Você está na página 1de 1

A Garment Worker

Persons working in a garments factory are garments workers. An ordinary garments worker in
our country leads very laborious life. His/her day starts very early in the morning and ends at
about 10 p.m. She/he starts for working place at about 7 am. She/he is to pass a long way every
day to reach the factory. She/he goes to the factory on foot. Sometimes on the way to the
destination, she /he is teased with slang words from various corners. He/she is to tolerate all
bad comments. In the factory, he/she works in a congested room. There is no seat to sit upon.
She eats the poor lunch with her colleagues in the factory. Almost every day he/she takes
his/her lunch from home. She is given a break for half an hour. Within this time she cannot take
lunch from her house. She works in the factory for long hours till deep at night. She likes
working in a factory rather than in a household. She is used to do over working. Though he/she
gets very poor salary, she/he expends it very wisely. She/he leads very simple life. In a word, a
major portion of national income depends upon his/her hard work. So he/she should have
better opportunities in the factory and society to led better life.

Pekerja Garment

Orang yang bekerja di pabrik garmen adalah pekerja garmen. Pekerja pakaian biasa di negara
kita menjalani kehidupan yang sangat sulit. Harinya dimulai pagi-pagi sekali dan berakhir sekitar
pukul 10 malam. Dia mulai bekerja pada jam 7 pagi. Dia harus melewati jalan yang panjang
setiap hari untuk sampai ke pabrik. Dia pergi ke pabrik dengan berjalan kaki. Terkadang dalam
perjalanan menuju tempat tujuan, dia digoda dengan kata-kata slang dari berbagai pelosok. Dia
harus mentolerir semua komentar buruk. Di pabrik, dia bekerja di ruang padat. Tidak ada
tempat duduk untuk diduduki. Dia makan siang yang malang bersama rekan-rekannya di pabrik.
Hampir setiap hari dia makan siangnya dari rumah. Dia diberi istirahat selama setengah jam.
Dalam waktu ini dia tidak bisa makan siang dari rumahnya. Dia bekerja di pabrik selama berjam-
jam sampai larut malam. Dia suka bekerja di pabrik daripada di rumah tangga. Dia biasa
melakukan lebih dari bekerja. Meski mendapat gaji sangat buruk, dia justru menguasainya
dengan sangat bijak. Dia menjalani hidup yang sangat sederhana. Singkatnya, sebagian besar
pendapatan nasional bergantung pada kerja kerasnya. Jadi, dia seharusnya memiliki
kesempatan lebih baik di pabrik dan masyarakat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

Você também pode gostar