Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geografi Politik
dibimbing oleh:
Rustandi Zainal Abidin, Drs. BE., M. Si
Disusun oleh :
CIMAHI
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan
rahmat berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Tentang Sengketa Perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.
Salawat beriring salam kami ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita semua dari alam kebodohan hingga ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca serta
dapat bermanfaat bagi kita semua. Kiranya Makalah ini dapat dijadikan pegangan
terkait dengan materi bersangkutan. Dengan paparan materi, penyajian, dan
dengan bahasa yang sederhana diharapkan dapat membantu menguasai materi
dengan mudah.
Penulis sadar bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah kami yang akan datang. Akhir kata, kami ucapkan
terima kasih.
Penulis
Salah satu negara yang punya arti lebih, dalam hubungannya dengan
pengelolaan wilayah perbatasan, yaitu yang berbatasan langsung dengan
Indonesia, ialah Papua Nugini. Wilayah Perbatasan yang terletak di Provinsi
Papua atau di provinsi paling timur di Indonesia ini sangat jarang atau kurang
terekspos untuk dijadikan pembahasan.
1.2.1 Perbatasan
Selain ke 14 pilar MM, antara tahun 1983- 1991, sesuai amanat Pasal 9
Perjanjian 1973 antara Indonesia dengan Papua Nugini, telah didirikan 38
Pilar MM. Sehingga sampai saat ini telah berdiri 52 pilar MM di sepanjang
garis perbatasan. Penambahan 38 pilar MM baru tersebut saat ini masih
tertuang dalam Deklarasi Bersama (Joint declaration) yang ditandatangani
oleh otoritas survey and mapping kedua pemerintahan.2 Jumlah pilar batas di
kawasan perbatasan Papua dirasa masih sangat terbatas. Jumlah pilar batas ini
tentu sangat tidak memadai untuk suatu kawasan perbatasan yang sering
dijadikan tempat persembunyian dan penyebrangan secara gelap oleh
kelompok separatis kedua negara. Sebelum mengalami pemekaran
Kabupaten, Kawasan perbatasan di Papua terletak di empat Kabupaten yaitu
kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten
Merauke. Setelah adanya pemekaran wilayah Kabupaten, maka kawasan
perbatasan di Papua terletak di lima wilayah Kabupaten/Kota yaitu kota
Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Pengunungan Bintang, Kabupaten
Boven Digoel dan Kabupaten Merauke, serta 23 (dua puluh tiga) wilayah
1.4 Tujuan
a. Kedua belah pihak sepakat akan mebuka Pos Lintas Batas, apabila
dimungkinkan akan dibuka padabulan Juni 2004. Hal ini didukung pihak
B. Metode Legal
Arbitrase
Metode ini digunakan dalam hukum nasional dan hukum internasional.
Secara tradisional arbitrasi digunakan bagi persoalan hukum, biasanya
persengketaan mengenai perbatasan dan wilaya. Arbitrase memberikan
keleluasaan bagi para pihak bersengketa untuk menentukan proses perkara.
Hal ini dibuktikan dengan kebebasan para pihak untuk memilih para
arbitrator.