Você está na página 1de 7

PAPER MANAJEMEN KESEHATAN

ANALISIS DATA SWOT SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Manajemen Kesehatan


Dibimbing oleh
Ns Zuhrotul Eka Yulis, S.Kep., M.Kes

Disusun oleh :

Nandia Alfiatun Nimah 1511011012

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
Analisis Sistem Kesehatan Nasional
Analisis sistem informasi kesehatan dilakukan dalam rangka pengembangan sistem
informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri,
melainkan merupakan bagian fungsional dari sistem kesehatan yang dibangun dari himpunan
atau jaringan sistem-sistem informasi dari level yang paling bawah. Misalkan sistem informasi
kesehatan nasional dibangun dari jaringan sistem informasi kesehatan provinsi. Sistem informasi
kesehatan dikembangkan dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi pembangunan
kesehatan Indonesia, yaitu Indonesia sehat 2025. Visi dan misi ini tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan (RPJP-K) yang disusun pada tahun 2005 untuk kurun
waktu 20 tahun, dan diuraikan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kesehatan
(RPJM-K) yang dievaluasi setiap 5 tahun, dengan visi: Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan. Visi ini akan tercapai dengan baik apabila didukung oleh tersedinya data dan
informasi akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pencapaian visi ini memerlukan dukungan sistem informasi kesehatan yang dapat diandalkan

Adapun hambatan pada sistem kesehatan nasional,antara lain :


.
Tidak terdapatnya penanggung jawab khusus SIK (petugas SIK umumnya masih rangkap
jabatan).
Belum terbangunnya mekanisme aliran data kesehatan baik lintas program (Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota) maupun lintas sektor.
Legislasi yang ada belum kuat untuk mendukung integrasi SIK.
Masih lemahnya mekanisme monitoring, evaluasi dan audit SIK.
Kualitas data masih bermasalah (tidak akurat, lengkap, tepat waktu)

Dan berikut peluang Sistem kesehatan nasional yang meliputi :

Kesadaran akan permasalahan kondisi SIK dan manfaat eHealth mulai meningkat pada
semua pemangku kepentingan terutama pada tingkat manajemen Kementerian Kesehatan.
Terdapatnya kebijakan perampingan struktur dan pengkayaan fungsi, memberikan
peluang dalam pengembangan jabatan fungsional pengelolaan SIK.
Terdapat jenjang pendidikan informasi kesehatan yang bervariasi dari diploma hingga
sarjana di perguruan tinggi.
Registrasi vital telah dikembangkan oleh Kementerian Dalam Negeri dan telah mulai
dengan proyek percobaan di beberapa Provinsi.
Kebutuhan akan data berbasis bukti meningkat khususnya untuk anggaran (perencanaan)
yang berbasis kinerja.
ANALISIS DATA SWOT SISTEM KESEHATAN NASIONAL
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
a. Indonesia telah memiliki beberapa a. Tidak terdapatnya penanggung
legislasi terkait SIK (UU Kesehatan, jawab khusus SIK (petugas SIK
SKN, Kebijakan dan strategi umumnya masih rangkap jabatan).
pengembangan SIKNAS dan SIKDA). b. Terbatasnya anggaran untuk teknologi
b. Tenaga pengelola SIK sudah mulai informasi dan komunikasi khususnya
tersedia pada tingkat Pusat, Provinsi untuk pemeliharaan.
dan Kabupaten/Kota. c. Legislasi yang ada belum kuat untuk
c. Infrastruktur teknologi informasi dan mendukung integrasi SIK.
komunikasi tersedia di semua Provinsi d. Masih lemahnya mekanisme
dan hampir seluruh Kabupaten/kota monitoring, evaluasi dan audit SIK.
d. Indikator kesehatan telah tersedia. e. Kualitas data masih bermasalah (tidak
e. Telah ada sistem penggumpulan data akurat, lengkap, tepat waktu)
secara rutin yang bersumber dari
fasilitas kesehatan pemerintah dan
masyarakat.

OPPORTUNITIES (O) THREATS (T)


a. Kesadaran akan permasalahan kondisi a. Dengan Otonomi daerah, terkadang
SIK dan manfaat eHealth mulai pengembangan SIK tidak menjadi
meningkat pada semua pemangku prioritas.
kepentingan terutama pada tingkat b. Rotasi tenaga SIK di fasilitas
manajemen Kementerian Kesehatan. kesehatan Pemerintah tanpa
b. Terdapatnya kebijakan perampingan perencanaan dan koordinasi dengan
struktur dan pengkayaan fungsi, Dinas Kesehatan telah menyebabkan
memberikan peluang dalam hambatan dalam pengelolaan SIK.
pengembangan jabatan fungsional c. Sebagian program kesehatan yang
pengelolaan SIK. didanai oleh donor mengembangkan
c. Terdapat jenjang pendidikan informasi sistem informasi sendiri tanpa
kesehatan yang bervariasi dari diploma dikonsultasikan atau dikoordinasikan
hingga sarjana di perguruan tinggi.. sebelumnya dengan Pusat Data dan
d. Registrasi vital telah dikembangkan Informasi dan pemangku
oleh Kementerian Dalam Negeri dan kepentingannya.
telah mulai dengan proyek percobaan d. Komputerisasi data kesehatan terutama
di beberapa Provinsi. menuju data individu (disaggregate)
e. Kebutuhan akan data berbasis bukti meningkatkan risiko terhadap
meningkat khususnya untuk anggaran keamanan dan kerahasiaan sistem TIK.
(perencanaan) yang berbasis kinerja. e. Kondisi geografis Indonesia yang
sangat beragam dimana infrastruktur
masih sangat lemah di daerah terpencil
sehingga menjadi hambatan
modernisasi SIK.
PENENTUAN BOBOT (WEIGHT)

PENILAIAN ORANG KE -
ASPEK S-W TOTAL BOBOT
1 2 3 4
S-1 4 3 3 4 14 14/124=0.11
S-2 4 4 3 3 14 0.11
S-3 3 3 3 3 12 0.09
S-4 3 3 4 4 14 0.11
S-5 3 3 3 3 12 0.09
W-1 4 3 3 4 14 0.11
W-2 3 2 3 3 11 0.09
W-3 2 2 2 4 10 0.08
W-4 3 4 3 2 12 0.11
W-5 3 2 3 3 11 0.08
124 1

PENILAIAN ORANG KE -
ASPEK O-T TOTAL BOBOT
1 2 3 4
O-1 4 4 3 4 15 14/131=0.11
O-2 4 4 4 4 16 0.12
O-3 4 4 4 4 16 0.12
O-4 3 3 4 3 13 0.10
O-5 3 3 2 3 11 0.08
T-1 4 3 3 3 13 0.10
T-2 3 2 3 3 11 0.08
T-3 2 3 2 4 11 0.08
T-4 3 2 3 2 10 0.07
T-5 4 4 4 3 15 0.11
131 1
PENENTUAN RATING

PENILAIAN ORANG KE -
ASPEK S-W TOTAL RATING
1 2 3 4
S-1 4 3 3 4 14 14/4 = 3.5
S-2 4 4 3 3 14 3.5
S-3 3 3 3 3 12 3
S-4 3 3 4 4 14 3.5
S-5 3 3 3 3 12 3
W-1 -4 -3 -3 -4 -14 -3.5
W-2 -3 -2 -3 -3 -11 -2.75
W-3 -2 -2 -2 -4 -10 -2.5
W-4 -3 -4 -3 -2 -12 -3
W-5 -3 -2 -3 -3 -11 0.08

PENILAIAN ORANG KE -
ASPEK O-T TOTAL RATING
1 2 3 4
O-1 4 4 3 4 15 15 / 4 = 3.75
O-2 4 4 4 4 16 4
O-3 4 4 4 4 16 4
O-4 3 3 4 3 13 3.25
O-5 3 3 2 3 11 2.75
T-1 -4 -3 -3 -3 -13 -3.25
T-2 -3 -2 -3 -3 -11 -2.75
T-3 -2 -3 -2 -4 -11 -2.75
T-4 -3 -2 -3 -2 -10 -2.5
T-5 -4 -4 -4 -3 -15 -3.75

IFAS / IFE MATRIX

KIF WEIGHT RATING WxR


S-1 0.11 3.5 0.38
S-2 0.11 3.5 0.38
S-3 0.09 3 0.27
S-4 0.11 3.5 0.38
S-5 0.09 3 0.27
TOTAL S 1.7
W-1 0.11 -3.5 -0.38
W-2 0.09 -2.75 -0.25
W-3 0.08 -2.75 -0.22
W-4 0.11 -3 -0.33
W-5 0.08 -2.75 -0.22
TOTAL W -1.4
STRENGTH POSTURE 0.3
EFAS / EFE MATRIX

KIF WEIGHT RATING WxR


O-1 0.11 3.75 0.42
O-2 0.12 4 0.48
O-3 0.12 4 0.48
O-4 0.10 3.25 0.33
O-5 0.08 2.75 0.22
TOTAL O 1.93
T-1 0.10 -3.25 -0.33
T-2 0.08 -2.75 -0.22
T-3 0.08 -2.75 -0.22
T-4 0.07 -2.5 -0.18
T-5 0.11 -3.75 0.41
TOTAL T -1.36
COMPETITIVE POSTURE 0.57

SWOT MATRIX

Peluang (Opportunities) SO

Mendukung strategi 1. Mendukung strategi


turn around agresif
Kelemahan Kekuatan
(Weakness) (Strenghts)

Mendukung strategi Mendukung strategi

defensif diversifikasi

Ancaman ( Threats )
STRATEGI OPERASIONAL
Strategi operasional system kesehatan nasional yakni perlu adanya peningkatan
koordinasi, integrasi. Sinkronisasi dan sinergisme (KISS) baik antar pelaku maupun subsistem
system kesehatan nasionanal agar tercapainya tujuan system kesehatan nasional itu sendiri.
Kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta perlu ditingkatkan agar derajat
kesehatan masyarakat semakin tinggi dan membaik.

Você também pode gostar