Você está na página 1de 24

ANALISIS PROSPEKTIF

Makalah
Analisa Laporan Keuangan

Dosen Pengampu:
Nur Laila Yuliani, S.E., M.Sc.

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Eka Pinditya Ayu Caesari 14.0102.0073


Noviana Ayu Kusumastuti 14.0102.0088
Dwi Saputri 14.0102.0113
Giska Dinavia Nuraida 14.0102.0114

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2015
A. PENDAHULUAN

Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan


keuangan. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis
disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat.
Penyesuaian tersebut meliputi eliminasi pos sementara dalam laporan laba rugi
atau mengalokasikannya ke tahun lalu atau tahun mendatang, kapitalisasi
(pembebanan) pos yang telah dibebankan (dikapitalisasi) oleh manajemen,
kapitalisasi sewa guna usaha operasi, investasi metode ekuitas dan bentuk
pendanaan di luar neraca (off-balance sheet financing). Analisis prospektif
meliputi peramalan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Analisis
prospektif merupakan inti penilaian efek. Model laba sisa, memerlukan proyeksi
laba bersih dan nilai buku ekuitas di masa depan untuk memperkirakan harga
saham sekarang. Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketepatan
rencana strategis perusahaan. Analisis prospektif berguna bagi kreditor untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

B. PEMBAHASAN

PROSES PROYEKSI

Proyeksi Laporan Keuangan

Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti neraca dan laporan arus
kas.

Proyeksi Laporan Laba Rugi

Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan. Dalam


contoh ini digunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa
depan. Analisis lebih rinci melibatkan informasi eksternal seperti:

1. Tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan. Karena pembelian


pelanggan dipengaruhi oleh tingkat penghasilan pribadi yang bisa
dibelanjakan (personal disposable income), analisis mengikuitsertakan
estimasi yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan
pertumbuhan penjualan eceran pada khususnya. Sebagai contoh, bila
ekonomi membaik, dapat diproyeksikan adanya kenaikan penjualan
dibandingkan penjualan tahun lalu.
2. Peta persaingan. Apakah jumlah pesaing bertambah? Atau, apakah
pesaing yang lebih lemah menghentikan operasinya? Perubahan peta
persaingan akan memengaruhi proyeksi atas unit penjualan maupun
kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga. Kedua hal tersebut akan
berdampak pada pertumbuhan.
3. Bauran toko baru dan toko lama. Toko baru umumnya menikmati
kenaikan penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan toko lama
karena toko baru dapat meraih pasar yang tidak tertangani dengan baik
atau menyediakan komposisi barang terkini dibandingkan dengan pesaing
yang ada. Toko lama umumnya tumbuh seiring dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi local secara keseluruhan. Karenanya, analisis harus
mempertimbangkan rencana ekspansi yang diumumkan oleh manajemen.

Laporan Laba Rugi Target Corporation

(dalam jutaan) 2005 2004 2003

Penjualan $46.839 $42.025 $37.410

Harga pokok penjualan 31.445 28.389 25.498

Laba kotor 15.349 13.636 11.912

Beban penjualan, umum, dan administrasi 10.534 9.379 8.134

Beban penyusutan dan amortisasi 1.259 1.098 967

Beban bunga 570 556 584

Laba sebelum pajak 3.031 2.603 2.227


Beban pajak 1.146 984 851

Laba(rugi) dari pos luar biasa dan operasi yang


dihentikan 1.313 190 247

Laba bersih $ 3. 198 $ 1.809 $ 1.623

Saham Beredar 891 912 910

Rasio-rasio terpilih (dalam persen)

Pertumbuhan penjualan 11,445% 12.336%

Margin laba kotor 32,866 32.447

Beban penjualan, umum, dan


administrasi/Penjualan 22,490 22,318

Beban penyusutan/Aset tetap kotor tahun lalu 6,333 5,245

Beban bunga/Utang jangka panjang tahun lalu 5,173 4,982

Beban pajak/Laba sebelum pajak 37,809 37,803

Margin laba kotor Target mengalami sedikit kenaikan menjadi 32,866%


penjualan. Untuk tujuan proyeksi, margin laba kotor terakhir diasumsikan sebesar
32,866%. Pada praktiknya, estimasi margin laba kotor sebagian akan dipengaruhi
oleh kekuatan ekonomi dan tingkat kompetisi dalam pasar Target. Beban
penjualan, umum, dan administrasi juga tetap konstan sebesar kurang lebih 22%
terhadap penjualan. Proyeksinya sebesar 22,49% sama dengan presentasse
terakhir. Pada praktiknya, pos beban dapat diuji dan siestimasi secara terpisah
dengan menyertakan pemahaman yang didapat dari bagian Managements
Disscussion and Analysis MDA dalam laporan keuangan atau dari sumber
eksternal.

Beban penyusutan harus diproyeksikan secara terpisah. Penyusutan merupakan


beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aset yang dapat disusutkan. Pada
tahun sebelumnya, Targette;lah melaporkan beban penyusutan kira-kira 6% dari
saldo aset tetap di awal tahun. Proyeksi mengasumsikan beban penyusutan
sebesar 6,333% dari saldo tetap tahun 2005, presentase yang terakhir.

Dengan cara yang sama, dihitung pula rasio historis beban bunga terhadap saldo
awal tahun utang berbunga. Selama dua tahun terakhir, rasio ini mengalami
sedikit kenaikan dari 4,982% menjadi 5,173%. Proyeksi mengasumsikan 5,173%
dari saldo awal tahun utang berbunga. Pada praktiknya, estimasi harus
menyertakan proyeksi tingkat bunga jangka panjang di masa depan. Akhirnya,
angka yang digunakan untuk proyeksi atas beban pajak adalah sebagai presentase
terhadap laba sebelum pajak tetap konstan pada tingkat terakhir sebesar 37,809%.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, proyeksi laporan laba rugi Target tahun 2006
disajikan pada tampilan dibawah ini:

Proyeksi Laporan Laba Rugi Target Corporation

Estimasi
Langkah
Tahun
(dalam jutaan) Proyeksi
2006

Laporan Laba Rugi

Total pendapatan 1 $52.204

Harga pokok penjualan 3 35.047

Laba kotor 2 17.157


Beban penjualan, umum, dan administrasi 4 11.741

Beban penyusutan dan amortisasi 5 1.410

Beban bunga 6 493

Laba sebelum pajak 7 3.513

Beban pajak 8 1. 328

Laba (rugi) dari pos luar biasa dan operasi yang


9 0
dihentikan

Laba bersih 10 $ 2.185

Saham beredar 891

Asumsi peramalan (dalam persen)

Pertumbuhan penjualan 11,455%

Margin laba kotor 32,866

Beban penjualan, umum, dan administrasi/Penjualan 22,490

Beban penyusutan/Aset tetap kotor tahun lalu 6,333

Beban bunga/Utang jangka panjang tahun lalu 5,173

Beban pajak/Laba sebelum pajak 37,809

Berikut langkah-langkah dalam memproyeksikan laporan tersebut:

1. Penjualan: $52.204 = $46.839 x 1,11455.


2. Laba kotor: $17.157 = $52.204 x 32,866%.
3. Harga pokok penjualan: $35.047 = $52.204 x $17.157
4. Penjualan, umum, dan administrasi: $11.741 = $52.204 x 22,49%.
5. Penyusutan dan amortisasi: $22.272 (aset tetap kotor awal periode) x
6,333%.
6. Bunga: $493 = $9.538 (utang berbunga awal periode) x 5,173%.
7. Laba sebelum pajak: $3.513 = $17.157 - $11.741 - $1.410 - $493.
8. Beban pajak: $1.328 = $3.513 x 37,809%
9. Pos luar biasa dan dihentikan: tidak ada
10. Laba bersih: $2.185 = $3.513 - $1.328.

Proyeksi Neraca

Neraca Target tahun 2003 2005 berikut beberapa rasio disajikan proyeksi
laporan laba rugi perusahaan:

Neraca Target Corporation

(dalam jutaan) 2005 2004 2003

Kas $ 2.245 $ 708 $ 758

Piutang 5.069 4.621 5.565

Persediaan 5.384 4.531 4.760

Aset lancar lain 1.224 3.092 852

Total aset lancar 13.922 12.952 11.935

Aset tetap 22.272 19.880 20.936

Akumulasi penyusutan 5.412 4.727 5.629

Aset tetap bersih 16.860 15.153 15.307

Aset tak lancar lainnya 1.511 3.311 1.361

Total aset $32.293 $31.416 $28.603


Utang usaha $ 5.779 $ 4.956 $ 4.684

Bagian lancar utang jangka panjang 504 863 975

Beban yang masih harus dibayar 1.633 1.288 1.545

Utang pajak dan lainnya 304 1.207 319

Total kewajiban lancar 8.220 8.314 7.523

Pajak tangguhan dan kewajiban lain 2.010 1.815 1.451

Utang jangka panjang 9.034 10.155 10.186

Total kewajiban 19.264 20.284 19.160

Saham biasa 74 76 76

Tambahan modal disetor 1.810 1.530 1.256

Laba ditahan 11.145 9.526 8.111

Ekuitas pemegang saham 13.029 11.132 9.443

Total kewajiban dan ekuitas bersih $32.293 $31.416 $28.603

Beberapa Rasio Terpilih

Tingkat perputaran piutang usaha 9.240 9.094 6.722

Tingkat perputaran persediaan 5.840 6.266 5,357

Tingkat perputaran utang usaha 5.441 5.728 5,444

Tingkat perputaran biaya yang masih harus


28.683 32.628 24,214
dibayar

Utang pajak/Beban pajak 26,527% 122,663 37,485%


%

Dividen per saham $ 0.310 $ 0,260 $ 0.240

Pengeluaran modal (CAPEX) dalam jutaan 3.012 2.671 3.189

CAPEX/Penjualan 0,451% 6,356% 8,524%

Ramalan neraca tahun 2006 meliputi langkah-langkah berikut ini :

1. Buatlah proyeksi aktiva lancar selain kas, dengan menggunakan proyeksi


penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan.
2. Buatlah proyeksi kenaikan aktiva tetap dengan estimasi pengeluaran
modal yang didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian
MD&A di laporan tahunan.
3. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang.
4. Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo)
dari catatan utang jangka panjang.
5. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun
sebelumnya.
6. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka
panjang tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo dari butir (4) di atas.
7. Kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali
tampak jelas tren yang lain.
8. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
9. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah
(dikurangi) dengan laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang
diperkirakan.
10. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu kecuali
tampak tren yang nyata.
Untuk memulai proyeksi piutang, persediaan, aktiva tetap, utang usaha, dan akrual
beban menggunakan proyeksi penjualan dan harga pokok penjualan serta tingkat
perputarannya, rumusnya :

Berikutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut:

Proyeksi piutang usaha diasumsikan dengan menggunakan tingkat perputaran


terakhir sebesar 9,24.

Tingkat perputaran persediaan juga menggunakan tingkat perputaran yang


terakhir sebesar 5,84, berikut dengan harga pokok penjualan untuk
memproyeksikan persediaan. Persediaan saat ini dapat diproyeksikan tumbuh
seiring dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang diperkirakan.

Aset tetap diestimasi berbagai saldo aset tetap kotor tahun lalu ditambah
presentase pengeluaran modal terhadap penjualan historis. Pengeluaran modal
historis diperoleh dari laporan arus kas. Selama tiga tahun terakhir, presentase
pengeluaran modalterhadap penjualan telah stabil sekitar 6,4% terhadap
penjualan. Presentase 6,43% digunakan untuk mengestimasi pengeluaran modal
tahun 2006. Setelah proyeksi selesai, presentase tersebut dapat disesuaikan untuk
melihat implikasi keuangan atas pengeluaran modal yang lebih tinggi (rendah).

Estimasi utang usaha didasarkan pada perputaran utang dan harga pokok
penjualanhistoris. Rasio perputaran sebesar 5,441 digunakan untuk mengestimasi
utang tahun 2006. Presentase beban yang masih harus dibayar terhadap penjualan
juga diestimasikan menggunakan tingkat perputaran akrual terakhir sebesar
28,683. Terakhir, utang pajak diestimasi berdasarkan hubungan utang terhadap
beban pajak historis, dan digunakan tingkat terakhir sebesar 26,527% untuk
memproyeksikan utang pajak tahun 2006.
Jadwal jatuh tempo utang jangka panjang diberikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Utang jangka panjang awalnya diestimasi sebagai saldo utang jangka
panjang tahun sebelumnya dikurangi estimasi utang yang jatuh tempo. Kemudian,
tingkat utang setelah disesuaikan untuk mendapatkan saldo kas dan leverage
keuangan yang diperoleh kembali diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, proyeksi neraca Target tahun 2006 disajikan


sebagai berikut:

Proyeksi Neraca Target Corporation

(dalam jutaan) Langkah Estimasi


proyeksi 2006 2005

Kas 17 $ 1.402 $ 2.245

Piutang 1 5.650 5.069

Persediaan 2 6.001 5.384

Aset lancar lain 3 1.224 1.224

Total aset lancar 14.277 13.922

Aset tetap 4 25.629 22.272

Akumulasi penyusutan 5 6.822 5.412

Aset tetap bersih 6 18.807 16.860

Aset tak lancar lainnya 7 1.511 1.511

Total aset $34.595 $32.293

Utang usaha 8 $ 6.441 $ 5.779


Bagian lancar utang jangka panjang 9 751 504

Beban yang masih harus dibayar 10 1.820 1.633

Utang pajak dan lainnya 11 352 304

Total kewajiban lancar 9.364 8.220

Pajak tangguhan dan kewajiban lain 12 2.010 2.010

Utang jangka panjang 13 8.283 9.034

Total kewajiban 19.657 19.264

Saham biasa 14 74 74

Tambahan modal disetor 15 1.810 1.810

Laba ditahan 16 10.054 11.145

Ekuitas pemegang saham 14.938 13.029

Total kewajiban dan ekuitas bersih $34.595 $32.293

Beberapa Rasio Terpilih

Tingkat perputaran piutang usaha 9.240 9.240

Tingkat perputaran persediaan 5.840 5,840

Tingkat perputaran utang usaha 5.441 4,441

Tingkat perputaran biaya yang masih harus


28.683 28,683
dibayar

Utang pajak/Beban pajak 26,527% 26,527%

Dividen per saham $ 0,310 $ 0.310


Pengeluaran modal (CAPEX) dalam jutaan 3.357 3.012

CAPEX/Penjualan 6,431% 6,431%

Langkah-langkah dalam memproyeksikan neraca tersebut:

1. Piutang: $5.650 = $54.204 (Penjualan)/9,24 (Perputaran piutang).


2. Persediaan: $6.001 = $35.047 (Harga pokok penjualan)/5,84 (Perputaran
persediaan).
3. Aset lancar lain: Tidak ada perubahan.
4. Aset tetap: $25.629 = $22.272 (Saldo tahun lalu) + $1.410 (Estimasi
pengeluaran modal: estimasi penjualan sebesar $52.204 x 6,431%
presentase CAPEX/Penjualan).
5. Akumulasi penyusutan: $6.822 =$5.412 (Saldo tahun lalu) + $1.410
(Estimasi penyusutan).
6. Aset tetap bersih: $18.807 = $25.629 - $6.822.
7. Aset jangka panjang lainnya: tidak ada perubahan.
8. Utang usaha: $6.441 = $35.047 (Harga pokok penjualan)/5,441
(Perputaran utang).
9. Bagian lancar utang jangka panjang: jumlah yang dilaporkan dalam
catatan kaki utang jangka panjang sebagai bagian yang jatuh tempo di
tahun 2006.
10. Beban yang masih harus dibayar: $1.820 = $52.204 (Penjualan)/28,683
(Perputaran beban yang masih harus dibayar).
11. Utang pajak: $352 = $1.328 (Beban pajak) x 26,527% (Utang pjak/Beban
pajak).
12. Pajak tangguhan dan kewajiban lain: tidak ada perubahan.
13. Utang jangka panjang: $8.283 = $9.034 (Utang jangka panjang tahun lalu)
- $751 (Bagian utang yang jatuh tempo dari langkah 9).
14. Saham biasa: tidak ada perubahan.
15. Tambahan modal disetor: tidak ada perubahan.
16. Laba ditahan: $13.054 = $11.145 (Laba ditahan tahun lalu) + $2.185
(Proyeksi laba bersih) - $276 (Estimasi dividen sebesar $0,31 per lembar
saham x 891 juta lembar saham).
17. Kas: jumlah yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan total kewaajiban
dan ekuitas dikurangi langkah (1) (7).

Neraca awal memperkirakan saldo kas sebesar $1.402 juta. Jumlah ini
mencerminkan 4,1% dari proyeksi total aset. Meskipun lebih rendah dari tingkat
tahun 2005 sebesar 7% dari total aset, saldo kas ini masih sejalan dengan
presentase sebelumnya di rentang 2-3%. Jika estimasi saldo kas lebih tinggi atau
lebih rendah, penyesuaian lebih lanjut dapat dilakukan untuk (1)
menginvestasikan kelebihan kas dlam efek yang dapat diperdagangkan (proyeksi
laba perlu disesuaikan untuk tambahan laba investasi non-operasi), atau (2)
mengurangi utang jangka panjang dan/atau ekuitas secara proposional sehingga
tetap menjaga tingkat leverage keuangan yang konsistendengan tahun-tahun
sebelumnya. Jika saldo kas terlalu rendah, utang jangka panjang dan/atau saham
biasa tambahan dapat ditingkatkan jika dibutuhkan guna menjaga tingkat leverage
keuangan tetap konstan. Proyeksi menunjukkan Target akan mampu mendanai
pertumbuhannya dengan dana yang tersedia dan kas yang diperoleh secara
internal.

Proyeksi Laporan Arus Kas

Proyeksi laporan arus kas akan dihitung dari proyeksi laporan laba rugi
dan proyeksi neraca sebagaimana dibahas pada Bab sebelumnya. Proyeksi laporan
arus kas disajikan pada Tampilan dibawah ini. Proyeksi arus kas bersih dari
operasi sebesar $3.295 juta mendanai sebagian dana dari pengeluaran modal
sebesar $3.357 juta, pengurangan utang jangka panjang sebesar $504 juta dan
deviden sebesar $843 juta.

(dalam jutaan) Estimasi Tahun 2006


Laba bersih $ 2.185
Penyesuaian laba menjadi arus kas
Penyusutan dan amortisasi 1.410
Piutang (581)
Persediaan (617)
Utang usaha 662
Beban yang masih harus dibayar 187
Pajak dan lainnya 48
Arus kas bersih dari operasi 3.294
Pengeluaran modal 3.357
Arus kas bersih dari aktivitas investasi 3.357
Utang jangka panjang (504)
Dividen (276)
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan (780)
Peruabahan bersih kas $ (843)
Kas awal 2.245
Kas akhir $ 1.402

Analisis Sensitivitas

Proyeksi laporan keuangan didasarkan pada hubungan yang diharapkan


antara pos laporan laba rugi dengan pos neraca. Contoh ini menggunakan rasio
terakhir karena operasi Target cukup stabil dan diasymsikan tidak terdapat
perubahan besar dalam strategi operasi.

Namun, asumsi asumsi tersebut dapat divariasikan untuk menganalisis


dampaknya pada kebutuhan dana, pengembalian asset dan ekuitas, dan
sebagainya. Misal, jika diasumsikan rasio pengeluaran modal terhadap penjualan
naik menjadi $3,9 miliar, dan saldo kas akakn turun sebesar $845 juta, 2,4% dari
total asset dan dibawah tingkat tahu n tahun sebelumnya. Dalam hal ini,
pendanaan eksternal dalam bentuk utang (ekuitas) akan dibutuhkan. Kenaikan
yang sama dalam kebutuhan pendanaan juga akan mengakibatkan penurunan
perputaran piutang atau persediaan. Analisis sering kali menyiapkan beberapa
proyeksi untuk melihat scenario terbaik (terburuk) sebagai tambahan atas scenario
yang paling mungkin (most likely) terjadi. Analisis sensitivitas ini menunjukan
asumsi yang memiliki dampak terbesar pada hasil keuangan sehingga membantu
mengidentifikasi area yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaia Laba Sisa

Sebagaimana disebutkan pada pendahuluan bab ini, analisis prospektif


merupakan inti analisis efek. Model ini penilaia laba sisa, misalnya, memntukan
nilai ekuitas pad waktu t sebagai jumlah nilai buku kini dan nilai sekarang laba
sisa yang diperkirana di masa depan.

Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersihb dimasa depan dan nilai
nuku ekuitas pemegang saham. Model penilaian memerlukan estimasi atas enam
parameter berikut:

Pertumbuhan penjulana
Margin laba bersih (laba bersih/penjualan)
Perputaran modal kerja bersih (penjualan/modal kerja bersih)
Perputaran asset tetap
Leverage keuangan (asset operasi/ekuitas)
Biaya modal ekuitas

Penilaian ekuitas sangat bergantung pada proses proyeksi. Sebagaimana


telah dibahas penilaian harus menguji sensitivitas estimasi harga saham terhadap
asumsi yang mendasari proyeksi.

Tren Penggerak Nilai


Model laba sisa menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas
pemegang saham ditambah nilai sekarang dari laba sisa (residual income RI)
yang diperkirakan, dimana Rlt = Nrt (k x BVt-1). Laba sisa juga dapat
dinyatakan dalam bentuk rasio, yaitu:
= ( ) t 1
Dimana ROE = Nlt / BVt-1. Bentuk ini menekankan kenyataan bahwa
harga saham berubah bila ROE k. Dalam keseimbangan, tekaanan kompetisi
akan mendorong tingkat pengembalian (ROE) mendekati biaya (k) sehingga laba
abnormal akan hilang. Dengan demikian estimasi harga saham adalah sebesar
proyeksi pengembalian ROE pada nilai jangka panjangnya bagi perusahaan dan
industri tertentu.
Pembalikan ROE

Tampilan di atas ini menyajikan kinerja ROE untuk kuintil perusahaan. Grafik
menyajikan nilai median tiap portofolio. Hasil pengamatan yang terlihat adalah:
1. ROE cenderung untuk kembali ke keseimbangan jangka panjang. Hal ini
mencerminkan tekanan kompetisi. Lebih lanjut, tingkat pembalikan bagi
perusahaan yang paling tidak menguntungkan lebih besar dari pada tingkat
pembalikan perusahaan yang paling menguntungkan. Dan akhirnya, tingkat
pembalikan bagi perusahaaan yang memiliki tingkat ROE yang paling ekstrem
adalah lebih besar dari pada tingkat pembalikan bagi perusahaan yang memiliki
tingkat ROE lebih moderat.
2. Pembalikan tidak lengkap. Yaitu, tetap terdapat perbedaan sekitar 12% antara
perusahaan dengan ROE tertinggi dan perusahaan dengan ROE terendah
meskipun setelah 10 tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh 2 hal: perbedaan
resiko yang tercermin ke dalam perbedaan biaya modal (k) ; atau, tingkat
konservatisme yang lebih tinggi / rendah dalam kebijakan akuntansi.
Tampilan 9.7, Grafik di atas menyatakan bahwa sebagian pembalikan selesai
setelah sekitar 5 tahun. Hal ini mendukung penggunaan horizon peramalan 5
tahun bagi perusahaan tersebut karena tidak terdapat dampak besar pada harga
saham setelah titik dimana ROE = k, terlepas dari asumsi tingkat pertumbuhan
penjualan.

ROE dianggap sebagai penggerak nilai (value driver) karena ROE


merupakan variabel yang mempengaruhi harga saham secara langsung.
selanjutnya komponen ROA dipecah menjadi margin laba dan perputaran.
Komponen-komponen tersebut juga merupakan penggerak nilai.

Pembalikan Margin Laba Bersih


Tampilan 9.8 menyajikan grafik tentang pembalikan margin laba bersih untuk
kuintil perusahaan. Grafik ini dibuat dengan cara yang sama dengan pembuatan
grafik ROE. Tampak jelas tingkat pembalikan yang signifikan untuk perusahaan
dengan margin laba bersih (net profit margin NPM) tertinggi dan terendah.
Selain itu, tingkat pembalikan untuk perusahaan dengan laba terendah lebih besar
dari pada tingkat pembalikan perusahaan yang paling untung. Tingkat pembalikan
untuk 2 kelompok ekstrem perusahaan tersebut lebih besar dari pada tingkat
pembalikan perusahaan dengan laba yang lebih moderat. Dan akhirnya, tetap
terdapat selisih antara portofolio dengan margin laba bersih tertinggi dan terendah
pada akhir 10 tahun, yang besarnya kurang lebih sama dengan selisih untuk ROE.
Pembalikan ROE tampaknya disebabkan oleh pembalikan dalam margin laba
bersih

Pembalikan Perputaran Total Aktiva

Perputaran total aktiva (total asset turnover TAT) merupakan komponen kedua
dalam ROA. Dalam tampilan diatas ini disajikan tingkat pembalikan perputaran
total aktiva yang dibuat dengan cara yang sama dengan grafik terdahulu.
Walaupun tampak adanya pembalikan, tingkat lebih kecil dari tingkat pembalikan
ukuran profitabilitas. Selain itu, terdapat tingkat perputaran aktiva yang bervariasi
antara perusahaan dengan perputaran tertinggi dan terendah. Hal ini
mencerminkan tingkat intensitas modal.

Pada saat pembuatan estinasi, proyeksi margin laba dan tingkat perputaran
perlu mempertimbangkan pola pembalikan yang umum dan tingkat penggerak
nilai dari rata-rata jangka panjangnya. Lebih lanjut diperlukan perhatian atas
karakteristik industri sebagaimana ditunjukan oleh tampilan bahwa terdapat
perbedaan pada margin laba bersih. Dan akhirnya horizon proyeksi tidak perlu
terlalu panjang karena akan mengurangi keyakinan atas proyeksi dan ROE
cenderung kembali mendekat ke biaya modal selama periode waktu yang relatif
pendek.

PERAMALAN JANGKA PENDEK


Keakuratan peramalan arus kas berbanding terbalik dengan horizon peramalan,
makin lama periode peramalan, makin berkurang keandalan peramalan tersebut.
Hal ini disebabkan jumlah dan kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi
arus kas masuk dan arus kas keluar yang tidak dapat diestimasi secara andal
dalam jangka panjang. Dalam peramalan jangka pendek pun diperlukan informasi
yang jumlahnya signifikan.

POLA ARUS KAS

Kas dan setara kas merupakan aktiva yang paling likuid. Hampir seluruh
keputusan manajemen untuk melakukan investasi aktiva atau membayar beban
memerlukan kas.

Arus kas masuk dan arus kas keluar terkait satu sama lain. Kegagalan salah satu
aspek aktivitas bisnis perusahaaan akan berdampak pada keseluaruhan sistem arus
kas. Kegagalan penjualan berdampak pada konversi persedian menjadi piutang
dan kas, yang mengakibatkan penurunan ketersediaan kas, ketidak mampuan
perusahaan untuk mengganti kas dari sumber seperti ekuitas, pinjaman, dan
hutang usaha dapat menghambat aktiva produksi dan merugikan penjualan dimasa
depan. Sebaliknya membatasi pengeluaran pada pos seperti iklan dan pemasaran
dapat menghambat konversi persedian menjadi piutang dan kas. Pembatasan
jangka panjang atas arus kas keluar atas arus kas masuk dapat menurunkan
solvabilitas perusahaan.

PENTINGNYA PERAMALAN PENJUALAN

Kendala peramalan laba bergantung pada kualitas peramalan penjualan.


Peramalan penjualan meliputi analisis atas:

1. Arah dan tren penjualan


2. Pangsa pasar
3. Kondisi industri dan ekonomi
4. Kapasitas produksi dan keuangan
5. Faktor kompetisi

PERAMALAN ARUS KAS DENGAN ANALISIS PRO FORMA

Laporan keuangan pro forma diguakan untuk menghitung rasio keuangan dan
menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan dengan data histories untuk
menguji kelayakan.

Soal 9.2

Laporan laba rugi dan neraca komparatif Best Buy disajikan dibawah ini (dalam
jutaan $)

Laporan laba rugi Tahun ke 2 Tahun ke 1


Penjualan bersih $15.326 $12.494
Harga pokok penjualan 12.267 10.101
Laba kotor 3.059 2.393
Beban penjualan umum administrasi 2.251 1.728
beban penyusutan dan amortisasi 167 103
laba sebelum pajak 641 562
Beban pajak 245 215
Laba bersih $396 $347
Saham beredar 208 200
Neraca
Kas $746 $751
Piutang 373 262
Persediaan 1767 1184
Aset lancar lain 102 41
Total aset lancar 2928 2238
Aset tetap 1987 1093
Akumulasi penyusutan 543 395
Aset tetap bersih 1444 698
Aset tak lancar lainnya 466 59
Total aset $4838 $2995

Utang usaha & kewajiban yg msh harus 2473 1704


dbyr
Utang jangka pendek & bagian lancar utg 114 16
jgk panjang
Kewajiban pajak 127 65
Total kewajiban lancar 2714 1785
Kewajiban jangka panjang 122 100
Utang jangka panjang 181 15
Total kewajiban jangka panjang 303 115
Saham biasa 20 20
Surplus modal 576 247
Laba ditahan 1225 828
Ekuitas pemegang saham 1821 1095
Total kewajiban dan ekuitas $4838 $2995

Diminta :

a. Gunakan rasio rasio berikut untuk menyusun proyeksi laporan laba rugi,
neraca, dan laporan arus kas tahun 3

Pertumbuhan penjualan 22,67%

Margin laba kotor 19,96%

Beban penjualan umum administrasi penjualan 14,69%

Beban penyusutan/aset tetap kotor tahun sebelumnya 15,28%


Beban bunga/ utang jangka panjang tahun sebelumnya 38,22%

Perputaran piutang usaha(penjualan/Piutang usaha) 48,96%

Perputaran persediaan (harga pokok penjualan/persediaan) 6,94%

Utang pajak/beban pajak 51,84%

Total aset/ ekuitas pemegang saham (leverage keuangan) 2,25%

Deviden per lembar saham $0,00%

Pengeluaran modal/ penjualan 6,71%

b. Berdasarkan proyeksi awal Anda, berapakah pendapatan eksternal (utang


jangka panjang dan atau ekuitas pemegang saham) yang dibutuhkan Best Buy
untuk mendanai proyeksi pertumbuhan penjualan?

Jawab :

C. KESIMPULAN

Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan


keuangan. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis
disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat.
Penyesuaian tersebut meliputi eliminasi pos sementara dalam laporan laba rugi
atau mengalokasikannya ke tahun lalu atau tahun mendatang, kapitalisasi
(pembebanan) pos yang telah dibebankan (dikapitalisasi) oleh manajemen,
kapitalisasi sewa guna usaha operasi, investasi metode ekuitas dan bentuk
pendanaan di luar neraca (off-balance sheet financing). Analisi prospektif berguna
untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan. Dan didalam perusahaan
kita dapat mengetahui apakah perusahaan mampu menghasilkan arus kas operasi
yang cukup untuk mendanai pertumbuhan yang diharapkan atau apakh perusahaan
memerlukan pendanaan utang atau ekuitas di masa depan. Dan apakah rencana
strategis tersebut akan menghasilkan manfaat seperti yang diharapkan oleh
manajemen perusahaan.

D. DAFTAR PUSTAKA

Subramanyam, K.R, dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta
:Salemba Empat

Você também pode gostar