan (Triyono, 2010).
gum arab pada larutan, viskositas akan meningkat Menurut Farikha dkk (2013), tahapan
sebanding dengan peningkatan konsentrasi pembuatan sari buah, meliputi sortasi buah,
(Tranggono dkk, 1991). pencucian, pengupasan, pemotongan,
Berdasarkan uraian diatas maka perlu penghancuran daging buah, filtrasi,
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

2
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

homogenisasi, pasteurisasi, pengemasan, dan madu sari buah jambu merah yang berkualitas
penyimpanan. baik (Gitawuri, 2014).
Sedangkan menurut Gustianova (2012), Menurut Suzanty (2009), hasil uji
proses pembuatan sari buah pada prinsipnya organoleptik sari kedelai instan menunjukkan
terdiri dari tahapan ekstraksi, penyaringan, bahwa sampel dengan bahan penstabil dekstrin
pemanasan, dan pengemasan. Dalam pembuatan 0,2 % merupakan sampel terbaik. Menurut
sari buah tertentu misalnya salak, proses ekstraksi Amalia (2011), hasil penelitian pembuatan sirup
untuk mendapatkan cairan buah dapat dilakukan buah kawis didapatkan nilai kekeruhan terendah
dengan pengepresan (menggunakan juice pada penambahan dekstrin dengan massa 7,5
extractor atau juice presser), penghancuran gram/L.
(dengan blender atau parutan), atau dengan cara Selain masalah terbentuknya endapan, salak
perebusan atau dengan mengekstraksinya dengan dapat mengalami perubahan warna akibat
menggunakan pelarut. aktivitas enzim yang terkandung di dalam buah
Buah yang digunakan untuk membuat sari salak. Oleh karena itu, salak harus melewati
buah adalah buah yang telah matang, dalam perlakuan blanching untuk menginaktifkan enzim
bentuk segar atau yang dipertahankan dalam yang dapat merusak suspensi sari buah salak
kondisi yang baik dengan peralatan. Buah sehingga terbentuk endapan pada produk
tersebut dapat langsung diolah menjadi sari buah minuman, disamping itu blanching juga dapat
atau terlebih dahulu dibuat menjadi puree mengurangi jumlah populasi mikroorganisme
maupun konsentrat sari buah pada bahan pangan tersebut.
(Gustianova, 2012). Menurut Aminah dkk (2008), dalam
Menurut Farikha dkk (2013), masalah yang pembuatan sari buah belimbing, dilakukan
timbul pada minuman sari buah naga adalah blanching pada air panas (80C) selama 3 menit
timbulnya endapan selama penyimpanan. Dalam untuk mencegah terjadinya pencoklatan pada
pembuatan minuman sari buah keruh diperlukan buah belimbing.
bahan penstabil untuk mempertahankan kondisi Menurut Saadah dkk (2015), minuman sari
keruh dan mencegah pengendapan. Pada buah adalah sari buah yang telah diencerkan
penelitian ini digunakan 3 jenis bahan penstabil, dengan menggunakan air. Kandungan sari buah
yaitu CMC (Carboxyl Methyl Cellulose), gum pada minuman minimal harus 35% dengan atau
arab dan dekstrin. tanpa penambahan gula.
Penggunaan CMC (Carboxyl Methyl Menurut penelitian Suhartini (2002),
Cellulose) dapat digunakan sebagai stabilizier penambahan air pada pembuatan sari buah lidah
pada pembuatan minuman madu sari buah jambu buaya didapat hasil terbaik 1:2. Menurut
merah. CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) Widyasari (2007), perbandingan air yang paling
berfungsi mempertahankan kestabilan minuman disukai pada penelitiannya yaitu dalam
agar partikel padatannya tetap terdispersi merata pembuatan sari buah jambu mete adalah 1 : 3.
ke seluruh bagian sehingga tidak mengalami Menurut Gustianova (2012), perbandingan air
pengendapan. CMC juga dapat memperbaiki yang paling disukai pada penelitiannya yaitu
citarasa, warna, dan konsistensi sari buah (Kamal, dalam pembuatan minuman ekstrak buah salak
2010). Bongkok adalah 1 : 4.
Menurut Siskawardani dkk (2013), Menurut Saadah dkk (2015), jumlah gula
penambahan CMC sebanyak 0,04% merupakan yang ditambahkan adalah sebanyak 100 gram
perlakuan terbaik pada pembuatan minuman atau lebih untuk setiap liternya, tergantung dari
asam sari tebu. Sedangkan menurut Prasetyo dkk tingkat kemanisan buah yang digunakan dan
(2014), penambahan CMC sebanyak 0,05% dapat tingkat kemanisan minuman sari buah yang
meningkatkan viskositas dan mutu organoleptik dikehendaki. Menurut Fauzan (2010),
pada minuman madu sari buah jambu merah. penambahan gula sebanyak 15% pada
Penambahan bahan penstabil CMC dengan pembuatan sari buah nangka merupakan sari
konsentrasi 2% merupakan perlakuan terbaik buah yang paling disukai oleh panelis.
pada pembuatan sari buah nangka (Fauzan, Produk sari buah yang mempunyai tingkat
2010). Menurut Manoi (2006) Penggunaan CMC keasaman tinggi (nilai pH 4,5-5) dapat
lebih efektif dibandingkan dengan gum arab atau dipasteurisasi pada suhu antara 160-165F atau
gelatin. Penambahan CMC dengan konsentrasi 71,1-73,9C
0,5 3% sering digunakan untuk (Farikha dkk, 2013). Menurut Ariyanto (2013),
mempertahankan kestabilan suspensi. Perlakuan untuk menghilangkan mikroba pada sari buah
penambahan bahan CMC (Carboxyl Methyl apel, dilakukan proses pasteurisasi pada suhu
Cellulose) 1,5% memberikan hasil terbaik pada 70C selama 20 menit. Sedangkan menurut
pembuatan sirup jambu mete. Pertiwi (2014), proses pasteurisasi pada produk
Gum arab dapat digunakan sebagai sari stroberi dilakukan pada suhu 65C selama 15
penstabil dengan maksimal penggunaan 0,05% menit.
(Saptoningsih, 2012). Konsentrasi penambahan
gum arab sebanyak 0,1% menghasilkan minuman

3
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

Hipotesa Penelitian Cellulose, gum arab dan dekstrin.


Berdasarkan kerangka pemikiran diatas,
maka dapat diambil hipotesis diduga bahwa : Penelitian Utama
Rancangan percobaan yang digunakan
1. Variasi perbandingan air dengan buah salak
dalam penelitian utama ini adalah Rancangan
berpengaruh terhadap karakteristik
Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial
minuman sari buah salak varietas Bongkok
(5x3) dengan 2 (dua) kali ulangan
(Salacca edulis Reinw).
1. Faktor perbandingan buah dengan air (A)
2. Konsentrasi penstabil berpengaruh terhadap
terdiri dari 5 taraf, yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 1:4
karakteristik minuman sari buah salak
dan 1:5.
varietas Bongkok (Salacca edulis Reinw).
2. Faktor konsentrasi penstabil (B) terdiri dari
3. Interaksi perbandingan air dengan buah
3 taraf, yaitu 0,5%, 0,75% dan 1%.
salakdan konsentrasi bahan penstabil
berpengaruh terhadap karakterisitk Rancangan Percobaan
minuman sari buah salak Bongkok. Rancangan percobaan yang digunakan
dalam penelitian utama adalah Rancangan Acak
Waktu dan Tempat Penelitian
Kelompok (RAK) dengan pola faktorial (5x3)
Penelitian akan dilakukan dan dimulai pada
dengan 2 kali ulangan, sehingga didapatkan 30
bulan Juni sampai dengan Oktober 2015,
perlakuan seperti yang terlihat pada Tabel 1.
bertempat di Laboratoium Penelitian Jurusan
Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas
Pasundan, Bandung. Tabel 1. Model Percobaan Rancangan
Acak Kelompok Pola Faktorial 5x3
BAHAN, ALAT, DAN METODE dengan 2 Kali Ulangan
PENELITIAN Perbandingan Konsentrasi Ulangan
Buah dengan Bahan
I II
Air (A) Penstabil (B)
Bahan Penelitian
b1 a1b1 a1b1
Bahan yang digunakan untuk pembuatan
a1 b2 a1b2 a1b2
minuman sari buah salak diantaranya adalah salak
b3 a1b3 a1b3
varietas Bongkok yang diperoleh dari desa
Bongkok, kecamatan Conggeang, Sumedang, b1 a2b1 a2b1
Jawa Barat, air, gula pasir, Carboxyl Methyl a2 b2 a2b2 a2b2
Cellulose, gum arab dan dekstrin. Bahan yang b3 a2b3 a2b3
digunakan untuk analisis adalah reagen DPPH, b1 a3b1 a3b1
toluen, alkohol, metanol dan aquadest. a3 b2 a3b2 a3b2
b3 a3b3 a3b3
Alat Penelitian b1 a4b1 a4b1
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian a4 b2 a4b2 a4b2
ini adalah blender, panci, kompor gas, kain blacu b3 a4b3 a4b3
dan lemari pendingin. Alat yang digunakan untuk b1 a5b1 a5b1
analisis adalah spektrofotometri, pipet, gelas a5 b2 a5b2 a5b2
kimia, labu erlenmeyer, kertas saring, tabung b3 a5b3 a5b3
reaksi, timbangan digital, pipet mikro, pipet Denah rancangan faktorial 5x3 dalam
volumetri, piknometer, labu destilasi, labu takar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 kali
25 mL, eksikator, oven dan viskometer ostwald. ulangan sebagai berikut:
Metoda Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan Kelompok Ulangan 1
meliputi: rancangan perlakuan, rancangan a3b1 a1b2 a2b3 a4b2 a4b3 a3b2 a2b1 a3b3
percobaan, rancangan respon, dan prosedur
penelitian. a1b1 a2b2 a5b3 a5b2 a5b1 a1b3 a4b1

Rancangan Perlakuan Kelompok Ulangan 2


Rancangan Perlakuan terdiri dari a4b1 a2b3 a5b3 a3b2 a3b1 a1b1 a4b2 a5b1
penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
Penelitian Pendahuluan a1b2 a3b3 a1b2 a3b3 a1b2 a3b3 a1b2
Perlakuan yang digunakan pada penelitian
pendahuluan adalah menentukan penambahan
konsentrasi sukrosa dan jenis penstabil yang
tepat. Konsentrasi sukrosa yang ditambahkan
yaitu 5, 10 dan 15% sedangkan jenis bahan
penstabil yang digunakan yaitu Carboxyl Methyl

4
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

Tabel 2. Analisis Variasi (ANAVA) penimbangan. Buah salak ditimbang sesuai


Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat
F tabel dengan basis yang diperlukan.
Bebas Kuadrat Tengah F hitung
Varians
(db) (JK) (KT)
5% 2. Pencucian
Kelompok r1 JKK KTK - Buah salak yang telah ditimbang kemudian
Perlakuan ab-1 - - - dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan
A a-1 JK(A) KT(A) KT(A)/KTG
B b-1 JK(B) KT(B) KT(B)/KTG kotoran yang menempel pada kulit salak.
AB (a-1)(b-1) JK(AB) KT(AB) KT(AB)/KTG
Pencucian dilakukan di bawah air yang mengalir.
Galat (r-1)(ab-1) JKG KTG -
Total rab-1 JKT - -
3. Blanching
Sumber : Vincent Gaspersz (1995) Proses blanching dilakukan pada suhu 80C
selama 7 menit. Tujuan dilakukan proses
Berdasarkan rancangan percobaan di atas, blanching adalah untuk menonaktifkan enzim
maka dapat ditentukan daerah penolakan sehingga produk yang dihasilkan memiliki warna
hipotesis, yaitu : yang menarik. Selain itu, proses blanching
1) Jika F hitung > F tabel pada taraf 5%, dilakukan untuk mengurangi mikroorganisme
maka perlakuan konsentrasi dan lama pada salak tersebut.
perendaman dalam natrium metabisulfit, serta 4. Penirisan
interaksinya berpengaruh terhadap karakteristik Buah salak yang telah melewati proses
manisan kering salak varietas Bongkok. Dengan blanching selanjutnya ditiriskan. Penirisan
demikian hipotesis penelitian diterima dan dilakukan untuk menghilangkan air sisa
dilakukan uji lanjut Duncan. blanching.
2) Jika F hitung < F tabel pada taraf 5%, 5. Trimming
maka perlakuan konsentrasi dan lama Proses trimming dilakukan untuk
perendaman dalam natrium metabisulfit, serta memisahkan bagian-bagian yang tidak diperlukan
interaksinya tidak berpengaruh terhadap dalam proses. Buah salak dipisahkan dari kulit
karakteristik manisan kering salak varietas buah dengan cara mengupas kulit bagian luar
Bongkok. Dengan demikian hipotesis penelitian buah menggunakan sarung tangan karet,
ditolak. kemudian bagian buah salak yang menempel
dipisahkan satu persatu dan dipisahkan bijinya.
Rancangan Respon 6. Pemotongan
Rancangan respon yang akan dilakukan Daging buah salak yang telah ditiriskan
pada penelitian utama ini meliputi respon kimia, kemudian dipotong dengan menggunakan pisau.
respon fisika dan respon organoleptik. Proses pemotongan bertujuan untuk
1) Respon Kimia mempermudah proses penghancuran.
Respon kimia yang dilakukan terhadap 7. Penghancuran
minuman sari buah salak Bongkok ini adalah Daging buah salak yang telah dipotong
analisis aktivitas antioksidan dengan metode kemudian dahancurkan dengan menggunakan
DPPH (Amin, 2005), kadar air dengan metode blender. Proses penghancuran dilakukan dengan
destilasi (Sudarmadji, 1967) dan uji TSS (Total menambahkan air dengan perbandingan antara
Soluble Solid) metode gravimetri (Apriyantono, buah dengan air yaitu 1:4.
dkk. 1989). 8. Penyaringan
2) Respon Fisika Proses selanjutnya yaitu proses
Respon fisik yang dilakukan adalah penyaringan. Pada proses ini, buah salak yang
penentuan viskositas pada minuman sari buah telah dihancurkan disaring menggunakan kain
salak Bongkok dengan menggunakan viskometer blacu untuk mendapatkan sari buah salak yang
(AOAC, 1995). terpisah dari ampas.
3) Respon Organoleptik 9. Pencampuran I
Pengujian organoleptik dilakukan terhadap Sari buah yang telah didapat selanjutnya
rasa, aroma dan kenampakan sari buah salak ditambahkan gula pasir dengan konsentrasi yang
Bongkok. Uji organoleptik dilakukan dengan berbeda yaitu 5, 10 dan 15%.
menggunakan skala hedonik. Sampel tersebut 10. Pencampuran II
disajikan kepada 20 orang panelis dengan kode Proses pencampuran II yaitu penambahan
tertentu pada setiap sampel. bahan penstabil dimana bahan penstabil yang
Deskripsi Penelitian Pendahuluan ditambahkan adalah CMC dengan konsentrasi
Deskripsi percobaan proses pembuatan 0,5%, gum arab dengan konsentrasi 0,1% dan
minuman sari buah salak varietas Bongkok yang dekstrin dengan konsentrasi 0,75%.
dilakukan dalam penelitian pendahuluan adalah 11. Pasteurisasi
sebagai berikut: Pasteurisasi dilakukan untuk
1. Penimbangan memperpanjang umur simpan dengan cara
Tahap awal yang dilakukan dalam mematikan bakteri. Pasteurisasi dilakukan pada
pembuatan minuman sari buah salak yaitu suhu 700C selama 20 menit.

5
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

Diagram alir pembuatan minuman sari buah Diagram alir pembuatan minuman sari buah
salak Bongkok pada penelitian utama dapat salak Bongkok pada penelitian utama dapat
dilihat pada Gambar 1. dilihat pada Gambar 2.
Deskripsi Penelitian Utama
Deskripsi percobaan proses pembuatan
minuman sari buah salak varietas Bongkok yang
dilakukan dalam penelitian utama ini adalah
sebagai berikut:
1. Penimbangan
Proses pertama yang dilakukan yaitu
penimbangan. Buah salak ditimbang sesuai
dengan basis yang diperlukan.
2. Pencucian
Buah salak yang telah ditimbang
selanjutnya dicuci di bawah air yang mengalir
untuk menghilangkan kotoran yang menempel
pada kulit buah salak.
3. Blanching
Buah salak yang sudah dipisahkan dari kulit
dan bijinya selanjutnya selanjutnya diblanching
pada suhu 80C selama 7 menit.
4. Penirisan
Buah salak yang telah melewati proses
blanching selanjutnya ditiriskan. Penirisan
dilakukan untuk menghilangkan air sisa
blanching yang menempel pada permukaan buah
salak.
5. Trimming
Buah salak yang sudah dicuci kemudian
ditrimming untuk memisahkan bagian-bagian
yang tidak diperlukan. Buah salak dipisahkan dari
kulit buah dan bijinya.
6. Pemotongan
Pemotongan buah salak dilakukan untuk
mempermudah proses penghancuran.
7. Penghancuran
Proses selanjutnya yaitu penghancuran.
Proses penghancuran dilakukan dengan Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
menggunakan blender. Proses penghancuran ini Pendahuluan Pembuatan Minuman Sari Buah
dilakukan dengan penambahan air yang berbeda Salak Bongkok
yaitu dengan perbandingan anatara buah dan air
1:1, 1:2, 1:3, 1:4 dan 1:5.
8. Penyaringan
Buah yang sudah dihancurkan selanjutnya
disaring untuk dipisahkan dari ampasnya.
9. Pencampuran I
Sari buah yang telah didapatkan dari proses
penyaringan selanjutnya ditambahkan gula pasir.
Konsentrasi gula pasir yang ditambahkan sesuai
dengan konsentrasi yang telah didapatkan dari
hasil penelitian pendahuluan.
10. Pencampuran II
Proses pencampuran II yaitu penambahan
bahan penstabil. Bahan penstabil yang
ditambahkan sesuai dengan hasil penelitian
pendahuluan dengan variasi konsentrasi.
11. Pasteurisasi
Proses selanjutnya yaitu pasteurisasi yang
dilakukan pada suhu 700C selama 20 menit.

6
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

Tabel 3. Hasil Uji Organoleptik Terhadap


Rasa, Aroma dan Kenampakan Sari Buah
Salak Bongkok
Organoleptik
Sampel Total
Rasa Aroma Kenampakan
a1b1 (CMC,
2,63 a 3,43 b 3,33 a 9,3
sukrosa 5%)
a1b2 (CMC,
4,02 c 3,55 b 3,45 abc 11,02
sukrosa 10%)
a1b3 (CMC,
3,72 b 3,80 c 3,37 ab 10,89
sukrosa 15%)
a2b1 (gum arab,
4,23 c 3,20 a 4,05 e 11,48
sukrosa 5%)
a2b2 (gum arab,
4,12 c 3,78 c 3,60 bcd 11,5
sukrosa 10%)
a2b3 (gum arab,
2,85 a 4,12 d 3,67 cd 10,64
sukrosa 15%)
a3b1 (dekstrin,
2,67 a 3,10 a 3,77 d 9,54
sukrosa 5%)
a3b2 (dekstrin,
4,25 c 3,85 c 4,13 ef 12,23
sukrosa 10%)
a3b3 (dekstrin,
4,20 c 4,22 e 4,33 f 12,75
sukrosa 15%)
Tabel 3 menunjukkan bahwa penambahan
konsentrasi sukrosa yang berbeda dan
penambahan jenis penstabil yang berbeda
memberikan pengaruh yang nyata terhadap rasa
sari buah salak Bongkok. Gitawuri (2014)
menyatakan bahwa perbedaan pengaruh yang
sangat nyata pada uji organoleptik (rasa)
disebabkan karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhi penerimaan panelis terhadap rasa,
antara lain senyawa kimia, suhu, konsentrasi, dan
interaksi dengan komponen rasa yang lain. Hal
tersebut dapat dilihat pada sampel dengan
penambahan CMC dan dekstrin sebagai bahan
penstabil memiliki rasa yang paling disukai pada
penambahan sukrosa sebesar 10% yaitu pada
perlakuan a1b2 dan a3b2 sedangkan sampel dengan
penambahan gum arab sebagai penstabil yang
memiliki rasa yang paling disukai pada
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Utama penambahan sukrosa sebesar 5% yaitu pada
Pembuatan Manisan Kering Salak Bongkok perlakuan a2b1.
Penilaian panelis tehadap sari buah salak
HASIL DAN PEMBAHASAN Bongkok menunjukkan bahwa panelis lebih
menyukai sari buah salak Bongkok dengan
penambahan sukrosa sebesar 10%. Hal ini
Hasil dan Pembahasan Penelitian disebabkan sari buah salak dengan penambahan
Pendahuluan sukrosa sebesar 10% memiliki perpaduan rasa
Penelitian pendahuluan yang dilakukan manis dan sepat khas buah salak yang pas. Sari
dalam pembuatan sari buah salak Bongkok, yaitu buah salak dengan penambahan sukrosa sebesar
penentuan jenis bahan penstabil yang paling baik 5%, memiliki rasa yang kurang manis dan
dalam pembuatan sari buah salak Bongkok dan memiliki rasa khas sepat buah salak yang sangat
penentuan penambahan konsentrasi sukrosa yang kuat sedangkan pada sari buah salak dengan
tepat. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan penambahan sukrosa sebesar 15% menghasilkan
uji organoleptik terhadap rasa, aroma dan sari buah yang memiliki rasa sangat manis dan
kenampakan yang terbaik dengan menggunakan sudah tidak ada rasa sepat khas buah salak.
skala hedonik oleh 20 orang panelis. Hasil uji organoleptik pada Tabel 3
Berdasarkan uji organoleptik terhadap rasa, menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
aroma dan kenampakan terdapat perbedaan yang sukrosa dan jenis penstabil yang berbeda juga
nyata menurut uji lanjut Duncan pada taraf 5%. memberikan pengaruh yang nyata terhadap aroma
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. sari buah salak Bongkok. Semakin tinggi
konsentrasi sukrosa yang ditambahkan, semakin
tinggi penilaian panelis terhadap aroma sari buah
salak Bongkok. Aroma sampel dengan

7
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

penambahan sukrosa 15% lebih disukai oleh air, TSS (Total Soluble Solid), analisis fisika
panelis yaitu pada perlakuan a1b3, a2b3 dan a3b3. yaitu viskositas dan uji organoleptik yang
Hal ini dapat disebabkan karena sukrosa dapat meliputi rasa, aroma dan kenampakan.
membentuk flavor pada saat pemanasan sehingga
dapat memperbaiki aroma. Analisis Kimia
Berdasarkan hasil uji organoleptik pada Antioksidan
Tabel 3 dapat diketahui bahwa penambahan jenis Uji kuantitatif daya antioksidan pada
penstabil yang berbeda dapat memberikan penelitian ini dilakukan dengan metode DPPH
pengaruh yang nyata terhadap kenampakan sari (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) secara
buah salak Bongkok. Atribut mutu kenampakan spektrofotometri sinar tampak. Metode ini
yang dinilai yaitu berdasarkan endapan yang didasarkan pada perubahan warna radikal DPPH
terbentuk. Hasil uji organoleptik menunjukkan yang disebabkan oleh reaksi antara radikal bebas
bahwa panelis memberikan nilai tertinggi pada DPPH dengan satu atom hidrogen yang
perlakuan a3b3 yang tidak berbeda nyata dengan dilepaskan senyawa yang terkandung dalam
perlakuan a3b2 dimana pada perlakuan tersebut bahan uji untuk membentuk senyawa 1,1-difenil-
ditambahkan dekstrin sebagai bahan penstabil 2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning. Pada
sari buah salak Bongkok. metode ini absorbansi yang diukur adalah
Penilaian keseluruhan sari buah salak absorbansi larutan DPPH sisa yang tidak bereaksi
Bongkok diihat berdasarkan penilaian panelis dengan senyawa antioksidan (Josephy,1997).
terhadap rasa, aroma dan kenampakan. Hal ini Berdasarkan hasil analisis antioksidan
didukung oleh Harun (2013), yang menyatakan menunjukkan bahwa perbandingan buah dengan
bahwa penilaian keseluruhan dapat dikatakan air (A) dan konsentrasi penstabil (B) serta
gabungan dari yang tampak seperti rasa, aroma interaksinya (AB) memberikan pengaruh nyata
dan kekentalan. Pemilihan perlakuan terpilih pada terhadap aktivitas antioksidan sari buah salak
penelitian pendahuluan ditentukan berdasarkan Bongkok. Pengaruh interaksi perbandingan buah
penilaian tertinggi terhadap rasa dan kenampakan dengan air dan konsentrasi penstabil (AB)
karena penelitian pendahuluan ini dilakukan terhadap aktivitas antioksidan sari buah salak
untuk menentukan jumlah sukrosa yang Bongkok dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar
ditambahkan ke dalam sari buah salak 3.
berdasarkan tingkat kesukaan panelis terhadap Tabel 4. Pengaruh Interaksi Perbandingan
rasa sedangkan penilaian terhadap kenampakan Buah dengan Air dan Konsentrasi Penstabil
dilakukan untuk menentukan jenis bahan (AB) Terhadap Aktivitas Antioksidan Sari
penstabil yang digunakan. Berdasarkan Tabel 3 Buah Salak Bongkok
dapat disimpulkan bahwa sampel dengan Perbandingan Konsentrasi Penstabil (B)
perlakuan penambahan konsentrasi sukrosa Buah dan Air
b1 (0,5%) b2 (0,75%) b3 (1%)
sebesar 10% dan jenis bahan pestabil dekstrin (A)
merupakan perlakuan terbaik. Perlakuan tersebut A A A
selanjutnya akan digunakan untuk penelitian a1 (1:1) 91,9555 171,2385 221,999
utama. a b b
B B B
Hasil dan Pembahasan Penelitian Utama a2 (1:2) 225,105 336,369 755
Penelitian utama merupakan kelanjutan dari a b c
penelitian pendahuluan, dimana hasil uji C C C
organoleptik pada penelitian pendahuluan telah a3 (1:3) 1030,49 1289,425 3229,77
diperoleh konsentrasi sukrosa dan jenis penstabil a b c
terpilih untuk pembuatan sari buah salak D D D
Bongkok dimana konsentrasi sukrosa yang a4 (1:4) 1496,94 1701 2510,405
terpilih pada penelitian pendahuluan adalah a b c
sebesar 10% dan jenis bahan penstabil yang E E E
terpilih adalah dekstrin. Selanjutnya, perlakuan a5 (1:5) 2345,21 3131,23 3548,125
terpilih ini akan digunakan pada penelitian utama. a b c
Penelitian utama dilakukan untuk
Keterangan: Setiap huruf yang berbeda
mengetahui pengaruh perbandingan buah dengan
menunjukkan adanya perbedaan
air (1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5) dan konsentrasi
yang nyata pada taraf 5% Uji
penstabil (0,5%, 0,75%, 1%) terhadap
Duncan (huruf kecil dibaca secara
karakteristik sari buah salak Bongkok.
horizontal dan huruf besar secara
Analisis hasil penelitian utama yang vertikal).
dilakukan pada produk sari buah salak
Bongkok adalah analisis kimia yang
meliputi analisis aktivitas antioksidan, kadar

8
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

4000
3500
3000
Rata-rata IC50

2500 y = 840.77x - 469.24


R = 0.7972
2000
1500
y = 728.46x - 859.53
1000 R = 0.9287

500 y = 577.83x - 695.56


R = 0.9608
0
0 1 2 3 4 5
Perbandingan Buah dengan Air
Konsentrasi Penstabil 0,5% Konsentrasi Penstabil 0,75%
Konsentrasi Penstabil 1% Linear (Konsentrasi Penstabil 0,5%)
Linear (Konsentrasi Penstabil 0,75%) Linear (Konsentrasi Penstabil 1%)
Gambar 3. Kurva Pengaruh Perbandingan Buah dengan Air Terhadap Aktivitas Antioksidan Sari
Buah Salak Bongkok

Tabel 4 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa analisis. Selain itu, diduga kondisi sampel yang
aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada sudah tidak dalam keadaan segar mempengaruhi
perlakuan a1 yaitu pada perlakuan dengan hasil analisis.
perbandingan buah dan air 1:1. Semakin banyak Penilaian aktivitas antioksidan dilihat
jumlah penambahan air maka semakin rendah berdasarkan nilai IC50 terendah. Semakin tinggi
akitifas antioksidan pada sari buah salak nilai IC50, semakin rendah aktivitas antioksidan.
Bongkok. Namun, hasil analisis menunjukkan Molyneux (2004), menyatakan bahwa suatu zat
bahwa sampel dengan perbandingan air yang mempunyai sifat antioksidan bila nilai IC50
lebih banyak mempunyai aktivitas antioksidan kurang dari 200 g/mL. Bila nilai IC50 yang
yang lebih tinggi seperti pada perlakuan a3b3 diperoleh berkisar antara 200-1000 g/mL, maka
(perbandingan buah dan air 1:3 dan konsentrasi zat tersebut kurang aktif namun masih berpotensi
penstabil 1%) menunjukkan bahwa aktivitas sebagai zat antioksidan. Hal ini menunjukkan
antioksidan lebih rendah dibandingkan dengan bahwa sari buah dengan perbandingan buah dan
perlakuan a4b3 (perbandingan buah dan air 1:4 air 1:1 mempunyai sifat antioksidan yang kuat
dan konsentrasi penstabil 1%). Hal ini dapat karena mempunyai nilai IC50 kurang dari 200
terjadi karena adanya kesalahan pada saat g/mL.

1;1
3800
3550 y = 2405.8x + 1203.8 1;2
3300 R = 0.9696
3050 1;3
2800
Rata-rata IC50

2550 1;4
2300 y = 2026.9x + 382.58
2050 1;5
R = 0.8937 y = 4398.6x - 1449
1800 Linear (1;1)
1550 R = 0.8369
1300 Linear (1;2)
1050 y = 1059.8x - 356.02
800 Linear (1;3)
550 R = 0.8992 y = 260.09x - 33.334
300 R = 0.9842 Linear (1;4)
50
Linear (1;5)
0.0 0.3 0.5 0.8 1.0 1.3 1.5
Konsentrasi Penstabil

Gambar 4. Kurva Pengaruh Konsentrasi Penstabil Terhadap Aktivitas Antioksidan Sari Buah Salak
Bongkok

9
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

Penambahan konsentrasi bahan penstabil Tabel 5. Pengaruh Interaksi Perlakuan


yang berbeda menunjukkan perbedaan aktivitas Perbandingan Buah Dengan Air dan
antioksidan dimana semakin tinggi konsentrasi Konsentrasi Penstabil Terhadap Kadar Air
penstabil yang ditambahkan, semakin rendah Sari Buah Salak Bongkok
aktivitas antioksidan. Menurut beberpa penelitian,
penambahan dekstrin dapat mempertahankan Konsentrasi Penstabil (B)
Perbandingan
kandungan antioksdian pada bahan karena Buah dan Air (A) b1 (0,5%) b2 (0,75%) b3 (1%)
dekstrin dapat membentuk matriks yang dapat
berfungsi melindungi komponen yang sensitif A A A
seperti antioksidan. Namun, hasil penelitian a1 (1:1) 69,725 68,79 68,16
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi b ab a
penstabil menunjukkan penurunan aktivitas A B B
antioksidan. Hal ini dapat terjadi karena adanya a2 (1:2) 71,08 70,66 69,725
proses pasteurisasi pada suhu yang cukup tinggi a a a
menyebabkan rusaknya struktur antioksidan B C C
sehingga aktivitas antioksidan pada produk a3 (1:3) 73,125 73,125 72,755
menjadi rendah. a a a
B C C
Kadar Air a4 (1:4) 74,73 74,215 73,875
Air merupakan komponen yang penting a a a
dalam bahan makanan karena air dapat C D D
a5 (1:5) 77,17 76,59 75,53
mempengaruhi tekstur, penampakan dan cita rasa
c b a
makanan pada umumnya. Penetapan kadar air
dalam bahan makanan ini penting artinya untuk Keterangan : Setiap huruf yang berbeda
mengetahui kadar air sekaligus kadar air zat menunjukkan adanya perbedaan
kering dalam makanan tersebut (Winarno, 1997). yang nyata pada taraf 5% Uji
Bila kandungan air relatif tinggi maka dapat Duncan (huruf kecil dibaca
diperkirakan bahan tersebut akan lebih cepat secara horizontal dan huruf
mengalami kerusakan baik oleh mikroba maupun besar secara vertikal).
oleh reaksi-reaksi lain. Persediaan air dalam Hasil uji kadar air sari buah salak Bongkok
bahan pangan maka diperkirakan akan terjadinya pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa kadar air
faktor penghambat untuk pertumbuhan mikroba. tertinggi terdapat pada perlakuan a5b1
Kadar air dalam makanan perlu ditetapkan karena (perbandingan buah dengan air 1:5 dan
semakin tinggi kadar air yang terdapat dalam konsentrasi penstabil 0,5%) sedangkan kadar air
suatu makanan makin besar pula kemungkinan terendah terdapat pada perlakuan a1b3
makanan tersebut cepat rusak atau tidak tahan (perbandingan buah dengan air 1:1 dan
lama (Winarno,1997). konsentrasi penstabil 1%). Tabel 9 menunjukkan
Berdasarkan hasil analisis kadar air bahwa semakin banyak jumlah konsentrasi
menunjukkan bahwa perbandingan buah dengan penstabil yang ditambahkan, kadar air yang
air (A) dan interaksinya (AB) memberikan terkandung dalam sari buah salak semakin
pengaruh nyata terhadap kadar air sari buah salak menurun. Hal ini dapat dihubungkan dengan total
Bongkok sedangkan konsentrasi penstabil (B) padatan terlarut dimana deksrin sebagai bahan
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar penstabil bersifat mengikat air. Oleh karena itu,
air sari buah salak Bongkok. Pengaruh interaksi kadar air akan menurun dengan semkain banyak
perlakuan perbandingan buah dengan air dan jumlah dekstrin yang ditambahkan.
konsentrasi penstabil terhadap kadar air sari buah
salak Bongkok dapat dilihat pada Tabel 5 dan
Gambar 5. 80
Rata-rata TSS

1;1
70
1;2
60
50 1;3

40 1;4
0.50% 0.75% 1% 1;5
Perlakuan

Gambar 5. Pengaruh Perbandingan Buah


Dengan Air dan Konsentrasi Penstabil
Terhadap Kadar Air Sari Buah Salak
Bongkok

10
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

Total Soluble Solid (TSS) dalam sistem tersebut dan tidak mengendap oleh
Berdasarkan hasil analisis total soluble pengaruh gaya gravitasi (Farikha, 2013).
solid menunjukkan bahwa perbandingan buah Kandungan pektin dalam buah juga
dengan air (A) dan interaksinya (AB) mempengaruhi total padatan terlarut. Pektin
memberikan pengaruh nyata terhadap total dalam buah akan membentuk larutan koloidal
padatan terlarut sari buah salak Bongkok dalam air selama proses pematangan buah
sedangkan konsentrasi penstabil (B) tidak (Desrosier, 1988). Selama proses pematangan
memberikan pengaruh nyata terhadap total buah, pektin dalam buah akan terhidrolisis
padatan terlarut sari buah salak Bongkok. menjadi komponen yang larut sehingga pektin
Pengaruh interaksi perlakuan perbandingan buah akan menurun kadarnya dan komponen yang larut
dengan air dan konsentrasi penstabil terhadap dalam air akan meningkat. Total padatan terlarut
total soluble solid sari buah salak Bongkok dapat akan mempengaruhi viskositas dan stabilitas sari
dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 6. buah.

Tabel 6. Pengaruh Interaksi Perlakuan 30


28 1;1

Rata-rata TSS
Perbandingan Buah dengan Air dan 26 1;2
Konsentrasi Penstabil Terhadap Total 24 1;3
22
Soluble Solid Sari Buah Salak Bongkok 20 1;4
0.50% 0.75% 1% 1;5
Perbandingan Konsentrasi Penstabil (B)
Perlakuan
Buah dan Air
b1 (0,5%) b2 (0,75%) b3 (1%) Gambar 6. Pengaruh Perbandingan Buah
(A)
E C D Dengan Air dan Konsentrasi Penstabil
a1 (1:1) 26,185 27,415 29,445 Terhadap Total Padatan Terlarut Sari Buah
a b c Salak Bongkok
D C C
a2 (1:2) 25,325 26,945 27,88 Analisis Fisika
a b c Berdasarkan hasil analisis viskositas
C B B menunjukkan bahwa perbandingan buah dengan
a3 (1:3) 24,57 24,57 25,345 air (A) dan interaksinya (AB) memberikan
a b c pengaruh nyata terhadap viskositas sari buah
B B B salak Bongkok sedangkan konsentrasi penstabil
a4 (1:4) 23,3 24,59 25,225 (B) tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
a b b viskositas sari buah salak Bongkok. Pengaruh
A A A interaksi perlakuan perbandingan buah dengan air
a5 (1:5) 21,625 22,71 23,77 dan konsentrasi penstabil terhadap total padatan
a b c terlarut sari buah salak Bongkok dapat dilihat
pada Tabel 7 dan Gambar 7.
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda
Tabel 7. Pengaruh Interaksi Perlakuan
menunjukkan adanya perbedaan Perbandingan Buah Dengan Air dan
yang nyata pada taraf 5% Uji Konsentrasi Penstabil Terhadap Viskositas
Duncan (huruf kecil dibaca Sari Buah Salak Bongkok
secara horizontal dan huruf Perbandingan Konsentrasi Penstabil (B)
besar secara vertikal). Buah dan Air
Tabel 6 menunjukkan bahwa total padatan (A) b1 (0,5%) b2 (0,75%) b3 (1%)
terlarut tertinggi yaitu pada perlakuan a1b3 A A A
dengan total padatan terlarut sebesar 29,445% a1 (1:1) 2,8885 3,118 3,3955
sedangkan total padatan terlarut terendah yaitu a a a
pada perlakuan a5b1 dengan total padatan terlarut A B A
21,625%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin a2 (1:2) 2,776 2,8015 2,9515
tinggi konsentrasi penstabil yang ditambahkan a b a
maka semakin tinggi total padatan terlarut pada B E B
sampel sari buah salak Bongkok. a3 (1:3) 2,723 2,723 2,83
Total padatan terlarut meningkat karena air a b a
bebas diikat oleh bahan penstabil sehingga C C C
konsentrasi bahan yang larut meningkat. Semakin a4 (1:4) 2,208 2,4375 2,636
banyak partikel yang terikat bahan penstabil a a b
maka total padatan yang terlarut juga akan D D C
semakin meningkat dan mengurangi endapan a5 (1:5) 1,8705 2,0165 2,2935
yang terbentuk. Dengan adanya bahan penstabil a a a
maka partikel yang tersuspensi akan terperangkap Keterangan : Setiap huruf yang berbeda
menunjukkan adanya perbedaan

11
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

yang nyata pada taraf 5% Uji interaksinya (AB) berpengaruh terhadap rasa sari
Duncan (huruf kecil dibaca secara buah salak Bongkok. Pengaruh interaksi
horizontal dan huruf besar secara perlakuan perbandingan buah dengan air dan
vertikal). konsentrasi penstabil terhadap rasa sari buah
Hasil uji viskositas sari buah salak salak Bongkok dapat dilihat pada Tabel 8 dan
Bongkok pada tabel 10 dapat diketahui bahwa Gambar 8.
semakin sedikit jumlah penambahan air dan Tabel 8. Pengaruh Interaksi Perlakuan
semakin tinggi penambahan konsentrasi bahan Perbandingan Buah dengan Air dan
penstabil menghasilkan nilai viskositas yang Konsentrasi Penstabil Terhadap Rasa Sari
tinggi. Viskositas tertinggi terjadi pada perlakuan Buah Salak Bongkok
a1b3 (perbandingan buah dengan air 1:3 dan Perbandingan Konsentrasi Penstabil (B)
konsentrasi penstabil 1%) sedangkan viskositas Buah dan Air b1 b2 b3
terendah terdapat pada perlakuan a5b1 (A) (0,5%) (0,75%) (1%)
(perbandingan buah dengan air 1:1 dan 5,05 C 4,725 D 4,575 D
a1 (1:1)
konsentrasi penstabil 0,5%). Hal ini didukung a a a
4,575 B 4,25 D 4,25 C
oleh Belizt (2009), yang menyatakan bahwa a2 (1:2)
a a a
viskositas dipengaruhi oleh konsentrasi dan bobot 4,225 B 3,45 C 4,075C
penstabil. Semakin tinggi nilai bobot penstabil a3 (1:3)
b a b
yang diberikan maka viskositas produk akan 2,75 A 3,275 B 3,475 B
meningkat. a4 (1:4)
a b b
2,65 A 2,825 A 2,6 A
a5 (1:5)
Rata-rata
viskositas

4 1;1 a a a
1;2 Keterangan :
Setiap huruf yang berbeda
2 1;3 menunjukkan adanya perbedaan
1;4 yang nyata pada taraf 5% Uji
0 1;5 Duncan (huruf kecil dibaca secara
0.50% 0.75% 1% horizontal dan huruf besar secara
Perlakuan vertikal).
Gambar 7. Pengaruh Perbandingan Buah Tabel 8 menunjukkan bahwa semakin
Dengan Air dan Konsentrasi Penstabil banyak penambahan air, penilaian panelis
Terhadap Viskositas Sari Buah Salak terhadap sari buah salak Bongkok semakin
Bongkok rendah. Pada Tabel 12 dapat dilihat pada interaksi
Adanya proses pasteurisasi selama perlakuan a1b1 yaitu perbandingan buah dengan
pengolahan menyebabkan terbentuknya gel oleh air 1:1 dan konsentrasi dekstrin 0,5% memiliki
pektin sehingga viskositasnya meningkat. Pektin rasa yang paling disukai panelis dengan nilai rata-
membentuk gel pada kondisi kandungan gula rata 5,05 sedangkan interaksi perlakuan a5b3 yaitu
yang tinggi dan nilai pH yang rendah (asam) pada perbandingan buah dengan air 1:5 dan
suhu 60-90C. Kisaran tingkat keasaman pektin konsentrasi dekstrin 1% menunjukkan hasil
adalah 1,2-3,0. Jika pH terlalu tinggi maka pektin penilaian paling rendah dengan nilai rata-rata 2,6.
akan berubah menjadi asam pektat, sehingga Hal ini dapat disebabkan karena pada perlakuan
tidak dapat membentuk gel (Manalo, et. al, a1b1 jumlah air yang ditambahkan sama dengan
1985). jumlah buah salak sehingga menghasilkan sari
buah yang memiliki rasa khas buah salak yang
Analisis Organoleptik lebih kuat dibandingkan dengan perlakuan lain
Rasa yang memiliki perbandingan air yang lebih
Rasa merupakan faktor penting dalam banyak sehingga menghasilkan rasa sari buah
mengambil keputusan terakhir konsumen untuk salak yang kurang memiliki rasa khas buah salak.
menerima atau menolak dari suatu produk
Nilai rata-rata

makanan. Rasa suatu bahan pangan merupakan 6 1;1


hasil kerjasama indera-indera yang lain seperti 5
4 1;2
rasa

penglihatan, penciuman, pendengaran dan peraba 3


2 1;3
ikut berperan dalam pengamatan bahan pangan. 1
Pada umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri 0 1;4
dari salah satu rasa saja, akan tetapi merupakan 0.50% 0.75% 1% 1;5
gabungan dari berbagai macam rasa yang terpadu Perlakuan
sehingga akan menimbulkan cita rasa makanan Gambar 8. Pengaruh Perbandingan Buah
yang utuh dan padu (Kartika dkk, 1987). dengan Air (A) dan Konsentrasi Penstabil (B)
Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap Terhadap Rasa Sari Buah Salak Bongkok
rasa sari buah salak Bongkok menunjukkan
bahwa konsentrasi penstabil (B) tidak Aroma
memberikan pengaruh nyata, sedangkan Aroma merupakan salah satu faktor penting
perbandingan buah salak dengan air (A) dan bagi konsumen dalam memilih produk pangan

12
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

yang paling disukai. Aroma bahan makanan perlakuan a3b3 (perbandingan buah dengan air 1:3
merupakan suatu komponen tertentu yang dan konsentrasi penstabil 1%) juga mempunyai
mempunyai beberapa fungsi dalam makanan, nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan
yaitu bersifat memperbaiki dan membuat lebih dengan perlakuan a4b3 (perbandingan buah
dapat diterima (Winarno, 1997). dengan air 1:4 dan konsentrasi penstabil 1%). Hal
Aroma suatu produk makanan atau ini dapat disebabkan karena adanya faktor-faktor
minuman berperan penting dalam penilaian suatu yang mempengaruhi penilaian panelis seperti
produk. Aroma khas yang timbul dapat dirasakan adanya aroma lain di sekitar tempat pengujian
oleh indera penciuman tergantung pada bahan sehingga mempengaruhi indera penciuman
pangan penyusunnya, misalnya faktor pengolahan panelis. Selain itu, kesalahan penilaian juga dapat
yang berbeda, maka aroma yang ditimbulkan disebabkan karena perbedaan sensitvitas indera
akan berbeda pula. penciuman panelis berbeda-beda dan faktor-
Berdasarkan hasil uji organoleptik faktor lain yang mendukung terjadinya kesalahan
menunjukkan bahwa konsentrasi penstabil (B) dalam pengujian.
tidak memberikan pengaruh terhadap aroma, Aroma yang khas dan biasa dirasakan oleh
sedangkan perbandingan buah salak dengan air indera pencium tergantung kepada bahan
(A) dan interaksinya (AB) berpengaruh terhadap penyusunnya dan bahan yang ditambahkan pada
aroma sari buah salak Bongkok. Pengaruh makanan tersebut. Sedangkan penilaian terhadap
interaksi perlakuan perbandingan buah dengan air aroma dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisiologi
dan konsentrasi penstabil terhadap aroma sari yang memberikan pendapat berlainan (Kartika
buah salak Bongkok dapat dilihat pada Tabel 9 dkk., 1988).
dan Gambar 9. Nilai rata-rata
Tabel 9. Pengaruh Interaksi Perlakuan 5 1;1
Perbandingan Buah dengan Air dan
aroma
1;2
Konsentrasi Penstabil Terhadap Aroma Sari 3 1;3
Buah Salak Bongkok 1;4
Perbandingan Konsentrasi Penstabil (B) 1
1;5
Buah dan Air 0.50% 0.75% 1%
b1 (0,5%) b2 (0,75%) b3 (1%)
(A) Perlakuan
4,375 B 4,4 B 4,45 B
a1 (1:1) Gambar 9. Pengaruh Perbandingan Buah
a a a
4,175 B 4,075 A 4,075 A
dengan Air (A) dan Konsentrasi Penstabil (B)
a2 (1:2) Terhadap Aroma Sari Buah Salak Bongkok
a a a
4,25 B 3,875 A 4,075 A
a3 (1:3) Kenampakan
b a b
3,925 A 4 A 4,125 A Berdasarkan hasil uji organoleptik
a4 (1:4)
a a a menunjukkan bahwa konsentrasi penstabil (B)
3,875 A 3,975 A 3,975 A tidak memberikan pengaruh terhadap
a5 (1:5)
a a a kenampakan sari buah salak, sedangkan
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda perbandingan buah salak dengan air (A) dan
menunjukkan adanya perbedaan interaksinya (AB) berpengaruh terhadap
yang nyata pada taraf 5% Uji kenampakan sari buah salak Bongkok. Pengaruh
Duncan (huruf kecil dibaca secara interaksi perlakuan perbandingan buah dengan air
horizontal dan huruf besar secara dan konsentrasi penstabil terhadap kenampakan
vertikal). sari buah salak Bongkok dapat dilihat pada Tabel
Tabel 9 menunjukkan bahwa interaksi 10.
perlakuan a1b3 yaitu perbandingan buah dengan
air 1:1 dan konsentrasi dekstrin 1% memiliki Tabel 10. Pengaruh Interaksi Perlakuan
aroma yang paling disukai panelis dengan nilai Perbandingan Buah dengan Air dan
rata-rata 4,45. Penilaian panelis terhadap aroma Konsentrasi Penstabil Terhadap Kenampakan
sama halnya dengan penilaian panelis terhadap Sari Buah Salak Bongkok
rasa dimana semakin banyak jumlah air yang Perbandingan Konsentrasi Penstabil
ditambahkan maka penilaian panelis semakin Buah dan Air (B)
rendah karena semakin banyak penambahan air (A) b1 (0,5%) b2 (0,75%) b3 (1%)
maka aroma khas buah salak sudah berkurang. 4,525 C 4,175 B 4,075 A
a1 (1:1)
Hasil penilaian panelis terhadap perlakuan b a a
a3b2 (perbandingan buah dengan air 1:3 dan a2 (1:2)
4,2 B 4,125 B 4,1 AB
konsentrasi penstabil 0,75%) memiliki nilai rata- a a a
rata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan 4,275 B 3,2 A 4,025 A
a3 (1:3)
a4b2 (perbandingan buah dengan air 1:4 dan b a b
4,125 B 3,75 A 3,625 A
konsentrasi penstabil 0,75%) dan a5b2 a4 (1:4)
a a a
(perbandingan buah dengan air 1:5 dan 2,875 A 3,225 B 3,575 A
konsentrasi penstabil 0,75%). Selain itu, pada a5 (1:5)
a ab a

13
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

Keterangan : Setiap huruf yang berbeda dan konsentrasi penstabil 0,5%) memiliki
menunjukkan adanya perbedaan aktivitas antioksidan sebesar 91,9555 g/mL,
yang nyata pada taraf 5% Uji kadar air 72,5%, TSS sebesar 26,185% dan
Duncan (huruf kecil dibaca secara viskositas sebesar 2,8885 kg/m.s.
horizontal dan huruf besar secara
vertikal). KESIMPULAN
Tabel 10 menunjukkan bahwa interaksi
perlakuan a1b1 yaitu perbandingan buah dengan 1. Berdasarkan hasil uji organoleptik pada
air 1:1 dan konsentrasi dekstrin 0,5% memiliki penelitian pendahuluan terhadap rasa,
kenampakan yang paling disukai panelis dengan aroma dan kenampakan sari buah salak
nilai rata-rata 4,525 sedangkan interaksi Bongkok, didapat hasil perlakuan terbaik
perlakuan a5b1 mempunyai nilai rata-rata yaitu pada sampel dengan perlakuan
terendah yaitu 2,875. penambahan sukrosa sebesar 10% dan jenis
Penilaian atribut kenampakan sari buah penstabil dekstrin.
Salak dalam hal ini adalah penilaian terhadap 2. Berdasarkan respon kimia, respon fisik dan
terbentuknya endapan pada sari buah salak. respon organoleptik pada penelitian utama
Kesalahan panelis dalam memberikan penilaian didapatkan hasil bahwa perlakuan variasi
dapat terjadi karena beberapa faktor, salah perbandingan buah dengan air dan
satunya oleh warna dari produk. Sampel dengan konsentrasi penstabil berpengaruh terhadap
perlakuan penambahan air yang lebih sedikit karakteristik sari buah salak Bongkok.
menghasilkan warna produk yang lebih pekat 3. Berdasarkan hasil analisis kimia, fisika dan
sehingga endapan yang terbentuk kurang terlihat uji organoleptik sari buah salak Bongkok
sedangkan sampel dengan perlakuan penambahan didapat sampel terpilih yaitu pada
air yang lebih banyak menghasilkan warna perlakuan a1b1 (perbandingan buah dan air
produk yang kurang pekat sehingga endapat yang 1:1 dan konsentrasi penstabil 0,5%) yang
terbentuk dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, memiliki aktivitas antioksidan sebesar
faktor-faktor lain dapat mempengaruhi penilaian 91,9555 g/mL, kadar air 69,725%, TSS
panelis terhadap sampel seperti adanya pengaruh sebesar 26,185% dan viskositas sebesar
dari panelis lain. Pengaruh perbandingan buah 2,8885 kg/m.s.
dengan air dan konsentrasi penstabil terhadap
aroma sari buah salak dapat dilihat pada Gambar SARAN
10.
Berdasarkan penelitian, maka saran
kenampakan

saran yang dapat diberikan adalah sebagai


Rata-rata

6 1;1 berikut:
1;2 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
4
mengetahui umur simpan produk sari buah
1;3 salak Bongkok.
2
1;4 2. Sebaiknya dilakukan pengujian ulang
0 1;5 terhadap analisis antioksidan dengan
0.50% 0.75% 1% sampel yang dievaporasi terlebih dahulu.
Perlakuan 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengenai variasi proses blanching untuk
Gambar 10. Pengaruh Perbandingan Buah mendapatkan warna sari buah yang lebih
dengan Air (A) dan Konsentrasi Penstabil (B) menarik.
Terhadap Kenampakan Sari Buah Salak
Bongkok
DAFTAR PUSTAKA
Produk Terpilih
Berdasarkan hasil analisis kimia, fisika dan Afrianti, L. H., E. Y. Sukandar, S. Ibrahim, I. K.
pengujian organoleptik sari buah salak Bongkok Adnyana. 2007. Xanthine Oxidase
pada penelitian utama maka diperoleh sampel inhibitor activity of terpenoid and pyrrole
terbaik yaitu sari buah salak Bongkok dengan compounds isolated from snake fruit
perlakuan a1b1 (perbandingan buah dan air 1:1 (Salacca edulis Reinw) Cv. Bongkok.
dan konsentrasi penstabil 0,5%). Pemilihan Journal Applied Science. 7(20):3127-
produk terpilih ini ditentukan berdasarkan 3130ISSN : 1812-5654.
penilaian organoleptik terhadap rasa yang Afrianti, L. H., E. Y. Sukandar, S. Ibrahim, I. K.
mempunyai penilaian tertinggi. Selain itu Adnyana. 2010. Senyawa Asam 2-
pemilihan produk terpilih ini berdasarkan
Metilester-1-H-Pirol-4-Karboksilat dalam
aktivitas antioksidan tertinggi dari sampel. Ekstrak Etil Asetat Buah Salak Varietas
Produk sari buah Salak Bongkok dengan Bongkok sebagai Antioksidan dan
perlakuan a1b1 (perbandingan buah dan air 1:1 Antihyperuricemia. Jurnal Teknologi dan

14
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

Industri Pangan, Vol. XXI No.1. Hal 66- Desroiser, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan
72. Pangan, Edisi Ketiga. Universitas
Indonesia, Jakarta
Afrianti, L. H., E. Y. Sukandar, S. Ibrahim, I. K.
Adnyana. 2011. Aktivitas Farikha, I. N., C. Anam, E. Widowati. 2013.
Antihiperurikemia Ekstrak Etil Asetat dan Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan
Etanol Buah Salak Varietas Bongkok Penstabil Alami Terhadap Karakteristik
(Salacca edulis Reinw.) Pada Tikus Galur Fisikokimia Sari Buah Naga Merah
Wistar. Jurnal Teknologi dan Industri (Hylocereus Polyrhizus) Selama
Pangan, Vol. XXII, No.1. Hal 7-10. Penyimpanan. Jurnal Teknosains Pangan
Vol 2 No 1.
Amalia, Z. 2011. Formulasi Penggunaan
Dekstrin, Carboxymethylcellulose Fauzan, A. 2010. Pengaruh Penambahan Na-
(CMC) dan Madu pada Pembuatan Sirup CMC Dan Gula Pasir Terhadap Kualitas
Buah Kawis (Limonia acidissima) Sari Buah Nangka (Jackfruit). Jurnal
Alami. Skripsi Universitas Negeri Ilmiah PertanianVol. 13 No. 9.
Semarang. (Salacca edulis Reinw) Cv.
Bongkok, J of Applied Sciences 7(20): Gitawuri G, Purwadi, D. Rosyidi. 2014.
3127-3130. ISSN : 1812-5654. Penambahan Gum Arab Pada Minuman
Madu Sari Buah Jambu Merah Ditijau
Amin, I., Lee, W. Y. 2005. Effect of Different dari pH, Viskositas, TPC dan Mutu
Blanching Times on Antioxidant Organoleptik. Jurnal Fakultas
Properties in Selected Cruciferous Peternakan, Universitas Brawijaya,
Vegetables. Journal of the Science of Malang.
Food and Agriculture 85 (13): 2 31 4 -
2 32 0. Gustianova H. 2012. Perbandingan Ekstrak Salak
Dengan Air Terhadap Karakteristik
Aminah, S., Tezar, R., A. Bain. 2008. Optimasi Minuman Ekstrak Buah Salak Bongkok
Pemanfaatan Stevia sebagai Pemanis (Salacca Edulis Reinw). Skripsi
Alami Pada Sari Buah Belimbing Manis. Universitas Pasundan, Bandung.
Jurnal Agriplus, Volume 18 Nomor : 03.
Josephy, P. D. 1997. Molecular Toxicology
Anonimus. 1992. Dekstrin Industri Pangan. Oxford University Press, New York
Badan Standardisasi Nasional.
Kamal, N. 2010. Pengaruh Bahan Aditif CMC
Anonimus. 1995. Minuman Sari Buah. Badan (Carboxyl Methyl Cellulose) Terhadap
Stanarisasi Nasional. Beberapa Parameter Pada Larutan
Sukrosa. Jurnal Teknologi Vol. 1 Edisi
Anonimus. 2002, Laporan Tahunan Kabupaten 17.
Sumedang, Dinas Pertanian Kabupaten
Sumedang Jawa Barat. Kartika, B., Hastuti, P., dan Supartono, W. 1987
Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan,
Anonimus. 2012, Badan Pusat Statistik Jawa Edisi I. Pusat Antar Universitas Pangan
Barat. dan Gizi Yogyakarta.
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Manalo, J. B., K. C. Torres and F. E. Anzaldo.
Sedamawati dan S. Budiyanto. 1989. 1985. Pektin and Product of Kalamansi
Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi. (Citrus microcarpa Bunge) Fruits
IPB Press. Waste. NIST Journal.
Ariyanto, D. H., F. Hidayatulloh, J. Murwono. Manoi, F. 2006. Pengaruh Konsentrasi Karboksil
2013. Pengaruh Penambahan Gula Metil Selulosa (CMC) Terhadap Mutu
Terhadap Produktivitas Alkohol Dalam Sirup Jambu Mete (Anacardium
Pembuatn Wine Berbahan Apel Buang occidentale L.). Balai Penelitian Tanaman
(Reject) dengan Menggunakan Nopkor Obat dan Aromatik.
MZ.11. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri, Vol. 2 No. 4. Molyneux, P. 2004. The Use Of The Stable Free
Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
Association of Official Analytical Chemists For Estimating Antioxidant Activity.J.
(AOAC). 1995. Official Methods of Sci. Technology.
Analysis of AOAC International.
Maryland. Permatasari, D. 2012. Pengaruh Konsentrasi
Sukrosa Dan Lama Perendaman Dalam
Belitz, H. D. W. 2009. Food Chemistry 4th Larutan Kapur Ca(OH)2 Terhadap
revised and extended Edition.. Springer Karakteristik Kurma Salak Varietas
Verlag Berlin Heidelberg, New York.

15
Artikel Minuman Sari Buah Salak Bongkok

Bongkok (Salacca Edulis Reinw). Nasional Teknik Kimia Kejuangan,


Universitas Pasundan, Bandung. Yogyakarta.
Pertiwi, M. F. D. dan W. H. Susanto. 2014. Widyasari, Rucita, 2007. Aplikasi Penambahan
Pengaruh Proporsi (Buah : Sukrosa) dan Flokulan terhadap Pengolahan Sari Buah
Lama Osmosis Terhadap Kualitas Sari Jambu Mete. Skripsi, Institut Pertanian
Buah Stroberi (Fragaria vesca L). Jurnal Bogor, Bogor.
Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 2.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Prasetyo, B. B., Purwadi, D. Rosyidi. 2014. Penerbit Gramedia Pustaka Utama,
Penambahan CMC (Carboxy Methyl Jakarta.
Cellulose) Pada Pembuatan Minuman
Madu Sari Buah Jambu Merah (Psidium
guajava) ditinjau dari pH, Viskositas,
Total Kapang dan Mutu Organoleptik.
Jurnal Fakultas Peternakan, Universitas
Brawijaya, Malang.
Rukmana, R. 1999. Salak Prospek Agribisnis dan
Teknik Usaha Tani. Penerbit Kanisius.
Jakarta.
Saadah, L. I. N., T. Estiasih. 2015. Karakterisasi
Minuman Sari Apel Produksi Skala
Mikro dan Kecil Di Kota Batu: Kajian
Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri
Vol. 3 No 2 p.374-380.
Saptoningsih, A. Jatnika. 2012. Membuat Olahan
Buah. Penerbit PT AgroMedia Pustaka,
Jakarta.
Siskawardani, D. D., N. Komar, M. B. Hermanto.
2013. Pengaruh Konsentrasi Na-CMC
(Natrium-Carboxymethyle Cellulose) dan
Lama Sentrifugasi terhadap Sifat Fisik
Kimia Minuman Asam Sari Tebu
(Saccharum officinarum L). Jurnal
Bioproses Komoditas Tropis Vol. 1 No.
1.
Sudarmadji, S. 1976. Analisis Bahan Makanan
dan Pertanian, Edisi I. Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Suhartini, E. 2002. Pengaruh Konsentrasi CMC
dan Sukrosa Terhadap Jus Lidah Buaya
(Aloe vera). Jurusan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknik, Universitas Pasundan,
Bandung.
Suter, I. K. 1988. Telaah Sifat Buah Salak di Bali
sebagai Dasar Pembinaan Mutu Hasil.
Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.56-
63.
Tranggono, S., Haryadi, Suparmo, A. Murdiati,
S. Sudarmadji, K. Rahayu, S. Naruki,
dan M. Astuti. 1991. Bahan Tambahan
Makanan (Food Additive). PAU Pangan
dan Gizi UGM, Yogyakarta.
Triyono A. 2010. Pengaruh Konsentrasi Ragi
Terhadap Karakteristik Sari Buah dari
Beberapa Varietas Pisang
(Musaparadisiaca L). Prosiding Seminar

16

Você também pode gostar