Você está na página 1de 1

Menurut analisa kelompok kami, bahwa putusan diatas telah sesuai dengan teori

yang ada, dimana hakim dalam memutuskan perkara diatas sesuai dengan
unsur-unsur dalam pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP);
(1) Orang
(2)
Alasan pemaaf pada kasus ini berupa kompromi, Psikopat, atau pelaku
mengalami gangguan jiwa.

Apa yang menjadi putusan hakim tersebut telah memenuhi syarat-syarat


penghapus Pidana yakni:
Penghapus Pidana dalam diri pelaku :
Dalam pasal 44 termasuk alasan pemaaf. Yaitu tidak mampu bertanggung jawab
yang memiliki syarat-syarat, yakni:
1. Dalam hal ia tidak ada kebebasan untuk memilih antara berbuat dan tidak
berbuat mengenai apa yang dilarang atau diperintahkan Undang-Undang.
Menurut analisis kami Pupun bin Sanusi (Terdakwa) memiliki penyakit
kejiwaan yakni Skizofrenia jenis Paranoid. Pada saat penyakitnya
kambuh. Dan melihat ibunya didapur terlihat seperti musuhnya saat di
Kalimantan seperti Edi sehingga ia hanya berfikir untuk membalaskan
dendam kepada Edi, lalu pada saat itu juga ia langsung membunuh dan
memutilasi korban yakni ibunya.
2. Dalam hal ia ada dalam suatu keadaan yang sedemikian rupa, sehingga
tidak dapat menginsyafi bahwa perbuatannya bertentangan dengan
hokum dan tidak dapat menentukan akibat dari perbuatannya. Menurut
analisis kami Pupun bin sanusi (terdakwa) dalam melakukan
perbuatannya tersebut dalam keadaan tidak sadar, karena penyakitnya
sedang kambuh. Namun setelah beberapa waktu setelah ia sadar dari
kambuhnya Pupun bin Sanusi (Terdakwa) menyesal dan baru mengetahi
bahwa yang dibunuh dan dimutilasi adalah ibunya bukan sosok bernama
Edi tersebut.

Você também pode gostar