Você está na página 1de 12

ANALISA KINERJA KEUANGAN DAN PREDIKSI KEBANKRUTAN

BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH


TONY ISWADI
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: tony_iswadi@yahoo.com

Abstract
The theme of the article is the banks and financial institutions. This study aims to assess the financial
performance of existing BPRS in Central Sumatra, and predict the potential for bankruptcy in the BPRS.
The method used to assess financial performance is to assess the performance of Capital, Efficiency, Liquidity
and Profitability in the period of financial statements 2013-2015. While the potential for bankruptcy is done
by using the Altman Z-Score method. The results showed that there were two potentially bankrupt BPRS.

Keywords: Bankruptcy, Bank Syariah, Financial Performance Analysis

PENDAHULUAN Kinerja suatu bank dapat dilihat dan di


Membangun ekonomi Indonesia tidak ukur melalui laporan keuangan. manajemen
bisa dilepaskan dari peranan beberapa pihak bank menggunakan laporan keuangan untuk
antara lain Pemerintah, bank dan lembaga- mempertanggung jawabkan pengelolaan bank
lembaga di sektor keuangan serta para pelaku kepada pemilik, menilai hasil kerja individu
usaha. Salah satu pelaku usaha yang memiliki yang diberi tugas dan tanggungjawab, serta
peran strategis dalam membangun ekonomi menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen
Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil dan bank dalam menentukan perlu tidaknya
Menengah (UMKM). Lembaga keuangan diambil kebijakan baru. Untuk menilai
yang tepat dan strategis untuk melayani jasa kinerja sebuah bank dapat dilakukan dengan
perbankan bagi masyarakat tersebut adalah beberapa cara antara lain dengan menggunakan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) baik yang rasio keuangan. Analisa ratio keuangan ini
beroperasi secara konvensional maupun secara dengan cara menyederhanakan informasi yang
syariah. menggambarkan hubungan antara pos tertentu
Sebagai institusi yang penting peranannya dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini
dalam masyarakat, bank telah menjadi alat kita dapat menilai secara cepat hubungan antara
mediator keuangan yang cukup efektif bagi pos tadi dan dapat membandingkannya dengan
pemerintah dan masyarakat dalam hal lalu rasio lain sehingga kita dapat memperoleh
lintas peredaran uang serta pemberian kredit, informasi dan memberikan penilaian.
oleh karena itu bank harus memiliki kinerja Dengan menggunakan rasio ini dapat
yang baik yang dicapai dari aktivitas usahanya. diketahui kinerja keuangan bank tersebut apakah
86 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

meningkat, tetap atau mengalami penurunan Simpanan (LPS) pada tanggal 22 September
baik dibandingkan antara bank tersebut dengan 2004, yakni berdasarkan Undang-Undang
bank lain atau membandingkan kinerja bank Republik Indonesia Nomor 24 tentang LPS.
tersebut dari tahun ke tahun. Bank yang LPS didirikan sebagai lembaga independen
menunjukan kinerja keuangan yang semakin yang berfungsi untuk menjamin dana deposan
menurun dari waktu kewaktu akan mengalami dan berpartisipasi dalam menjaga stabilitas
masalah keuangan dan apabila masalah keuangan sistem perbankan. LPS beroperasi mulai 22
ini tidak ditindaklanjuti dengan tindakan yang september 2005. LPS menjamin dana deposan
tepat dapat mengakibatkan bank tersebut bukan hanya di Bank Umum saja tapi juga
akan dilikuidasi (ditutup) oleh Otoritas Jasa pada bank mikro atau Bank Perkreditan Rakyat
Keuangan (OJK). (BPR).
Terjadinya likuidasi pada sejumlah bank Selain itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
telah menimbulkan beberapa permasalahan sebagai badan yang dibentuk untuk mengawasi
yang berkaitan dengan stakeholder dan perbankan di Indonesia (penganti Bank
shareholder. Kondisi ini tentu saja membuat Indonesia/ BI) senantiasa mengawasi perbankan
para investor dan kreditur merasa khawatir jika dengan selalu memeriksa kesehatan sebuah
perusahaannya mengalami kesulitan keuangan bank minimal sekali dalam setahun dengan alat
yang bisa mengarah ke kebankrutan. Tingkat ukur yang dikenal dengan CAMEL (Capital,
kekhawatiran investor ini makin bertambah Aset, Manajemen, Earning dan Likuiditas).
dengan munculnya Peraturan Pemerintah Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan OJK
Pengganti Undang-Undang (Perpu) nomor 1 terjadi penurunan tingkat kesehatan sebuah
tahun 1998 yang mengatur kepailitan. Menurut bank maka segera dapat diambil berbagai
Perpu tersebut perusahaan yang terkena default kebijakan sehingga diharapkan bank-bank
(gagal bayar) dapat dinyatakan bankrut oleh tersebut tidak mengalami penurunan kesehatan
dua debitur saja. Hal ini sebenarnya tidak yang lebih lanjut dan terhindar dari likuidasi.
akan menimbulkan masalah yang lebih besar Tapi kenyataan yang ada tidak berjalan
jika proses likuidasi pada sebuah lembaga mulus karena tetap ada bank yang akhirnya
perbankan dapat diprediksi lebih dini sehingga dilikuidasi. Dari tahun 2006 sampai tahun
dapat dihindari terjadinya masalah yang 2014 terdapat 63 BPR/BPRS yang dilikuidasi
berkaitan dengan nasabah, pemilik maupun oleh Bank Indonesia (BI)/ Otoritas Jasa
karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya. Keuangan (OJK) dimana 61 diantaranya BPR
Untuk mengatasi situasi ini dan (96,67 %) dan hanya 2 (dua) BPRS yang
menanamkan rasa aman di kalangan deposan dilikuidasi oleh Bank Indonesia (3,33 %).
dalam sistem perbankan dan memastikan Tabel 1. Daftar BPR/BPRS yang dilikuidasi (tutup)
Bank Indonesia 2006-2014
sistem perbankan stabil, maka pemerintah
kemudian mendirikan Lembaga Penjamin No Jenis Jumlah
1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 58 (Lima puluh delapan)
Analisa Kinerja Keuangan (Tony Iswadi) 87

2
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
2 (Dua)
Khusus OJK. BPRS-BPRS ini tidak tertutup
(BPRS)
Jumlah BPR/BPRS yang ditutup 60 (Enam puluh) kemungkinan untuk dilikuidasi atau dicabut
Sumber: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)/data diolah izin usahanya jika dalam waktu yang ditentukan
tidak mampu menyehatkan dirinya.
Tapi sejak tahun 2015 sampai akhir April
2016 terdapat 8 BPRS yang dilikuidasi oleh Pencabutan izin usaha (Likuidasi) BPRS
OJK dimana dua diantaranya (25 %) adalah yang terjadi saat ini sangat merisaukan
BPRS. Tahun 2015 terdapat 3 BPR/BPRS kalangan perbankan syariah. Perbankan Syariah
yang dilikuidasi dimana satu diantaranya (33 termasuk BPRS yang tadinya dianggap aman
%) adalah BPRS yakni BPRS Hidayah Jakarta dan kecil kemungkinan ditutup ternyata
yang berada di Jakarta Barat. Sedangkan tahun mulai mengalami hal yang sama seperti BPR.
2016 ini sampai akhir April 2016 sudah Untuk itu diperlukan sebuah model sistem
terdapat 5 BPR/BPRS yang di likuidasi oleh peringatan dini (early warning system) yang
OJK dimana 1 (satu) diantaranya (20%) mengantisipasi kebankrutan sebuah bank.
adalah BPRS yakni PT. BPRS Al Hidayah Dengan adanya deteksi lebih awal kondisi
yang berlokasi di Pasuruan Jawa Timur seperti perbankan, maka kesulitan keuangan sebuah
terlihat dalam tabel 2. BPR dapat diantisipasi sebelum mencapai krisis
yang ber akibat pada kebankrutan BPR tersebut.
Tabel 2. Daftar BPR yang dilikuidasi (tutup) Bank
Indonesia tahun 2015 2016 Penelitian ini akan mencoba membahas
Saat tentang kinerja keuangan Bank Pembiayaan
Nama Bank di Likuidasi Kota/Propinsi
Likuidasi
Dilikuidasi tahun 2016
Rakyat Syariah dan mendeteksi kemungkinan
1 PT BPR Kuda Mas 29 April 2016 Sidoarjo, Jawa Timur kebankrutan Bank Pembiayaan Rakyat
2 PT. BPRS Al Hidayah 25 April 2016 Pasuruan, Jawa Timur
PT. BPR Dana Niaga
Syariah yang ada di Sumatera bagian tengah.
3 13 April 2016 Makassar, Sulsel
Mandiri
Berdasarkan uraian di latar belakang masalah
PT. BPR Mitra Bunda
4 22 Jan 2016 Pessel, Sumatera Barat
Mandiri maka rumusan masalah dalam penelitian ini
PT. BPR Agra Arthaka Gunung Kidul,
5 14 Jan 2016 adalah sebagai berikut:
Mulya Yokyakarta
Dilikuidasi tahun 2015
PT. BPR Cita Makmur
1. Bagaimana kinerja keuangan bank
1 18 Dec 2015 Banten
Lestari pembiayaan rakyat syariah syariah yang ada
2 PT. BPR Carano Nagari 10 Juli 2015 Tanah Datar, Sumbar
3 PT. BPRS Hidayah Jakarta 19 Juni 2015 Cengkareng, Jakarta di wilayah Sumatera Bagian Tengah saat ini.
Sumber : Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)/data diolah 2. Bagaimana potensi kebankrutan bank
Dari data diatas dapat dilihat bahwa dalam pembiayaan rakyat syariah yang ada di
2 tahun terakhir perkembangan BPRS cukup wilayah Sumatera Bagian Tengah.
mengkhawatirkan, ini bisa dilihat dari data
LANDASAN TEORI
tersebut setiap tahun terdapat BPRS yang
ditutup. Tidak tertutup kemungkinan saat Laporan keuangan menurut Riyanto
ini terdapat beberapa BPRS yang kondisinya (2001:251) memberikan ikhtisar mengenai
mengkhawatirkan dan berada dalam pengawasan keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana
88 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu
modal sendiri pada suatu periode tertentu, perusahaan selam periode tertentu (Munawir,
dan laporan laba rugi mencerminkan hasil- 2000). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah
hasil yang dicapai selama periode tertentu melaporkan kemampuan riil perusahaan
biasanya meliputi periode satu tahun. Dengan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan
menghubungkan elemen-elemen dari berbagai laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa
aktiva satu dengan lainnya, elemen-elemen yang menonjolkan berbagai unsur kinerja
dari berbagai pasiva satu dengan lainnya serta keuangan yang diperlukan bagi keuangan yang
menghubungkan elemen-elemen dari aktiva diperlukan bagi penyajian secara wajar.
dan pasiva dalam neraca pada suatu periode
Laporan perubahan ekuitas
tertentu akan dapat diperoleh gambaran
mengenai keadaan kinerja keuangan suatu Laporan perubahan ekuitas menggambarkan
perusahaan. peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau
kekayaan selama periode yang bersangkutan.
Menurut PSAK No. 1, tujuan laporan
keuangan secara umum adalah untuk Laporan arus kas
memberikan informasi tentang posisi Laporan arus kas dapat memberikan
keuangan, kinerja dan arus kas, perusahaan informasi yang memungkinkan para pemakai
yang bermanfaat bagi sebagian besar untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva
kalangan pengguna laporan dalam rangka bersih perusahaan struktur keuangan (termasuk
membuat keputusan-keputusan ekonomi likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
serta menunjukkan pertanggung-jawaban untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus
(stewardship) manajemen atas penggunaan kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan
sumber-sumber daya yang dipercayakan keadaan dan peluang (IAI, 2004). Informasi
kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan arus kas berguna untuk menilai kemampuan
tersebut. Laporan keuangan yang lengkap perusahaan dalam menghasilkan kas dan
terdiri dari komponen-komponen berikut: setara kas dan memungkinkan para pemakai
Neraca (Laporan Posisi Keuangan) mengembankan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas
Neraca perusahaan disajikan sedemikian
masa depan (Future cash flow) dari berbagai
rupa yang menggambarkan posisi keuangan
perusahaan.
suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya
adalah menunjukkan keadaan keuangan pada Catatan atas laporan keuangan
tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Catatan atas laporan keuangan harus
Laporan laba rugi disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
Laporan laba rugi merupakan suatu
harus berkaitan dengan informasi yang terdapat
laporan yang sistematis mengenai penghasilan,
Analisa Kinerja Keuangan (Tony Iswadi) 89

catatan atas laporan keuangan. Catatan atas b. Sebagai alat forecasting menenai kondisi
laporan keuangan mengungkapkan (IAI, 2004): dan kinerja keuangan di masa datang
a. Informasi tentang dasar penyusunan c. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-
laporan keuangan dan kebijankan akuntansi masalah manajemen, operasi atau masalah
yang di pilih dan diterapkan terhadap lainnya.
peristiwa dan transaksi yang penting d. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
b. Informasi yang diwajibkan dalam
Teknik analisis laporan keuangan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dikategorikan menjadi dua metode, yaitu
tetapi tidak disajikan di neraca, laporan (Prastowo, 2002):
laba rugi, laporan arus kas, dan laporan
1. Metode analisis horizontal, Metode ini
perubahan ekuitas
terdiri dari 4 analisis, yakni Analisis
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan komperatif (comparative financial statement
dalam laporan keuangan tetapi diperlukan analysis), Analisis trend, Analisis arus kas
dalam rangka penyajian secar wajar. (cash flow analysis) dan analisis perubahan
Menurut Leopold A. Bernstein, analisis laba kotor (gross profit analysis).
laporan keuangan merupakan suatu proses yang 2. Metode analisis vertikal, Metode ini terdiri
penuh pertimbangan dalam rangka membantu dari 3 analisis, yakni analisis Common Size,
mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi analisis impas (break event) dan analisis
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, rasio.
dengan tujuan untuk menentukan estimasi
Penilaian Kinerja Keuangan Perbankan
dan prediksi yang paling mungkin mengenai
kondisi dan kinerja perusahaan pada masa Untuk menilai kinerja perbankan
mendatang (Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, umumnya digunakan lima aspek penilaian,
2002). yaitu: 1) Capital (permodalan); 2) Assets
(Kualitas Aset Produktif ), 3) Management;
Analisis laporan keuangan mencakup
/KAP), 4) Earnings (profitabilitas); dan 5)
pengaplikasikan berbagai alat dan tehnik
Liquidity. Kelima aspek yang digunakan
analisis pada laporan dan data keuangan dalam
biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut
rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran
kecuali aspek manajemen menggunakan rasio
dan hubungan-hubungan yang berarti dan
keuangan.
berguna dalam proses pengambilan keputusan
(Prastowo dan Julianty, 2002). Tujuan analisis Analisis yang akan penulis lakukan
laporan keuangan sendiri menurut Prastowo dalam penelitian ini adalah analisis dari sisi
dan Juliaty (2002) antara lain: permodalan bank, analisis dari sisi efisiensi
bank, analisis dari sisi earning (profitabilitas)
a. Sebagai alat screening awal dalam memilih
serta analisis dari sisi likuiditas.
alternatif investasi atau merger
90 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

1. Capital (Permodalan) 3. Likuiditas


Pada aspek permodalan ini yang dinilai Suatu bank dikatakan likuid apabila
adalah permodalan yang di dasarkan kepada bank bersangkutan dapat memenuhi semua
kewajiban penyediaan modal minimum kewajibannya yang jatuh tempo, dapat membayar
bank. Penilaian tersebut di dasarkan kepada kembali semua dana pihak ketiga, serta dapat
CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu dengan memenuhi permintaan kredit yang diajukan
membandingkan modal terhadap Aktiva tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). CAR ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan
(Capital Adequancy Ratio) CAR adalah rasio bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
yang memperlihatkan seberapa besar jumlah tersebut. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas
seluruh aktiva bank yang mengandung resiko yang digunakan adalah Current Ratio (CR)
(pembiayaan, penyertaan, surat berharga, 4. Earning (profitabilitas)
tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat
modal sendiri disamping memperoleh dana- adalah kemampuan bank dalam meningkatkan
dana dari sumber-sumber diluar bank. laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Penilaian
1. Capital (Permodalan) dalam unsur ini yaitu Rasio laba terhadap total
asset (ROA). Rasio ROA digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank
2. Efisiensi dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
Rasio yang sering digunakan dalam keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
mrengukur efisiensi diperbankan adalah semakin besar pula tingkat keuntungan yang
BOPO. Rasio efisiensi ini digunakan untuk dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
mengukur kemampuan manajemen bank posisi bank tersebut dari segi penggunaan
dalam mengendalikan biaya operasional asset. Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA/
terhadap pendapatan operasional. Semakin Earning). Rumusnya adalah:
kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu Kebankrutan (bankruptcy) biasanya
bank dalam kondisi bermasalah semakin diartikan sebagai kegagalan perusahaan
kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan dalam menjalankan operasi perusahaan
penjumlahan dari total beban bunga dan untuk menghasilkan laba (Supardi, 2003:79).
total beban operasional lainnya. Pendapatan Sedangkan menurut Undang-Undang No.
operasional adalah penjumlahan dari total 4 tahun 1998 adalah dimana suatu institusi
pendapatan bunga dan total pendapatan dinyatakan oleh keputusan pengadilan bila
operasional lainnya. debitur memiliki dua atau lebih kreditur
dan tidak membayar sedikitnya satu hutang
Analisa Kinerja Keuangan (Tony Iswadi) 91

yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. dasarnya merupakan salah satu rasio likuiditas
Kebankrutan sering juga disebut likuidasi yang mengatur kemampuan perusahaan
perusahaan atau penutupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
ataupun insolvibilitas. Jika dikaitkan dengan indikator-indikator
Menurut Hanafi (2003:264) kebankrutan kebankrutan tersebut di atas, maka indikator
yang terjadi sebenarnya dapat diprediksi dengan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
melihat beberapa indikator-indikator, yaitu : adanya masalah pada tingkat likuiditas
1) Analisis aliran kas untuk saat ini atau masa perusahaan adalah indikator-indikator internal
mendatang. seperti, ketidakcukupan kas, utang dagang
membengkak, utilisasi modal (harta kekayaan)
2) Analisis strategi perusahaan
menurun, penambahan utang yang tidak
3) Struktur biaya relatif terhadap pesaingnya.
terkendali.
4) Kualitas manajemen.
2) Retained Earning/Total Assets
5) K e m a m p u a n m a n a j e m e n d a l a m
Menurut Mulyono (1994) retained
mengendalikan biaya.
earning/total assets rasio profitabilitas yang
Penerapan analisis rasio keuangan masih dapat mendeteksi kemampuan perusahaan
terbatas karena dilakukan secara terpisah, dalam menghasilkan keuntungan, yang
artinya setiap rasio diuji secara terpisah. ditinjau dari kemampuan perusahaan
Untuk mengatasi keterbatasan analisa rasio dalam mendapatkan laba dibandingkan
tersebut, Altman telah mengkombinasikan dengan kecepatan perputaran operating assets
beberapa rasio menjadi model prediksi dengan sebagai ukuran efisiensi usaha. Rasio ini
teknik statistik yaitu analisis diskriminan yang mengatur akumulasi laba selama perusahaan
digunakan untuk memprediksi kabankrutan beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh
perusahaan dengan metode Altman Z-Score. terhadap rasio tersebut karena semakin lama
Z-Score adalah skor yang ditentukan dari perusahaan beroperasi memungkinkan untuk
hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan memperlancar akumulasi laba ditahan
yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan 3) Earning Before Interest and Tax/Total
kebankrutan perusahaan (Supardi, 2003:73). Assets
Rasio-rasio keuangan yang digunakan Rasio Earning Before Interest and Tax
untuk menilai kebankrutan bank dengan di sini adalah operating income. Rasio ini
metode Altman ini ada lima yaitu: merupakan kontributor terbesar dari model
tersebut. Beberapa indikator yang dapat
1) Working Capital/Total Assets
kita gunakan dalam mendeteksi adanya
Modal kerja yang di sini dimaksud adalah
masalah pada kemampuan profitabilitas
selisih antara aktiva lancar (current assets)
perusahaan diantaranya adalah, piutang
dengan hutang lancar (current liabilities).
dagang meningkat, rugi terus-menerus dalam
Menurut Supardi (2003:81) rasio ini pada
92 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

beberapa kwartal, persediaan meningkat, kinerja keuangan BPRS tersebut diatas dengan
penjualan menurun, terlambatnya hasil menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
penagihan piutang, kredibilitas perusahaan melakukan analisis permodalan:
berkurang serta kesediaan memberi kredit a. Capital (Permodalan)
pada konsumen yang tak dapat membayar Total Modal
CAR = 100%
pada waktu yang telah ditetapkan. Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

4) Market Value Equity/Book Value of Debt Efisiensi


Biaya Operasional
Modal yang dimaksud di sini adalah BOPO =
Pendapatan Operasional
100%

gabungan nilai pasar dari modal biasa dan b. Likuiditas


saham preferen, sedangkan hutang mencakup Pembiayaan yang Diberikan
FDR = 100%
hutang lancar dan hutang jangka panjang. Dana Pihak Ketiga

5) Sales/Total Assets c. Profitabilitas


Laba Sebelum Pajak
Menurut M. Akhyar Adnan (2001:190) ROA = 100%
Total Aktiva
rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi
Metode Altman Z-Score dengan formulasi
kemampuan dana perusahaan yang tertanam
sebagai berikut
dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam
satu periode tertentu. Rasio ini mengukur Z-Score = 1,2 WC/TA + 1,4 RE/TA + 3,3
EBIT/TA + 0,6 MVE/BVD + 1,0 S/TA
kemampuan manajemen dalam menggunakan Keterangan:
aktiva untuk menghasilkan penjualan. Sales WC/TA :Working Capital to Total Assets:
yang dipakai pada perusahaan perbankan perbandingan antara modal kerja
adalah revenue. (bersih) dan total aktiva.
RE/TA : Retained Earning to Total Assets:
perbandingan antara saldo laba dan
METODOLOGI PENELITIAN total aktiva
Sumber data yang digunakan dalam EBIT/TA :Earning Before Interest and Tax to
penelitian ini adalah data sekunder. Jenis Total Assets: perbandingan antara
laba sebelum biaya bunga dan pajak
data yang digunakan adalah data kuantitatif, dengan total aktiva.
yaitu data yang diukur dalam suatu skala BVE/BVD : Book Value Equity to Book Value of
numerik (angka). Dalam penelitian ini, penulis Debt: perbandingan antara nilai buku
menggunakan data sekunder berupa laporan ekuitas dan nilai buku utang.
S/TA : Sales to Total Assets: perbandingan
keuangan Tahunan Bank Pembiayaan Rakyat antara penjualan dan total aktiva.
Syariah (BPRS) yang ada di Sumatera Bagian
Tengah. Di Sumatera Bagian Tengah (Sumbar, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Riau, Kepulauan Riau dan Jambi) sendiri Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
sampai akhir 2015 terdapat 10 BPRS dan adalah bank skala mikro yang beroperasi
semuanya akan dijadikan objek penelitian ini. berdasarkan prinsip syariah. Objek penelitian
Alat analisis yang digunakan dalam menganalisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisa Kinerja Keuangan (Tony Iswadi) 93

BPRS yang ada di sumatera bagian tengah sehat baik dari internal maupun eksternal.
periode penelitian 2013-2015. Peningkatan rasio permodalan dapat dilakukan
Tabel 3. Daftar Bank Pembiayaan Syariah di Sumatera dengan mencari Investor yang akan menyuntik
Bagian Tengah modal baru atau meminta tambahan modal
Bank Lokasi disetor pada para pemegang saham.
BPRS Gajah Tongga Sawah Lunto, Sumatera Barat
BPRS Mentari Pasaman Saiyo Pasaman, Sumatera Barat
Analisis Efisiensi
BPRS Haji Miskin Tanah Datar, Sumatera Barat
BPRS Carana Kiat Andalas Bukit Tinggi, Sumatera Barat Untuk mengetahui tingkat efisiensi BPRS,
BPRS Barakah Nawaitul Ikhlas Kota Solok, Sumatera Barat
BPRS Al Makmur 50 Kota, Sumatera Barat
variabel yang digunakan adalah BOPO (Beban
BPRS Ampek Angkek Canduang Bukit Tinggi, Sumatera Barat Operasional dibagi Pendapatan Operasional).
BPRS Vitka Kota Batam, Kepulauan Riau
BPRS Berkah Kampar, Riau Berikut adalah hasil analisisnya:
BPRS Hasanah Pekan Baru, Riau
Tabel 5. Tingkat BOPO BPRS di Sumatera Bagian Tengah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan No Bank 2013 2014 2015
untuk melihat kinerja keuangan BPRS dengan 1. BPRS Gajah Tongga Sehat Sehat Tidak Sehat
BPRS Mentari Pasaman
menggunakan analisis CAMEL, maka dapat 2. Sehat Sehat Sehat
Saiyo
3. BPRS Haji Miskin Sehat Sehat Sehat
dirangkum dalam tabel-tabel dibawah ini: 4. BPRS Carana Kiat Andalas Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat
BPRS Barakah Nawaitul Kurang
5. Sehat Sehat
Analisis Permodalan (Capital) Ikhlas Sehat
6. BPRS Al Makmur Sehat Sehat Sehat
Tabel 4. Tingkat CAR BPRS di Sumatera Bagian 7. BPRS Ampek Angkek C. Sehat Sehat Sehat
Tengah 8. BPRS Vitka Sehat Sehat Tidak Sehat
Cukup
9. BPRS Berkah Tidak Sehat Tidak Sehat
No Bank 2013 2014 2015 Sehat
1. BPRS Gajah Tongga Sehat Sehat Sehat 10. BPRS Hasanah Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat
BPRS Mentari Pasaman Sumber: Laporan keuangan tahunan (data diolah)
2. Sehat Sehat Sehat
Saiyo
3. BPRS Haji Miskin Sehat Sehat Sehat
4. BPRS Carana Kiat Andalas Tidak Sehat Tidak sehat Tidak Sehat Dari tabel 5 diatas dapat dilihat sebahagian
BPRS Barakah Nawaitul
5.
Ikhlas
Sehat Sehat Sehat BPRS berada dalam keadaan sehat dan
6. BPRS Al Makmur Sehat Sehat Sehat sebahagian lagi berada dalam keadaan yang
7. BPRS Ampek Angkek C. Sehat Sehat Sehat
8. BPRS Vitka Sehat Sehat Sehat mengkhawatirkan (selain sehat).
9. BPRS Berkah Sehat Sehat Sehat
10. BPRS Hasanah Sehat Sehat Sehat
Dari data diatas hanya 4 BPRS yang selalu
Sumber: Laporan keuangan tahunan (data diolah) sehat dari pengelolaanya (efisiensi) yakni BPRS
Mentari Pasaman Saiyo, BPRS Haji Miskin,
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat dari 10
BPRS Al Makmur dan BPRS Ampek Angkek
BPRS yang ada di Sumatera Bagian Tengah
Candung , khusus BPRS Ampek Angkek
hanya BPRS Carana Kiat Andalas yang
Candung dari tahun ketahun walaupun berada
memiliki rasio permodalan di bawah 8 % dan
dalam keadaan sehat tapi tingkat kesehatan
masuk kategori tidak sehat selama tahun 2013
efisiensinya semakin menurun dan tahun
- 2015. Artinya di tahun tahun mendatang,
2015 sudah mencapai 92,55% yang hampir
BPRS Carana Kiat Andalas harus menaikkan
mendekati batas minimal sehat yakni 93,25%.
rasio permodalan agar berada dalam kategori
94 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

BPRS Barakah Nawaitul Ikhlas (BPRS Analisa Likuiditas (Liquidity)


BNI) dan BPRS Berkah memperlihatkan Untuk menganalisis kinerja likuiditas
perkembangan yang menggembirakan, BPRS BPRS, maka analisis yang digunakan adalah
BNI tahun 2013 masih berada dalam keadaan analisi rasio Financing to Deposit Ratio (FDR).
kurang sehat tapi tahun 2014 dan 2015 berada Tabel 6. Tingkat FDR BPRS di Sumatera Bagian Tengah
dalam keadaan sehat dengan tingkat kesehatan No Bank 2013 2014 2015
yang semakin baik dari tahun ketahun. 1. BPRS Gajah Tongga Sehat Sehat Sehat
BPRS Mentari Pasaman
Sedangkan BPRS Berkah tahun 2013 berada 2. Sehat Sehat Sehat
Saiyo
Kurang
dalam keadaan tidak sehat dan 2014 juga 3. BPRS Haji Miskin Sehat
Sehat
Sehat

berada dalam keadaan tidak sehat tapi sudah Kurang


4. BPRS Carana Kiat Andalas Sehat Sehat
Sehat
mengalami perbaikan dibanding tahun 2013. 5.
BPRS Barakah Nawaitul
Sehat Sehat Sehat
Ikhlas
Tahun 2015 BPRS ini berada dalam keadaan 6. BPRS Al Makmur Sehat Sehat Sehat
cukup sehat yang artinya mengalami perbaikan 7. BPRS Ampek Angkek C. Sehat Sehat Sehat
Kurang
8. BPRS Vitka Sehat Sehat
dibanding tahun sebelumnya. Sehat
9. BPRS Berkah Sehat Sehat Sehat
BPRS Gajah Tongga justru memperlihat 10. BPRS Hasanah Sehat Sehat Sehat

hal yang berbeda, dimana setiap tahun tingkat Sumber: Laporan keuangan tahunan (data diolah)
kesehatannya semakin merosot. Ditahun 2013
Dari tabel diatas dapat dilihat hampir
dan 2014 berada dalam keaadaan sehat dengan
semua BPRS di Sumatera Barat dari sisi FDR
BOPO 82,23% dan 86,74% sedangkan tahun
berada dalam keadaan Likuid dan berada jauh
2015 berada dalam keadaan tidak sehat dengan
di bawah batas maksimal yang dikatakan sehat
BOPO 96,30%.
oleh BI yakni < 110 %. Tahun 2013 hanya
BPRS Carana Kiat Andalas (BPRS CKA), BPRS Carana Kiat Andalas yang berada dalam
BPRS Vitka dan BPRS Hasanah umumnya keadaan kurang sehat, tahun 2014 BPRS Haji
dari sisi BOPO berada dalam keadaan tidak Miskin berada dalam keadaan kurang sehat
sehat. BPRS CKA sepanjang tahun yang sedangkan tahun 2015 BPRS Vitka berada
dianalisa selalu berada dalam keadaan tidak dalam keadaan kurang sehat. Jadi dapat
sehat dengan BOPO yang mengkhawatirkan disimpulkan semua BPRS yang ada diyakini
melebihi 120 %, sedangkan BPRS Vitka akan dapat memenuhi semua kewajiban jangka
berada tahun 2013 dan tahun 2014 sudah pendeknya.
mendekati batas sehat dan tahun 2015 ini
menjadi tidak sehat dengan BOPO 101%. Analisa Profitabilitas (Earning)
Sementara itu BPRS Hasanah justru semakin a. Analisa Return on Aset (ROA)
tahun semakin mengkhawatirkan tingkat Tabel 7. Tingkat ROA BPRS di Sumatera Bagian Tengah
efisiensinya dan selalu berada dalam keadaan No Bank 2013 2014 2015
tidak sehat. 1. BPRS Gajah Tongga Sehat Sehat Cukup Sehat
BPRS Mentari Pasaman
2. Sehat Sehat Sehat
Saiyo
Analisa Kinerja Keuangan (Tony Iswadi) 95

3. BPRS Haji Miskin Sehat Sehat Sehat Saiyo dan PT. BPRS Al-Makmur berada dalam
BPRS Carana Kiat keadaan sehat dengan ROA yang jauh dari
4. Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat
Andalas

5.
BPRS Barakah Nawaitul Kurang
Sehat Sehat
batas minimal yang ditetapkan oleh BI yang
Ikhlas Sehat
6. BPRS Al Makmur Sehat Sehat Sehat
dikatakan sehat yakni > 1,215 %.
7. BPRS Ampek Angkek C. Sehat Sehat Cukup Sehat
Prediksi Kebankrutan BPRS
8. BPRS Vitka Sehat Sehat Tidak Sehat
Kurang Kurang Rasio-rasio yang digunakan sebagai alat
9. BPRS Berkah Tidak Sehat
Sehat Sehat
analisis adalah dalam penelitian ini adalah
10. BPRS Hasanah Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat
adalah working capital/total assets (X1), retained
Sumber : Laporan keuangan tahunan (data diolah)
earnings/total asssets (X2), earning before interest
Dari tabel diatas dapat dilihat tidak semua and tax/total assets (X3), dari book value of equity/
BPRS di Sumatera Barat dari sisi ROA berada book value of debt (X4) dan sales/total assets (X5).
dalam keadaan sehat sepanjang tahun yang Dari hasil perhitungan rasio-rasio tersebut
dilakukan analisa. Dari 10 BPRS yang ada dengan menggunakan metode Z-score dapat
diwilayah Sumatera Bagian Tengah hanya PT. dilihat dalam tabel 8 sebagai berikut:
BPRS Haji Miskin, BPRS Mentari Pasaman
Tabel 8. Score Tahun 2015
Nama BPRS X1 X2 X3 X4 X5 Z Score Ket
BPRS Gajah Tongga 0,8200 0,0289 0,0069 0,0352 0,1902 12,586 Grey area
BPRS Mentari Pasaman Saiyo 0,9456 0,0118 0,0261 0,1338 0,1942 15,117 Grey area
BPRS Haji Miskin 0,9678 0,0153 0,0210 0,1515 0,1743 15,173 Grey area
BPRS Carana Kiat Andalas 0,3042 -0,1334 -0,0353 0,0365 0,1747 0,2586 Berpotensi Bankrut
BPRS Barakah Nawaitul Ikhlas 0,9462 0,0196 0,0372 0,2087 0,2114 15,674 Grey area
BPRS Al Makmur 0,8835 0,0162 0,0132 0,0806 0,1594 13,342 Grey area
BPRS Ampek Angkek Canduang 0,8343 0,0156 0,0104 0,0982 0,1503 12,663 Grey area
BPRS Vitka 0,9792 0,0097 -0,0023 0,0596 0,1988 14,155 Grey area
BPRS Berkah 0,9456 -0,1074 0,0114 0,0884 0,1655 12,407 Grey area
BPRS Hasanah 0,7407 -0,0475 -0,0270 0,2049 0,2089 10,649 Berpotensi Bankrut
Sumber : Laporan Keuangan Audit dan www.go.bi.id (data di olah)

Dengan melihat hasil Z-score untuk tahun nilai antara 1,1 sampai dengan 2,6 yaitu
2015 di atas ada dua BPRS yang berada dalam suatu area dalam perhitungan Z-score dimana
kondisi berpotensi bankrut menurut Altman perusahaan memiliki resiko kesulitan keuangan
Z-score ditandai dengan nilai hasilnya yang yang dapat menjurus pada kebankrutan jika
berada di bawah skor 1,1 yakni PT. BPRS tidak dilakukan perbaikan kinerja perusahaan
Carana Kiat Andalas, BPRS Hasanah. Untuk
KESIMPULAN
mengatasi potensi kebankrutan maka salah
Berdasarkan pembahasan dan analisis
satu upaya yang dilakukan PT BPRS Carana
tentang kinerja keuangan dan prediksi
Kiat Andalas melakukan efisiensi besar-besar
kebankrutan BPRS Sumatera Bagian Tengah,
dengan cara memangkas biaya-biaya yang
maka disimpulkan:
masuk katagori waste atau boros. Sedangkan
BPRS yang lain berada di grey area dengan
96 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

Secara umum kinerja Keuangan DAFTAR PUSTAKA


a. Dari Sisi permodalan secara umum BPRS Akhyar, Muhammad Adnan. (2010). Analisis
di Sumatera Bagian Tengah berada dalam Tingkat Kesehatan Perusahaan Untuk
keadaan sehat kecuali PT. BPRS Carana Memprediksi Potensi Kebankrutan dengan
Kiat Andalas. Pendekatan Altman, JAAI, 4 (2).
b. Dari sisi Efisiensi hanya empat BPRS yang Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
dikelola secara efisien sepanjang tahun Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
yang diteliti dan berada dalam kategori Jakarta: Rineka Cipta.
sehat sedangkan sebagian lagi (6 BPRS) Halim, Abdul. (2010). Analisis Investasi.
mengalami fluktuasi efisensi. Jakarta: Salemba Empat.
c. Dari sisi likuiditas hampir semua BPRS Hanafi, Hamduh M. & H. Abdul. (2006).
yang dianalisa berada dalam keadaan Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta:
likuid dan diyakini mampu memenuhi UPP-AMP YKPN.
kewajiban jangka pendeknya (hanya 1
Husnan, Suad. (2010). Dasar-dasar Teori
BPRS) setiap tahun yang berada dalam
Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:
keadaan kurang sehat.
UPP AMP YKPI.
d. Dari sisi Profitabilitas (menghasilkan laba)
Kasmir. (1999). Bank dan Lembaga Keuangan
hanya ada 3 BPRS yang selama tahun
Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
dianalisa selalu mampu menghasilkan laba
yang sehat sedangkan yang lain ada yang Muljono, Teguh Pudjo. Aplikasi Akuntansi
cukup sehat dan malah terdapat beberapa Manajemen dalam Praktek Perbankan.
BPRS yang berada dalam keadaan merugi Yogyakarta: BPFE.
sepanjang tahun yang dianalisa. Muslich, Mohammad. (2009). Manajemen
Dari Prediksi Kebankrutan didapat hasil Keuangan Modern (Analisis, Perencanaan,
sebagai berikut : dan Kebijaksanaan). Jakarta: Bumi Aksara.
a. Tidak ada BPRS di wilaayah Sumatera Setyorini dan Abdul Halim. (1999). Studi
Bagian Tengah yang berada dalam Zone Potensi Kebankrutan Perusahaan Publik
Hijau (Kategori aman) Scorenya > 2,6 di Bursa Efek Jakarta Tahun 1996-1998.
b. Terdapat 8 BPRS yang berada dalam Grey Simposium Nasional Akuntansi II.
Area (1,1 < Z Score < 2,6). Malang: Universitas Brawijaya.
c. Terdapat 2 BPRS yakni PT. BPRS Carana
Supardi & S. Mastuti. 2008. Validitas
Kiat Andalas dan PT. BPRS Berkah berada
Penggunaan Z-Score Altman Untuk
dalam Berpotensi Bankrut karena Z
Menilai Kebankrutan Pada Perusahaan
Scorenya < 1,1
Perbankan Go Publik di Bursa Efek
Jakarta. Kompak, 7.

Você também pode gostar