Você está na página 1de 9

RINGKASAN MATA KULIAH

AUDIT MANAJEMEN
AUDIT MANUFACTURING

KELOMPOK 3

I WAYAN WISTA ADYATMA 1415644059 / 16


YANI PRAWINDA EKA SANTI 1415644096 / 22
I MADE ADITYA DWIKURNIA 1415644104 / 26

KELAS D4 - VIID

PROGRAM SARJANA TERAPAN AKUNTANSI MANAJERIAL


POLITEKNIK NEGERI BALI
2017
Audit Manufacturing

A. Pengertian Audit Manufaktur


Audit manufacturing adalah pemeriksaan yang komprehensif dari sebuah proses
untuk menentukan apakah kinerja suatu perusahaan dapat dikatakan memuaskan. Sebuah
audit manufaktur biasanya terbatas pada sebagian kecil dari unit yang di audit
manufacturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas kebujakan yang telah
digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyelenggarakan upaya untuk
mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari pencapaian tujuan
tersebut.
Peran fungsi audit manufacturing dalam perusahaan adalah meningkatkan
kegunaan dari masukan yang berupa tenaga dan keterampilan, bahan dan peralatan, dana
serta informasi menjadi barang atau jasa yang siap dipasarkan oleh perusahaan tersebut
kepada konsumen atau pemakainya. Penentuan maksud dan Tujuan dilaksanakannya audit
didasarkan pada pertimbangan pelaksanaan kegiatan dalam fungsi manufacturing,
terutama untuk memperoleh keyakinan:
1. Ditaatinya atau tidak, ketetapan atau ketentuan dari prosedur yang telah
diberlakukan dalam perusahaan untuk fungsi manufacturing
2. Dicapainya efektifitas dalam pengelolaan kegiatan fungsi manufacturing.
3. Dicapainya efisiensi dalam pengelolaan kegiatan fungsi manufacturing.

Berdasarkan maksud maksud dan tujuan dari pelaksanaan audit manufacturing maka
kemudian ditentukan lingkup audit manajemen yang dilakukan yang dapat berupa:
a. Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan manufacturing perusahaan
yang ditetapkan.
b. Audit mengenai disain sistem manufacturing yang dijalankan, yang mencakup
pemilihan lokasi, pengaturan tata letak, keadaan bangunan sarana penunjang,
teknologi yang digunakan, proses manufacturing yang dijalankan, keadaan mesin
dan peralatan.
c. Audit mengenai penerapan Sistem manufacturing, yang mencakup perencanaan
dan program operasi/produksi, pembelian dan pengadaan bahan, pelaksanaan
manufacturing, persediaan dan pengiriman barang jadi serta pergudangannya,
biaya, serta pemeliharaan peralatan.
1. Ada banyak alasan untuk melakukan audit manufaktur:
Memastikan prosedur mencerminkan praktek nyata (apa yang kita katakan adalah
apa yang kita lakukan).
Temukan ketidakakuratan sehingga mereka dapat dengan cepat dikoreksi.
Mengungkapkan konsistensi dari suatu proses (dari orang ke orang, atau hari ke
hari).
Menunjukkan pendekatan proaktif untuk perbaikan proses dan,
Mendorong berkelanjutan tindakan korektif.
2. Audit manufaktur yang baik memerlukan:
Pengumuman di muka. Manufaktur audit tidak dimaksudkan untuk menangkap
orang yang melakukan sesuatu yang salah. Sebaliknya, selama audit Anda
berharap untuk menangkap orang yang melakukan hal-hal yang benar.
Sebuah skema rating untuk mengklasifikasikan masalah ditemukan. Sebuah
skema rating memungkinkan Anda untuk masalah peringkat untuk
memprioritaskan tindakan perbaikan.
Aksi ketika sebuah masalah ditemukan. Tidak ada yang lebih mengecewakan
daripada menemukan masalah dan melakukan apa-apa tentang hal itu. Idealnya,
karyawan yang bekerja pada proses harus membantu dalam penyelesaian masalah
yang ditemukan. Ini akan meningkatkan kepekaan karyawan terhadap masalah.
Terlatih auditor. Auditor harus mengenal dengan baik wilayah mereka mengamati
dan dengan teknik-teknik audit.
3. Sasaran yang diharapkan adalah:
Tepat jumlah
Tepat mutu
Tepat hasil produksi / operasi
Biaya yang rendah
4. Audit manufacturing melakukan pengujian-2 atas :
Ketaatan atas kebijakan yang telah digariskan dalam bidang operasional
Efisiensi
Efektifitas
5. Audit manufacturing mencakup :
Lingkup fungsi manufacturing
Lingkup fungsi manajemen
6. Lingkup kegiatan audit manufacturing mencakup 3 sisi, antara lain:
Sisi pertama adalah sistem transformasi, yang meliputi, Masukan, berupa:
a. Tenaga dan keahlian
b. Bahan dan peralatan
c. Dana serta informasi
Proses, yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan trasformasi
Keluaran, berupa :
a. Barang atau,
b. Jasa
Sisi kedua adalah fungsi manajemen, yaitu :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengendalian
Sisi ketiga adalah standar kriteria yang digunakan, yaitu:
a. Jumlah
b. Mutu atau spesifikasi
c. Waktu dan biaya serta
d. Data yang tersedia
7. Lingkup audit manajemen:
Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan manufacturing
perusahaan yang ditetapkan
Audit mengenai desain sistem manufacturing yang dijalankan yang mencakup:
a. Pemilihan lokasi
b. Pengaturan tata letak
c. Keadaan bangunan & sarana penunjang
d. Teknologi yang digunakan
e. Proses manufacturing yang dijalankan
f. Keadaan mesin & peralatan
Audit mengenai penerapan sistem manufacturing, yang mencakup:
a. Perencanaan & program operasi / produksi
b. Pembelian & pengadaan bahan
c. Pelaksanaan manufacturing Persediaan & pengiriman barang jadi serta
pergudangannya Biaya, serta
d. Pemeliharaan peralatan
B. Rerangka Kerja Audit Manufacturing
Menurut KW Platt dan MJ Gregori memberikan suatu model/rerangka audit
manufacturing seperti ilustrasi berikut:

WHAT THE MARKET WANTS HOW THE SYSTEM PERFORMS


Features Features
Quality Quality
Delivery Delivery
Flexibility Flexibility
Price Cost

OPPORTUNITIES
AND
THREATS

THE EXISTING MANUFACTURING SYSTEM


Facilities
Capacity
Span of Process
Processes
Human Resources
Quality
Control Policies
Suppliers
New Products

WHAT DO WE NEED TO DO TO IMPROVE ?


THE REVISED MANUFACTURING STRATEGY

C. Ruang Lingkup Audit Manufacturing


Ruang Lingkup Audit Produksi terdiri dari:
1. Perencanaan Produksi (Production Planing) meliputi:
Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedul / MPS)
Bagaimana menerjemahkan ramalan penjualanan (Sales Forecast) dan
jadwal produksi (Production Schedule) sehingga dapat memenuhi
kebutuhan konsumen.
Jadwal produksi optimal yang meminimalkan biaya persediaan dan biaya
set up produksi
Tingkat persediaan yang optimal.
Penilaian atas Idle Capacity
Rencana Produksi bulan yang besangkutan
LOADING = X 100%
Kapasitas Produksi actual / normal
Dengan memperhatikan feasibility study dan rencana jangka panjang maka
dapat dilakukan penilaian atas % idle capacity yang terjadi.
Achivement Rate
Keluaran aktual yang dicapai per-bulan
AR = X 100%
Rencana Produksi yang dibuat sebelum bulan itu
Bagaimana tindakan manajemen dalam melakukan pengendalian dan
penyesuaian terhadap devisi antara rencana produksi dengan actual yang dapat
dicapai.
Faktor eksternal / internal apa yang menyebabkan tidak tercapainya rencana
produksi dan bagaimana manajemen dapat mengendalikan faktor faktor itu.
Inventory Level
Unit stock pada akhir bulan (bulan)
IL =
Produksi bulanan
Bagaimana kebijakan manajemen dalam menentukan tingkat persediaan
sehubungan dengan metode pengendalian persediaan yang harus
mempertimbangkan faktor faktor :
a. Lead time
b. Inventory carrying cost
c. Orderring cost
d. Risiko kekurangan persediaan
e. Safety stock
Perencanaan Line Balancing (Keseimbanagan Lintas Produksi)
Adakah indikasi terjadinya bottleneck dalam lini produksi.
Bagaimana keseimbangan loading operator dan mesin dalam lini produksi.
Tingkat Utilitas Mesin dan Tenaga kerja
Man / machine hour used
TU = X 100%
man / machine hour available
Apa yang menyebabkan tingkat utilitas mesin / orang rendah, apakah kesalahan
terletak pada production schedule atau karena ada trouble mesin dan lain lain.
Follow up Anggaran Produktivitas vs Aktual Biaya Produksi
Bagaimana manajemen menentukan anggaran produksi.
Dimana terjadi penyimpangan (inefisiensi produksi) dan bagaimana
manajemen mengatasinya.
MIS Produksi
Bagaimana Sistem pelaporan (report) pada bagian produksi
Apakah laporan yang ada dapat menggambarkan keadaan yang ada bagian
produksi, sehingga memudahkan pihak manajemen dalam melakukan
pengambilan keputusan
Arus dokumen
Bagian distribusi pelaporan
2. Quality Control
Quality Control terdiri dari:
Tingkat kualiatas Produksi per periode
Faktor apa yang menyebabkan % rate yang tinggi, bagaimana manajemen
melakukan pengendalian atas kualitas produksi.
Sampling Plan
Apakah sampling plan sudah mempertimbangkan risiko produsen, risiko
konsumen dan biaya pemeriksaan
Apakah rejection rate dan servise rate yang tinng disebabkan oleh karena
sampling plan yang buruk.
Penerapan Total Quality Management (TQM)
Apakah perusahaan sudah dapat menerima / menerapkan TQM
Peta Kontrol
Apakah fungsi / kegunaan peta control sebagai alat pengendalian proses dan
alat untuk mengestimasi kemampuandari proses sudah dapat dipahami dan
diterapkan.
Standart Spesifikasi / kualitas produk
Penilaian kewajaran atas batas batas toleransi dan keinginan konsumen
atau spesifikasi produk.
3. Produktivitas dan Efisiensi:
Produktivitas Tenaga Kerja
Efisiensi dan Produktivitas Bahan
4. Metode dan Standar Kerja
Metode dan standart tenaga kerja meliputi:
Waktu Baku (Standart Time)
Sudahkan waktu baku penyelesaian pekerjaan ditetapkan dengan cara atau
metode yang benar yaitu mempunyai tingkat kepercayaan dan ketelitian
yang cukup baik bagi kepentingan penjadwalan produksi, penetapan
kapasitas produksi, penilaian performa system kerja
Sistem Kerja
Bagaimana dengan keadaan lingkunganb (kondisi) tempat kerja yang
dihubungkan dengan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dalam
bekerja.
Standart Operating Procedures (SOP)
Apakah pengaturan kecepatan mesin sudah sesuai dengan kemampuan fisik
yang menjalankan dan sampai sejauh mana operator mentaati SOP tersebut.
5. Maintenance
Maintenance meliputi:
MIS Maintenance
Apakah MIS yang ada sudah dapat menjamin kemungkinan diterapkannya
Preventive Maintenance Policy.
Preventive Maintenance
Apakah perusahaan sudah menjalankan Preventive Maintenance dalam
bentuk apa?
Pedoman Maintenance
Apakah prosedur permintaan kerja pemeliharaan yaitu dalam rangka biaya
dan maintenance time.
Bagaimana dengan availability system produksi yang di dukung oleh
system pemeliharaan.
6. Organisasi Manajemen Produksi
Tujuan / Sasaran Departemen Produksi
Penilaian Struktur Organisasi:
Rentang pengendalian
Tingkat Sentralisasi
Koordinasi dan jalur komunikasi
Tingkat Formalitas
Rasio Administratif
Tingkat Spesialisasi Fungsional
Tingkat Absensi Pegawai
Turn Over Pegawai
7. Plant Lay Out
Beberapa kriteria penilaian terhadap layout yang ada antara lain:
Fleksibilitas Lay Out
Efektifitas dan Efisinsi material flow pattern
Minimum material handing oleh direct labour
Minimum jarak material handling
Minimum frekuensi perpindahan material
Penggunaan ruang yang ekonomis
Pengaturan tata letak gudang yang efisien
Keselamatan dan keamanan kerja.
8. Value Analysis / Value Engineering
Sudah adakah program VE / VA di perusahaan
Bagaimana efektifitasnya dan hambatan hambatan apa yang dihadapi dalam
penerapannya.
Berapa besar biaya yang dapat dihemat.

D. Langkah-langkah audit manufacturing :


a. Merumuskan maksud & tujuan dari dilaksanakannya audit manufacturing.
b. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan.
c. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data & informasi yang bersifat
umum tentang objek audit.
d. Menyusun program & prosedur audit yang akan dilaksanakan.
e. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program & prosedur audit
yang mencakup pengumpulan & pemeriksaan data serta mengadakan wawancara.
f. Mengolah & menganalisis hasil temuan.
g. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting & saran perbaikan.

Você também pode gostar