Você está na página 1de 9

Pengertian Umum

Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun 1999
Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan
yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting
wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan
lain.
Sedangkan menurut Hadori Yunus (1981 : 224) Penggabungan badan usaha adalah usaha
untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu
kesatuan ekonomis.
Berdasarkan definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha
merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan
perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

Jenis dan Bentuk Penggabungan Badan Usaha


Dilihat dari segi organisasi usaha mengembangkan perusahaan, dapat dilakukan melalui
salah satu dari dua jalan sebagai berikut :
1. Mengadakan ekspansi (perluasan usaha) dari usaha yang telah ada atau Internal
Business Expansions.
Dalam hal ini dpat dilakukan dengan hanya memperluas usaha yang telah ada, tanpa
melibatkan unit-unit usaha diluar (organisasi) perusahaan. Usaha demikian itu dapat
dilakukan dengan membuka daerah-daerah pemasaran yang baru, menambah
(memperkenalkan) produk-produk baru, menambah saluran-saluran distribusi yang baru
atau dengan menggunakan metode penjualan yang baru dalam rangka meningkatkan omzet
penjualannya. Pada umumnya usaha-usaha demikian itu dibelanjai dengan sumber-sumber
dana yang normal, seperti umpamanya dari laba yang tidak dibagi, hasil penjulan surat-surat
hutang, obligasi (jangka panjang lainnya) atau dengan mengeluarkan modal saham baru.
2. Mengadakan penggabungan badan usaha atau External Business Expansions.
Dalam hal ini untuk mengembangkan usahanya, suatu perusahaan mengadakan
penggabungan sumber-sumber ekonomis yang dimiliki oleh perusahaan lainnya. Dengan
demikian untuk mencapai perkembangan usaha tersebut, dilakukan dengan melibatkan unit-
unit usaha yang telah ada sebelumnya.
Penggabungan badan usaha pada umumya merupakan cara yang dianggap lebih
menguntungkan, dibandingkan dengan cara yang pertama. Karena melalui penggabungan
badan usaha itu dapat diperoleh adanya kepastian mengenai: daerah pemasaran, sumber bahan
baku, atau penghematan biaya melalui penggunaan fasilitas dan sarana yang lebih ekonomis
dan efisien.
Dilihat dari segi cara terbentuknya pengembangan badan usaha melalui external business
expansions ini dapat dibedakan kedalam dua cara sebagai berikut :
1. Penggabungan badan usaha
Menggabungkan beberapa perusahaan yang telah ada sebelumnya menjadi satu perusahaan
yang baru, atau berfungsinya beberapa perusahaan kedalam satu perusahaan yang baru.
Dalam hal ini perusahaan-perusahaan yang digabung kehilangan dan melepaskan statusnya
sebagai suatu kesatuan usaha yang memiliki badan hukum.
2. Pemilikan sebagian besar saham-saham perusahaan lain
Dengan dimilikinya sebagian besar saham-saham perusahaan lain, berarti berhak sepenuhnya
mengendalikan operasi dan manajemen perusahaan lain tersebut.
Apabila hal ini menjadi maka terciptalah adanya hubungan antara perusahaan induk dengan
perusahaan anaknya. Baik perusahaan induk maupun perusahaan anak masing-masing masih
mepertahankan status badan hukum nya secara individual. Namun demikian oleh karena
perusahaan induk berhak mengendalikan operasi dan manjemen dari perusahaan anak, maka
dari segi ekonomis antara perusahaan induk dan anaknya merupakan suatu kesatuan usaha.
Apabila suatu perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memiliki sebagian besar dari
saham-saham perusahaan lain disebut Holding Company.
Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha
Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung :
1. Penggabungan Horizontal
Pengabungan horizontal terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang bergabung menjalankan
fungsi produksi dan pejualan barang-barang yang sejenis, juga dengan adanya skala operasi
yang lebih besar akan dapat dihemat berbagai macam biaya.
2. Penggabungan Vertikal
Apabila perusahaan yang semula merupakan langganan terhadap produk (jasa) yang dihasilkan
oleh perusahaan lain, atau sebaliknya perusahaan lain itu adalah suplies bahan baku baginya
dan kemudian mengadakan penggabungan perusahaan, maka penggabungan demikian disebut
penggabungan vertikal.
3. Penggabungan Konglomerat (conglomerate combinations)
Penggabungan ini merupakan kombinasi dari penggabungan horizontal dan vertikal.
Penggabungan ini terbentuk apabila perusahaan-perusahaan yang bergabung bukan
perusahaan-perusahaan sejenis dan tidak pula mempunyai hubungan langganan supplier.
Dilihat menurut kejadian hukumnya dapat dibedakan kedalam:
1. Merger
Merger adalah penggabungan perusahaan dengan jalan kepemilikan langsung oleh suatu
perusahaan terhadap harta milik dari satu atau lebih perusahaan lain.
Pada cara ini perusahaan yang mengabil alih harta milik perusahaan lain merupakan satu-
satunya diantara perusahaan yang bergabung tersebut untuk tetap mempertahankan identitas
serta melanjutkan usahanya. Sedangkan perusahaan lain yang menyerahkan harta miliknya
dibubarkan dan dengan demikian kehilangan statusnya sebagai unit usaha yang terpisah.
Contoh perusahaan yang melakukan merger salah satunya adalah Bank Lippo dengan Bank
Niaga pada tahun 2008 dan kedua bank ini menyetujui untuk mengubah nama mereka setelah
merger menjadi Bank CIMN Niaga.
2. Konsolidasi
Penggabungan perusahaan disebut dengan konsolidasi, jika dalam proses penggabungan itu
dibentuk sebuah perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk membeli (mengambil alih) harta
milik dan mengakui hutang-hutang dari dua atau lebih dari perusahaan yang telah ada. Contoh
perusahaan yang melakukan konsolidasi salah satunya yaitu antara Bank Bumi Daya (BBD),
Bapindo, Bank Dagang Negara, dan Bank Exim. Keempat bank tersebut berkonsolidasi dan
berubah menjadi Bank Mandiri.
3. Akuisisi
Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu
pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahan yang
diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau
mengeluarkan saham. Contoh perusahaan yang melakukan akuisisi salah satunya adalah
Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik serta PT HM Sampoerna yang diakuisisi
oleh Philip Morris.
4. Afiliasi
Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh
saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan
yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana
perusahaan lainnya. Contoh perusahaan yang melakukan afiliasi salah satunya yaitu PT
Freeport Indonesia merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan.
Pengendali Tertinggi
Pengendalian ini dapat diperoleh dengan kepemilikan hak suara atas entitas lain. Hak
suara biasanya melekat dalam kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak selalu
demikian. Jika hak suara yang dimiliki sedemikian besar, diperoleh hak pengendalian, dan pada
saat itu telah terjadi kombinasi bisnis. Kepemilikan equitas suatu entitas dalam jumlah tertentu
dapat menimbulkan pengendalian atas entitas tersebut, dan hal itu menunjukkan bahwa telah
terjadi kombinasi bisnis.
Entitas yang tidak berbadan hukum merupakan usaha yang didirikan namun belum
memiliki bentuk hukum tetap. Contoh bentuk hukum dalam hal ini meliputi perusahaan
perseorangan, CV Firma, Perseroan Terbatas, dan bentuk lainnya. Sepanjang entitas
bersangkutan merupakan bisnis yang riil, kombinasi bisnis dapat dilakukan atas entitas tidak
berbadan hukum tersebut.
Akan tetapi, makna mengendalikan lebih dari sekedar memiliki ekuitas entitas lain.
Pengendalian tidak harus selalu diperoleh dengan kepemilikan dan sebaliknya, kepemilikan
hak suara mayoritas tidak selalu memberikan hak pengendalian.
Pengendalian yang diperoleh tanpa adanya kepemilikan dapat terjadi melalui kontrak. Sebagai
contoh, suatu entitas telah terikat kontrak hanya menjual atau memberikan jasa atau
memberikan hak pemakaian aset pada entitas lain yang mengindikasikan adanya pengendalian
oleh entitas lain tersebut. Ini berarti entitas yang mengendalikan. Sebaliknya, jika ada
pengendalian tanpa kepemilikan, itu merupakan indikasi bahwa telah terjadi kombinasi bisnis.
Dalam kasus lain, suatu entitas mungkin memiliki sebagian saham biasa entitas lain dan entitas
pengakuisisi tersebut dalam posisi mengendalikan.Kombinasi bisnis mengenal istilah entitas
pengendali dimana pengendalian diperoleh secara langsung maupun secara tidak langsung.
Sebagai contoh perusahaan sampoerna merupakan perusahaan rokok besar di
Indonesia, dengan melakukan diversifikasi dengan berbagai merk dan produk, hal ini
merupakan suatu langkah yang dijalankan oleh PT. Sampoerna agar perusahaan mencapai
income stabil. Tahun 2005 perusahaan ini diakuisisi oleh Philip Morris, sejumlah 40 % dari
saham sampoerna dibeli oleh Philip Morris. Philip Morris adalah produsen rokok asal Amerika
Serikat dengan keahlian pada produk rokok putih seperti Marlboro, Virginia Slims, dan Benson
& Hedges.
Dari contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengendali tertinggi adalah PT.
Sampoerna karena PT tersebut mempunyai saham lebih besar yaitu 60%.
Persoalan yang timbul dalam penggabungan perusahaan
Masalah yang timbul didalam proses penggabungan perusahaan dapat bersifat komplek,
tetapi dapat bersifat sederhana. Sebagai contoh penentuan jumlah yang harus dibayar dan
syarat-syarat pembayaran dalam pengabungan perusahaan dalam pembayarannya berbentuk
uang tunai relatif lebih sederhana jika dibanding dengan penggabungan perusahaan dimana
pembayarannya berbentuk surat-surat berharga, yang harga pasarannya pun tidak mudah dapat
ditentukan. Untuk itu bantuan dari manajemen yang bersangkutan dan para ahli lain seperti
akuntan, ahli hikum, dan para analis sangat dibutuhkan.
1. Masalah konstribusi relatif perusahaan yang bergabung
Jika perusahaan baru dibentuk dalam konsolidasi akan mengeluarkan modal saham sebagai alat
pembayaran kepada perusahaan-perusahaan yang digabung, dapat dipakai dua cara
(pendekatan) didalam menentukan banyaknya saham yang harus diserahkan kepada masing-
masing perusahaan yang digabung.
2. Kontribusi relatif dari kekayaan bersih
Penentuan besarnya jumlah kekayaan bersih relatif seringkali diperlukan bantuan dari ankuntan
dn orang ahli dibidang menaksir harga-harga pasar. Laporan keuangan dari masing-masing
pihak harus disusun atas dasar harga pasarnya (Harga yang disetujui semua pihak).
Tiap-tiap pos dari laporan keuangan harus diperiksa dan dianalisa secar khusus oleh akuntan
yang independen, dn jika dirasa perlu akuntan dapat menyusun kembali laporann keuangan
tersebut agar lebih informatif dan dapat diperbandingkan, serta sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntan yang lazim. Beberapa hal yang sering memerlukan perhatian khusus dalam rangka
penyususnan laporan keuangan tersebut ialah metode penilaian yang dipakai terhadap investasi
( surat-surat berharga), cadangan kerugian piutang, penentuan harga pokok dan prosedur
penilaian terhadap persediaan, kebijaksanaan terhadap kapitalisasi yang berhubungan dengan
aktiva tetap, metode, dan kebijaksnaan depresiasi aktiva tetap, metode dan kebijaksanaan
amortisasi aktiva tetap tak berwujud, pos pos kontinyensi serta kemungkinan adanya pos-pos
transitoris dan antisipasi yang belum dicatat.
Berdasar laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
lazim kemudian diadakan penilaian kembali semua harta kekayaan perusahaan sesuai dengan
harga yang berlaku pada saat itu, untuk menentukan besarnya kekayaan bersih relatif yang akan
diserahkan kepada perusahaan yang baru dibentuk buku-buku yang baru diselenggarakan, dan
kekayaan bersih ( yang diserahkan oleh masing-masing perusahaan yang digabung) kemudian
dicatat sesuai harga pasar yang berlaku. Adaya perubahan nilai yang terjadi pada aktiva tetap
berhubung perubahan nilai uang dan perubahan teknologi harus diakui agar diperoleh penilaian
yang wajar.
3. Kontribusi relatif dari laba yang diproyeksikan
Penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-rata keuntungan kepada perusahaan yang baru
dibentuk memerlukan juga bantuan dari orang yang ahli dibidang ini. Laporan perhitungan rugi
laba dari perusahaan yang digabung juga harus dususun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansiyang lazim, seperti halnya pada neraca. Beberapa hal yang perlu mendapatkan
perhatian khusus dalam hubungannya dengan penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-
rata keuntungan ialah penentuan besrnya harga pokok barang yang dijual maupun harha pokok
produksinya, termasuk inventory pricing dan metode penilaian yang dipakai, biaya-biaya yang
berhubungan dengan aktiva tetap termasuk depresiasi dan amortisasi aktiva tetap tak berwujud.

Tanggal Kombinasi Bisnis / Penggabungan Badan Usaha


PSAK 22 revisi 2010 menjelaskan bahwa kombinasi bisnis terjadi pada saat satu entitas
mengendalikan entitas lain yang berupa bisnis. Tanggal transaksi kombinasi bisnis merupakan
tanggal diperolehnya kendali atas suatu bisnis.
Tanggal kombinasi bisnis merupakan akuisisi atau tanggal ketika pihak pengakuisisi
secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil alih liabilitas atau
kewajiban pihak yang diakuisisi, atau disebut juga tanggal penutupan. Akan tetapi, pihak
pengakuisisi mungkin saja memperoleh pengendalian pada tanggal sebelum atau setelah
tanggal penutupan. Misalnya, dalam pejanjian ditulis dinyatakan bahwa pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas pihak yang diakusisi pada tanngal sebelum tanggal penutupan.
Dalam hal ini, tanggal kombinasi bisnis adalah tanggal diperolehnya pengendalian.
Sebagai contoh PT Trans Corporation (sebelumnya bernama PT Para Inti Investindo)
adalah unit usaha para group di bidang media, gaya hidup, dan hiburan. Pada awalnya, Trans
Corp didirikan sebagai penghubung antara stasiun televisi Trans Tv dengan stasiun televisi
yang baru saja diambil alih 49% kepemilikan sahamnya oleh Para Group dari Kelompok
Kompas Gramedia (KKG), Trans 7 (dulunya Tv 7). Trans Corp dimiliki oleh para group yang
dimotori Chairul Tanjung Unit usaha.
Trans7 berdiri dengan nama TV7 berdasarkan izin dari Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000 yang sahamnya sebagian
besar dimiliki oleh Kompas Gramedia (KG) dan 12% dimiliki Bakrie & Brothers (perusahaan
konglomerat milik Aburizal Bakrie yang memiliki antv). Pada tanggal 22 Maret 2000
keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta Visual
Nusantara Tivi Tujuh. Pada 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Trans Corpora resmi
membeli 49% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukannya re-launch
pada tanggal 15 Desember 2006, tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya Trans7. Direktur
Utama Trans7 saat ini adalah Atiek Nur Wahyuni.
Trans TV atau Televisi Transformasi Indonesia adalah sebuah stasiun televisi swasta
Indonesia mulai secara terrestrial area di Jakarta, yang dimiliki oleh konglomerat Chairul
Tanjung. Dengan motto "Milik Kita Bersama", konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda
dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah anak perusahaan PT Trans Corpora. Kantor
Pusat stasiun ini berada di Studio TransTV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan.
Direktur Utama Trans TV saat ini adalah Wishnutama. Trans TV memperoleh izin siaran
didirikan pada tanggal 1 Agustus 1998 Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10 November
2001 meski baru terhitung siaran percobaan, Trans TV sudah membangun Stasiun Relai TV-
nya di Jakarta dan Bandung. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa
pemirsa pukul 19.00 WIB malam. Trans TV kemudian pertama mengudara mulai diluncurkan
diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri sejak tanggal 15 Desember 2001 sejak sekitar
pukul 19.00 WIB Malam, TRANS TV memulai siaran secara resmi.
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tanggal kombinasi bisnis untuk Trans
7 yaitu pada tanggal 4 agustus 2006 dimana Para Group melalui PT Trans Corpora resmi
membeli 49% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Sedangkan untuk transTV tanggal
kombinasi terjadi pada tangal 15 Desember saat diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno
Putri.

Pihak-pihak yang Berperan dalam Kombinasi Bisnis atau Penggabungan Badan


Usaha
Kombinasi bisnis melibatkan pihak pengakuisisi dan entitas target. Pihak pengakuisisi
merupakan pihak yang memeproleh kendali atas aktiva neto dna operasi pihak yang diakuisisi.
Pengendalian atas pihak yang diakuisisi mungkin diperoleh dengen beberapa cara, seperti:
a) Dengan mengalihkan kas, setara kas, atau aset lainnya (termasuk aset neto yang merupakan
suatu bisnis);
b) Dengan menimbulkan laibilitas/kewajiban;
c) Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas;
d) Dengen memebrikan l;ebih dari satu jenis imbalan; atau
e) Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan kontrak
Pihak pengakuisisi setelah kombinasi bisnis disebut induk, yang berkewajiban menyusun
laporan konsolidasi yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya. Pada umumnya, pihak
pengakuisisi diidentifikasi sebagai pihak yangmengalihkan kas atau aset lainnya, atau meiliki
liabilitas sebagai pihak yang mengalihkan kas atau aset lainnya, atau memiliki liabilitas atas
kombinasi bisnis. Kas atau aset lainnya akan diberikan atau dialihkan (liablilitas) kepada
pemilik atau pengendali entitas target sebelumnya. Jika terjadi hal semacam itu, PSAK 22
revisi 2010 memberikan indikasi yang dapat dipakai untuk mennetukan nama perusahaan
pengakuisisi, yakni:
Ukuran pihak pengakuisisi (dinyatakan dengan laba, aset atau pendapatan) lebih besar dari
entitas target.
Jika kombinasi bisnis melibatkan lebih dari dua pihak, maka pengakuisisi biasanya
merupakan pihak yang berinisiatif melakukan kombinasi bisnis, dan ukurannya lebih besar dari
pihak lain dalam kombinasi bisnis.
Entitas baru yang dibentuk sebagai hasil dari kombinasi bisnis tidak selalu merupakan pihak
pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan kepentingan ekuitas dalam rangka
kombinasi bisnis, maka salah satu entitas yang bergabung merupakan peihak pengakuisisi
dengan melihat ukuran dan faktor lainnya.
Jika kombinasi bisnis mengakibatkan manajemen suatu perusahaan mendominasi penentuan
anggota manajemen perusahaan yang bergabung, mak aperusahaan yang dominan tersebut
adalh perusahaan pengakuisisi.
Bahwa dalam kombinasi bisnis yang dilakukan dengan penerbitan ekuitas, pihak
pengakuisisi umumnya merupakan pihak yang menerbitkan ekuitas. Pengecualian terjadi
dalam Reverse Acquistion di mana pihak yang secara hukum diidentifikasi sebagai pihak
pengakuisisi, tetapi berdasarkan substansi akuntansi diidentifikasi sebagai pihak yang
diakuisisi.

Pandangan UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai


Penggabungan Badan Usaha
Standar Akuntansi Keuangan merupakan regulasi resmi di Indonesia untuk bidang
akuntansi. Sementara itu, PSAK 22 merupakan bagian dari prinsip akuntansi yang mengatur
kombinasi bisnis. Dalam praktiknya, PSAK tidka berdiri sendiri melainkan bersinergi denagn
aturan-aturan pemerintah lainnya yang mengatur masalah kombinasi bsinis, seperti aturan
Bapepam, aturan yang dikeluarkan Departemen Keuangan, aturan pajak, dan lainnya. Karena
itu, PSAK dan aturan-aturan pemerintah lainnya harsu harmonis agar bersinergi dalam
mengefktifkan tujuan yang dimaksud. Perubahan atau revisi PSAK juga harus tidak
bertentangan dengan aturan lainnya yang telah ada. Bila perlu, perubahan regulasi akuntansi
dilakukan seiiring denga perugahan regulasi lainnya kurang bersinergi. UU NO. 40 tahun 2007
Bab I pasal 1 ayat 11 misalnya, yang mengatur masalah penggabungan, peleburan, dan
pengambilalihan, mendefinisikan pengambilalihan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan
ol;eh badna hukum atau orang perorangan untuk mengambil alih, baik seluruh maupun
sebagian besar saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap
perseroan tersebut.
Revisi PSAK 22 tahun 2010 menjadi kurang harmonis dengan UU No. 40 Tahun 2007
dan dapat menimbulkan kebingungan interpretasi atas kedua aturan tersebut. Pengertian
Kombinasi Bisnis menurut PSAK 22 revisi 2010 dan Pengambilakihan menurut UU No. 4
tahun 2007 memiliki perbedaan, antara lain karena UU No. 4 tahun 2007 menjelaskan bahwa
pengambilakihan hanya berlaku untuk entitas yang berbentuk perseroan terbatas, sedangkan
kombinasi bisnis yang dimaksud dalam PSAK 22 tidak hanya berlaku bagi entitas yang
berbentuk perseroan terbatas saja.

Você também pode gostar