Você está na página 1de 43

TUGAS SISTEM DALAM KAPAL

SISTEM BALLAST MANDALINE

Pranasetya Candra Mahardika


NRP. 0816040029

Dosen Pengajar :
Ekky Nur Budiyanto, SST., MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2017

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

Daftar Gambar ....................................................................................................... iv

Daftar Tabel .......................................................................................................... v

Daftar Pustaka ....................................................................................................... vi

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 4


2.1 Kapal General Cargo ........................................................................... 4
2.2 Sistem Ballast ....................................................................................... 5
2.3 Olah Kerja Sistem Ballast ..................................................................... 8
2.4 Komponen Sistem Ballast .................................................................... 9
2.5 Pipa Utama ........................................................................................... 13
2.6 Pipa Cabang .......................................................................................... 18
2.7 Kapasitas Pompa Ballast ...................................................................... 20
2.8 Daya Pompa .......................................................................................... 20
Bab 3 Metodologi Penelitian ................................................................................. 22

Bab 4 Analisa dan Pembahasan ............................................................................ 24


4.1 Dimensi Kapal ...................................................................................... 24
4.2 Desain Sistem Ballast ........................................................................... 25
4.3 Perhitungan Daya Pompa Sistem Ballast .............................................. 25

ii
4.4 List Komponen Sistem Ballast .............................................................. 32

Bab 5 Kesimpulan dan Saran ................................................................................ 35

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kapal General Cargo ........................................................................ 4

Gambar 2.2 Ballast System ................................................................................... 5

Gambar 2.3 Diagram Bilge and Ballast System .................................................... 7

Gambar 2.4 Kerja Sistem Ballast .......................................................................... 9

Gambar 2.5 Sea Chest ........................................................................................... 10

Gambar 2.6 Contoh Pompa Ballast ....................................................................... 11

Gambar 2.7 Katup ................................................................................................. 12

Gambar 2.8 Overboard ......................................................................................... 13

Gambar 2.9 Pipa Schedule 40 ............................................................................... 14

Gambar 2.10 Pipa Cabang ..................................................................................... 18

Gambar 2.11 Pompa Sentrifugal sebagai Pompa Ballast ...................................... 19

Gambar 2.12 Diagram Daya Pompa ..................................................................... 20

Gambar 2.13 Moody Diagram .............................................................................. 29

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Choice of Minimum Wall Thickness ..................................................... 15

Tabel 2.2 Minimum Wall Thickness for Steel Pipe ............................................... 16

Table 2.3 Pipe Connection .................................................................................... 16

Tabel 2.4 Use or Flange Type ............................................................................... 17

Tabel 4.1 Principal Dimension ............................................................................. 24

Tabel 4.2 Fitting List Ballast System .................................................................... 31

v
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Kapal General Cargo

Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di


laut (sungai dsb) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil.
Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci.
Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar
dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa
perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya di
mana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang
dan peraturan atau kebiasaan setempat.

Berabad-abad kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi


sungai atau lautan yang diawali oleh penemuan perahu. Biasanya
manusia pada masa lampau menggunakan kano, rakit ataupun perahu,
semakin besar kebutuhan akan daya muat maka dibuatlah perahu atau
rakit yang berukuran lebih besar yang dinamakan kapal. Bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan kapal pada masa lampau
menggunakan kayu, bambu ataupun batang-batang papirus seperti yang
digunakan bangsa mesir kuno kemudian digunakan bahan bahan logam
seperti besi/baja karena kebutuhan manusia akan kapal yang kuat. Untuk
penggeraknya manusia pada awalnya menggunakan dayung kemudian
angin dengan bantuan layar, mesin uap setelah muncul revolusi Industri
dan mesin diesel serta Nuklir. Beberapa penelitian memunculkan kapal
bermesin yang berjalan mengambang di atas air seperti Hovercraft dan
Eakroplane. Serta kapal yang digunakan di dasar lautan yakni kapal
selam.

1
Berabad abad kapal digunakan untuk mengangkut penumpang
dan barang sampai akhirnya pada awal abad ke-20 ditemukan pesawat
terbang yang mampu mengangkut barang dan penumpang dalam waktu
singkat maka kapal pun mendapat saingan berat. Namun untuk kapal
masih memiliki keunggulan yakni mampu mengangkut barang dengan
tonase yang lebih besar sehingga lebih banyak didominasi kapal niaga
dan tanker sedangkan kapal penumpang banyak dialihkan menjadi kapal
pesiar seperti Queen Elizabeth dan Awani Dream.

1.1.2 Permasalahan dan Pentingnya Sistem Ballast

Pada hakikatnya dalam sebuah kapal, pasti terdapat suatu sistem


yang dapat menangani kinerja serta keselamatan dan kenyamanan yang
ada pada kapal tersebut, untuk dapat memenuhi syarat tersebut makan
diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur olah kerja pada kapal.

Sistem Ballast merupakan salah satu sistem dalam kapal yang


mengatur tentang gerak olah kapal, yang mana sistem ini digunakan
untuk menjaga keseimbangan (stabilitas) kapal, apabila kapal tersebut
mengalami trim atau list (oleng) terutama pada bongkar muat di
pelabuhan.

Pada dasarnya, dalam perjalanan/pelayaran serta berhentinya


kapal yang dikarenakan bongkar muatan pada kapal tersebut, sistem ini
sangat mempengaruhi olah kerja dari hal tersebut. Maka dari itu, sistem
ballast juga disebut sebagai general service sistem pada kapal, yang
mana sistem ini juga memiliki kerja yang setara dengan sistem bilga dan
sistem pemadam api pada kapal.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dimensi kapal general cargo yang akan direncanakan ?

2. Bagaimana desain serta cara kerja dari sistem ballast pada kapal
general cargo?

3. Berapa daya pompa pada kapal yang dibutuhkan dari sistem ballast ?

4. Apa saja komponen komponen yang terdapat pada sistem ballast?

1.3 Tujuan

1. Penulis dapat menentukan dimensi dari kapal yang akan


direncanakan.

2. Penulis dapat mendesain serta mengetahui cara kerja dari sistem


ballast.

3. Penulis dapat menghitung daya pompa serta memperkirakan pompa


yang akan digunakan pada sistem ballast.

4. Penulis dapat menentukan serta mengetahui komponen komponen


yang ada pada sistem ballast.

3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal General Cargo

Gambar 2.1 Kapal General Cargo

Kapal barang atau kapal kargo adalah segala jenis kapal yang membawa
barang-barang dan muatan dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Ribuan
kapal jenis ini menyusuri lautan dan samudra dunia, setiap tahunnya memuat
barang-barang perdagangan internasional. Kapal kargo pada umumnya
didesain khusus untuk tugasnya, dilengkapi dengan crane dan mekanisme
lainnya untuk bongkar muat, serta dibuat dalam beberapa ukuran. Kapal kargo
dibedakan pula menurut jenis muatannya, diantaranya :

1. Muatan campuran (General Cargo)


2. Muatan sejenis (Bulk Cargo)
Muatan curah kering (Dry Bulk Cargo)

4
Muatan curah cari (Liquid Bulk Cargo)
Muatan curah gas
3. Muatan yang didinginkan (Refrigerated Cargo)
4. Muatan hewan hidup (Life Stock Cargo)
5. Muatan unit (Unitized Cargo)
6. Muatan berbahaya (Dangerous Cargo)

Kapal general cargo adalah kapal yang mengangkut bermacam


macam muatan berupa barang. Barang yang diangkut biasanya merupakan
barang yang sudah dikemas. Kapal general cargo dilengkapi dengan crane
pengangkut barang untuk memudahkan bongkar-muat muatan. Jenis muatan
yang di tampung pada kapal general cargo ini adalah muatan yang dimuat di
kapal dalam jenis dan pembungkus yang beraneka warna (dalam peti, drum,
kaleng, besi beton, karung, dsb). Muatan berupa wadah dari baja, aluminium,
besi, yang digunakan untuk menyimpan atau menghimpun barang.

2.2 Sistem Ballast

Gambar 2.2 Ballast System

5
Sistem ballast adalah salah satu sistem yang ada didalam kapal yang
berfungsi sebagai penjaga keseimbangan dalam kapal. Sistem ini ditunjukkan
untuk menyesuaikan derajat kemiringan dan draft kapal, sebagai akibat dari
perubahan muatan kapal sehingga stabilitas kapal dapat dipertahankan.

Pipa ballast ini dipasang pada tangki ceruk haluan dan juga tangki ceruk
buritan pada kapal (aft peak and fore peak tank), disamping itu pipa ini juga
dipasang pada bagian double bottom tank, deep tank, dan side tank.

Ballast yang ditempatkan di after peak tank dan fore peak tank ini untuk
menjaga kondisi trim pada kapal yang dikehendaki. Tangki ballast diisi dan
dikosongkan dengan saluran pipa yang sama, jika stop valve dipasang pada
sistem ini. Jumlah dari berat ballast yang dibutuhkan untuk kapal rata rata
mencapai 10% sampai dengan 20% dan displacement kapal.

Keperluan sistem ballast dari kapal cargo (dry cargo ship) adalah jadi
satu dengan sistem pipa got di kamar mesin. Sistem pipa ballast harus dapat/
bisa memenuhi sarat untuk menyediakan pengisian air ballast dan dry cargo
tank atau ruangan berdampingan. Hubungan antara saluran pipa got dan
saluran pipa ballast harus dengan katup satu arah (Non return valve).

Berikut merupakan rangkaian kerja/ olah kerja dari sistem bilga yang
mengacu pada diagram dari sistem ballast itu sendiri.

6
Gambar 2.3 Diagram Bilge and Ballast System

Pada sistem ballast ini, proses water ballast dibedakan menjadi dua
yaitu ballasting (pengisian air ballast) dan deballasting (pembuangan air
ballast). Prinsip kerja dari sistem ini sangat sederhana, dimana pompa
digunakan sebagai pemindah air laut dari sea chest dan dipindahkan ke dalam
tangki tangki ballast atau mengosongkan air ballast pada tangki overboard
(O/B).

Rule and Regulation BKI Vol 3 1996 Section 11 :

1. Jalur Pipa Ballast


a. Sisi pengisapan dari tangki air ballast diatur sedemikian rupa
sehingga pada kondisi trim air ballast masih tetap dapat
dipompa.
b. Kapal yang memiliki tangki double bottom yang sangat lebar
juga dilengkapi dengan sisi isap pada sebelah luar dari tanki.

7
Dimana panjang dari tanki air ballast lebih dari 30m, kelas
mungkin dapat meminta sisi isap tambahan untuk memenuhi
bagian depan dari tanki.
2. Pipa yang Melalui Tangki
Pipa air ballast tidak boleh lewat instalasi tanki air minum, tanki air
baku, tanki minyak bakar, dan tanki minyak pelumas.
3. Sistem Perpipaan.
a. Bilamana tanki air ballast akan digunakan khususnya sebagai
pengering palka, tanki tersebut juga dihubungkan ke sistim bilga.
b. Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak cuaca
(freeboard deck).
c. Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu
ruang yang dapat dilalui secara tetap ( mis. ruang bow thruster)
yang terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara
langsung pada collision bulkhead di bawah ruang ini tanpa
peralatan tambahan untuk pengaturannya.
4. Pompa Ballast
Jumlah dan kapasitas pompa harus memenuhi keperluan operasional
pada kapal.

2.3 Olah Kerja Sistem Bilga

Dalam sistem ballast, air yang digunakan berasal dari air laut, maka dari
itu agar dalam sistem ballast dapat mengolah kerja dengan baik maka sistem
ini harus mampu memindahkan air dengan cepat dari bagian dalam menuju
keluar tangki. Adapula sumber air dari sistem bilga, yakni :

8
Gambar 2.4 Kerja Sistem Ballast

1. Ballasting, air dihisap melalui sea chest menggunakan pompa yang


kemudian di saring menggunakan filter dan disirkulasikan menuju
ke tangki ballast.
2. Deballasting, air yang sudah tertampung pada tangki ballast, apabila
keadaan kapal sudah stabil maka air tersebut di alirkan menuju ke
overboard (O/B).

2.4 Komponen Sistem Ballast

Adapula beberapa perlengkapan dalam sistem ballast yang berfungsi


sebagai penunjang dari sistem ballast tersebut, yaitu berupa komponen
komponen pendukung bekerjanya sebuah sistem ballast, diantaranya :

9
1. Sea Chest
2. Pipa utama
3. Pipa cabang
4. Pompa Bilga
5. Katup
6. Overboard

2.4.1 Sea Chest (Kotak Laut)

Seachest merupakan tempat di lambung kapal, dimana di sea


chest terdapat pipa saluran masuknya air laut. Selain pipa tersebut, pada
seachest juga terdapa dua saluran lainnya. Yaitu blow pipe dan vent
pipe.

Gambar 2.5 Sea Chest

2.4.2 Pipa Utama

Pipa utama yang digunakan berfungsi untuk melayani sirkulasi


air laut pada kamar mesin dan ruang pompa, sehingga menurut

10
klasifikasi diameter minimum (Dmin) yang diijinkan merupakan fungsi
dari ukuran kapal.

2.4.3 Pipa Cabang

Pipa cabang yang digunakan untuk melayani dan mengatasi


khusus pada compartment saja, sehingga menurut klasifikasi diameter
minimum yang diijinkan merupakan fungsi ukuran compartment.

2.4.2 Pompa Ballat

Pompa ballast digunakan untuk mensirkulasikan air laut dari sea


chest menuju ke tangki ballast melalui pipa utama dan pipa cabang,
pompa yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan pada kapal
dan persediaan dari pompa ini harus > 1. Apabila pompa-1 tidak dapat
bekerja dengan baik, maka pompa-2 digunakan sebagai cadangan.
Biasanya dalam sistem ballast pompa yang digunakan yaitu jenis pompa
sentrifugal.

Gambar 2.6 Contoh Pompa Ballast

11
2.4.5 Katup

Komponen ini berfungsi untuk mengatur aliran air yang terjadi


pada pipa, katup juga berperan penting untuk dapat memaksimalkan
kinerja dari sistem bilga, maka dari itu pemilihan katup yang
direkomendasikan oleh biro klasifikasi juga berpengaruh.

Gambar 2.7 Katup

12
2.4.6 Overboard

Pada sistem bilga terdapat tempat untuk dapat menampung,


memisah serta membuang sumber air bilga. Overboard merupakan jalur
terakhir dari sistem bilga, dimana jalur ini merupakan jalur pembuangan
air yang telah dipisahkan dengan cairan cairan yang bercampur dengan
air tersebut melalui sistem.

Gambar 2.8 Overboard

2.5 Pipa Utama

Pipa yang digunakan pada sistem bilga dan OWS yaitu jenis pipa
galvanis. Pipa ini digunakan untuk menyuplai air laut. (BKI Vol 5, Section 4).
Untuk ukuran pipa, digunakan pipa dengan schedule 40. Pipa ini dilindungi
terhadap kerusakan mekanis, yaitu perlindungan menyeluruh dengan sistem
galvanis. Dengan sistem perlindungan tersebut maka pipa dapat digunakan
untuk menyuplai air laut, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah
terkena api sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga.

13
Gambar 2.9 Pipa Schedule 40

Adapula beberapa ketentuan menurut Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)


mengenai hal yang bersangkutan dengan sistem bilga, diantaranya :

1. Ketebalan minimum kategori pipa M atau D yang melewati tangki


(Tabel 11.4 BKI Vol 3, Section 11 and Tabel 11.5 BKI Vol 3, Section
11).
2. Tipe pipa yang digunakan Galvanished Steel.

14
Tabel 2.1 Choice of minimum wall thickness

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

15
Tabel 2.2 Minimum Wall Thickness for Steel Pipes

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

3. Sambungan pipa yang digunakan yaitu jenis butt-weld dan flens


(Table 11.11 and Table 11.12 BKI Vol 3 Section 11, D).

Tabel 2.3 Pipe Connections

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

16
Table 2.4 Use or Flang Type

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

4. Diameter pipa utama.


Untuk dapat menentukan diameter pipa, didapatkan dari kalkulasi
kapasistas pompa.
5. Kalkulasi ketebalan pipa utama (BKI Vol 3 Section 11)
s = so + c + b [mm] (2.1)

= 20 [mm] (2.2)
+

Dimana :
s : Ketebalan minimum [mm]
so : Kalkulasi ketebalan [mm]
da : Diameter luar pipa [mm]
pc : Desain tekanan [bar]
perm : Maximum permesible design stress [N/mm2]
b : Allowance for bends [mm]
v : Faktor efisiensi pengelasan = 1
c : Corrosion allowance [mm]

17
2.6 Pipa Cabang

Pada umumnya, rekomendasi dari Biro Klasifikasi Indonesia mengenai


pipa utama dan pipa cabang sama, kecuali dalam perhitungan diameter dari
pipa cabang.

Gambar 2.10 Pipa Cabang

Rule and Regulation BKI Vol 3 Section 11 :

1. Pipa terbuat dari steel pipe galvanise (BKI Vol 5 Section 4)


2. Ketebalan minimum kategori pipa M atau D yang melewati tangki
(Tabel 11.4 BKI Vol 3, Section 11 and Tabel 11.5 BKI Vol 3, Section
11).
3. Sambungan pipa yang digunakan yaitu jenis butt-weld dan flens
(Table 11.11 and Table 11.12 BKI Vol 3 Section 11, D).
4. Kalkulasi diameter pipa cabang.
Didapatkan dari kalkulasi kapasitas pompa.
5. Kalkulasi ketebalan pipa cabang (BKI Vol 3 Section 11)
s = so + c + b [mm] (2.1)

= 20 [mm] (2.2)
+

Dimana :
s : Ketebalan minimum [mm]

18
so : Kalkulasi ketebalan [mm]
da : Diameter luar pipa [mm]
pc : Desain tekanan [bar]
perm : Maximum permesible design stress [N/mm2]
b : Allowance for bends [mm]
v : Faktor efisiensi pengelasan = 1
c : Corrosion allowance [mm]

2.7 Kapasitas Pompa Ballast

Gambar 2.11 Pompa Sentrifugal sebagai Pompa Ballast

Pompa yang digunakan dalam sistem ballast, biasanya merujuk pada


jenis pompa sentrifugal. Karena efektif dinilai cara kerja dan karakteristiknya.
Berikut merupakan rekomendasi dari Biro Klasifikasi Indonesia.


= (2.3)

Dimana :

Q : Kapasitas minimum pompa [m3/h]

f : Waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan tangki ballast

19
f : 6 40 [hour]

2.8 Daya Pompa

Gambar 2.12 Diagram Daya Pompa

Dalam sistem ballast, diperlukan kinerja yang efektif serta efisien


terhadap pompa yang akan digunakan. Maka dari itu perhitungan daya pompa
sangatlah mempengaruhi dalam pemilihan pompa yang akan digunakan dalam
suatu sistem. Untuk dapat menghitung daya pompa maka diperlukan
parameter parameter penunjang, diantaranya :

1. Ketahuilah kapasitas pompa yang diperlukan (Q)


2. Diameter pipa yang digunakan.
3. Kerugian kerugian (Head Lose) yang terdapat pada pipa maupun
komponen perpipaan.
4. Total head / tekanan.

20
Persamaan yang dapat digunakan dalam menentukan daya pompa :


= [HP] (2.4)

Dimana :

Q : Kapasitas pompa [m3/hr]

: Density [kg/m3]

H : Head loss [m]

: Efisiensi (0,7 0,8)

21
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Berikut merupakan flowchart atau diagram aliran dalam proses penentuan


daya pompa pada sistem ballast :

Start

Identifikasi Masalah

1. Penentuan Dimensi Kapal


2. Penentuan Komponen Sistem
Ballast

3. Membuat Desain Sistem Ballast


4. Menghitung Kapasitas Pompa
Ballast
5. Menghitung Daya Pompa

Penentuan Pompa Ballast

Desain Sistem Ballast

NO
YES

End

Deskripsi Flowchart :

1. Start, perencanaan data yang akan digunakan.

22
2. Process (Alur)
- Penentuan dimensi dari kapal yang akan direncanakan.
- Membuat list komponen dari sistem ballast.
- Membuat desain berupa diagram dari sistem ballast, serta mengetahui
cara kerjanya.
- Menghitung kapasistas dari pompa ballast dari data yang telah
ditentukan.
- Menghitung daya pompa untuk menentukan pompa yang akan
digunakan.
3. Decision (Penentuan)
- Apabila yes, maka proses dapat dihentikan dan pengerjaan dapat
diakhiri.
- Apabila no, maka kembali lagi ke proses.
4. End, desain dan pompa ballast telah ditentukan.

23
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Dimensi Kapal


Dalam perencanaannya, jenis kapal yang di gunakan yaitu kapal general
cargo dengan panjang total 75.23 m dan lebar 11.2 m. Berikut merupakan
tabel principal dimension (ukuran utama kapal).
Tabel 4.1 Principal Dimension

LOA (Length Over All) : 75.23 m


LWL (Length Water Line) : 68.25 m
LPP (Length Of Prependicular) : 65.00 m
B (Breadth) : 11.20 m
H (Height) : 5.80 m
T (Draft) : 4.30 m
Vs (Velocity) : 11.00 Knots
CB (Coeficient Block) : 0.70
TYPE : General Cargo

Berikut merupaka penjelasan dari tiap tiap istilah diatas :

1. LOA (Length Over All) adalah panjang keseluruhan dari kapal yang
diukur dari ujung haluan hingga buritan kapal.
2. LBP (Length Between Perpendicular) adalah panjang antara kedua garis
tegak burutan dan garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.
3. LWL (Length of Water Line) adalah jarak mendatar antara kedua ujung
garis muat yang diukur dari titik potong dengan linggi haluan sampai
dengan titik perpotongan dengan linggi buritan, diukur pada bagian luar
linggi depan dan linggi belakang.
4. Blmd (Breadth Moulded) adalah lebar yang direncanakan, adalah jarak
mendatar antar gading tengah sebelah kanan dengan gading tengah
sebelah kiri kapal yang diukur pada bagian luar gading.

24
5. Depth adalah tinggi kapal yang dihitung dari jarak tegak dari garis dasar
sampai garis geladak terendah di tepi, diukur ditengah tengah kapal
(Midship).
6. Draught adalah sarat kapal yang diukur dari garis dasar sampai garis air
muat.

4.2 Desain Sistem Ballast


Desain yang direncanakan serta ditentukan yaitu berdasarkan pada
dimensi kapal yang sudah tertera pada sub bab 4.1. Desain dari sistem Ballast
(Terlampir, Lampiran 1).

4.3 Perhitungan Daya Pompa Sistem Ballast

4.3.1 Perhitungan Sistem Ballast

a. Kapasitas Pompa Bilga (Persamaan 2.3)

Dimana :

Volume Displ = Lpp x B x T x Cb x 1,025

= 65 x 11,2 x 4,3 x 0,7 x 1,025

= 2246,062 [m3]

= DWT + LWT

LWT = x Volume Displacement

= x 2246,062

= 561,5155

25
Volume Tangki Ballast

VTB = 10% x LWT

= 10% x 561,5155

= 56,15155

Debit pompa (Q) = 56,15155/6,5 Lpp = 65 maka t = 6,5

Maka, Q = 8,6387 [m3/hr]

= 0,002399638 [m3/s]

b. Diameter Pipa Ballast

Debit pompa (Q) =VxA

A =Q/V V = 2 m/ s

= 0,002399638 / 2

D2 = 0,001199819

D = 0,039077396 [m]

c. Perhitungan Tebal Pipa Utama (Persamaan 2.1 & 2.2)

s = so + c + b [mm]

Dimana :


= 20
+

da = Diameter luar pipa

= 80 [mm]

26
pc = Ketentuan tekanan (BKI 2006 Sec. 11. Table
11.1)

= 16 [bar]

perm = Toleransi tegangan max

= 80 [N/mm2] (BKI 2006 Sec 11. C.2.3.3)

V = Faktor efisiensi = 1,00

c = Faktor korosi sea water = 3,00

b =0

so = 0,788 [mm]

Maka, s = 3,788 [mm]

d. Perhitungan Tebal Pipa Cabang (Persamaan 2.1 & 2.2)

s = so + c + b [mm]

Dimana :


= 20
+

da = Diameter luar pipa

= 60 [mm]

pc = Ketentuan tekanan (BKI 2006 Sec. 11. Table


11.1)

= 16 [bar]

perm = Toleransi tegangan max

27
= 80 [N/mm2] (BKI 2006 Sec 11. C.2.3.3)

V = Faktor efisiensi = 1,00

c = Faktor korosi sea water = 3,00

b =0

so = 0,59 [mm]

Maka, s = 3,59 [mm]

e. Kecepatan Aliran

Ketika dua atau lebih pompa terhubung pada sistem bilga,


susunan dan kapasitas tidak mengurangi kapasitas efektif.

= . [m3/s]

A = Luas permukaan pipa

= d2

22
= 0,25 . . (0,039077396)2
7

= 0,0011998194 [m2]

V = 2 [m/s]

f. Menghitung Head Suction, Head Delivery dan Head Loss

HTotal = Hs + Hd + HL

- Head Suction : Kerugian yang terjadi pada pipa hisap


menuju ke pompa.

Hs = Hd/b + Tinggi antara pompa dengan d/b

28
= 1 m + 0,4 m

= 1,4 [m]

- Head Delivery : Kerugian yang terjadi pada pipa yang


dihitung dari pompa ke overboard.

HD = T + 0,75 m Hs

= 4,3 m + 0,75 m 1,4 m

= 3,65 [m]

- Head Loss : Kerugian yang terjadi akibat gesekan


sepanjang pipa dan pada komponen
komponen pipa.

HL Major = Dapat dilihat pada moody diagram

2
HL Minor = k2 (4.1)

Gambar 2.13 Moody Diagram

29
Untuk dapat mencari factor gesekan dari pipa, maka
diperlukan bilangan Reynold


Re = (4.2)

D Pipa utama = 0,039077396 m

v = 2 m/s

= 0,767/106 pada suhu 32,2o

= 0,000000767 m2/s

Re = 101896,7301173 (Pipa Utama)

= 0,12

= 3,070 (Pipa Utama)

K = Losses Coefficient

K = 0,055 (Pipa Utama)

Total panjang pipa utama (n1) = 114,520 m

HL Major pipa utama = K x n1

= 6,2986 [m]

Maka dari itu didapatkan nilai kerugian kerugian atau


Head Loss Mayor pada pipa utama sistem ballast sebagai
berikut :

HL Major total = 6,2986 [m]

HL Minor didapatkan sebagai berikut :

30
Tabel 4.2 Fitting List Ballast System

Nilai
Fittings Nilai K QTY
NO (m)
Material
X (m) Y (pcs) X*Y
1 Valve 0,3 18 5,4
2 Bellmouth 0,05 8 0,4
3 Filter 0,58 10 5,8
4 Elbow 90 0,75 16 12
5 Sambungan T 0,5 16 8
Fittings 31,6

HL Minor Total = 31,6 [m]

HL Total = 37,8986 [m]

- H Toal (Rugi - Rugi)

HTotal = Hs + Hd + HL

= 1,4 m + 3,65 + 37,8986 m

= 42,9486[m]

g. Menghitung daya pompa (Persamaan 2.6)

Dimana :

Q = 8,6387 [m3/h]

= 1025 [kg/m3]

HTotal = 42,948 [m]

31
= 0,7

Maka, BHP = 2,0121177767 [HP]

4.3.3 Input Parameter Desain

Untuk dapat menghitung daya pompa dari sistem bilga dan


OWS. Parameter desain yang digunakan yaitu berdasarkan Tabel 3.1
Pricipal Dimension.

Lpp = 65 [m]

B = 11.2 [m]

H = 5.8 [m]

4.3.4 Output Parameter Desain

a. Diameter Pipa Utama = 0,0390773 [mm]

b. Ketebalan Pipa Utama = 3,788 [mm]

c. Ketebalan Pipa Cabang = 3,59 [mm]

d. Kapasitas Pompa Ballast = 8,6387 [m3/h]

e. Kecepatan Aliran =2 [m/s]

f. Daya Pompa Ballast = 2,01211777 [HP]

4.4 List Komponen Sistem Ballast

Setelah dilakukan perhitungan, penentuan Pipe Flow Diagram


(PFD) serta pemilihan komponen dari sistem ballast. Maka dari itu,
berikut merupakan list komponen dari sistem ballast :

32
1. Sea Chest (Kotak Laut)

Sekurang-kurangnya 2 sea chest harus ada. Bilamana mungkin


sea chest diletakkan serendah mungkin pada masing-masing sisi
kapal.
Untuk daerah pelayaran yang dangkal, disarankan bahwa harus
terdapat sisi pengisapan air laut yang lebih tinggi, untuk
mencegah terhisapnya lumpur atau pasir yang ada di perairan
dangkal tersebut.
Diharuskan suplai air laut secara keseluruhan untuk main engine
dapat diambil hanya dari satu buah sea chest.
Tiap sea chest dilengkapi dengan suatu ventilasi yang efektif.
Pengaturan ventilasi tersebut haruslah disetujui yang meliputi :
Suatu pipa udara sekurang-kurangnya berdiameter dalam 32 mm
yang dapat diputuskan hingga di atas deck bulk head. Adanya
tempat dengan ukuran yang cukup di bagian dinding pelat.
Saluran udara bertekanan atau saluran uap melengkapi
kelengkapan sea chest untuk pembersihan sea chest dari kotoran.
Saluran tersebut dilengkapi dengan katup shut off yang dipasang
di sea chest. Udara yang dihembuskan ke sea chest dapat
melebihi 2 bar jika sea chest dirancang untuk tekanan yang lebih
tinggi.Volume 0,57 m3.
2. Pipa Utama
Pipa yang digunakan pada sistem ini yaitu pipa steel galvanis
dengan schedule pipa yaitu 40. Berdasarkan perhitungan, telah
didapatkan ukuran dari pipa utama yaitu :
Panjang pipa utama yaitu berkisar 114,520 [m]
Diameter pipa utama yaitu 0,039077396 [mm]
Ketebalan minimum pipa utama yaitu 3,788 [mm]

33
3. Pompa Ballast
Pompa yang digunakan yaitu jenis pompa sentrifugal, setelah
melakukan analisa data dan perhitungan, maka telah didapatkan data
sebagai berikut :
Jumlah pompa bilga sebanyak 2 pompa yang terletak pada pump
room.
Kapasitas pompa (Q) yang didapatkan yaitu berkisar 8,6387
[m3/h] atau 0,002 [m3/s]
Kecepatan aliran yang didapatkan yaitu 2 [m/s]
Daya pompa yang diperhitungkan berkisar 2,01211777 [HP]
4. Katup
Katup katup pada sistem bilga yang biasa digunakan yaitu katup
berjenis :
Safety Valve
Non Return Valve
5. Overboard

Air yang telah diolah dan tidak terpakai akan dikeluarkan melalui
overboard. Dimana peletakannya berada di atas sarat kapal, yaitu T
+ 0,75 m dari baseline.

Katup yang digunakan pada overboard yaitu katup SDNRV


Letak overboard yaitu pada P/S

34
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang didapatkan setelah menganalisa dan merancang sebuah


sistem dalam kapal, diantaranya sistem bilga dan sistem OWS. Telah didapatkan
yaitu :

1. Sistem ballast ini digunakan sebagai sistem yang mengatur keseimbangan


(stabilitas) pada kapal. Dimana terdapat High and Low Sea Chest.
2. Kapal yang digunakan berjenis general cargo dengan dimensi kapal yaitu
:

LOA (Length Over All) : 75.23 m


LWL (Length Water Line) : 68.25 m
LPP (Length Of Prependicular) : 65.00 m
B (Breadth) : 11.20 m
H (Height) : 5.80 m
T (Draft) : 4.30 m
Vs (Velocity) : 11.00 Knots
CB (Coeficient Block) : 0.70
TYPE : General Cargo

3. Desain yang telah direncanakan yaitu diagram dari sistem bilga dan OWS,
dengan acuan dimensi kapal yang tertera (Terlampir).
4. Setelah melakukan perhitungan telah didapatkan :

a. Diameter Pipa Utama = 0,0390773 [mm]

b. Ketebalan Pipa Utama = 3,788 [mm]

c. Ketebalan Pipa Cabang = 3,59 [mm]

d. Kapasitas Pompa Ballast = 8,6387 [m3/h]

e. Kecepatan Aliran =2 [m/s]

35
f. Daya Pompa Ballast = 2,01211777 [HP]

5. Berikut merupaka list dari sistem ballast :


a. Sea Chest (Kotak Laut)
b. Pipa utama
c. Pipa cabang
d. Pompa Ballast
e. Katup
f. Overboard

Untuk pengembangan lebih lanjut, maka penulis memberikan saran yang


bermanfaat dan dapat membantu menyempurnakan laporan yang digagas.

1. Perlunya bimbingan dari dosen dalam perencanaan teknis serta sistematika


penulisan laporan.
2. Untuk dapat mengoptimalkan hasil laporan, dianjurkan materi materi
yang belum tersampaikan, dapat disampaikan agar dapat memperjelas
hasil laporan.

36
DAFTAR PUSTAKA

BAB I :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal/Diakses pada tanggal 9 September 2017,
pukul 10:56 WIB
Andrian, Agil. 2016. Perancangan Kapal General Cargo 7000 DWT. Fakultas
Teknik, Universitas Diponegoro
http://www.academia.edu/12553268/_MAKALAH_Jenis-
Jenis_Muatan_Kapal_Laut/Diakses pada tanggal 9 September 2017, pukul 13:07
WIB

BAB II :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_barang/Diakses pada tanggal 9 September
2017, pukul 13:10 WIB
http://maritim-engineering.blogspot.co.id/2013/06/deskripsi-sederhana-sistem-
bilga-kapal.html/Diakses pada tanggal 21 September 2017, pukul 12:28 WIB
http://lokerpelaut.com/apa-itu-ballast-sistem.html/Diakses pada tanggal 03
Oktober 2017, pukul 12:45 WIB
Eden W P, Yosafat. Perhitungan Sistem Pipa. Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro
https://www.academia.edu/12216635/Presentasi_Sistem_Ballast_Kapal_System_
Ballast_in_Ship_/Diakses pada tanggal 03 Oktober 2017, pukul 13:29 WIB
https://fauzimamhidayat.blogspot.co.id/2013/09/sistem-ballast-
kapal.html/Diakses pada tanggal 03 Oktober 2017, pukul 13:10 WIB

BAB IV :
http://www.kompasiana.com/airmengalir/ukuran-ukuran-utama-
kapal_54fffb20a33311696d50f8ae/Diakses pada tanggal 24 September 2017,
pukul 00:01 WIB

vi
BKI VOL III, Section 11. 2006. Pipe, Valves, Fittings and Pump
http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2010/07/sistem-ballast-kapal.html/Diakses pada
tanggal 25 September 2017, pukul 14:44

vii

Você também pode gostar