Você está na página 1de 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem peredaran darah adalah kesatuan organ yang berperan dalam proses
transfortasi yang terjadi dalam tubuh manusia. Tentunya apabila kita mendengar hal
tersebut, secara otomatis fikiran kita akan langsung teringat pada darah, pembuluh darah,
jantung dan lain sebagainya yang berkaitan dengan sistem peredaran darah. Dimana darah
bertindak sebagai penyalur zat-zat yang terkandung dalam darah, pembuluh darah sebagai
media penyalurnya dan jantung bertindak sebagai mesin yang membantu proses
peredaran darah melalui pembuluh darah. Namun apabila terjadi ketidaksetimbangan
pada proses tersebut, akan terjadi gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan hal-hal
yang tidak diinginkan terutama jika terjadi pada pembuluh darah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan Anatomi Dan Fisiologi Pembuluh Darah Vena Dan Sistem Limfatik!
2. Mengapa Nyeri Bersifat Panas , Nyeri Bila Terkena Sentuhan Serta Terasa Nyeri
Saat Sholat Dan Suhu Badannya Meningkat ?
3. Apakah Ada Hubungan Pasien Tersebut Menggunakan Pakaian Ketat Dan
Bersepatu Hak Tinggi Dengan Keluhan Yang Dialami? Jelaskan!
4. Jelaskan Bagaimana Mekanisme Timbulnya Varises!
5. Mengapa Setalah Di Injeksi Aethoxysklerol Muncul Memar Kemerahan Pada
Daerah Injeksi?
6. Apakah Ada Hubungannya Gangguan Pada Pasien Dengan Riwayat Yang
Dialami Orang Tuanya?
7. Apa Saja Diagnosa Banding Pasien?
8. Diagnosa Pasti Pasien!

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 1


1.3 TUJUAN

1. Mahasiswa Dapat Menjelaskan Bagaimana Anatomi Dan Fisiologi Pembuluh


Darah Vena Dan Sistem Limfatik.
2. Mahasiswa Dapat Menjelaskan Keluhan Yang Terjadi Pada Pasien.
3. Mahasiswa Dapat Menjelaskan Hubungan Pasien Tersebut Menggunakan
Pakaian Ketat Dan Bersepatu Hak Tinggi Dengan Keluhan Yang Dialami.
4. Mahasiswa Dapat Menjelaskan Bagaimana Mekanisme Timbulnya Varises.
5. Mahasiswa Dapat Menjelaskan Setalah Di Injeksi Aethoxysklerol Muncul Memar
Kemerahan Pada Daerah Injeksi.
6. Mahasiswa Dapat Menjelaskan Hubungan Gangguan Pada Pasien Dengan
Riwayat Yang Dialami Orang Tuanya.
7. Mahasiswa Dapat Menjelaskan Diagnosa Banding Pasien.
8. Mahasiswa Dapat Menjelaskan Diagnosa Pasti Pasien.

1.4 SKENARIO

LBM I

Lipatan Lutut Kemerahan Dan Nyeri

Seorang perempuan berusia 20 tahun calon anggota kepolisian yang hendak


melakukan pemeriksaan kesehatan mengalami keluhan nyeri pada daerah tungkai bawah
kanan. Nyeri bersifat panas dan nyeri bila kena sentuhan. Memiliki kebiasaan menggunakan
pakaian ketat dan bersepatu hak tinggi. Keluhan dirasakan sudah sejak 1 minggu. Keluhan
lain yang sering dirasakan adalah timbulnya varises pada kaki kiri. Keluhan yang sama sering
dirasaka saat sedang sholat. Setelah dilakukan injeksi Aethoxysklerol muncul gambaran
seperti memar kemerahan pada beberapa daerah injeksi. Riwayat ayah menderita penyakit
tromboflebitis dan ibu pernah mengalami limfadenitis.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 94x/mnt,
suhu badan 38,5C. Status lokalis didapatkan pada daerah Regio Cruris Dextra bagian medial
s/d paha bagian medial berwarna kemerahan dan varises di kiri sebelah kanan.

Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada pasien diatas?

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. TERMINOLOGI

Tromboflebitis : adalah peradangan dalam dinding vena yang disertai dengan


pembekuan darah
Varises : adalah pelebaran pembuluh vena akibat kelemahan katup
Aethoxysklerol : adalah obat yang di injeksikan pada vena yang mengalami
varises untuk memperkecil ukuran dari varises tersebut
Regio cruris dextra : region pada daerah tibia dan fibula
Limfadenitis : pembesaran kelenjar getah bening akibat agen infeksius
Memar : jenis cedera jaringan tubuh yang menyebabkan aliran darah terganggu
dan melambat
Status lokalis : pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis

B. PEMBAHASAN

2. 1 Anatomi Dan Fisiologi Pembuluh Darah Vena Dan Sistem Limfatik

Anatomi dan Fisiologi Vena

Vena merupakan pembuluh darah yang dilewati sirkulasi darah kembali menuju
jantung sehingga disebut juga pembuluh darah balik. Dibandingkan dengan arteri,
dinding vena lebih tipis dan mudah melebar. Kurang lebih 70% volume darah
berada dalam sirkuit vena dengan tekanan yang relatif rendah. Kapasitas dan
volume sirkuit vena ini merupakan faktor penentupenting dari curah jantung
karena volume darah yang diejeksi oleh jantung tergantung pada alir balik vena.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 3


Sistem vena khususnya pada ekstremitas bawah terbagi menjadi 3 subsistem :

Subsistem vena permukaan (superfisialis)


Subsistem vena dalam (profunda)
Subsistem penghubung ( perforanta)

a) V. Safena magna
Keluar dari ujung medial jaringan v.dorsalis pedis. Vena ini berjalan di
sebelah anterior maleolus medialis, sepanjang aspek anteromedial betis
(bersama dengan nervus safenus), pindah ke posterior selebar tangan di
belakang patela pada lutut dan kemudian berjalan ke depan dan menaiki bagian
anteromedial paha. Pembuluh ini menembus fasia kribriformis dan mengalir ke
v.femoralis pada hiatus safenus. Bagian terminal v.safena magna biasanya
mendapat percabangan superfisialis dari genitalia eksterna dan dinding bawah
abdomen. Dalam pembedahan, hal ini bisa membantu membedakan v.safena
dari femoralis karena satu-satunya vena yang mengalir ke v.femoralis adalah
v.safena. Cabang-cabang femoralis anteromedial dan posterolateral (lateral
aksesorius), dari aspek medial dan lateral paha, kadang-kadang juga mengalir
ke v.safena magna di bawah hiatus safenus (Faiz dan Moffat, 2004). V. safena
magna berhubungan dengan sistem vena profunda di beberapa tempat melalui
vena perforantes. Hubungan ini biasanya terjadi di atas
dan di bawah maleolus medialis, di area gaiter, di regio pertengahan betis, di
bawah lutut, dan satu hubungan panjang pada paha bawah. Katup-katup pada
perforator mengarah ke dalam sehingga darah mengalir dari sistem
superfisialis ke sistem profunda dari mana kemudian darah dipompa keatas
dibantu oleh kontraksi otot betis. Akibatnya sistem profunda memiliki tekanan
yang lebih tinggi daripada superfisialis, sehingga bila katup perforator
mengalami kerusakan, tekanan yang meningkat diteruskan ke sistem
superfisialis sehingga terjadi varises pada sistem ini.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 4


b) V. safena parva

Keluar dari ujung lateral jaringan v.dorsalis pedis. Vena ini melewati bagian
belakang maleolus lateralis dan di atas bagian belakang betis kemudian
menembus fasia profunda pada berbagai posisi untuk mengalir ke v.poplitea.

c) Vena Profunda

Vena-vena profunda pada tungkai bawah adalah v. komitans dari arteri


tibialis anterior dan posterior yang melanjutkan sebagai v.poplitea dan v.
femoralis. Vena profunda ini membentuk jaringan luas dalam kompartemen
posterior betis pleksus soleal dimana darah dibantu mengalir ke atas melawan
gaya gravitasi oleh otot saat olahraga

Gambar . Pembuluh vena tungkai bawah

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 5


Sistem vena dalam membawa sebagian besar darah dari ekstremitas bawah
yang terletak di dalam kompartemen otot. Vena-vena dalam menerima aliran darah
dri venula kecil dan pembuluh intramaskuler. System vena dalam cenderung berjalan
sejajar dengan pembuluh arteri tungkai bawah dan diberi nama sama dengan arteri
tersebut. Sebagai akibatnya, termasuk dalam system ini adalah vena tibialis anterior
dan posterior, peroneus, popliteal, femoralis profunda dan pembuluh-pembuluh
darah betis yang tidak diberi nama. Vena iliaca juga dimsukkan di dalam system
vena dalam ekstremitas bawah karena aliran vena dari tungkai ke vena cava
tergantung pada patensi dan integritas dari pembuluh-pembuluh ini.

Pada struktur anatomi vena di dapatkan katup-katup semilunaris satu arah yang
tersebar di seluruh system vena.Katup-katup tersebut adalah lipatan dari lapisan
intima yang terdiri dari lapisan endotel dan kolagen, berfungsi untuk mencegah
terjadinya aliran balik, mengarahkan aliran kea rah proksimal dan system permukaan
melalui penghubung.Kemampuan katup untuk menjalankan fungsinya merupakan
factor yang sangat penting, sebab aliran darah dari ekstremitas menuju jantung
berjalan melawan grevitasi

Anatomi Dan Fisiologi Sistem Limfatik

Gambar. Sistem Limfatik

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 6


Sistem limfatik (lymphaticsystem) atau sistem getah bening membawa cairan dan
protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi
kedalam kapiler limfa kecil yang terjalin diantara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler.
Apabila sudah berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah
bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik
mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi didekat persambungan vena cava dengan
atrium kanan. Limfe sebelum masuk aliran darah, melalui satu atau banyak kelenjar
limfe. Pembuluh limfe aferen adalah pembuluh limfe yang membawa limfe masuk
kelenjar limfe sedangakan pembuluh limfe eferen adalah pembuluh limfe yang membawa
limfe keluar kelenjar limfe.

Cairan limfe masuk aliran darah pada pangkal leher melalui Ductus Limphaticus
dexter dan Ductus thoracicus (Ductus Limphaticus sinister) sistem saluran limfe
berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah yang meninggalkan jantung
melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan darah yang meninggalkan
sirkulasi dikembalikan masuk pembuluh darah melalui saluran limfe, yang merembes
dalam ruang-ruang jaringan. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik
yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial, beberapa
pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam dari
saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.

Fungsi Sistem Limfatik

1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.


2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe
yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal (di mukosa usus halus)
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran organisme itu ke dalam jaringan, dan bagian lain tubuh.
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap mikroorganisme.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 7


Saluran Limfe
Terdapat dua saluran limfe utama, ductus thoracicus dan ductus limfaticus dextra.
Ductus thoracicus atau ductus limfaticus sinister, mengumpulkan cairan limfe dari tubuh
bagian tungkai bawah (kanan kiri), abdomen (kanan kiri), dada kiri, kepala kiri, lengan
kiri, kemudian masuk ke sirkulasi darah lewat vena subclavia sinistra. Ductus
Limphaticus Dexter ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari
kepala kanan, leher kanan, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya
ke dalam vena subklavia dextra yang berada di sebelah bawah kanan leher.

Pembuluh Limfe
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak
katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan atau tasbih.
Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri
hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler
yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ.
Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai absorpsi lemak
(kilomikron), disebut lacteal villi.

2. 2 Mengapa Nyeri Bersifat Panas , Nyeri Bila Terkena Sentuhan Serta Terasa Nyeri
Saat Sholat Dan Suhu Badannya Meningkat ?

Kenapa Pada Pasien Diskenario Terjadi Nyeri Bersifat Panas Dan Nyeri Tekan Pada
Daerah Tungkai?

Nyeri yang disebebkan oleh karena penyumbatan nyeri pembuluh darah vena akibat
dari lepasnya troumbus yang terbentuk di dalam vena. Karena penyumbatan itu aliran
darah menjadi tersumbat sehingga laju alirah darahnya melambat, jika terus menerus
terjadi karena lambatnya aliran darah itu mengakibatkan peradangan dari pembuluh
darah.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 8


Reaksi peradangan itulah yang mnyebabkan nyeri tekan dan panas. Nyeri yang
ditimbulkan dikarenakan letak proses peradanganya berdekatn dengan ujung-ujung saraf
kulit.

Kenapa Saat Sholat Sering Dirasakan Nyeri ?

Pada saat posisi sedang sholat khususnya waktu berdiri, terjadi penurunan kontraksi
otot di sekitar pembuluh darah vena bagian profunda menyebabkan aliran darah yang
seharusnya menuju jantung yang dibantu dengan kontraksi otot bagian tungkai tersebut
tidak adekuat sehingga darah terkumpul di bagian pembuluhh darah vena bagian
profunda, hal ini terus terjadi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik
pada pembuluh vena profunda lebih besar daripada di pembuluh darah vena superficial
sehingga mengakibatkan terjadi juga perpindahan darah ke vena superficial yang
berlanjut menyebakan vasodilatasi pembuluh darah vena superficial secara terus menerus
yang mengakibatkan hilangnya elastisistas dari dinding pembuluh darah vena superficial
dan terlihat pembuluhh darah yang berkelok-kelok.

2. 3 Apakah Ada Hubungan Pasien Tersebut Menggunakan Pakaian Ketat Dan


Bersepatu Hak Tinggi Dengan Keluhan Yang Dialami? Jelaskan!

Sepatu merupakan salah satu yang ikut berperan dalam aktivitas seorang wanita.
Badan survey di amerika serikat mencatat 59% wanita menggunakan sepatu hak tinggi,
Berdasarkan penelitian yang sama, ditemukan bahwa rata-rata setiap orang melangkah
adalah 10 ribu perhari, ini bukan saja menyebabkan tumit yang bengkak dan meradang,
kerusakan pada jari kaki, urat, tapi juga pada jaringan syaraf otak. Alasan utama hak
tinggi memiliki pengaruh buruk bagi kaki dan tubuh adalah membuat kontraksi tidak
normal. Jika terjadi setiap kali maka pemakai hak tinggi akan menderita rasa kaku, sakit,
luka pada tulang, dan gangguan syaraf. Pemakaian sepatu hak tinggi juga dapat
menyebabkan masalah pada pembuluh darah.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 9


Sebagai mana yang kita ketahui bahwa menopang tubuh atau badan adalah kaki
atau ekstremitas bawah, jika kita menggunakan sepatu hak tinggi dengan ukuran 5 cm
bahkan lebih, itu akan memperberat keadaan, dimana membuat kaki terus-menerus jinjit.
Artinya, otot betis yang berada di tumit belakang dalam keadaan tegang oleh karena
kontraksi otot yang terus menerus sehingga terjadi peningkatan ketegangan serabut otot.
Pada sebuah jejak pendapat bahwa dari 37% wanita yang menjadi responden mengaku
akan tetap memakai sepatu hak tinggi sekalipun mereka merasa tidak nyaman.

Peningkatan ketegangan serabut otot dapat menimbulkan stress mekanis pada


jaringan miofasial dalam waktu yang lama, sehingga dapat menstimulasi nosiceptor yang
ada di dalam otot. Semakin sering dan kuat nosiceptor tersebut terstimulasi maka semakin
kuat terjadinya ketegangan otot, kemudian terjadi mikro sirkulasi yang tidak kuat,
sehingga jaringan mengalami kekurangan nutrisi dan oksigen yang dapat menimbulkan
iskemik jaringan lokal serta menumpuknya zat-zat sisa metabolisme. Keadaan ini
merangsang ujung-ujung saraf tepi nosiceptif tipe C untuk melepaskan suatu neuro
peptide, yaitu P Subtance, dengan demikian, pelepasan tersebut dapat membebaskan
prostaglandin dan diikuti juga dengan 5 pembebasan bradikinin, potassium ion, serotonin
yang merupakan noxius atau chemical stimuli. Sehingga dapat menimbulkan nyeri
(Ericton, 1990). Pemakaian sepatu hak tinggi yang sering pun dapat memperberat
keadaan dimana tonus otot melemah sehingga pembuluh darah balik meregang.
Menyebabkan vena kehilangan kelenturannya. Sehingga Vena meregang dan menjadi
lebih panjang dan lebih lebar.

2. 4 Jelaskan Bagaimana Mekanisme Timbulnya Varises!

Varises vena terjadi terutama pada ekstermitas bawah. Daerah vena pada ekstermitas
bawah beredar dengan melawan gravitasi. Varises ini terdiri dari perubahan vena safena
serta pelebaran cabang-cabangnya yang abnormal, memenjang dan berkelok-kelok.
Katup-katup vena adalah unidirectoral, yaitu mengalirkan darah ke satu arah, yakni
jantung dengan bantuan kompresi dan relaksasi otot-otot kaki. Makin lama, akumulasi
tekanan pada katup-katup dapat membuat katup-katup menjadi tidak kompenten.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 10


Factor-faktor resiko seperti obesitas, berdiri atau duduk lama, kehamilan multiple, dan
tekanan intra-abdominal yang kronis akan menambah tekanan pada vena. Katup-katup
inkonpemten akan membuat vena menjadi kembung secara progesif, membesar, dan
berbelit-belit.

Varises sekunder dapat terjadi sebagai akibat perugahan obstruktif dan kerusakan
katup pada system vena provunda seperti tromboplebitis atau kadang-kadang pada okulasi
vena proksimal akibat neoplasma. Fistula anterovenosa congenital atau akusita sering
juga dihubungkan dengan varises.

Vena safena magna dan cabng-cabangnya merupakan bagian yang paling sering
terkena, tetapi vena safena parva juga dapat terkena. Terdapat satu atau banyak perforasi
vena yang inkompenten pada pahadan tungkai bawah, sehingga darah dapat refluks
kedalam vena yang varises tidak hanya dari atas, yaitu melalui jalan taut safenofemoral,
tetapi juga dari system profunga pada vena yang inkompenten pada paha tengah atau
tungkai bawah. Sebagian besar oleh karena magna atau vena komunikans pendek,
tekanan vena tinggi dari dalam system dalam (profunda) (>300 mmHg) yang terjadi
selama kompresi betis saat berjalan ditransmisikan ke vena superficial tersebut. Selama
bertahun-tahun, vena membesar secara progresif; jaringan sekitar dan kulit dapat
mengalami perubahan sekunder seperti fibrosis, edema kronik, dan pigmentasi kulit serta
atrofi.

Hal lainnya yang menjadi penyebab varises:

a. Berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan


pembuluh vena melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke jantung
sebagaimana mestinya. Aliran darah dari kaki ke jantung sangat melawan
gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah harus kuat, begitu juga dengan
dinamisasi otot disekitarnya.
b. Rusaknya katup pembuluh vena, padahal katup atau klep ini bertugas menahan
darah yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali. Katup yang rusak
membuat darah berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang
mengganggu aliran darah.
c. Peregangan pembuluh darah ini terjadi karena besarnya tekanan di dalamnya
yang mengakibatkan dinding pembuluh darah menjadi lemah dan dengan
demikian mudah teregang. Misalnya, tekanan yang bertambah pada pinggul
dan perut seperti halnya kehamilan dan terlalu gemuk.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 11


d. Kehamilan dapat memperberat keadaan, karena pembuluh darah balik panggul
yang menampung darah dari tungkai tertekan oleh janin.
e. Biasanya katup yang terdapat di bagian dalam pembuluh juga sudah melemah,
sehingga tidak lagi mampu mengatur aliran darah yang masuk ke dalam
pembuluh darah tersebut.
f. Kerentanan seseorang terhadap terjadinya kelainan ini biasanya diturunkan.
Kelainan ini sering ditemukan pada tungkai bawah, tungkai atas, dan dinding
perut bawah, walaupun pada dasarnya dapat terjadi di bagian tubuh manapun.
g. Kebanyakan penderita varises adalah wanita yang sehari-harinya banyak
berdiri, atau menggunakan sepatu hak tinggi, yang merupakan pencetus
terjadinya varises. Selain itu masalah pada wanita adalah kelebihan berat
badan, penggunaan kontrasepsi oral, serta kehamilan. Pada saat hamil sirkulasi
darah tidak lancar, dan cenderung terjadi pembendungan di kaki, vagina, atau
dubur. Tapi yang paling banyak berperan terhadap timbulnya varises adalah
pengaruh hormonal saat pubertas, kehamilan, dan menopause.

Gambar. Varises Pada Tungkai Bawah

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 12


2. 5 Mengapa Setalah Di Injeksi Aethoxysklerol Muncul Memar Kemerahan Pada
Daerah Injeksi?

Karena hal ini merupakan efek samping dari Aethoxysklerol yaitu mengalami
pigmentasi atau luka ditempat suntikan pada saat di lakukannya injeksi tersebut. Pada
beberapa kasus hal ini bisa disebabkan karena terjadi trauma langsung pada dinding
vena, sehingga di daerah suntikan atau injeksi muncul tanda-tanda peradangan seperti
memar kemerahan. Selain itu bisa juga karena trauma langsung pada dinding pembuluh
vena yang menyebabkan pembuluh vena pecah, sehingga terjadi perdarahan jaringan dan
timbul memar kemerahan.

2. 6 Apakah Ada Hubungannya Gangguan Pada Pasien Dengan Riwayat Yang Dialami
Orang Tuanya?

Trombolebitis merupakan suatu penyakit yang predisposisinya berupa herediter atau


keturunan. Herediter merupakan faktor penting yang mendasari terjadinya kegagalan
katup primer, namun faktor genetik spesifik yang bertanggung jawab terhadap terjadi
varises hingga mengakibatkan troboflebitis masih belum diketahui. Pada penderita yang
memiliki riwayat refluks pada safenofemoral junction (tempat dimana v. Safena Magna
bergabung dengan v. femoralis kommunis) akan memiliki risiko dua kali lipat. Pada
penderita kembar monozigot, sekitar 75% kasus terjadi pada pasangan kembarnya. Angka
prevalensi pada wanita sebesar 43% sedangakan pada laki-laki sebesar 19%. Hal ini
biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat badan.
Ditunjukkan dengan terjadinya penyakit yang sama pada beberapa anggota keluarga dan
gambaran varises pada usia remaja, kemungkinan besar disebabkan oleh faktor keturunan.
Sekitar 15% pasien menderita karena adanya riwayat keluarga yang juga menderita.
Sedangkan limfadenitis yang dialami ibu tidak ada hubungannya dengan penyakit
pasien. Limfadenitis merupakan infeksi disebabkan oleh agen infeksi (virus atau bakteri)
sedangkan tromboflebitis disebabkan bukan oleh infeksi.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 13


2. 7 Apa Saja Diagnosa Banding Pasien?

Trombosis Vena Profunda


Trombosis Vena Dalam (DVT) merupakan penggumpalan darah yang terjadi di
pembuluh balik (vena) sebelah dalam. Terhambatnya aliran pembuluh balik merupakan
penyebab yang sering mengawali TVD. Penyebabnya dapat berupa penyakit pada
jantung, infeksi, atau imobilisasi lama dari anggota gerak. DVT ini dapat memiliki gejala
seperti edema tungkai unilateral, eritema, hangat, nyeri, dapat diraba pembuluh darah
superfisial, dan tanda Homan yang positif (sakit di calf atau di belakang lutut saat dalam
posisi dorsoflexi).
Varices (primer dan sekunder)
Varices adalah pembesaran atau pelebaran dan tampak berkelok-kelok pada pembuluh
darah balik (vena) akibat adanya hambatan aliran darah. Ini terjadi lantaran
ketidakmampuan katup vena profunda mengatur aliran darah. Akibatnya terdapat aliran
darah balik pada pembuluh darah vena yang menyebabkan pembesaran dan berkelok-
kelok. Varices biasanya terjadi pada tungkai, namun dapat juga terjadi pada skrotum,
vulva, esofagus bagian distal, dan rektum.
Varices primer adalah varices yang terjadi secara spontan akibat kelemahan dinding
vena yang bersifat herediter. Sedangkan varices sekunder adalah varices yang terjadi
sebagai gejala sisa dari trombosis vena yang lebih dalam dan kerusakan katup vena
profunda.

2. 8 Diagnosa Pasti Pasien!


Kami kelompok SGD IV sepakat mengambil diagnose bahwa pasien tersebut mengalami
Tromboflebitis Superfisialis.

Gambar. Tromboflebitis Superfisialis

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 14


I. PENGERTIAN

Tromboflebitis adalah peradangan dan pembekuan dalam pembuluh darah.


Tromboflebitis berarti bahwa gumpalan darah telah terbentuk dalam vena dekat dengan
kulit. Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan
bekuan darah. Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat statis atau
hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini dinamakan flebotrombosis.

II. ETIOLOGI

Tromboflebilitis merupakan imfalamasi permukaan pembuluh darah disertai


pembentukan pembekuan darah akibat fibrinogen, dilatasi vena ekstremitas bagian
bawah. Etiologi dari kelainan ini adalah:

Abnormalitas dinding pembuluh darah


Formasi trombos merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah,
kerusakan pembuluh maupun endotel. Statis vena biasanya sering terjadi pada orang yang
imobilitas maupun yang terlalu lama ditempat tidur sehingga gerakan otot kurang
memadai
Hyperkoagubilitas
Menggunakan pakaian ketat
Factor genetic
Berdiri terlalu lama
Obesitas

III. MANIFESTASI KLINIS


Nyeri yang bersifat akut disertai rasa terbakar dan nyeri tekan permukaan
Kulit di sepanjang vena menjadi eritematosa dan hangat
Kulit terasa bengkak dan vena dapat teraba
Secara sistemik akan merasakan demam

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 15


IV. PATOFISIOLOGI

Pada tromboflebitis terdapat Trias virchow yaitu, stasis aliran darah, cedera endotel,
dan hiperkoagulabilitas darah.Terjadi stasis darah dibelakang daun katup vena sehingga
terjadi predisposisi untuk deposisi trombosit dan fibrin, mencetuskan perkembangan
trombosis vena dalam. Cedera endotel mengawali pembentukan thrombus.
Hiperkoagulabilitas darah tergantung interaksi kompleks endotel pembuluh darah, faktor-
faktor pembekuan dan trombosit, komposisi dan sifat-sifat aliran darah.

Sistem fibrinolitik intrinsik menyeimbangkan sistem pembekuan melalui lisis dan


disolusi bekuan untuk mempertahankan patensi vaskuler. Resistensi aliran vena
menyebabkan peningkatan volume dan tekanan darah vena. Katup yang tidak berfungsi
atau yang inkompeten mempermudah terjadinya stasis dan penimbunan darah di
ekstremitas. Perluasan thrombus dapat membentuk ujung yang panjang dan bebas, dan
dapat lepas menjadi emboli yang menuju sirkulasi paru-paru.

V. FAKTOR RESIKO

Penggumpalan darah merupakan penyebab di balik tromboflebitis. Penggumpalan


tersebut bisa dipicu oleh berbagai hal yang meliputi:
Usia. Lansia di atas 60 tahun memiliki risiko tromboflebitis yang lebih tinggi.
Kelainan tertentu, misalnya gangguan penggumpalan darah. Kelainan ini umumnya
merupakan penyakit keturunan.
Terlalu lama berdiam diri, misalnya terus duduk di mobil atau bus dalam perjalanan
ke luar kota, serta terlalu lama berbaring karena sakit yang parah.
Tangan atau kaki yang lumpuh, contohnya karena stroke.
Menggunakan alat pacu jantung (pacemaker) atau kateter di dalam pembuluh vena.
Kateter dapat mengiritasi dinding pembuluh dan menurunkan aliran darah.
Perubahan hormon, misalnya karena menggunakan obat kontrasepsi atau terapi
penggantian hormon.
Kehamilan. Ibu hamil biasanya mengalami tromboflebitis selama hamil atau setelah
melahirkan.
Obesitas.
Merokok.
Riwayat anggota keluarga yang juga pernah menderita tromboflebitis.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 16


VI. DIAGNOSA
1. Anamnesis

Nyeri terutama ketika berjalan


Kemerahan pada vena superficial
Riwayat trauma lokal dan varises vena
Riwayat perjalanan panjang
Pasien gagal jantung kongestif
Penggunaan kontrasepsi oral
Tidak beraktivitas dalam jangka waktu lama

2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi : bengkak, edema, penonjolan vena subkutan, sianosis (jarang).


Palpasi : nyeri tekan (tanda Homan & tanda Lowenburg), peningkatan turgor
jaringan, suhu kulit meningkat, denyut arteri menghilang.
Tes Tredelenburg
Uji Pertes
Tes Darah : kadar D-Dimer tinggi, defisiensi kadar AT-III, PC & PS

3. Pemeriksaan penunjang

Doppler Ultrasound
Duplex Ultrasonic Scaning
Pletismografi Vena
Venografi

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ultrasonograf Doppler

Tehnik dopler memungkinkan penilaian kualitatif terhadap kemampuan katub pada


vena profunda,vena penghubung dan vena yang mengalami pervorasi. Ultrasonografi
Doopler dilakukan dengan cara meletakkan probe Doppler di atas vena yang tersumbat.
Bacaan aliran doopler tampak lebih kecil di banding tungkai sebelahnya atau tidak sama
sekali. Metode ini relative murah, mudah dilakukan, praktis, cepat dan non infasif.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 17


Pemeriksaan ultrasonograf doppler dilakukan untuk menunjukkan peningkatan lingkar
ekstremitas.
Pemeriksaan hematokrit
Untuk mengidentifikasi Hemokonsentrasi, terjadinya peningkatan hematokrit. Jika
terjadi peningkatan hematokrit maka akan berpotensial terjadinya pembentukan
thrombus.
Pemeriksaan Koagulasi
Untuk menunjukkan hiperkoagulabilitas. Pemeriksaan koagulasi ini menilai aktifitas
faktor pembekuan seperti uji masa protrombin, uji activated partial thromboplastin time
(APTT), thrombin time dan kadar fibrinogen.

Biakan darah
Pemeriksaan baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme yang penting
untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan anaerob. Staphilokokus aureus
,Eschercia coli dan Bakteriodes. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui atau
mendeteksi kuman didalam darah.

Pemindai ultrasuond dupleks


Dengan tehnik ini obstruksi vena dan refleks katub dapat dideteksi dan dilokalisasi
dan dapat dilihat diagram vena-vena penghubung yang tidak kompeten.

Venografi
Bahan kontras disuntikkan kedalam sistem vena untuk memberikan gambaran pada
vena-vena di ekstrimitas bawah dan pelvis.Pemeriksaan venografi berguna untuk
mendiagnosis trombosis vena renalis.

VIII. PENATALAKSANAAN

1. Terapi medik : Pemberian NSAID atau analgesic dan antikoagulan sesuai dengan
resep.
2. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan
menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 18


3. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan Pasien
untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan
pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya
tekanan yaang kuat pada betis.
4. Sediakan stocking pendukung kepada pasien pasca partum yang memiliki varises
vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
5. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
6. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan.
7. Kompres hangat basah, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak
menekan kaki pasien sehingga aliran darah tidak terhambat.
8. Perhatikan adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada
gusi, bercak ekimosis pada kulit.

IX. KOMPLIKASI DAN PROGNISIS

1. Komplikasi tromboflebitis superficialis


Penyakit tromboflebitis superficialis bisa sembuh jika telah dilakukan terapi
dengan baik (meninggikan ektremitas yang terserang dan mengompresnya dengan air
hangat, telah diberikan obat anti radang seperti aspirin, menggunakan pembalut
elastik untuk meningkatkan aliran balik vena dari tungkai bawah).
Namun, bisa terjadi perluasan trombus ke sistem vena profunda, dapat
menyebabkan trombosis vena profunda (deep venous trombosis/ DVT), ini terjadi
jika trombus berada dekat saluran penghubung utama atau pada pertemuan antara
vena safena dan poplitea atau vena femoralis.
Salah satu komplikasi setelah dilakukannya operasi pada tomboflebitis bagian
tungkai bawah, dapat menyebabkan emboli pulmonal. Emboli pulmonal mulai terjadi
pada sistem vena profunda bagian tungkai bawah yang mengalami komplikasi akibat
operasi dan terjadi dengan sangat cepat, ini bisa menyebabkan rasio kematian yang
tinggi dan hampir mustahil untuk disembuhkan.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 19


Pada keadaan ini, trombosis vena profunda (DVT) dan emboli pulmonal yang
parah merupakan resiko terbesar terjadinya kematian. Emboli pulmonal yang berulang
dapat menyebabkan hipertensi pulmonal, dan semakin memperburuk emboli
pulmonal dari waktu ke waktu.

2. Prognosis
Prognosis baik, jika nadi tetap berada dibawah 100x/menit.
Prognosis kurang baik, jika nadi diatas 130x/menit dan tidak diikuti dengan
penurunan suhu tubuh. Selain itu, terjadinya demam kontinyu, jumlah leukosit
rendah/sangat tinggi, kadar Hb yang rendah dapat memperburuk prognosis.

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 20


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan keluhan pasian, hasil pemeriksaan dan hasil diskusi kelompok IV kami
mengambil diagnosa bahwa perempuan berusia 20 tahun tersebut mengalami Tromboflebitis
Superfisialis. Tromboflebitis adalah peradangan dan pembekuan dalam pembuluh darah.
Tromboflebitis berarti bahwa gumpalan darah telah terbentuk dalam vena dekat dengan
kulit. Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan
bekuan darah (thrombus). Dimana penyebab terjadinya tromboflebitis superfisialis, antara
lain :

Abnormalitas dinding pembuluh darah


Hyperkoagubilitas
Menggunakan pakaian ketat
Factor genetic
Berdiri terlalu lama
Obesitas

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 21


DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson. 2014. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC. Hal 678.

Teodorescu, Marius. 2014. Jurnal Post Surgery Tromboflebitis, Major Risk Pulmonary Embo
lism. Available at http://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/rescito8&di
v=32&id=&page. Diakses tgl 29/10/2016 pukul 07.58 WITA. Hal 246.

Wahyu R . 2013 . Tromboflebitis . Retrieved from


jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/691/737. (Accesed, 10 october 2016)

Snell, 1997, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Jakarta, EGC

Pearce, 2000, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, PT.Gramedi

LBM I Lipatan Lutut Kemerahan dan Nyeri Page 22

Você também pode gostar