Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Makalah
Analisa Laporan Keuangan
Dosen Pengampu:
Nur Laila Yuliani, S.E., M.Sc.
Disusun Oleh:
Kelompok 1
B. PEMBAHASAN
PROSES PROYEKSI
Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti neraca dan laporan arus
kas.
Dengan cara yang sama, dihitung pula rasio historis beban bunga terhadap saldo
awal tahun utang berbunga. Selama dua tahun terakhir, rasio ini mengalami
sedikit kenaikan dari 4,982% menjadi 5,173%. Proyeksi mengasumsikan 5,173%
dari saldo awal tahun utang berbunga. Pada praktiknya, estimasi harus
menyertakan proyeksi tingkat bunga jangka panjang di masa depan. Akhirnya,
angka yang digunakan untuk proyeksi atas beban pajak adalah sebagai presentase
terhadap laba sebelum pajak tetap konstan pada tingkat terakhir sebesar 37,809%.
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, proyeksi laporan laba rugi Target tahun 2006
disajikan pada tampilan dibawah ini:
Estimasi
Langkah
Tahun
(dalam jutaan) Proyeksi
2006
Proyeksi Neraca
Neraca Target tahun 2003 2005 berikut beberapa rasio disajikan proyeksi
laporan laba rugi perusahaan:
Saham biasa 74 76 76
Aset tetap diestimasi berbagai saldo aset tetap kotor tahun lalu ditambah
presentase pengeluaran modal terhadap penjualan historis. Pengeluaran modal
historis diperoleh dari laporan arus kas. Selama tiga tahun terakhir, presentase
pengeluaran modalterhadap penjualan telah stabil sekitar 6,4% terhadap
penjualan. Presentase 6,43% digunakan untuk mengestimasi pengeluaran modal
tahun 2006. Setelah proyeksi selesai, presentase tersebut dapat disesuaikan untuk
melihat implikasi keuangan atas pengeluaran modal yang lebih tinggi (rendah).
Estimasi utang usaha didasarkan pada perputaran utang dan harga pokok
penjualanhistoris. Rasio perputaran sebesar 5,441 digunakan untuk mengestimasi
utang tahun 2006. Presentase beban yang masih harus dibayar terhadap penjualan
juga diestimasikan menggunakan tingkat perputaran akrual terakhir sebesar
28,683. Terakhir, utang pajak diestimasi berdasarkan hubungan utang terhadap
beban pajak historis, dan digunakan tingkat terakhir sebesar 26,527% untuk
memproyeksikan utang pajak tahun 2006.
Jadwal jatuh tempo utang jangka panjang diberikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Utang jangka panjang awalnya diestimasi sebagai saldo utang jangka
panjang tahun sebelumnya dikurangi estimasi utang yang jatuh tempo. Kemudian,
tingkat utang setelah disesuaikan untuk mendapatkan saldo kas dan leverage
keuangan yang diperoleh kembali diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
Saham biasa 14 74 74
Neraca awal memperkirakan saldo kas sebesar $1.402 juta. Jumlah ini
mencerminkan 4,1% dari proyeksi total aset. Meskipun lebih rendah dari tingkat
tahun 2005 sebesar 7% dari total aset, saldo kas ini masih sejalan dengan
presentase sebelumnya di rentang 2-3%. Jika estimasi saldo kas lebih tinggi atau
lebih rendah, penyesuaian lebih lanjut dapat dilakukan untuk (1)
menginvestasikan kelebihan kas dlam efek yang dapat diperdagangkan (proyeksi
laba perlu disesuaikan untuk tambahan laba investasi non-operasi), atau (2)
mengurangi utang jangka panjang dan/atau ekuitas secara proposional sehingga
tetap menjaga tingkat leverage keuangan yang konsistendengan tahun-tahun
sebelumnya. Jika saldo kas terlalu rendah, utang jangka panjang dan/atau saham
biasa tambahan dapat ditingkatkan jika dibutuhkan guna menjaga tingkat leverage
keuangan tetap konstan. Proyeksi menunjukkan Target akan mampu mendanai
pertumbuhannya dengan dana yang tersedia dan kas yang diperoleh secara
internal.
Proyeksi laporan arus kas akan dihitung dari proyeksi laporan laba rugi
dan proyeksi neraca sebagaimana dibahas pada Bab sebelumnya. Proyeksi laporan
arus kas disajikan pada Tampilan dibawah ini. Proyeksi arus kas bersih dari
operasi sebesar $3.295 juta mendanai sebagian dana dari pengeluaran modal
sebesar $3.357 juta, pengurangan utang jangka panjang sebesar $504 juta dan
deviden sebesar $843 juta.
Analisis Sensitivitas
Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersihb dimasa depan dan nilai
nuku ekuitas pemegang saham. Model penilaian memerlukan estimasi atas enam
parameter berikut:
Pertumbuhan penjulana
Margin laba bersih (laba bersih/penjualan)
Perputaran modal kerja bersih (penjualan/modal kerja bersih)
Perputaran asset tetap
Leverage keuangan (asset operasi/ekuitas)
Biaya modal ekuitas
Tampilan di atas ini menyajikan kinerja ROE untuk kuintil perusahaan. Grafik
menyajikan nilai median tiap portofolio. Hasil pengamatan yang terlihat adalah:
1. ROE cenderung untuk kembali ke keseimbangan jangka panjang. Hal ini
mencerminkan tekanan kompetisi. Lebih lanjut, tingkat pembalikan bagi
perusahaan yang paling tidak menguntungkan lebih besar dari pada tingkat
pembalikan perusahaan yang paling menguntungkan. Dan akhirnya, tingkat
pembalikan bagi perusahaaan yang memiliki tingkat ROE yang paling ekstrem
adalah lebih besar dari pada tingkat pembalikan bagi perusahaan yang memiliki
tingkat ROE lebih moderat.
2. Pembalikan tidak lengkap. Yaitu, tetap terdapat perbedaan sekitar 12% antara
perusahaan dengan ROE tertinggi dan perusahaan dengan ROE terendah
meskipun setelah 10 tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh 2 hal: perbedaan
resiko yang tercermin ke dalam perbedaan biaya modal (k) ; atau, tingkat
konservatisme yang lebih tinggi / rendah dalam kebijakan akuntansi.
Tampilan 9.7, Grafik di atas menyatakan bahwa sebagian pembalikan selesai
setelah sekitar 5 tahun. Hal ini mendukung penggunaan horizon peramalan 5
tahun bagi perusahaan tersebut karena tidak terdapat dampak besar pada harga
saham setelah titik dimana ROE = k, terlepas dari asumsi tingkat pertumbuhan
penjualan.
Perputaran total aktiva (total asset turnover TAT) merupakan komponen kedua
dalam ROA. Dalam tampilan diatas ini disajikan tingkat pembalikan perputaran
total aktiva yang dibuat dengan cara yang sama dengan grafik terdahulu.
Walaupun tampak adanya pembalikan, tingkat lebih kecil dari tingkat pembalikan
ukuran profitabilitas. Selain itu, terdapat tingkat perputaran aktiva yang bervariasi
antara perusahaan dengan perputaran tertinggi dan terendah. Hal ini
mencerminkan tingkat intensitas modal.
Pada saat pembuatan estinasi, proyeksi margin laba dan tingkat perputaran
perlu mempertimbangkan pola pembalikan yang umum dan tingkat penggerak
nilai dari rata-rata jangka panjangnya. Lebih lanjut diperlukan perhatian atas
karakteristik industri sebagaimana ditunjukan oleh tampilan bahwa terdapat
perbedaan pada margin laba bersih. Dan akhirnya horizon proyeksi tidak perlu
terlalu panjang karena akan mengurangi keyakinan atas proyeksi dan ROE
cenderung kembali mendekat ke biaya modal selama periode waktu yang relatif
pendek.
Kas dan setara kas merupakan aktiva yang paling likuid. Hampir seluruh
keputusan manajemen untuk melakukan investasi aktiva atau membayar beban
memerlukan kas.
Arus kas masuk dan arus kas keluar terkait satu sama lain. Kegagalan salah satu
aspek aktivitas bisnis perusahaaan akan berdampak pada keseluaruhan sistem arus
kas. Kegagalan penjualan berdampak pada konversi persedian menjadi piutang
dan kas, yang mengakibatkan penurunan ketersediaan kas, ketidak mampuan
perusahaan untuk mengganti kas dari sumber seperti ekuitas, pinjaman, dan
hutang usaha dapat menghambat aktiva produksi dan merugikan penjualan dimasa
depan. Sebaliknya membatasi pengeluaran pada pos seperti iklan dan pemasaran
dapat menghambat konversi persedian menjadi piutang dan kas. Pembatasan
jangka panjang atas arus kas keluar atas arus kas masuk dapat menurunkan
solvabilitas perusahaan.
Laporan keuangan pro forma diguakan untuk menghitung rasio keuangan dan
menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan dengan data histories untuk
menguji kelayakan.
Soal 9.2
Laporan laba rugi dan neraca komparatif Best Buy disajikan dibawah ini (dalam
jutaan $)
Diminta :
a. Gunakan rasio rasio berikut untuk menyusun proyeksi laporan laba rugi,
neraca, dan laporan arus kas tahun 3
Jawab :
C. KESIMPULAN
D. DAFTAR PUSTAKA
Subramanyam, K.R, dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta
:Salemba Empat