Você está na página 1de 6

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DALAM KOMUNIKASI

Ayu Septriandini
1510013111015

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS BUNG HATTA

2017

ABSTRAK

Dalam kehidupan sehari hari, bahasa dan komunikasi yang baik sangat diperlukan agar
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Setiap manusia pasti melakukan
komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi lisan adalah komunikasi
dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya.
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses
kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan-tindakan komunikasi. Menurut
Gorys Keraf bahasa adalah sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan
maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan
dan mengarahkan masa depan kita. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari
ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Komunikasi pada Bahasa Indonesia dapat terjadi pada siapa saja,
baik antar guru dengan muridnya, orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya,
antara sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian
terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing
masing.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan,
pikiran, maksud dan tujuan kepada orang lain. Selain itu bahasa merupakan salah satu aspek
dari kebudayaan. Sebagai salah satu manifestasi kebudayaan, bahasa memiliki peran yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam setiap kebudayaan bahasa merupakan suatu
unsur pokok yang terdapat dalam masyarakat. Keanekaragaman bahasa dalam masyarakat,
baik dalam cakupan yang luas (internasional), maupun bahasa nasional.
Ciri-ciri yang merupakan hakikat bahasa itu antara lain adalah bahwa bahasa itu adalah
sebuah sosial-sosial berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi. Yang dimaksud beragam dalam variasi bahasa tersebut ialah, bahwa bahasa
memiliki banyak bentuk, variasi dan ragam.
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah
yang nyata. Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia (komunikasi lisan), dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi
vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya,itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang
merangsang alat pendengar kita (yang diserap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalah isi
yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang
lain).
Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan berita ke
suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik. Dalam komunikasi, ada juga
komunikasi lisan dan tulisan, komunikasi lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan
kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya, sedangkan komunikasi tulisan
adalah komunikasi yang dilakukan melalui tulisan sepertia yang dilakukan dalam surat
menyurat melalui pos, telegram, telegaf, fax, e-mail dan sebagainya.
Hal yang paling sederhana, bila seseorang tidak pernah melakukan komunikasi maka orang
tersebut tidak akan dapat berbicara dalam bahasa dan pada tahap selanjutnya sudah tentu pula
orang tersebut tidak akan dapat belajar sehingga tidak akan dapat membaca dan menulis alias
buta huruf. Lebih lanjut, tanpa komunikasi orang tidak akan mendapatkan informasi.
PEMBAHSAN

a. Pengertian Bahasa dan Komunikasi


Menurut Gorys Keraf, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (komunikasi). Mungkin ada
yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan
komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan
komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.
Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya.
Menurut sumber dari Wikipedia, bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang
digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan
atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat
menyesuaikan diri dengan adapt istiadat, tingkah laku, tata karma masyarakat, dan sekaligus
mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Fodor mengatakan bahwa
bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah
hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berakar dari kata
communis, artinya sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu peristiwa
komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki
kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai sebuah
istilah, komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi diantara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa) dan
nonverbal. Dengan demikian, mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat, membaca
berita, dan melihat tayangan televisi, semuanya itu dapat disebut komunikasi. Pendeknya,
segala proses kegiatan antar dua orang (dua pihak) atau lebih untuk berbagi informasi, ide,
dan perasaan, disebut komunikasi (Hybels dan Weaver, 1992:6).
Bertolak dari pengertian di atas maka tindak komunikasi merupakan aktivitas yang
tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Disadari atau tidak, sepanjang waktu kita
mengirim dan menerima pesan kepada dan dari pihak lain. Sebagai homosocius, makhluk
sosial, komunikasi merupakan bagian hidup yang sangat penting dalam bergaul dan
berinteraksi dengan orang lain. Setiap sisi kehidupan kita, sejak lahir sampai mati sangat
tergantung pada dan dipengaruhi oleh daya komunikasi itu sendiri.

b. Fungsi Bahasa
1. Bahasa Sebagai alat ekspresi diri Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya.
Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk
mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di
sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri
maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya.
Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan
untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat
menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh
lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita
menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan
perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan
tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah
surat itu akan ditujukan.
2. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan
komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek
moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita
dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai
macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys
Keraf, 1997 : 4). Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan
gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap
pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain
membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak
sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan
kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita. Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan
sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri.
c. Komunikasi Lisan
Sebagaimana telah diuraikan di atas, menyimak dan berbicara merupakan ragam
komunikasi lisan. Dalam praktik komunikasi, keduanya muncul secara bersamaan. Disitu ada
orang yang berperan sebagai pembicara (penyampai pesan secara lisan), dan ada pula yang
bertindak sebagai penyimak (penerima pesan lisan). Dalam komunikasi bersemuka
(berhadapan) dan dialogis, masing-masing dapat berperan ganda sekaligus, yakni sebagai
pembicara dan penyimak.
Menyimak adalah keterampilan berkomunikasi yang pertama kali diperoleh dan
dikuasai anak. Keterampilan itu memberikan dasar baginya untuk memahami keterampilan
berkomunikasi lainnya. Bayi menggunakan menyimak untuk memulai proses belajar
memahami apa yang disampaikan orang lain kepadanya, sekaligus sebagai sarana berlatih
baginya menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, atau berbicara. Dia simak bunyi-bunyi dari
lingkungannya, menghadirkan bunyi itu dalam tuturannya, serta secara tidak sadar
membangun pengetahuannya tentang bahasa lisan. Berbicara adalah penyampaian pesan yang
dilakukan secara lisan. Berbeda dengan menyimak, kegiatan komunikasi ini dapat diamati
dan diketahui melalui perilaku serta bunyi-bunyi ujaran yang dihasilkan pembicara. Melalui
pendengaran atau penglihatan dan pendengaran, kita dapat menyimak apa yang dibicarakan
seseorang, apa tujuannya, dan bagaimana membawakannya. Menurut Koch (1992:78) dalam
proses berbicara ada lima unsur yang terlibat.
1. Pembicara sebagai penyampai pesan. Gambaran penyimak tentang pembicara
sebagai orang yang berkemampuan bagus, terpelajar, bersikap rendah hati, bertutur
runtut dan bermanfaat, akan mempengaruhi ketersampaian pesan. Kesan penyimak
seperti itu akan membuatnya percaya atas apa yang disampaikan oleh pembicara.
Sebagai guru, kita harus mampu memberikan kesan yang baik terhadap siswa agar
mereka yakin bahwa kita memang mampu menjadi guru dan layak digurukan oleh
mereka. Kesan yang baik muncul karena tampilan mengajar kita baik. Tampilan yang
baik hanya akan terjadi kalau kita memang benar-benar siap. Itulah salah satu alasan
kenapa persiapan mengajar itu diperlukan.
2. Pesan atau isi pembicaraan. Agar penyimak dapat menangkap dan memahami
pesannya, pembicara mesti memperhatikan dua hal.

Pertama, materi pembicaraan hendaknya bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan penyimak.
Bagi kita sebagai mahasiswa, hal ini akan terjadi jika kita memahami apa yang sudah
diketahui siswa dan apa pula yang mereka butuhkan. Untuk itulah mengapa pada permulaan
pembelajaran kita suka melakukan penilaian awal terlebih dahulu
Kedua, pembicara hendaknya menata bahasanya secara menarik dan jelas. Pengaturan
volume suara, penekanan, dan variasi penyampaian yang baik, akan menolong pembicaraan
menjadi menarik.
4. Saluran atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Dalam situasi
berbicara penggunaan saluran dapat dilakukan dengan melibatkan semua indera
penyimak. Maksudnya, pembicara dapat memilih kata-kata yang merangsang
pembangkitan kelima indera penyimak, termasuk didalamnya adalah perilaku
nonverbal serta alat bantu.
5. Sasaran pembicaraan atau penyimak. Pembicaraan mesti berpusat pada penyimak.
Maksudnya, pertama, sesuaikan isi dan cara pengungkapan dengan kemampuan dan
keperluan penyimak. Kedua, hargailah penyimak dengan cara memandang dan
memperhatikan mereka sebagai orang yang patut dihargai.
6. Tanggapan sasaran atau penyimak, baik yang disampaikan secara verbal atau
nonverbal. Respon yang muncul menunjukkan keberhasilan atau kegagalan
pembicara. Jika maksud berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, atau
membujuk/meyakinkan maka keberhasilan berbicara pun hendaknya diukur oleh
apakah sasaran telah merasa diberi informasi, dihibur atau diyakinkan.
PENUTUP

Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, bahasa itu adalah
satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersifat sistematis. Sistem bahasa
ini merupakan sistem lambang, sama dengan sistem lambang lalu lintas, atau sistem lambang
lainnya.
Namun, bahasa juga alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa adalah hal yang terpenting di dalam hidup dan
bersosial. Karena bahasa manusia bisa mengekspresikan mimpi.

Você também pode gostar