Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah pembaca dapat mengetahui pengertian
aborsi secara umum, dan dapat mengetahui pandangan-pandangan berbagai agama (Islam,
Hindu, dan Kristen) tentang tindak aborsi serta dapat mengetahui dampak buruk atau bahaya
dari tindak aborsi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aborsi
Aborsi (Abortus) adalah berakhirnya suatu kehamilan (akibat factor tertentu) pada
atau sebelum kehamilan itu berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup di luar kendungan (Lily Yulaikah, 2008: 72).
Di Indonesia, belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia (Prof. Dr. JS.Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin; melakukan abortus
sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang
dikandung itu).Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak.Biasanya
dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Sementara dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu.Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan bentuk dari
tindakan medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan medis
tertentu.
Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu untuk
menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian yang sangat
rancu dan membingungkan masyarakat dan kalangan medis.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) melarang keras dilakukannya aborsi dengan
alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 - 349.Bahkan pasal
299 intinya mengancam hukuman pidana penjara maksimal empat tahun kepada seseorang
yang memberi harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat digugurkan.
Namun, aturan KUHP yang keras tersebut telah dilunakkan dengan memberikan peluang
dilakukannya aborsi.Sebagaimana ditentukan dalam pasal 15 ayat 1 UU Kesehatan tersebut di
atas.
Namun pasal 15 UU Kesehatan juga tidak menjelaskan apa yang dimaksud tindakan medis
tertentu dan kondisi bagaimana yang dikategorikan sebagai keadaan darurat.
Dalam penjelasannya bahkan dikatakan bahwa tindakan medis dalam bentuk pengguguran
kandungan dengan alasan apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma
agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai
upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan
medis tertentu.Lalu apakah tindakan medis tertentu bisa selalu diartikan sebagai aborsi yang
artinya menggugurkan janin, sementara dalam pasal tersebut aborsi digunakan sebagai upaya
menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin.Jelas disini bahwa UU Kesehatan telah memberikan
pengertian yang membingungkan tentang aborsi.
Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut Himsa
karma yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan
menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai menghilangkan nyawa
mendasari falsafah atma atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi
sekalipun masih berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia. Segera
setelah terjadi pembuahan di sel telur maka atma sudah ada atas kuasa Hyang Widhi. Dalam
Lontar Tutur Panus Karma, penciptaan manusia yang utuh kemudian dilanjutkan oleh
Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Kanda-Pat dan Nyama Bajang. Selanjutnya
Lontar itu menuturkan bahwa Kanda-Pat yang artinya empat-teman adalah: I Karen,
sebagai calon ari-ari; I Bra, sebagai calon lamas; I Angdian, sebagai calon getih; dan I
Lembana, sebagai calon Yeh-nyom. Ketika cabang bayi sudah berusia 20 hari maka Kanda-
Pat berubah nama menjadi masing-masing: I Anta, I Preta, I Kala dan I Dengen. Selanjutnya
setelah berusia 40 minggu barulah dinamakan sebagai : Ari-ari, Lamas, Getih dan Yeh-nyom.
Nyama Bajang yang artinya saudara yang selalu membujang adalah kekuatan-kekuatan
Hyang Widhi yang tidak berwujud. Jika Kanda-Pat bertugas memelihara dan membesarkan
jabang bayi secara phisik, maka Nyama Bajang yang jumlahnya 108 bertugas mendudukkan
serta menguatkan atma atau roh dalam tubuh bayi.
Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan nyawa. Kitab-kitab
suci Hindu antara lain Rgveda 1.114.7 menyatakan: Ma no mahantam uta ma no arbhakam
artinya: Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi. Atharvaveda X.1.29: Anagohatya
vai bhima artinya: Jangan membunuh bayi yang tiada berdosa. Dan Atharvaveda X.1.29:
Ma no gam asvam purusam vadhih artinya: Jangan membunuh manusia dan binatang.
Dalam ephos Bharatayuda Sri Krisna telah mengutuk Asvatama hidup 3000 tahun dalam
penderitaan, karena Asvatama telah membunuh semua bayi yang ada dalam kandungan istri-
istri keturunan Pandawa, serta membuat istri-istri itu mandul selamanya.
Pembuahan sel telur dari hasil hubungan sex lebih jauh ditinjau dalam falsafah Hindu sebagai
sesuatu yang harusnya disakralkan dan direncanakan. Baik dalam Manava Dharmasastra
maupun dalam Kamasutra selalu dinyatakan bahwa perkawinan menurut Hindu adalah
Dharmasampati artinya perkawinan adalah sakral dan suci karena bertujuan memperoleh
putra yang tiada lain adalah re-inkarnasi dari roh-roh para leluhur yang harus lahir kembali
menjalani kehidupan sebagai manusia karena belum cukup suci untuk bersatu dengan Tuhan
atau dalam istilah Theology Hindu disebut sebagai Amoring Acintya. Oleh karena itu maka
suatu rangkaian logika dalam keyakinan Veda dapat digambarkan sebagai berikut :
Perkawinan (pawiwahan) adalah untuk syahnya suatu hubungan sex yang bertujuan
memperoleh anak. Gambaran ini dapat ditelusuri lebih jauh sebagai tidak adanya keinginan
melakukan hubungan sex hanya untuk kesenangan belaka.Prilaku manusia menurut Veda
adalah yang penuh dengan pengendalian diri, termasuk pula pengendalian diri dalam bentuk
pengekangan hawa nafsu.Pasangan suami-istri yang mempunyai banyak anak dapat dinilai
sebagai kurang berhasilnya melakukan pengendalian nafsu sex, apalagi bila kemudian
ternyata bahwa kelahiran anak-anak tidak dalam batas perencanaan yang baik.Sakralnya
hubungan sex dalam Hindu banyak dijumpai dalam Kamasutra. Antara lain disebutkan bahwa
hubungan sex hendaknya direncanakan dan dipersiapkan dengan baik, misalnya terlebih
dahulu bersembahyang memuja dua Deva yang berpasangan yaitu Deva Smara dan Devi
Ratih, setelah mensucikan diri dengan mandi dan memercikkan tirta pensucian. Hubungan
sex juga harus dilakukan dalam suasana yang tentram, damai dan penuh kasih sayang.
Hubungan sex yang dilakukan dalam keadaan sedang marah, sedih, mabuk atau tidak sadar,
akan mempengaruhi prilaku anak yang lahir kemudian.
Oleh karena hubungan sex terjadi melalui upacara pawiwahan dan dilakukan semata-mata
untuk memperoleh anak, jelaslah sudah bahwa aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan
tidak dibenarkan.
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan
tanggung jawab profesi.
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain,agama, hukum, psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk
oleh pemerintah.
5. Prosedur tidak dirahasiakan.
6. Dokumen medik harus lengkap.
Sedangkan menurut hukum yang berlaku di Indonesia yaitu menurut Undang-Undang abortus
1967 mengatakan bahwa seorang wanita tidak boleh dijatuhi hukuman bila ia mengakhiri
kehamilan dengan bantuan tenaga medis yang sudah mempunyai izin bila tenaga medi
tersebut memang melakukan abortus atas dasar yang baik dengan syarat sebagai berikut:
1. Bahwa melanjutkan kehamilan dapat membahayakan kehidupan wanita hamil tersebut, atau
dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik.
2. Ada resiko yang cukup hebat bahwa bila bayi diahirkan , bayi mungkin mengalami cacat
fisik atau mental yang cukup parah.
Memang mengggugurkan kandungan adalah suatu mafsadat. Begitu pula hilangnya nyawa
sang ibu jika tetap mempertahankan kandungannya juga suatu mafsadat. Namun
menggugurkan kandungan janin itu lebih ringan madharatnya daripada menghilangkan
nyawa ibunya, atau membiarkan kehidupan ibunya terancam dengan keberadaan janin
tersebut (Dr. Abdurrahman Al Baghdadi, 1998).
Dalam Alkitab dikatakan dengan jelas betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan
seperti yang dilakukan dalam tindakan aborsi.
a. Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki nyawa.
Yer 1:5 ~ Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku
telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.
Kej 16:11; Kej 25:21-26; Hos 12:2-3; Rom 9:10-13; Kel 21-22; Yes 7:14; Yes 44:2,24; Yes
46:3; Yes 49:1-2; Yes 53:6; Ayb 3:11-16; Ayb 10:8-12; Ef 1:4; Mat 25:34; Why 13:8; Why
17:8
b. Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.
Kel 21:22-25 ~ Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada
seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak
mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang
dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya menurut putusan
hakim. Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau
harus memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan,
kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
c. Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
Yoh 9:1-3 ~ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-
muridNya bertanya kepadaNya: Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau
orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: Bukan dia dan bukan juga orang
tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia
Kis 17:25-29; Mzm 94:9; Rom 8:28; Im 19:14; Yes 45:9-12
d. Aborsi karena ingin menyembunyikan aib tidak dibenarkan Tuhan.
Kej 19:36-38 ~ Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua
melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang
sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-
Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Kej 50:20; Rom 8:28
e. Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan. Apapun alasannya.
Kel 1:15-17 ~ Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong
perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: Apabila
kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu
anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan,
bolehlah ia hidup. Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang
dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
Yeh 16:20-21; Yer 32:35; Mzm 106:37-42 ; II Raj 16:3; 17:17 ; 21:6 ; Ul 12:31; 18:10-13;Im
18:21, 24 dan 30
f. Anak-anak adalah pemberian Tuhan. Jagalah sebaik-baiknya.
Kej 30:1-2 ~ Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub, cemburulah
ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak,
aku akan mati. Maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata: Akukah
pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?
Mzm 127:3-5 ~ Sesungguhnya, anak laki-laki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah
kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah
anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung
panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan
musuh-musuh di pintu gerbang.
Bagaimana memelihara hidup sebelum lahir dan menjelang ajalnya?Di sini kita juga
harus terus menerus mencari jalan agar dapat menyelesaikan konflik secara manusiawi. Pada
saat-saat akhir hidup, rasa hormat akan hidup mungkin bertentangan dengan rasa iba karena
menyaksikan penderitaan yang membuat hidup itu kelihatan tak-bernilai lagi, sampai orang
dengan eutanasia mempercepat kematian guna membebaskan sesama dari penderitaannya.
Masa awal hidup, yaitu masa hidup dalam kandungan, mempunyai arti yang khas, baik bagi
bayi maupun bagi ibunya.Hidup manusia baru itu berelasi dengan ibunya dan relasi itu
meliputi dimensi-dimensi biologis, medis, psikologis, dan juga pribadi. Anak di dalam
kandungan menerima hidup seluruhnya dari ibunya yang memberikan hidup, dan justru
relasi erat itu dapat menimbulkan bermacam-macam konflik, yang sering berakhir dengan
pengguguran (aborsi).
Mengenai pengguguran, tradisi Gereja amat jelas, Mulai dari abad-abad pertama
sejarahnya, Gereja membela hidup anak di dalam kandungan, juga kalau (seperti dalam
masyarakat Romawi abad pertama dan kedua) pengguguran diterima umum dalam
masyarakat.Orang Kristen selalu menentang dan melarang pengguguran. Konsili Vatikan II
masih menyebut pengguguran suatu tindakan kejahatan yang durhaka, sama dengan
pembunuhan anak. Sebab Allah, Tuhan kehidupan; telah mempercayakan pelayanan mulia
melestarikan hidup kepada manusia, untuk dijalankan dengan cara yang layak baginya. Maka
kehidupan sejak saat pembuahan harus dilindungi dengan sangat cermat. (GS 51) Menurut
ensiklik Paus Paulus VI, Humanae Vitae (1968) pengguguran, juga dengan alasan terapeutik,
bertentangan dengan tugas memelihara dan meneruskan hidup (14).Dalam ensiklik Paus
Yohanes Paulus II, Veritatis Splendor (1993), pengguguran digolongkan di antara
perbuatan-perbuatan yang lepas dari situasinya dengan sendirinya dan dalam dirinya dan
oleh karena isinya dilarang keras. Gaudium et Spes menyatakan, Apa saja yang berlawanan
dengan kehidupan sendiri, bentuk pembunuhan yang mana pun juga, penumpasan suku,
pengguguran, eutanasia, dan bunuh diri yang sengaja; apa pun yang melanggar keutuhan
pribadi manusia, seperti penganiayaan, apa pun yang melukai martabat manusia :
semuanya itu sudah merupakan perbuatan keji, mencoreng peradaban manusia : .. sekaligus
sangat bertentangan dengan kemuliaan Sang Pencipta. (GS 27; VS 80).
Kitab Hukum Kanonik mengenakan hukuman ekskomunikasi pada setiap orang yang aktif
terlibat dalam mengusahakan pengguguran kandungan yang berhasil (KHK kan. 1398).
Hukuman itu harus dimengerti dalam rangka keprihatinan Gereja untuk melindungi hidup
manusia. Sebab hak hidup adalah dasar dan syarat bagi segala hal lain, dan oleh karena itu
harus dilindungi lebih dari semua hal yang lain. Masyarakat atau pimpinan mana pun tidak
dapat memberi wewenang atas hak itu kepada orang-orang tertentu dan juga tidak kepada
orang lain (Kongregasi untuk Ajaran Iman, Deklarasi mengenai Aborsi, 18 November 1974,
no. 10). Hak itu dimiliki anak yang baru lahir sama seperti orang dewasa.Hidup manusia
harus dihormati sejak saat proses pertumbuhannya mulai (no. 11).
Manusia dalam kandungan memiliki martabat yang sama seperti manusia yang sudah
lahir. Karena martabat itu, manusia mempunyai hak-hak asasi dan dapat mempunyai segala
hak sipil dan gerejawi, sebab dengan kelahirannya hidup manusia sendiri tidak berubah,
hanya lingkungan hidupnya menjadi lain. Kendati anak baru mulai membangun relasi sosial
setelah kelahiran, namun sudah dalam kandungan berkembanglah kemampuannya untuk
relasi pribadi.Baru sesudah kelahirannya, manusia menjadi anggota masyarakat hukum.
Namun juga sebelum lahir, ia adalah individu unik, yang mewakili seluruh kemanusiaan
dan oleh sebab itu patut dihargai martabatnya. Keyakinan-keyakinan dasar ini makin berlaku
bagi orang yang percaya, bahwa setiap manusia diciptakan oleh Allah menurut citra-Nya,
ditebus karena cinta kasih-Nya, dan dipanggil untuk hidup dalam kesatuan dengan-
Nya.Allah menyayangi kehidupan (KWI, Pedoman Pastoral tentang Menghormati
Kehidupan, 1991). Artinya: setiap manusia disayangi-Nya. Maka sebetulnya tidak cukuplah
mengakui hak hidup manusia dalam kandungan; hidup manusia harus dipelihara supaya
dapat berkembang sejak awal.
Kapankah mulai hidup seorang manusia sebagai individu dan pribadi?Pertanyaan itu
mendapat bermacam-macam jawaban yang berbeda-beda dari zaman ke zaman, sesuai
dengan pengetahuan medis dan sesuai dengan keyakinan filsafat dan religius yang berbeda-
beda.Banyak orang menilai hidup sesudah kelahiran lebih tinggi daripada sebelumnya (sebab
anak yang belum lahir belum dilihat), namun tetap dikatakan, bahwa hidup harus
dihormati sejak saat mulai pertumbuhannya. Manusia menjadi manusia dalam suatu proses
pertumbuhan, dan dalam proses itu, dibedakan beberapa saat yang menonjol. Pada saat
pembuahan (yakni persatuan sel telur dan sperma) mulailah suatu makhluk baru, yang mulai
hidup dengan identitas genetik tersendiri; namun sampai saat embrio bersarang dalam
kandungan (nidasi) kira-kira 40% embrio gugur. Individualitas menjadi makin jelas, pada
saat bila tidak bisa menjadi kembar lagi (twinning) atau sudah tidak mungkin lagi dua
kumpulan sel menjadi satu kembali (reconjunction), dan bila mulai berkembang (sumsum)
tulang punggung. Karena otak mutlak perlu untuk perbuatan-perbuatan personal, maka ada
yang berpendapat, bahwa sebelum struktur otak terbentuk (yang terjadi antara hari ke-15
sampai ke-40), tidak tepat memandang embrio sebagai manusia yang berpribadi.Jelaslah,
bahwa semua pendapat ini tidak hanya bersandar pada alasan medis dan biologis, melainkan
juga berlatar-belakang suatu gambaran manusia yang tertentu. Tambah pula, istilah-istilah
seperti manusia, individual dan personal belum tentu punya arti yang sama. Kiranya
semua menyetujui yang dikatakan dalamDeklarasi mengenai Aborsi oleh Kongregasi untuk
Ajaran Iman (1974), Dengan pembuahan sel telur sudah dimulai hidup yang bukan lagi
bagian dari hidup ayah atau ibunya, melainkan adalah hidup manusia baru, dengan
pertumbuhannya sendiri. Namun tidak semua sependapat bahwa hidup yang bertumbuh itu
harus dilindungi dengan cara yang sama, mulai dari tahap pertama perkembangannya. Tetapi
Gereja menuntut, supaya hidup manusia dilindungi seluas-luasnya sejak saat pembuahan,
justru karena tidak mungkin ditetapkan dengan tegas kapan mulailah hidup pribadi
manusia.Kehidupan manusia sejak saat pembuahan adalah suci (KWI).
Sebab itu, moral Katolik memegang teguh keyakinan, bahwa begitu hidup pribadi
manusia dimulai, pembunuhan sebelum kelahiran dinilai sama seperti pembunuhan setelah
kelahiran. Pengguguran dinilai sehubungan dengan larangan membunuh manusia.Namun
larangan membunuh, biarpun berlaku universal, berlaku tidak tanpa kekecualian.Hidup
manusia adalah nilai paling fundamental, namun bukan nilai yang paling tinggi.Hidup
manusia dapat dikurbankan demi nilai yang lebih tinggi dan yang lebih mendesak
sebagaimana jelas dari uraian teologi moral mengenai hukuman mati. Maka, tidak sedikit
ahli teologi moral Katolik yang berpendapat bahwa kalau ada seorang ibu yang tidak
mungkin diselamatkan, bila kehamilan berlangsung terus dan kalau anak dalam kandungan
oleh karena penyakit sang ibu juga tidak mampu hidup sendiri di luar kandungan, dalam
konflik itu hidup ibu yang mesti berlangsung terus harus diselamatkan biarpun oleh
karenanya hidup anak tidak mungkin diselamatkan. Pokoknya, hidup harus dipelihara! Kalau
tidak mungkin hidup ibu dan anak, sekurang-kurangnya satu yang hidup terus!
Namun kiranya jarang terjadi bahwa pengguguran menjadi satu-satunya jalan untuk
memelihara hidup. Jauh lebih sering terjadi konflik lain, seperti kehamilan di luar nikah yang
menjadi beban psikis bagi ibu dan keluarganya. Jelas sekali, bahwa konflik seperti itu tidak
dapat diselesaikan dengan pengguguran.Dalam hal ini harus dituntut sikap wajar dan
manusiawi dari lingkungan, dan dari tempat-tempat pendidikan serta tempat kerja.Kewajiban
mereka ialah membantu orang yang hamil di luar nikah, bukan menghukumnya. Hal yang
sama berlaku, bila pemeriksaan medis sebelum kelahiran memperlihatkan, bahwa anak yang
akan lahir itu cacat. Sudah barang tentu, demi cacatnya, anak tidak boleh dibunuh, baik
setelah maupun sebelum lahir, Konflik yang dialami oleh keluarga yang menantikan
kelahiran seorang anak cacat, hendaknya diatasi dengan bantuan sosial dan dengan konseling,
pribadi dan resmi, sipil dan gerejawi. Konflik hidup hanya dapat diselesaikan dengan
membantu hidup!
Di Indonesia pengguguran terlarang oleh Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 346-
349, yang untuk itu juga ditetapkan hukuman yang berat.Hukum Pidana mau melindungi
hidup sejak awal. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Kesehatan (1992) tampaknya
ingin mengatur konflik:
Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau
janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Aturannya memang tidak jelas, karena
menampung banyak pendapat yang berbeda-beda; dan pada umumnya dipertanyakan, adakah
hukum aborsi masih efektif membantu orang dalam konflik atau melindungi hidup dalam
kandungan.
Kini makin meluaslah pendapat bahwa hidup hanya diterima kalau direncanakan dan
sebagaimana direncanakan. Para dokter dan petugas medis sering dihadapkan dengan
permintaan untuk membunuh anak yang di luar rencana, padahal merekalah wakil dan
wali kehidupan dalam masyarakat. Bagaimana mendukung dan membela hidup dalam
suasana hidup berencana?Tugas membela dan melindungi hidup tidak dapat dibebankan
seluruhnya kepada ibu yang hamil saja.Dan tidak pada tempatnya menilai, apalagi mengutuk
seorang ibu yang ternyata menggugurkan anaknya.Tidak ada orang yang menggugurkan
kandungan karena senang membunuh, melainkan karena mengalami diri terjepit dalam
konflik.Konflik hidup hanya diatasi dengan bantuan praktis. Bila ada orang merasa harus
menggugurkan kandungan atau telah melakukannya karena alasan apa pun orang itu
hendaknya diberi pendampingan manusiawi agar dapat kembali menghargai hidup. Masalah
pengguguran hanya nyata bagi ibu yang hamil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Aborsi menurut istilah kesehatan adalah penghentian kehamilan setelah tertanamnya
telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20
minggu. Sedangkan menurut syariat islam adalah kematian janin atau keguguran sebelum
sempurna, walaupun janin belum mencapai usia enam bulan. Dapat disimpulkan bahwa
aborsi secara syariat tidak melihat kepada usia kandungan, namun melihat kepada
kesempurnaan bentuk janin tersebut. Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang
menyatakan bahwa aborsi boleh dilakukan oleh umat Islam.Sebaliknya, banyak sekali ayat-
ayat yang menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat
yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-orang yang membunuh sesama manusia
adalah sangat mengerikan. Aborsi dalam agama Kristen sangat dilarang, dan dikatakan
bahwa betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan seperti yang dilakukan dalam
tindakan aborsi.
Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut Himsa karma
yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan
menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai menghilangkan nyawa
mendasari falsafah atma atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi
sekalipun masih berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia. Dalam
undang-undang pun pidana yang mengikatnya sangat rancu dan lebih mengarah untuk tidak
melakukan pengguguran (aborsi) terkecuali dalam keadaan darurat yang menghawatirkan
keselamatan salahsatu nya, yaitu ibu dan bayi dilakukan tindakan medis.Namun, pernyataan
itu juga tidak mengatakan untuk melakukan tindakan aborsi.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya tindakan aborsi
sangat dilarang dalam semua agama.Tidak ada satu kitab pun yang membenarkan tindakan
aborsi dalam keadaan apapun.
3.2 Saran
Tindakan aborsi tidak dibenarkan oleh semua agama.Oleh karena itu hendaknya kita
sebagai seorang wanita berhati-hati pada hal-hal yang mengarah pada tindak aborsi.Dan
sebagai seorang bidan yang berkecimpung pada pertolongan persalinan hendaknya tidak
menolong pasien yang meminta persalinan sebelum waktunya (aborsi).
4 komentar:
1.
BOCA88.COM : Situs Judi Bola dan Casino Online Terpercaya di Indonesia yang
menyediakan permainan seperti : Judi Bola (Sportsbook), Casino Online (Baccarat,
Roulette, Sicbo & Rolling Ball), Keno, Sabung Ayam (Cock Fight) dan 3D Game.
Minimal Deposit dan Withdraw 10 ribu. Proses Depo dan WD super cepat. Cara
Daftar : Kunjungi Situs www.boca88.com => Pilih Menu Daftar => Isi Data-Data
yang diperlukan. Untuk Informasi lebih lanjut silahkan hubungi CS melalui Live Chat
atau BBM : D3CC11C5 , Line : Gaple28 , WA : 081267595721
Balas
2.
Burhan1 November 2017 14.13
Hallo kk. Saya mau berbagi info tentang bisnis online yang mudah dan hanya
memanfaatkan via smartphone, Kaka bisa cek info bisnisnya dibawah ini
bit.ly/BOYBUSINESS
Balas
3.
Hallo kk. Saya mau berbagi info tentang bisnis online yang mudah dan hanya
memanfaatkan via smartphone, Kaka bisa cek info bisnisnya dibawah ini
http://line.me/ti/p/%40fvs6485s
Balas
4.
Hallo kk. Saya mau berbagi info tentang bisnis online yang mudah dan hanya
memanfaatkan via smartphone, Kaka bisa cek info bisnisnya dibawah ini
https://goo.gl/3ZfV5q
Balas
nurse
love nursing
anasthesi class
keep smile
S1 keperawatan
Arsip Blog
2013 (13)
o Desember (13)
pengobatan rheumatik
gejala dan cara pengobatan tekanan darah rendah de...
pengobatan darah tinggi dengan ramuan tradisional
PERAWATAN PERUT AGAR TETAP LANGSING DENGAN
BAHAN T...
perawatan kulit badan dengan bahan-bahan tradision...
PRINSIP LEGAL KEPERAWATAN OLEH: <!--[if gte v...
PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KESEHATAN DAN
PERI...
CARING CONCEPT
ILMU SOSIAL BUDAYA DASARPSIKOLOGI KESEHATAN <!--...
MAKALAHMENGENAI EUTHANASIA MENURUT
PANDANAGAN LIMA...
ABORSI MENURUT 5 PANDANGAN AGAMA DI INDONESIA
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
Arti Perawat
Mengenai Saya
Delly Damayanti
Lihat profil lengkapku
Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan
KLIK DISINI MASBROW !
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.