Você está na página 1de 8

KELOMPOK III NIM/ABSEN TTD

Sinta Arya Udayani 1515351058/ 09

Endang Retno Rahayuningsih 1515351059/ 10

Ida Ayu Pradnyandhari Dewi 1515351080/ 22

Ni Wyn Sukma Kartika Dewi 1515351084/ 24

Dyah Paramitha 1515351087/ 25

I Made Dwi Darma Budiawan 1515351142/ 36

7.1 Sifat Konsinyasi


Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan
dengan cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan fisik barang-barang oleh pemilik
kepada pihak lain, yang bertindak sebagai agen penjual dan biasanya dibuatkan persetujuan
mengenai hak yuridis atas barang-barang yang dijual oleh pihak penjual. Konsinyasi
merupakan satu-satunya produsen atau distributor memperoleh daerah pemasaran yang lebih
luas. Konsinyor dapat memperoleh spesialis penjualan. Harga jual eceran barang konsinyasi
dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang masih menjadi pemilik barang ini.

Pihak yang menyerahkan barang (pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau


pengamanat sedang pihak yang menerima titipan barang disebut consignee (konsinyi) atau
komisioner. Dalam kamus istilah keuangan dan perbankan disebutkan bahwa :

1. Consignment (konsinyasi) adalah barang-barang yang dikirim untuk dititipkan kepada


pihak lain dalam rangka penjualan dimasa mendatang atau untuk tujuan lain, hak atas
barang tersebut tetap melekat pada pihak pengirim (consignor).
2. Penerimaan titipan barang tersebut (consignee) selanjutnya bertanggung jawab
terhadap penanganan barangn sesuai dengan kesepakatan.
3. Konsinyasi keluar (Consignment-Out), yaitu rekening yang digunakan oleh
pengamanat untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-
barang yang dititipkan kepada komisioner.
4. Konsinyasi masuk ((Consignment-In), yaitu rekening yang digunakan oleh
komisioner untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-
barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya.

Karakteristik penjualan konsinyasi yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan akuntansi


dengan transaksi penjualan yaitu :

1
1. Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat
karena hak milik atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat.
Barang-barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai persediaan oleh pihak
komisioner (consignee).
2. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan
tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi
pengamanat maupun bagi komisioner sampai barang dagangan dapat dijual kepada
pihak ketiga.
3. Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang
konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner berhasil menjual
barang tersebut kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian
diantara kedua belah pihak.
4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga
keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh karena
itu komisioner perlu menyelenggarakan administrasi yang baik dan tertib.

Pihak konsinyor menetapkan perjanjian mengenai penyerahan hak atas barang dan
juga hasil penjualan barang-barang konsinyasi. Konsinyi bertanggung jawab terhadap barang-
barang yang diserahkan kepadanya sampai barang-barang tersebut terjual kepada pihak
ketiga.

Beberapa alasan bagi pengamanat dan komisioner untuk mengadakan penjualan


kosinyasi adalah sebagai berikut :

1. Merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperluas daerah pemasaran
terutama untuk barang-barang yang :
- Merupakan produk baru yang permintaan akan barang tersebut masih belum dapat
diprediksi.
- Membuka devisi penjualan disuatu daerah investasinya sangat mahal investasinya.
- Penjualan melalui dealer tidak menguntungkan pada tahun-tahun yang lalu.
- Barang tersebut mahal harganya sehingga dealer memerlukan investasi yang besar
bila membelinya, dan
- Fluktuasi harga barang tersebut sangat besar sehingga dealer tidak mau membelinya.

2
2. Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada pihak
komisioner sehingga risiko kerugian dapat ditekan.
3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini
disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat, sehingga
harga masih dapat dijangkau oleh konsumen. Pengawasan harga ini akan sulit jika
menggunakan sistem penjualan melalui dealer yang kepemilikan barangnya sudah
ditangan dealer itu sendiri.
4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudang mudah dikontrol
sehingga risiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan
untuk rencana produksi.

7.2 Operasi Konsinyasi


Hak pihak konsinyi :
1. Pihak konsinyi berhak memperoleh penggantian atas pengeluaran yang dibutuhkan
berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas
penjualan barang konsiyasi.
2. Pihak konsinyi berhak menawarkan garansi biasa atau barang konsinyasi yang dijual,
dan sementara itu pihak konsiyor terikat pada syarat pembelian garansi seperti ini.

Kewajiban pihak konsinyi :


1. Pihak konsinyi harus melindungi barang-barang pihak pemilik dengan cara yang baik
dan sesuai dengan sifat barang dan kondisi konsinyasi.
2. Pihak konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah ditentukan,
atau jika tidak ada ketentuan tidak mengenai harga ia harus menjualnya dengan harga
yang memuaskan kepentinagn pihak pemilik.
3. Pihak konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagangan lainnya
4. Pihak konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan
barang konsinyasi.

7.3 Akuntansi untuk Konsinyasi


Akuntansi Penjualan Konsinyasi
Metode pencatatan yang dapat dipakai baik oleh pengamanat (consignor) maupun
komisioner (consignee) ada dua , yaitu:

3
1. Metode Terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi disajikan secara terpisah
dengan laba atau rugi penjualan biasa atau penjualan lainnya.
2. Metode Tidak Terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi tidak dipisahkan
dengan laba atau rugi dari penjualan biasa atau penjualan lainnya.

Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi terhadap barang konsinyasi baik


yang diselenggarakan oleh pihak pengamanat (consignor) maupun pihak komisioner
(consignee), maka berikut ini dijelaskan Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-
masing pihak. Pembahasan dimulai dengan penerapan pencatatan dengan:

1. metode terpisah oleh:

a. pengamanat (consignor)

b. komisioner (consignee)

2. metode tidak terpisah oleh:

a. pengamanat (consignor)

Rekening barang konsinyasi (consigment out) dicatat baik didebit maupun dikredit. Didebit
saat Barang dikirim ke pengamanat dan dikredit saat barang yang dititipkan tersebut benar-
benar sudah terjual berdasarkan laporan dari pihak consignee (komisioner).

b. komisioner (consignee)

Bagi Consignee setiap transaksi pendapatan yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi
dimasukkan ke dalam rekening barang komisi atau consignment in. Komisioner hanya
membuat jurnal saat:

a. menjual barang konsinyasi,


b. mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
c. mencatat pendapatan komisi dan
d. pengiriman uang ke pengamanat (consignor)
Contoh:
Pada tanggal 1 Juli 2007 Karoseri Maju Sekali yang baru beberapa bulan beroperasi
menitipkan 5 buah bak truk ke karoseri Mapan Sekali untuk dijualkan dengan harga pokok
bak truk senilai Rp10.000.000,00 per buah. Dalam perjanjian karoseri Mapan Sekali
memperoleh komisi 20% dari penjualan dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh karoseri
Mapan Sekali akan diganti oleh Karoseri Maju Sekali.
1. Metode Terpisah

4
Pencatatan/jurnal yang harus dibuat baik oleh Karoseri Maju Sekali sebagai pihak
pengamanat maupun karoseri Mapan Sekali sebagai Komisioner diringkas dalam tabel
berikut:
Keterangan Pengamanat/MajuSekali Komisioner/ Mapan Sekali
(dalam ribuan rupiah)
(dalam ribuan rupiah)
1 Juli 2007 Barang konsinyasi 50.000 Memo (Menerima titipan 5
buah bak dengan harga
Pengiriman5 buah Persediaan 50.000
pokok Rp 10.000.000,00 per
Komisioner dengan Rp buah, komisi 20% dari hasil
10.000.000,00 per buah,
Rp 10.000.000,00/
Biaya pengiriman ke penjualan)
Barang Konsinyasi 1.000
komisioner Rp 1.000.000,00
Kas 1.000
1 Juli20 Desember
Kas 70.000
Penjualan 5 bh bak truk
Barang Komisi 70.000
dengan harga jual Rp
14.000.000,00 per buah
Ongkos angkut ke pembeli Barang Komisi 2.500
akhir sebesar Rp
Kas 2.500
2.500.000,00
21 Desember 2007
Komisioner melapor- kan
hasil penjualan barang Brg Komisi 53.500
komisi ke pengamanat
Pendapatan Komisi: 20%x Piutang Mapan Sekali 53.500 Utang Maju Sekali 53.500
Rp 70.000.000,00 = Rp
14.000.000,00 Mengirim Brg Konsinyasi 16.500
laporan hasil penjualan Barang Konsinyasi 70.000
Nilai Brg Komisi 70.000
2.50014.000 = 53.500

Barang Konsinyasi 19.000

Mengirim uang yg menjadi Laba Konsinyasi 19.000


hak Karoseri Maju Sekali

Utang Maju Sekali 53.500


Kas 53.500
Kas 53.500
Piut. Mapan Sekali 53.500

5
Bentuk laporan yang dikirim oleh komisioner kepada pengamanat tidak ada standar
yang pasti. Pada prinsipnya laporan tersebut berisi pertanggungjawaban pihak komisioner
terhadap barang yang sudah dititipkan oleh pihak pengamanat.Di bawah ini diberikan
laporan yang disesuaikan dengan contoh kasus.

Karoseri Bak Truk Mapan Sekali


Jl. Bali Km 5 Malang
No. 007
Kepada Yth: Karoseri Maju Sekali
Jl. Lombok Km 7
Malang
Tanggal Keterangan Jumlah (dlm ribuan rp)

1 Juli Penjualan 5 bh Bak Truk 70.000


20 Desember
2007

Biaya-biaya:
- Biaya-biaya:
Bi. Angkut 2.500
Biaya Komisi 14.000
Jumlah (16.500)
53.500
Dibayar 53.500
Sisa 0

2. Metode Tidak Terpisah


Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak sebagai berikut:
a. Akuntansi Oleh Pengamanat
Pengamanat membuat jurnal saat:

6
a) mengeluarkan biaya pengiriman ke komisioner,
b) menerima laporan konsinyasi dan
c) menerima uang dari komisioner.

b. Akuntansi oleh Komisioner

Komisioner membuat jurnal:

a. saat mengeluarkan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner,


b. saat penjualan barang komisi dan
c. saat mengirimkan laporan konsinyasi ke pengamanat serta
d. saat mengirimkan uang kepada pengamanat.

Bentuk laporan transaksi barang konsinyasi yang dikirimkan komisioner kepada


pengamanat baik menggunakan metode terpisah maupun metode tidak terpisah adalah
sama.Bagaimana kalau barang yang dititipkan (barang konsinyasi) masih tersisa?Contoh
yang diberikan di bagian sebelumnya adalah apabila komisioner berhasil menjual semua
barang konsinyasi. Dalam praktik, hal ini jarang terjadi. Pada akhir periode tertentu, sering
kali masih terdapat barang konsinyasi yang tersisa. Bila hal ini terjadi maka hal-hal yang
perlu diperhatikan:

a. hanya barang yang terjual saja yang dilaporkan oleh komisioner ke pihak pengamanat.
Selama barang konsinyasi tetap berada di pihak komisioner, maka tidak ada pencatatan yang
perlu dibuat, baik oleh pengamanat maupun komisioner. Bila barang konsinyasi ditarik, maka
pengamanat akan menambah nilai persediaannya sebesar harga pokok barang konsinyasi
yang ditarik tersebut dan di lain pihak komisioner akan membuat memo atas barang yang
ditarik tersebut.
b. Ongkos angkut dibebankan secara proporsional ke barang konsinyasi
c. Pengamanat harus mencatat berapa harga pokok yang melekat pada barang konsinyasi yang
belum terjual

7
Referensi:
Baker, Richard E. Lembke, Valdean C. King, Thomas E. 2015. Akuntansi Keuangan Lanjutan
(Perspektif Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empa

Floyd A. Beams Amir Abadi Jusuf,Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia 2004, Buku 1
dan 2, Salemba Empat

http://dokumen.tips/documents/sifat-dan-karakteristik-dari-penjualan-konsinyasi.html

http://unsri.ac.id/upload/arsip/BAB%206.pdf

http://dilarang-go.blogspot.co.id/2012/01/konsinyasi-rangkuman-materi.html

Pernyataan:
Semua anggota kelompok ikut serta dalam pembuatan tugas ini.

Você também pode gostar