Você está na página 1de 71

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................... ii

PERSEMBAHAN....................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI............................................................................................................................... iv

BAB I PEMBAHASAN................................................................................................... v

A. Pengertian & Latar Belakang Dokter Hewan............................................

B. Arti Profesi Dokter Hewan........................................................................

C. Sejarah Dokter Hewan..............................................................................

D. Lambang Kedokteran Hewan dan Maknanya...........................................

E. Peran dan Posisi Dokter Hewan di Negara Maju......................................

F. Jasa dan Pelayanan Dokter Hewan..........................................................

G. Tugas-Tugas Teknis Dokter Hewan..........................................................

H. Lapangan Pekerjaan Dokter Hewan..........................................................

I. Tantangan Global......................................................................................

J. Etika dan Kode Etik Dokter Hewan...........................................................

K. Macam-Macam Penyakit & Cara Mengobati atau Mengatasi...................


Lembar Pengesahan

Artikel yang Berjudul Dokter Hewan Telah Disahkan dan Disetujui

Pada :

Hari :

Tanggal :

Kepala Sekolah SMPN10 Guru Pembimbing

Abdul Rasyid Timotius Bakti Sarono MTh


Persembahan

Dengan adanya artikel yang berjudul Dokter Hewan ini, saya

persembahkan kepada Orang Tua saya dan SMPN 10 JakPus.


BAB I PEMBAHASAN

A. Pengertian dan latar belakang dokter hewan

Dokter hewan (disebut juga medik veteriner) adalah dokter yang

menangani hewan dan penyakit-penyakitnya. Selain itu dokter

hewan juga bertanggung jawab terhadap kesehatan hewan

(keswan), dokter hewan juga berperan dalam meningkatkan

kesejahteraan hewan, terutama hewan peliharaan.

Di mana peran dokter hewan sangatlah penting dalam membantu

kelangsungan hidup manusia, dalam hal sumber makanan manusia

berasal dari tumbuhan dan hewan. Maka menjadi kewajiban seorang

dokter hewan dalam menangani hewan yang sehat dan baik untuk

dikonsumsi oleh manusia.

Selain itu, permasalahan penyakit hewan yang dapat menular ke

manusia (zoonosis) seperti flu burung, rabies, anthrax, tuberculosis

dan masih banyak lagi yang lainnya sekiranya harus menjadi

prioritas bersama untuk segera dicegah dan ditanggulangi. Oleh

sebab itu, peran dan posisi Dokter Hewan di era globalisasi ini tidak

hanya dituntut untuk menangani masalah kesehatan hewan semata,

tetapi bertanggung jawab juga untuk menjaga kesehatan

masyarakat melalui berbagai pembangunan di bidang ketahanan

pangan, jaminan keamanan pangan dan sebagai penyangga daya

saing bangsa.
Peran dokter hewan di Indonesia sampai saat ini belum begitu

diperhatikan karena prioritas masyarakat yang sepenuhnya pada

bidang pembudidayaan hewan ternak untuk meningkatkan ekonomi

masyarakat Indonesia tanpa memperhatikan kesehatan hewan

tersebut. Namun munculnya beberapa penyakit zoonosis akhir-akhir

ini menjadikan kesadaran masyarakat meningkat bahwa kesehatan

hewan juga mesti diperhatikan.


B. Arti profesi dokter hewan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Profesi adalah bidang

pekerjaan yang dilandassi pendidikan keahlian (keterampilan,

kejuruan, dan sebagainya). Profesi lebih berorientasi pada pekerjaan

yang dapat memenuhi penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan,

perilaku yang sebelum menjalankan tugasnya wajib bersumpah atas

gelar yang disandangnya, selama menjalankan tugas wajib

mematuhi kode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Profesi Dokter Hewan (Veteriner) didefinisikan sebagai segala

urusan yang berhubungan dengan hewan dan berbagai penyakit

yang berhubungan dengan hewan. Kata-kata veteriner berasal dari

kata latin veterinae yang berarti hewan penarik (sapi, kuda, dll).

Orang-orang yang mempelajari sejarah menemukan tulisan Cina

tentang penyakit kuda, sapi, dan kerbau pada tahun 2500 S.M. juga

lukisan India kuno berumur 4000 tahun menunjukkan manusia

merawat kuda dan gajah. Lukisan mesir kuno juga menunjukkan

bagaimana mereka merawat ternak dan anjing mereka agar sehat.

Orang Romawi kuno menyebut dokter hewan sebagai veterinarius (

Anonim B, 2009 ).

Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia, yang

muncul sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman

Yunani Kuno pada 460-367 Sebelum Masehi(SM) oleh Bapak

Kedokteran di dunia bernama Hippocrates. Pengembangan


kedokteran hewan dikembangkan oleh ilmuwan generasi berikutnya,

bernama Aristoteles terkenal dengan bukunya Historia Animalium

(Story of Animals) yang menguraikan lebih dari 500 spesies hewan (

Anonim B, 2009 ).

Profesi Veteriner di Indonesia merupakan profesi yang dilandasi

oleh hukum dan kompetensi (UU. No 18/2009) tentang Peternakan

dan Kesehatan Hewan. Memilki satu ikrar memberikan

pertimbangan utama untuk kesehatan pasien saya, kepentingan

tertinggi si pemilik dan kesejahteraan sesama. (Guru Besar FKH

IPB, Prof. Dr Sejarah. drh. Dondin Sajuti, M.Sc.)


C. Sejarah dokter hewan

Sejarah kata Veteriner ada beberapa versi, salah satunya di

zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Estruscans yang sangat

menyukai kuda dan sapi. Hal ini tampak dari gambar-gambar yang

merupakan peninggalan kuno. Hewan pada masa itu mempunyai

nilai sakral ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual khusus

digunakan sebagai hewan kurban. Kumpulan hewan kurban yang

terdiri dari kombinasi beberapa jenis hewan antara lain babi (suis),

biri-biri (ovis), sapi jantan (bull) disebut souvetaurilia, dan

pekerjanya disebut sou-vetaurinarii, yang kemudian diyakini sebagai

lahirnya istilah veterinarius. Kemungkinan dari terminologi lain

masih di masa Romawi, dikenal hewan beban sebagai veterina

dan suatu kamp penyimpanan hewan-hewan tersebut disebut

veterinarium. Term veterinarii juga digunakan pada dokumen

kuno sebagai orang yang memiliki kekebalan khusus karena

memiliki kompetensi khusus.

Orang-orang yang mempelajari sejarah menemukan tulisan Cina

tentang penyakit kuda, sapi, dan kerbau pada tahun 2500 S.M. juga

lukisan India kuno berumur 4000 tahun menunjukkan manusia

merawat kuda dan gajah. Lukisan mesir kuno juga menunjukkan

bagaimana mereka merawat ternak dan anjing mereka agar sehat.

Orang Romawi kuno menyebut dokter hewan sebagai veterinarius (

Anonim B, 2009 ).
Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia,

yang muncul sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di

zaman Yunani Kuno pada 460-367 Sebelum Masehi (SM) oleh

Bapak Kedokteran di dunia bernama Hippocrates. Pengembangan

kedokteran hewan dikembangkan oleh imuwan generasi berikutnya,

bernama Aristoteles terkenal dengan bukunya Historia Animalium

(Story of Animals) yang menguraikan lebih dari 500 spesies hewan.

Ia juga menulis buku tentang patologi hewan yang mengungkapkan

tentang penyakit-penyakit hewan serta memperkenalkan model

kastrasi pada hewan ternak muda dan efeknya pada pertumbuhan

(Anonim, 2009).

Profesi kesehatan di zaman dahulu kala dimanapun, berakar dari

Mythologi dan hal-hal gaib (magic). Di zaman Yunani kuno, cerita

tentang dewa-dewa penyakit dan penyembuh antara lain Apollo,

Chiron (digambarkan sebagai manusia berbadan kuda= centaur)

dan murid-muridnya antara lain yang terkenal adalah Asklepios

(latin: Aesculapius) seorang manusia biasa yang berkemampuan

menyembuhkan penyakit manusia dan hewan.


D. Lambang Kedokteran Hewan dan Maknanya

Simbolnya adalah gambar ular yang sedang melilit galah

Aesculapius (biasa disebut Asklepios), Dewa pengobatan kuno.

Sebenarnya dia pernah hidup dan ahli pengobatan serta mendirikan

sebuah pusat pengobatan dan penyembuhan sakit jiwa. Para

pengikutnya mendirikan sebuah kuil untuk memujanya yang mereka

sebut dengan Kuil Asclepion, kuil Asklepio, kuil Penyembuhan.

Kelompok terbesar Asklepios mempercayai sebuah pohon besar

diselatan Corinth, Yunani, dimana yang orang yang sakit diwajibkan

menginap malam hari dibawah pohon tersebut yang nantinya para

penyembuh akan menyembuhkan sakit mereka lewat mimpi dan

biasanya mereka harus mengorbankan (biasanya Ayam Jago) untuk

dikorbankan untuk dewa.

Berdasarkan mitologi, Asklepios memiliki dua orang anak,

Hygieia, Dewi kesehatan (dari mananya inilah datang kataHygiene)

dan Panaceia, Dewi Penyembuhan (dari namanya ini datang kata

panacea). Hari ini, Galah yang pakai oleh Asklepios menjadi simbol

dari obat. simbol ini dipakai oleh American Medical Association, dan

beberapa asosiasi pengobatan dunia lainya.

Profesi Veteriner berlambangkan sebuah tongkat dengan 3

mahkota yang dililit ular menghadap ke kanan dan dibawahnya

terdapat huruf V. Ketiga komponen ditampung dalam lingkaran

warna ungu. Makna masing-masing bagian adalah :


1. Tongkat : Tongkat Aesculapius (As : ular, clepios : melilit),

adalah simbol umum yang melambangkan kedokteran. Filosofi

tongkat adalah bahwa tongkat ini dulunya selalu dibawa oleh

Cypress yang melambangkan kekuatan dan solidaritas para dokter

hewan. Tongkat tiga mahkota yang mencirikan profesi medik yaitu

mengangkat sumpah profesi, berkode etik dan kompetensi

layananannya dijamin dengan perizinan

2. Ular : melambangkan alat penyembuh karena ular

mengeluarkan suatu zat yang dapat menyembuhkan. Sifat ular selau

berganti kulit berfilosofi bahwa setiap dokter hewan harus selalu

meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya.

3. Huruf V : berarti Veteriner, yaitu profesi dokter hewan.

4. Warna ungu : melambangkan keagungan.

5. Lingkaran : melambangkan perhimpunan atau perkumpulan.

Pada kedokteran hewan, upaya-upaya kesehatan yang

diembannya mencakup 2 tanggung jawab yang dikenal sebagai

Manusya Mriga Satwa Sewaka yaitu :

1. Kepada hewannya : menyehatkan kembali hewan-hewan

hidup yang sakit dan memastikan bahwa penyakit hewan yang

dibawanya tidak membahayakan kelompok hewan dan lingkungan

lainnya
2. Kepada manusianya : menyejahterakan masyarakat manusia

dengan mengupayakan menekan resiko-resiko mengalami

gangguan kesehatan dan kerugian akibat adanya penyakit hewan

menular dan zoonotik baik berasal dari hewan hidup maupun dari

bahan asal hewan (Bagja, 2006).


E. Peran dan Posisi Profesi Dokter Hewan di Negara Maju

Di negara maju, kedudukan profesi veteriner lebih

mengakomodasi kepentingan profesi veteriner

secara utuh. Segala aturan mengenai bidang veteriner diatur dengan

jelas. Profesi veteriner benar-benar ditempatkan secara proporsional

dan sudah ada sistem yang baku dalam penjenjangan bagi setiap

stakeholders medis veteriner. Perbandingan dengan kedudukan

profesi veteriner di Indonesia adalah profesi ini diletakkan pada

tempat yang tidak proporsional, seringkali kewenangan profesi

veteriner diperankan oleh profesi lain atau yang mempunyai latar

belakang pendidikan yang berbeda, disertai dengan ketidaktegasan

pengaturan kewenangan profesi ini oleh pemerintah.

o Pada Zaman Pendudukan Belanda

Dokter Hewan pada masa penjajahan Belanda hanya

digunakan untuk memenuhi kepentingan pemerintah

Belanda. Dokter Hewan hanya bertugas memelihara

kesehatan ternak kuda untuk pasukan militer dan

memelihara kesehatan ternak sapi sebagai sumber tenaga

dan air susu.


o Pada Zaman Kemerdekaan

Pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia, prioritas

ditekankan pada peningkatan bahan pangan termasuk

komoditi peternakan. Dilakukan pembangunan Taman-

Taman Ternak dalam rangka Program Rencana

Kemakmuran Indonesia (RKI), sebagai sumber pembibitan

ternak di daerah. Sasaran program diarahkan kepada

pemenuhan bahan makanan yang cukup jumlah maupun

kualitas gizi. Jadi, fungsi seorang Dokter Hewan pada awal

kemerdekaan Indonesia hanya untuk memajukan

peternakan di Indonesia guna memenuhi kecukupan

kualitas dan kuantitas gizi masyarakat Indonesia saat itu.

o Pada Zaman Orde Baru

Pada masa Orde Baru, lahir Undang-Undang No.6 tahun

1967 tentang Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan

yang lebih menitikberatkan pembangunan di sektor

produksi peternakan, sehingga pelaksanaan di lapangan

tidak dapat dibedakan peran dan fungsi Dokter Hewan

dengan sarjana peternakan.


o Pada Zaman Reformasi

Pada era reformasi, ternyata tidak ada perubahan

kebijakan terhadap profesi Dokter Hewan karena dianggap

bukan merupakan salah satu profesi yang penting dan

dibutuhkan. Profesi Dokter Hewan baru terangkat dan

disadari sebagai suatu profesi yang dibutuhkan yaitu

setelah terjadinya wabah Flu Burung (zoonosis) baik pada

manusia maupun pada hewan. Akan tetapi, di saat

masyarakat mulai menyadari tentang pentingnya profesi

seorang Dokter Hewan, sudah terlanjur terjadi tumpang

tindih peraturan yang mengatur kewenangan dan fungsi

Dokter Hewan di Indonesia. Hal ini menyebabkan

ketidakmampuan Dokter Hewan dalam menangani kasus

zoonosis dan masalah kesehatan hewan lainnya terkait

dengan terbatasnya kewenangan dan pengaturan fungsi

Dokter Hewan yang tidak tegas.


F. Jasa dan Pelayanan Dokter Hewan

i. Jasa profesi dokter hewan

Digunakan pemilik hewan dimana kepemilikan hewan

oleh manusia didasarkan pada beberapa hal:

Memiliki nilai ekonomi/ profit (hewan pangan/hewan produksi).

Memiliki nilai psikologis dan empati bagi pemilik perorangan

(hewan hobby/ hewan kesayangan/companion animal).

Mempunyai fungsi pendukung khusus bagi negara

(pengamanan dan penertiban) misalnya anjing pelacak dan kuda

penertib dikeramaian (hewan pekerja milik negara).

Memiliki status khusus berdasarkan kesepakatan internasional

sehingga merupakan satwa dilindungi (hewan/satwa konservasi).

Diperlukan untuk kemajuan penelitian ilmu kedokteran

/pengetahuan lainnya (hewan laboratorium).

ii. Pelayanan Dokter Hewan

- Berdasarkan Keahlian Spesies :

Menangani hewan pangan/farm animal.

Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus.

Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi.

Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi.


Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran

manusia dan ilmu pengetahuan lainnya.

- Kompetensi Layanan Medis Veteriner Terhadap Hewan terdiri

atas 2 kategori :

1. Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd health),

hal ini umumnya di peternakan-peternakan dan dinas-dinas

pemerintah.

2. Layanan medik untuk hewan secara individual (individual

health), hal ini umumnya pada praktisi hewan kecil, di kebun

binatang dan hewan hobi.

- Berdasarkan Keahlian Keilmuan

Dalam bidang praktisi klinis terbagi atas praktisi hewan

ternak dan praktisi spesies individu antara lain: Ahli Bedah, Ahli

Mata, Ahli Reproduksi, Ahli Penyakit Dalam, Ahli Dermatologi,

Ahli Pathologi Klinik, Ahli Nutrisi Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner.

Dalam bidang konsultan (non praktisi klinis) antara lain : Ahli

Epidemiologi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ahli

Kesehatan Daging, Ahli Kesehatan Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli

Virologi.
G. Tugas-Tugas Teknis Dokter Hewan

Pendiagnosaan, pencegahan, pengendalian, pemberantasan dan

pengobatan penyakit menular pada hewan dan penyakit

zoonosis;

Pemeliharaan dan pembudidaya hewan serta peningkatan

produksi dan reproduksi ternak;Pelestarian dan pemanfaatan

satwa untuk kesejahteraan manusia, kelestarian lingkungan dan

plasma nutfah;

Penjaminan mutu dan pengamanan bahan pangan asal hewan

serta bahan-bahan asal hewan;

Peningkatan mutu gizi protein hewani, kesehatan masyarakat

dan kesehatan lingkungan;

Pengawasan dan pengendalian mutu, pemakaian dan

pengedaran obat hewan dan bahan-bahan biologis;

Penclitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran hewan; Pendidikan kepada client (client education).


H. Lapangan Pekerjaan Dokter Hewan

Lapangan pekerjaan menurut OIE ada 33 bidang kerja dokter

hewan di 110 negara:

1. Food technology (Teknologi makanan)

2. Food inspection (Inspeksi makanan)

3. Food hygiene (Kebersihan Makanan)

4. Consumer protection (Perlindungan konsumen)

5. Laboratories (Laboratorium)

6. Legislation (Perundang-undangan)

7. Artificial breeding (Pembiakan buatan)

8. Zoos (Kebun binatang)

9. Laboratory animals (Laboratorium hewan)

10. Animal Welfare (Kesejahteraan hewan)

11. Zoonoses (Zoonosis)

12. Veterinary medicine (Obat hewan)

13. Clinical health care (Klinik kesehatan)

14. Disease control (Penyakit control)

15. Exotic diseases (Penyakit eksotik)

16. Epidemiology (Epidemiologi)

17. Quarantine (Karantina)

18. Livestock and animal products (Peternakan dan produk-produk

hewani)

19. Aquaculture (Akuakultur)


20. Wildlife (Margasatwa)

21. Environmental protection (Perlindungan lingkungan)

22. Nutrition (Nutrisi)

23. Parasitology (Parasitologi)

24. Teaching (Pengajar)

25. Research and development (Penelitian dan pengembangan)

26. Livestock marketing (Pemasaran ternak)

27. Publications (Publikasi)

28. Economics (Ekonomi)

29. Import animal production (Impor hewan produksi)

30. Livestock industry organizations (Organisasi industri ternak)

31. Administration (Administrasi)

32. International Cooperation (Kerjasama Internasional)

33. Professional organizations (Organisasi profesi).


I. Tantangan Global Profesi Dokter Hewan

Profesi veteriner untuk dunia yang lebih aman. Dalam dunia yang

cepat berubah, veteriner harus menghadapi tantangan baru dan

terus berevolusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang

pencegahan dan pengendalian penyakit ketahanan pangan,

keamanan pangan, kesehatan masyarakat dan kesejahteraan

hewan. Menurut OIE dan dalam perjanjian global GATT (General

Agreement on Tariff and Trade) fungsi veteriner di setiap negara

bertanggung jawab untuk :

Melindungi kehidupan atau kesehatan hewan di dalam

wilayah setiap negara anggota dan resiko yang ditimbulkan

dari masuk atau berkembangnya atau menyebarnya hama,

penyakit, organisme pembawa penyakit atau organisme

penyebar penyakit.

Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko

yang ditimbulkan oleh bahan tambahan (additives),

kontaminan, toksin atau organisme penyebab penyakit dalam

makanan, minuman dan pakan (food borne diseases).


Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko

timbulnya penyakit yang terbawa oleh hewan, atau

produknya atau dari masuknya, berkembangnya,

menyebarnya penyakit sampar (Pest)

Mencegah atau membatasi kerusakan lingkungan atau

lainnya dari masuknya, berkembangnya atau menyebarnya

hama penyakit (Pest).


J. Etika dan Kode Etik Dokter Hewan

Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk atau yang

benar dan yang salah yang disepakati oleh sekumpulan

orang/masyarakat yang memiliki kepentingan atau profesi yang

sama. Pada Etika Veteriner (Veterinary Ethics) adalah membahas

mengenai isu moral dalam hubungan ilmu kedokteran dengan

hewan.

Dalam hal ini ada dua (2) aspek etika yang dibahas yaitu :

A. Etika mengenai bagaimana dokter hewan / profesi veteriner

dan tenaga-tenaga pendukungnya (paramedis, perawat hewan, dll)

memperlakukan hewan atau dalam praktek kedokteran.

B. Etika mengenai hewan-hewan yang berada di tangan manusia

perlu dijaga hak dan mendapatkan perlindungan dengan

kajian/argumentasi ilmiahnya maupun animal behaviour mengapa

spesies hewan tersebut perlu diperlakukan tertentu serta

manfaatnya.
Ada 4 bidang khas keilmuan profesi Medik yang harus dijunjung

tinggi dan tidak secara sembarangan dialihkan tanggung jawab

kewenangan dan penerapannya yaitu :

1. Bidang ilmu-ilmu Klinik.

2. Bidang Farmakologi Veteriner/Obat-obatan.

3. Bidang Pathologi.

4. Bidang Reproduksi.

Dalam pelaksanaan praktek,maka merupakan kombinasi dari 4

bidang ini. Sedangkan bidang lainnya merupakan ilmu-ilmu dasar dan

ilmu penunjang yang berkembang melalui penelitian dan

pengembangan teknologi.

Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme dalam

penyelesaian adanya masalah hukum dan etik:

1. Praktek klinik dan konsultan klinik.

a. Dokter hewan di klinik berkewajiban untuk memberikan

layanan yang up to date (terkini), pengobatan yang terampil terhadap

pasien dan layanan yang efisien. Diperlukan adanya standard untuk

tempat, peralatan, fasilitas dan SDM.


b. Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus

memberikan kesan yang profesional yang terlihat dari kemampuan

yang harus di standard, meliputi kemampuan bicara, kemampuan

menjelaskan, perilaku dalam pelayanan dan kepakaran yang memberi

nilai positif kepada reputasi profesi.

c. Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi

dokter hewan yang dia pilih akan tetapi dokter hewan tidak

berkewajiban untuk menerima klien pada keadaan yang dapat

menjelaskan dasar penolakan.

2. Dokter hewan dalam layanan publik (PNS).

a. Dokter hewan PNS mempunyai kewajiban kewajiban

kepada negara dengan pedoman pedoman kerja sesuai aturan

pemerintah dan adanya aturan hukum yang memayungi pekerjaannya.

b. Para dokter hewan ini dapat mempunyai kewenangan

kewenangan dan tanggung jawab yang harus dipahami dan dihargai

oleh umumnya para dokter hewan.


c. Hubungan antara dokter hewan PNS layanan publik dan

dokter hewan lain selaku sesama profesi haruslah berdasarkan

kesejawatan profesi yang harmonis. Dalam hal ini harus saling

menginformasikan demi kepentingan keselamatan dan kesehatan

masyarakat.

d. Dalam melakukan layanan publik Drh PNS harus memiliki

kompetensi yang terakreditasi, tersertifikasi dan tunduk kepada rambu

rambu profesi veteriner.

3. Dokter hewan yang bekerja dalam industri atau bidang

komersil.

a. Dokter hewan yang dipekerjakan atau menjadi karyawan

diharuskan setia kepada perusahaan / atasannya. Namun demikian

mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan

standard etik dan kewajibankewajiban profesi untuk melawan setiap

upaya yang meremehkan standard profesi yang ada demi kepentingan

perusahaan / komersial.

b. Dokter hewan bisa terpojok menjadi kambing hitam dalam

permasalahan, oleh karenanya dokter hewan berkewajiban

menginformasikan dan menyarankan informasi teknis yang terbaik

kepada atasannya.
4. Dokter hewan di dunia pendidikan.

Dokter hewan pendidik mempunyai kewajiban khusus

untuk memastikan baik dengan mengarahkan maupun mencontohkan

standard standard tertinggi yang etikal dalam memperkenalkan dan

mempertahankannya diseluruh aspek kegiatan profesi.

5. Dokter hewan dalam penelitian.

Diseluruh bidang riset yang melibatkan hewan, setiap

dokter hewan yang terlibat harus berinisiatif untuk memastikan standard

etik dan teknis yang tertinggi. Dokter hewan yang melakukan bedah

percobaan atau menyiapkan hewan coba harus memastikan memiliki

keterampilan bedah dan kompetensi yang memadai serta memenuhi

persyaratan hewan coba yang distandarkan.


K. Macam-macam Penyakit dan Cara-Cara Mengobati atau Mengatasi

Penyakit Beberapa Hewan

Kucing : 1. Infeksi telinga (Otitis)

Berbagai macam kondisi dan sebab yang dapat

mengakibatkan terjadinya radang telinga (otitis) pada kucing.

Mulai dari tungau telinga (ear mite), bakteri, jamur, kanker,

alergi, gangguan sistem kekebalan tubuh, luka, dll.

Secara umum telinga terbagi menjadi tiga bagian, bagian luar

(eksternal), tengah dan dalam (internal). Otitis dapat terjadi

pada salah satu atau ketiga bagian telinga tersebut. Otitis

yang terjadi pada telingan bagian dalam biasanya bersifat

parah dan fatal, dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan

mendengar secara permanen.

Telinga yang mengalami radang (otitis)

Daun telinga kemerahan, sedikit bengkak disertai kotoran

telinga

Saluran telinga menyempit atau tertutup sebagioan akibat

bengkak.
Kotoran dalam saluran telinga

Otitis yang tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat

menyebabkan radang berlangsung lama atau kronis. Pada

beberapa kondisi radang kronis ini dapat menyebabkan

tumbuhnya polip. Lebih lanjut lagi polip ini dapat berkembang

menjadi tumor atau kanker dan menutup saluran telinga,

akibatnya kucing tidak dapat mendengar suara dengan baik

lagi.

Tanda atau Gejala klinis otitis

Kebanyakan kucing yang mempunyai masalah dengan telinga

terlihat tidak nyaman dan sering kali menggoyang atau

menggeleng-gelengkan kepala, mencakar-cakar telinga atau

menggosok-gosokkan telinga atau kepala pada dinding, atau

atau benda lain. Dari dalam telinga bisa saja muncul cairan

kotor dan kadang-kadang disertai bau tidak sedap.

Cakaran atau goyangan kepala yang terus menerus dalam

jangka waktu lama dapat menyebabkan hematoma pada

telinga (aural hematoma). Hematoma adalah penggumpalan

atau penumpukan darah di telinga akibat pecahnya pembuluh

darah yang terdapat pada daun telinga. Telinga yang

mengalami hematoma terlihat dari tanda-tanda seperti

bengkak, dan terasa hangat bila diraba dan terasa ada

penumpukan cairan di bawah kulit telinga.


Otematom atau aural hematoma, bengkak pada telinga,

berisi gumpalan darah.

Infeksi telinga yang mempengaruhi mata

Lebih lanjut, otitis dapat berkembang lebih parah dan

mempengaruhi syaraf pendengaran dan syaraf lainnya.

Tanda-tanda lain yang dapat terlihat bisa berupa posisi kepala

atau wajah yang selalu miring-miring dan tidak mampu berjalan

mengikuti garis lurus.

Posisi kepala miring karena salah satu telinga mengalami

infeksi.

Diagnosa penyakit

Metoda yang paling sering dan mudah digunakan adalah

memeriksa telinga dengan menggunakan alat yang disebut

otoskop. Dengan alat ini dokter hewan dapat melihat keadaan

telinga bagian luar dan tengah termasuk saluran telinga.

Tes lain bisa saja dilakukan dengan cara mengambil kotoran

yang terdapat di dalam telinga, kemudian diperiksa

menggunakan mikroskop. Dari kotoran tersebut di diketahui

kondisi dan penyebab radang telinga.


Bisakah Otitis disembuhkan ?

Dengan diagnosa penyakit yang tepat, pembersihan telinga

secara rutin dan pengobatan yang tepat dan segera, dalam

waktu 2 minggu sebagian besar kasus infeksi telinga dapat

sembuh dan kembali seperti semula.

Beberapa kasus otitis yang disebabkan oleh alergi, gangguan

hormon atau sistem kekebalan tubuh, lebih sulit ditangani dan

memerlukan waktu agak lama untuk mendiagnosanya.

Jika infeksi telah berlangsung lama dan parah, ada

kemungkinan kemampuan pendengaran kucing tidak dapat

kembali seperti semula.

Penyebab Otitis

banyak sekali hal yang dapat menyebabkan dan mempertinggi

resiko terkena otitis, diantaranya :

Kotoran. Sebagian besar kasus infeksi pada telinga berawal

dari kotornya telinga. Kotoran yang terdapat dalam telinga

bisa berasal dari luar (debu, tanah, dll) atau dari dalam telinga

sendiri.
Seperti juga manusia, secara normal telinga kucing

memproduksi semacam cairan berwarna kuning kecoklatan

seperti lilin (wax), yang berfungsi menjaga kelembaban dan

kondisi mikroorganisame di dalam telinga.

Lilin ini sering disebut sebagai cerumen. Penumpukan

cerumen yang berlebihan dapat bisa menjadi tempat yang

cocok untuk tumbuhnya bakteri atau jamur, selain itu juga

menimbulkan rasa tidak nyaman yang memancing kucing

menggaruk atau mencakar-cakar telinga. Garukkan ini

menyebabkan luka kecil yang kemudian dapat berkembang

menjadi infeksi.

Bakteri dan Jamur adalah salah satu agen utama penyebab

infeksi pada telinga. Jamur atau kapang yang secara normal

hidup dalam telinga adalah Malassezia pachydermatis.

Karena sesuatu hal bisa saja terjadi populasi berlebihan dari

jamur ini dan menyebabkan terjadinya otitis.

Ear mite atau tungau telinga. Tungau atau kutu berukuran

kecil yang sering menyebabkan otitis pada kucing adalah dari

spesies Otedectes cynotis. Tungau spesies lain yang juga

bisa menyebabkan otitis adalah sarcoptes,demodex dan

notoedres.
Alergi. Alergi terhadap serbuk sari, makanan atau obat-obatan

juga dapat menyebabkan otitiss. Kucing alergi biasanya

menunjukkan gejala penyakit lain seperti kulit gatal ,dll. Tetapi

bisa saja gejala alergi yang muncul hanya berupa otitis saja.

Makanan hipoalergenik bisa membantu dalam menentukan

dan mengendalikan alergi.

Gangguan hormon: penyakit-penyakit yang menyebabkan

gangguan hormon dapat menekan sistem kekebalan tubuh.

Kekebalan tubuh yang berkurang menyebabkan berbagai

penyakit mudah muncul salah satunya adalah infeksi telinga.

Pemeriksaan darah di laboratorium kadang-kadang diperlukan

untuk mendiagnosa otitis yang disebabkan gangguan hormon.

Tumor atau polip dapat saja tumbuh di telinga atau saluran

telinga. Tumor atau polip ini bisa muncul sebagai akibat infeksi

telinga yang berkepanjangan.

Bentuk telinga yang terlipat atau menutup seperti pada ras

kucing scottish fold mempertinggi resiko terkena otitis. Bulu yang

tumbuh berlebihan dalam telinga juga meningkatkan resiko

terkena otitis. Oleh karena itu kucing-kucing dengan bentuk

telinga atau bulu panjang dan berlebihan yang tumbuh di telinga,

memerlukan perhatian dan perawatan lebih dibanding kucing

lainnya.
Pengobatan

Tindakan pengobatan yang dilakukan berbeda-berda tergantung

penyebab otitisnya. Obat tetes telinga yang mengandung

antibiotik dan anti radang bisa diberikan bila terjadi infeksi bakteri

dan pembengkakan.

Obat tetes telinga yang mengandung anti ektoparasit atau

injeksi obat golongan avermectin (ivermectin, selamectin, dll)

bisa diberikan bila otitis disebabkan oleh ear mite atau ekto

parasit lain. Pemberian obat-obatan ini harus mengikuti siklus

hidup parasit tersebut.

Untuk kasus tumor atau polip, diperlukan tindakan operasi

atau bedah untuk mengangkat jaringan yang abnormal.

Polip, jaringan yang tumbuh akibat iritasi berkepanjangan

Otitis yang disebabkan oleh alergi dan gangguan hormon

memerlukan tindakan pengobatan secara menyeluruh dan

sistematis. Seringkali pengobatan hanya bersifat mengurangi

efek atau sakitnya saja, karena penyebab utamanya (alergi

atau gangguan hormon) memang relatif sulit disembuhkan.


Pencegahan

Selalu memeriksa kebersihan telinga kucing secara teratur.

Bersihkan telinga kucing secara rutin. Cairan telinga normal

berwarna bening-kuning kecoklatan. Bila berwarna coklat tua

atau berbau busuk, kemungkinan besar kucing menderita

otitis.

2. Penyakit kulit

Penyakit Kulit Kucing Ring Worm

Ringworm adalah jenis lain dari jamur yang menyerang

kucing, Terutama anak kucing di bawah satu tahun. Hal ini

menyebabkan lesi melingkar di kepala kucing, telinga, dan

badan. Kulit di sekitar lesi sering bersisik dan botak. Ringworm

sangat menular dan dapat menyebar ke hewan peliharaan lain di

rumah, serta kepada orang-orang. Pengobatan tergantung pada

tingkat keparahan, tetapi mungkin termasuk shampoo khusus,

salep, atau obat-obatan oral

Penanganan dan Pencegahan Ring Worm Kucing

Sebulan sekali Lakukan desinfektan Rutin ruangan dan

kandang tempat tinggal kucing dengan cairan Bleaching atau

pemutih , dan desinfektan untuk hewan.


Sebulan sekali Mandikan atau rendam kucing dalam cairan

Lyme sulfur atau larutan belerang. atau air 10 lt yang di tetesi

propolis 20 tetes atau mandikan dengan menggunakan

shampo Sebazole.

Pengobatan Ring Worm Kucing:

Bila Kucing anda sudah terkena Ringworm:

Bersihkan kerak-kerak yang terbentuk dengan Minyak Tawon

atau Virgin Coconut Oil (VCO), setelah bersih oleskan Propolis

atau salep anti Jamur biasanya Ketokenazole.

Untuk kucing diatas 4 Bulan secara Oral berikan

Ithraconazole atau Sporanox, satu kapsul di bagi 5 selama 2

minggu sehari sekali.

Untuk kucing di bawah 4 bulan atau Hamil, jangan di berikan

obat oral.

B. Kulit Kering , Ketombe Pada Kucing

Seperti orang, Kulit kucing juga dapat kering, dan

terkelupas. Ini biasanya tidak ada yang serius, tetapi tidak ada

salahnya anda konsul dengan dari Hewan anda. Ketombe

yang terus menerus dapat menjadi tanda gizi buruk,

perawatan yang tidak memadai, atau ada masalah Kesehatan.

Shampoo khusus dan suplemen omega-3 asam lemak dapat

membantu mengobati ketombe kucing.


Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kulit Kering Kucing:

Mandikan Kucing Sebulan sekali dengan shampo anti jamur

atau sebazole.

Berikan Suplemen tambahan seperti Minyak ikan dan X

trabloom wate.

telinga. Infeksi jamur mudah didiagnosis dan biasanya cepat

sembuh terhadap pengobatan dengan obat antijamur.

Infeksi Jamur (Yeast) Pada Kucing

Pencegahan Penyakit Kulit Jamur Kucing:

Untuk melakukan pencegahan pada penyakit kulit kucing

yang satu ini, usahakan dalam sebulan sekali Lakukan

desinfektan Rutin ruangan dan kandang tempat tinggal kucing

dengan cairan Bleaching atau pemutih , dan desinfektan untuk

hewan.

Sebulan sekali Mandikan atau rendam kucing dalam cairan

Lyme sulfur atau larutan belerang. atau air 10 lt yang di tetesi

propolis 20 tetes . atau mandikan dengan menggunakan

shampo Sebazole.

Pengobatan Penyakit Kucing Jamur :

Bila Kucing anda sudah terkena Jamur;

Bersihkan kerak-kerak yang terbentuk dengan Minyak Tawon

atau Virgin Coconut Oil (VCO), setelah bersih oleskan Propolis

atau salep anti Jamur biasanya Ketokenazole.


Untuk kcg diatas 4 Bulan secara Oral berikan Ithraconazole

atau Sporanox, satu kapsul di bagi 5 selama 2 minggu sehari

sekali.

Untuk kucing di bawah 4 bulan atau Hamil, jangan di berikan

obat oral.

D. Penyakit Kulit Jerawat Kucing

Jerawat biasanya muncul di dan di sekitar dagu kucing.

Kemungkinan penyebab termasuk stres, jarang dibersihkan,

reaksi terhadap obat, atau masalah kulit . Dokter hewan Anda

dapat merekomendasikan shampoo khusus atau gel untuk

membersihkan Jerawat, atau antibiotik jika infeksi bakteri

menyertai jerawat.

Penyakit Kulit Jerawat Kucing

Pengobatan Penyakit Kucing Jerawat :

Bersihkan kerak-kerak yang terbentuk dengan Minyak Tawon

atau Virgin Coconut Oil (VCO) , setelah bersih oleskan

Propolis
E. Penyakit Kucing Eosinophilic Granuloma

Ini jika kucing anda memiliki borok atau luka pada hidung

atau bibir, ia mungkin akan mengalami jenis reaksi alergi yang

dikenal sebagai granuloma eosinofilik. Reaksi ini dapat terjadi

di mana saja pada tubuh, tetapi paling sering pada wajah,

bantalan kaki, dan paha. Alergi makanan atau kutu kadang-

kadang merupakan penyebabnya tetapi luka ini juga bisa

terjadi akibat infeksi bakteri. Pengobatannya tergantung pada

apa yang menyebabkannya.

Pengobatan Penyakit Borok Kucing:

Lakukan bersihkan kerak-kerak yang terbentuk dengan

Minyak Tawon atau Virgin Coconut Oil (VCO) , setelah bersih

oleskan Propolis.

F. Penyakit Kulit Kucing Alergic Dermatitis

Kucing dapat memiliki reaksi alergi terhadap produk

perawatan, makanan, dan gangguan lingkungan, seperti

serbuk sari atau gigitan kutu. Dengan melakukan garukkan

pada bagian kepala atau leher adalah tanda umum dari alergi

makanan. Gejala alergi lainnya termasuk menjilat pada kaki

atau menggaruk telinga atau pangkal ekor. Ada berbagai cara

untuk mengobati kulit gatal berhubungan dengan alergi, tapi

melakukan pencegahan adalah strategi terbaik.


Pengobatan penyakit alergi pada kucing :

Bersihkan kerak-kerak yang terbentuk dengan Minyak Tawon

atau Virgin Coconut Oil (VCO), setelah bersih oleskan Propolis

G. Penyakit Kulit Kucing Stud Tail

Ini juga disebut hiperplasia kelenjar pada buntut, Ekor

kucing pejantan akan mengeluarkan kelenjar minyak yang

aktif di bagian atas ekor. Kelenjar ini menghasilkan ekskresi

lilin yang Membuat rambut rontok dan lesi berkerak. Dalam

kasus yang parah, kondisi bisa membuat ekor rentan terhadap

infeksi bakteri. Neutering atau Kebiri dapat menghilangkan

masalah pada kucing jantan. Pilihan pengobatan lain adalah

rajin merawat ekor dan menggunakan sampo yang

diformulasikan secara khusus.

Pengobatan Penyakit Kulit Kucing stud tail :

Cuci atau bersihkanlemak di buntut dengan menggunakan

Goop atau sabun untuk cuci piring.

Setelah bersih bilas dengan shampo sebazole dan terakhir

bilas dengan air propolis ( 20 tetes propolis dan 1 liter air) ,

keringkan sampai kering.


H. Penyakit Kulit Rambut Rontok Pada Kucing

Ini terjadi jika catlovers sekalian melihat kucing Anda

kehilangan rambut lebih dari biasanya atau mendapati bagian

yang botak, kemungkinan terjadi penyakit kulit pada kucing

anda .segera mungkin temui dari hewan anda. Rambut rontok

abnormal dapat menjadi tanda peringatan dari beberapa

penyakit, adanya kutu, stres, alergi, atau gizi buruk.

Pengobatan Rambut Rontok Pada Kucing:

Segera berikan makanan bergizi misalnya wet food dicampur

kitty bloom atau kalau untuk menggemukan berikan juga Xtra

Bloom wate.

Juga lakukanlah pengobatan sesuai dengan penyebab

kebotakan

I. Penyakit Kulit Infeksi Bakteri Kucing

Adalah dalam banyak kasus, infeksi kulit bakteri

berkembang sebagai akibat dari masalah kulit lainnya.

contohnya adalah , jerawat kucing dapat mengakibatkan

terjadinya akar rambut kucing anda lebih rentan terhadap

infeksi, sehingga folliculitis. Infeksi bakteri dapat diobati

dengan antibiotik, tetapi yang terpenting menjaga kesehatan

kulit agar tidak terkena infeksi bakteri


Pengobatan penyakit kulit infeksi kucing :

Bersihkan kerak-kerak yang terbentuk dengan Minyak Tawon

atau Virgin Coconut Oil (VCO), setelah bersih oleskan Propolis

atau salep anti bakteri misalnya kemicetine salep.

Berikan antibiotik sesuai anjuran dari hewan anda.

J.Penyakit Kulit Ear Mite

Ini adalah Kutu telinga adalah parasit kecil yang tinggal di

lilin dan minyak di dalam telinga kucing. Pada saat mereka

sedang makan, mereka menyebabkan peradangan yang

dapat mengakibatkan kulit serius atau infeksi telinga. Tanda-

tanda kutu telinga adalah bila kucing anda menggaruk kepala

dan telinga berlebihan , telinga gemetar, dan bau yang kuat

dan kotor dalam telinga. Kutu telinga dapat diobati dengan

produk topikal yang diresepkan oleh dokter hewan.

Penyakit Kulit Scabies kucing

Yang dimaksud dengan Scabies kucing adalah yaitu

penyakit kulit biasa yang disebabkan oleh tungau pada kepala

Notoedres cati. Adapun yang menjadi gejala pertama adalah

rasa gatal sekitar kepala dan leher, bersama dengan rambut

rontok dan munculnya bintik botak. Karena sering nya

menggaruk, kulit menjadi merah, dan luka. Biasanya, Anda

akan melihat warna abu-abu tebal untuk kerak kuning di


sekitar, leher tepi wajah, dan telinga. Kondisi ini juga dapat

terjadi pada kulit kaki dan alat kelamin.

PengobatanPenyakit Scabies Kucing :

Lakukanlah membersihkan kerak-kerak yang terbentuk

dengan media Minyak Tawon atau Virgin Coconut Oil (VCO) ,

setelah bersih oleskan Propolis

Untuk Ear mite dalam kuping bersihkan dengan memasukkan

cairan pembersih telinga Otolin. bisa juga di teteskan obat

kutu frontline di tengkuk kucing.

Untuk Kucing dewasa bila scabies sudah menyebar

konsultasikan dengan dokter hewan anda , karena di perlukan

penyuntikanyaitu : anti parasit

Sedangkan untuk kitten atau bayi pengobatan dengan

membersihkan kerak-kerak yang terbentuk dengan Minyak

Tawon atau Virgin Coconut Oil (VCO) , setelah bersih oleskan

Propolis, merupakan pilihan terbaik.


K. Penyakit Kulit Kutu Lice

Penyakit kulit ini adalah Kutu Lice adalah parasit yang

membuat kulit kering. Mereka biasanya ditemukan pada

kucing tua atau sakit dan sering pergi tanpa diketahui. Hal ini

dapat membuat kucing melakukan penggarukkan, gelisah,

penampilan rambut yang tidak biasa, dan rambut rontok.

Seperti tungau, kutu Lice dapat diobati dengan pengobatan

topikal. Karena kutu spesies-spesifik, Anda tidak perlu

khawatir akan tertular kutu dari kucing Anda.

Pengobatan Penyakit Kulit Kutu Lice :

Langkah pertama yang dapat anda lakukan yaitu dengan cara

membersihkan kerak-kerak yang terbentuk dengan Minyak

Tawon atau Virgin Coconut Oil (VCO), dan setelah bersih ,lalu

segera anda dapat oleskan Propolis, teteskan tengkuk kucing

dengan obat kutu seperti frontline.

Dan untuk Kucing dewasa bila scabies sudah menyebar

konsultasikan dengan dokter hewan anda , karena di perlukan

penyuntikan anti parasit

Sedangkan untuk kitten atau bayi pengobatan dengan

membersihkan kerak-kerak yang terbentuk dengan Minyak

Tawon atau Virgin Coconut Oil (VCO), setelah bersih oleskan

Propolis, merupakan pilihan terbaik.


L. Penyakit kulit Kutu Kucing

Kutu atau Pinjal adalah masalah yang sangat umum

ditemui pada kucing kesayangan anda sekalian, jadi jangan

khawatir mengenai hal ini. Anda dapat mencari mereka atau

Telur mereka dalam rambut kucing peliharaan anda, terutama

di mana warna bulu pucat. Tanda-tanda lain adanya adalah

bila kucing anda sering menggaruk, luka kulit berkerak, dan

penipisan rambut di atas pangkal ekor. Untuk membasmi kutu,

Anda harus merawat kucing Anda, serta furnitur Anda, tempat

tidur, dan karpet. Melakukan desinfektan bulanan adalah yang

terbaik

Pengobatan Penyakit kulit Kutu Kucing:

Lakukanlah membersihkan kerak-kerak atau kotoran dengan

VCO atau minyak tawon, oleskan propolis.

Teteskan obat Kutu Frontline Pada daerah tengkuk Kucing

anda

Desinfektan ruangan atau kandang kucing minimal sebulan

sekali.
M. Tersengat serangga

Segala jenis gigitan serangga dapat menjadi masalah

untuk kucing anda, hal ini dapat mengakibatkan bengkak,

merah, dan gatal. beberapa kucing juga dapat alergi terhadap

gigitan serangga yang dapat mengakibatkan gatal-gatal

ringan, pembengkakan wajah, muntah, kesulitan bernapas

atau bahkan pingsan.

Yang anda dapat lakukan:

Jika alat penyengat dapat ditemukan, kikis keluar dengan

kartu kredit atau bahan kaku lainnya. Atau, gunakan pinset

dengan memegang alat penyengat, yang terletak di bawah

kantung racun. Jika sengatan baru saja terjadi, jangan

meletakkan tekanan pada kantung racun, karena hal itu akan

menyuntikkan lebih banyak racun ke hewan peliharaan.

Taruh kompres dingin di area tersebut. Untuk membantu

menetralisir beberapa racun asam, oleskan campuran pasta

baking soda dan air ke daerah sengatan. Kucing anda harus

segera diperiksa oleh dokter hewan jika ada pembengkakan

wajah, sesak nafas atau pingsan.


N. Toksoplasma

Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah sejenis hewan

bersel satu yang sering juga disebut protozoa. Toxoplasma

merupakan parasit yang dapat menginfeksi hewan dan

manusia.

Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia

yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii.

Mengapa Toxoplasma gondii sering disebut virus ?

Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang

harus diwaspadai pada ibu-ibu atau calon ibu yang hendak

mengandung anaknya (hamil). Penyakit lainnya adalah

Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Semua penyakit ini

sering disingkat menjadi TORCH (Toxoplasma,Rubella,

Cytomegalovirus dan Herpes). Ketiga penyakit terakhir

disebabkan oleh virus, sehingga orang sering salah

pengertian dan menganggap toxoplasma adalah virus.

Siapa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?

Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma. Laki-laki dan

perempuan baik muda ataupun tua dapat terinfeksi

toxoplasma.
Hewan apa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?

Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi

toxoplasma. Hewan yang sering berada disekitar manusia dan

kucing seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam, burung,

babi dll juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti

musang, harimau, anjing hutan, dll juga dapat terinfeksi

toxoplasma.

Mengapa kucing dianggap sebagai sumber utama penularan

toxoplasma ?

Sebenarnya semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi

dan menularkan toxoplasma kepada manusia. Toxoplasma

berkembang biak mengikuti suatu siklus hidup (seperti siklus

hidup pada kupu-kupu). Toxoplasma dapat berkembang

dengan cara membelah diri (non seksual) dan seksual (makro

gamet dan mikro gamet). Pada hewan-hewan selain kucing

toxoplasma berkembang biak dengan cara non seksual.

Kucing adalah inang definitif toxoplasma. Dalam tubuh kucing,

toxoplasma dapat berkembangbiak dengan cara seksual dan

non seksual.
Bagaimana cara penularan toxoplasma ?

Kucing yang terinfeksi toxoplasma hanya menyebarkan

ookista dalam jangka waktu tertentu, yaitu sekitar 10 hari

sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang

disebarkan biasanya sangat sedikit dan mempunyai resiko

penularan yang sangat kecil. Penyebaran ookista ini biasanya

terjadi pada kucing muda. Penyebaran ookista biasanya tidak

terjadi pada kucing dewasa karena sistem kekebalan tubuh

mereka lebih baik dan relatif dapat mengendalikan sendiri

infeksi toxoplasma tersebut.

Manusia atau hewan dapat tertular bila menelan kista atau

ookista toxoplasma. Kista atau ookista ini bersifat seperti telur.

Telur yang tertelan tersebut akan menetas dan berkembang di

dalam tubuh hewan atau manusia.

Kista tersebut dapat hidup dalam otot (daging) manusia

dan berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila

hewan atau manusia tersebut memakan daging mentah atau

daging setengah matang yang mengandung kista toxoplasma.

Kista toxoplasma juga dapat hidup di tanah dalam jangka

waktu tertentu. Dari tanah ini toxoplasma dapat menyebar

melalui hewan, tumbuh-tumbuhan atau sayuran yang kontak

dengan kista tersebut.


Mengapa orang yang tidak memelihara kucing bisa terinfeksi

toxoplasma ?

Toxoplasma terdapat diseluruh dunia secara meluas.

Kucing bukanlah sumber utama penularan toxoplasma. Yang

pasti orang tersebut pernah menelan kista toxoplasma yang

masih hidup. Kista bisa berada pada sayuran atau daging

yang tidak dimasak sempurna.

Benarkah toxoplasma menular melalui liur dan bulu kucing ?

Tidak. Bentuk menular dari toxoplasma adalah bradizoit

dan kista, kista hanya dikeluarkan oleh kucing yang positif

terinfeksi melalui kotorannya (feces). Selama bulu dan liur

kucing tidak mengandung kista kita tidak akan tertular

toxoplasma bila membelai bulu kucing. Bahkan bila pada bulu

kucing terdapat kista, dan pindah ke tangan kita pada saat

membelai bulunya, penularan masih bisa dicegah dengan

mencuci tangan dengan sabun hingga bersih.

Bagaimana gejala manusia yang terinfeksi toxoplasma ?

Sebagian besar manusia yang terinfeksi tidak menunjukkan

gejala sama sekali (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada

infeksi yang akut dapat mengakibatkan pembengkakan

kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat disekitar

leher, ketiak, dll.


Apa akibat toxoplasma pada hewan ?

Sebagian besar infeksi toxoplasma pada hewan bersifat

sub klinis (ringan dan tidak menunjukkan gejala sama sekali).

Pada infeksi yang parah dapat menyebabkan diare dan cacat

pada fetus kucing atau hewan lainnya

Bagaimana akibat toxoplasma pada manusia ?

Pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan

pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus

menerus dapat menyebabkan kemandulan. Toxoplasma dan

menginfeksi dan menyebabkan peradangan pada saluran

sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan

terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma.

Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena sperma yang

diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.

Seperti pada pria, infeksi toxoplasma yang berlangsung

terus menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila

saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah

dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke

rahim untuk dibuahi oleh sperma.


Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap

Janin/fetus. Kista toxoplasma bisa berada di otak janin

menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf

seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah

janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan

(hidrocephalus).

Banyak penyebab hidrocephalus, salah satunya adalah

toxoplasma

Tindakan Pencegahan Toxoplasma

Pencegahan pada kucing atau hewan peliharaan lainnya:

Periksakan kucing kesayangan anda ke dokter hewan. Tes

laboratorium untuk toxoplasma biasanya menggunakan

antibodi dari darah kucing. Untuk daerah Jakarta tes biasanya

dilakukan di Rumah sakit hewan Jakarta (ragunan) atau dinas

peternakan. Biaya tes berkisar Rp 200-300 ribu.

Kucing yang positif terinfeksi toxoplasma harus diberi obat.

Obat yang diberikan biasanya berupa antibiotik clyndamicin.

Konsultasikan hal ini dengan dokter hewan anda.

Jangan berikan makanan berupa daging atau ikan yang masih

mentah. Kucing yang mengkonsumsi makanan komersial

berupa makanan kering atau kalengan dan selalu berada di

dalam rumah, sangat jarang bahkan tidak akan pernah

terinfeksi toxoplasma.
Bersihkan kotak litter pasir/kotoran kucing setiap hari.

Cegah kucing berburu tikus atau berkeliaran diluar rumah.

Cegah kucing peliharaan anda kontak dengan kucing liar.

Selalu jaga kebersihan dan kesehatan kucing kesayangan

anda.

Pencegahan secara umum

Segera periksakan diri anda positif toxoplasma atau tidak.

Terutama para wanita atau wanita yang mempunyai rencana

untuk hamil. Tes darah bisa dilakukan di beberapa

laboratorium diagnostik seperti Prodia. Konsultasikan hal ini

dengan dokter langganan anda.

Masak daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70

oC

Cuci tangan, dan peralatan yang berhubungan dengan

pengolahan daging dengan sabun

Cuci buah-buahan dan sayuran dengan bersih

Gunakan sarung tangan pada saat berkebun atau kontak

dengan tanah. Tanah yang terkontaminasi toxoplasma melalui

feces kucing adalah sumber infeksi yang potensial.


Pencegahan pada Ibu hamil

Agar ibu hamil terhindar dari infeksi toksoplasmosis, ikuti

langkah-langkah pencegahan infeksi sedini mungkin:

Kucing atau binatang piaraan yang ada di rumah segera bawa

ke dokter hewan, untuk mengetahui apakah binatang

peliharaan terinfeksi parasit toksoplasma secara aktif atau

tidak

Apabila kucing atau binatang piaraan tersebut terlihat sakit

mungkin masih dalam masa penularan selama kurun 6

minggu sebaiknya dititipkan ketempat penitipan bintang.

Jangan biarkan bintatang peliharaan anda memburu

mangsanya sendiri diluar rumah ,dan jangan berikan makanan

daging mentah.

Jangan mengadakan kontak langsung, baik dengan kandang

maupun kotoran hewan piaraan. - Mintalah orang lain untuk

membersihkannya. Jika terpaksa harus membersihkan sendiri,

pakailah sarung tangan, dan cucilah tangan Anda sampai

bersih. Jangan lupa untuk member-sihkan kandang kucing

setiap hari.

Hindari mengkonsumsi daging mentah, setengah matang atau

minum susu yang belum disterilkan.


Cuci sampai bersih sayuran dan buah-buahan sebelum Anda

konsumsi.

Segeralah konsultasikan ke dokter bila Anda kemungkinan

terinfeksi parasit toksoplasma akibat binatang peliharaan

dirumah.

O. Penyakit tulang belakang

Waspadai penyakit tulang belakang, jika kucing selalu

menghindar jika disentuh bagian punggungnya. Sebenarnya

sangat sulit mendeteksi sakit tulang belakang pada kucing.

Satu-satunya cara adalah dengan memperhatikan tingkah

lakunya.

Ciri-ciri lain kucing yang sakit tulang belakang adalah:

Sering gemetar jika akan berdiri.

Tidak dapat mengendalikan saat membuang kotoran.

Kaki belakang kucing sampai pinggang tidak mampu untuk

menyangga badan.

Saat berjalan terlihat pincang namun tidak ada kaki yang

terluka.

Kesulitan mengendalikan diri saat buang kotoran.


Penyebab kucing sakit tulang belakang bisa karena jatuh

dari ketinggian, dipukul orang, atau terlibat perkelahian

dengan sesame kucing. Namun untuk memastikan kucing

sakit tulang belakang harus melalui pemeriksaan secara lebih

teliti.

Mengatasinya: oleskan balsam atau salep untuk kesleo atau

salah urat yang umum dipakai manusia untuk meringankan rasa

sakitanya. Jika dalam beberapa hari masih belum ad

aperubahan, bawalah ke dokter hewan.

P. Luka

Kucing sebagai hewan yang memiliki insting teritorial

sensitif terhadap bau. Mereka menandai wilayahnya dengan

bau. Apabila ada benda asing yang memasuki teritorialnya,

kucing juga bisa bersifat agresif. Sifat agresif ini dapat memicu

timbulnya perkelahian antar kucing. Apabila perkelahian

terjadi, maka bukan tidak mungkin kucing akan mengalami

luka.
Selain karena masalah teritori dan perkelahian, luka pada

kucing juga bisa terjadi karena kecelakaan kecil, misalnya

tersayat benda tajam, tersiram air keras, dan tersiram (atau

mungkin disiram) minyak goreng panas atau air panas.

Apabila luka kucing dibiarkan, maka luka tersebut akan

semakin lama untuk menutup. Akibatnya tubuh kucing

terdedah bagi penyakit sehingga timbul nanah. Oleh karena

itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengobatan luka di

tubuh kucing, termasuk cara mengobati luka di tubuh kucing.

Jenis-jenis Luka pada Tubuh Kucing

Terdapat beberapa jenis luka pada tubuh kucing. Yang

pertama adalah goresan berat, yang kedua adalah goresan

ringan, dan yang ketiga adalah memar. Ketiga jenis luka ini

dikategorikan sebagai luka ringan yang dapat disembuhkan

dengan sedikit perawatan.

Jenis luka lainnya bisa dikategorikan berat dan mungkin

memerlukan jahitan dan memerlukan perawatan lebih lanjut.

Berdasarkan durasinya, luka pada kucing terbagi menjadi dua,

yakni luka baru dan luka lama. Ciri-ciri luka baru ditandai

dengan:

Pendarahan

Pembengkakan

Kerontokan bulu
Adapun ciri-ciri luka lama adalah:

Nanah

Abses

Demam

Perlakuan Pertama dalam Mengobati Luka di Tubuh

KucingSebenarnya, akan lebih baik jika menyerahkan

pengobatan luka di tubuh kucing kepada dokter hewan. Akan

tetapi, Anda bisa melakukan langkah pertolongan pertama

sebelum kucing dibawa ke dokter hewan. Langkah-langkah

tersebut adalah:

Apabila terjadi pendarahan, tekan luka pada kucing secara

langsung. Caranya adalah dengan mengikat luka dengan kain

atau kasa. Setelah itu, tempelkanlah plester pada kasa untuk

mencegah kain atau kasa lepas dan pendarahan terjadi

kembali.

Periksa keberadaan luka lainnya dan ulangi langkah 1 pada

luka-luka tersebut.
Apabila tidak terjadi pendarahan dan goresan luka tidak terlalu

besar, bersihkan luka tersebut. Caranya adalah dengan

menggunakan antiseptik atau air. Oleskan kain atau kasa

yang sudah diberi antiseptik atau air pada luka tersebut.

Antiseptik yang digunakan adalah larutan antiseptik yang

dibuat dengan melarutkan konsentrat yang mengandung iodin

povidon atau klorheksidin diasetat. Jangan menggunakan

alkohol karena dapat merusak jaringan.

Apabila luka berupa goresan yang cukup dalam atau tusukan,

maka bersihkan bagian pinggirnya saja. Jangan

membasuhnya begitu saja.

Kucing siap dibawa ke dokter hewan.

Perlakuan Lanjutan dalam Mengobati Luka di Tubuh

Kucing.Langkah ini sebenarnya hanya ditujukan pada dokter

hewan, tetapi tidak ada salahnya kita membahas hal ini

sebagai pengetahuan saja.

Dalam perlakuan ini, dokter hewan akan memulai dengan

diagnosis. Dokter hewan akan memeriksa seluruh luka yang

ditemukan. Bulu kucing akan dicukur. Selain itu, pemeriksaan

dengan sinar X juga mungkin dilakukan.


Setelah itu, dokter hewan akan melakukan tindakan.

Prinsipnya adalah mencegah infeksi dan mempercepat

pemulihan. Terkadang, dokter hewan juga melakukan

pembiusan atau pemberian obat penenang. Hal itu dilakukan

agar perawatan tidak terlalu menimbulkan rasa sakit.

Selanjutnya perlakuan terhadap kucing yang luka

tergantung dari jenis lukanya. Goresan kecil mungkin hanya

dibersihkan saja. Goresan dalam akan dibersihkan dengan

lebih baik untuk memastikan tidak ada kotoran pada luka.

Dalam hal ini, mungkin akan dilakukan penjahitan. Luka

tusukan akan diberikan antiseptik dalam jumlah yang besar

dan mungkin akan dibedah untuk merawat luka di bagian

dalam.

Q. Feline Infectious Peritonitis (FIP) Tanya jawab seputar

Feline Infectious Peritonitis (FIP)

Penyakit ini disebut juga Feline Parvovirus, Feline Infectous

Enteritis/FIE (radang usus menular). Panleucopenia adalah

penyakit serius yang cukup berbahaya pada kucing. Penyakit

ini diakibatkan oleh virus. Angka kematian berkisar 25 - 85 %

pada kucing yang belum divaksinasi. Penyakit mudah menular

ke kucing lain, tetapi tidak menular pada manusia dan anjing.


Penyakit ini menular kontak langsung atau tidak langsung

melalui air liur, air kencing,muntah dan melalui kotoran kucing

yang terinfeksi. Selain itu anak kucing juga dapat tertular virus

dari induknya, bila sang induk terserang virus ini pada saat

bunting.

Virus panleucopenia dapat bertahan cukup lama di luar

tubuh kucing. Sebagian besar desinfektan tidak mampu

membunuh virus ini. Oleh karena itu penularan terbesar terjadi

melalui kontak dengan kandang, lantai atau peralatan makan

dan minum kucing yang tercemar virus dan tidak dibersihkan

dengan desinfektan yang sesuai.

Virus masuk ke tubuh kucing biasanya melalui mulut,

berkembang di kelenjar pertahanan di bagian mulut, lalu

menyebar ke seluruh tubuh. Kemudian virus akan

berkembang di beberapa organ seperti kelenjar pertahanan

seluruh tubuh, sumsum tulang dan selaput lendir usus yang

menyebabkan hancurnya usus.


Penyakit ini dapat menyebabkan anemia, muntah-muntah

dan diare yang parah pada kucing. Kadang-kadang

perkembangan penyakit sedemikian cepat sehingga anak

kucing mati tiba-tiba sebelum pemiliknya sempat melihat

tanda-tanda sakit. Setelah diare dan muntah, biasanya diikuti

dengan hilangnya nafsu makan yang mengakibatkan dehidrasi

dan kematian.

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat membunuh

virus di dalam tubuh kucing. Kesembuhan kucing sangat

tergantung kekebalan tubuh kucing tersebut. Obat yang

diberikan hanya bertujuan mencegah infeksi lain yang

disebabkan bakteri dan meningkatkan kondisi tubuh kucing.

Perawatan intensif diperlukan agar kucing tetap makan dan

memperoleh nutrisi yang cukup untuk melawan virus.

Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi yang teratur.

Anak kucing dapat divaksinasi pada umur 8-10 minggu. Agar

kekebalan yang terbentuk lebih terjamin sebaiknya vaksinasi

diulang 1 bulan kemudian. Setelah itu vaksinasi dianjurkan

diulang setiap tahun. Untuk kucing dewasa atau berumur lebih

dari 6 bulan yang belum pernah divaksinasi, vaksinasi bisa

dilakukan tiap tahun.


Pada beberapa kasus, penyakit menyebabkan kerusakan

usus yang sangat parah, sehingga kucing yang sembuh

mengalami kesulitan untuk menyerap nutrisi makanan. Pada

beberapa kasus lain kucing yang sembuh mengalami diare

terus-menerus.

Anda baru saja kehilangan kucing yang mati akibat

penyakit ini. Akan tiba saatnya anda menginginkan

penggantinya. Virus panleucopenia dapat bertahan hingga 1

tahun di lingkungan. Akan lebih baik bila anda menunggu

setidaknya 1 tahun sebelum membawa kucing baru ke rumah.

Bila ingin lebih cepat, tunggulah setidaknya 1 bulan sambil

membersihkan kandang, peralatan makan, daerah yang

diduga tercemar virus, dll dengan desinfektan yang tepat.

Lebih baik lagi membawa kucing dewasa yang sudah di

vaksinasi.

Sebagian besar desinfektan rumahan yang dijual bebas di

supermarket tidak dapat membunuh virus ini. Carilah

desinfektan khusus hewan di petshop-petshop atau tempat

lain yang mengandung bahan aktif golongan formaldehida

atau Chlorin.
FIP adalah penyakit serius, hampir selalu berakibat

kematian bagi kucing. Penyakit ini disebabkan oleh keluarga

coronavirus (feline corona virus/FcoV), yaitu sejenis keluarga

virus yang juga menyerang anjing, babi dan beberapa spesies

virus ini dapat menyerang manusia. Tetapi virus yang

menyebabkan FIP pada kucing, tidak dapat menyerang

manusia.

Coronavirus yang relatif tidak berbahaya dan biasa

menyerang kucing yaitu Feline Enteric Coronavirus (FECV).

FECV yang bermutasi menjadi virus ganas disebut Feline

Infectious Peritonitis Virus (FIPV). Bila respon kekebalan

tubuh kucing kurang baik, FECV yang bermutasi jadi FIPV ini

dapat menyebabkan penyakit sistemik yang disebut Feline

Infectious Peritonitis (FIP).

Bentuk Penyakit

Penyakit ini bermanifestasi dalam dua bentuk : basah dan

kering. Tipe basah menyebabkan sekitar 60-70% dari

keseluruhan kasus penyakit ini dan lebih ganas dari tipe

kering. Bentuk penyakit yang muncul sangat tergantung pada

reaksi kekebalan tubuh kucing. Bila kekebalan tubuh bereaksi

cepat biasanya yang muncul adalah tipe kering. Sebaliknya

bila kekebalan tubuh lambat bereaksi, maka tipe basah yang

muncul.
Bila respon kekebalan tubuh cukup kuat, gejala penyakit

bisa tidak muncul tetapi kucing dapat menjadi carrier dan

dapat menularkan virus selama beberapa tahun hingga

kekebalan tubuhnya berkurang sedikit demi sedikit. Seiring

dengan berkurangnya kekebalan, penyakit akan semakin

berkembang hingga timbul gejala sakit dan akhirnya

menyebabkan kematian.

Ada dua strain virus penyebab penyakit ini, yaitu FcoV-1

dan FcoV-2, sekitar 85 % penyakit FIP disebabkan oleh strain

pertama. Kejadian penyakit FIP sekitar 1 % dari total kucing

sakit yang dibawa ke dokter hewan untuk diobati.

Penyakit ini biasa menyerang kucing, terutama kucing-

kucing cattery penampungan hewan, dimana terdapat

sejumlah besar kucing dewasa dan anakan hidup bersama.

Diperkirakan sekitar 10-20 % kucing pada tempat-tempat yang

positif mengandung FECV, terinfeksi FIP. Sekitar 2 % kasus

penyakit terjadi pada pemeliharaan kucing kurang dari tiga

ekor.
Penularan Penyakit

Kucing sehat tertular melalui kontak langsung dengan kucing

yang terinfeksi atau kotorannya (feces). Kucing yang terinfeksi

menyebarkan virus melalui liur dan feces. Penularan terutama

terjadi melalui kontak feces dengan mulut, lainnya melalui liur

atau lendir saluran pernafasan.

Virus FIP dapat bertahan hidup selama 2- 3 minggu dengan

suhu ruangan pada permukaan kering, termasuk pada

peralatan makan kucing, mainan, kotak kotoran (litter), tempat

tidur (bedding), pakaian kucing (clothing) atau rambut kucing.

Induk yang carrier dapat menularkan virus ke anaknya.

Menurut para ahli, kucing jarang tertular virus FIP secara

langsung. Sebagian besar penyakit FIP yang terjadi diduga

berasal dari mutasi FECV yang memang banyak terdapat

pada pencernaan kucing dan relatif tidak berbahaya.


Gejala

Sebagian besar kucing yang terinfeksi tidak menunjukkan

gejala yang nyata, tetapi sebenarnya virus tetap berkembang

di dalam tubuh. Setelah kontak, virus mulai berkembang di

tenggorokan dan usus halus kucing. Kemudian pindah ke

paru-paru, perut dan menyebar diseluruh usus. Sekitar 1 - 10

hari kemudian virus sudah dapat ditularkan ke kucing lain.

Selama infeksi ini, gejala yang muncul bisa berupa bersin-

bersin, mata berair, lendir hidung yang berlebihan, diare, berat

badan berkurang, lemah dan lesu. Gejala yang muncul bisa

juga non spesifik seperti : hilang nafsu makan, depresi, rambut

kasar dan demam.

Pada bentuk basah terjadi akumulasi cairan di rongga perut

dan rongga dada, menyebabkan menyebabkan

pembengkakan daerah perut (biasanya tanpa rasa sakit)

disertai kesulitan bernafas.


Pada bentuk kering, cairan yang menumpuk relatif sedikit dan

gejala yang muncul tergantung organ yang terinfeksi virus.

Sekitar setengah dari kasus bentuk kering, menunjukkan

gejala radang mata atau gangguan syaraf seperti : lumpuh,

cara berjalan yang tidak stabil dan kejang-kejang. Gejala

lainnya bisa berupa gagal ginjal atau pembengkakan hati,

depresi, anemia, berat badan berkurang drastis, gangguan

pankreas dan sering disertai demam. Gejala lain berupa

muntah, diare dan icterus (warna kekuningan pada kulit dan

selaput lendir).

Pengobatan

Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan

penyakit ini. Pengobatan yang ada masih berupa pengobatan

suportif untuk mengurangi gejala dan mengurangi rasa sakit

kucing. Kucing yang sakit dapat bertahan hidup 1 minggu - 1

tahun tergantung kekebalan tubuh dan keparahan penyakit.

Salah satu tanda FIP basah pada anak kucing. Kurus tapi

perut buncit berisi cairan.


Pencegahan

Jaga kebersihan kandang dan peralatan, dicuci dengan

sabun, deterjen atau desinfektan. Bahan yang murah meriah

dan cukup efektif adalah larutan kaporit/pemutih + 3 %. Jaga

kesehatan kucing dengan pemberian nutrisi yang cukup dan

baik.

Vaksin FIP pertama digunakan tahun 1991 di USA. Sampai

saat ini efektivitas vaksin masih diperdebatkan. Sampai saat

ini Vaksin FIP belum tersedia Di Indonesia.

R. Penyakit cakar kucing (cat scratch disease).

Definisi

Penyakit Cakar Kucing merupakan infeksi pada bagian

tubuh yang dicakar kucing yang disebabkan bakteri Bartonella

henselae. Setelah seseorang dicakar kucing yang terinfeksi

oleh Bartonella henselae, bakteri cenderung menginfeksi

dinding pembuluh darah. Kucing biasanya tidak menunjukkan

gejala-gejala sakit.

Penyebab

Bakteri Bartonella henselae.


Gejala

Dalam 3-10 hari setelah cakaran kecil, biasanya muncul

lepuhan merah dan berkerak dengan diameter sampai 6 cm.

Lepuhan yang berisi nanah (pustula) jarang terjadi. Kelenjar

getah bening setempat membesar, berbatas tegas dan teraba

lunak. Selanjutnya kelenjar getah bening akan terisi nanah

dan bila mengering nanah akan mengalir ke kulit.

Penderita merasa tidak enak badan, nafsu makan

berkurang disertai demam dan sakit kepala. 10% penderita

lainnya menunjukkan gejala lain seperti gangguan pada mata

atau pembengkakan otak yang menyebabkan sakit kepala

atau penurunan kesadaran. Hampir pada semua penderita,

kulit dan kelenjar getah bening akan kembali normal dalam 2-

5 bulan. Penyembuhannya sempurna. Bentuk yang berat dari

penyakit cakar kucing ini bisa terjadi pada penderita AIDS.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pembesaran kelenjar

getah bening selama 3 minggu, yang terjadi setelah

seseorang dicakar kucing. Pada kasus yang tidak pasti, bisa

dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya

antibodi terhadap Bartonella henselae

.
Pengobatan

Diberikan terapi pemanasan dan obat pereda nyeri. Untuk

mengurangi rasa sakit, biasanya dilakukan pengeluaran isi dari

kelenjar getah bening yang membengkak dengan bantuan

sebuah jarum. Antibiotik bisa diberikan untuk membantu

membasmi bakteri terutama pada penderita AIDS.\

S. Reaksi Alergi

Bulu kucing merupakan penyebab alergi bagi sebagian

orang. Sistem kekebalan tubuh mengidentifikasi bulu kucing

sebagai agen berbahaya sehingga memicu respon alergi.

Dalam kasus yang parah, alergi bulu kucing bisa

membahayakan jiwa.

Penyebab & Gejala Alergi Bulu Kucing

Alergi bulu kucing dipicu karena alasan yang sama

dengan alergi lain. Benda asing (bulu kucing) yang masuk ke

tubuh dianggap sebagai ancaman. Tubuh segera

meresponnya dengan mensintesis histamin dan zat kimia lain

yang memicu reaksi alergi.

Você também pode gostar