Você está na página 1de 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan merupakan sumber nutrisi tubuh. Tetapi makanan juga bisa menjadi sumber
petaka. Di dalam bahan pangan, baik secara alami maupun kontaminasi mikroba banyak
terdapat senyawa beracun. Selain itu, dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata
mengandung zat-zat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai zat aditif pada makanan,
maupun akibat dari sisa buangan hasil aktivitas manusia (seperti pestisida) yang
terkontaminasi dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang dikonsumsi manusia. Zat-zat
kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel, sehingga kebanyakan kita akan
mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama (Apry Shinsetsu, 2010).

Dampak negatif yang bisa terjadi adalah dapat memicu kanker, kelainan genetik, cacat
bawaan ketika lahir, dan lain-lain. Tidak ada cara untuk menghindar 100% dari bahaya
senyawa-senyawa beracun itu dalam kehidupan kita sehari-hari, yang perlu kita lakukan
adalah meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati ambang batas yang
disarankan (Apry Shinsetsu, 2010).

Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara
yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga dapat menyebabkan gangguan
kesehatan,penyakit, bahkan kematian. Umumnya berbagai bahan kimia yang mempunyai
sifat berbahaya atau bersifat racun, telah diketahui. Namun, tidak demikian halnya dengan
beberapa jenis hewan dan tumbuhan, termasuk beberapa jenis tanaman pangan yang ternyata
dapat mengandung racun alami, walaupun dengan kadar yang sangat rendah (Ririn isnawati,
2012).

Dalam bahan pangan sering kali terdapat senyawa-senyawa kimia yang tidak mempunyai
nutrisi, adanya senyawa-senyawa kimia tersebut selalu dihubungkan dengan sifat-sifat yang
tidak di inginkan dan kadang-kadang beracun sehingga membahayakan kesehatan manusia
yang mengkonsumsinya. Senyawa-senyawa kimia tersebut terdapat dalam bermacam-macam
bentuk, dari garam anorganik yang sederhana sampai ke molekul yang besar dan kompleks.
Bahaya yang ditimbulkan dapat berupa bahaya keracunan yang akut dan dapat menimbulkan
perubahan sifat (Ririn isnawati, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis dan sumber zat racun?
2. Bagaimana proses dan gejala keracunan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis jenis zat racun
2. Untuk mengetahui sumber-sumber zat racun
3. Untuk mengetahui bagai mana proses dan gejala keracunan
Bab 2 (tambahin )

B. Proses dan Gejala Keracunan

Keracunan makanan biasanya terjadi karena masuknya senyawa-senyawa beracun ke


dalam tubuh. Sebagian besar kasus, racun ikut tertelan ke dalam tubuh bersamaan dengan
makanan yang kita konsumsi. Gejala yang timbul biasanya ditandai dengan terganggunya
sistem pencernaan, seperti mual, muntah dan kolik pada saluran pernafasan. Pada jenis
keracunan tertentu, yang di serang adalah sistem syaraf, gejalanya adalah kejang-kejang, otot
tegang. Atau berpengaruh sebaliknya, otot-otot lemas, kurang tenaga (parese) dan lumpuh
(paralysis). Pada tingkat keracunan kronis, penderita akan mengalami tubuh kejang, pingsan
(coma) dan berakhir dengan kematian. Kasus kematian pada keracunan makanan biasanya
karena hambatan pada saluran pernafasan atau hambatan kerja jantung karena fungsi jantung
tidak maksimal, akibat dari senyawa toksik yang ada pada racun bahan pangan (Ririn
isnawati, 2012).

Dapus

http://senyawaberacun.blogspot.co.id/ Apry Shinsetsu

http://yi2ncokiyute.blogspot.co.id/2012/03/racun-dalam-bahan-makanan.html/ririnisnawati

Você também pode gostar