Você está na página 1de 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan


organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program
penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning)
merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana
cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang
hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun
kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena
fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam
menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan
hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).

Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses
perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan
sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat


strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan
dapat berjalan.

1.2 rumusan masalah

1. Apa itu perencanaan?


2. Mengapa harus adanya perencanaan?
3. Siapa yang merencanakan?
4. Kapan dilakukan perencanaan?
5. Bagaimana proses perencanaan?
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PERENCANAAN (WHAT)

Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan
datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian
kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh lingkup
waktu tertentu, sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya perencanaan adalah suatu
proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan dating serta menetapkan
tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan
dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian
yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian memilih
arah-arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk mencapainya.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota
korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana
formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang
harus dilakukan.

Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi perusahaan sebagai
berikut:

1. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan


efektif dan efisien.
2. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat dicapai dan dapat
dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin.
3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan mengatasi hambatan
dan ancaman.
4. Dapat menghindari adanya kegiatan petumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan
terkontrol.

Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan
dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaansumber daya dan pembentukan suatu
sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta
perbandingan hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.

Banyak kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini
mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan,
pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.

Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa
yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan
tujuan organisasi.

Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan

Menetapkan tujuan dan target bisnis

Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut

Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis

Langkah langkah dalam menyusun perencanaan

1. Merumuskan Misi dan Tujuan.


Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran-
sasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud
utama perusahaan yang bersangkutan.

2. Memahami Keadaan Saat ini.

Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat


sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan
pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi
jangka pendek dan sampai jangka panjang.

3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan.

Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu
sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan
dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.

4. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan.

Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :

1. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat


dipilih.
2. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
3. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara alternatif-
alternatif lain.

Perencanaan Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan bagian


terpenting dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar sentral manajemen
strategik.

Tujuan Perencanaan
Perencanaan bertujuan untuk memberi pegangan bagi manajer agar mengetahui arah yang
hendak di tuju, mengurangi dampak perubahan, mengurangi pemborosan dan kesia-siaan,
serta menetapkan acuan untuk memudahkan dalam melakukan pengawasan (Mansoer, 1989:
74).

2. BAGAIMANA PROSES PERENCANAAN (HOW)


Untuk membuat suatu perncanaan harus memerhatikan kemungkinan-kemungkinan, karena
dalam proses menetapkan sasaran didalamnya terdapat pembuatan keputusan dimana
perencana harus memperhatikan adanya unsur kepastian, ketidakpastian, dan mengandung
resiko. Proses perencanaan melibatkan dua elemen penting, yaitu tujuan (guals), dan rencana
(plan).
a. Tujuan (Goals)
Tujuan (goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau
dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Dalam pengertian bahasa
Inggris, kadangkala dibedakan antara objectives dan goals. Objectives diartikan sebagai
tujuan dan goals diartikan sebagai target. Bahkan kadangkala kedua istilah juga
digantikan dengan istilah seperti purposes, aims, destination,yang ketiganya memiliki
arti yang kurang lebih juga sama.
b. Rencana (plans)
Rencana (plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan
bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan
dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait
dengan pencapaian tujuan. Sebagai seorang manajer perencanaan, tujuan dan rencana
adalah sesuatu yang harus dirumuskan olehnya.
Tahap-tahap Perencanaan:
1. Melakukan kegiatan yang meliputi analisis pihak-pihak berkepentingan, kemudian
merumuskan visi, misi dan tujuan serta merumuskan hasil utama.
2. Melakukan kegiatan yang meliputi analisis posisi yang mengkaji faktor-faktor eksternal
dan internal serta pembahasan analisis kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan.
3. Penyusunan rencana dengan merumuskan sasaran baik berupa asumsi maupun
kebijakan tertentu, kemudian menentukan strategi dan membuat program kerja.
4. Implementasi rencana.
5. Evaluasi dan umpan balik melalui kegiatan pengendalian dan evaluasi.
a. Perencanaan Strategik
Perencanaan strategik (strategik planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, penentuan strategi, Kebijaksanaan dan program-program strategik yang di
perlukan untuk tujuan-tujuan tersebut, dan Penetapan metoda-metoda yang diperlukan
untuk menjamin bahwa strategik dan Kebijaksanaan telah di implementasikan.
Langkah-langkah perencanaan strategik:
1. Penentuan misi dan tujuan
Yang mencakup pernyataan-pernyataan umum tentang misi, falsafah, maksud, dan
tujan organisasi. Perumusan misi dan tujuan merupakan tanggung jawab kunci bagi
manager puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan
manager. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika atau
masalah-masalah umum seperti luas perusahaan, macam produk atau jasa yang akan
diperoduksi atau cara pengoperasian perusahaan.
2. Pengembangan profil perusahaan
Yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan. Langkah ini
dilakukan dengan mengidentifikasi tujuan-tujuan dan strategi-strategi yang ada
sekarang. Suatu profil perusahaan merupakan hasil analisa internal perusahaan untuk
mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta merincikan kuantitas dan kualitas
sumber daya-sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukan
kesuksesan perusahaan di waktu yang lalu dan kemampuannya untuk mendukung
pelaksaanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di
waktu yang akan datang.
3. Analisa lingkungan eksternal
Perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus yang terdiri dari :
Para penyedia
Pasar organisasi
Para pesaing
Pasar tenaga kerja
Lembaga-lembaga keuangan
Dimana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi
perusahaan.
4. Analisa internal perusahaan: kekuatan dan kelemahan organisasi
Analisa ini dilakukan dengan memperbandingkan profil perusahaan dan lingkungan
eksternal.
5. Identifikasi kesempatan dan ancaman strategik
Identifikasi tujuan dan strategik, analisa lingkungan, serta analisa kekuatan dan
kelemahan organisasi dipadukan dalam langkah ke lima : penentuan berbagai
kesempatan yang tersedia bagi organisasi dan ancaman-ancaman yang harus
dihadapinya. Berbagai kesempatan dan ancaman dapat ditimbulkan banyak factor,
antara lain perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar, perubahan politik, atau
perilaku konsumen atau langganan.
6. Pembuatan keputusan strategic
Langkah selanjutnya mencakup identifikasi, penilaian dan pemilihan alternative
strategic. Proses ini disebut proses pembuatan keputusan strategik.
7. Pengembangan strategic perusahaan
Setelah tujuan jangka panjang dan strategi dipilih dan ditetapkan, organisasi perlu
menjabarkannya ke dalam sasaran-sasaran jangka pendek (tahunan) dan strategi-
strategi operasional. Tujuan dan strategi umum diterjemahkan dan diperinci menjadi
berbagainstrategi, kebijaksanaan dan taktik (rencana, program, anggaran) operasional
pada masing-masing bidang fungsional organisasi.
8. Implementasi strategi
Yang menyangkut kegiatan manajemen pengoperasian strategi. Implementasi berarti
peletakkan strategi menjadi kegiatan. Implementasi melibatkan penugasan tanggung
jawab atas sukses semua atau sebagian strategi kepada karyawan yang sesuai, diikuti
dengan alokasi sumber daya- sumber daya yang dibutuhkan.
9. Peninjauan kembali dan evaluasi.
Proses ini sering disebut strategic control. Setelah strategi diimplementasikan,
manajer perlu senantiasa memonitor secara periodic, atau pada tahap-tahap kritis
untuk menilai apakah organisasi berjalan kearah tujuan yang telah ditetapkan atau
tidak.
b. Perencanaan Operasional
Perencanaan Operasional (Operational Planning) adalah perencanaan jangka pendek yang
dirancang untuk menerjemahkan rencana jangka panjang ke dalam serangkaian kegiatan
yang lebih rinci. Ia merupakan terjemahan sekaligus penunjang rencana jangka panjang.
Langkah-langkah Perencanaan Operasional:
1. Menetapkan tujuan
Sering sebuah organisasi mempunyai banyak tujuan, maka harus memilih diantara
banyak tujuan tersebut, tujuan dapat dirumuskan sesuai dengan maksud misi dan
sasaran yang dikehendaki. Tentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dimiliki, tujuan yang besar akan sukar dapat dicapai dengan sumber daya yang sangat
terbatas, maka harus menetapkan tujuan yang terbaik bagi organisasi.
2. Memahami atau merumuskan keadaan saat ini
Rencana adalah menyangkut kegiatan dimasa yang akan datang, apa yang dapat
dilakukan dimasa yang akan datang sangat ditentukan pula keadaan atau posisi
organisasi pada saat ini. Oleh karena itu organisasi harus mengetahui, memahami dan
kemudian merumuskan posisinya saat ini. Untuk keperluan itu diperlukan data dan
informasi yang relevan dengan tujuan organisasi.
3. Mengidentifikasikan Kemudahan dan Hambatan.
Organisasi harus melakukan identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor kemudahan
dan hambatan dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan mengetahui kemudahan-
kemudahan, organisasi akan dapat memanfaat-kannya peluang tersebut sebaik-
baiknya. Sebaliknya dengan mengetahui kemungkinan hambatan, maka organisasi
sedini mungkin sudah mempersiapkan untuk menanggulanginya atau
mengantisipasinya yang akan dirumuskan dan kemudian dirumuskan pada berbagai
kegiatan untuk mencapai tujuan.
c. Rencana Tindakan
Di dalam rencana tindakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
1) Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh
yang menerima sehingga penafsiran yang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2) Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana diubah dimungkinkan
diadakan penyesuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu
walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3) Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga
stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.

3. MENGAPA (WHY)
Alasan Pentingnya Perencanaan dan Rencana
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang
dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena
itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga
manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif
dalam dunia usaha.
Ada empat alasan dasar pentingnya perencanaan dan rencanaan :
1. Tanpa perencana dan racana berarti tidak ada tujuan yang ingin di capai
2. Tanpa perancanaan dan recana tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak
pemborosan
3. Recana adalah dasar pengendalian ,karena tanpa racana pengendalian tidak dapat di
lakukan
4. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada keputusan dan proses menejemen pun
tidak ada.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri denga perubahan - perubahan lingkungan
2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah
pada saat masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten

. `4. ` Where (dimana)

Dimana tempat setiap kegiatan harus dikerjakan.

```````````````````````````````````````````````````

4. (KAPAN)

Kapan rencana akan dilakukan. Penjelasan waktu dimulainya pekerjaan baik

untuk tiap-tiap bagian maupun untuk seluruh pekerjaan harus ditetapkan standar waktu

untuk memilih pekerjaan-pekerjaan itu. Alasan-alasan memilih waktu itu harus diberikan

sejelas- jelasnya.`````````````````aktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat

tergantung dengan jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan

dalam rangka mencapai tujuan. Dilaksanakan secara terus-menerus dan

berkesinambungan.

Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus dan

berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukanlah perencanaan

yang dianjurkan. Ada hubungan yang berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai

fungsi administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk

pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan perencanaan.

Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak mengenal titik akhir.
Waktu Pelaksanaan Ditinjau dari Ruang Lingkupnya

a. Rencana strategis (strategi planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan

jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Mo`del rencana ini sulit untuk

diubah.

b. Rencana taktis (tactical planning), ialah rencana yang berisikan uraian yang bersifat

jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatan, asalkan tujuan tidak

berubah.

c. Rencana menyeluruh (comprehensive planning), ialah rencana yang mengandung

uraian secara menyeluruh dan lengkap

d. Rencana terintegrasi (integrated planning), ialah rencana yang mengandung uraian

yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan.

Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis

perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka

mencapai tujuan. Oleh sebab itu, waktu dan kegiatan sebenarnya dapat dijadikan satu,

dan disajikan dalam bentuk matriks, yang disebut Gant Chart.


Contoh sederhana:

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk

Kabupaten Indagiri, 1995

Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 12

1. Persiapan:
Pertemuan antar program x
Pertemuan antar sektor x
Punyusunan Juklak xxxx
2. Pelaksanaan:
Pelatihan petugas Puskes xxxxx
Pelatihan Kader Kesehatan
xxxxxxxxxx
oleh masing-masing Puskes
Penyuluhan PSN oleh kader di masing-
masing desa xxxxxxxxxxxxx
3. Evaluasi: xxx
Penyusunan Instrumen
Pelaksanaan evaluasi
xxx
xxxxxxxx
x

a. Keuntungan dan Kerugian Perencanaan


Keuntunan perencanaan
1. Dengan perencanaan tujuan menjadi jelas,objektif,dan rasional
2. Perencanaan menyebabkan semua aktivitas terarah,teratur,dan ekonomis
3. Perencanaan akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua yang dimiliki
4. Perencanaan menyebabkan semua aktivitas teratur dan bermanfaat
5. Perencanaan dapat menggambarkan keseluruhan perusahaan
6. Perencanaan dapat memperkecil resiko yang dihadapi perusahaan
7. Perencanaan memberikan landasan untuk pengendalian
8. Peremcanaan merancang prestasi kerja
9. Perencanaan memberikan gambaran mengenai seluruh pekerjaan dengan jelas dan
lengkap
10. Perencanaan dapat mengetahui tingkat keberhasilan karyawan
b. Kerugian perencananan
1. Perencanaan membatasi tindakan dan inisiatif karyawan
2. Perencanaan menyebabkan terlambatnya tindakan yang perlu diambil
3. Informasi yang dihasilkan belum pasti
4. Menghabiskan biaya untuk membuat penghasilan
5. Perencanaan menpunyai penghalang psikologis.
c. Macam-Macam Perencanaan
Macam-macam perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Perencanaan organisasi
Perencanaan ini terdiri dari:
a. Perencanaan strategis
Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis.
Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi
sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan strategis.
b. Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk
mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada
umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan
dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus
yang lebih spesifik dan nyata
c. Perencanaan operasional
Adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk
mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah dan
tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dn lingkup yang
relatif lebih sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu
rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati
pada bagian selanjutnya.
d. Kerangka Waktu Perencanaan
1. Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan
beberapa dekade.
2. Rencana jangka Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana
jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima
tahun dan terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
3. Rencana jangka Pendek
Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka pendek, yang
memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana jangka pendek (short-range
plan) sangat mempengaruhi aktivitas seharihari manajer. Terdapat dua jenis rencana
jangka pendek. Rencana tindakan (action plan) merealisasikan semua jenis rencana.
Ketika sebuah pabrik Nissan siap untuk mengganti teknologinya, manajernya
memusatkan perhatian mereka pada penggantian peralatan yang ada dengan peralatan
baru secepat mungkin dan seefisien mungkin untuk meminimalkan hilangnya waktu
produksi. Dalam banyak kasus, hal ini dapat dilakukan dalam beberapa bulan, dan
produksi hanya terhenti selama beberapa minggu. Dengan demikian, suatu rencana
tindakan mengkoordinasikan berbagai perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu.
Sebaliknya rencana reaksi (reaction plan) adalah rencana yang dirancang untuk membuat
perusahaan dapat bereaksi terhadapa situasi yang tak terduga. Di salah satu pabrik
Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang diharapkan dan manajer pabrik harus
menutup produksi lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Oleh karena itu, manajer
tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang berada di luar kendali mereka dalam cara
yang masih memungkinkan tercapainya tujuan.
e. Tanggung Jawab untuk Menetapkan Tujuan Perencanaan
1. Staf Perencanaan
Khususnya staf perencanaan dapat mengurangi bban kerja manajer individual,
membantu mengkoordinasikan aktivitas perencanaan manajer individual, membawa
berbagai alat dan teknik yang berbeda untuk menyelesaikan masalah tertentu,
berwawasan yang lebih luas dibanding manajer individual, dan melangkah jauh
melmpaui proyek dan departemen tertentu.
2. Satuan Tugas Perencanaan
Organisasi terkadang menggunakan satuan tugas untuk membantumengembangkan
rencana. Satuan tugas semacam itu seringkali terdiri dari manajer lini dengan suatu
minat khusus dalam bidang perencanaan yang relevan.
3. Dewan Direksi
Dewan direksi (board of directors) bertugas menetapkan misi dan strategi
perusahaan. Di beberapa perusahaan, dewan tersebut erperan aktif dalam proses
perencanaan. Di CBS, misalnya, dewan direksi biasanya berperan dalam
perencanaan. Di perusahaan lain, dewan memilih seorang eksekutif kepala yang
kompeten dan mendelegasikan perencanaan kepada individu tersebut.
4. Chief Executive Officer (CEO)
Chief Executive Officer (CEO) biasanya presiden direktur atau ketua dari dewan
direksi. CEO mungkin individu tunggal yang paling penting dalam setiap proses
perencanaan organisasi. CEO memainkan suatu peran utama dalam menyelesaikan
proses perencanaan dan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan strateggi.
Dewan dan CEO kemudian berperan langsung dalam perencanaan. Komponen
organisisional lain yang terlibat dalam proses perencanaan memiliki peran sebagai
penasihat atau konsultan.
5. Komite Executive
Komite eksekutif (executive commitee) biasanya terdiri dari eksekutif puncak dalam
organisasi yang bekerja sama sebagai suatu kelompok. Anggota komite eksekutif
seringkali dibebankan pada berbagai staf komite, subkomite, dan satuan tugas untuk
berkonsentrasi pada proyek tertentu atau masalah yang mungkin dihadapi seluruh
organisasi pada suatu waktu di masa depan.
6. Manajemen Lini
Komponen terakhir dari sebagian besar aktivitas perencaanaan organisasi adalah
manajemen lini (line management). Manajer lini adalah orang yang memiliki otoritas
formal dan tanggung jawab untuk manajemen organisasi. Mereka memainkan suatu
peran penting dalam proses perencanaan oranisasi karena dua alasan. Pertama,
mereka merupakan sumber informasi berharga dari dalam organisasi untuk manajer
lain etika rencana diformulasikan dan diimplementasikan. Kedua, manajer lini di
tingkat menengah Dn rendah dari organisasi biasanya harus melaksanakan rencana
yang dikembangkan oleh manajemen puncak. Manajemen lini mengidentifikasikan,
menganalisis, dan merekomendasikan alternatif program, membuat anggaran, dan
mengajukannya untuk disetujui, dan akhirnya melaksanakan rencana.
g. Hambatan dalam Penetapan Tujuan Perencanan
a. Tujuan yang Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden yang besar kepada
pemegang saham mungkin tidak jika dananya didapatkan dengan mengorbankan penelitian
dan pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai.
Jika Kmart menetapkan tujuan untuk memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-
Mart tahun depan, karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu
menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun kalitatif dari
keberhasilan.
b. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan
dalam penetapan tujuan dan perencanaan
c. Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan
perencanaan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan persaingan yang
ketat juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara akurat mengukur
kesempatan dan ancaman di masa mendatang
d. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri dan
untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah
kurangnya rasa percaya diri atau takut akan kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan
suatu tujuan spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan waktu, maka apakah ia mencapai
atau tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara sadar atau tidak
sadar berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab ini lebih mungkin untuk
menghindari usaha perencanaan organisasi. Pfizer, suatu perusahaan farmasi besar,
mengalami masalah karena manajernya tidak menetapkan tujuan untuk penelitian dan
pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi tersebut jauh tertinggal di belakang karena
manajer tidak memiliki cara untuk mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan
pengembangan mereka sebenarnya.
e. Penolakan terhadap Perubahan
Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap
perubahan. Perencanaan pada intinya terkait dengan perubahan sesuatu dalam organisasi.
Avon Products hampir membuat dirinya sendiri bangkrut beberapa tahun yang lalu karena
perusahaan bersikeras melanjutkan kebijakan pembayaran deviden yang besar kepada para
pemegang sahamnya. Ketika laba mulai turun, manajer menolak memotong deviden dan
mulai melakukan pinjaman untuk membayar deviden tersebut. Hutang perusahaan meningkat
dari $3 juta menjadi $1,1 miliar dalam waktu delapan tahun. Pada akhirnya, manajer terpaksa
menyelesaikan masalah dan memotong deviden.
f. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan
hambatan utama yang lain.
h. Mengatasi Hambatan
a. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah
dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan
pada efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana.
Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan,
penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
b. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus
dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam
proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan
bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan mengimplementasikan rencana harus
didengar pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu
memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan
mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang biasanya lebih
berkomitmer pada rencana yang pembentukannya mereka bantu .bahkan ketika suatu
organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf perencanaan, manajer dari
berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
c. Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara hori zontal maupun secara vertikal .konsistensi
horizotal berarti bahwa tujan seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu departemen
ke departemen lainnya. Konsistensi vertikal berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten
dari atas hingga ke bawah organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras.
Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan
perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat
perlunya merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.
d. Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan
rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang
berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan
bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefisien dan
seefektif mungkin.
Proses perencanaan:
a. Melakukan kegiatan yang meliputi analisis pihak-pihak berkepentingan, kemudian
merumuskan visi, misi dan tujuan serta merumuskan hasil utama.
b. Melakukan kegiatan yang meliputi analisis posisi yang mengkaji faktor-faktor eksternal
dan internal serta pembahasan analisis kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan.
c. Penyusunan rencana dengan merumuskan sasaran baik berupa asumsi maupun
kebijakan tertentu, kemudian menentukan strategi dan membuat program kerja.
d. Implementasi rencana.
e. Evaluasi dan umpan balik melalui kegiatan pengendalian dan evaluasi.
Perencanaan strategik (strategik planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, penentuan strategi, Kebijaksanaan dan program-program strategik.
Perencanaan Operasional (Operational Planning) adalah perencanaan jangka
pendek yang dirancang untuk menerjemahkan rencana jangka panjang ke dalam
serangkaian kegiatan yang lebih rinci.
Rencana tindakan, meliputi:
1) Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas
2) Fleksibel
3) Stabilitas.

B. Saran
Demiakian makalah kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan para
pemimpin agar dapat melaksanakanperencanaan dengan baik.
.

DAFTAR PUSTAKA

Choliq, Abdul, 2011, Pengantar Manajemen, Semarang: Cetakan Pertama.

Tisnawati, Ernie, Kurniawan Saefullah, 2005, Pengantar Manajemen, Jakarta: Edisi Pertama.

http://yuliaseptian.blogspot.com/2013/04/perencanaan-strategik-pengantar.html

L. Daft Richard, Manajemen. Edisi enam, Salemba empat, Jakarta, 2006.

Drucker Peter F. Pengantar Manajemen. Jaya Pirusa, Jakarta, 1982

Gibson, Donnelly, Ivancevich, manajemen edisi kesembilan, Airlangga, Jakarta, 1997.

Griffin, Manajemen. Airlangga, Jakarta, 2004.


Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2002.

Você também pode gostar