Você está na página 1de 11

en konstruksi atap

BY AUDYFAS MAKMUR KAMIS, 11 AGUSTUS 2016 KONSTRUKSI BANGUNAN

Pengertian, fungsi, dan komponen konstruksi atap

Konstruksi atap
Pengertian, fungsi, dan komponen konstruksi atap
Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi gedung dan penghuninya secara fisik
maupun metafisik (mikrokos-mos/makrokosmos).

Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilin-dungi, bentuk dan konstruksi yang
dipilih, dan lapisan penutupnya.116 Di daerah tropis atap merupakan salah satu bagian terpenting.

Atap sebagai bagian paling atas dapat dimengerti sebagai penutup atap datar saja, sebagai payung, atau
sebagai atap miring terpisah pada setiap bagian bangunan.
Hubungan antara bentuk, struktur dan konstruksi atap
Menentukan konstruksi atap yang baik adalah tugas yang cukup rumit karena banyak faktor saling
mempengaruhi: bentuk, struktur, konstruksi, maupun bahan bangunan. Pembentukan atap mengakibatkan
per-soalan antara bentuk luar dan ruang atap yang diciptakan. Pada struktur dan konstruksi diadakan
sistem rangka batang atau pelat maupun bahan bangunan yang dipilih sebagai konstruksi atau kuda-kuda
(atau sebagai penutup atap) atap sehingga mempengaruhi kemiringan atap.

Bahan konstruksi atap


Kayu merupakan bahan bangunan yang sesuai sekali untuk lebar ben-tang tidak lebih dari 4.0 m karena
mudah didapat, mudah dikerjakan dengan alat sederhana, bobotnya yang agak ringan, dan cukup tinggi
kekuatannya terhadap gaya tarik, tekan maupun lendutan. Kayu merupakan bahan bangunan ekologis
karena dapat dibudidayakan. Kayu juga merupakan bahan bangunan yang sesuai untuk konstruksi atap
busur dengan lebar bentang >100.0 m yang melebihi kemampuan beton bertulang atau baja.

Akan tetapi, kayu juga memiliki sifat-sifat yang merugikan jika kurang diamati. Perlu diperhatikan bahwa
kayu selalu menyesuaikan kadar aimya dengan kelembapan udara sekeliling (menyusut dan mengem-
bang), dan mudah membusuk jika terkena air pada bagian yang tidak kena pengudaraan. Oleh karena itu,
misalnya, balok kayu yang me-numpu pada dinding batu bata tidak boleh dipasang rapat sekeliling-nya
dengan mortar, melainkan perlu diberi jarak 1 cm.

Kayu sering disambung dengan peralatan baja (paku, baut, dan seba-gainya). Perlu diperhatikan bahwa
setiap alat sambungan menerima dan menyampaikan gaya dengan cara yang berbeda-beda dan karena itu
kekuatan alat sambungan yang berbeda tidak boleh dijumlah-kan jika menentukan kekuatan sambungan
tersebut.

Baja berbentuk profil gilas atau pelat yang dibengkokkan merupakan bahan bangunan atap yang sesuai
sekali untuk lebar bentang 10.0-30.0 m. Konstruksi atap baja umumnya adalah konstruksi rangka batang
yang dilas atau dibaut dan yang biasanya disediakan secara prakilang di bengkel tertentu sebelum dimuat
ke tempat bangunan.

Balok beton bertulang sebagai beton cor di tempat hanya dapat dipertanggungjawabkan pada balok yang
horizontal (peran beton). Beton bertulang sebagai rangka batang beton bertulang harus dicor dalam
keadaan mendatar pada lantai kerja dan kemudian sebagai elemen prakilang diangkat ke atas ring balok.
Oleh karena itu, ke-tepatgunaan sangat terbatas karena bobotnya cukup berat. Rangka batang beton
bertulang sesuai untuk lebar bentang 4.0-10.0 m.

Penentuan konstruksi atap yang baikPola pikir (mental model atau check-list) berikut
mempertimbangkan analisis (penyelidikan persoalan), konstruksi dan perwujudan persya-ratan,
pelaksanaan dan sintesis (penilaian paduan penyelesaian) demi penentuan konstruksi atap yang baik.

Penerapan daftar penilaian dan evaluasi atap


Pola pikir atau daftar penilaian (lihat halaman 196) akan diterangkan tahap demi tahap. Contoh penerapan
penentuan konstruksi atap yang baik perlu melalui pertimbangan fungsi dan tugas, maupun persyarat-an
yang perlu diperhatikan pada struktur bangunan sebagai berikut.
Tahap 2 ini jangan keliru dimengerti. Di samping biaya pembangunan yang dapat dihitung dalam rupiah,
ada juga nilai pembangunan se-cara imaterial yang tidak ternilai dalam mata uang tetapi sangat berhar-ga
bagi jiwa dan kesehatan manusia serta ekologi. Harga bahan yang murah pada masa kini bisa menjadi
bahan yang luar biasa mahal pa-da masa depan, misalnya karena besarnya biaya pembongkaran atau
karena pembuangan puing mencemari lingkungan dan karena itu me-nuntut perhatian khusus. Informasi
harga bahan bangunan harus di-lengkapi dengan seluruh rantai bahan (bahan mentah, pengolahan bahan,
penggunaan, masa pakai, pemeliharaan, kemungkinan mendaur ulang dan kebutuhan TPA, serta
pencemaran lingkungan yang diaki-batkan oleh kegiatan tersebut), bahan (bahan mentah yang diguna-
kan), dan energi yang dibutuhkan dalam rantai bahan.117

Perhatian terhadap penggunaan sumber alam (bahan baku, energi, dan lahan yang digunakan) menuntut
penghematan pada segala kegiatan. Pencapaian tersebut adalah pencapaian yang berlangkah ke-cil,
pemikiran terhadap unsur-unsur kecil dan pembagian lahan dan denah rumah yang padat serta struktur
bangunan yang minimal. Hal ini tidak mengurangi kualitas kehidupan karena kualitas menghuni tidak
tergantung secara langsung pada luasnya denah.118

Apabila pada tahap 2 (penentuan bahan bangunan) muncul kesulitan, maka perlu diadakan pertimbangan
kembali dengan memperhatikan tahap 1.
Konstruksi kuda-kuda tradisionalKonstruksi kuda-kuda sering juga dinamakan konstruksi atap peran
(gording) karena dalam pertentangan dengan konstaiksi atan kasan (usuk) konstruksi kuda-kuda
menggunakan berbag; Lightshot Konstruksi atap peran adalah tepat untuk atap pelana dan atap peri-sai,
baik yang simetris maupun yang tidak simetris.

Kuda-kuda tradisional (dipengaruhi oleh tukang kayu dari Belanda)


Kasau-kasau diletakkan pada peran yang dipikul oleh tiang. Jika tiang pendukung atap ini berdiri vertikal,
maka konstruksi atap dinamakan kuda-kuda dengan tiang. Jika tiang itu menerima gaya tarik, yang di-
lengkapi kuda penopang sejajar dengan kasau (balok loteng dipasang bergantung), konstruksi ini
dinamakan kuda-kuda gantung. Menurut jumlah peran yang ada pada potongan melintang, dapat
dibedakan kuda-kuda dengan satu, dua, atau tiga tiang (atau kuda penopang).

Konstruksi kuda-kuda atap kasau dan konstruksi yang umumnya di-gunakan di Indonesia pada masa kini,
khususnya untuk atap pelana, berdasarkan pengertian konstruksi kayu tradisional Belanda.

Konstruksi atap kasau (usuk)


Atap kasau dan atap kasau balok bangsal merupakan konstruksi tan-pa kuda-kuda. Kemiringan atap
hendaknya > 30. Atap kasau adalah konstruksi sederhana yang sesuai sekali untuk rumah yang agak
kecil (tidak lebar). Setiap kasau bersilang gunting bertindak sebagai kuda penopang yang memindahkan
muatan langsung ke balok loteng. Kasau untuk atap kasau hendaknya < 5.0 m. Pada atap balok bangsal,
jarak antara tirisan atap dan garis bubungan < 4.50 m dan < 2.50 m.

Sebagai contoh konstruksi atap tradisional (atap kasau), dapat diper-hatikan konstruksi atap rumah Blai
(Palau, Mikronesia) berikut:

Konstruksi kuda-kuda gantung


Konstruksi kuda-kuda gantung merupakan sistem atap yang menya lurkan semua beban ke dinding luar
yang menerima beban (semua dinding yang membagi ruang dan yang tidak menerima beban dari atap
dapat ditempatkan dan diubah menurut kebutuhan).

Konstruksi kuda-kuda gantung dipilih jika panjang balok loteng melebihi 5.00 m tanpa adanya tiang atau
dinding pendukung. Sebenarnya konstruksi kuda-kuda gantung menjadi konstruksi gantungan. Pada tiang
gantung (ander), balok pendukung bergantung searah dengan peran atap. Balok loteng diletakkan di atas
balok pendukung ini atau digantungkan dengan baut di sebelah bawahnya.

Konstruksi kuda-kuda gantung dipasang dengan kasau < 4.00 m. Konstruksi kuda-kuda dengan satu tiang
sesuai untuk lebar bentang > 8.00 m, kuda-kuda dengan dua tiang untuk lebar bentang < 12.00 m. Pada
konstruksi kuda-kuda gantung. selalu harus diadakan perhitung-an mekanika teknik oleh seorang ahli sipil
(konstruksi kayu).

Perhatian khusus perlu diberikan pada kayu muka (minimal 12 cm) pada semua gigi tunggal yang timbul
pada konstruksi ini (pada sam-bungan kuda penopang dengan tiang gantung dan balok loteng. Sam-bungan
tradisional di antara tiang gantung dan balok penopang dilaku-kan dengan besi strip dan purus yang
longgar dalam lubang sedalam 3 cm. Sambungan ini dapat juga dibuat lebih sederhana dengan meng-
gunakan baut simplex seperti berikut:
Konstruksi rangka portal tiga ruas yang merupakan sistem statis tertentu. Konstruksi rangka batang
berpaku. Kemiringan atap sesuka hati. Lebar bentang 15.00-30.00 m dan jarak tumpuan 3.00- 5.00 m.

Batang penopang perata123 (konstruksi rangka batang memanjang)

Batang masing-masing pada suatu konstruksi rangka batang tidak sama kuatnya. Dengan kata lain,
melengkungnya batang-batang ber-beda satu dengan yang lain. Tergantung dari bahan pelapis atap dan
langit-langit, bisa timbul ketidakrataan pada bidang atap, dipandang dari sisi bubungan dan tirisan atap.
Untuk menghindari hal yang tidak diing. ikan ini, maka ditambahkan konstruksi batang penopang perata
(konstruksi rangka batang memanjang).

Untuk menghitungnya, maka beban oleh konstruksi rangka batang masing-masing dapat ditentukan
sebagai berikut:

Untuk penentuan ukuran-ukuran batang penopang perata ini, maka gaya batang yang diperlukan dihitung
sebagai berikut.

Batang penopang perata seperti teriihat pada gambar berikut membe-bani rangka batang yang berdekatan
pada tumpuan dengan V2 F; untuk menampung beban ini maka pada rangka batang masing-masing dipa-
sang batang tarik, yang akan mengambil alih beban F. Tinggi minimal (h) bagi ba-tang penopang perata
untuk konstruksi rangka batang adalah 50 cm.
Konstruksi papan badan miring
Pada perhitungan momen lembam dan momen tahanan pada konstruksi badan papan miring (I web-beam,
box-beam) bagian badan harus diabaikan. Tegangan pada bagian sayap dapat dianggap mera-ta. Bagian
badan paling sedikit harus terdiri dari dua bagian yang ber-silangan, atau jika sejajar harus diatur sehingga
hanya dibebani tarik-an. Untuk yang bersilang, bagian papan satu pada yang lain harus dihubungkan dan
bagian badan akan menahan gaya lintang melulu.

Você também pode gostar