Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
id
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan
di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
AZIS DWI SAPUTRO
H0506040
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mengetahui
Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian
Dekan
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan/Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Ashry Mukhtar, M.S selaku dosen pembimbing utama atas segala
bimbingan dan nasehatnya.
4. Bapak Sigit Prastowo, S. Pt., MSi selaku dosen pembimbing pendamping atas
segala bimbingan dan nasehatnya.
5. Bapak Ir. Lutojo, MP selaku dosen Penguji.
6. Ibu dan kakakku atas segala doa dan bantuannya.
7. Teman-teman angkatan 2006 dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi
kepentingan ilmu pengetahuan peternakan dan dapat diaplikasikan di masyarakat.
Penulis
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
RINGKASAN ................................................................................................ xxi
SUMMARY ................................................................................................... xxiii
I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
A. Domba Ekor Tipis ............................................................................... 4
B. Pertumbuhan Ternak ........................................................................... 5
C. Pendugaan Umur Ternak .................................................................... 8
D. Ukuran Tubuh Ternak ......................................................................... 11
E. Karkas Domba..................................................................................... 12
F. Hubungan antara Ukuran Tubuh, Bobot Badan dan Bobot Karkas .... 13
HIPOTESIS ............................................................................................. 15
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN ............................................ 16
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 16
B. Materi dan Alat Penelitian .................................................................. 16
C. Persiapan Penelitian ............................................................................ 17
D. Cara Penelitian .................................................................................... 18
E. Analisis Data ....................................................................................... 19
F. Alur Perhitungan Regresi Korelasi Sederhana dan Ganda ................. 19
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Badan (Y1) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Belum Poel ................. 163
87. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Badan (Y1) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Poel 1.......................... 165
88. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Badan (Y1) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Poel 2.......................... 167
89. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Badan (Y1) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Poel 3.......................... 169
90. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Badan (Y1) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Poel 4.......................... 171
91. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Karkas (Y2) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Belum Poel ................. 173
92. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Karkas (Y2) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Poel 1.......................... 175
93. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Karkas (Y2) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Poel 2.......................... 177
94. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Karkas (Y2) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Poel 3.......................... 179
95. Perhitungan Regresi Ganda antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar
Dada (X2) dengan Bobot Karkas (Y2) Domba Ekor Tipis Betina di
RPH Pasar Kliwon Surakarta Kelompok Umur Poel 4.......................... 181
96. Perhitungan Analisis Ragam Regresi Ganda antara Panjang Badan
(X1) dan Lingkar Dada (X2) dengan Bobot Badan (Y1) Domba Ekor
Tipis Betina di RPH Pasar Kliwon Surakarta
Kelompok Umur Belum Poel ................................................................. 183
97. Perhitungan Analisis Ragam Regresi Ganda antara Panjang Badan
(X1) dan Lingkar Dada (X2) dengan Bobot Badan (Y1) Domba Ekor
Tipis Betina di RPH Pasar Kliwon Surakarta
Kelompok Umur Poel 1 ......................................................................... 185
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
119. Hasil Pendugaan Bobot Badan (Y1) dan Bobot Karkas (Y2) Domba
Ekor Tipis Betina dengan Bobot Badan (Y1), Panjang Badan (X1)
dan Lingkar Dada (X2) Kelompok Umur Poel 3.................................... 212
120. Hasil Pendugaan Bobot Badan (Y1) dan Bobot Karkas (Y2) Domba
Ekor Tipis Betina dengan Bobot Badan (Y1), Panjang Badan (X1)
dan Lingkar Dada (X2) Kelompok Umur Poel 4.................................... 214
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
RINGKASAN
Oleh:
Azis Dwi Saputro
H0506040
commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kata kunci : domba ekor tipis betina, ukuran tubuh, bobot badan, bobot karkas,
regresi linier sederhana dan ganda.
commit to user
xxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SUMMARY
Keywords: thin tailed female sheep, body measurements, body weight, carcass
commit to user
weight, simple and multiple linear regression.
xxiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia dan pola hidup masyarakat
akan berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan protein hewani, salah
satunya bersumber dari daging domba. Populasi domba di Indonesia pada
tahun 2010 mencapai 10.915.000 ekor, dengan konsentrasi di Jawa Tengah
sebesar 2.218.586 ekor (Anonim, 2010). Domba mampu beranak setiap tahun
dan dapat menghasilkan anak lebih dari satu ekor per kelahiran, sehingga
berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu domba yang banyak dipelihara di
Indonesia adalah Domba Ekor Tipis (DET). Domba Ekor Tipis mempunyai
ciri ekor yang kurus atau tipis. Sekitar 80 85 % nya, terdapat di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Barat (Puslitbangnak, 2008). Domba jenis ini di Indonesia,
dipelihara sebagai bagian penting dari kegiatan usaha tani, terutama oleh
petani peternak kecil.
Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang relatif mudah dan
murah pemeliharaannya sehingga mampu diusahakan sebagian besar petani
peternak. Beternak domba akan memberikan kesempatan untuk
memanfaatkan tenaga kerja keluarga pada waktu luang, sekaligus berdampak
positif dalam upaya memperoleh penghasilan. Alasan pokok pemeliharaan
domba adalah biaya pemeliharaan yang rendah, tingkat perkembangbiakan
yang tinggi dan selalu siap untuk dijual.
Pasar hewan merupakan tempat untuk melakukan aktivitas jual beli
ternak. Penjagal ketika membeli ternak biasanya mendasarkan pada Bobot
Badan (BB) untuk menduga jumlah daging yang dihasilkan. Soeparno (2005)
menyatakan, bobot potong yang semakin meningkat menghasilkan karkas
yang semakin meningkat pula, sehingga diharapkan bagian karkas yang
berupa daging menjadi lebih besar. Cara yang dapat dilakukan untuk
mengetahui BB adalah melalui penimbangan dan pendugaan pada bagian
tubuh tertentu.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
B. Rumusan Masalah
Perkembangan berhubungan dengan perubahan ukuran dan fungsi dari
berbagai bagian tubuh mulai embrio sampai menjadi dewasa. Pertumbuhan
dan perkembangan seekor domba dapat dilihat dari kenaikan BB dan ukuran
pada bagian-bagian tubuh, dan kedua hal tersebut saling berkorelasi (Cole
1966 cit. Ningsih, 2003). Parameter yang penting untuk diketahui dalam
menentukan produktivitas domba adalah BB maupun BK, dapat diduga
melalui pengukuran pada bagian tubuh tertentu. Menurut Mayasari (2010),
korelasi yang tinggi antara setiap ukuran tubuh dengan BB memberikan
indikasi bahwa setiap ukuran tubuh dapat digunakan sebagai penduga BB.
Hasil penelitian Wicaksana (2007) menyimpulkan bahwa ukuran tubuh yaitu
PB dan LD memiliki korelasi positif yang tinggi untuk menduga bobot
potong atau BK DET di daerah Magelang.
Bersumber dari penelitian tersebut maka perlu dilakukan kajian serupa
untuk menguji keeratan hubungan ukuran tubuh antara lain PB, LD dengan
BB maupun BK pada DET betina dengan berbagai kelompok umur.
Penelitian dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) daerah Pasar kliwon
karena merupakan unit pelaksana teknis RPH yang melaksanakan fungsi
sebagai tempat pemotongan hewan kambing dan domba resmi yang ada di
Kota Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara
Panjang Badan (PB), Lingkar Dada (LD) dengan Bobot Badan (BB), Bobot
Karkas (BK) Domba Ekor Tipis Betina dengan berbagai kelompok umur di
Rumah Potong Hewan (RPH) Kambing Pasar Kliwon Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
dan PB untuk domba anak jantan (umur kurang dari 6 bulan) adalah 15,1 + 1,4
kg, 57,4 + 8,29 cm dan 51 + 5,31 cm dan. Rata-rata BB, LD dan PB domba
ekor tipis domba muda jantan (umur 6 bulan 1 tahun) adalah 19,71 + 1,84
kg, 62,57 + 6,36 cm dan 56,5 + 4,82 cm. Rata-rata BB, LD dan PB domba
ekor tipis domba dewasa jantan (umur lebih dari 1 tahun) adalah 23,82 + 2,99
kg, 65,67 + 5,65 cm dan 60,77 + 6,07 cm. Hasil Penelitian Utami (2008) di
Jonggol, Bogor menunjukkan besar nilai rata-rata BB domba lokal betina
kelompok 0 2 bulan; 2 12 bulan; 1 1,5 tahun; 1,5 2 tahun; 2,3 3
tahun; 3,5 4 tahun dan lebih dari 4 tahun berturut-turut adalah sebesar 4,80
kg; 15,7 kg; 20,50 kg; 23 kg; 23,40 kg; 26,60 kg dan 25,90 kg. Nilai rata-rata
LD kelompok umur yang sama berturut-turut sebesar 37 cm; 54,20 cm; 60,40
cm; 63,10 cm; 63,60 cm; 67 cm dan 69,70 cm. Nilai rata-rata PB sebesar 29
cm; 43,70 cm; 48,10 cm; 49 cm; 48,90 cm; 51,60 cm dan 50,50 cm. Razi
(2004), menyatakan bahwa domba ekor tipis jantan di tempat pemotongan
Hewan Kentungan, Kabupaten Sleman yang berumur 9,8 + 2,4 bulan memiliki
BB, LD dan PB sebesar 20,7 + 4,5 kg, 66,9 + 4,8 cm dan 58,3 + 5,1 cm. Bobot
Potong sebesar 20,7 + 4,5 kg dan BK sebesar 9,4 + 2,4 kg. Ukuran rata-rata
LD dan PB domba ekor tipis betina adalah 65,8 + 5,1 cm dan 58,3 + 4,6 cm.
B. Pertumbuhan Ternak
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang mencakup perubahan BB,
bentuk, dimensi linear dan komposisi tubuh termasuk perubahan komponen-
komponen tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ serta komponen-
komponen kimia, terutama air, lemak protein dan abu pada karkas (Soeparno,
2005). Pertumbuhan atau Growth, meliputi proses pembangunan sel-sel baru
berlipat ganda, menjadi besar dengan sendirinya terjadi proses asimilasi materi
dari luar. Perkembangan atau Development, yaitu adanya kerja sama dari
proses tadi mulai lahir hingga dewasa, sehingga ukuran-ukuran tubuh
menunjukkan perubahan-perubahan bentuk sampai hewan tersebut dewasa
(Soenarjo, 1988). Kadar laju pertumbuhan, umur dan BB adalah faktor-faktor
yang mempunyai hubungan erat antara satu dengan yang lain, dan biasanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
E. Karkas Domba
Karkas merupakan bagian tubuh dari ternak (sapi, kerbau, domba dan
kambing) setelah pemotongan dikurangi kepala, darah serta organ-organ
internal, kaki dari carpus dan tarsus ke bawah serta kulit. Ginjal kadang-
kadang dimasukkan ke dalam karkas. Untuk ayam, paru-paru dan ginjal
termasuk karkas (Soeparno, 2005). Hasil utama yang diharapkan dari ternak
potong adalah daging yang merupakan bagian dari karkas pemotongan ternak.
Seekor ternak potong dianggap mempunyai nilai ekonomis tinggi apabila
produksi karkas yang dihasilkan juga tinggi. Karkas dapat digunakan sebagai
tolok ukur produktivitas ternak potong, karena karkas merupakan bagian dari
hasil pemotongan ternak yang mempunyai nilai ekonomis tinggi (Purbowati et
al., 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Komponen utama karkas yaitu tulang, otot dan lemak. Proporsi ketiga
komponen tersebut dipengaruhi oleh faktor nutrisi, umur dan laju
pertumbuhan. Nutrisi kemungkinan besar merupakan faktor lingkungan
terpenting yang mempengaruhi komposisi karkas, terutama terhadap proporsi
kadar lemak. Konsentrasi energi dan rasio energi terhadap protein pakan,
bahan aditif serta proporsi kandungan gizi pakan dapat mengubah komposisi
karkas. Respon ternak terhadap manipulasi nutrisi yang diberikan, juga ikut
menentukan hasil akhir komposisi karkas, umur, BB pada awal fase
penggemukan berhubungan dengan bobot dewasa. Komposisi pada saat
kehilangan bobot adalah sama dengan pada saat memperoleh kembali BB.
Ternak yang ringan biasanya mengandung otot lebih banyak dan lemak lebih
sedikit, setelah ternak menjadi berat, proporsi lemak tubuh meningkat.
Bertambahnya umur ternak, mengakibatkan terjadinya peningkatan
pertumbuhan organ-organ, dan terutama depot lemak, serta peningkatan
persentase komponen lainnya seperti otot dan tulang (Soeparno, 2005).
Berat karkas domba berkisar antara 45 - 55% dari masing-masing BB
nya. Karkas sendiri terdiri dari jaringan-jaringan otot daging dan lemak serta
tulang dan komponen-kompenen residu antara lain tendon-tendon, jaringan
konektif dan pembuluh-pembuluh darah serta syaraf (Soeparno, 1989).
Persentase karkas domba yaitu anak domba berumur 12 - 16 minggu sekitar
48 - 50%, domba yang gemuk sekitar 45 - 55% dan domba khusus
digemukkan sekitar 56 - 58% (Sumoprastowo, 1993).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
HIPOTESIS
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
C. Persiapan Penelitian
Sebelum dilakukan pengukuran tubuh dan penimbangan BB domba,
terlebih dahulu disiapkan peralatan seperti pita ukur, timbangan injak, dan alat
tulis. Selanjutnya dilakukan pengamatan gigi untuk menduga umur domba. Data
umur domba kemudian di kelompokkan menurut pendugaan umur. Kegiatan
berikutnya adalah pengukuran PB, LD dan penimbangan BB domba, sementara
untuk BK dapat diukur setelah domba dipotong. Alur pelaksanaan penelitian
secara lebih jelas disajikan pada Gambar 3.
Mempersiapkan Peralatan
Pencatatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
D. Cara Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini dengan pengukuran secara langsung di RPH
Kambing Pasar Kliwon, Surakarta.
2. Rancangan Percobaan
Penelitian dilakukan secara non experimental, dengan mengambil
data langsung. Data yang diperoleh dianalisis dengan regresi sederhana
dan ganda berdasarkan Sudjana (1996).
3. Parameter Penelitian
Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi :
a) Ukuran tubuh
Ukuran tubuh yang diamati adalah Panjang Badan (PB) dan
Lingkar Dada (LD). Menurut Israil et al. (1992), PB adalah jarak garis
lurus diantara tuber issiadicum dengan sendi peluru atau sama dengan
jarak terpendek dari tuberculum lateral humerus ke tuber issiadicum
seekor ternak, diukur dalam satuan cm. LD diukur di dekat
scapula/kaki depan bagian belakang (belakang siku), diukur dalam
satuan cm.
b) Bobot Badan
Data BB diperoleh dengan menimbang ternak sewaktu masih
hidup (satuan kg). Penimbangan ternak dilakukan secara langsung
dengan menggendong ternak menggunakan timbangan injak.
c) Bobot Karkas
Data BK diperoleh dengan menimbang bagian tubuh ternak
hasil pemotongan dikurangi darah, kepala, kaki (mulai dari carpus dan
tarsus ke bawah), kulit dan organ dalam seperti jantung hati, paru-
paru, limpa, organ-organ pencernaan dan reproduksi (satuan kg)
menggunakan timbangan digital.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
E. Analisis Data
Hubungan antara panjang badan, lingkar dada dengan bobot badan,
bobot karkas domba ekor tipis betina dihitung dengan menggunakan metode
regresi dan korelasi sederhana dan ganda menurut Sudjana (1996) dengan
rumus sebagai berikut ;
1. Persamaan garis linier sederhana dirumuskan ;
Keterangan :
= Konstanta regresi
= Koefisien regresi
= Variabel bebas (panjang badan/lingkar dada)
= Variabel tidak bebas (bobot badan/bobot karkas)
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Populasi data
X = Variabel bebas
Y = Variabel tidak bebas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
d) Analisa ragam
Besaran dalam analisa ragam digunakan untuk pengambilan
keputusan apakah korelasi nyata atau tidak nyata setelah diuji
menggunakan statistik F pada derajat keyakinan yang digunakan ()
yaitu sebesar 5%. Caranya dengan membandingkan nilai F hitung
dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F
tabel (F hitung > F tabel) pada derajat keyakinan yang digunakan,
maka dapat dikatakan nyata.
Keterangan :
= Nilai regresi pendugaan (bobot badan/bobot karkas)
Y = Nilai regresi yang sebenarmya (bobot badan/bobot karkas)
n = Populasi data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
Simpangan baku
Rumus untuk variansi koefisien arah regresi b atau
simpangan baku adalah;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
= Jumlah kuadrat regresi
Keterangan :
= Jumlah kuadrat sisa/residu
= Jumlah variabel bebas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Wicaksana (2007), persamaan regresi dengan nilai R2 lebih dari atau sama
dengan 50% dapat digunakan untuk mengestimasi BB karena variasi yang
diketahui lebih besar daripada variasi yang tidak diketahui. Sementara nilai R2
pada kelompok umur P3 dan P4 berada dibawah 50%. Keadaan demikian
diduga pada umur tersebut domba dalam fase pertumbuhan otot dan lemak,
maka laju pertambahan BB yang cepat tidak diikuti pertumbuhan tulang.
Lukman et al. (1987) menambahkan bahwa persentase tulang menurun,
sedangkan persentase lemak dan urat daging meningkat dengan meningkatnya
BB.
Hal tersebut dapat diperjelas melalui persamaan garis regresi dan
sebaran data antara PB dengan BB DET betina pada Gambar 4, Gambar 5,
Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar 8.
berkualitas baik pada kambing kacang dapat meningkatkan kondisi fisik dan
pertumbuhan.
Hasil nilai R2 kelompok P1 diatas 50%. Sementara kelompok BP, P2, P3
dan P4 dibawah 50% (Tabel 3). Menurut Palsson dan verges cit. Soeparno
(2005), selama periode pertumbuhan postnatal tulang tumbuh lebih awal
dibandingkan pertumbuhan otot dan lemak, ketika proses awal pertumbuhan
tulang tumbuh secara terus-menerus dibandingkan otot. Diduga laju
pertambahan ukuran tulang yang cepat pada kelompok BP tidak diikuti
dengan pertambahan BB dengan baik. Selanjutnya pertumbuhan domba betina
setelah mencapai dewasa tubuh yaitu pada kelompok P3 dan P4, tulang
belakang (columna vertebralis) mengalami pertumbuhan optimum, sedangkan
komponen karkas dalam tahap pertumbuhan perlemakan yang melekat pada
tulang meningkat. Soeparno (2005) menjelaskan, persentase lemak karkas
akan meningkat seiring dengan meningkatnya bobot karkas. Lawrie, (2003)
menambahkan, penimbunan lemak yang lebih besar dapat menyebabkan
penurunan proporsi tulang dan otot.
Hal tersebut dapat diperjelas melalui persamaan garis regresi dan
sebaran data antara PB dengan BK DET betina pada Gambar 9, Gambar 10,
Gambar 11, Gambar 12 dan Gambar 13.
Gambar 10. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara PB dengan BK DET
Betina Kelompok P1
Gambar 11. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara PB dengan BK DET
Betina Kelompok P2
Gambar 13. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara PB dengan BK DET
Betina Kelompok P4
Berdasarkan perhitungan selang taksiran koefisien arah regresi antara
PB dengan BK DET betina, diperoleh hasil bahwa koefisien arah regresi untuk
populasi terletak antara 0,14 dan 0,37 kg pada kelompok BP. Pada kelompok
P1 antara 0,19 dan 0,49 kg, P2 antara 0,17 dan 0,46 kg, P3 antara - 0,01 dan
0,34 kg, P4 antara 0,07 dan 0,28 kg.
nilai r diatas 0,80 (Tabel 4). Nilai r pada semua kelompok umur diperoleh
hasil yang nyata (P<0,05) dengan BB. Hal ini berarti terdapat hubungan yang
nyata antara LD dengan BB di RPH Kambing Pasar Kliwon, Surakarta.
Hasil penelitian Ningsih (2003) pada domba priangan betina di Desa
Sukawargi Jawa Barat, bahwa LD mempunyai hubungan yang paling erat
dengan BB pada korelasi linier sederhana. Menurut Lukman et al. (1987)
bahwa keeratan hubungan antara BB dengan LD lebih bertahan sampai umur
yang lebih tua dibandingkan keeratan hubungan antara BB dengan ukuran-
ukuran tubuh lainnya. Joubert cit. Soenarjo (1988) menambahkan bahwa
terdapat korelasi yang erat antara ukuran tubuh dengan BB, yang dapat
diartikan bahwa setiap LD bertambah 1 % mengakibatkan BB bertambah
kurang lebih 3%. Herman et al. (1982) menjelaskan bahwa LD mempunyai
proses pertumbuhan terakhir, hal ini menunjukkan bahwa sebagai penduga
BB, LD masih lebih mengikuti pertambahan BB selama hewan tumbuh
dibandingkan dengan ukuran tubuh lain.
Berdasarkan hasil nilai R2 yang diperoleh pada kelompok BP, P1, P2
diatas 50%. Menurut Wicaksana (2007), persamaan regresi dengan nilai R2
lebih dari atau sama dengan 50% dapat digunakan untuk mengestimasi BB
karena variasi yang diketahui lebih besar daripada variasi yang tidak
diketahui. Sementara hasil nilai R2 kelompok P3 dan P4 berada dibawah 50%,
sehingga LD pada umur tersebut tidak dapat digunakan untuk mengestimasi
BB (Tabel 4). Laju pertambahan BB yang cepat tidak diikuti pertumbuhan
tulang sampai umur tersebut. Soeparno (2005) menjelaskan bahwa BB, pakan
dan faktor lainnya seperti pengaruh genetik dan lingkungan dapat
menyebabkan hasil hubungan yang berbeda.
Hal tersebut dapat diperjelas melalui persamaan garis regresi dan
sebaran data antara LD dengan BB DET betina pada Gambar 14, Gambar 15,
Gambar 16, Gambar 17 dan Gambar 18.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Gambar 14. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara LD dengan BB DET
Betina Kelompok BP
Gambar 15. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara LD dengan BB DET
Betina Kelompok P1
Gambar 17. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara LD dengan BB DET
Betina Kelompok P3
Gambar 18. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara LD dengan BB DET
Betina Kelompok P4
Berdasarkan perhitungan selang taksiran koefisien arah regresi antara
LD dengan BB DET betina, diperoleh hasil bahwa koefisien arah regresi
untuk populasi terletak antara 0,42 dan 0,86 kg pada kelompok BP. Pada
kelompok P1 antara 0,51 dan 0,83 kg, P2 antara 0,58 dan 1,31 kg, P3 antara
0,19 dan 0,66 kg dan pada P4 antara 0,54 dan 0,96 kg.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
Gambar 19. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara LD dengan BK DET
Betina Kelompok BP
Gambar 20. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara LD dengan BK DET
Betina Kelompok P1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Gambar 21. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara LD dengan BK DET
Betina Kelompok P2
Gambar 22. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara LD dengan BK DET
Betina Kelompok P3
Gambar 24. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara BB dengan BK DET
Betina Kelompok BP
Gambar 25. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara BB dengan BK DET
Betina Kelompok P1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Gambar 26. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara BB dengan BK DET
Betina Kelompok P2
Gambar 27. Grafik dan Garis Regresi Hubungan antara BB dengan BK DET
Betina Kelompok P3
G. Hubungan antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar Dada (X2) dengan
Bobot Badan (Y1)
Tabel 7. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Linier Ganda Hubungan antara
PB dan LD dengan BB DET Betina di RPH Kambing Pasar Kliwon
Surakarta.
Kelompok Jumlah Persamaan Regresi r R2 (%)
Umur Data
BP 32 = 37,31 + 0,51 X1 + 0,43 X2 0,85 72,25
P1 22 = 28,63 + 0,23 X1 + 0,54 X2 0,90 81,88
P2 23 = 55,75 + 0,64 X1 + 0,60 X2 0,89 78,91
P3 32 = 23,35 + 0,39 X1 + 0,34 X2 0,65 42,21
P4 62 = 49,59 + 0,48 X1 + 0,63 X2 0,80 63,37
Sumber : Analisis Data Primer 2011
Adanya korelasi antara ukuran tubuh dengan BB memberikan indikasi
bahwa setiap ukuran tubuh dapat digunakan sebagai penduga BB. Oleh karena
itu, perlu dilakukan analisis regresi ganda untuk melihat hubungan antara
ukuran-ukuran tubuh, yaitu PB dan LD dengan BB pada DET betina. Hasil
analisis koefisien korelasi ganda antara PB dan LD dengan BB pada kelompok
BP, P1, P2 dan P4 menunjukkan hubungan yang sangat kuat, dengan nilai r
berada diantara 0,80 sampai 1,00. Selanjutnya nilai r kelompok P3
menunjukkan hubungan yang cukup kuat, dengan nilai r diatas 0,60 (Tabel 7).
Terdapat hubungan nyata antara PB dan LD dengan BB di RPH Kambing
Pasar Kliwon Surakarta karena nilai r pada semua kelompok umur diperoleh
hasil yang nyata (P<0,05). Hal yang sama juga ditunjukkan pada hasil
penelitian terhadap jenis ternak lain. Hasil penelitian Mayasari (2010) di
daerah Brebes menunjukkan, bahwa terdapat hubungan yang kuat dengan nilai
r sebesar 0,817 antara PB dan LD dengan BB pada sapi jawa betina.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
H. Hubungan antara Panjang Badan (X1) dan Lingkar Dada (X2) dengan
Bobot Karkas (Y2)
Tabel 8. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Linier Ganda Hubungan antara
PB dan LD dengan BK DET Betina di RPH Kambing Pasar Kliwon
Surakarta.
Kelompok Jumlah Persamaan Regresi r R2 (%)
Umur Data
BP 32 = 13,17 + 0,14 X1 + 0,20 X2 0,84 71,14
P1 22 = 14,16 + 0,09 X1 + 0,26 X2 0,87 75,44
P2 23 = 19,45 + 0,19 X1 + 0,25 X2 0,84 69,92
P3 32 = 7,96 + 0,07 X1 + 0,18 X2 0,60 35,62
P4 62 = 13,82 + 0,11 X1 + 0,23 X2 0,63 40,06
Sumber : Analisis Data Primer 2011
Hasil analisis koefisien korelasi (r) ganda antara PB dan LD dengan
BK pada kelompok BP, P1 dan P2 menunjukkan hubungan yang sangat kuat
dengan nilai r diatas 0,80. Selanjutnya nilai r kelompok P3 dan P4
menghasilkan hubungan yangcommit to userberada diatas 0,601. Nilai r pada
kuat karena
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
semua kelompok umur diperoleh hasil yang nyata (P<0,05). Hal ini berarti
terdapat hubungan nyata antara PB dengan BK pada masing-masing kelompok
umur tersebut di RPH Kambing Pasar Kliwon, Surakarta.
Hasil nilai R2 yang diperoleh kelompok BP, P1 dan P2 berada diatas
50% (Tabel 8), sisanya dipengaruhi oleh variasi lain. Wicaksana (2007)
menjelaskan bahwa nilai R2 yang berada diatas 50% dapat digunakan untuk
mengestimasi BK karena variasi yang diketahui yaitu PB dan LD lebih besar
mempengaruhi BK. Nilai R2 kelompok P3 dan P4 berada dibawah 50% (Tabel
8). Hal ini menunjukkan bahwa perubahan BK tidak dapat dijelaskan oleh PB
dan LD karena variasi lain yang tidak diketahui lebih besar daripada variasi
yang diketahui. Rendahnya nilai R2 pada umur tersebut dapat disebabkan oleh
kenyataan bahwa PB dan LD meningkat, sedangkan angka persentase karkas
semakin kecil akibat faktor umur yang semakin tua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang nyata antara panjang badan, lingkar dada dengan bobot badan
dan bobot karkas pada kelompok belum poel, poel 1, poel 2 dan poel 4.
Tidak nyata hubungan antara panjang badan dengan bobot karkas pada
kelompok poel 3 domba ekor tipis betina di Rumah Potong Hewan Kambing
Pasar Kliwon, Surakarta.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini maka ukuran tubuh yaitu panjang badan dan
lingkar dada dapat digunakan untuk menduga bobot badan dan bobot karkas
pada domba ekor tipis betina kelompok belum poel, poel 1, poel 2 dan poel 4.
commit to user
44