Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
MUHAMMAD QURAISH SHIHAB
NIM. 1708435978
Pembimbing:
`
1.2 Batasan masalah
Referat ini akan membahas tentang akut limb iskemik; definisi, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi, serta penatalaksanaan.
1
Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan pustaka dengan
mengacu kepada beberapa literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Patofisiologi
Penyebab dari iskemia tungkai akut ini biasanya adalah emboli atau insitu
trombosis yang sebagian besar berasal dari jantung dan menetap dilokasi
percabangan pembuluh darah seperti di daerah iliaka, ujung arteri femoralis
komunis dan ujung dari arteri politea. Selain itu emboli juga bisa lepas dari
pembuluh darah yang mengalami plak aterosklerosis.
Emboli bisa juga diakibatkan oleh gangguan hemostasis pada penderita
yang darahnya mudah mengalami pembekuan seperti pada penderita sindroma anti
fosfolipid. Emboli akut bisa dibedakan dengan dengan peristiwa trombosis melalui
1. Peristiwanya mendadak sehingga penderita bisa menetapkan waktu mulainya
sakit
2. Kadang kadang penderita sudah mempunyai riwayat mengalami emboli
sebelumya
3. Penderita gangguan katup atau gangguan irama jantung
4. Tidak ada riwayat klaudikasio sebelumnya
5. Pulsasi pada tungkai yang tidak terkena normal
2
Thrombosis bisa juga terjadi pada pintasan pembuluh darah pada penderita yang
sudah menjalani operasi sebelumnya.
Iskemia tungkai akut mesti dibedakan dengan iskemia tungkai kritis yang
disebabkan oleh gangguan kronis pada pembuluh darah dengan onset yang melebihi
dua minggu seperti pada penderita aterosklerosis berat, tromboangiitis obliteran,
vaskulitis lain dan penyakit jaringan ikat lainnya.
Etiologi
1. Trombosis
Trombosis adalah pembentukan bekuan darah (trombus) di dalam pembuluh
darah, menghambat aliran darah melalui sistem peredarah darah.Gambaran klinis
terjadinya trombosis adalah riwayat nyeri hilang timbul sebelumnya, tidak ada
sumber terjadinya emboli dan menurunnya (tidak ada) nadi perifer pada tungkai
bagian distal.
2. Emboli
Sekitar 80% emboli timbul dari atrium kiri, akibat atrial fibrilasi atau
miokard infark.Kasuslainnya yang juga berakibat timbulnya emboli adalah katup
prostetik, vegetasi katup akibat peradangan pada endokardium, paradoksikal
emboli (pada kasus DVT) dan atrial myxoma.Aneurisma aorta merupakan
penyebab dari sekitar 10% keseluruhan kasus yang ada, terjadi pada pembuluh
darah yang sehat.
3. Faktor Resiko dibagi menjadi dapat dirubah dan tidak dapat dirubah
3
1. Yang dapat dirubah :
Merokok
Diabetes melitus
Semakin tinggi kadar gula dalam darah akan mempungaruhi viskositas darah,
sehingga resiko timbulnya aterosklerosis meningkat.
Hiperlipidemia
Dengan peningkatan kadar lemak dalam darah, sehingga lemak beresiko akan
menempel pada dinding dipembuluh darah.
Hipertensi
Tekanan darah tinggi yang berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan
meningkatnya tekanan pada dinding arteri, sehingga akan menyebabkan
kerusakan pada pembuluh darah arteri.
Patofisiologi
Penyebab dari Akut Limb Iskemik adalah trombus/embolus yang sebagian besar
berasal dari jantung kemudian menuju ke arteri besar selanjutnya berhenti pada
4
pembuluh darah yang lebih kecil dari embolus lalu menumpuk dan menutup aliran
darah pada pembuluh yang lebih kecil terutama pada daerah yang bercabang
seperti pada arteri iliaka, femoralis, poplitea, tibialis dan dorsalis pedis akhirnya
saluran darah ke arah distal berhenti dan dapat menimbulkan Akut Limb Iskemik
(ALI).
Perjalanan Akut Limb Iskemik (ALI) yang cukup kompleks ini, dapat
menimbulkan beberapa masalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang
menunjukkan suatu masalah keperawatan yang kompleks pula, diantaranya
gangguan perfusi jaringan, gangguan rasa nyaman nyeri, intoleransi aktivitas,
cemas, resiko tinggi perdarahan dan resiko tinggi cedera serta banyak lagi yang
satu sama lain saling berhubungan dan perlu segera ditangani.
Secara umum manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada kasus Akut Limb
Iskemik (ALI) merupakan tanda dan gejala yang sangat khas dengan sebutan
istilah 6P yang terdiri dari:
1. Pain (nyeri).
2. Parasthesia (tidak mampu merasakan sentuhan pada ekstremitas).
3. Paralysis (kehilangan sensasi motorik pada ekstremitas).
4. Pallor (pucat).
5. Pulseless (menurunnya/tidak adanya denyut nadi).
6. Perishingly cold /Poikilothermia (dingin pada ekstremitas).
Pada awalnya tungkai tampak pucat, tetapi setelah 6-12 jam akan terjadi
vasodilatasi yang disebabkan oleh hipoksia dari otot polos vaskular. Kapiler akan
terisi kembali oleh darah teroksigenasi yang stagnan, yang memunculkan
penampakan mottled (yang masih hilang bila ditekan). Bila tindakan pemulihan
aliran darah arteri tidak dikerjakan, kapiler akan ruptur dan akan menampakkan
kulit yang kebiruan yang menunjukkan iskemia irreversibel. Nyeri terasa hebat
dan seringkali resisten terhadap analgetik.Adanya nyeri pada ekstremitas dan
5
nyeri tekan dengan penampakan sindrom kompartemen menunjukkan tanda
nekrosis otot dan keadaan kritikal (yang kadangkala irreversibel).
Klasifikasi
1. Kelas I :
1. Kelas IIa :
1. Kelas IIb:
6
Perfusi jaringan tidak memadai,ada kelemahan otot ekstremitas dan kehilangan
sensasi pada ekstremitas. Harus dilakukan intervensi selanjutnya seperti
revaskularisasi ataupun embolektomi.
1. Kelas III:
Telah terjadi iskemia berat yang mengakibatkan nekrosis, kerusakan syaraf yang
permanen, irrevesibel, kelemahan ekstremitas, kehilangan sensasi sensorik,
kelainan kulit atau gangguan penyembuhan lesi kulit. Intervensi tindakan yang
dilakukan yaitu amputasi.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Doppler ultrasonography
1. Angiografi
Untuk mengetahui letak obstruksi, gambaran cabang arteri dan bagian distal yang
dialiri dan untuk mendiagnosa adanya emboli sehingga dapat melakukan tindakan
intervensi selanjutnya.
1. MSCT
Untuk melihat lokasi dan penyebab kelainan, adanya diseksi terutama pada
diseksi aorta.
1. Elektrokardiografi (EKG)
7
1. Echokardiografi
Penatalaksanaan Medis
Akut Limb Iskemik (ALI) merupakan keadaan yang darurat yang memerlukan
tatalaksana (revaskularisasi) segera, meminimalisir waktu revaskularisasi
penundaan dalam melepaskan oklusi merupakan hal yang terpenting karena dapat
mengurangi resiko kehilangan anggota gerak meningkat dengan durasi dari iskemik
akut. Pada suatu penelitian, angka amputasi ditemukan meningkat terhadap interval
antara onset dari ALI dan eksplorasi yaitu 6% dalam 12 jam, 12% dalam 13-24 jam,
dan 20% setelah 24 jam.
1. Therapy Awal
Preoperative anticoagulation dengan IV heparin untuk menghindari
penambahan bekuan darah. Pre intervensi antikoagulan dengan kadar
teraupetik heparin juga mengurangi morbiditas dan mortalitas.
Analgesik yang tepat
Pemantauan sederhana untuk meningkatkan perfusi yang masih ada yaitu
hindari penekanan berlebihan pada area yang sakit dan hindari suhu yang
ekstrim
Hipotensi terutama pada diseksi aorta
2. Catheter directed thromboliysis
1. Terapi trombolitik
Therapi tromolitik dapat dilakukan pada oklusi akut tanpa ditemukan tanda iskemi
anggota gerak. Diberikan secara PIAT (Peripheral Intra Arterial Trombolitik) bila
tidak ada kontraindikasi. Obat trombolitik yang sering dipakai :
8
Urokinase : drip 4000 IU/menit selama 2 jam dilanjutkan 2000
IU /
menit selama 2 jam dilanjutkan 1000 IU selama 24 27 jam
r TPA : Drip 0.5 2.0 mg /jam selama 12 24 jam.
Streptokinase : Drip 5000 IU /jam selama 48 jam.
Monitoring trombolitik :
Bila fibrinogen < 150 mg / dl kadar fibrinogen dinilai ulang dalam 24 jam
nilai normal fibrinogen 180-350 mg/dl
Bila fibrinogen < 100 mg / dl trombolitik harus dihentikan
Trombolitik juga dihentikan bila :
Absolute
1. Gangguan perdarahan aktif
2. Perdarahan gastrointestinal dalam 10 hari terakhir
3. Gangguan serebrovaskular dalam 6 bulan terakhir
4. Pembedahan intracranial atau pembedahan spinal dalam 3 bulan terakhir
5. Cedera kepala dalam 3 bulan terakhir
Relatif
1. Pembedahan besar atau trauma dalam 10 hari terakhir
2. Hipertensi ( sistolik > 180 mmHg atau diastolic > 110 mmHg )
3. Resusitasi kardiopulmoner dalam 10 hari terakhir
1. Pembedahan
9
Segera lakukan pembedahan revaskularisasi untuk indikasi Akut Limb Iskemik
(ALI) kelas IIb dengan dua cara yaitu fogarty catheter dan bedah revaskularisasi.
Komplikasi
Hiperkalemia
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11