Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2015
BAB I
A. Latar Belakang
ASI eksklusif adalah perilaku yang hanya memberikan ASI saja pada bayi baru lahir
sampai berumur enam bulan tanpa makanan dan minuman lain kecuali obat (Yuliatun &
Laily, 2012). Sedangkan pengertian ASI sendiri merupakan air susu ibu yang tidak diberi
tambahan cairan lain seperti susu formula, air putih, dan makanan tambahan padat yaitu
pisang dan bubur nasi tim. (Mira et al, 2012)
Pemberian ASI ekslusif adalah pemberian ASI segera (30 menit setelah lahir) sampai
bayi berumur 4 bulan dan memberikan kolostrum pada bayi dan tanpa penambahan makanan
tambahan baik berupa susu formula, sari buah ataupun madu. Menurut hasil kajian WHO
(World Health Organiszation), pengalaman UNICEF selama 9 tahun dan rekomendasinya
bersama WHA (World Health Assembly), maka Menteri Kesehatan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.450/Menkes/IV/2004 menetapkan bahwa pemberian ASI secara
eksklusif diperpanjang dari 4 bulan menjadi 6 bulan. (DEPKES RI, 1992)
Dukungan sosial umumnya menggambarkan peran atau pengaruh dan bantuan yang
diberikan oleh orang berarti seperti keluarga, saudara, teman, dan rekan kerja. Keluarga
dianggap paling berpengaruh dalam memaksimalkan pemberian ASI eksklusif dari ibu
kepada bayinya. Dukungan dan peran dari suami merupakan hal utama dalam proses
keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif untuk bayinya karena suami dapat
memberikan semangat dan rasa nyaman serta kasih sayang pada ibu dalam menyusui
bayinya.
Keberhasilan menyusui pada kelompok suami tidak mengerti ASI 26,9 % dan pada
kelompok suami mengerti ASI 98,1 %. Peran suami dalam keberhasilan menyusui sangat
besar. Namun pada kenyataannya tidak semua suami dapatmemberikan dukungan yang
diharapkan oleh istri. Suami akan mendukung praktik pemberian ASI bila memiliki
pengetahuan yang baik tentang hal-hal yang berhubungan dengan pemberian ASI, memiliki
hubungan yangbaik dengan ibu, dapat membangun hubungan yang baik dalam pengasuhan
anak, serta terlibat dalam keintiman atau keharmonisan hubungan pola menyusui tripatrit
yaitu antara suami, istri, dan anak. (Mularsih, 2011)
Seorang suami yang terlibat dari pengasuhan akan memberikan pengaruh terhadap
kebahagiaan pernikahannya. Kestabilan itu memunculkan perasaan bahagia walaupun
pernikahannya tersebut telah dijalani hingga puluhan tahun. Secara tidak langsung suami
berperan terhadap kesehatan fisik dan kesehatan psikologis anak. Suami yang terlibat dalam
pengasuhan akan merasa lebih matang secara sosial dan merasa lebih puas dengan kehidupan
mereka. Kehangatan, bimbingan serta pengasuhan yang diberikan oleh ayah memprediksi
kematangan moral, yang disosialisasikan dengan perilaku proposal dan perilaku positif yang
dilakukan baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki (Hidayati et al, 2011)
Pentinganya peran seorang ayah dan ibu dalam keluarga yang intim sangat
berpengaruh pada perkembangan anak. Keluarga yang harmonis ditandai dengan adanya
relasi yang sehat antara anggota keluarga sehingga dapat menjadi sumber hiburan, insiprasi,
dorongan yang menguatkan, dan perlindungan bagi setiap anggotanya (Gunarsa, 2012).
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka peneliti membuat rumusan masalah
Bagaimanakah hubungan keintiman keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif pada balita
usia 0-6 Bulan di Puskesmas Purwodiningrat Jebres Surakarta.
C. Tujuan Penelitian
1. Menambah bukti empiris tentang hubungan keintiman keluarga dengan ASI Ekslusif
pada balita usia 0-6 bulan di Puskesmas Purwodiningrat Jebres Surakarta.